Update 50
Tak terasa sudah sampai di part 50.
Terima kasih utk para suhu semua, para pembaca, yg telah memberi support. Sehat selalu untuk kita semua
Gatau ini sampai part berapa, jika aku ceritakan sampai kehidupan sekarang mungkin sampai ratusan part.
Setelah di kamar hotel itu, aku mengajak beliau berdua makan siang di resto hotel itu. Tak terasa sudah hampir tengah hr.
Mas Hendra dan mbak mila sekalian berkemas krn mau check out sekalian.
Setelah check out kami makan bertiga dg lahap di resto itu, lumayan lama krn sekalian ngopi dan nongkrong.
Saat di resto itu mas Hendra jg berpesan kpd ku, masih mengizinkan aku tidur dg istrinya, hanya saja lbh ber hati² jika dirumah, di tambah aku sudah punya ana jg. Dan itu semua rahasia kita bertiga. Mbak mila hanya mendengarkan kami mengobrol.
Menjelang ashar kami berpisah, sperti biasa, salim pelukan dan ciuman ku dapat dr mbak mila.
Hampir jam 4 aku sudah tiba dirumah rina, dia sedang memandikan anaknya.
Rabu malam itu saat ngopi rina bercerita dia semakin gelisah dg robi krn masi tak ada kabar sm sekali, rina berencana mengajakku ke slh satu perusahaan robi utk mencarinya.
Tepat di hr jumat pagi aku mengantar rina ke perusahaan robi di daerah S**R ru***ut.
Kami di Terima di bagian HRD, kami di suruh utk menunggu krn robi biasanya dtg agak siang.
Agak lama menunggu hampir sejam, robi akhirnya tiba di perusahaan itu memasuki HRD utk menuju ruangannya, dia terkaget melihat rina dan aku berada di kantornya.
Rina menatap robi sinis.
Kemudian robi mempersilahkan kami masuk keruangannya. Sebelum kami duduk rina sudah lsg menyemprot robi tanpa bertele tele.
Robi terlihat gugup tapi mencoba utk menutupi nya dg senyuman.
Stelah kami semua duduk robi menceritakan ada kendala di perusahaannya, membuat dia sibuk dan jrg bisa merespon rina. Sempat terjadi adu mulut antara rina dan robi, cukup lama kami disana.
Rina memberi kesempatan robi, rina hanya meminta jgn berhenti memberi kabar itu saja.
Kemudian kami keluar dr ruangan robi dan perusahaan robi.
Seingatku hr itu aku nggak solat jumat, dan rina jg iseng sempat mengajak check in, tp aku menolak krn fasilitas di kmr sudah seperti hotel.
Siang itu kami makan soto ayam di daerah me** yg lumayan terkenal.
Tak ada yg spesial lg hr itu.
Sabtu siang aku berpamitan pd rina hendak pulang kerumah ana,
R: balik kesini kan?
S: ya biasanya gmn?
Sambil membereskan tas ku
R: awas kalo g balik
S: knp?
R: g tk kasi ini lg, memegang tanganku dan di tuntunkan ke vaginanya
Rina tersenyum.
Aku hanya tertawa
S: ahahaha biarin, masi ada ana sm mbak mila
Seketika raut muka rina cemberut
R: nyebelin banget sih jd orang
S: hahahaha
S: udh aku balik dlu, jaga anak², jgn di marahin mulu
Rina mencium tanganku.
Kami berpelukan dan berciuman sesaat.
Rina mengantarku sperti biasa, hingga di pintu mobil.
Sesampainya dirumah ana, aku di sambut sperti biasa, tak ada yg spesial. Makan bareng, tidur dg ana menyetubuhi nya dan memberinya nafkah materi. Hanya sperti itu yg aku bs ceritakan tentang ana saat ini.
Pernikahan ku dg ana sebenarnya di tentang keras oleh rina, sempat cekcok rame bgt, dan berkepanjangan. Pembahasan harta gono gini, anakku dg rina, anakku dg irma,dll. Hanya saja di story ini aku mempersingkat nya agar mudah mengambil garis cerita.
Rina perlahan mulai bs menerima kondisi ku menikah dg ana, sudah jrg cemburu, sudah jrg sekali marah, mungkin sudah bs menerima atau mengalah aku gatau. Yg pasti rina semakin tua pemikirannya semakin bijak, pengambilan keputusan tentang sesuatu jg tidak terkesan grusa grusu.
Senin aku sudah kembali kerumah rina, setiap senin aku kembali ke rumah rina makin siang aj tiap minggunya hingga tak bisa mengantar anak pertama rina ke sekolah.
R: makin siang aj nih kesininya, udh mulai nglupain aku ya?
Aku mendekat ke rina yg duduk di meja makan ku rengkuh ke palanya menempel di perutku dan ku cium ubun²nya, rina menarik tanganku utk salim seperti biasa. Aku pun duduk di sebelahnya.
R: udh sarapan dan ngopi?
S: sarapan udah, ngopi nya belum?
R: aku bikinin dlu yaa
Rina bangkit dan berjalan ke dapur, pantat rina dr blkg tampak menggoda dg balutan daster kuning kesayangannya, tak terasa penisku menegang.
Tak lama rina kembali ke meja membawa secangkir kopi milikku.
S: reno jr kmn kok g kliatan?
R: tidur di kmr ibu, bangun sbelum shubuh td, hbs mandi rewel trs tidur.
S: kmn kita hr ini?
R: oia aku ada perlu ke semarang sebenarnya, g penting sih, cm pengen ketemu temen² skolah dlu, mau nganter?
S: harus banget ke sana?
R: nggak sih, cm mumpung temenku yg di jakarta jg pas lg di semarang
S: kpn?
R: lusa, jd aku rencana brgkt besok
R: kalo km gamau nganter aku bole ksana sndiri g?
S: aku temenin aja gpp
R: yauda nanti malam aku packing in skalian
Selasa pagi menjelang siang koper dan tas sudah siap di ruang tamu. Aku mengenakan celana pendek, rina jg berpakaian santai leging hitam dg kemeja bergaris kecil putih dan biru muda tanpa hijab.
Kami berpamitan pd ibu dan reno jr, kakak sudah di kasi tau jika kami akan ke luar kota, jd udh di tambah uang jajannya.
Kami menggunakan suv terbaru rina.
Jalanan agak macet di tol kota rina, krn truck kontainer dan truck besar lainnya sudah pd kluar dr kandangnya.
Aku menyetir santai, tak ngebut krn kita tdk terburu buru.
Di jln kami banyak mengobrol dan banyak bercanda.
Singkat cerita menjelang magrib kami sudah tiba di surabaya, di sambut dg kemacetan kota itu.
Kami memilih istirahat di sebuah warung kecil utk melemaskan kakiku dan sejenak menghisap ududku.
Di warung rina terlihat sibuk dg hpnya.
Saat rina duduk terlihat bh nya ngecap sekali untung saja warnanya terang jd g seberapa terlihat warnanya krn kemeja jg berwarna terang. Tp bagian bawah kemejanya tak mampu menutupi seluruh pantatnya, jd ketika duduk setengah pantat rina ter ekspos, jiplakan cd rina terlihat jelas dg warna terang.
Ku biarkan saja.
Hr semakin malam.
S: tidur dmn kita?
R: di hotel, aku udh booking dr kmrn
S: knp g lsg ke hotel aj td? Kn bs istirahat dan mandi
R: macet, kasian km pa
S: yauda yuk skrg aj, gerah
Kami menuju hotel yg di maksud rina.
Hotel bintang 5 di pusat kota dekat dg icon legendaris kota itu.
Kamar luas jg terdapat semacam ruang tamunya.
Aku lekas menuju kmr mandi krn sudah tak tahan dg gerahnya badanku.
Sekeluarnya dr kmr mandi hanya mengenakan cd, rina sudah menyiapkan baju ganti untukku.
Rina hanya melepas legingnya, kini hanya ber cd dg kemeja yg dia gunakan td.
S: sana mandi, trs kita cr makan, udh lapar aku.
Setelah rina mandi, kini dia memakai rok hitam pendek diatas lutut ber model rumbai di bawahnya dg kemeja kremnya, tp kancing paling atas kemeja itu tak di kancing kan. Jika di luar kota rina jrg sekali memakai hijabnya kecuali urusan pekerjaan.
Kami keluar kamar dan rina menggandeng lenganku.
R: temenku udh check in jg brusan pa
S: disini jg?
Kami memilih makan malam di resto hotel itu.
Saat makan malam bru stengahnya di depan resto ada seorang perempuan melihat ke arah kami, g cantik tp bersih dan rapi, cara berpakaiannya jg lumayan, rina tak melihatnya.
Ternyata wanita itu adalah teman rina yg berasal dr kota itu.
Kami berdiri dan bersalaman, rina berpelukan dan cipika cipiki khas perempuan. Rina jg memperkenalkan ku sbg suaminya, wanita itu jg ber cipika cipiki kepadaku, rina yg melihat itu tak mempermasalahkan. Wanita itu bernama risma.
Wanita seusia rina memakai jeans dan kemeja kotak² merah dg hijab pink, terdapat tas kecil pd punggungnya. Tak cantik, tp menarik, tubuhnya lbh kecil dr rina, jg lebih pendek dr rina. Tp tonjolan pd dadanya lumayan gede.
2 wanita itu mengobrol dg heboh, terlihat sekali jika mereka bahagia dg pertemuan itu.
Setelah selesai makan, rina memesankan aku kopi, dan aku keluar utk merokok di balkon resto itu.
Saat ngopi di balkon terlihat wanita dg rok pendek jeans dg blouse putih dg manik² di bagian dpn blouse itu, tak cantik bahkan paling jelek di banding rina dan temannya dr kota itu, hanya saja penampilan modis sekali. wanita itu jg nimbrung kpd rina dan temannya td, aku berfikir mgkn itu temannya yg dr jakarta.
Lumayan lama kemudian rina mendekat dan memanggilku utk ikut gabung di dlm.
Aku di kenalkan dg blouse putih ituu, bernama fani.
Terlihat sekali fani org kaya, segala yg menempel di tubuhnya sampai HP yg di pegangnya semuanya ber merk brand terkenal.
Berkenalan dg fani jg sama berkenalan dg risma, kami ber cipika cipiki.
Laki² sendirian di antara 3 wanita membuatku agak jenuh krn tk bisa mengikuti obrolannya.
Aku memilih utk pamit lbh dulu ke kamar, dan rina sempat menahanku, aku beralasan capek nyetir, akhirnya rina mengizinkan.
Saat di kmr sendirian pikiran ku terlintas tentang anakku yg di rawat oleh jo, bagaimana perkembangan nya, bagaikan pertumbuhan dan kesehatannya. Sempat ingin menengok nya krn rumah jo hanya berjarak sekitar 15km dr hotel itu, tp aku tak mau merusak mood rina yg lg happy dg teman²nya.
Aku pun ketiduran dg HP di samping kepalaku, lumayan lama aku tertidur.
Aku terbangun sekitar setengah 2 pagi, tp rina belum berada di kmr, aku cr di ruang tamu kmr itu jg tak ada.
Kubuka chat rina, ternyata dia meninggalkan pesan posisinya lg di kamar fani.
Aku hanya bertanya, knp g balik udh dini hr gni?
Tak ada balasan.
Aku pun melanjutkan tidurku.
Hingga pagi hr rina membangunkanku, rina terlihat sudah mandi.
Membangunkanku, hanya dg rok yg dia gunakan semalam dg hanya ber bh merah tua.
Setelah aku mandi kami menuju resto utk menikmati fasilitas breakfast hotel itu. Tak ada obrolan saat sarapan.
Saat ngopi, rina duduk di dpn ku dg membawa secangkir teh hangat.
S: dr mana semalam
R: ehehehe dr kamar fani, maaf pa, sambil memegang tanganku
S: ngapain aj? Trs balik jm brp kok jm sgitu blm balik
R: maaf pa, aku balik td pagi, trs mandi trs bangunin km itu.
S: ngapain aj?
R: maaf dong pa, g ngapa²in, cm ngobrol ngrumpi aja, udh lama sekali kita g ketemu, terakhir ketemu saat kami lulus kuliah aj.
Rina bercerita tentang aktifitasnya dr resto, jln kaki sekitar depan hotel hingga di kmr fani. Mereka meminum sebotol bertiga bir cina label putih, risma menginap di kmr fani, makanya rina jg ikut di kmr itu jg.
S: trs hr ini kita kmn?
R: fani ngajak jln² sih nanti siang, mau ikt?
S: trs aku kalo g ikut ngapain dong di hotel sndirian?
R: ehehehe kalo ikut ayok, cm takut km bosen jln sm 3 perempuan.
R: ikut ayok g ikut ya gpp
S: aku nengok anakku aj gpp?
Seketika wajah rina berubah, terdiam agak lama
R: nengoknya sebelum kita balik aja, aku temenin, jgn sndirian
R: jd kalo km g ikut km main aj atau nongkrong dmn gt, mobil g aku bawa deh.
S: yauda
Setengah 10 kami kembali ke kmr, TV menyala tak ada yg menghiraukan, kami sibuk dg HP kami sendiri.
Aku hanya bertelanjang dada dan rina hanya mengenakan bh dg roknya.
Pintu kamar ada yg mengetuk, rina dg cepat bangkit membuka, knp dia tak memakai bajunya dlu?
Rupanya fani yg dtg, hanya memakai rok dan kaos putih.
F: lu ngapain rin toples gitu?
R: ahahaa hbs rebahan aja
Mreka sambil berjalan memasuki kmr menuju ruang tamu, fani sempat melihatku dan tersenyum
F: mas main yaa
S: yaaa
Aku hanya menjawab singkat.
Rina ke kasur mengambil baju kremnya.
Kemudian 2 wanita td ngrumpi di ruang tamu, terdengar cekikikan.
Aku pun kembali ketiduran.
Gak tau knp jika suasana kmr nyaman, AC yg di stel g terlalu dingin membuatku bermalasan dan gampang tertidur.
Gak tau jm brp rina membangunkanku utk berpamitan
S; naik apa?
R: pake mobil risma, itu udh di jemput di bawah
S: pulg jm brp?
R: ehehehe gatau pa, malam gpp ya?
R: sesekali mumpung ada momen gini
S: yauda
Aku mengantarnya keruang tamu rina mencium tanganku, aku lupa jika masi ada fani disana, fani sempat melihatku agak lama krn bertelanjang dada.
Mreka berdua pun pergi.
Aku kembali ke kasur, ku buka HP ternyata sudah jam 1 siang.
Ku hubungi jo, ku kabarkan aku di kotanya, aku berniat mampir ke rumahnya utk menengok anakku, tp gatau lusa atau lusanya lg, jo pun menyambut bahagia. Pasti dia berfikir akan ku tinggalkan uang utk anakku.
Perutku terasa lapar lg, aku memakai kaos oblong ku, ku kantongi HP dan rokok ku, aku menuju resto utk makan siang, krn benar² malas sekali utk keluar saat itu.
Saat berjalan di lorong hotel, di samping lift terdapat sofa leter L dg mejanya, di sana ada wanita cantik tak berhijab dg seorang pria, di meja itu terdapat banyak kertas dan map semacam berkas², wanita itu jg sempat melihatku.
Setibanya di resto aku memesan makan siang agak berat dan kopi, saat pertengahan makan wanita yg td ku lihat jg memasuki resto, dia kembali melihatku tp kali ini dg senyum manisnya, dg leging hitam dan kemeja panjang setengah paha berwarna pink. Ku taksir usianya di bawah rina.
Kaget sekali ketika dia tiba² menuju meja ku dan berucap "boleh gabung disini?" Aku mengiyakan dg terbata. Kemudian dia memanggil petugas resto utk memesan.
Dia hanya memesan es semacam temannya cappucino, apa lah itu namanya.
Sendirian aja mas?
Dia membuka obrolan
S: iya, istri keluar dg temannya
Aku temenin yaa
S: iya boleh mbak silahkan
Kami pun berkenalan, wanita itu bernama anis (nama asli)
Dia tak mau menyebutkan umurnya, tp dia ngaku udh kepala 3 dan punya 2 anak.
Dia jg bercerita dg teman prianya td urusan bisnis.
Aku jg bertanya knp tb² memilih duduk di meja ku, dia mengaku iseng aja.
Aku pun tertawa mendengar jawaban itu.
Anis pun ikut tertawa jg.
Aku sesaat terpaku melihat wajah anis dg balutan make up nya.
Kami merasa klop ketika ngobrol, tp di sisi lain aku merasa takut jika rina memergoki. Tp lumayan lah dpt temen ngobrol.
S; aku kira mbak menginap disini jg
Ai: nggak, aku org sini asli
S: bisnis apa td mbak?
Ai: semacam supplier
S: milik mbak sendiri?
Ai: bukan, milik orang lain, aku cm sbg karyawan biasa
S: ini g balik ke kantor?
Ai: kalo udh tugas keluar gni free mas
Ai: bole numpang ke kamarnya mas?
S: ehh oh iya bisa,
Tak tau mengapa aku lsg mengiyakan tanpa berpikir jika rina memergokinya.
Kami berjalan berdampingan, saat di jln pikiranku kacau kmn², takut rina curiga atau rina memergoki aku memasukan wanita lain. Tp anehnya tanpa canggung sdikit pun dg anis, semua mengalir begitu saja.
Aku berharap rina tak mengetahui aku memasukan wanita lain. Ini di luar rencana dan jg di luar dugaanku, mengalir begitu saja.
Sesampainya di kmr anis pun lsg berlari ke arah kmr mandi. Aku duduk di ruang tamu, menyalakan rokok dan mencoba menghubungi rina utk menanyakan dia jd pulang kpn.
Rina mengatakan pulang agak malam, krn lg di jln mau mengunjungi temannya yg berada sedikit keluar kota itu. Aku merasa agak tenang.
Saat termenung di sofa, rina tiba² duduk di sampingku, ada jarak cukup utk satu org lg diantara kita, kami sama² duduk di ujung sofa beda sisi.
Anis bermain hpnya tanpa menegurku.
Sesaat kemudian.
Ai: disini sejak kpn dan kpn checkout mas?
S: dr kmrn, gatau balik kpn, tergantung istri sih
Ai: emg ada acara apa?
S: katanya cm temu kangen aja dg temannya.
Percakapan itu mengalir, anis jg mengatakan jika dia istri kedua dr lelaki di luar kota itu, dia bertemu suaminya hanya sebulan sekali.
Anis jg bercerita menyenggol soal seks yg jrg dia dapat. Sempat takut jg obrolan ini berakhir di kasur.
Duduk kami semakin dekat krn kami ngobrol dan bercanda kdg dg pukulan atau senggolan siku.
Mata kami bertemu, kami semakin mendekat dan bibir kami bertemu, cukup
Sebuah kecupan hangat.
Kuulangi ciuman itu, ciuman ringan tp membangkitkan gairah. Tangan kiri anis memeluk leherku, aku memeluk pinggangnya dg tangan kiri.
Ciuman perlahan menjadi panas, ku beranikan utk meremas payudaranya, anis membusungkan dadanya ketika ku sentuh payudaranya. Lumayan besar dan kencang.
Nafas anis menggebu, penisku seketika menegang.
Kami saling cium dan saling peluk.
Lumayan lama kami bercumbu. Tiba² aku teringat rina dan aku melepaskan ciuman ku pd anis.
S: maaf mbak
Anis tertunduk merapikan hijabnya.
Ai: maaf mas terbawa suasana.
Kami saling terdiam, hening beberapa saat.
Kemudian
Ai; mas aku pamit ya, terimakasih perkenalannya
S: eh iya mbak
Aku dan anis bangkit, ku antar ke depan pintu, tp anis berhenti dan berbalik
Ai: boleh minta kontaknya?
Aku memberikan no HP saja, tak ku berikan no HP ku yg terkait sosmed.
Kemudian anis memasukan HP ke dlm tasnya, dan kami kembali berciuman sesaat, kemudian anis pergi.
Aku kembali ke kasur, ku buka selambu kmr hotel, kulihat pemandangan pusat kota semarang sambil termenung.
Knp aku mudah sekali terpesona dg wanita, bukankah rina sudah lbh dr cukup utk hidupku? Ada mbak mila dan jg ana.
Yg ku khawatirkan td jika berakhir di kasur bukan hanya ketahuan rina, tp aku jg takut anis menularkan penyakit, krn baru berkenalan, dan aku jg sudah tidur dg lbh dr 3 wanita, bs saja aku yg menimbulkan penyakit.
Siang itu berlalu dg cepat hingga sore pun dtg, tp rina tak memberiku kabar sm sekali. Aku hanya berpikir dia lg bersenang senang dg teman nya.
Aku kembali rebahan di kasur, menonton acara TV, tp hanya ku pindah² chanel saja. Sambil bermain HP aku kembali tertidur.
Continue...........