Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Perjalanan pemuda hingga punya 2 anak (kisah nyata)

Update 69




Malam th baru 2019 kami hanya dirumah dg mengundang beberapa teman rina beserta keluarganya. Rina sempat menyuruhku mengundang ana tp aku menolaknya krn bakal tak nyaman dan takut aku atau rina melakukan kesalahan yg membuat hubunganku dg rina terbongkar. Ada lumayan teman rina beserta anak dan suaminya, adikku Erni jg di undang oleh rina sndiri tp Erni tdk bisa dia hanya menjawab akan mampir saja. Tentunya undangan spesial hr itu adalah mbak mila dan mas Hendra.
Mbak mila dan mas Hendra dtg sejak sore dg anaknya yg paling kecil, beliau dtg awal utk membantu rina.
Rina sudah menyewa catering kecil²an utk suguhan makan, rina jg menyiapkan jagung dan sosis utk di bakar.
Selepas magrib teman rina satu per satu mulai berdatangan, pagar utama di buka lebar² utk menyambut teman² rina.
Aku sempat bertanya apakah arif diundang?
R; nggak lah, buat apa?
R; g penting!!
Rina seperti masi marah dg arif
Yg membuatku tertawa adalah slh satu suami dr teman rina membawa kembang api yg lumayan jumlahnya, tp rina lsg menolak tegas utk di nyalakan, krn menurut rina cukup bahaya jika di nyalakan di kompleknya, takut kena satpam komplek jg.
Malam hangat itu berjalan lancar di halaman rumah yg sudah di sulap dg banyak kursi dan meja jg dg lampu² hias, canda gurau semua org membaur menjadi satu, bercampur hiruk pikuk suara para anak².
Rina membebaskan teman²nya mengambil makanan atau minuman.
Diatas jm 9 suara anak² mulai berkurang krn bbrp sudah ada yg tertidur, dan rina jg menyiapkan 2 kamar dan ruang tengah utk tidur anak².
Malam itu aku terus dg mas Hendra, mengobrol banyak sampai ke persetubuhan ku dg mbak mila dirumah temannya.
Setelah beberapa anak² tidur dan reno jr jg tidur rina mendampingiku mengobrol dg mas Hendra, tentunya dg mbak mila jg.
Beberapa teman rina jg sudah berduaan dg pasangannya, ada yg anaknya masih terjaga mereka gunakan utk bercanda.
Sekitar jam 11 malam ada mobil berhenti lg tepat di depan pintu pagar utama, aku seperti kenal mobil itu.
Itu adikku Erni bersama seorang lelaki berbadan tegap dan rapi, Erni menggandeng lengan lelaki itu.
Si lelaki tampak malu² krn semua mata tertuju pd mreka berdua, tp si Erni adikku dia dg senyum manisnya berjalan ke arah kami.
Saat mereka dekat dg kami, kami berempat berdiri.
Erni lsg mencium tanganku dan rina, tentunya berpelukan dg rina, rina jg sempat berbisik kpd Erni, tp tak tau apa yg mereka bisikkan.
Erni mengenalkan pacarnya kpd ku dan rina.
Aku jg mengenalkan Erni kpd mbak mila dan mas Hendra, meskipun Erni sudah tau awal kisahku dr mas Hendra, tp dia baru kali itu bertatap muka secara lsg.
Rina dg sigap menawari makan minum dsb.
Kami yg semula berempat kini jd berenam dg duduk berdampingan dg pasangan masing².
Obrolan berjalan hangat, rina beecengkrama dg adikku, obrolan mengalir begitu saja.
Mas Hendra justru mengawali bertanya pd pacar Erni
Budi=B
H: kerja dmn mas?
B: di pabrik om, buruh biasa
H: eh jgn panggil om dong, panggil mas aja ehehehe
Ternyata budi sperti aku dlu, sekolah hanya sampai SMK dan bekerja di pabrik dg sistem kontrak sperti aku dlu. Aku tau dr mendengarkan obrolannya dgas Hendra. Tp aku bs menangkap budi ini tdk PD berhadapan dg ku (kakak pacarnya) dg status pegawai pabrik, dia terlihat minder.
S: udh brp lama pacaran?
B: udh sekitar 6 bln an mas
S: jgn sakitin Erni ya, kalo dia patah hati urusannya sm aku nanti
Mas Hendra tertawa
H: jgn sok jago km, mas Hendra memukul keningku dg garpu
Kami semua tertawa.
S: gmn? Udh niatan pacaran serius?
B: ada sih mas
B: tp ya gni, penghasilanku masi segini² aj mas
Budi menjawab dg malu²
S: g ush mikir ekonomi
S: jika kalian serius di percepat aj, org berumah tangga kn jg bs membuka pintu rezeki, drpd ngumpulin dosa ehehehe
S: mas dulu jg kyk km gni, lulusan SMK, pekerja kontrak
S: tp skrg lihat, mas punya segalanya
Aku mendongak kan kepala kdp mas Hendra, rina dg sontak memukul pundakku
R: heh paa!!
Mas Hendra melemparku dg cemilan yg ada di meja beberapa kali
H: tai!
H: gayamu! Ojo sombong cog!!
Mas Hendra mengeluarkan bahasa tambahannya, tp kami semua tertawa.
S: ya gitulah bud
S: pokoknya kalo km serius dg adikku jgn sakitin dia
S: soal materi bs di cari sama²
Untungnya aku rina mas Hendra dan mbak mila memang terbiasa tak memandang org dr pendidikan dan status sosial, jd budi bs kami Terima begitu saja, krn memang dia sopan sekali kpd org yg lebih tua.
Dan yg terakhir aku menitipkan Erni kpd budi, jgn sampai adikku satu² nya knp².
Rina lsg menyahut
R: liat tuh mbak (kpd mbak mila) aku aja gaperna di gituin, tp giliran adiknya aj
Dg bibir mencep dan melirik Erni, tp Erni dg cepat mencubit perut rina, rina kemudian tertawa dan memeluk Erni.
Kehangatan begitu terjalin begitu dlm malam itu.

Di saat tengah malam tepat menit pergantian tahun, slh seorang suami dr teman rina berdiri dan berbicara dg pantang dg memegang gelas
"Selamat tahun baru semuanya, semoga selalu di beri kesehatan dan lancar rezekinya"
Kemudian semuanya ikut berdiri dg memegang gelas masing².
Lucunya mas Hendra sedang meminum air mineral gelas, jd gelas plastik itu yg di angkat.
Setelah itu semua bertepuk tangan, rina menyalami teman²nya.
Tak ada acara spesial, jgn harap ada party sex, minuman aj ibu rina benar² melarangnya.
Jd acara itu hanya memfasilitasi teman² rina yg tak punya acara di luar, hanya kumpul² biasa dan semacam arisan keluarga.

Setelah itu semua bbrp teman rina ada yg masi mengambil makan, aku turut mengajak Erni dan budi mengambil makan, ada jg teman rina yg berpamitan utk pulang krn anaknya sudah rewel, beberapa yg pulg di berikan rina hadiah, semacam souvenir kenang²an.
Satu per satu pun pulg, kini tersisa aku rina mas Hendra dan mbak mila serta Erni dan pacarnya.
Kami masi mengobrol ringan, duduk sembarangan di depan pintu, rina dan mbak mila jg lebih santai melepas hijabnya.
Petugas catering mulai membersihkan bekas tempat makanan kotor.
Aku bertanya pd adikku
S: g pulg km?
R: nginep sini aja
Aku lsg mengambil HP dan menelpon ortuku, meskipun mengangkat agak lama aku ttp menyampaikan bahwa Erni menginap di tempatku.
Budi tampak malu².
Rina memasrahkan beberapa art dan penjaga rumah utk mengawasi petugas catering, kemudian kami para lelaki disuruh utk memasukkan mobil yg sedari sore berada di luar rumah.
Rina kemudian mengajak kami semua masuk ke dlm rumah utk istirahat.
Mbak mila akan menemani anaknya di kmr, rina mengajak Erni di kmr kami, sudah pasti rina memilih Erni drpd aku, otomatis aku tidur luar kamar, kasur masi cukup utk bertiga, tp aku rasa g pantas aj krn ada budi.
Akhir nya kami pria memutuskan tidur di ruang tengah, sebenarnya masi ada kmr yg cukup, tp akan ada yg sendirian nantinya.
Para wanita memasuki kamar, para pria tak lsg tidur, kami masi mengobrol. Mas Hendra sempat memberi isyarat saat budi bermain HP, mas Hendra menyuruhku memasuki kmr tempat mbak mila.
Agak gila nih orang, bukan takut, tp aku tak mau ambil resiko krn posisi dirumah rina, kedua di kmr itu jg ada anak mbak mila, yg ketiga aku tak tau budi kalau tidur gampang kebangun apa nggak, aku memutuskan tetap diam di ruang tengah.
Benar saja budi sudah tertidur duluan, tp mas Hendra trs menggodaku, dan aku ttp tak mau masuk kamar itu, kami berdua beberapa kali tertawa.
Tak tau jam brp akhirnya aku dan mas Hendra tidur.

Paginya aku kembali bangun blkg an, yg membangunkanku pun mas Hendra dg menyiratkan air ke wajahku, ketika aku membuka mata mas Hendra lsg tertawa keras.
Aku hanya tersenyum.
Mbak mila dtg mencubit perut suaminya
M; g sopan sm bos muda!!
Rina Erni dan budi tertawa, reno jr ternyata menonton youtube di sampingku. Aku lsg memeluk dan menciumnya ber tubi tubi hingga anakku menangis.
Yg menolong reno jr si Erni, rina hanya melihat dr meja makan, aku bangkit menghindar pukulan dr Erni, tp sampai dekat meja makan rina memukulku dg sendok nasi. Aku pun masuk kamar dan mandi.

Kami semua sarapan dan berlanjut ngopi di halaman belakang. Ternyata budi merokok jg, dan rokoknya sama dengan ku.
Anak mbak mila bermain di dlm eumah dg reno jr.
2 hr ini rina nampak bahagia sekali krn ada aku, adikku, dan mbak mila jg mas Hendra. Momen yg jrg sekali bs kami jumpai.
Tp kebahagiaan rina sirna seketika saat adikku mengatakan akan balik tak lama lg.
Mbak mila jg menyahut sama. Kemudian
M; udah rin, kpn² kita kumpul lg kita bikin acara lg
M: besok anak² udh skola
M: enak km g ikut nyiapin anakmu, anakmu udh gede bs sendiri

Sebelum dhuhur mbak mila dan mas Hendra berpamitan, sperti biasa aku mencium tangan mereka berdua, jg dengan ciuman pipi mbak mila.
Sebenarnya adikku jg ingin pamit tp rina masi beberapa kali menahannya, hingga sampai selepas dhuhur akhirnya Erni di izinkan pulang dg Erni di beri uang seperti biasa oleh rina.
Untungnya adikku tak punya sifat memanfaatkan org, jika adikku punya sifat itu mgkn bakalan sering berkunjung krn sllu dpt uang jajan.
S; maaf ya bud, emg gt mbakmu sm Erni kalo udh ketemu
B: iya gpp mas santai aj
Akhirnya mereka berdua pulang.
Budi dan erni mencium tanganku, budi jg salim kpd rina, masi sperti biasa Erni dan rina berpelukan.
Setelah mobil adikku meninggalkan rumah dan penjaga rumah menutup pagar aku berlari kecil menuju ke dlm rumah
R: pa mau kmn buru²?
S: tidur, ngantug
R: eeehhh ikutt
Aku masuk kmr, cuci kaki dan melepas kaos kemudian menyalakan AC, dg cepat aku merebahkan tubuhku telentang di kasur. Rina ku lihat menutup pintu kmr dan menguncinya.
Tak lama kemudian rina ikut merebahkan tubuhnya miring ke kiri memelukku, ternyata rina jg hanya mengenakan cd dan bh saja. Akhirnya kami tidur siang.
Kami tertidur hingga menjelang magrib dan hr itu kami hanya bermalas malasan.






Continue............
 
Update 70




Beberapa hr kemudian aku pulg kerumah ana, dia meminta utk liburan sbg ganti malam tahun baru tidak denganku dan tdk kmn².
Aku pun mengiyakan, kami hanya brgkt dg org rumah saja, menuju kota dingin, kami disana 2hr semalam.
Tak ada yg spesial, kami hanya di beri waktu berduaan dg ibu ana dan anak kami di pegang oleh beliau.
Di saat sela² waktu berdua waktu malam hr ana mengungkapkan isi hatinya, dia mengaku sering kesepian krn pekerjaanku, aku hanya menghiburnya dg kalimat
S: mau gmn?
S: namanya jg kerja, kalo g kerja dsna aku g mgkn bs ngasi km nafkah sebanyak itu
S: mgkn aku jg g bakal bs beliin km mobil
S: dg ijazah ku hanya setara sma bagiku ini udh rezeki
Ana mengiyakan kalimat ku, tp dia masi mengatakan terkadang butuh sosok suami dirumah buat curhat, bertukar cerita dsb. Memang benar aku dan ana jrg bertemu fisik, parahnya batin kita tak pernah ketemu. Aku menyadari semua itu, dan semuanya salah dr perbuatanku. Aku hanya menenangkan ana.
Untungnya ana lbh tegar dr rina utk hal sperti ini, rina sudah pasti menangis.
Parahnya lg ana jg menyampaikan dia takut jika sampai aku kecantol oleh bosku (rina), ana beberapa kali terlinyas di pikirannya perihal itu. Intinya ana cemburu, saat itu aku menangkap ana curiga denganku. Lagi² aku menenangkan jika aku hanya memang bekerja.
Jawaban terakhir ana
A: apa pun yg terjadi nanti, bagaimana pun kondisi kita, aku gamau km ninggalin aku mas, jawaban yg membuat ku tercengang, dan aku hanya mengangguk.
Ana benar² berharap jg aku menemaninya sampai tua.
Aku merasa sangat berdosa sekali saat itu. Tanpa aku sadari ada 3 hati wanita baik yg hrs aku jaga, merasa berdosa dan sedih tentunya. Sejauh ini aku tak pernah merasakan pada titik itu, ana yg paling sering aku campakkan.
Utk ke depannya aku hrs berhati hati, lbh bs membagi waktu tentunya.
Seketika lemas saat itu mendengar semua ungkapan hati ana, tp aku mencoba melawannya, bukan utk mencampakkan ana lbh dalam, tp utk menjaga agar momen keluarga ini tk menjadi rusak.
Suasana saat itu mencair lg, malam itu kami melakukan sex, lbh leluasa dr biasanya krn anak kami tidur dg ortu ana.
Hr terakhir kami berwisata di perkebunan dan berlanjut ke taman bermain yg terdapat kolam renangnya, ana ikut menceburkan dirinya ke dlm kolam dg anak kami, ternyata ana sangat cuek dg penampilannya, dg tanktop terkena air kain tanktop itu akan ketarik ke bawah hingga belahan payudaranya berukuran sedang terekspos, ana pun cuek saja. Hingga sorenya kami balik pulang kerumah.
Dua hari kemudian aku masi dirumah ana, mencoba menikmati suasana kasih sayang keluarga yg srg sekali aku campakkan. Ternyata tak kalah menarik dr rumah rina, keluarga ana teenyata sangat peduli dg ku meskipun terkesan cuek sekali dan secara materi jauh lbh unggul dirumah rina.


Beberapa hr kemudian aku kembali kerumah rina saat menjelang siang.
S: assalamuallaikum
R: waalaikumsalam
R: yeeeeyyyy
Sperti biasa jika aku pulg lbh dr 3hr rina akan menyambutku dg suka cita layaknya anak kecil.
Rina memeluk dan menciumku.
S: mau kmn km? Kok cantik gini
R: biasanya g cantik dong
R: mau ke sekolah kakak, temenin yuk
S: yaudah yukk
Kami menuju mobilku dan kami pun brgkt. Aku hanya menunggu di mobil dr luar sekolah, aku jg tak bertanya keperluan apa.
Setelah dr sekolah rina mengajak ke dua perusahaannya krn ada hal penting yg hrs di urus.
Singkat cerita setelah menaklukan padatnya kendaraan di jalanan siang itu, menjelang ashar kami tiba dirumah.
Setelah cuci kaki aku berganti celana pendek dan bertelanjang dada aku rebahan di kasur, rina jg hanya mengenakan daleman rebahan berbantal perutku.
Perutku bunyi ahahahaha
R: paaaa, maaf aku lupa ngajak makan siang
R; ayuk makan
S: ahahahaha
Aku tak mempermasalahkan, krn memang hr itu aku sarapan agak siang dr rumah ana.
Hr itu aku bercerita, menyampaikan kpd rina apa yg aku obrolkan dg ana perihal hati dan perasaan ana.
Rina terdiam agak lama, hingga kemudian
R: jika istrimu tau semua tentang kita, aku gabisa bayangin betapa hancurnya hati dan perasaannya
R: yg kita perbuat memang salah sejak awal, tp aku udh terlanjur cinta sm km pa, aku gabisa lepas sm km.
Rina memegang tanganku dan jelas sekali matanya berkaca kaca
R: aku jg g mgkn nyuruh km pisah sm ana
R: sbg sesama perempuan, hanya bedanya aku tau hubunganmu dg ana, ana tak tau tentang kita
R: aku harap km bs lbh adil dan saling menjaga perasaan yaa
Ku sandarkan kepala rina pd bahuku dan aku merangkul bahunya, tangan kiriku memegang rokok dan ku hisap dalam sekali. Pandangan kami sama² kosong menatap kolam renang halaman belakang.

Awal aku hubunganku dg rina aku hanya terfokus dg pekerjaanku dan kondisi ku sendiri, aku sedikitpun tak memikirkan rumitnya di belakang. Hingga mempersunting ana pun aku hanya memikirkan kondisi ku di masa tua nanti tanpa memikirkan hati dan perasaan para wanita.
Bapak dan ibuku sudah sering mengingatkan dr awal, hanya saja aku yg tak mau mendengar atau tak peduli atau pun terlena kondisi saat dg rina.
Bagaimana dg mbak mila?
Aku jg terlena hingga sempat tak menghiraukan beliau.
Awal bertemu mbak mila, beliau sosok luar biasa, jika di bandingkan dg rina jelas lebih menarik mbak mila. Tp seiring berjalannya waktu ketika menjalin hubungan denganku rina merawat wajah dan tubuhnya habis²an luar dalam, sehingga skrg rina jauh sekali terlihat lebih cantik dan menarik dr mbak mila. Jawaban cuma 1, uang berkuasa utk perawatan, sedangkan mbak mila penghasilannya terbagi utk biaya sekolah anak²nya, sedangkan rina? Meskipun berdiam dirumah, penghasilannya terus mengalir.
Ada pembaca yg mengatakan "mungkin perusahaan rina sudah autopilot" Aku membenarkan hal itu, semuanya berjalan lancar tanpa rina ikut turun tangan.
Bagaimana dg ana? Aku tak mau membandingkan dg mbak mila dan rina, krn yg merawatku dan yg mendampingiku jelas ana.

Mungkin ada yg bertanya aku milih siapa antara mbak mila dan rina?
Jawaban yg sulit, keduanya punya +- sendiri, rina dg kekayaan dan kenyamanan serta asiknya hari² dg dia krn masi ada jiwa mudanya, sedangkan mbak mila wanita yg berpikiran dewasa, berpikiran matang, kepribadian tenang.
Utk sex?
Keduanya jelas punya +- masing².
Bagaimana utk minus keduanya?
Maaf sekali tanpa mengurangi rasa hormat tak bisa aku sampaikan disini 🙏
Disini aku hanya membagikan sisi positif dr tiap orang, hanya sedikit memunculkan sisi negatifnya.
Ada sisi negatif dr rina yg tak bisa aku Terima dan tak bisa aku sampaikan disini. Mgkn ada yg bertanya dan berargumen
- knp g sm rina aja smpai tua?
- rina udh cantik mapan pinter
Terimakasih yg sudah berargumen dan berkomentar, jika di baca dr awal memang benar yg anda sampaikan, tp sisi negatif dr rina benar² tak bisa aku Terima. Bukan sex atau soal kepercayaan kok, hanya soal pengendalian emosi dr rina itu sendiri.
Terima kasih jg yg sempat komen panjang soal kepribadian 2 wanita ini, anda hebat, membaca dg jeli, anda benar sekali 👍👍
Yaaaaa itu lah sedikit perbandingan dr wanita² ku, maaf jika sedikit keluar dr cerita.

Semakin hr aku belajar utk bersikap adil kpd rina dan ana, tanpa di sadari rasaku ke ana semakin dalam jg, semakin gelisah ketika dg rina takut dg ana, begitu jg sebaliknya. Tp semakin kesini aku semakin mengerti ini akibat dr perbuatanku, dan aku hrs siap menjalani resikonya, hingga suatu saat nanti aku jg hrs siap jika ketahuan oleh ana aku hrs siap dg segala resiko yg blm aku pikirkan.

Beberapa minggu kemudian mas Hendra menelpon ku saat aku di mobil perjalanan pulang dr perusahaan, mas Hendra mengajakku bertemu di suatu warkop.
Rina bertanya setelah aku mematikan tlp, ada perlu apa?
S: gatau, hanya diajak nongkrong aj
R: udh jam segini mau pulg jam brp?
Aku hanya mengangkat kedua bahuku
R; jgn pulg malam², kalo nongkrong pasti gatau waktu
S: iya tenang aj kali, mas Hendra jg kan punya istri
S: g ikut aj?
R: nggak, pengen tidur siang aku
Sampai diruma rina hanya minta turun di depan pagar, kemudian aku melanjutkan perjalanan, saat sampai di suatu lampu merah, aku menghubungi mas Hendra
S: mas aku udh di jln ini, paling 15menit an sampai
H: sm rina?
S: sendirian
H: lsg kerumah via aj boy
S: loh kok...
H: udaaahh sini aj, ada mbakmu jg ini
H: kalo aku tlp td blg tk ajak kesini sm mbak mu pasti rina banyak tanya dan g nge bolehin kesini
S: kalo rina jd ikut td gmn?
H: ya kita tinggal geser aj ke warung
Sialan, ini akal²an mas Hendra aja, tp gpp lah siapa tau ada "rejeki"
Aku memacu suv rina menuju rumah via, sampai di gerbang perumahan aku menghubungi mas Hendra lg krn keamanan perumahan itu agak ketat. Kemudian tak lama tlp pos itu berdering, dan aku di perbolehkan masuk, sepertinya si via yg menelpon pos itu.
Agak lupa jg posisi rumahnya, krn hanya sekali ke perumahan via.
Aku melihat suv putih milik mas Hendra, aku yakin brati di sana rumahnya, aku pun berhenti tepat di blkg mobil mas Hendra dan sebelum mematikan mesin ku bunyikan klakson 2x.
Aku turun dan menuju pagar, mbak mila org pertama yg ku temui.
Mbak mila mengenakan daster rumahan, aku salim dan mencium pipinya.
S: g kerja mbak?
M; cuti td, ngurus sesuatu di sekolah anak²
M: masuk
Di ruang tamu ku lihat mas Hendra duduk dg satu kaki di angkat, di sofa tunggal ada via menggunakan daster tanpa lengan, sama seperti saat aku pertama kali dirumahnya hanya saja beda motif dan warna.
Aku salim kpd mas Hendra sperti biasa, aku jg salaman kpd via, aku duduk di samping mas Hendra.
H: dr mana ini bos? Rapi amat
Sambil menepuk bahuku
Aku hanya nyengir
S; habis antar bos besar ngecek perusahaan ehehehe
M: mbak bikinin kopi ya mas
S: eh jgn mbak, es aj kalo ada
Setelah membuat minuman utk ku mbak mila duduk di samping kiriku, aku di apit oleh mas Hendra dan mbak mila, agak berdesakan hingga paha dan pantat mbak mila menempel padaku.
V: maaf ya mas sempit disini ehehe
S: gpp mbak
H: mila aj pengen mepet, dsna kan masi ada kursi
Memang benar masi ada 1 kursi box, anehnya kmrn aku kesini masi ada 1 sofa lg, tp hr itu tak ada.
Mbak mila lsg menggapai suaminya yg berada di kananku dg melalui belakangku otomatis payudara mbak mila bersentuhan dg bahuku, tp aku cuek aj.
Saat itu kami mengobrol, yg jd topik awal adalah cuti mbak mila bersamaan dg via.
Via mengurus cerai dg suaminya. Mbak mila dan via membahas topik itu, aku dan mas Hendra membahas kehidupan dg rina.
Sampai mbak mila menyentil suaminya dg celetukan
M; hhmmm rinaaa terusss
H: hahahaha apaaa?
Aku tertawa
M; sana ikut rina sekalian
Tertawa ku semakin keras
V: seberapa cantik sih mbak yg namanya rina itu?
M; ya gitu lah, mbak mila membuka hpnya dan mencari foto rina di galerinya
Kemudian mbak mila menunjukan foto selfie nya berdua dg rina saat malam pergantian tahun saat itu,
V: hmmmm cantiiiknya
V: perawatan jg ya mas?
Via bertanya padaku, tp mbak mila yg menyahut
M: perawatan nya luar dalam
M; maklum org kaya, kita g bakal bs sperti dia ahahaha
Mbak mila berkelakar
Padahal lbh cantik mbak mila jika sama² tanpa perawatan.
V: kerja apa mbak?
M: g kerja dia
S: pengangguran
M: ahahahaha, mbak mila menoleh padaku
M: tp gaji 13 mu, vakasi mu, bonus²mu, di jadikan satu pun g bakal bs ngejar dia ahahaha
V: kok bs?
Mbak mila sedikit bercerita pd via ttg rina, kembali menyenggol sedikit hubungan ku dg rina jg.
Obrolan berlanjut lama, aku tak ada niat sedikit pun utk memulai "bermain" dg via. Aku tak mau bermain api, mengingat kesalahanku dg rina sudah terlalu banyak.
Ya memang hr itu kami hanya mengobrol tak lebih dr itu, hanya aku dan via sudah mulai nyambung. Tp sekali lg aku tak ada niatan utk bermain dg via, hanya menambah teman.
Sore hr aku pun berniat pulang, mas Hendra malah mengajakku menginap, dan saat itu beliau sedikit memaksa, tp aku menolaknya dg halus.


Malam hr saat ngopi di blkg aku dg rina bersantai, mengobrol dan bercanda, saat berdua seperti ini lah rina akan keluar sifat manja layaknya remaja. Setegar apa pun wanita, usia hanya lah angka, mereka akan punya sisi lain di balik angka usianya.
Malam itu rina membicarakan tentang pendidikan utk reno jr kelak, jg tentang si kakak yg mulai menampakkan gelagat bahwa dia sudah mulai berpacaran. Kakak jrg mau utk di antar, dia lbh memilih di jemput org yg mengakuinya kpd rina hanyalah teman. Bahkan si kakak sempat meminta utk membawa mobil sendiri, rina tak memperbolehkan krn dia blm bs di lepas sndirian, meskipun bisa berkat ajaran driver keluarga rina ttp tk mengizinkannya krn membahayakan kakak dan org lain.
Intinya rina meminta tlg padaku agar aku bs membicarakan tentang teman lelakinya, rina butuh informasi, krn menurutnya aku lah org yg lbh dekat dg kakak di banding rina sndiri.
S: udalah jgn kwatir berlebihan
S: dia udh gede, udh bs jaga diri sendiri
R; pa, orang tua mana yg g kwatir dg anak gadisnya
R: liat aj fisik nya kyk gt, laki mana pun akan tergiur
R: kalo emg pacaran gpp, tp tlg pesenin jgn bole macam²
Memang aku akui, kakak telah tumbuh jd anak remaja yg menarik, tak seberapa cantik, tp kulitnya yg kuning bersih, tubuh proposional, akan membuat mata lelaki gampang tertarik, di tambah anaknya memang supel, lbh supel dr mamanya.
Sayangnya rina dan kakak sering berantem dan debat krn sering berbeda pendapat, krn pemikiran rina terlalu mengkhawatirkan anaknya, bs di bilang agak posesif.

Saat sabtu sore selepas ashar aku mengetuk pintu kamar si kakak, rina hanya melihat dr ruang tengah.
Kakak membuka pintu, kemudian dia kembali bercermin, aku hanya berdiri bersandar pintu kamarnya, aku tak mau masuk kmr anak gadis sembarangan, apa lg itu bukan anak kandungku, sebetulnya g boleh anak angkat perempuan tinggal satu atap dg ayah angkatnya.
S: kalo udh dandannya temui papa di blkg ya
Kk: ada apa nih pa?
S: udh ke blkg aj, bawel
Aku kemudian ke blkg dan merokok di tempat biasa, kakak datang membawa tasnya, cantik dandan mirip mamanya hanya bedak dan lipstick tipis.
Kemudian anak itu duduk di kursi yg biasa di tempati mamanya.
Dia to the point menanyakan, dan lsg ku tanyakan.
Kakak mengaku memang dekat dg teman lelakinya, sore itu jg dia hendak ber malam minggu dg teman lelakinya. Aku meyakinkan sekali lg dg hubungannya, ternyata memang benar dia blm pacaran.
Kemudian aku hanya menyampaikan pesan² agar hati² dg laki², jgn mudah di rayu, jgn mudah termakan dg jebakannya.
Intinya aku menyampaikan pesan² positif ttg anak gadis
Kk: ini dr papa sndiri apa dr mamam?
Kk; tumben sih papa kyk gni
S: meskipun bukan papa kandungmu masa gaboleh?
Aku meninju keningnya pelan, dia hanya tertawa
S: papa g pengen mamamu khawatir dan kalian berantem terus
Aku seolah bicara seperti org yg berpengalaman menjadi bapak, tp bukan itu aku bicara krn aku pernah jd lelaki brengsek, jd apa yg ada di otak laki² muda aku pasti faham dg gerak geriknya.
Kk: iya iya Pa, jgn bawel kyk mama
Kk; udh aku brgkt dlu, kk mencium tanganku
S: pamit mama sm nenek sana, jm 9 hrs udh pulang.
Semenjak saat itu aku dan rina jika malam tak bisa keluar bebas, krn hrs menunggu anaknya pulg utk mengecek nya pulang jam brp, dan yg terpenting kondisi pulangnya tetap sehat dan tak terjadi apa².
Saat setelah perginya kakak hpku berdering, mbak mila tlp.
Tumben pikirku, pasti mau ngajak ketemu atau ada acara ini.
Ku angkat dan suara mbak mila menangis, mbak mila menangis sesenggukan.
Beliau bercerita jika mas Hendra membohonginya, mas Hendra ternyata berselingkuh dg wanita lain.
Pdhl perkiraan mbak mila mas Hendra tertarik dg via, tp ternyata itu hanya alibi mas Hendra utk mengalihkan perhatian istrinya.
Sialan, kasian mbak mila nih jadinya.
Aku jg menanyakan sudah mengetahui sendiri atau dr cerita org, ternyata mbak mila mengetahui dr HP mas Hendra, ada chat dg wanita dg mengirim bukti book room jg.
Mbak mila menanyakan pd mas Hendra tp mas Hendra lsg marah² dan pergi dr rumah.
M; dr dlu kami terbuka ttg sex sampai melibatkan org lain agar slh satu dr kami tak berselingkuh, mas Hendra khawatir jika mbak berselingkuh
M; tp ternyata mas Hendra sendiri yg seperti ini
Aku hanya mendengar dan menenangkannya, aku jg menawari bertemu malam itu dg rina tp mbak mila menolak krn mbak mila sedang dirumah orang tuanya.
Aku mengatakan akan menemukan mas Hendra dan mensupport mbak mila agar tetap tegar dan kuat.
Setelah tlp usai aku sempat melamun, agak syok jg mendengar cerita mbak mila, tk kusangka mas Hendra melakukan kesalahan seperti itu.
Tiba² rina memanggil dan menepuk pundakku agak keras
R: pa, ngapain ngelamun?
R: mandi sanaa
S: eehh ma, nggak gpp
R: yakin?
Aku menceritaka apa yg di ceritakan mbak mila, rina jg syok. Krn memang beliau berdua terlihat seperti keluarga harmonis.
Aku menyuruh rina utk mensupport mbak mila.
Aku jg menceritakan obrolan ttg kakak, rina bersyukur kakak belum pacaran, rina tak mau pendidikan anaknya terganggu fokusnya gr² hal seperti itu.










Continue............
 
Update 71



Suatu sore aku menjemput mbak mila dirumah via, sudah ada penyesalan dan pengakuan dr mas Hendra, hanya saja beliau blm bertemu dg istrinya, mbak mila sendiri sudah sekitar 3hr tak pulang, awalnya memang mas Hendra yg tak pulang, tp begitu mas Hendra pulang, ganti istrinya yg pulang.
Rina sudah tau tentang masalah ini, jd aku izin keluar jg di perbolehkan oleh rina.
Saat dirumah via mbak mila blm ingin pulang, aku dan via membujuknya, agak alot hingga sekitar jm 8 akhirnya beliau mau ku antar pulang.
Via pun menitipkan mbak mila kepadaku.
Saat di mobil tengah perjalanan
M; mas jika hal buruk terjadi, ttp jagain mbak ya
S: ngmg apa sih mbak
S: udh ah g ush aneh², anak udh pd gede
Mbak mila masi menangis.
Sesampainya dirumah nya aku turun dan merangkul bahu mbak mila, mas Hendra membuka pintu, ku lihat mbak mila masi enggan melihat suaminya.
Aku berniat lsg pulang dan meninggalkannya, krn itu urusan rumah tangga aku tak boleh ikut campur.
Tp kecanggunggan terjadi di antara beliau berdua. Akhirnya ku tuntun utk jalan di sofa dg ransel besar mbak mila. Beliau duduk bersebrangan dg aku di samping mbak mila, mata mbak mila terlihat bengkak krn terus menangis.
S: udh ya mas mbak, di bicarakan baik²
S: jgn memilih keputusan yg menyusahkan anak² utk menyelesaikan masalah
S: ini urusan mbak sm mas, aku tak boleh ikut campur, aku balik aja.
S: kalo udh clear kabari ya ehehehe
Seingatku kalimat itu yg aku lobtarkan.
Kondisi rumah sepi sekali, anak² nya di titipkan dirumah saudara mbak mila.
Aku meninggalkan rumah itu cukup berat, takut hal² tak di inginkan terjadi, tp aku harus meninggalkan rumah itu.
Aku pun pulang kerumah rina.
Rina menanyai ku dg banyak pertanyaan, aku hanya menyampaikan sesuai dg apa yg aku lakukan.


Esok siangnya saat pagi hr via menelpon ku bertanya ttg kondisi mas Hendra dan mbak mila malam itu.
Aku jg menceritakan apa yg aku ceritakan pd rina.
Aku sudah bertukar nomer dg via, tp tak ada chat intens dengannya, krn aku enggan utk bermain api lg.

Seminggu kemudian sudah ada tlp dr mbak mila beliau mengatakan sudah kembali baik² dg suaminya, beliau memaafkan. Sungguh besar hati wanita itu.
Bagaimana kakak dg teman lelakinya?
Aku dan rina terus memantau si kakak, jgn sampai terjerumus pergaulan anak muda yg negatif.


Kehidupan berjalan seperti biasa, terus berlalu dg drama² kehidupan, tp tak ada masalah berat hingga awal juni 2019 rina mengadakan buka puasa bersama dirumah hanya dg keluarga besar ibu rina, keluarga dr semua pegawai dirumah dan kerabat dekat rina.
Per cek cokan terjadi antara aku dan rina, krn rina agak memaksaku utk mengundang ana.
Tp aku tak mau,
R: aku pengen sekali ngundang istrimu kesini
R: biar dia percaya km disini kerja
S: g perlu lah, iya kalo semua org bs di percaya kalo nggak?
S: km udh nyiapin baju kita kembaran semua, apa nanti ana g curiga?
Cek cok terus terjadi, bagaimanapun aku tak mau melibatkan ana dlm rumah ini, terlebih ada keluarga besar ibu rina.
Memang semua pegawai sudah tau hubunganku dg rina, kakak jg sudah tau krn menurut rina dia berhak tau krn sudah dewasa jg.

Aku lupa ramadhan hr ke brp saat itu, halaman depan sudah di hias dengan 3 meja panjang, lampu² dan hiasan sedemikian rupa.
Selepas ashar beberapa keluarga ibu rina mulai datang. Mas Hendra dan mbak mila tetap kami undang. Ana? Aku tak mau mengajaknya, terlalu beresiko.
Acara berjalan dg lancar, bagiku tak ada yg spesial krn acara biasa, tp bagi rina momen itu di manfaatkan utk berbagi kpd semua org, busana yg bs di gunakan utk lebaran dan jg parcel.

H-7 lebaran rina memintaku utk lebaran dengannya, mengingat beberapa th lalu aku selalu mendahulukan ana dan ortuku. Aku menyanggupinya, dan aku beralasan pd ana bahwa bosku minta di antar utk mudik.
Dan disinilah aku kembali melakukan dosa terhadap ana, aku bertebaran dg keluarga rina.
Mudik? Ya, benar
Tp masi di dalam kota itu, di tempat asal ibu rina tinggal, disana masi terdapat rumah nenek rina.
Aku dan rina dg kakak dan ibu rina solat idul fitri bersama, sperti keluarga pd umumnya.
Setelah solat, sungkeman, pertama aku kpd Ibu rina. Rina kpd ku di lanjutkan pd ibunya, dst.
Tangis pun pecah, rina benar² menangis di pelukan ibunya, rina jg menangis pd pelukanku, meskipun hubungan kita terlihat bahagia, selalu ada kesalahan dan kami saling menyakiti perasaan.
Setelah semua keluarga besar ibu rina telah bersalaman dg kami, aku menyempatkan tlp dg ana.
Hanya utk menanyakan kabar, mengucapkan idul fitri.
Sore hr rina mengajakku utk kerumah ortuku dan menginap, aku lsg mengiyakan.
Saat itu di jln aku menangis, ortu ku masih sehat, aku selalu mengirimnya uang, tp aku hrg sekali mengunjunginya, padahal dekat sekali.
Sore itu tangisku benar² pecah pd pelukan ortuku, aku merasa bersalah terlalu lama meninggalkannya, tp apa yg terjadi, ortuku begitu mudah memaafkanku, begitu mudah menerimaku lg. Itu lah kasih sayang orang tua.
Rina jg menangis, sudah pasti. Rina sejak mandi pagi tak menggunakan bedak dan lipstik sm sekali, krn dia tau akan menangis. Tp tak menghapus kecantikannya.
Malamnya kami stay dirumah, menunggu keluarga dr Bpk ibu ku berkunjung.
Rina memberikan amplop utk anak² , siapa pun yg kerumah bakal dia kasih.
Lebaran itu suka cita utk rina dan keluargaku, tp pikiranku masih terbayang dg keluarga ana, aku merasa berdosa sekali.
Lebaran hr ke empat, aku dan rina mengajak ortu dan adikku berlibur. Tak jauh, hanya di kota dingin krn itu memang favorit kami. 3 malam disana.
Lebaran hr ketujuh siang hr, aku kembali ke rumah ana, rina menyuruhku, krn ana jg membutuhkanku.
Dirumah ana terasa hambar, krn momen idul fitri sudah terlewat begitu saja. Tp aku berusaha membangun momen yg menjadi bermanfaat dg mengajaknya berlibur.
Bagian ini hanya menceritakan lebaran kala itu yg ku ingat krn merasa berdosa pd ana dan keluarganya.


Aku lupa th 2019 ini atau 2018.
Ada momen dimana saat aku mendampingi rina pd wisuda sekolah kakak, aku sempat melihat tetangga ana, naas nya saat itu aku dan rina memakai baju yg serasi sperti pasangan.
Aku menyembunyikan hal itu pd rina, krn tak mau merusak momen kebahagiaan rina dan kakak, aku hanya menjaga jgn sampai aku bertatap muka dg tetangga ana itu.


Saat santai dg rina di belakang
S: gmn kbr arif?
R: oia aku mau cerita pa
S: knp?
R: waktu km pulang kerumah istrimu dia kesini
S: oh ya?
S: kok g cerita?
R: maaf aku lupa
S: ngapain dia?
S: ngakak lg?
R: nggak lah!
R; dia minta maaf atas perbuatan dia waktu itu
R: waktu itu kn jg hbs lebaran
S: gt aja?
R: heem, cm dia minta bs balik dg aku kyk dlu lg
R: tp nggak lah, bagiku udh cukup
R: udh semakin tua, aku udh lumayan bs niat solat meskipun bolong²
R: aku gamau semua itu rusak sperti dulu
S: jd dia pulg tangan kosong dong ahahaha
R: km ini pa, udh ah
R: awas jgn ngajak aku gt lg
S: iya iya
Memang benar rina sudah sering beribadah, dia semakin menjadi pribadi lbh baik, pikirannya pun semakin baik tak selalu mementingkan egonya.
Kami jg jrg berantem seperti dulu.
Aku bersyukur sekali.
Tp sex jg ikut berkurang, kdg dia beralasan lg males keramas krn shubuh hrs solat, takut kesiangan dll.
Ya aku mencoba bs menerimanya, memang harusnya seperti itu. Memang kami dulu terlalu jauh meninggalkan agama.


Bagaimana dg via?
Tak ada apa pun, kami hanya berteman, aku dan via bertemu jg ketika dg mas Hendra atau mbak mila.
Hanya sekali mengantar via berdua saja utk menjemput anaknya, dan kami tak ngapa²in.
Via pernah sekali memancing ku, tp aku memang sudah bulat tak mau bermain api lg.
Aku jg masih sering bertemu mas Hendra dan mbak mila, tp hanya sekedar berkunjung beberapa kali.
Memang sempat seks sekali dg mbak mila selepas lebaran waktu itu.





Continue..............
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd