Update 70
Beberapa hr kemudian aku pulg kerumah ana, dia meminta utk liburan sbg ganti malam tahun baru tidak denganku dan tdk kmn².
Aku pun mengiyakan, kami hanya brgkt dg org rumah saja, menuju kota dingin, kami disana 2hr semalam.
Tak ada yg spesial, kami hanya di beri waktu berduaan dg ibu ana dan anak kami di pegang oleh beliau.
Di saat sela² waktu berdua waktu malam hr ana mengungkapkan isi hatinya, dia mengaku sering kesepian krn pekerjaanku, aku hanya menghiburnya dg kalimat
S: mau gmn?
S: namanya jg kerja, kalo g kerja dsna aku g mgkn bs ngasi km nafkah sebanyak itu
S: mgkn aku jg g bakal bs beliin km mobil
S: dg ijazah ku hanya setara sma bagiku ini udh rezeki
Ana mengiyakan kalimat ku, tp dia masi mengatakan terkadang butuh sosok suami dirumah buat curhat, bertukar cerita dsb. Memang benar aku dan ana jrg bertemu fisik, parahnya batin kita tak pernah ketemu. Aku menyadari semua itu, dan semuanya salah dr perbuatanku. Aku hanya menenangkan ana.
Untungnya ana lbh tegar dr rina utk hal sperti ini, rina sudah pasti menangis.
Parahnya lg ana jg menyampaikan dia takut jika sampai aku kecantol oleh bosku (rina), ana beberapa kali terlinyas di pikirannya perihal itu. Intinya ana cemburu, saat itu aku menangkap ana curiga denganku. Lagi² aku menenangkan jika aku hanya memang bekerja.
Jawaban terakhir ana
A: apa pun yg terjadi nanti, bagaimana pun kondisi kita, aku gamau km ninggalin aku mas, jawaban yg membuat ku tercengang, dan aku hanya mengangguk.
Ana benar² berharap jg aku menemaninya sampai tua.
Aku merasa sangat berdosa sekali saat itu. Tanpa aku sadari ada 3 hati wanita baik yg hrs aku jaga, merasa berdosa dan sedih tentunya. Sejauh ini aku tak pernah merasakan pada titik itu, ana yg paling sering aku campakkan.
Utk ke depannya aku hrs berhati hati, lbh bs membagi waktu tentunya.
Seketika lemas saat itu mendengar semua ungkapan hati ana, tp aku mencoba melawannya, bukan utk mencampakkan ana lbh dalam, tp utk menjaga agar momen keluarga ini tk menjadi rusak.
Suasana saat itu mencair lg, malam itu kami melakukan sex, lbh leluasa dr biasanya krn anak kami tidur dg ortu ana.
Hr terakhir kami berwisata di perkebunan dan berlanjut ke taman bermain yg terdapat kolam renangnya, ana ikut menceburkan dirinya ke dlm kolam dg anak kami, ternyata ana sangat cuek dg penampilannya, dg tanktop terkena air kain tanktop itu akan ketarik ke bawah hingga belahan payudaranya berukuran sedang terekspos, ana pun cuek saja. Hingga sorenya kami balik pulang kerumah.
Dua hari kemudian aku masi dirumah ana, mencoba menikmati suasana kasih sayang keluarga yg srg sekali aku campakkan. Ternyata tak kalah menarik dr rumah rina, keluarga ana teenyata sangat peduli dg ku meskipun terkesan cuek sekali dan secara materi jauh lbh unggul dirumah rina.
Beberapa hr kemudian aku kembali kerumah rina saat menjelang siang.
S: assalamuallaikum
R: waalaikumsalam
R: yeeeeyyyy
Sperti biasa jika aku pulg lbh dr 3hr rina akan menyambutku dg suka cita layaknya anak kecil.
Rina memeluk dan menciumku.
S: mau kmn km? Kok cantik gini
R: biasanya g cantik dong
R: mau ke sekolah kakak, temenin yuk
S: yaudah yukk
Kami menuju mobilku dan kami pun brgkt. Aku hanya menunggu di mobil dr luar sekolah, aku jg tak bertanya keperluan apa.
Setelah dr sekolah rina mengajak ke dua perusahaannya krn ada hal penting yg hrs di urus.
Singkat cerita setelah menaklukan padatnya kendaraan di jalanan siang itu, menjelang ashar kami tiba dirumah.
Setelah cuci kaki aku berganti celana pendek dan bertelanjang dada aku rebahan di kasur, rina jg hanya mengenakan daleman rebahan berbantal perutku.
Perutku bunyi ahahahaha
R: paaaa, maaf aku lupa ngajak makan siang
R; ayuk makan
S: ahahahaha
Aku tak mempermasalahkan, krn memang hr itu aku sarapan agak siang dr rumah ana.
Hr itu aku bercerita, menyampaikan kpd rina apa yg aku obrolkan dg ana perihal hati dan perasaan ana.
Rina terdiam agak lama, hingga kemudian
R: jika istrimu tau semua tentang kita, aku gabisa bayangin betapa hancurnya hati dan perasaannya
R: yg kita perbuat memang salah sejak awal, tp aku udh terlanjur cinta sm km pa, aku gabisa lepas sm km.
Rina memegang tanganku dan jelas sekali matanya berkaca kaca
R: aku jg g mgkn nyuruh km pisah sm ana
R: sbg sesama perempuan, hanya bedanya aku tau hubunganmu dg ana, ana tak tau tentang kita
R: aku harap km bs lbh adil dan saling menjaga perasaan yaa
Ku sandarkan kepala rina pd bahuku dan aku merangkul bahunya, tangan kiriku memegang rokok dan ku hisap dalam sekali. Pandangan kami sama² kosong menatap kolam renang halaman belakang.
Awal aku hubunganku dg rina aku hanya terfokus dg pekerjaanku dan kondisi ku sendiri, aku sedikitpun tak memikirkan rumitnya di belakang. Hingga mempersunting ana pun aku hanya memikirkan kondisi ku di masa tua nanti tanpa memikirkan hati dan perasaan para wanita.
Bapak dan ibuku sudah sering mengingatkan dr awal, hanya saja aku yg tak mau mendengar atau tak peduli atau pun terlena kondisi saat dg rina.
Bagaimana dg mbak mila?
Aku jg terlena hingga sempat tak menghiraukan beliau.
Awal bertemu mbak mila, beliau sosok luar biasa, jika di bandingkan dg rina jelas lebih menarik mbak mila. Tp seiring berjalannya waktu ketika menjalin hubungan denganku rina merawat wajah dan tubuhnya habis²an luar dalam, sehingga skrg rina jauh sekali terlihat lebih cantik dan menarik dr mbak mila. Jawaban cuma 1, uang berkuasa utk perawatan, sedangkan mbak mila penghasilannya terbagi utk biaya sekolah anak²nya, sedangkan rina? Meskipun berdiam dirumah, penghasilannya terus mengalir.
Ada pembaca yg mengatakan "mungkin perusahaan rina sudah autopilot" Aku membenarkan hal itu, semuanya berjalan lancar tanpa rina ikut turun tangan.
Bagaimana dg ana? Aku tak mau membandingkan dg mbak mila dan rina, krn yg merawatku dan yg mendampingiku jelas ana.
Mungkin ada yg bertanya aku milih siapa antara mbak mila dan rina?
Jawaban yg sulit, keduanya punya +- sendiri, rina dg kekayaan dan kenyamanan serta asiknya hari² dg dia krn masi ada jiwa mudanya, sedangkan mbak mila wanita yg berpikiran dewasa, berpikiran matang, kepribadian tenang.
Utk sex?
Keduanya jelas punya +- masing².
Bagaimana utk minus keduanya?
Maaf sekali tanpa mengurangi rasa hormat tak bisa aku sampaikan disini
Disini aku hanya membagikan sisi positif dr tiap orang, hanya sedikit memunculkan sisi negatifnya.
Ada sisi negatif dr rina yg tak bisa aku Terima dan tak bisa aku sampaikan disini. Mgkn ada yg bertanya dan berargumen
- knp g sm rina aja smpai tua?
- rina udh cantik mapan pinter
Terimakasih yg sudah berargumen dan berkomentar, jika di baca dr awal memang benar yg anda sampaikan, tp sisi negatif dr rina benar² tak bisa aku Terima. Bukan sex atau soal kepercayaan kok, hanya soal pengendalian emosi dr rina itu sendiri.
Terima kasih jg yg sempat komen panjang soal kepribadian 2 wanita ini, anda hebat, membaca dg jeli, anda benar sekali
Yaaaaa itu lah sedikit perbandingan dr wanita² ku, maaf jika sedikit keluar dr cerita.
Semakin hr aku belajar utk bersikap adil kpd rina dan ana, tanpa di sadari rasaku ke ana semakin dalam jg, semakin gelisah ketika dg rina takut dg ana, begitu jg sebaliknya. Tp semakin kesini aku semakin mengerti ini akibat dr perbuatanku, dan aku hrs siap menjalani resikonya, hingga suatu saat nanti aku jg hrs siap jika ketahuan oleh ana aku hrs siap dg segala resiko yg blm aku pikirkan.
Beberapa minggu kemudian mas Hendra menelpon ku saat aku di mobil perjalanan pulang dr perusahaan, mas Hendra mengajakku bertemu di suatu warkop.
Rina bertanya setelah aku mematikan tlp, ada perlu apa?
S: gatau, hanya diajak nongkrong aj
R: udh jam segini mau pulg jam brp?
Aku hanya mengangkat kedua bahuku
R; jgn pulg malam², kalo nongkrong pasti gatau waktu
S: iya tenang aj kali, mas Hendra jg kan punya istri
S: g ikut aj?
R: nggak, pengen tidur siang aku
Sampai diruma rina hanya minta turun di depan pagar, kemudian aku melanjutkan perjalanan, saat sampai di suatu lampu merah, aku menghubungi mas Hendra
S: mas aku udh di jln ini, paling 15menit an sampai
H: sm rina?
S: sendirian
H: lsg kerumah via aj boy
S: loh kok...
H: udaaahh sini aj, ada mbakmu jg ini
H: kalo aku tlp td blg tk ajak kesini sm mbak mu pasti rina banyak tanya dan g nge bolehin kesini
S: kalo rina jd ikut td gmn?
H: ya kita tinggal geser aj ke warung
Sialan, ini akal²an mas Hendra aja, tp gpp lah siapa tau ada "rejeki"
Aku memacu suv rina menuju rumah via, sampai di gerbang perumahan aku menghubungi mas Hendra lg krn keamanan perumahan itu agak ketat. Kemudian tak lama tlp pos itu berdering, dan aku di perbolehkan masuk, sepertinya si via yg menelpon pos itu.
Agak lupa jg posisi rumahnya, krn hanya sekali ke perumahan via.
Aku melihat suv putih milik mas Hendra, aku yakin brati di sana rumahnya, aku pun berhenti tepat di blkg mobil mas Hendra dan sebelum mematikan mesin ku bunyikan klakson 2x.
Aku turun dan menuju pagar, mbak mila org pertama yg ku temui.
Mbak mila mengenakan daster rumahan, aku salim dan mencium pipinya.
S: g kerja mbak?
M; cuti td, ngurus sesuatu di sekolah anak²
M: masuk
Di ruang tamu ku lihat mas Hendra duduk dg satu kaki di angkat, di sofa tunggal ada via menggunakan daster tanpa lengan, sama seperti saat aku pertama kali dirumahnya hanya saja beda motif dan warna.
Aku salim kpd mas Hendra sperti biasa, aku jg salaman kpd via, aku duduk di samping mas Hendra.
H: dr mana ini bos? Rapi amat
Sambil menepuk bahuku
Aku hanya nyengir
S; habis antar bos besar ngecek perusahaan ehehehe
M: mbak bikinin kopi ya mas
S: eh jgn mbak, es aj kalo ada
Setelah membuat minuman utk ku mbak mila duduk di samping kiriku, aku di apit oleh mas Hendra dan mbak mila, agak berdesakan hingga paha dan pantat mbak mila menempel padaku.
V: maaf ya mas sempit disini ehehe
S: gpp mbak
H: mila aj pengen mepet, dsna kan masi ada kursi
Memang benar masi ada 1 kursi box, anehnya kmrn aku kesini masi ada 1 sofa lg, tp hr itu tak ada.
Mbak mila lsg menggapai suaminya yg berada di kananku dg melalui belakangku otomatis payudara mbak mila bersentuhan dg bahuku, tp aku cuek aj.
Saat itu kami mengobrol, yg jd topik awal adalah cuti mbak mila bersamaan dg via.
Via mengurus cerai dg suaminya. Mbak mila dan via membahas topik itu, aku dan mas Hendra membahas kehidupan dg rina.
Sampai mbak mila menyentil suaminya dg celetukan
M; hhmmm rinaaa terusss
H: hahahaha apaaa?
Aku tertawa
M; sana ikut rina sekalian
Tertawa ku semakin keras
V: seberapa cantik sih mbak yg namanya rina itu?
M; ya gitu lah, mbak mila membuka hpnya dan mencari foto rina di galerinya
Kemudian mbak mila menunjukan foto selfie nya berdua dg rina saat malam pergantian tahun saat itu,
V: hmmmm cantiiiknya
V: perawatan jg ya mas?
Via bertanya padaku, tp mbak mila yg menyahut
M: perawatan nya luar dalam
M; maklum org kaya, kita g bakal bs sperti dia ahahaha
Mbak mila berkelakar
Padahal lbh cantik mbak mila jika sama² tanpa perawatan.
V: kerja apa mbak?
M: g kerja dia
S: pengangguran
M: ahahahaha, mbak mila menoleh padaku
M: tp gaji 13 mu, vakasi mu, bonus²mu, di jadikan satu pun g bakal bs ngejar dia ahahaha
V: kok bs?
Mbak mila sedikit bercerita pd via ttg rina, kembali menyenggol sedikit hubungan ku dg rina jg.
Obrolan berlanjut lama, aku tak ada niat sedikit pun utk memulai "bermain" dg via. Aku tak mau bermain api, mengingat kesalahanku dg rina sudah terlalu banyak.
Ya memang hr itu kami hanya mengobrol tak lebih dr itu, hanya aku dan via sudah mulai nyambung. Tp sekali lg aku tak ada niatan utk bermain dg via, hanya menambah teman.
Sore hr aku pun berniat pulang, mas Hendra malah mengajakku menginap, dan saat itu beliau sedikit memaksa, tp aku menolaknya dg halus.
Malam hr saat ngopi di blkg aku dg rina bersantai, mengobrol dan bercanda, saat berdua seperti ini lah rina akan keluar sifat manja layaknya remaja. Setegar apa pun wanita, usia hanya lah angka, mereka akan punya sisi lain di balik angka usianya.
Malam itu rina membicarakan tentang pendidikan utk reno jr kelak, jg tentang si kakak yg mulai menampakkan gelagat bahwa dia sudah mulai berpacaran. Kakak jrg mau utk di antar, dia lbh memilih di jemput org yg mengakuinya kpd rina hanyalah teman. Bahkan si kakak sempat meminta utk membawa mobil sendiri, rina tak memperbolehkan krn dia blm bs di lepas sndirian, meskipun bisa berkat ajaran driver keluarga rina ttp tk mengizinkannya krn membahayakan kakak dan org lain.
Intinya rina meminta tlg padaku agar aku bs membicarakan tentang teman lelakinya, rina butuh informasi, krn menurutnya aku lah org yg lbh dekat dg kakak di banding rina sndiri.
S: udalah jgn kwatir berlebihan
S: dia udh gede, udh bs jaga diri sendiri
R; pa, orang tua mana yg g kwatir dg anak gadisnya
R: liat aj fisik nya kyk gt, laki mana pun akan tergiur
R: kalo emg pacaran gpp, tp tlg pesenin jgn bole macam²
Memang aku akui, kakak telah tumbuh jd anak remaja yg menarik, tak seberapa cantik, tp kulitnya yg kuning bersih, tubuh proposional, akan membuat mata lelaki gampang tertarik, di tambah anaknya memang supel, lbh supel dr mamanya.
Sayangnya rina dan kakak sering berantem dan debat krn sering berbeda pendapat, krn pemikiran rina terlalu mengkhawatirkan anaknya, bs di bilang agak posesif.
Saat sabtu sore selepas ashar aku mengetuk pintu kamar si kakak, rina hanya melihat dr ruang tengah.
Kakak membuka pintu, kemudian dia kembali bercermin, aku hanya berdiri bersandar pintu kamarnya, aku tak mau masuk kmr anak gadis sembarangan, apa lg itu bukan anak kandungku, sebetulnya g boleh anak angkat perempuan tinggal satu atap dg ayah angkatnya.
S: kalo udh dandannya temui papa di blkg ya
Kk: ada apa nih pa?
S: udh ke blkg aj, bawel
Aku kemudian ke blkg dan merokok di tempat biasa, kakak datang membawa tasnya, cantik dandan mirip mamanya hanya bedak dan lipstick tipis.
Kemudian anak itu duduk di kursi yg biasa di tempati mamanya.
Dia to the point menanyakan, dan lsg ku tanyakan.
Kakak mengaku memang dekat dg teman lelakinya, sore itu jg dia hendak ber malam minggu dg teman lelakinya. Aku meyakinkan sekali lg dg hubungannya, ternyata memang benar dia blm pacaran.
Kemudian aku hanya menyampaikan pesan² agar hati² dg laki², jgn mudah di rayu, jgn mudah termakan dg jebakannya.
Intinya aku menyampaikan pesan² positif ttg anak gadis
Kk: ini dr papa sndiri apa dr mamam?
Kk; tumben sih papa kyk gni
S: meskipun bukan papa kandungmu masa gaboleh?
Aku meninju keningnya pelan, dia hanya tertawa
S: papa g pengen mamamu khawatir dan kalian berantem terus
Aku seolah bicara seperti org yg berpengalaman menjadi bapak, tp bukan itu aku bicara krn aku pernah jd lelaki brengsek, jd apa yg ada di otak laki² muda aku pasti faham dg gerak geriknya.
Kk: iya iya Pa, jgn bawel kyk mama
Kk; udh aku brgkt dlu, kk mencium tanganku
S: pamit mama sm nenek sana, jm 9 hrs udh pulang.
Semenjak saat itu aku dan rina jika malam tak bisa keluar bebas, krn hrs menunggu anaknya pulg utk mengecek nya pulang jam brp, dan yg terpenting kondisi pulangnya tetap sehat dan tak terjadi apa².
Saat setelah perginya kakak hpku berdering, mbak mila tlp.
Tumben pikirku, pasti mau ngajak ketemu atau ada acara ini.
Ku angkat dan suara mbak mila menangis, mbak mila menangis sesenggukan.
Beliau bercerita jika mas Hendra membohonginya, mas Hendra ternyata berselingkuh dg wanita lain.
Pdhl perkiraan mbak mila mas Hendra tertarik dg via, tp ternyata itu hanya alibi mas Hendra utk mengalihkan perhatian istrinya.
Sialan, kasian mbak mila nih jadinya.
Aku jg menanyakan sudah mengetahui sendiri atau dr cerita org, ternyata mbak mila mengetahui dr HP mas Hendra, ada chat dg wanita dg mengirim bukti book room jg.
Mbak mila menanyakan pd mas Hendra tp mas Hendra lsg marah² dan pergi dr rumah.
M; dr dlu kami terbuka ttg sex sampai melibatkan org lain agar slh satu dr kami tak berselingkuh, mas Hendra khawatir jika mbak berselingkuh
M; tp ternyata mas Hendra sendiri yg seperti ini
Aku hanya mendengar dan menenangkannya, aku jg menawari bertemu malam itu dg rina tp mbak mila menolak krn mbak mila sedang dirumah orang tuanya.
Aku mengatakan akan menemukan mas Hendra dan mensupport mbak mila agar tetap tegar dan kuat.
Setelah tlp usai aku sempat melamun, agak syok jg mendengar cerita mbak mila, tk kusangka mas Hendra melakukan kesalahan seperti itu.
Tiba² rina memanggil dan menepuk pundakku agak keras
R: pa, ngapain ngelamun?
R: mandi sanaa
S: eehh ma, nggak gpp
R: yakin?
Aku menceritaka apa yg di ceritakan mbak mila, rina jg syok. Krn memang beliau berdua terlihat seperti keluarga harmonis.
Aku menyuruh rina utk mensupport mbak mila.
Aku jg menceritakan obrolan ttg kakak, rina bersyukur kakak belum pacaran, rina tak mau pendidikan anaknya terganggu fokusnya gr² hal seperti itu.
Continue............