Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

Terima kasih updatenya suhuuu..

Di tunggu part2 selanjutnyaa..
Semakin menarik kisah ini..
Gk ad selingkuh sama mbak tika nih??
 
CHAPTER XV: UNGKAPKAN BIAR LEGA
Proses revisi skripsiku berjalan sangat mulus, hampir semuanya dengan mudah aku kerjakan. Mulai dari Bab I sampai Bab terakhir aku kerjakan dengan enteng. Mungkin yang paling susah adalah penulisan ‘Ucapan Terima Kasih’ dan ‘Persembahan’.

Tentu saja semua orang disekitarku aku masukan ke dalam daftar terima kasih, termasuk Dita. Namun khusus untuk ‘Persembahan’ aku hanya mencantumkan keluargaku, terutama orangtua. Mengingat semua keberhasilanku ini tak lepas dari doa dan usaha orang tua. Bahkan Bapak sampai rela gajinya minus demi anak-anaknya lulus Sarjana.

Seminggu sebelum yudisium Mbak Tika mengajakku makan siang bareng di kantin Flamboyan, dekat UGM. Kantin ini lumayan ramai setiap jam makan siang. Maklum saja, menunya prasmanan, bebas ambil nasi sebanyak mungkin. Apalagi ditunjang dengan tempat yang cozy plus hiburan musik setiap hari.

Kami bertemu langsung di TKP. Aku berangkat setelah menyelesaikan persyaratan yudisium. Mbak Tika datang sendirian, tanpa pacarnya. Dia memakai kaos oblong Dagadu yang mulai redup pamornya setelah banyak barang palsu yang beredar.

Mbak Tika tampak santai berjalan dari taxi yang menghantarkannya. Wajahnya mungkin terlalu mulus untuk terkena teriknya sinar matahari.

“Udah makan, aku ambil dulu ya?” Mbak Tika memulai percakapan sembari meninggalkanku yang sedari tadi masih termangu menikmati kecantikan wajah Mbak Tika.

“Sudah mbak, aku tunggu disini aja ya, “ Aku menjawabnya sambil sedikit meminum es jeruk manis yang baru saja datang.

Mbak tika, sebelumnya menghubungiku cuman mau konsultasi soal skripsi. Mumpung aku juga ada waktu kosong, aku sanggupi saja. Lagian juga sudah lama aku ingin menatap wajah cantiknya.

Sungguh ini memang rasa kekagumanku akan kecantikannya.

Selesai dia makan, mulailah kita berdiskusi tentang skripsi Mbak Tika. Ternyata dia sudah sampai di tahap akhir. Pak Asrul sudah memberikan lampu hijau untuk melanjutkan ke sidang skripsi.

“Jadi gimana sih prosesnya kalau mau sidang? Aku tuh masih bingung. Ini kemarin sudah oke semua. Tingal mencari semua yang jadi calon penguji dan menentukan waktunya.” Mbak tika mulai dengan wajah yang serius.

Nampaknya dia memang bingung soal birokrasi di kampus. Maklum saja, kami ini kan mahasiswa yang sangat membenci birokrasi yang berlapis-lapis.

“Gini aja mbak, mbak tanya dulu Pak Asrul, siapa-siapa saja saran beliau untuk menjadi penguji. Biasanya sih Pak Asrul sudah punya nama yang biasa dengan beliau.”

“Setelah dapet rekomendasi, baru lah tuh kamu hubungi satu-satu. Buat nyocokin waktu yang tepat. Kalau ada yang ga bisa salah satu, biasanya mereka akan menunjuk temen dosennya sebagai pengganti. Gampang kok.”

“Tinggal kita harus sabar aja menghadapinya.” Aku menjawab pertanyaan Mbak Tika dengan santai dan dia pun melihatku dengan penuh perhatian. Sampai grogi nih aku.

“Mbak, mbok jangan ngeliat aku seperti itu. Kan grogi. Diliatin cewe cantik kaya Mbak Tika. Hahahahhaa” Ujarku memecahkan keheningan.

“eh maaf... maaf...”

“Aku cuman merhatiin kamu aja sih, kalau kamu ngomong kaya gitu kok jadi lebih ganteng.” Mbak Tika menggodaku.

Sanjungannya tentu saja membuatku ge er setengah mati.

“Ahhhh.. Mbak Tika bisa aja... Aku cuman ngasih tau doang kok mbak”

“Kalau soal ganteng mah, udah dari lahir juga ganteng. Hahahahaha” Aku menyahut candaannya, sambil seolah-olah merapihkan rambut dan kerah.

“eh Mbak, nanti kalau sidang jangan lupa kasih kabar ya, biar bisa nonton juga.” Pintaku kepada Mbak Tika.

“tenang aja, pasti aku kabarin, asal jangan bawa pasukan ya. Aku grogi kalau diliatin banyak orang.” Mbak Tika pun menjawab dengan tersenyum lebar.

Aku dan Mbak Tika saat itu seolah menjadi sepasang kekasih yang lagi kencan makan siang di kantin. Semua orang melihat ke arah meja kami.

Entah kenapa mereka melihat, karena kecantikan Mbak Tika, atau karena mereka heran, kenapa orang sejelek aku bisa semeja dengan wanita secantik Mbak Tika.

Saat itu, aku sangat bersemangat, dan aku ingin mengungkapkan sesuati kepada Mbak Tika. Ungkapan rasa kagum atas kecantikanya. Sunggu anugerah Tuhan yang tiada duanya.

“Mbak Aku mau ngomong serius sama Mbak.” Aku mulai berbicara lebih serius. Dengan nada sedikit lirih. Takut orang lain mendengar.

“Ya, Alan... Mau ngomong apa... silakan” Mbak Tika mempersilakan ku. Aku berpikir ini adalah waktu yang sangat tepat. Mumpung pacarnya juga lagi tidak ada.
“Jadi gini mbak. Sebenarnya dari dulu awal aku masuk kuliah aku sudah memperhatikan Mbak yang membuatku tak bisa berkedip. Aku kagum sama Mbak Tika, sejak pertama masuk kuliah.”

“Ini memang murni rasa kagumku sama Mbak Tika. Mbak adalah sosok wanita idaman semua pria. Wajah cantik, putih, rambut lurus sebahu. Idola kaum adam lah pokoknya.”

“Jangan salah sangka ya mbak, aku cuman ungkapin rasa kagum saja kok. Gak lebih gak kurang. Aku tahu Mbak Tika kan juga sudah punya pacar. Lebih serius lagi pacarannya.”

“jangan salah artikan kekagumanku ini sebagai perusak hubungan Mbak. Tentu saja bukan level ku. Aku jaug banget levelnya dibawah pacar Mbak.”

“Aku tetap ingin hubungan sebagai teman atau adik dan kakak ya mbak.”

“Udah Itu saja...” Aku ngomgong sambil sedikit gemetar. Sedikti grogi takut kalau dia tidak berkenan atas apa yang aku ungkapkan.

“Iya Alan, aku tahu kok. Aku juga memperhatikan kamu. Setiap aku lewat kamu selalu ga berkedip ngelihatin aku. Ya kan?”

“tak masalah dan tak apa-apa kalau hanya kagum saja. Dan kamu kan tahu juga bahwa aku sudah pacaran lebih serius. Bahkan setelah lulus ini, mau dilamar.”
“Doakan semuanya lancar ya Alan.” Ungkap Mbak Tika kepadaku.

Aku lega bukan main, karena dia tidak tersinggung atas ucapanku. Prinsipku adalah daripada terpendam di hati mendingan diungkapkan saja perasaan ini. Yang penting perasaan udah lega, urusan dia baper, itu belakangan.

“Oke mbak, jadi udah paham kan soal ngurus ujian skripsi?” Aku kembali mengalihkan pembicaraan ke awal.

“Udah –udah.. Makasih banyak yaaa.. makasih juga udah ngungkapin perasaanmu. Aku juga lega. Karena orang yang aku perhatikan diam-diam ternyata juga mengagumiku.” Ucap Mbak Tika seraya membenarkan poninya yang kadang menutupi alisnya.

“Mbak habis ini mau kemana?” Tanyaku padanya.

“Habis ini mau pulang sih. Nanti malam ada janji kencan soalnya. Mau istirahat dulu bobo cantik siang-siang.. ahahaha” Mbak Tika menjawab dengan nada yang sedikit manja.

“cieeeeehh... iya deh iyaaaa.. yang mau kencan... Selamat bobo cantik yaaa cantiiilkk...” Aku menggodanya. Dengan diikuti tawa lepas berdua.

Kami berpisah masing-masing dia kembali ke kos, aku pun mau menuju Kosan Joni buat numpang istirahat.

Hari yang sangat indah bagiku, berbagi cerita dengan Mbak Tika, dan mengungkapkan perasaan kagumku dengan lega. Ambisi untuk mendapatkan hatinya memang terlalu jauh.

Level kita memang berbeda. Paling tidak dia sudah tau perasaanku. Itu saja.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd