Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perjuanganku Menaklukkan Ketakutan

Wah sudah selangkah lebih maju. Alan ....

Umpan sudah di pasang , jaring sudah di tebar ...

Tinggal nunggu nasib saja , nunggu pacar mbak Tika ketahuan selingkuhnya ...

Kalau jodoh tak kan ke mana kog ....
 
Dikarenakan TS ada tugas ke negeri sakura
Jadi update dipending dlu.
Sampai jumpa seminggu ke depan
 
Sedihnya. Bisa ngak suhu. Sebelum berangkat kita dikasih sekali update biar lega menunggu stop satu minggu. Updatr terakhir 8 Nov, baru update seminggu lagi, 24 Nov, kelamaan suhu. Baiknya sebelum berangkat update. Pulang minggu depab update lagi.. Terima kasih sebelumnya.
 
CHAPTER XVI: SHARING IS CARING
Malam ini terasa agak sendu, aku duduk dibangku teras rumahku. Aku bersama Bapak duduk berbincang dengan teh manis yang sedikit hangat. Bapak memakai sarung, dan jaket Army yang sudah mulai buluk. Kami berdua berbincang hangat, sedari habis maghrib tadi.

Aku bercerita perkembangan proses menuju wisudaku. Akhirnya penantian 5 tahun selesai sudah. Tinggal menghitung bulan, aku bisa wisuda.

“Syukurlah, kamu udah bisa mentas le. Kewajibanku sebagai orang tua sudah mulai berkurang. Tinggal nanti menikahkan mu aja yang belum.” Ungkap Bapak yang membuatku sedikit berkaca-kaca.

Memang tidak dipungkiri, perjuangan Bapak Ibu ku selama ini memang luar biasa. Kami memang dari kalangan yang tak mampu. Walaupun status Bapak dulunya adalah setara pegawai pemerintah, namun itu tidaklah cukup untku menghidupi 3 anak yang semuanya mengenyam pendidikan sarjana dalam waktu yang hampir bersamaan.

AKu ingat sekali saat Bapak dengan sangat terpaksa menjual tanah yang seharusnya menjadi tabungan kami. Aku juga ingat saat setiap hari ada tetangga datang menagih hutang dan Bapak selalu menghindar dengan piket di kantor. Atau Bapak rela tak pulang tiga hari hanya untuk mencari tambahan uang dari temannya yang ingin digantikan jatah piketnya.

Bahkan ada suatu saat Bapak sama sekali tidak mendapatkan gaji, bahkan dalam slipnya tertulis angka dengan tambahan strip didepannya, dengan kata lain minus.

Perjuangan orang tua memang luar biasa demi kesuksesan anak-anaknya. Aku jadi berpikir dan bertekad untuk membalas semua jasa orang tuaku, meningkatkan penghidupan yang lebih layak dari sekarang. Dan hal itu sebentar lagi ada di depan mata . Aku pun sudah mulai untuk mencari-cari lowongan pekerjaan.

Malam ini pun juga terasa gamang saat aku dan Bapak berbicara soal Dita. Hal yang selama ini menjadi pokok permasalahanku dimana Dita sudah mendesak sedangkan aku harus menunda nya. Hal ini juga aku ceritakan ke Bapak dan Ibu.
Respon mereka pun sangat kompak, dan selalu membesarkan hati anaknya dimana mereka selalu berkata bahwa aku ini laki-laki tak perlu risau soal masalah asmara.

Wong lanang kui duwe godo” itulah yang dikatakan Ibu saya kemarin.

Godo adalah salah satu jenis senjata di kisah mahabarata yang menjadi pegangan atau senjata andalan para dewa.

Pada intinya adalah lelaki itu punya pegangan. Saat ini pegangan itu akan segera aku raih wisuda, kemudian bekerja. Itu menjadi peganganku.

Dan Ibu kemarin juga bilang bahwa mudah-mudahan aku segera dapet kerjaan dan ketemu jodoh di Jakarta.

Aku gak tahu kenapa Ibu bilang begitu padahal saat ini aku masih ada hubungan dengan Dita. Apakah Ibu tidak merestui hubunganku atau gimana menjadi tanda tanya besar.

Aku dan Bapak pun kemudian larut dengan bahasan berbagai macam. Mulai dari masalah asmara, hingga masalah bola. Kami kebetulan sama-sama suka sama klub sepakbola AC Milan.

Tak terasa sudah pukul 9 malam, ada si Joni yang tiba-tiba main ke rumah. Si paling Ganteng diantara teman ngeband ku itu rupanya ada masalah juga sama pacarnya. Dia datang dengan honda supra keluaran terbaru.

“piye jon, ada apa kok tumben kemari?” aku membuka percakapan sambil minum teh yang sudah 4 kali aku isi ulang. Bapak yang mengetahui teman anaknya datang pun masuk ke dalam rumah. Tak ingin mengganggu percapakan anak muda.

“Si Yuni, selingkuh bro... ternyata aku udah percaya banget sama dia ternyata dia selingkuh di belakangku.” Joni berkata sambil menyalakan sebatang rokok Djarum Cokelat.

Aku amati dia memang masih sedikit emosi. AKu lihat motornya, ternyata ada speedometernya sudah retak, hampir pecah padahal motor belum ada dua bulan. Rupanya dia meluapkan emosi dengan memukup pakai tangannya ke motor.
“gimana ceritanya sih?” aku bertanya penasaran.

“Jadi waktu KKN tahun lalu itu, Yuni sama teman satu kelompoknya cowok main ke Jogja, padahal mereka KKN di daerah Kulonprogo. Mereka berdua nginep di kosan cowok itu.”

“Lalu aku tanyain apa aja yang dilakukan mereka. Dia menjawab ‘sama sama seperti apa yang kita lakukan’.”

“Kan sialan banget ,aku langsung reflek ngomong ‘asuuu’. Lha gimana lagi, orang aku sama dia itu sudah ngentot berkali-kali. Tapi aku ga bisa ngapa-ngapain lagi. Udah kejadian dan aku ga bisa merubahnya.” Joni bercerita dengan santainya.

“Trus motormu itu kamu hantam pake tangan?” Aku tanya lagi

“Iyo... piye? Tangnku lumayan ya buat nonjok orang?” Jawab Joni sambil tertawa.

“Hahahahaha... ya iyalah, dirimu mantan atlet, badan keker, idola wanita. Tapi ya menurutku wes ga usah diinget-inget.” Aku timpali Joni.

“Iya, aku lagi mikir sekarang. Mau kemana arah selanjutnya. Semua diserahkan sama aku. Si yuni udah pasrah mau diputusin atau lanjut dia terima aja. Mangkanya aku kesini minta pendapatnu lan. Kamu kan berpengalaman dengan banyak wanita” Joni berkata seraya ngecek handphone yang daritadi ada missed call.
“Wah salah orang nih, aku tuh ga bisa ngasih saran bro... tau sendiri kan hubungan asmaraku acak-acakan. Cuman ya beruntung aja banyak teman wanita.”

“Kamu tuh ga usah pusing, orang idola kaum hawa kok. Kalau mau putus ya putus aja kalau mau lanjut ya segera angkat tuh telepon.”

“Yang jelas, kamu harus punya sikap. Yang perlu dipertimbangkan adalah hal-hal setelah kejadian itu.”

“Dan ingat bro... wanita tak hanya yuni, ada banyak di luaran sana yang mengantri. Sampeyan kan ganteng’e pol. Setiap turun panggung selalu dikerubutin cewe-cewe. Matamu aja yang pake kacamata kuda, liatnya ke Yuni terus.” Aku cuman bisa berkata seperti itu walaupun kadang memang susah menjalaninya."

“Yowis lah, nanti aku pikir. Pamit dulu ya, mau ke studio, katnaya ada yang mau jual alat di studio. Kali aja murah, bisa aku beli.” Joni pamit dengan wajah yang sudah berubah dari sebelumnya.

“Oke lah, salam buat anak-anak kalau ketemu ya. AKu lagi ga enak badan. Besok kali kalau udah sehat mampir” Aku bilang ke Joni, sambil berjabat tangan dan tos ala pemain NBA.

Memang orang hanya butuh didengarkan keluh-kesahnya untuk membuatnya lebih lega. Teman berbicara memang yang paling penting. Kita dapat mencurahkan apa isi hati kita.

Aku selalu bercerita apapun kepada Bapak Ibu, sehingga sampai saat ini pun aku selalu merasa lega seberat apapun bebannya. Begitu pula dengan Joni yang barusan pergi. Dia hanya butuh teman berbagi cerita atas permasalahnnya. Dan aku yakin dia sebenarnya juga sudah punya solusi sendiri atas permasalahnnya.

Aku kemudian beranjak ke kamar. Hanphoneku yang daritadi tergelatak di kasur aku cek. Ada 16 missed call dan 4 sms masuk.
16 missed call itu dari Dita semuanya, 2 sms dari Dita juga, sedangkan 1 sms masuk dari Mbak Tika.

Aku langsung membuka sms dari Mbak Tika lebih dahulu. Kalau Dita sih pasti urusan dia pengen tau kabar aku saja seperti biasanya.

“Alan aku kangen, besok ketemuan yuk”

Begitulah isi sms dari Mbak Tika.

Aku yang kaget bukan kepalang langsung tersenyum manis, dengan berbagai rencana jahat muncul di kepala.

Bersambung...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd