Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA TAMAT PERJUMPAAN (racebannon)

Kasian Steph..2x hancur lebur.
Bas..Bass..coba jgn terlalu jujur gitu. Boong dikit napa, kan kita para tongkrongan dimari masih pengen nikmati mantap2 lu sm Stephh..wkwk
 
Waduh.... Udah mulai nih perkara perselingkuhan masuk ke ranah kerjaan...
Jadi gak sabar alur kedepannya mau jadi seperti apa....

Berdua keluar? Salah satu keluar? Atau mereka tetep bekerja dengan klarifikasi ?.

Pokoknya tetap sabar menanti kelanjutan ceritanya suhu....
😁🥳✌️
 
PERJUMPAAN – 39

--------------------
--------------------

wpp-of10.jpg

Aku menutup mataku dan kucoba untuk mengatur nafasku. Aku hanya perlu turun 2 lantai, tapi lift ini terasa lama sekali. Kartu identitas karyawan yang tergantung di leherku rasanya begitu berat. Apalagi pakaian ini. Pakaian yang baru saja kubeli tadi pagi sebelum datang ke kantor rasanya begitu berat.

Setelah ledakan demi ledakan semalam, hari ini ada ledakan lagi yang tampaknya lebih besar.

Ini dia. Lantai yang kutuju. Pintu lift terbuka dan dengan enggan aku menuju ke area dimana ruang rapat nomer 1, di area HRD berada. Masuk ke sisi itu rasanya sangat suram. Tentu bukan karena suasananya, tapi lebih kepada apa yang akan kuhadapi nanti.

Ya, itu ruang rapatnya. Sekarang jam 5 sore lebih 3 menit, dan penanda ruangan sudah occupied pun menyala. Aku melihat tablet di depan ruangan itu menyala merah, tanda ruangan sedang digunakan. Orang-orang tentu sudah ada di dalam sana.

“Sore”

Aku berbisik lirih sambil menahan nafas, sambil membuka pintu ruang meeting tersebut.

Di dalam ruang meeting tersebut sudah ada salah seorang senior HRD manager, asistennya dan… Stephanie. Martin tidak ada di ruangan ini. Mungkin dia memang tidak harus hadir.

“Sore, silahkan duduk” sang HRD manager menunjuk ke salah satu kursi, berseberangan dengan posisi duduk Stephanie. Wajah Stephanie kaku, dan rautnya tampak pucat. Bisa kurasakan bahwa tidak ada semangat hidup dari auranya.

Tanpa bicara, akupun duduk.

“Selamat sore, semua sudah hadir ya, Pak Martin juga hadir secara online, dan harap dicatat, bahwa ini semua direkam” sambung sang HRD manager. Aku melirik ke arah asistennya, seorang pria muda yang tampak polos, sedang mengoperasikan sebuah laptop, dengan webcam yang mengarah ke arah kami. Martin pasti memantau.

“Oke, jadi... sehubungan dengan email yang kami terima pagi ini, saya rasa kita semua harus bicara” sambungnya. Aku dan Stephanie bertatapan sejenak, dan dia membuang pandangannya secara refleks.

“Pertemuan sore ini terkait dengan apa yang ditulis oleh Listya Septarini, istri dari Mas Baskara, betul?” HRD Manager itu menatap kepadaku. “Dan silahkan, kalian bebas bicara dalam bahasa Indonesia, Pak Martin hanya memantau, dia sudah titip pesan kalau dia tidak akan ikut berdialog”

“Ya, betul, dia istri saya” sambungku.

“Baik….” Sang HRD Manager menarik nafas panjang. “Sebenarnya, urusan pribadi dari masing-masing pegawai itu bukan urusan internal kantor. Kita semua sudah dewasa, dan diharapkan bisa bertindak dewasa… Tetapi, dalam kasus ini, kami terpaksa ikut andil… WnG adalah perusahaan asing, yang berkantor di Indonesia, dan taat terhadap hukum Indonesia. Disini kami akan bicara soal hal-hal yang terkait dengan tindak pidana…. Harap Mas Baskara dan Mbak Stephanie tahu, bahwa perselingkuhan dan maaf, perzinahan itu diatur dalam KUHP Pasal 284….”

Aku dan Stephanie kembali betemu mata.

“Disini kami berharap ini semua tidak benar dan semua hanya masalah internal keluarga atau pribadi antara kalian, tetapi di kantor ini juga ada beberapa peraturan yang mesti di jaga, apalagi kalau sudah sampai terkait dengan hukum pidana di Indonesia”

Kami berdua tampak menarik nafas panjang.

“We do not tolerate affair between married employee… Ini masuk dalam salah satu pasal misconduct yang ada dalam kontrak kerja kalian…. Bagaimanapun, this is a positive office, dan affair between married employee itu bukan hal yang positif”

“Apa isi emailnya yang dikirim oleh istri saya ke kantor?” tanyaku pelan.
“Disini tertulis, bahwa istri Mas menyatakan bahwa telah terjadi perselingkuhan antara Mas dan Mbak Stephanie dalam perjalanan ke Thailand, di acara regional meet Williams and Green South East Asia” jawabnya, dengan tenang. Dia lantas melanjutkan. “Kami tentu saja tidak punya bukti, tetapi kami mendapatkan rekaman percakapan lewat sosial media yang dikirim oleh istri Mas kepada kami”

Aku menutup mata dan kepalaku berputar. Nafasku mendadak sesak. Aku ingat semalam, handphoneku kulempar di dalam kamar. Dengan bodohnya aku meninggalkan bukti-bukti yang ada, di rumahku sendiri. Aku bisa merasakan mata Stephanie dengan tajamnya menatap ke arahku.

“Dan kami bisa menyimpulkan kalau ini benar terjadi….”
“….” Aku tidak bisa berkata-kata lagi.
“Ada yang ingin disampaikan? Atau ada sanggahan?”

“Sorry” mendadak Stephanie membuka mulut. “Disini saya mau bicara”
“Oh Tentu, silakan Mbak....”
“Ini semua benar” sambung Stephanie dengan lugas.

Shit. Rasanya petir tak berhenti menyambar.

“Ini semua benar, dan apa yang tadi dibicarain ke kita berdua juga semuanya benar” lanjut Stephanie. “Dan saya juga paham konsekuensi dari perbuatan kami”

“Disini kami akan memberikan surat peringatan dan larangan untuk bekerja bersama…. Tapi…”
“Sorry saya potong” sambung Stephanie “Saya mau mengajukan resign”

“Hah?” tanpa sadar aku berkata-kata. “Ini… harusnya gak kayak gini kan?”
“Saya bebaskan anda untuk resign sih, ini pilihan” sambung sang HRD Manager.

“Gini…. Ini yang salah kita berdua, dan saya rasa, ini gak seharusnya mempengaruhi kehidupan profesional kami, apalagi kinerja kami berdua baik, dan gak pernah ada masalah…”

“Bas… Stop” Stephanie tampak tegas. “Saya orang baru disini, lebih baru dari Baskara, dan disini kalau misal saya resign, dan kalian keep Baskara, dia juga mungkin bisa lebih fokus untuk mengurus masalah apapun yang ada di keluarganya, saya pilih mundur”

“Steph…”
“Let me finish” potong Stephanie. “Terserah nanti kamu mau apa Bas, dan ibu juga terserah nanti punishment seperti apa yang mau diberikan kepada kami berdua, tapi dari saya pribadi, saya memilih resign, saya memilih mundur…… Setidaknya, kan kesalahan ini ada dari kami berdua, maka kalau saya mundur dari sini, salah satu dari orang yang salah sudah tidak ada dan orang yang satu lagi bisa membereskan apapun, konsekuensi apapun yang akan diterima…”

Aku melongo. Aku merasa bodoh sekali. Entah kenapa, aku merasa Stephanie melompat ke arah peluru yang sedang menuju kepadaku. Dia melindungiku dari ancaman pemecatan, skorsing, atau apapun. Aku merasa dia ingin melindungiku dari sisi pekerjaan, dan membiarkan aku fokus mengurus masalahku dengan Listya.

“Gak adil” keluhku di dalam kepalaku sendiri.

“Martin, do you have any comment?” tanya sang HRD manager.
“No…” suaranya terdengar dari speaker laptop. “But I will consider the resignation… We will meet again next week… If Stephanie really want to resign, she will have to consider sending a letter to us, and Baskawa will speak to his wife during this one week window”

“Jadi, request dari Mbak Stephanie akan kami consider, dan secara paralel, Mas Baskara silahkan untuk urusan internal keluarganya, diurus terlebih dahulu…. Seminggu lagi kita bertemu di waktu yang sama, nanti akan ada email lagi untuk pemberitahuan…..”

Aku menatap ke arah Stephanie, yang masih tampak pucat. Entah kenapa semua gelar dan prestasi pekerjaan yang aku punya, terasa hancur. Aku seperti orang ****** yang gak punya pendidikan.

Orang bodoh yang menyia-nyiakan semua hal baik yang ia punya, hanya karena dia merasa ada masalah pernikahan yang dihadapi.

Well, aku harus pulang, dan mendapati entah ledakan apalagi yang akan terjadi malam ini.

--------------------

BERSAMBUNG
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd