Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Perselingkuhanku (cerita sinta part. 1)

tpezledez

Suka Semprot
Daftar
27 Apr 2014
Post
3
Like diterima
4
Bimabet
Sudah lama aku tidak ketemu dengan mas didit, mantanku saat masih kuliah dulu. Sedikit waktu kebersamaan kami saat dulu berpacaran, karena memang hanya sebentar waktu jadian kami, yaitu 2 bulan, maklum anak muda. Walaupun hanya sebentar banyak kenangan yang terukir indah di vaginaku, terutama kepala kemaluannya yang berukuran cukup besar dan memiliki bentuk bulat seperti bakso. Iya bakso, makanan olahan daging sapi yang dibentuk bulat. Saking miripnya, ketika foreplay aku sering berlama-lama memainkannya, kukulum-kulum, gigit gigit kecil, dikecup dimasukkan lagi, mengingatnya saja bikin vaginaku basah lagi. Dan bakso menjadi panggilan sayangku ke dia, bahkan sampai saat ini, ketika aku sudah menjadi istri orang lain, dan sudah memiliki satu orang anak. Tanpa sengaja suamiku memiliki kerja sama bisnis dengannya, dan ketika tahu bahwa suamiku bekerja sama dengannya maka aku mulai menghubunginya kembali, tanpa perasaan apa-apa lagi. Bahkan suamiku mengetahui bahwa kami pernah berpacaran dan tidak merisaukan pertemanan kami. Namun dengan seringnya intensitas komunikasi kami dengan media bbm, kami jadi sering berbincang di wilayah pribadi kembali, hingga mulai membicarakan hal-hal yang sedikit pribadi mengenai kehidupan seks kami masing-masing. Mas didit baru saja putus dari tunangannya, karena tunangannya ternyata hanya mengincar hartanya saja. Dan seiring dengan putusnya pertunangannya itu, sarana penyalurannya pun kini otomatis tak ada. Sedang aku, saat ini sedang jarang dapat belaian suamiku, karena dia sedang dapat proyek pembangunan pelabuhan di luar pulau jawa, jadilah aku sering melayani sendiri keperluanku yang satu itu. Mas didit mulanya membecandaiku, "wah, kalau ditinggal terus berarti jadi Jablay dong, kasian amat", "ya sama aja lahh, situ juga kan lagi gak ada sarana penyalurannya" balasku, "hahahaha" kamipun tertaw bersama. Namun kemudian dia menjawab "kalo aku bantu kamu mau gak?", "bantu apa?" Tanyaku sambil deg-deg serrrrr. "Yaaaa bantu belai, sukur-sukur dapet bonus, hehehe" jawabnya. "Huuuu dasar PK, masih belum sembuh juga yaa, dasar bakso" balasku tak mau kalah, hihihi, padahal aku masih sering membayangkan senggama bersama dia setiap BBM atau telpon. "Jadi mau gak?, penawarannya gak berlaku dua kali lhooo" jawabnya lagi, "ihhh kamu mas, kan aku udh punya suami, udh ada anak satu, udh gak kayak dulu dehh", sahutku memberi alasan, padahal minta dirayu. "Ya udah kalo gak mau gak pa pa kok, gak maksa, namanya nawarin", "dagh, udahan dulu yaa, aku mau tidur, besok mau kerja lagi" ujarnya sambil menutup telpon.
Iiiiiiihhhhh, aku kan masih mau dirayu kesalku. Aku pun mengirim muka marah di BBM dan menuliskan "HUUUUHHHHH".
Dia pun menjawab "Mau kaan?", kemudiab dia mengirimkan image lewat BBM, penasaran kubuka, ternyata si baksooooo yang difoto dan dikirimkan lewat BBM, aduuhhhh makin kepengeeeen. Lama tak kubalas, sambil berpikir keras apa yang harus kulakukan. Tak lama BB ku berbunyi lagi, "mana liat dong memem kamu, udah lama gak liat", duhhhh makin panas dingin tubuhku, mati aku kalau ketahuan suamiku. Sambil gemeteran aku mencoba meraba vaginaku, BASAAAH! Rupanya dari tadi vaginaku sudah basah karena image dr mas didit. PING!!!, PING!!!, dia mengirimkan PING!!! Berkali-kali. Aku pun membalas "ya udah jemput aku besok di tempat facial langgananku, jam 1 siang gak pake lama" kemudian dia menjawab dengan icon "
48_002.gif
" "gitu dong".
Aku pun terdiam, membayangkan apa yang akan terjadi besok siang. Aku melihat sekilas ke anakku yang sedang pulas tidur disebelahku.
Pagi aku bangun dengan perasaan sedikit gamang, karena susah tidur membayangkan akan bagaimana siangku bersama mas didit. Aku menyelesaikan semua tugasku pagi itu dengan cepat, mengantarkan anakku ke playgroupnya kemudian pulang, mengganti baju terlebih dahulu, sengaja aku pakai dalaman yang menggoda, setelan hitam dengan renda hitam yang tipis dengan lis merah menyala. Berdiriku di depan kaca, mematut-matut diri, sambil bergumam, masih seksi kok aku. Beruntung aku, walaupun sudah memiliki anak yang melewati persalinan normal, tapi tubuhku masih kencang, kembali seperti saat aku masih perawan, cuma ukuran payudara yang bertambah karena menyusui, jika dulu hanya 33C sekarang menjadi 34B. Kemudian aku pilih kemeja linen gombrong yang sedikit menerawang, dan celana aladin, sedikit menyesuaikan dengan ABG jaman sekarang.
Siang itu kami janjian, dia sudah bilang akan menjemputku di tempatku facial, sengaja aku hanya minta di drop oleh supir di tempat facial, dengan alasan anakku harus dijemput dari playground. Kami berputar-putar walau sejenak, entah siapa yang memulai tangan kami saling bersentuhan dan dia mulai memindahkan tangannya dr tuas persneling otomaisnya ke pahaku. Hingga mulai menciumiku di lampu merah, kaca film yang gelap menjadi kemudahan untuknya. Dan aku pun menikmati. Sambil sesekali french kissing, pegangan tangan, saling meraba, tak banyak lah yang kami lakukan di dalam mobilnya. Namun ketika nafsu kami mulai memuncak, aku memberanikan diri untuk mengajaknya ke rumah, apalagi suamiku sedang diluar pulau jawa, toh ketika sedang sibuk dengan pekerjaannya dia tak akan meneecek keadaan rumah. Sesampainya di rumah kudapati anakku sedang bermain di dalam rumah, bersama baby sitternya. 03.45 waktu pada jam "Sudah waktunya makan sore" ujarku kepada baby sitter. Sengaja kusuruh dia menyuapi anakku di taman bermain depan rumah dengan alasan supaya mau makan. Setelah berdua dan kurasa cukup aman, aku dan mas didit pun mulai merapat, sengaja tidak kututup pintu rumah agar aku bisa memantau sewaktu-waktu anak dan baby sitternya masuk rumah. Adrenalin dan nafsu kami memburu, keadaan bercelah untuk melakukan persetubuhan ini sungguh sangat menggairahkan. Aku dan mas didit, duduk bersebelahan di sofa dekat pintu depan, aku mengalungkan tanganku ke lehernya, sambil minta dicium. Tangan mas didit sudah bergerilya di dada dan selangkanganku sembari french kissing, akupun sudah menggerayangi celana dan gundukan "bakso" yang sudah lama tak kunikmati itu, setelah berhasil kubuka resletingnya dan kutarik keluar segera ku hentikan ciumanku di bibirnya, kuperhatikan dulu bentuknya, apakah masih seperti yang dulu. Bulat, besar dan mengkilat, masih seperti yang dulu, uuuhhhhh.. Langsung kukulum dan kusedot dengan bernafsu, tangan mas didit sudah berhasil membuja kancing kemeja longgarku dan membuka paksa bagian depan bra hitamku, "aku selalu suka selera mu dalam memilih bra" ujar nya. Saat melihat aku memakai setelan bra hitam dengan lis merah menyala dengan sedikit renda hitam sebagai aksennya. Aku tidak memperhatikannya, yang aku lakukan hanya memuaskan rasa kangenku terhadap batang besar ini. Slurrrrp, slopppp sloooppp, sshhhh, sloooorp. Suara yang kuhasilkan membuatnya makin bersemangat membuka bra ku dan menggerayangi payudaraku. Bra ku sudah terbuka semua dalam kemejaku yang masih kukenakan namun sudah tidak ada kancing yang mengunci. Segera dia menarik tubuhku ke sofa dan menarik paksa celana aladin ku, dengan sekali sentakan, maka terbukalah kewanitaanku menyisakan bagian privatku yang tertutup g string hitam pasangan bra tadi. Dia mulai mencium pahaku dan melumat vagina yang masih terbungkus G string, menarik bagian depannya sambil menjilati klotoris yang sudah mulai terkuak. Uuughhh nikmatnya. G stringku ditarik kebawah dan dia jilati dengan penuh nafsu, sampai basah, jarinya pun tidak lupa dia masuk dan keluarkan untuk menambah rasa di vaginaku. Nikmatnya sungguh luar biasa, sudah lama aku tidak merasakan kenikmatan ini. Tak tahan diperlakukan seperti itu aku minta ia segera memasukkan batangnya, dia pun menyanggupinya. Pelan-pelan dia basahi kepala "bakso"nya dengan ludah sebelum dia usap-usapkan perlahan di bibir vaginaku, "aduuuhhh masukin dong mas, gak tahan nihhh", sambil tersenyum penuh arti dia mulai bergerak maju, menusukkan batangnya. Blessshh, ahhhhh nikmatnya, perlahan gerakannya dia maju mundur, sambil menikmati akupun menggerakkan bokongku menyeimbangkan gerakannya. Pelan tapi pasti kini gerakannya sudah mulai cepat dan bertambah kencang. Hufff, hufff, hufff, nafas kamipun mulai memburu. Sadar akan waktu singkat kami, kami pun berubah posisi, aku pun menungging meminta doggystyle, aku tahu dia sangat menyukai posisi ini.. Dia pun kembali menyodoknya dengan sepenuh hati, plok plok plok, pelan tapi penuh penghayatan, testisnya menabuh bagian selangkanganku. Greeeekkkk, tiba-tiba ada suara pagar, langsung aku melepas pegangannya di pinggangku dan lari ke dapur, pura2 mengambil minum sambil membenahi pakaianku, aku bahkan lupa mengecek keadaan mas didit. Rupanya mbak tini babysitter anakku mau ambil nasi buat tambahan nasi anakku. "Lho, mbak dido dimana?" Aku menanyakan dido anakku kepada mbak tini. "Masih di depan bu, maenan sm sari masih mau maman sambil maen katanya" balas mbak tini, sambil pura-pura membuatkan kopi aku melihat keadaan mas didit, rupanya dia tadi sudah kembali merapikan celananya dan mengambil posisi duduk di sofa menonton tivi. Setelah mbak tini keluar kembali aku duduk di samping mas didit, sambil menghela nafas, dan kamipun berpandangan sambil tersenyum, "ampir aja, tapi kentang nihh" ujarnya sambil mengelus-elus rambutku "aduuhhh kasian, sini sini aku tuntasin" balasku sambil menariknya ke sofa yang dekat tivi agar lebih leluasa karena lebih tertutup dari pintu depan. Kududukkan dia di sofa kemudian kubuka resleting celananya dan kukeluarkan batangnya aku duduk dengan posisi dengkul di lantai dan mulai mengocok penis mas didit dan mengulumnya perlahan, sloooorp, slooorp, slooorp. Mas didit mulai mengerang perlahan sambil memegang kepalaku maju mundur, "uuuhh enak, mau keluar niiihhh" makin kupercepat sedotanku, "keluarin di mulut kamu aja yaa?" Pertanyaannya tak kujawab, makin kupercepat kocokan mulutku.. Sreeet, sreet, sreet, air mani mas didit mulai tumpah dari mulutku saking banyaknya. Kusedot kembali dan kutelan, sampai habis, kujilati sisa2 sperma di kepala penisnya, sambil merajuk "sekarang aku yang kentang mas". " hahahaha, ayo sini aku gantian yang puasin kamu". Masih belum lemas aku pun memelorotkan celanaku dan naik ke pangkuannya, tanpa melepas kemejaku, dia menyelusupkan tangannya di payudaraku, meremas memilin dan mengecup kasar putingku. Tanganku membimbing kepala besar itu untuk masuk ke vaginaku, bleshh, karena sudah basah, maka masuknya pun mudah. Aku pun mulai bergoyang-goyang maju mundur, berputar-putar sambil berciuman dengannya. Uhhh nikmatnya, sudah lama tak kurasakan hal ini. Semakin kupercepat goyanganku, sebelum mas didit mengambil alih kendali, dia mengangkat pantatku dengan tangannya, kemudian dinaik turunkan dengan cepat disesuaikan dengan gerakan pantatnya. "Aduuuhhh, nikmaaaaat mas" aku berdesah pelan, dan dia pun makin bersemangat sambil menggigit bibir aku pun mulai merasakan jurang orgasme, "ooohhh, uuuahhh ahhhh ahhhh ahhh ahhhh" cairan kewanitaan keluar dari vaginaku membasahi paha dan selangkangan mas didit, mas didit terus memompa vaginaku sambil terus menciumku penuh perasaan. Dia kemudian membalikkan badanku hingga menungging dan langsung menancapkan penisnya dalam posisi doggystyle, uuhhh dia suka sekali posisi ini, "ayo sin, aku kencengin lagi yaa" ujarnya sambil menambah kecepatan, tangannya menggapai payudaraku yang menggantung dan memeluknya sehingga badanku menegak, sehingga dadanya hampir menempel dibpunggungku, tak perlu kujawab, dia sudah tau apa yang harus dia lakukan. Dia percepat sodokannya, "uhhh, uhhh, uhhh, enak banget kamu sin" ujarnya di sela-sela sodokannya. Makin dia percepat sodokannya, sambil berujar "aku mau keluar nihhh, buang dmana?", "udahhhh hahh hahh mas di dalem ajahh hahh hahh, aku pake KB kok hahh, udah sodok terusssaah, tanggung", diapun mempercepat sodokannya sambil memegang kuat pinggulku. Sreeet sreet sreett, aku merasakan ada cairan encer yang menendang kuat di dalam vaginaku dan mulai menetes keluar, tapi tak kuperdulikan, aku juga merasa mau orgasme, "ayoo masshhhh, aku jg mahhhu kehhhluarrrrhhh nihhhhh, terusiiiiin pehliiiiisss" makin bernafsu, dia menarik badanku dan memelukku erat sambil terus menggenjotku dari belakang, dipompa terus badanku sampai melengkung dibuatnya hingga akhirnya aku orgasme yang kedua. Dia masih memompa perlahan sampai benar-benar lemas. Kemudian kami berpelukan di sofa sambil sesekali berciuman dan tersenyum senyum mengingat orgasme yang kami rasakan tadi. Kemejaku yang awut2an kurapihkan lagi, dan mas didit pun merapihkan celananya. Kami pun bersih-bersih di kamar mandi bergantian, aku keluar rumah sebentar mengecek keadaan anakku, nampaknya dia sudah selesai makan namun masih belum mau masuk karena masih main bersama temannya, baby sitternya pun masih bergunjing bersama teman nya di taman. "Masih kondusif nihh" pikirku, aku pun masuk lagi ke dalam, masih dalam keadaan bernafsu dan merasa masih kondusif keadaan yang ada, aku tarik mas didit ke dapur, masih setengah bingung dia, ketika kupelorotkan celananya, sampai keluar kemaluannya, kembali kusedot dan kukocok sebelum kembali bangun dan terus kusedot, dia pun mengerti, dia maju mundurkan kepalaku sampai mulai kembali berdiri tegak, tidak susah membuatnya kembali tegak, karena saat ini kemaluannya sudah berdiri sempurna, mengkilat siap diajak perang. Aku memelorotkan celanaku sendiri, aku lepaskan penuh, tidak kuperdulikan jika tiba-tiba mbak tini masuk ke dalam rumah, nafsu sudah menyelimuti kami berdua, mas didit mengangkat badanku dan didudukkan di meja makan, dia tusukkan secara kasar, tidak perduli caranya, yang penting kemaluan besar itu masuk lagi ke vaginaku, "ayo mas, aku mau dipuaskan, terus genjot", seakan mengamini dia pun menggenjotku dengan kuat. "Huff huff hufff", dia mendengus perlahan sesuai dengan genjotannya, "kamu udh pernah anal belum?" Tanyanya mengejutkanku, malas ku menjawabnya sambil menggeleng, tiba-tiba dia melepaskan penisnya, dan membalikkan tubuhku. Matanya berputar mencari sesuatu, sejurus kemudia dia mengambil minyak zaitun yang biasa kugunakan untuk menggoreng makanan anakku, sempat bingungku dibuatnya, kemudia dia buka tutupnya, dan dia tuangkan sedikit di lubang anusku, "mas jangan gila dehh, gak mau aku kalo anal, sakit pasti" tolakku, tapi jari tengahnya sudah dia selipkan dan sodok2 ke lubang anusku. Tanpa menghiraukan protesku dia terus menusuk-nusukkan jarinya di anusku. Ada rasa yang berbeda ketika jarinya masuk dan keluar dari anusku, seperti nikmat ketika berhasil buang air besar dan nikmat senggama disaat yang bersamaan. Ketika aku masih menikmati sensasi baru ini, tiba-tiba dia menyodokkan kemaluannya di anusku, langsung dia tekan sedalam-dalamnya. Hampir aku berteriak dibuatnya, tapi tangannya sukses menutup mulutku. Air mataku mulai keluar diujung-ujung mataku, namun ketika dia mulai menggerakkan penisnya maju dan mundur, sensasi nikmat itu kembali terasa namun kali ini jauh lebih nikmat karena yang masuk lebih besar. Dia coba percepat sodokannya tapi karena masih peret, dia tambahkan minyak zaitunnya sehingga semakin licin lubang anusku, ketika aku sudah mulai terbiasa, dia menambah kecepatannya, cukup sakit ketika dia mulai menambah kecepatan sodokannya, namun dia mengimbanginya dengan memainkan bibir vaginaku dengan tangannya. "Shhhhh, aaahhh, shhhhhhh, ahhhhhh" desahku pelan menikmati sensasi baru ini. Dia menaikkan kaki kanannya ke kursi di samping meja dan menelungkupkan badanku ke permukaan meja, kemudian menambah kecepatan kocokannya, "duhhhh masshhhhh, enaaakk" racauku pelan tertahan, "tuhh kan makanya ikutin aja yaa, pasti enak" balasbya enteng. "Terussshh maaasshhhh, kencengin laghhhiii, mau teruuushhh". Dan dia pun mempercepat sodokan dan gesekan di bibir vaginaku, rasanya benar-benar seperti melayang, dan hampir saja benar-benar melayang, tiba-tiba mas didit bilang, "aku mau keluar lagi nihh say, keluarin dimana nih?" Katanya, "ya udah mas keluarin disitu aja, tanggung nihh" jawabku masih dalam awang-awang kenikmatan. Akupun merasa akan O lagi, segera kuanbil alih permainan tangannya di vaginaku, kukocok sendiri dengan tanganku dengan cepat supaya bisa barengan keluarnya. Sreeeetttt, sreeettt, sreeettt, tiba2 sudah ada cairan encer hangat yang menendang pelan di dalam anusku. "Yahhh mas, aku belum dapet nihhhh", "hehehehe, maaf yaa, ya udah sini aku sikat dari depan yaa, dia pun membalikkan badanku dan mengangkat kaki kiriku, aku pun disodok dalam keadaan berdiri, heran aku, kuatnya dia 3 ronde dan masih bertahan untuk melayani aku. Tak lama akupun O yang ketiga atau keempat kalinya, tak ingat dan tak perlu dihitung sepertinya. Kami pun berpelukan, bibir kami menempel dan saling memainkan lidah, tapi tenaga kami sudah habis, sudah berkali-kali kami orgasme hari ini. Aku pun ke kamar mandi untuk sekedar membersihkan diri, kemudian keluar rumah memanggil anak dan baby sitterku karena jam sudah menunjukkan jam 5.36, sudah waktunya mandi dia. Saat anakku mandi, mas didit jg sudah bebersih di kamar mandi tamu, aku juga sudah membersihkan sisa-sisa cairan kewanitaan dan sperma mas didit yang menetes di lantai dan sofa. Jam 5.50 mas didit pamit pulang, dia janji akan memuaskan aku lagi jika ada kesempatan. Uugggghhh aku sangat menantikan saat itu.
 
mantab ni ceritanya suhu... lanjutin dong kenakalan shinta yang lain
 
Bimabet
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd