Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Perubahan (Remake Version)

Status
Please reply by conversation.
Maaf hu, ceritanya masih belum rampung. Ane minta waktu sampe masalah ane sama calon bini selesai ya. Gak lama kok, ane tetep megang teguh janji ane soal updatean paling lambat 2 minggu.
 
Maaf hu, ceritanya masih belum rampung. Ane minta waktu sampe masalah ane sama calon bini selesai ya. Gak lama kok, ane tetep megang teguh janji ane soal updatean paling lambat 2 minggu.

Jangan lupa undangan-nya hu.....
 
Naga-naganya Maura bakal binal bin liar nih...
 
Part-2: Rahasia Besar.

Kini Maura tengah berjalan dari tempat parkir menuju sebuah cafe yang terletak tak jauh dari bank tempat ia biasa berkerja. Ya sore itu ia sedang memenuhi keinginan atasannya yang sekaligus menjadi selingkuhannya selama setahun ini. Pria berumur hampir setengah abad itu menjadi pilihannya, mungkin sebuah keberuntungan bagi Sukoco bisa mendapatkan Maura yang dari segi fisik sungguh sangat sempurna baginya.

Dengan langkah pelan Maura melewati beberapa meja yang telah diisi oleh beberapa pelanggan. Semua pria yang berada di tempat itu memandang tajam ke arah Maura. Maura tau ia kini menjadi pusat perhatian, tapi entah kenapa bukannya risih ia malah senang jika dirinya di jadikan objek yang di kagumi oleh banyak pria.

Dari jauh Maura bisa melihat orang yang sangat ia kenali luar dalam. Pria botak bertubuh tambun itu sedang asyik bercengkrama dengan seorang pria yang seumuran dengan suaminya Armand. Dari kejauhan Maura bisa melihat bahwa mereka berdua sedang membahas hal yang seru sampai-sampai mereka tak menyadari kedatangan dirinya.

"Halo bapak-bapak," ucap Maura sambil menampilkan senyuman manjanya yang sangat menggoda.

Pak Sukoco dan rekannya yang bernama Ferdi itu sedikit kaget saat melihat seorang bidadari cantik sedang berdiri di hadapan mereka.

"Sayang, kenapa kau lama sekali?" ucap Sukoco. Ia lalu berdiri dan langsung merangkul pinggang ramping Maura dan mencium pipinya.

Sukoco lalu mengajak Maura duduk di sampingnya, lebih tepatnya duduk di tengah di antara dua pria yang menatapnya penuh nafsu.

"Emmm.... Kapan kita mulai permainan kita?" tanya Maura.

"Hahaha... Sabar sayang, kita masih punya banyak waktu bukan?" ucap Sukoco.

"Oh iya perkenalkan mbak, saya Ferdi." Ucap Ferdi sambil mengulurkan tangannya.

Maura dengan sigap menyambut uluran tangan itu dan balas menjawab.

"Iya... Hihihi.... Panggil aja aku Maura," ucap Maura dengan manjanya.

Ferdi hanya tersenyum, ia lalu mengambil sebuah telpon cerdasnya dari saku celana. Ia mengutak-atik ponsel cerdasnya itu saat Maura dan Sukoco sedang asyik berbicara, tanpa di ketahui oleh mereka berdua ia merekam semua pembicaraan antara Maura dan Sukoco.
***

Di lain tempat, Armand sedang mengendarai motor sport miliknya. Ia melalui jalanan yang cukup macet itu, kini ia sedang menuju ke sebuah tempat. Tempat di mana seseorang kehilangan nyawanya karena kesalahan yang di lakukan oleh dirinya.

Tok!....Tok!...

"Iya tunggu sebentar!" teriak seorang wanita dari dalam rumah.

Armand menunggu sejenak, perlahan terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah pintu. Lalu selnjutnya pintu itu beberapa kali bergerak sedikit hingga knop pintunya terputar dan pintu itu terbuka dengan sendirinya.

"Ada apa ya maaasss.....?" Tanya Dewi yang cukup terkejut melihat siapa pria yang mengetuk pintu rumahnya sore-sore begini.

"Maaf! apa aku boleh masuk?" Tanya Armand.

"Ummm... Silahkan," ucap Dewi mempersilahkan Armand masuk.

Armand melangkahkan kakinya menuju sebuah sofa yang ada di ruang tamu. Ia duduk di kursi paling pojok sebelah kanan, tempat yang menjadi kegemarannya semenjak dulu.

"Kakak mau minum apa?" tanya Dewi.

"Terserah saja Wi," ucap Armand.

Setelah itu Dewi langsung menuju ke dapur, meninggalkan Armand sendirian di ruangan tamu tersebut. Mata Armand menyisir ke sebuah foto yang terpajang di dinding dan berada samping dirinya.

"Mia? Apa kabar?" ucap Armand dengan suara parau.

Air matanya mulai jatuh saat melihat senyum indah wanita itu yang kini hanya bisa ia lihat dari foto yang terpajang di hadapannya.

"Maafkan aku.... Hikkkssss.... Maafkan aku...." Ucap Armand.

Ia tertunduk, tak bisa menghentikan air mata yang terus keluar dari pelupuk matanya. Hatinya tiba-tiba merasa sakit, dadanya sesak dan membuatnya susah bernafas. Amarahnya naik sampai ke ujung kepala, ia kembali teringat peristiwa itu. Peristiwa yang terjadi karena dirinya yang terlalu lemah, karena dirinya yang tak bisa melakukan apa-apa untuk wanita yang di cintainya.

Dewi yang sudah selesai membuatkan minuman untuk Armand langsung mengantarkannya menuju ruang tamu. Langkah pelannya seolah menggambarkan dirinya yang sangat berhati-hati untuk mengambil langkah sambil membawa nampan berisi kopi kesukaan Armand. Sesampainya di ruang tamu, ia sedikit terkejut saat melihat Armand menangis. Ia tau pasti, Armand sedang mengingat almarhumah kakak perempuamnya. Orang yang dulu sangat di cintai oleh Armand.

"Kak... Kakak.." Ucap Dewi pelan.

Dengan perlahan Dewi meletakkan nampan berisi kopi itu ke atas meja yang berada di depannya. Ia lalu berjalan mendekat ke arah Armand, memeluknya erat dan mengusap lembut rambut pria itu.

"Maafkan aku... Maafkan aku..." Ucap Armand.

"Sudahlah kakak! semua sudah terjadi. Ini adalah kehendaknya," ucap Dewi.

"Tidak! andai saja.... Andai saja waktu itu.... Andai saja saat itu aku memiliki keberanian untuk menyelamatkannya. Semua pasti tak akan seperti ini," ucap Armand sambil terisak.

Perlahan air mata Dewi ikut jatuh. Ia sungguh kasihan dengan mantan almarhum kakaknya ini. Betapa beruntungnya sang kakak memiliki seorang pria yang sungguh-sungguh mencintainya. Dalam pelukkan Dewi, Armand tiba-tiba teringat semuanya. Hal itu seperti sebuah film yang di putar lambat oleh alam bawah sadar Armand.
*****

POV Armand.

10 tahun yang lalu...

"Sayang... Kita nonton ya malam ini? Tanya Mia padaku.

"Ia sayang.. Ia," ucapku sambil mengelus pelan pipi gadis cantik yang berada di hadapanku ini.

Ia terlihat begitu girang saat aku menyetujui ajakannya. Dia langsung memelukku yang masih asyik menyantap makanan yang ia masak sendiri untukku siang itu.

"Makanan yang kamu bikin selalu enak, apa kamu pake ilmu sihir ya?" Tanyaku bercanda.

"Ihhh.... Apasih, syukur-syukur juga di bikinin," ucapnya sambil menampakkan wajah ngambeknya yang imut itu.

Aku hanya tersenyum lalu mencubit pipinya yang agak tembem itu. Setelah puas menggoda dan menghabiskan makanan yang di buatkan oleh Mia, aku mengajaknya untuk membeli sebuah es krim untuk menemani kami bersantai di bangku yang menjadi tempat favorit kami saat berkunjung di taman.

"Aku mau yang coklat," ucap Mia sambil merangkul erat tanganku.

"Iya... Iya sabar dong."

"Akkhhhh... Lama aku ngambek nih," ancam Mia.

Aku hanya bisa garuk-garuk kepala, sebenarnya aku tau dia hanya bercanda. Aku hanya berpura-pura kebingungan saat ia mengancamku seperti itu agar ia senang.

"Ini tuan putri," ucapku sambil memberikan satu cup es krim coklat kesukaannya.

"Hehehe... Makasih sayang... Muuaaahhhh." Mia langsung mencium pipiku.

Kami lalu memutuskan untuk bersantai saat itu hingga sorepun tiba.

****

Sepotong ingatan itu berputar di dalam kepala Armand, ia menangis sesenggukkan. Hal-hal indah yang ia lalui bersama orang yang menjadi cinta pertamanya sangatlah berarti sekaligus menjadi momok menakutkan untuknya, ia tak mau mengingat hal itu lagi namun seakan-akan tuhan tak mengijinkan hal itu.

"Sudahlah kak, ini bukan salah kakak. Semuanya sudah berlalu kak," ucap Dewi yang langsung mendekap kepala Armand ke dalam pelukkannya.

Armand terus menangis di dalam pelukan adik dari orang yang paling ia cintai di dunia ini. Jika bisa di hitung, cintanya bahkan lebih besar daripada rasa cintanya pada Maura. Wanita kini yang menjadi istrinya.

"Tenang ya kak, kakak mau nenen?" tanya Dewi. Wajahnya memerah menawarkan hal itu, entah kenapa ia tiba-tiba saja ingat tentang kejadian beberapa tahun yanh lalu.


Saat itu Dewi baru saja pulang sekolah, dengan seragam SMA yang agak ketat ia langsung masuk tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Saat ia melewati kamar kakaknya, ia tak sengaja melihat kakaknya sedang duduk memeluk seorang pria yang terlihat sedang menangis.

"Ihhh kakak mah aneh, kok mau-maunya pacaran sama cowok cengeng kaya gitu?" ucap Dewi.

"Sudah sayang, semuanya sudah lewat. Kalau kamu tadi gak ngelakuin itu, aku sekarang udah jadi budak seks mereka," ucap Mia sambil mengelus kepala Armand.

"Ta.... Tapi... Hikkksss.... Aku.... Aku kelewatan sayang," ucap Armand.

"Nggak kok, emmm.... Kamu mau nenen? Sini aki kasih nenen biar gak nangis lagi hihihi," ucap Mia yang langsung mengangkat baju kaosnyanya.

"Kamu kira aku anak kecil apa?" tanya Armand.

Mia hanya tersenyum manis, ia sudah melepas pengait bh nya dan langsung menyodorkan payudara yang ukurannya cukup besar. Godaan payudara kencang dan putih mulus itu tak bisa Armand hindari hingga akhirnya ia jatuh ke dalam dekapan dua benda empuk. Dengan rakus Armand menghisap dua benda yang menggelantung di dada Mia tersebut.


Hal itulah yang menjadikan Dewi menawarkan hal yang bahkan tak pernah ia lakukan untuk pacar-pacarnya. Armand yang mendengar tawaran Dewi seketika menegakkan badan, ia langsung memalingkan wajahnya dan menunduk. Lama mereka terdiam, hingga akhirnya Armand memutuskan untuk pulang.

****


"Arrgghhhhh..... Aaarrrgghhhhh....."

Suara erangan itu kini semakin kencang, suara lembut nan manja yang di keluarkan wanita cantik itu saat menerima sodokkan batang penis pria yang bukan suaminya mengantarkan sejuta kenikmatan baginya. Kini Maura sedang di genjot oleh atasannya yaitu Sukoco. Sudah dua kali Sukoco menyemburkan benihnya ke rahim subur milik Maura.

"Ahhhh... Iyahhh.... Pakkhhh... Terussshhh..." Ucap Maura keenakkan.

Rasa nikmat yang di cipatakan oleh gesekan batang penis atasannya itu pada dinding vaginanya membuatnya menggila. Kini ia bergoyang liar sembari menerima sodokkan kuat dari atasannya tersebut.

"Okkhhhh... Ohhhh... Aku sangat suka ini.... Sluurrpppttt..." Ucap Sukoco sambil menghisap kuat puting kiri Maura.

Ferdi yang sudah tak tahan melihat hal itu memutuskan untuk mengocok batang penisnya. Batang penis berukuran 17 centi itu kini berdiri tegak dengan kepals jamur yang sudah memerah.

"Sayang kau tak mau memberikan kenikmatan untuk tamu kita?" tanya Sukoco.

Gaya doggy yang sedari tadi menjadi posisi Sukoco dan Maura untuk bercinta membuat Maura dengan mudahnya berjalan dan memegang penih Ferdi. Tanpa rasa jijik, Maura langsung menghisap batang penis itu.

"Ohhhh.... Gila nikmat sekali sedotanmuuu," ucap Ferdi sambil memegangi kepala Maura.

Tangan Ferdia terus memegangi kepala Maura dan menyuruhnya agar terus menghisap dan mengulum penisnya dengan cepat. Sedangkan Sukoco masih terus asyik menembusi lubang vagina sempit yang kini menjadi sarang penisnya untuk meraih kenikmatan. Hampir 20 menit berlalu, kini Sukoco mencabut penisnya dan langsung menancapkannya pada lubang anus Maura. Ferdi yang melihat hal itu membimbing Maura untuk menduduki penisnya. Dengan sekali hentakan penis itu langsung melesat masuk ke dalam liang peranakan Maura.

"Aaaaakkkkhhhhhhhhh..... Baaannggggsssaaaaattttthhhhhhh....."

Maura berteriak dengan kencangnya kala ia mendapat orgasme yang keduanya saat merasakan kedua lubangnya di tusuk oleh batang kontol yang besarnya hampir sama itu. Ferdi, Sukoco, dan Maura terus memacu birahi mereka. Tubuh mereka bertiga kini sudah di banjiri oleh keringat. Lidah Ferdi yang kini tak bisa diam terus menjilati kedua buah payudara Maura yang berayun-ayun dengan indah di hadapannya. Sedangkan Sukoco kini sedang asyik menghisap mulut Maura. Di serang secara bersamaan seperti ini membuat Maura tak bisa mengontrol nafsunya, tanda-tanda orgasmenya mulai muncul kembali. Dan saat kedua pria yang asyik mengeluar-masukkan batang penis mereka di dalam tubuhnya menyemburkan sperma mereka. Tubuh Maura mengejang hebat dan menyemburkan cairan cintanya dengan deras seraya menikmati dahsyatnya orgasme yang baru saja ia dapatkan. Hari itu, Maura terus memacu birahinya bersama kedua pria itu hingga ia tak ingat untuk pulang dan menyiapkan makanan untuk Armand yang kini sudah menunggunya di rumah sejak tadi.

Bersambung.
 
Terakhir diubah:
Judulnya kaya power rangers ya? Ceritanya msh belum terang semngat suhu :semangat:
 
hhmmm ...aoakah sukoco dan ferdi korban pertama armand ....dr oenggambaran prolog crita ini...
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Wah maaf hu, ane kelupaan ama ini cerita :pandaketawa: terlalu fokus sama event duel cerita horror sama calbin ane yg masih ngambek sampe sekarang bikin ane pusing :D update di perkirakan malam ini atau besok ya hu. Thanks udah mau nungguin ini cerita hehe.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd