Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

PETUALANGAN (BER)CINTA SISKA [LESBIAN UNIVERSE]

Haaloo haloo para suhu semuuuuaaaa nya,🙏 mohon maaf banget nih belum sempat update lagi.

Maklum kerjaan dan kesibukan di real life lagi lumayan banyak, tapi saya usahakan selama bulan puasa ini akan saya update setiap malam.

Terimakasih support nya 🔥
 
9. KEHANGATAN LAINNYA


POV BUNDA INNE

Setelah lelahnya pertempuran ku semalam dan tadi pagi bersama Siska dan juga Tina. Badan ini sangatlah lelah, aku melihat jam ternyata waktu sudah menunjukkan pukul satu siang, perut ku terasa lapar. Aku mencoba memanggil-manggil Tina namun tak ada jawaban, aku beranjak turun dari ranjang ku dan hanya menutup badan ku ini dengan kimono.

Sampai di lantai satu, benar tidak ada orang disini. Segera aku mencoba menelpon Tina, dari kejauhan sana tak lama Tina mengangkat panggilan telpon saya dan berkata bahwa ia sedang berada diluar untuk membeli beberapa kebutuhan dapur yang sudah habis.

Karena sudah sangat lapar dan Tina masih lama. Aku memesan makanan online saja, sambil aku menunggu. Aku mengscroll beberapa update beranda sosial media. Terlihat update dari seorang Ustadzah Retno, sekilas tentang Ustadzah Retno dia adalah seorang perempuan yang amat sangat alim dan taat akan agama.

Suami nya yang juga salah satu tokoh agama yang sangat di hormati di komplek ini. Namun, ada yang aneh dari postingan sosial media Ustadzah Retno ini. Di postingan cerita sosial media nya, ia berkeluh kesah dengan apa yang sedang dirasakan. Ia bercerita curahan hati nya atas kekecewaan nya.

Kekecewaan akan perilaku suami Ustadzah Retno yang sekarang sudah mulai dingin kepada dirinya. Aku hanya membalas emoticon sedih dan memberikan sebuah komentar untuk menyemangati Ustadzah Retno. Tak beberapa lama, Ustadzah Retno membalas dan mengucapkan terimakasih atas perhatian yang aku berikan kepada dia.

Setelah makanan ku sampai, aku segera menyantap makanan ku. Dari arah luar aku melihat Rima sedang duduk di sebuah taman sendiri dan tak lama beranjak pergi karena hujan. Melihat Rima, aku menegur nya.

"Rimaaaaa" teriak ku memanggil Rima yang berlalu dari taman tempat ia duduk dan segera ia menghampiri ku.

"Iyaa Bunda ada apa?"

"Mau kemana kamu?"

"Mau balik ke kamar, hujan tadi saya abis dari taman"

"Oh ya pada kemana ya, sepi banget hari ini"

"Tadi sih aku lihat Mba Siska masuk ke dalam kamar dan Ci Mia juga dari tadi tidak terlihat. Mungkin juga masih di dalam kamar nya"

"Terus hari ini kamu ada kegiatan apa?"

"Gak ada sih bunda, palingan ya tiduran aja di kamar"

"Temenin Bunda aja deh yaa, si Tina juga lagi belanja bulanan keluar"

Akhirnya Rima menemani diriku yang sendirian ini. Kami berdua berbincang-bincang di ruang tengah tempat semalam aku dengan Siska memadu kasih. Disela perbincangan ku dengan Rima, ia pun bertanya kepada ku.

"Gimana kondisi bunda? Sudah enakan?"

"Enakan apa?"

Tanya ku kebingungan dengan apa yang Rima tanyakan.

"Itu loooh bunda, semalam kata Mba Siska kalau bunda sedang tidak enak badan"

"Ooh itu, iya sudah agak enakan sih. Cuman masih agak sedikit lelah dan pegal"

"Lelah dan pegal karena obat yang diberikan Siska ya bunda?"

"Iya nih, begitulah" jawab ku singkat, Rima membetulkan posisi duduk nya.

"Kalau gitu, aku kasih obat untuk lelah dan pegal nya mau bunda?"

"Obat gimana Rima?"

Tanpa menjawab pertanyaan ku, Rima membenarkan posisi nya di samping ku. Aku di arahkan nya membelakangi nya. Kedua jemari tangan nya tiba-tiba mencengkeram pundak ku dan memberikan sentuhan-sentuhan pijatan lembut pada pundak.

Mendapatkan perlakuan ini, aku merasa nyaman dan agak enakan karena jujur saja badan ku terasa pegal karena pertempuran semalam.

"Gimana bunda? Enak?"

"Eeh iya enak Rima"

Rima terus saja memijat pundak ku, pijatan nya benar benar nikmat ku rasakan. Sejenak sentuhan pijatan nya membuat reda pegal yang ada di badan.

"Kayak nya lelah banget ya Bun?"

"Hehe iya nihh, agak pegal memang"

"Pantesan, pundak bunda terasa keras sekali"

"Aaach iya Rima, enak disitu Yaaa enak banget pijatan mu" sedikit ku mendesah kenikmatan pijatan yang Rima berikan.

Kedua tangan nya dengan lihai memijat pundak ku, aku sangat menikmati sentuhan pijatan itu. Sampai tak terasa kadang aku mendesah kenikmatan.

"Enak banget pijatan kamu, belajar dimana kamu?"

"Aah biasa aja Bun, gak belajar dimana-mana kok. Hanya dulu ibu ku sering meminta ku untuk memijat badan nya"

"Tapi memang gak salah ibu mu, pijatan kamu memang benar-benar nikmat Rima"

"Iish bunda bisa aja, ada looh bunda yang lebih nikmat dari pijatan ini"

"Looh apa memang nya?"

Aku menjawab pura-pura tidak tau dengan apa yang Rima maksud.

"Aah Bunda, nanti bunda juga tau kok"

"Memang nya apa sih Rim?"

"Ada deeeh, emang bunda mau?"

"Yaa kalau itu memang enak dan buat bunda semakin nyaman. Boleeh saja"

"Okeeey deh, nanti Yaaa bunda sehabis aku memijat pundak bunda"

Kembali Rima melanjutkan pijatan nya kepada pundak ku. Pundak ku kini mulai terasa sedikit ringan, jemari Rima kini perlahan-lahan naik ke arah tengkuk leher ku. Di pijit lah dengan lembut tengkuk leher ku dan itu amat sangat terasa nikmat. Sentuhan nya sedikit membuat ku birahi, karena memang tengkuk leher adalah salah satu bagian sensitif pada diriku.

"Bunda, bunda ada lotion atau minyak zaitun gitu untuk aku pijat badan bunda?" tanya Rima memecahkan keheningan.

"Eeh ada kok ada, sebentar ya bunda ambil dulu"

Jawab ku dengan berlalu mengambil sebuah lotion yang biasa aku gunakan untuk memijat juga. Ku berikan ke Rima dan ia juga mengatur sofa ku menjadi posisi bersandar.

"Sini bunda, senderan aja di sofa biar enak"

"Eh iya Rima, terimakasih jadi ngerepotin nih"

"Ngak kok bunda, santai saja"

Aku pun bersandar di sofa tersebut dengan kaki yang berselonjor di atas sofa.

"Bunda ini kimona nya gak mau di lepas aja?"

"Duuh Ndak enak laah sama kamu"

"Haduuh bunda, kayak baru kenal aku aja. Yang baru kenal aja udah liat Daleman bunda"

Jawab Rima dengan santai nya, yang membuat ku semakin bingung dengan apa yang ia katakan. Akhirnya dengan sedikit ragu, aku membuka sedikit kimono ku.

"Duuh bunda, nanggung lah. Niih dibuka gini aja biar gak kotor kena lotion"

Perintah Rima dengan membukan kimono yang ku pakai. Kini terlihat jelas tubuh indah ku yang sudah tak ada sehelai benang pun menghalangi. Kedua payudara ku yang lumayan besar dan bulat ini juga terpampang jelas dihadapan Rima.

Melihat tubuh ku yang sekarang tidak memakai apa-apa lagi, mata Rima tak berhenti menatap ke arah kedua payudara ku yang menggantung. Ia mulai kembali meneruskan pijatan nya, kali ini ia memijat pundak ku dan turun ke arah dada atas.

Aku hanya bisa terdiam menikmati pijatan yang Rima berikan ke aku. Terlihat juga wajah sedikit memerah, wajah nya yang manis di balut dengan hijab itu membuat ku sedikit bernafsu. Bibir nya yang cukup tebal semakin membuat ku penasaran untuk ingin mencium nya.
 
Udate setiap malam gan? Wah agan mulia sekali.. Tp jangan sampai kecapekan gan
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd