Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG Petualangan Seks Mengelola Kosan Sahabat
- Thread starter piramid
- Start date
Erwinsubagiyo
Kakak Semprot
- Daftar
- 15 Jan 2022
- Post
- 165
- Like diterima
- 309
Penjaga kost nya lg mudik wkwkwkwkwkwk
ngensbgtlo
Semprot Lover
- Daftar
- 1 May 2015
- Post
- 258
- Like diterima
- 138
Keren ditunggu kelanjutanya
Sambelmatah
Semprot Kecil
- Daftar
- 23 Jun 2021
- Post
- 84
- Like diterima
- 185
Gelar tiker dlu., slalu menanti update selanjutnya...
piramid
Semprot Holic
- Daftar
- 24 May 2015
- Post
- 323
- Like diterima
- 4.575
SELAMAT MALAM SUHU-SUHU
Newbie mohon maaf sebesar-besarnya karena thread ini sempat terpause beberapa lama. Setelah 2 minggu kemarin harus pulang kampung berturut-turut, akhirnya weekend kemarin badan drop, ditambah deadline kantor padat banget. Akhirnya baru bisa ngelanjutinnya sekarang. Mohon dimaklumi ya Suhu
Silakan hu, dinikmati kelanjutan dari petualangan Andre
Bidadari Bernama Tante Dian
“Ngapain Mas dari kamarnya Tante Dian?” tanya gw ke sosok laki-laki yang tak lain adalah supir Tante Dian bernama Yuda.
“Eh Bang, ini… ini tadi abis nganterin Tante Dian ke pesta di rumah temannya. Terus pas pulang Tante Dian kelewat mabuk, yaudah saya anterin sampe kamarnya.” Gw lihat Yuda gugup dengan kemeja yang terbuka 2 kancing atasnya. Gw pun mengernyitkan dahi enggak percaya dengan pernyataan supir yang masih muda itu.
“Oh gitu ya? Yaudah.”
“Iya Bang,” jawabnya sambil berjalan ke arah kamarnya, sedangkan gw pun berlalu berjalan kembali ke lantai 1. Tingkah Yudha cukup mencurigakan, tapi mengingat Tante Dian yang umur 40an masih berbadan oke, sedangkan Yudha supir pribadi yang masih 20 tahunan, jadi gw rasa sangat wajar mereka selingkuh. Gw pikir juga suami Tante Dian udah berumur 50 tahun, atau mungkin malah 60 tahun. Ah siapa juga yang ga mau nyupirin Tante secantik dan seseksi Tante Dian, tapi bodo amat lah. Gw pengen istirahat, besok mesti nyiapin meeting bareng tante Dian.
Keesokan paginya, setelah sarapan gw menyeduh kopi dan menyalakan rokok lalu nongkrong di depan kantor. Beberapa staff gw udah dateng, termasuk Bagas. Begitu dia datang tadi, gw minta dia menyiapkan ruangan meeting kecil sekaligus beberapa portofolio buat ngebahas referensi materi proyek dengan Tante Dian. Tepat pukul 10 pagi ketika rokok gw baru saja habis, turunlah sesosok bidadari, etdah. Tante Dian turun dengan baju yang menambah kecantikannya, gw tengok ga terlihat ada Yudha mengikuti di belakangnya.
“Pagi Andre, maaf ya Tante telat bangun tadi. Semalem kelewat mabuk di rumah temen, makanya tepar deh,” sapanya sambil tersenyum tanpa malu sama sekali.
“Eh iya gapapa kok Tan, malahan jadi saya bisa ngopi dulu. Silakan masuk Tante,” gw pun beranjak berdiri membukakan pintu untuk Tante Dian. Parfum nya wangi sekali, khas caramel dan vanilla, junior gw sedikit memberontak sebelum bisa gw tenangkan. Beberapa staff laki-laki di kantor gw pun ikut salah fokus memperhatikan Tante Dian berjalan menuju ruang meeting gw. Bagas sudah ada di dalam duduk di depan laptop.
“Silakan Tante, feel free. Mau minum apa Tante?”
“Ah ga usah repot-repot Ndre, air putih saja cukup.”
“Ah bukan begitu tante, biar dibuatin Teh Manis ya?”
“Boleh deh, kalau kamu maksa,” jawab Tante Dian dengan senyumnya yang renyah sekali. Gw pun meminta Fitri buat ngebuatin kami teh manis. Sekembalinya gw ke ruang meeting, Bagas sudah menayangkan beberapa pilot project kami.
“Jadi, apa yang bisa kami bantu Tante?” tanya gw begitu duduk berhadapan dengan Tante Dian.
“Gini Ndre, suami Tante itu punya banyak usaha di Bandung. Cuma udah 2 tahun ini kondisinya mulai memburuk karena diabetes, sedangkan Tante sebelumnya ga pernah terlalu ikut campur di dalam usaha ini. Selama 2 tahun itu, suami Tante minta Tante buat mulai megang usaha dia. Nah, selama 2 tahun itu Tante pake ilmu akuntansi Tante. Ternyata banyak catatan keuangan dari ekspedisi yang ga bener. Banyak komplain juga soal paket telat lah, paket kurang lah, ujung-ujungnya Tante yang kena. Suami Tante tu terlalu percaya sama kaki tangannya, si Yudha, supir Tante itu. Jadi dia sebenernya ga cuma supir, tetapi ajudan dia buat di perusahaannya ini. Selama 2 tahun ke belakang ini…,” Tante Dian diam lalu memandang gw dan Bagas bergantian. Mengerti kodenya, gw segera meminta Bagas keluar sebentar. “Makasih Ndre, sudah paham. Jadi terpaksa selama 2 tahun ini Tante ngedeketin Yudha buat ngorek apa sumber masalah sebenarnya. Dan bener dugaan Tante, Yudha ini main di belakang. Keuntungan perusahaan sering terpotong oleh si Yudha dan beberapa kepanjangan tangannya. Nah Tante pengen minta tolong Andre bikin aplikasi sekaligus bikin rencana buat ngeluarin Yudha dari lingkungan keluarga Tante.”
“Kalau aplikasi buat perusahaan Tante saya bisa bantu. Cuma kalau rencana satunya itu, emang Andre bisa bantu gimana?”
“Dari cerita Tita, Tante tahu pasti Andre bisa diandalkan dan bisa dipercaya. Kamu bisa ngehack hp dan email kan?”
“Hmmm bisa sih Tante, tapi yakin bakalan nemuin bukti kuatnya?”
“Tante yakin banget Ndre, Yudha itu punya 2 hp. Tante udah rela tidur sama dia buat dapetin itu hp, tapi selalu gagal. Tiap Tante geledah, cuma nemu 1 hp dia yang ga ada apa-apanya.”
“Oh gitu? Jadi Tante mau minta tolong Andre gimana?”
“Ya karena tiap kali bareng Yudha Tante ga bisa nemuin hp keduanya, Tante mau jebak dia. Nanti kita atur buat Tante keluar sama Yudha. Nah pas itu kamu masuk ke kamar dia geledah hp dia. Bisakan?”
“Ya bisa aja sih Tante, tapi itu menyalahi kode etik saya buat ga sembarangan masuk ke kamar penghuni Tante.”
“Aduh, berapa sih harga kode etik mu itu Ndre?”
“Ini soal kejujuran aja sih Tante, ga bisa dibayar,” jawab gw ke Tante Dian.
“Kan ga harus kamu yang turun ke lapangan langsung. Kamu kan bisa minta pembantu mu buat ngeberesin kamar dia sekalian cari hp dia.”
“hmm,” gw hanya bisa diam memikirkan permintaan Tante Dian. Melihat gw diam begitu, Tante Dian enggak tinggal diam. Dia bangkit lalu duduk di sebelah gw. Menempelkan dadanya ke lengan kiri gw, sedangkan tangan kirinya sudah berada tepat di atas paha gw.
“Tante bisa kasih kamu kepuasan Ndre, kapanpun kamu mau selama di sini.”
“eh eh Tante, ngapain Tante?” Gw yang coba ngelarang kegiatannya, ga digubris, tangannya kini sudah meremas-remas Andre Junior dari luar celana.
“Ya ya boleh deh Tan, diatur aja nanti,”
“Nah! Gitu dong Ndre,” dia pun segera menghentikan kegiatan tangannya lalu beranjak kembali ke sofa di depan gw. Sialan kata gw dalam hati, emang nih Tante jago banget mainin birahi lawannya. Kentang sialan.
“Yaudah itu kan soal ngumpulin bukti. Sekarang soal aplikasi gimana Tante?”
“Soal itu sepenuhnya Tante percayain ke Andre. Simple aja, tampilan ga usah bagus-bagus. Yang paling penting aplikasinya bisa ngelacak tiap kurir. Tiap perjalanan dari aplikasinya bisa ditracing.”
“Oh itu, bisa Tante. Cuman agak lama ngerjainnya, gapapa?”
“Berapa lama emang?”
“Minimal 2 bulan dikerjain tiap hari Tante,”
“Aduh, kelamaan. Bikin sebulan dong Ndre. Tampilannya bikin sederhana banget aja.”
“Tetep aja Tante, ya bisa sih. Tapi kudu bayar lemburan anak-anak. Jadi pasti akan mahal.”
“Berapa sih?”
“Ya kisaran 200 jutaan,”
“Tante ga ada uang segitu Ndre. Gini deh, kamu hitung lemburan staff mu, lemburan mu nanti Tante ganti dengan yang lain, mau ga?” Tante Dian merayu dengan senyuman nakalnya.
“Apaan tuh Tante?” Dia diam saja, lalu bangkit berdiri. Dia membuka satu persatu kancing dress warna cream miliknya. Melepas lengan kanan kiri nya, lalu menurunkan bagian atas dressnya ke perut.
“Kamu mau Ndre tubuh Tante?” gw terdiam mengagumi tubuh Tante Dian sambil meneguk ludah. “Tante bakalan sebulan di sini nungguin aplikasi Tante jadi, selama itu pula kamu boleh nikmatin tubuh Tante kapan pun Andre mau. Deal?” jelas Tante dia sambil mendekati gw. Gw mulai gusar, junior gw mulai bangun, kapan lagi pikir gw bisa ngentot Tante-tante seseksi Tante Dian ini. Gw pun mengangguk. Tante dian lalu menarik tangan gw buat berdiri. Dia mendorong gw ke arah kamar. Ya gw pun menurutinya.
Gw pun didorong terjatuh ke kasur dengan kaki yang masih menjuntai. Dia menunduk, lalu perlahan melepaskan ikat pinggang dan kancing celana gw. Andre Jr pun sudah menjulang tinggi menginginkan kenikmatan. Sedangkan Tante Dian masih melepas celana gw. Begitu terlepas semuanya, Tante Dian sempat memandang ke arah gw lalu tersenyum. Ga sempat berkedip membalas senyumannya, kepala Tante Dian sudah bergerak ke bawah melahap kontol gw. Kepalanya pun langsung aktif bergerak naik turun mengulum kontol gw.
“Tanteeee, aahhhhhh, enaaaaakkk Tannnnnn,”
Plok ploook ploooook, bunyi yang terdengar dari peraduan bibir tipis Tante Dian dengan kontol gw. Tante Dian bergerak dengan liar, benar-benar emang ga salah. MILF selalu berpengalaman soal seks.
“Taaaannn, ahhhhh, enak bangeeet taaaan,” gw hanya bisa melenguh kenikmatan. Sementara tangan Tante Dian juga tidak mau kalah. Dia meremas buah zakar gw bergantian, lalu menjilatinya. Yang membuatku sempat kaget karena dengan serta merta, dia tiba-tiba memasukan kontol gw sampai menyentuh dinding tenggorokannya.
“TAAAAAAANNNNNN,” teriak gw antara kenikmatan dan kesakitan. Melihat gw teriak, Tante dia melepaskan kulumannya. Dia bangkit, lalu melepaskan dressnya, kini dia telanjang bulat. “Tante, tubuh tante indah sekali bak bidadari.” puji gw kepadanya. Dia pun hanya tersenyum sambil merangkak mendekati gw.
“Jadi ya Tante dikasih diskon?”
“Gampang Tante,” dia pun membalas jawaban gw dengan ciuman di bibir gw. Ganas!!! Ciuman Tante ini profesional sekaligus ganas sekali. Sementara kami berciuman, tangan kanannya sedang berada di kontol gw meremasnya dengan tangan yang begitu lembut. Perlahan dia memposisikan kontol gw tepat di memeknya, dan BLESSSSHHHH, masuk sampai setengah. Tante pun menghentikan ciumannya. Dia bangkit dan berpangku dengan kedua tangannya di dada gw. Kontol gw masuk semakin dalam hingga ke pangkalnya.
Perlahan Tante Dian bergoyang maju mundur di atas gw. Pertama-tama, dia bergerak dengan tempo pelan. Seiring berjalannya waktu dia mulai mempercepat gerakannya. “Andre, buat pertama ini kamu diam aja. Biar Tante yang main,” gw pun hanya mengangguk.
Dia pun mulai bergoyang dengan tempo yang sangat merdu jika dikonversi jadi sebuah lagu. Gerakan pinggulnya sangat profesional bergerak ke sana kemari mengaduk-ngaduk kontol gw.
“DUhhhhhh uiuuuhhhh aaaah Taaaaannn,” gw hanya bisa melenguh menikmati pergumulan ini. Melihat tangan gw yang diam saja di kasur, Tante menarik dan mengarahkannya ke kedua toket bulat miliknya.
“Tanteeee, kenceng bangeeeet. Tante koook bisaaa ahhhhhh masih sekencang ini,” dia pun hanya tersenyum tak menghentikan goyangan pinggulnya, sementara dia membimbing tangan gw buat meremas kedua toketnya. Gw pun hanya bisa menuruti arah permainannya. Pergulatan ini, jika dilagukan seperti lagunya Michael Bolton, How am I suppose to Live without you. Ya bagaimana gw bisa lepas dari lubang kenikmatan senikmat ini.
“AHhhhhhhh Tanteeee,” ploook ploook ploooook.
“Ndreeeee hmmmmm sshhhhhh,” kami beradu dalam kenikmatan saling berlomba mencapai kenikmatan. Keringat Tante Dian mulai mengalir membasahi tubuh gw, sedangkan tempo permainannya tidak melambat, justru semakin cepat.
“Ndreeeee shhhhhhh, kontol mu lebih enakkkk ahhhhh, daripada punya suami kuuuuhhh, atau si Yudha bangsaaaat ituuuuuh aahhhhhh,”
“Memek tanteee ahhhhh juga lebih enak aaaaahhhhh dari seluruh wanita di kost ini,” entah kenapa gw mengucapkan itu. Selang beberapa menit berikutnya.
“Ndreeeee, Tante mauuuuhhh…..” belum selesai dengan kalimatnya, terasa cairan mengalir ke kontol gw, sedangkan gw juga udah ga tahan.
CROOOOT CROOOOT CROOOOOT.
“Tanteeeeeh, ahhhhhh. Aku keluar ahhhhh,”
Kami pun mengatur nafas, Tante Dian lalu merebahkan tubuhnya ke atas tubuh gw. Gw kecup bibir manisnya, dibalasnya lembut sebelum dia kemudian berguling ke samping gw.
“Ndree, makasih yaaa,”
“Saya yang makasih Tante, nikmat banget yang barusan, tubuh Tante emang ga ada duanya.”
“Ah bisa aja kamu Ndre,” senyumnya ke arah gw sebelum kemudian wajah Tante berubah sedikit serius. “Ngomong-ngomong tadi kamu sempet bilang Tante lebih enak daripada seluruh wanita di kost ini ya? Emang kamu entotin itu wanita-wanita di sini Ndre?” gw pun kaget mendengar pernyataan itu. Seperti maling ketangkap basah pun gw akhirnya mengaku.
“Ga juga sih Tante, beberapa.”
“Tita juga?” wajahnya kini semakin serius.
Bersambung >> Page 94
Newbie mohon maaf sebesar-besarnya karena thread ini sempat terpause beberapa lama. Setelah 2 minggu kemarin harus pulang kampung berturut-turut, akhirnya weekend kemarin badan drop, ditambah deadline kantor padat banget. Akhirnya baru bisa ngelanjutinnya sekarang. Mohon dimaklumi ya Suhu
Silakan hu, dinikmati kelanjutan dari petualangan Andre
Bidadari Bernama Tante Dian
“Ngapain Mas dari kamarnya Tante Dian?” tanya gw ke sosok laki-laki yang tak lain adalah supir Tante Dian bernama Yuda.
“Eh Bang, ini… ini tadi abis nganterin Tante Dian ke pesta di rumah temannya. Terus pas pulang Tante Dian kelewat mabuk, yaudah saya anterin sampe kamarnya.” Gw lihat Yuda gugup dengan kemeja yang terbuka 2 kancing atasnya. Gw pun mengernyitkan dahi enggak percaya dengan pernyataan supir yang masih muda itu.
“Oh gitu ya? Yaudah.”
“Iya Bang,” jawabnya sambil berjalan ke arah kamarnya, sedangkan gw pun berlalu berjalan kembali ke lantai 1. Tingkah Yudha cukup mencurigakan, tapi mengingat Tante Dian yang umur 40an masih berbadan oke, sedangkan Yudha supir pribadi yang masih 20 tahunan, jadi gw rasa sangat wajar mereka selingkuh. Gw pikir juga suami Tante Dian udah berumur 50 tahun, atau mungkin malah 60 tahun. Ah siapa juga yang ga mau nyupirin Tante secantik dan seseksi Tante Dian, tapi bodo amat lah. Gw pengen istirahat, besok mesti nyiapin meeting bareng tante Dian.
Keesokan paginya, setelah sarapan gw menyeduh kopi dan menyalakan rokok lalu nongkrong di depan kantor. Beberapa staff gw udah dateng, termasuk Bagas. Begitu dia datang tadi, gw minta dia menyiapkan ruangan meeting kecil sekaligus beberapa portofolio buat ngebahas referensi materi proyek dengan Tante Dian. Tepat pukul 10 pagi ketika rokok gw baru saja habis, turunlah sesosok bidadari, etdah. Tante Dian turun dengan baju yang menambah kecantikannya, gw tengok ga terlihat ada Yudha mengikuti di belakangnya.
“Pagi Andre, maaf ya Tante telat bangun tadi. Semalem kelewat mabuk di rumah temen, makanya tepar deh,” sapanya sambil tersenyum tanpa malu sama sekali.
“Eh iya gapapa kok Tan, malahan jadi saya bisa ngopi dulu. Silakan masuk Tante,” gw pun beranjak berdiri membukakan pintu untuk Tante Dian. Parfum nya wangi sekali, khas caramel dan vanilla, junior gw sedikit memberontak sebelum bisa gw tenangkan. Beberapa staff laki-laki di kantor gw pun ikut salah fokus memperhatikan Tante Dian berjalan menuju ruang meeting gw. Bagas sudah ada di dalam duduk di depan laptop.
“Silakan Tante, feel free. Mau minum apa Tante?”
“Ah ga usah repot-repot Ndre, air putih saja cukup.”
“Ah bukan begitu tante, biar dibuatin Teh Manis ya?”
“Boleh deh, kalau kamu maksa,” jawab Tante Dian dengan senyumnya yang renyah sekali. Gw pun meminta Fitri buat ngebuatin kami teh manis. Sekembalinya gw ke ruang meeting, Bagas sudah menayangkan beberapa pilot project kami.
“Jadi, apa yang bisa kami bantu Tante?” tanya gw begitu duduk berhadapan dengan Tante Dian.
“Gini Ndre, suami Tante itu punya banyak usaha di Bandung. Cuma udah 2 tahun ini kondisinya mulai memburuk karena diabetes, sedangkan Tante sebelumnya ga pernah terlalu ikut campur di dalam usaha ini. Selama 2 tahun itu, suami Tante minta Tante buat mulai megang usaha dia. Nah, selama 2 tahun itu Tante pake ilmu akuntansi Tante. Ternyata banyak catatan keuangan dari ekspedisi yang ga bener. Banyak komplain juga soal paket telat lah, paket kurang lah, ujung-ujungnya Tante yang kena. Suami Tante tu terlalu percaya sama kaki tangannya, si Yudha, supir Tante itu. Jadi dia sebenernya ga cuma supir, tetapi ajudan dia buat di perusahaannya ini. Selama 2 tahun ke belakang ini…,” Tante Dian diam lalu memandang gw dan Bagas bergantian. Mengerti kodenya, gw segera meminta Bagas keluar sebentar. “Makasih Ndre, sudah paham. Jadi terpaksa selama 2 tahun ini Tante ngedeketin Yudha buat ngorek apa sumber masalah sebenarnya. Dan bener dugaan Tante, Yudha ini main di belakang. Keuntungan perusahaan sering terpotong oleh si Yudha dan beberapa kepanjangan tangannya. Nah Tante pengen minta tolong Andre bikin aplikasi sekaligus bikin rencana buat ngeluarin Yudha dari lingkungan keluarga Tante.”
“Kalau aplikasi buat perusahaan Tante saya bisa bantu. Cuma kalau rencana satunya itu, emang Andre bisa bantu gimana?”
“Dari cerita Tita, Tante tahu pasti Andre bisa diandalkan dan bisa dipercaya. Kamu bisa ngehack hp dan email kan?”
“Hmmm bisa sih Tante, tapi yakin bakalan nemuin bukti kuatnya?”
“Tante yakin banget Ndre, Yudha itu punya 2 hp. Tante udah rela tidur sama dia buat dapetin itu hp, tapi selalu gagal. Tiap Tante geledah, cuma nemu 1 hp dia yang ga ada apa-apanya.”
“Oh gitu? Jadi Tante mau minta tolong Andre gimana?”
“Ya karena tiap kali bareng Yudha Tante ga bisa nemuin hp keduanya, Tante mau jebak dia. Nanti kita atur buat Tante keluar sama Yudha. Nah pas itu kamu masuk ke kamar dia geledah hp dia. Bisakan?”
“Ya bisa aja sih Tante, tapi itu menyalahi kode etik saya buat ga sembarangan masuk ke kamar penghuni Tante.”
“Aduh, berapa sih harga kode etik mu itu Ndre?”
“Ini soal kejujuran aja sih Tante, ga bisa dibayar,” jawab gw ke Tante Dian.
“Kan ga harus kamu yang turun ke lapangan langsung. Kamu kan bisa minta pembantu mu buat ngeberesin kamar dia sekalian cari hp dia.”
“hmm,” gw hanya bisa diam memikirkan permintaan Tante Dian. Melihat gw diam begitu, Tante Dian enggak tinggal diam. Dia bangkit lalu duduk di sebelah gw. Menempelkan dadanya ke lengan kiri gw, sedangkan tangan kirinya sudah berada tepat di atas paha gw.
“Tante bisa kasih kamu kepuasan Ndre, kapanpun kamu mau selama di sini.”
“eh eh Tante, ngapain Tante?” Gw yang coba ngelarang kegiatannya, ga digubris, tangannya kini sudah meremas-remas Andre Junior dari luar celana.
“Ya ya boleh deh Tan, diatur aja nanti,”
“Nah! Gitu dong Ndre,” dia pun segera menghentikan kegiatan tangannya lalu beranjak kembali ke sofa di depan gw. Sialan kata gw dalam hati, emang nih Tante jago banget mainin birahi lawannya. Kentang sialan.
“Yaudah itu kan soal ngumpulin bukti. Sekarang soal aplikasi gimana Tante?”
“Soal itu sepenuhnya Tante percayain ke Andre. Simple aja, tampilan ga usah bagus-bagus. Yang paling penting aplikasinya bisa ngelacak tiap kurir. Tiap perjalanan dari aplikasinya bisa ditracing.”
“Oh itu, bisa Tante. Cuman agak lama ngerjainnya, gapapa?”
“Berapa lama emang?”
“Minimal 2 bulan dikerjain tiap hari Tante,”
“Aduh, kelamaan. Bikin sebulan dong Ndre. Tampilannya bikin sederhana banget aja.”
“Tetep aja Tante, ya bisa sih. Tapi kudu bayar lemburan anak-anak. Jadi pasti akan mahal.”
“Berapa sih?”
“Ya kisaran 200 jutaan,”
“Tante ga ada uang segitu Ndre. Gini deh, kamu hitung lemburan staff mu, lemburan mu nanti Tante ganti dengan yang lain, mau ga?” Tante Dian merayu dengan senyuman nakalnya.
“Apaan tuh Tante?” Dia diam saja, lalu bangkit berdiri. Dia membuka satu persatu kancing dress warna cream miliknya. Melepas lengan kanan kiri nya, lalu menurunkan bagian atas dressnya ke perut.
“Kamu mau Ndre tubuh Tante?” gw terdiam mengagumi tubuh Tante Dian sambil meneguk ludah. “Tante bakalan sebulan di sini nungguin aplikasi Tante jadi, selama itu pula kamu boleh nikmatin tubuh Tante kapan pun Andre mau. Deal?” jelas Tante dia sambil mendekati gw. Gw mulai gusar, junior gw mulai bangun, kapan lagi pikir gw bisa ngentot Tante-tante seseksi Tante Dian ini. Gw pun mengangguk. Tante dian lalu menarik tangan gw buat berdiri. Dia mendorong gw ke arah kamar. Ya gw pun menurutinya.
Gw pun didorong terjatuh ke kasur dengan kaki yang masih menjuntai. Dia menunduk, lalu perlahan melepaskan ikat pinggang dan kancing celana gw. Andre Jr pun sudah menjulang tinggi menginginkan kenikmatan. Sedangkan Tante Dian masih melepas celana gw. Begitu terlepas semuanya, Tante Dian sempat memandang ke arah gw lalu tersenyum. Ga sempat berkedip membalas senyumannya, kepala Tante Dian sudah bergerak ke bawah melahap kontol gw. Kepalanya pun langsung aktif bergerak naik turun mengulum kontol gw.
“Tanteeee, aahhhhhh, enaaaaakkk Tannnnnn,”
Plok ploook ploooook, bunyi yang terdengar dari peraduan bibir tipis Tante Dian dengan kontol gw. Tante Dian bergerak dengan liar, benar-benar emang ga salah. MILF selalu berpengalaman soal seks.
“Taaaannn, ahhhhh, enak bangeeet taaaan,” gw hanya bisa melenguh kenikmatan. Sementara tangan Tante Dian juga tidak mau kalah. Dia meremas buah zakar gw bergantian, lalu menjilatinya. Yang membuatku sempat kaget karena dengan serta merta, dia tiba-tiba memasukan kontol gw sampai menyentuh dinding tenggorokannya.
“TAAAAAAANNNNNN,” teriak gw antara kenikmatan dan kesakitan. Melihat gw teriak, Tante dia melepaskan kulumannya. Dia bangkit, lalu melepaskan dressnya, kini dia telanjang bulat. “Tante, tubuh tante indah sekali bak bidadari.” puji gw kepadanya. Dia pun hanya tersenyum sambil merangkak mendekati gw.
“Jadi ya Tante dikasih diskon?”
“Gampang Tante,” dia pun membalas jawaban gw dengan ciuman di bibir gw. Ganas!!! Ciuman Tante ini profesional sekaligus ganas sekali. Sementara kami berciuman, tangan kanannya sedang berada di kontol gw meremasnya dengan tangan yang begitu lembut. Perlahan dia memposisikan kontol gw tepat di memeknya, dan BLESSSSHHHH, masuk sampai setengah. Tante pun menghentikan ciumannya. Dia bangkit dan berpangku dengan kedua tangannya di dada gw. Kontol gw masuk semakin dalam hingga ke pangkalnya.
Perlahan Tante Dian bergoyang maju mundur di atas gw. Pertama-tama, dia bergerak dengan tempo pelan. Seiring berjalannya waktu dia mulai mempercepat gerakannya. “Andre, buat pertama ini kamu diam aja. Biar Tante yang main,” gw pun hanya mengangguk.
Dia pun mulai bergoyang dengan tempo yang sangat merdu jika dikonversi jadi sebuah lagu. Gerakan pinggulnya sangat profesional bergerak ke sana kemari mengaduk-ngaduk kontol gw.
“DUhhhhhh uiuuuhhhh aaaah Taaaaannn,” gw hanya bisa melenguh menikmati pergumulan ini. Melihat tangan gw yang diam saja di kasur, Tante menarik dan mengarahkannya ke kedua toket bulat miliknya.
“Tanteeee, kenceng bangeeeet. Tante koook bisaaa ahhhhhh masih sekencang ini,” dia pun hanya tersenyum tak menghentikan goyangan pinggulnya, sementara dia membimbing tangan gw buat meremas kedua toketnya. Gw pun hanya bisa menuruti arah permainannya. Pergulatan ini, jika dilagukan seperti lagunya Michael Bolton, How am I suppose to Live without you. Ya bagaimana gw bisa lepas dari lubang kenikmatan senikmat ini.
“AHhhhhhhh Tanteeee,” ploook ploook ploooook.
“Ndreeeee hmmmmm sshhhhhh,” kami beradu dalam kenikmatan saling berlomba mencapai kenikmatan. Keringat Tante Dian mulai mengalir membasahi tubuh gw, sedangkan tempo permainannya tidak melambat, justru semakin cepat.
“Ndreeeee shhhhhhh, kontol mu lebih enakkkk ahhhhh, daripada punya suami kuuuuhhh, atau si Yudha bangsaaaat ituuuuuh aahhhhhh,”
“Memek tanteee ahhhhh juga lebih enak aaaaahhhhh dari seluruh wanita di kost ini,” entah kenapa gw mengucapkan itu. Selang beberapa menit berikutnya.
“Ndreeeee, Tante mauuuuhhh…..” belum selesai dengan kalimatnya, terasa cairan mengalir ke kontol gw, sedangkan gw juga udah ga tahan.
CROOOOT CROOOOT CROOOOOT.
“Tanteeeeeh, ahhhhhh. Aku keluar ahhhhh,”
Kami pun mengatur nafas, Tante Dian lalu merebahkan tubuhnya ke atas tubuh gw. Gw kecup bibir manisnya, dibalasnya lembut sebelum dia kemudian berguling ke samping gw.
“Ndree, makasih yaaa,”
“Saya yang makasih Tante, nikmat banget yang barusan, tubuh Tante emang ga ada duanya.”
“Ah bisa aja kamu Ndre,” senyumnya ke arah gw sebelum kemudian wajah Tante berubah sedikit serius. “Ngomong-ngomong tadi kamu sempet bilang Tante lebih enak daripada seluruh wanita di kost ini ya? Emang kamu entotin itu wanita-wanita di sini Ndre?” gw pun kaget mendengar pernyataan itu. Seperti maling ketangkap basah pun gw akhirnya mengaku.
“Ga juga sih Tante, beberapa.”
“Tita juga?” wajahnya kini semakin serius.
Bersambung >> Page 94
Terakhir diubah:
piramid
Semprot Holic
- Daftar
- 24 May 2015
- Post
- 323
- Like diterima
- 4.575
Terima kasih Hu, maafkan newbie juga panas dingin weekend kemarin ini ngedrop. Jadi baru bisa lanjut nulis lagi
KiraWasHere
Semprot Addict
- Daftar
- 27 Aug 2021
- Post
- 405
- Like diterima
- 795
Sempet sempetin aja Hu wkwk bagus nih
Biggestred
Guru Semprot
- Daftar
- 14 Apr 2019
- Post
- 656
- Like diterima
- 1.169
LANJUTKAN...
fathin0608
Tukang Semprot
- Daftar
- 20 May 2011
- Post
- 1.008
- Like diterima
- 5.445
Wahhh kayaknya dapat restu nih buat dapetin Tita wkwkwkwkw
Similar threads
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
