Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Petualangan Syahwat

Bimabet
Petualangan syahwat
part 6



by pujangga 2000



“Papah gak marah kan, tapi kalau papah marah, mamah bisa mengerti, mamah emang udah melakukan kesalahan fatal, papah bisa tampar mamah, atau maki-maki mamah, tapi pliss jangan ceraikan mamah..” ujar istriku terbata-bata , isaknya mulai terdengar kembali.

“Mamah gak bisa hidup tanpa papah, tanpa anak-anak…pahhh..” kini isaknya mulai membuat suaranya sedikit tercekat.

“Mah, kita sudah menikah selama hampir 18 tahun, rasanya selama menikah tak ada kata duka di kehidupan mamah, apapun kebutuhan dan keinginan mamah selalu papah sediakan, bener kan?” Tanyaku lagi.

“Ya pah…” jawab istriku sambil tersedu-sedu.

“Mahh, mamah tau gak kenapa papah begitu bernapsu tadi..?” tanyaku, istriku hanya memandangku dengan sayu.

“Karena chat wa tadi..” lanjutku kemudian, saat kulihat istriku hendak membuka mulut, aku memberikan kode dengan tangan agak dia mendengarkan aku terlebih dahulu.

“Mah, kita udah punya segalanya yang diimpikan oleh orang lain, anak-anak sudah nyaman dan aman sekolah di tempat terbaik, bisnis papah juga lancar, bahkan boleh dibilang papah gak perlu ke kantor pun sudah tak masalah, papah bisa memantau kantor darimanapun papah berada.”

“Papah udah dalam tahap jenuh dengan kehidupan papah ini, papah perlu suasana baru yang benar-benar membuat papah hidup, Mamah paham gak ucapan papah ini.”

Istriku hanya diam tak menjawab, sepertinya dia tak paham arah pembicaranku ini.

“Papah tahu kalau papah sudah tak pernah lagi menyentuh mamah kan, sebenarnya bukan karena lelah tapi papah bener-bener jenuh mah, bukan karena mamah gak cantik dan menarik, ya papah jenuh aja.”

“lalu tiba—tiba papah tak sengaja membaca chat mamah, dan anehnya chat itu seolah memantik sesuatu dari dalam diri papah, awalnya memanag papah marah, namun entah kenapa muncul fantasi kalau mamah dan orang di caht itu ada main di belakang papah, mamah tau gak, kontol papah malah menjadi tegang membayangkan Mamah disetubuhi lelaki itu..” aku sengaja tak meneruskan ucapanku untuk melihat reaksi istriku.

Kulihat istriku memandangku dengan bingung, keningnya sedikit berkerut seolah otaknya sedang mencerna kata-kata yang aku ucapkan.

“Mamah gak paham maksud papah..” ujar istriku.

“Benarkah? Oke papah akan lugas mengatakan kalau chat orang itu membuat papah cemburu, dan cemburu itu tidak menghasilkan emosi kemarahan yang membabi buta, marah ya memang papah marah awalnya, namun papah malah horni membayangkan mamah ngewe dengan lelaki itu..apa mamah masih gak paham.” Jawabku lugas tanpa basa-basi, istriku kulihat shock dengan pilihan kata-kata vulgar yang tak pernah aku ucapkan sebelumnya.

“Kok bisa gitu pah? Kenapa papah malah horni?” tanya istriku terdengar polos, pertanyaannya itu hampir membuatku tertawa.

“Ya gak tau, buktinya papah jadi napsu dan langsung ngentotin mamah kan..” ujarku santai. Sepertinya istriku risih dengan kata-kata kasar yang aku ucapkan, namun dia tak berani protes.

“Mamah seneng kan papah napsu lagi ama mamah?” tanyaku menggoda, istriku hanya tersenyum, wajahnya merona merah.

“ya senanglah, udah beberapa bulan di anggurin aja..” jawab istriku pura-pura cemberut.

“Hahahaha…ya udah sini mah berbaring dekat papah..” istriku tersenyum dan beringsut naik ke ranjang, lalu berbaring di sampingku, kami saling memandang.

“Mungkin karena hidup papah udah gak ada tantangan lagi mah, jadi muncul sesuatu yang sensasional seperti chat tadi, sehingga membuat hidup papah jadi bergairah..” ujarku sambil mengusap rambut di dahinya.

Istriku hanya tersenyum tanpa berkomentar.

“Boleh papah tanya sesuatu? Tapi mamah harus jawab dengan jujur.” Ujarku tiba-tiba, istriku hanya mengangguk tanpa bersuara.

“misalnya mamah di Gym, trus ada cowok yang ngeliatin mamah, apa mamah suka?” tanyaku.

“liatin gimana?” istriku balas bertanya

“Ya ngeliatin mamah sebagai objel fantsi seksnya..” jawabku lugas to the poin.

“Mamah kan bodynya bagus, masa gak ada cowok yang liatin..” lanjutku.

“Ihh papah apaan sihh…ya ada kali, tapi mamah gak pernah perhatiin, jadi gak tau juga, tapi pernah sih waktu abis kelas zumba, trus mamah kan makan di food court bareng teman, kebetulan ada sekelompok ojol nunggu orderan, kayaknya sih mereka fotoin kita..” ucap Istriku.

“Trus mamah suka gak?” kejarku.

“Ehmm gak tau, mamah sih biasa aja kayaknya, kok pertanyaan papah aneh sih..” ujarnya balas bertanya.

“membayangkan ada lelaki yang napsu dengan body mamah, dan membayangkan mereka menyetubuhi mamah, membuat papah benar-benar horn imah..” jawabku, dia sedikit terkejut dan bangkit duduk memandangku.

“Ya papah ngomong apa adanya, terbukti kan papah jadi bergairah kembali sama mamah..” lanjutku kemudian.

“Tunggu… jadi papah seneng kalau mamah selingkuh dan main ama lelaki lain?” tanya istriku.

“Gak lah, kalau mamah sembunyi-sembunyi, tapi kalau papah tahu , ya seneng..” ujarku jujur.

“Pah…apa papah serius? Papah udah gak suka lagi sama mamah ya, apa ini hukuman buat mamah? Apa papah lagi nyindir mamah karena mamah selingkuh?” suara istriku mulai terdengar penuh emosi.

“Gak, mamah tahu papah gak pernah basa-basi dan selalu apa adanya dari dulu, kalau papah marah ngapain juga papah nyindir mamah, langsung aja papah usir dari sini bisa kan? Dan papah akan pastikan mamah akan jadi gembel…bener kan?” ujarku blak-blakan, walau aku merasa kata-kataku agak keterlaluan.

Mendengar ucapanku itu, sepertinya istriku menjadi sedikit ciut, “Mah…kapan sih papah gak bikin mamah seneng, sejak menikah sampai sekarang tak pernah papah ngajak mamah hidup susah kan, papah ngomong gitu bukan berarti papah gak cinta lagi sama mamah, selama ini papah gak pernah nyentuh mamah, gak lantas papah nyari bini lagi kan? Ucapan papah itu adalah jujur sesuai perasaan papah, tidak lebih.”

“usia papah gak muda lagi mah, sejak muda hingga kini papah udah kerja keras membuat hidup mamah dan anak-anak berkecukupan tanpa kurang satu apapun, seperti yang papah bilang tadi, hidup papah sudah jenuh, tak ada lagi tantangan, namun karena chat itu, tiba-tiba hidup papah jadi bergairah lagi, membayangkan ada lelaki lain yang tertarik dengan mamah, membuat rasa bangga papah muncul, rasa cemburu yang papah rasakan membuat sifat kompetitif papah meronta kuat, dan akhirnya gairah papah menjadi kembali hidup, dan mamah udah merasakan tadi.”

Hening tercipta di kamar sejuk full ac itu, Rani sama sekali bingung hendak merespon apa, aku melirik istriku yang kini berbaring membelakangiku, rasanya aku sudah mengerahkan kemampuanku dalam berdiplomasi, aku yakin istriku yang lugu ini sedang kebingungan, aku yang banyak pengalaman memenagkan tender karena kemampuanku meyakinkan klien, sangat percaya diri bisa membuat Rani takluk dengan keinginanku, saatnya untuk memberi space untuknya.

“Papah mau keluar dulu, ada janji main Tennis dengan pak XX, udah mamah gak usah siapin perlengkapan papah, semua udah ada di mobil, mamah pikirin aja yang tadi oke..bye love you..” aku mengecup kening istriku, kulihat tatapannya begitu sendu padaku, hatiku tersenyum karena aku tahu artinya itu.



***



Aku tiba di rumah hampir tengah malam, penjaga rumah tergopoh-gopoh membukakan pagar, kalau kalian membayangkan penjaga rumahku akan ikut berperan dalam petualangan istriku, kalian akan kecewa, karena aku sama sekali tak melibatkan orang yang bekerja dirumahku, atau orang-orang yang aku kenal secara personal.

Seorang wanita paruh baya membukakan pintu untukku, dia adalah asisten rumah tanggaku yang telah bekerja padaku sejak aku pertama kali punya anak, “Ibu sudah tidur?” Tanyaku sambil memberikan peralatan tennis padanya.

“Ya pak, sepertinya ibu sudah tidur..” jawab mbok minah, asisten rumah tanggaku itu.

“dia gak kemana-mana kan bi?” tanyaku.

“Ndak kok pak, malah sejak bapak pergi, ibu ndak keluar kamar…” Jawabnya lagi.

“Ohhh…” ujarku sambil membuka sepatu tennisku.

“Bapak mau makan, biar bibi siapkan..” Tanya Mbok Minah.

“Gak usah bi, saya sudah makan, bibi tidur saja, tolong di simpan bi..” jawabku sambil menyerahkan sepatu Tennis padanya.

Mbok Minah tergopoh-gopoh pergi ke dalam, aku masuk ke kamar, suasana kamar terlihat temaram, kulihat tubuh molek istriku tergolek di ranjang, aku menuju kamar mandi pribadiku untuk membersihkan diri, setelah tubuhku segar dan bersih aku kembali ke kamar, kulihat pakaian tidurku sudah tersedia di atas tempat tidur sisiku.

Aku memakai pakaian tersebut dan berbaring di ranjang, sepertinya istriku sudah terlelap, karena biasanya dia bangun kalau aku masuk ke kamar, tubuhku terasa letih sekali setelah bermain tennis tadi, aku juga tak sembarangan main tennis malammalam kaya gini, ada pembicaraan bisnis di sela-sela permainan tennis tadi, lumayan aku tadi sudah mendapatkan komitmen awal dari salah satu calon klien dengan nilai yang cukup besar, tinggal finalisasi dengan para eksekutif kedua perusahaan.

Baru saja aku memejamkan mata, kuraskan tepukan lembut di punggungku, “Papah udah tidur?” tanya istriku lembut, aku hanya berdehem tanpa merubah posisiku.

“Pahh..bisa kita bicara sebentar aja..”

“Ada apa mah..besok aja ya, papah ngantuk banget…” jawabku, aku memang benar-benar ngantuk.

“mamah dari tadi gak bisa tidur, mikirin ucapan papah tadi sore, hmmm akhirnya mamah udah ambil keputusan…”

Mataku yang terpejam kini terbuka kembali, rasa ngantukku tiba-tiba menguap entah kemana, aku berbalik menghadap ke istriku, “Maksud mamah..”

“Ya mamah udah ambil keputusan, kalau itu memang bisa menyenangkan papah, mamah siap melakukan yang papah minta.”

“Mamah yakin?” Tanyaku.

Dia mengangguk, “buat papah, mamah akan melakukan apapun..”

Aku tertawa sambil mencubit kecil hidungnya.

“Tapi apa papah gak marah kalau liat mamah digenjot oleh lelaki lain.” Tanya istriku.

“Gini aja mah, untuk awal-awal, main santai aja, gak usah extrem sampai berhubungan, ya goda-godain aja dulu tipis-tipis, anggap ini adalah level satu, setelah mamah terbiasa dan mulai merasakan keasikan baru kita ke level selanjutnya.”

“Mamah gak paham..”

“Ya misalnya ada tukang sayur, trus mamah godain aja biar dia mupeng, bisa mamah pura-pura beli sayur trus pakai daster tanpa bra, atau elus-elus timun sedemikian rupa sehingga tukang sayurnya bengong, hehehe ya kaya gitu..”

“Hah?? Kok tukang sayur sih pah..”

“Ya kan tujuannya itu, objek kita adalah orang-orang pekerja kasar, salah satunya kayak tukang sayur tadi..”

“ya ampunnn..ada-ada aja sih papah.”

Tadinya aku ingin memberikan video rekaman tukang parkir dengan si Henny kemarin malam, tapi aku urungkan, aku akan menahannya untuk sementara.

“Ya udah terserah papah aja, kan papah sutradaranya heheheh..” ujar istriku.

Aku sedikit curiga dengan perubahan sikap istriku ini, tadi dia menolak, tapi kini seolah dia penasaran, apa jangan-jangan bercinta dengan kaum kelas bawah adalah hasrat terpendamnya? Rasanya gak mungkin..” benakku.

“Ya udah kita tidur yuk..papah kan ada meeting penting besok..”

“Ya udah, met malam mah…” ujarku.

“Met malam pah…mamah sayang ama papah..” balas istriku.

“Papah juga..” Aku memeluk istriku yang molek ini, entah apa aku akan menyesal kemudian memberikan tubuh indah istriku yang cantik kepada lelaki lain, entahlah…



***



POV ISTRI


Sepeninggal Mas Denny aku tercenung di kamar, berbagai chat yang masuk dari grup-grup wa tak kuhiraukan, aku gak mood untuk melihat Hp saat itu, hampir saja apa yang kumiliki ini hilang semua, tapi bukan itu saja yang membuat aku gak mood, permintaan Mas Denny sungguh aneh, apa dia serius menginginkan aku menggoda lelaki lain, apa dia sadar saat berimajinasi melihat diriku digauli lelaki lain.

Jujur saja, apa yang dikatakan Mas Denny semua benar, sejak menikah dengannya aku sama sekali tak pernah merasakan hidup susah, tak pernah kenal dengan namanya perjuangan, semua sudah ada, Mas Denny memang hebat dalam mencari uang, di ranjangpun dia termasuk hebat, saat dulu dia melamarku mas Denny memang tipe cowok yang aku idamkan, kalem, terkesan misterius dan tampangnya bad boy banget, aku jadi inget saat kami baru menikah, ada cowok yang caper padaku, tanpa banyak cakap, Mas Denny langsung menghampiri cowok itu dan bertanya kenapa dia menatap istrinya terus, ketika orang itu nyolot, langsung saja dihajar oleh mas Denny hingga KO.

Namun kenapa sekarang dia malah berfantasi seperti itu, kalau masalah cinta, aku gak meragukan rasa cintanya padaku, walau terkesan cuek, tak pernah sekalipun ada wanita lain diantara hidup kami, aku tahu Mas Denny bukan orang yang lurus-lurus aja, aku yakin dia juga pernah punya hubungan ons dengan cewek-cewek bayaran, aku maklum karena memang kerjaannya melobi klien terutama klien penguasa, tau sendiri lah gimana caranya melobi projek, apapun akan dilakukan.

Balik lagi ke masalah ini, aku memang masih shock dengan keinginan aneh suamiku itu, namun disisi lain entah kenapa aku malah penasaran, perselingkuhanku dengan Rio beberapa waktu lalu memang membuat hatiku berdebar-debar, bukan karena pemainan Rio yang luar biasa, tapi sensasi rasa takut ketahuan dan sensasi ingin mencoba seolah bersatu membuat adrenalin yang menagih.

Sebenarnya aku sangat takut dengan reaksi maas Denny yang mengetahui perselingkuhanku itu, namun kini seolah suamiku itu menyuruhku untuk menggoda lelaki lain agar memiliki fantasi menikmati tubuhku, duhh memikirkan itu saja rasanya membuat hatiku bergerumut nyeri karena berdesir-desir kencang.

Aku berdiri memandang tubuhku di cermin, hasil perawatan dan berolahraga membuat tubuhku membentuk sempurna, payudaraku yang montok seolah menambah aura sensualitasku, aku pernah memposting fotoku saat di gym di medsos, aku sempet baca komen ada beberapa yang komen seperti apem tembem, jilboob, solehot dan lain-lain yang terkesan norak. Tapi anehnya aku selalu berdesir kalau ada komen seperti itu pada fotoku.

Tadinya aku merasa kaum pria selalu melihatku sebagai cewek seksi semata, itu aja aku cukup senang, tapi aku baru tau kalau aku bisa membuat mereka berfantasi menikmati keseksianku di ranjang, ahh membuat aku jadi semakin berdesir, mengetahui menjadi objek fantasi mesum pria membuat hatiku bergemuruh, duhhh kenapa aku ini.

“Hmmmm kalau itu maunya mas Denny, ya udah aku akan coba menjadi hijaber yang hot hihihi…..” ujarku sambil berputar-putar memperhatikan tubuhku yang molek di cermin.

Tiba-tiba diriku menjadi horni, apalagi tadi mas Denny kembali berubah menjadi lelaki buas di ranjang, aku tersenyum malu mendengar suara benakku yang menyuruhku untuk segera bersiap menyambut suamiku.

Aku kemudian mandi dan membersihkan diriku karena aku sangat ingin bercinta dengan suamiku malam ini, selesai mandi aku memakai lingerie untuk menggoda suamiku, namun tak lama aku mengganti pakaianku dengan pakaian tidur biasa, aku gak tau gimana mood suamiku sekarang, aku takut nanti dia ngomel-ngomel..ahhh nanti aja deh, aku kemudian berbaring menunggu suamiku pulang…



***

Bersambung.
 
Petualangan Syahwat
Part 7 (end)



by pujangga 2000



Seminggu setelahnya, istriku terlihat sudah siap dengan perannya, hampir seminggu aku mendoktrinnya tentang makna penggoda, aku tak menargetkan kapan dia mulai menjalani perannya, aku berkata agar natural saja, untuk tahap awal aku hanya ingin istriku memainkan peran sebagai penggoda saja, aku ingin melihat apakah semua ini bisa membuatnya eksiting atau malah menjadi beban, andai dia eksiting maka berarti dia lulus untuk menjalankan level dua, tapi kalau melihat gayanya yang narsis bisa jadi dia akan eksiting dan bukan gak mungkin akan menjadi binal, aku akan membiarkannya mengalir secara alami.

Namun aku menekankan istriku untuk selalu berkomunikasi jika suatu saat akan menjalankan peran sebagai perempuan penggoda, aku juga menekankan kalau target godaannya harus orang biasa saja, seperti ojol, satpam, hansip, pedagang kaki lima, tukang sayur pokoknya kaum marjinal, kita akan lihat apakah istriku bisa melewati tahap awal ini.

Seperti yang sudah kukatakan sebelumnya, istriku punya hobi olahraga, dia bisa ke gym 4 kali dalam seminggu, dua kali dia workout latihan alat, selebihnya dia datang mengikuti kelas zumba dan yoga.

Walau memakai hijab, namun istriku tak ragu untuk mengenakan legging ketat saat workout di gym, aku dulu pernah bareng ke gym, dan melihat gaya istriku benar-benar menggoda, belahan pantatnya tercetak jelas saat dia melatih tubuhnya dengan barbel, ada beberapa bapak-bapak yang pura-pura main hp, tapi aku yakin mereka merekam pantat istriku yang montok, waktu itu aku masih normal, aku sering spontan menutup tubuh istriku agar tak terjamah oleh mata nakal para lelaki hidung belang. Entah istriku tahu atau memang dia sengaja memamerkan pantatnya pada orang disana, lucu juga kalau ingat itu, toh akhirnya sekarang aku malah ingin dia menggoda lelaki di gym dengan gayanya yang sensual.

Belakangan ini, karena Kesibukanku, aku jadi jarang pergi ke Gym, walau aku membayar terus iuran keanggotaan langsung setahun, namun aku hanya pakai paling efektif dua bulan saja, kalau istriku dia sangat rajin kesana, disana juga dia punya geng yang terdiri dari perempuan sebaya atau yang masih tergolong muda, bahkan mereka punya grup wa, dengan anggota para gengnya dan juga zin (instruktur zumba), jadi mereka bisa saling informasi tentang apapun disana.

Suatu siang aku sedang santai di kantor melihat laporan projek yang sedang dikerjakan stafku, tiba-tiba wa istriku masuk, aku sebenarnya malas membalas wa istriku kalau sedang di kantor, namun ada sesuatu yang akhirnya membuat aku tertarik.

“Pahh lagi dimana..” tanya istriku melalui telpon wa.

“Lagi di kantor, kenapa mah..” balasku gak terlalu antusias.

“Ehmmm mamah lagi di gym nih..”

“Ohhh..” responku datardan singkat, mataku masih terfokus pada laporan kerja stafku.

“Pahh…aku pulang sendiri , elsa sama mbak emma gak ngegym, ada urusan katanya..” ujar istriku.

“Ohhh..trus..” kataku.

“Ihh papah, ngomongnya singkat terus..” protesnya.

Aku hanya diem tak bicara lagi.

“Pahh aku mau mulai yang papah suruh. Nih..aku dari tadi deg-degan tau..” ujar istriku kemudian.

Kata-kata itu sukses mencuri perhatianku, aku melirik ke Hp yang aku letakkan di meja kerjaku.

“Ehmmm gak ngerti..” ucapku mencoba memastikan.

“Aku mau mulai godain cowok pah..” tak lama terdengar tawanya, aku jadi ikut mesem, “Apa aku gak salah dengar.” Kataku dalam hati.

“cowok di Gym?” tanyaku.

“Ya Gak lah…kan kata papah cowoknya musti yang gak dikenal dan dari kelas bawah kan. Heheheeh..” kembali terdengar tawanya yang renyah.

“Trus…coba vc..”aku mulai penasaran.

Tak lama wajah istriku yang cantik muncul, “gak apa kan pah, aku mulai sekarang..”

“Mana Targetnya..” tanyaku.

Sorot kamera dia arahkan pada sebuah toko sepatu, tak lama wajahnya kembali rmuncul sambil tersenyum.

“Apaan sihh gak jelas kamu mah..”

“Udah tenang aja, nanti mamah ceritain semuanya sampai detail oke sayang..”

“Ohh ya sudah, papah tunggu misinya ya…” balasku.

“ Nggh sekalian mamah mau beli sepatu Pegasus ya pah..sepatu mamah udah gak enak..” chat istriku.

“Dasar, ya udah papah tunggu cerita mamah nanti malam..”

Chat kami berakhir, aku tersenyum-senyum sendiri, hatiku sedikit berdebar-debar, tapi aku harus sabar menunggu sampai malam nanti.



***​





POV istri.

Hari itu pas bubaran kelas Zumba, aku biasanya pulang bareng dengan duo bestiku yang ganjen-ganjen, tapi gak tau kenapa mereka pada kompakan gak masuk kelas karena ada acara, si Elsa yang lakinya pelaut itu ada acara di sekolah anaknya, sedangkan Mbak Emma yang istri seorang PNS ada acara di kantor bojonya, ya udah akhirnya aku pulang sendiri, sebenarnya banyak yang ikut kelas Zumba, tapi aku lebih suka ngumpul sama dua bestiku aja.

Biasanya kalau pulang kelas, kita menggemukin diri kita lagi dengan makan di food court, kok bisa? Ya karena lokasi gym ada di mal, malah satu lantai pula dengan area Food Court, tau sendiri setelah diperas keringat dengan irama menghentak, tentunya energi kami harus diisi lagi, gak makanan berat sih, paling nyemil batagor atau siomay, kita bertiga biasanya menghabiskan waktu di food court cukup lama, biasa namanya emak-emak pengangguran tapi tajir hahahaha.

Dari ketiga temanku. Elsa yang paling muda, suaminya pelaut yang pulangnya bisa enam bulan sekali, kadang aku dan Mbak emma suka ngeledek gimana kalau lagi pengen, elsa santai aja jawabnya ya masturbasi sambil video call dong..

Elsa sama sekali gak kepikiran untuk selingkuh hanya karena kesepian, Elsa gak ingin diceraikan oleh suaminya, dengan kondisi sekarang aja dia dikasih uang belanja yang sangat banyak, kerjaannya juga hanya ngabisin duit suaminya saja, cewek mana yang gak pengen kaya gitu.

Mbak Emma juga seperti itu, jabatan suaminya cukup tinggi, aku juga tidak terlalu paham jabatannya apa, tapi yang kutau Mbak Emma juga tipe istri yang ngabisin duit suami sama seperti Elsa.

Walau kita bestie tapi kita gak pernah ngomongin tentang dunia ranjang, aku juga gak pernah cerita atau ngeluh saat mas Denny sama sekalai tak menyentuhku selama 6 Bulan. Soal selingkuh kami sama sekali tak pernah kepikiran, walau kami emank-emak ganjen tapi kita tentunya gak mau menukar suami kita yang tajir hanya karena pengen melampiaskan hasrat belaka.

Siang ini rasanya kurang asik tanpa kehadiran bestiku, mungkin kalau tau mereka gak masuk, aku juga males, aku baru tau soal absen mereka pas udah sampe di gym.

Sebenarnya duo bestiku udah info di grup soal mereka gak bisa hadir, tapi gara-gara permintaan suamiku tempo hari bikin aku jadi kayak orang linglung, tiba-tiba males banget megang hp, jadi gak update tentang kabar teman-temanku.

Lagi makan gini juga kepikiran permintaan paksu yang agak aneh, masa aku disuruh godain lelaki lain, ahhh tapi jujur aja aku malah agak eksiting juga dengan tantangan paksu, dan aku juga gak pernah membahas ini dengan bestiku itu.

Da sekarang aku makan di foodcourt sendiri, aku gak terlalu nyaman bergaul akrab dengan teman zumba yang lain yang masih muda-muda, gak tau kenapa, walau mereka sebenarnya sangat baik dan ramah, mereka juga cantik, ya maklum rata-rata mereka adalah purel dan spg yang harus menjaga postur tubuhnya agar seksi.

Sebenarnya tanpa kehadiran bestiku, aku tadinya mau langsung pulang, namun mungkin karena udah kebiasaan makan sehabis kelas, perutku jadi manja, ya udah aku akhirnya mampir ke gerai penjual mie ayam langganan demi menuruti cacing-cacing yang ngambek di perutku.

Seperti biasa aku memesan mie ayam komplit, jamur dan bakso dengan wadah pangsit yang mirip dengan mangkuk, memang itu menu yang sering aku pesan saat pulang zumba, namun bedanya kali ini aku makan sendirian, ternyata makan sendirian gak terlalu enak juga, kaya orang hilang aja rasanya, tapi ya sudahlah.

Area Foodcourt belum terlalu ramai, bahkan kalau aku lihat hanya beberapa orang yang makan, para petugas kebersihan juga masih sibuk membersihkan lantai, terkadang aku merasa beberapa petugas itu seperti betah membersihkan di dekat aku makan, aku gak sadar kalau ternyata legging senam yang kupakai agak turun memperlihatkan belahan pantatku, aku baru ngeh saat gak sengaja memperbaiki kaos senamku yang agak tertarik, pantesan mereka mondar-mondar terus, ada pemandangan bagus rupanya..

Spontan aku memperbaiki dudukku, namun tiba-tiba terlintas ucapan suamiku malam itu, entah kenapa aku jadi berdesir-desir membayangkan petugas kebersihan itu memandang napsu belahan pantatku, duhh aku jadi terkikik di dalam hati.

Tiba-tiba aku melihat melihat seorang pemuda berpakaian kaos polo warna oren sedang membersihkan sepatu di salah satu gerai sepatu terkenal, aku melihat pemuda itu terlihat seperti orang polos, kacamatannya tebal, badannya kurus dengan kulit sawo matang.

Kembali ucapan suamiku terngiang-ngiang di benakku, hatiku berdesir menggerumut, “Duhh apa aku mulai sekarang ya?” benakku terus bertengkar antara sekarang dan menunggu dulu beberapa hari lagi.

Aku kemudian menghubungi suamiku, aku berharap dia mengatakan gak usah dulu, tapi ternyata dia malah menyangsikan niatku ini, duhh mas Denny emang bener-bener paham tentang aku, mendapat respon suamiku yang seolah gak yakin dengan niatku, aku malah jadi semangat untuk melaksanakan permainan ini.

Aku mulai menyusun rencana memulai godaan tersebut, aku seperti seorang sutradara untuk diriku sendiri, kebetulan keadaan mal juga sepi, akhirnya satu skenario mantap kupilih.

Aku meninggalkan foodcourt menuju toilet yang berada tak jauh dari sana, di dalam toilet aku membuka celana dalamku, sehingga saat ini memakai legging tanpa celana dalam duhhh hatiku mengerut-ngerut seperti di remas, walau biasanya aku memang tak mengenakan celana dalam saat di gym, tapi kalau sudah pulang atau keluar dari gym, tentunya aku kembali memakai celana dalam, aku sih bukannya bermaksud menggoda lelaki di gym, risih aja kalau kita pakai celana dalam, soalnya keringatku cukup banyak keluar, jadi rasanya risih kalau memakai celana dalam penuh keringat. Sebenarnya di gym juga ada shower, namun aku gak pernah menggunakan shower tersebut, sejak awal sih, sewaktu aku masih ke gym bareng mas Denny, suamiku itu melarang aku menggunakan shower di gym untuk mandi, mungkin karena jijik atau apa aku juga gak tahu.


Kembali lagi ke pemuda tadi, Kulihat tubuhku di cermin besar yang ada di toilet tersebut, aku menunggingkan tubuhku, pantatku yang bulat dan padat menjeplak di legging yang kupakai, aku melihat ke arah vaginaku, vaginaku yang tembem terlihat begitu provokatif, aku duduk di depan wastafel, dan membidikkan kamera ponselku kearah selangkangan, “ahhh gila belahan nonaku tembem banget..” benakku.

Hatiku berdesir semakin kuat saat langkahku semakin dekat menuju toko sepatu tadi, tasku kujadikan penutup area vaginaku dari pandangan orang-orang, duhh untung saja mall ini sepi.

Aku masuk ke toko sepatu itu, melihat-lihat sepatu, bukan aku pura-pura, tapi memang aku sedang mencari sepatu Pegasus seperti yang dimiliki oleh instruktur zumbaku, sepertinya umpanku mulai kena, pemuda berkacamata tadi mendekatiku dan menawarkan bantuan dengan ramah, sepertinya pegawai toko ini hanya dia dan seorang gadis yang ada di kasir.

Aku bertanya soal ukuran sepatu yang kupilih, pemuda itu dengan cekatan mengambil sepatu sesuai nomor yang aku minta, aku duduk menunggu pemuda itu mengambil sepatu, kebetulan tempat dudukku membelakangi gadis yang sedang berada di kasir.

Tak lama pemuda tadi membawa satu buah kotak sepatu, “Ini nomor yang diminta kak..” ujarnya.

“Ohh ya, saya coba dulu ya mas..” balasku.

Pemuda tadi membuka kotak dan mengeluarkan satu buah sepatu, lalu berjongkok dihadapanku, dari posisinya tentu dia bisa melihat memekku yang tembem dibalik legging yang kupakai.

Sumpah hatiku berdebar-debar sekali, rasanya udara di mal ini berubah hangat, keringat gelisah mulai membasahi tubuhku.

Mas tadi membuka tali sepatu untuk memudahkan aku mencoba, aku sengaja meregangkan selangkanganku, sebelumnya aku bisa melihat jelas belahan memekku dari kaca kecil yang ada didepanku.

Pemuda tadi masih asik membuka tali sepatu, dan akhirnya dia menyodorkan sepatu itu untuk kupakai, aku kembali meregangkan selangkanganku, dan kulihat wajah pemuda itu sedikit terkejut, “Pasti dia sudah melihat belahan memekku..” benakku.

Hatiku berdesir-desir merasakan kalau pemuda itu menatap tajam pada selangkanganku, aku tahu belahan vaginaku pasti tercetak jelas, duhh aku malah deg-degan, perlahan rasa horni mulai menyelimuti diriku.

Setelah sepatu itu terpasang di kakiku, aku segera berdiri, sedangkan pemuda itu masih berjongkok, aku sengaja berdiri dekat dengannya, dari kaca di bawah, aku melihat pemuda itu menatap bongkahan pantatku dengan mata tak berkedip, aku pura-pura merunduk memperbaiki tali sepatu, aku sengaja memposisikan pantatku yang menungging dekat dengan wajahnya, aku hampir terkikik ketika pemuda itu hampir terjatuh karena kaget aku menoleh padanya.

“Bagus gak mas..” tanyaku.

“Eghhh hmmm bagus..bagus kak…gllkkk..” jawabnya gugup.

Aku kemudian mulai kebingungan bagaimana caraku menggodanya lagi, aku masih ingin menggodanya, ternyata permainan ini sangat mendebarkan dan juga asik.

Aku kembali duduk, dengan pose menantang mengangkang aku membuka sepatu yang kucoba itu, “ehmmm coba model yang satu lagi mas…” ujarku.

Pemuda itu semakin salah tingkah, “Hmm ya kak, sebentar ya..” dia kemudian berdiri, tak sengaja aku melihat bentuk bagian depan celananya sedikit berubah, pemuda itu langsung berbalik badan sambil membetulkan bagian depan celananya, lalu pergi meninggalkan aku.

“Hihiiii, ngaceng dia kayaknya..” tentu saja aku tak salah, rasanya lelaki normal manapun akan ngaceng jika dalam posisi pemuda itu.

Tak lama pemuda itu kembali dengan menenteng kotak sepatu ditangannya, “cepet banget ya..” batinku merasa geli.

“Ini kak, tapi lain model, silahkan dicoba dulu..” Ujar pemuda itu sambil menyerahkan sepatu yang ditentengnya itu, pemuda itu terpaku berdiri di hadapanku, aku merasa dia tengah menatap bongkahan montok payudaraku.

“Hmmm susah nih mas, bukanya..bisa bantu gak ya…?” tanyaku sambil pura-pura kesulitan membuka sepatu yang kucoba sebelumnya.

“Iyyaa..kak..” Pemuda itu terlihat gugup dan berjongkok didepanku, aku sengaja melebarkan kakiku kembali, dan pura-pura mijet pergelangan kakiku dan mengangkat celana leggingku sedikit, kulit betisku yang putih mulus sedikit tersingkap, aku mengurut kakiku sedemikian rupa sambil mendesis lirih, kudengar cegukan di tenggorokan anak muda itu, pemuda itu membantuku melepaskan sepatu yang kupakai, kurasakan kulit tangannya menyentuh kulit betisku secara langsung, tangannya terasa hangat, sepertinya pemuda ini mulai terbakar dengan gairah, tentu saja, apalagi posisi dudukku yang mengangkak, semakin membuat belahan vaginaku menjiplak sombong dibalik legging ketatku.

Godaanku sedikit terganggu saat kudengar beberapa anak abg masuk ke toko, ada 3 orang gadis yang kutaksir sebaya dengan putri sulungku tengah memilih sepatu, mbak penjaga kasir keluar dari sarangnya dan mendekati mereka, sepertinya pemuda tadi juga merasa terganggu dengan kehadiran gadis-gadis itu, namun dia juga harus menjaga sikapnya karena merasa gak enak berjongkok seperti ini terus, tak lama dua orang ibu-ibu masuk kedalam toko, pemuda yang berjongkok didepanku segera berdiri, “maaf kak, tinggal sebentar ya..” ujarnya, aku mengangguk.

Lagipula mood ku untuk melanjutkan godaan itu sudah lenyap, namun harus kuakui, kenakalan pertamaku ini membuat hatiku berdebar-debar, perasaan dikagumi oleh lelaki membuat hati berdesir kencang.

Aku melihat jam tanganku, sudah hampir tengah hari, aku memutuskan untuk keluar dari toko ini, aku beralasan untuk lihat-lihat yang lain dulu, pemuda tadi sedikit kecewa melihatku pergi, namun aku yakin dia bukan kecewa karena aku tak jadi beli, dia kecewa karena tontonan gratisnya berakhir haahaha..



***



Aku berjalan sambil senyum-senyum sendiri, entah kenapa aku merasa geli sendiri bisa membuat anak muda jadi salah tingkah seperti itu, namun jujur aku mengakui aku memang suka..ahh sulit menjelaskan apa yang aku rasakan tadi, aku kemudian menuju toilet untuk memakai kembali celana dalamku, rasanya agak risih memakai legging tanpa celana dalam, aku belum pede jadi perhatian orang-orang di mall ini.

Saat aku berjalan menuju toilet, seorang gadis memberikan brosur padaku, aku menerimanya sambil tersenyum, aku merasa gak enak kalau mengabaikan orang-orang yang memberikan brosur, apa salahnya kita terima saja, nanti kita bisa buang di tong sampah.

Aku masuk ke dalam toilet yang sepi, di atas wc duduk aku membuka celana leggingku bermaksud pipis, aku tanpa sengaja meraba vaginaku, basah?? Aku yakin ini bukan keringat, ya ampunnn aku gak sadar kalau godaanku di toko sepatu tadi membuat vaginaku basah juga, hahahaha, aku tersenyum geli, masa gara-gara itu aku jadi basah..aneh..

Aku duduk sambil membaca brosur tadi, ohh ada gerai pijat refleksi yang baru buka, wahh lumayan juga potongannya, tiba-tiba aku tertegun, aku pernah pijat refleksi, terapisnya itu duduk didepan kita yang tidur setengah terlentang, namun biasanya aku dilayani oleh terapis wanita.

Tiba-tiba hatiku kembali berdesir…aku menggigit bibir, sebuah rencana nakal terlintas begitu saja di benakku, aku buru-buru memakai leggingku kembali, aku simpan celana dalamku kembali di tas, aku memutuskan untuk menunda memakai celana dalamku. Aku senyum-senyum sendiri sambil merapihkan hijabku.

Aku kembali melihat penampilanku di cermin wastafel, aku memutar tubuhku, ughhh bodyku masih terlihat menggairahkan, aku memegang bongkahan payudaraku yang membusung, hmmmm….kembali hatiku berdesir-desir, aku mengambil kembali brosur tadi, kulihat lokasi gerai refleksi yang baru buka itu.



***



“Ya bu, karena ini grand opening ada diskon khusus untuk tamu yang datang hari ini, diskon 40% langsung dengan tanpa minimum transaksi.” Seorang gadis muda berseragam warna hijau menjelaskan padaku.

“Ohhh, boleh saya lihat menu layanannya mbak..” tanyaku.

Gadis itu memberikan sebuah kertas yang telah dlaminating, aku membaca berbagai layanan yang tersedia, akhirnya aku mengambil paket refleksi dan terapi pundak selama 1 jam.

“baik bu…kami siapkan terapisnya ya bu..” ujar gadis itu.

“Nggg mbak.***k bisa milih ya..” tanyaku.

“Terapisnya? Ohh random bu, tapi semua sama kok sudah terlatih..”

“Ohh..maksudnya apa tamu perempuan harus dengan terapis perempuan?” Tanyaku agak ragu.

“Ohh bisa pilih kok bu, apa ibu mau di layanin terapis lelaki?” tanya gadis itu.

“Nggg biasanya sih ya, soalnya saya lagi pegel banget, pengen tenaga yang kuat..” aku beralasan konyol.

“Baik bu..sebentar ya…” Gadis itu kemudian mengangkat telpon dan berbicara pelan, aku hanya mendengar kata agung di ucapannya, mungkin nama terapisnya Agung.

Aku menunggu di ruang tunggu sambil membaca majalah lama, tak lama suara lelaki menegurku dengan sopan, “Mari bu..silahkan, kita cuci kaki dulu..” aku melihat sosok lelaki bertubuh tegap dengan kaos polo ketat, kulihat lengannya di baluri urat-urat tebal, kulitnya agak legam, dan tampangnya juga biasa saja, mengingatkanku dengan tukang sayur yang suka keliling komplek rumah.

“Sepertinya sesuai dengan selera si papah nih hihihihi..” entah kenapa aku menjadi geregetan, hatiku berdesir kuat seolah meremas jantungku.

Terapis yang bernama agung itu memberikan aku sendal karet sebagai pengganti sepatuku, aku kemudian mengikutinya menuju tempat cuci kaki, aku duduk, dan Agung berjongkok di bawahku, pandangannya menunduk, sepertinya dia belum melihat selangkanganku yang tak mengenakan celana dalam.

Duhh…air hangat yang menyiram membuat kakiku menjadi nyaman, Agung mulai menggosok kakiku lembut, bahkan kulit punggung kakiku sangat kontras dengan kulit lengan si Agung itu.

Agung menggosok lembut punggung kakiku, dan telapak kakiku, aku tak merasa geli sedikitpun, namun saat lelaki itu mencuci jari-jari kakiku, desiran hatiku semakin menjadi, entah dia sengaja menggodaku atau gemas dengan jari kakiku yang putih dan lentik, elusannya terasa sangat menggoda, ahhh..aku bener-bener deg-degan, sensasi ini mulai terasa.

Ahhh ini baru permulaan..bagaimana nanti di kursi pijat, pasti dia akan kaget melihat gundukan tembem di selangkanganku..duhhhh memikirkan itu hatiku semakin bergerumut, ahhhhh apa ini yang dinamakan ekhibisionis….

Semakin kesini aku merasa perasaan aneh saat melihat lelaki menatap tubuhku dengan penuh napsu, perasaan senang, sekaligus juga membuat hatiku berdebar-debar, perasaan itu juga membuat aku semakin berani bertingkah yang menggoda, ahhhhh ternyata permainan ini cukup mendebarkan sekaligus mengasikkan…hmmmm sepertinya hari-hariku akan berbeda ke depan, ahhh… aku yakin itu, ini adalah awal kenakalanku dan semua gara-gara suamiku…namunsebenarnya emang aku juga jadi geregetan hehehehe…..





****





Demikianlah akhir kisah petualangan syahwat ini, kisah ini adalah kisah pembuka kisah petualangan liar seorang perempuan paruh baya yang telah memiliki suami dan anak-anak usia remaja, petualangan yang seru dari sekedar godaan hingga lebih dari itu.

Seperti yang sudah saya katakan di Awal, cerita ini hanya 7 episode, dan Nantikan kisah selanjutnya dalam judul Petualangan Istriku.

Sampai jumpa lagi, mohon maaf jika ada kata-kata yang salah dan tak memuaskan..



End of Petualangan Syahwat















 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd