Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Petualangan Tio

PETUALANGAN TIO
CHAPTER 25


"Sebenar nya aku bukan kerja jadi Barista, tapi jadi sexy dancer. Aku merasa tertipu oleh Salma, aku kira dia beneran mau membantuku, tapi dia malah menjerumuskanku" ucap Nadia menjelaskan.

"Kemarin aku bangun tidur gak ngelihat Salma gak ada di kamar, lalu aku dapat pesan untuk ke tempat interview. Tapi disana malah berpakaian seksi, trus aku didatangi oleh Bapak-bapak seumuran Om Anton ,dia mengaku Manager di tempat itu , namanya Pak Jimmy. Lalu aku lihat Bar itu ternyata tempat yang sama dengan Om Anton. Aku lalu telepon Om Anton dan kenal dengan Pak Jimmy. Pak Jimmy tertarik denganku, namun dia boleh buat aku berpikir dulu sebelum memutuskan jadi sexy dancer atau engga"

"Aku lalu balik ke rumah Salma dan VC sama Bella, lalu saat selesai aku seperti mengigau ingin pulang kangen kalian dan bilang kalau Salmaa menipu aku. Saat itu juga Salma tiba tiba ada di kamar dan menamparku lalu menyuruh aku pergi. Aku lalu termenung diluar dan mendengar suara Aris. Aku kira dia akan bantu aku, ternyata dia memanfaatkan situasi aku yang lagi down" lanjut Nadia menjelaskan sambil menangis.

"Terus kenapa ada jarum di tubuh kamu?" Tanyaku.

"Aku gak tau persis kapan dia nusuk aku, dan aku juga gatau dia punya jarum dari mana. Aku cuma ngerasain tangan nya megang payudara aku. Aku gak ingat apa apa lagi setelah pulang" ucap Nadia.

"Bajingann...pasti ada maksud terselubung itu si Aris. Aku yakin dia ingin celakai kamu sayang" ucapku penuh amarah.

"Tenang dulu sayang, kalau perlu bilang baik-baik kepada dia. Kalau memang ingin mencelakai Nadia, apa dasar nya? Masa gara2 Nadia ngigau kaya gitu Salma nyuruh aris kan gak mungkin, kejadian nya begitu cepat kan?" Tanya Bella.

"Iyaa juga sih, kan kejadian nya cepat. Oke nanti aku akan tanya dia" ucapku.

"Ya sudah kita istirahat saja yaa, kasian Nadia" lanjutku.

Mereka berdua mengangguk. Lalu aku mencium kening mereka bergantian, kami semua terlelap.

Drtt...drtt...drtt...

Tak terasa waktu sudah pukul 6 pagi. Aku mengucek mata untuk bangun pagi. Tak ada Bella di samping Nadia, hanya Nadia saja yang sedang tidur nyenyak.

Aku cek ke dapur ternyata dia sedang memasak. Aku tersenyum bangga kepadanya, selalu sigap untuk melayani ku. Kupeluk tubuh nya yang memakai kaos oversize dari belakang.

"Emmmm...makasih ya sayang kamu malah bangun duluan" ucapku.

"Pagi sayang,, sana mandi dulu ntar kesiangan loh udah jam 6, air panas bentar lagi matang." Ucap Bella.

"Masak apa sihhhh" tanyaku.

"Yang simple aja, omeletee yaa..sana huss huss mandi" usir manja Bella kepadaku.

"Iihhh dasar, emang nya kamu udah mandi?" Tanyaku.

"Udah donggg, cuma ga sempet pake celana. Gapapa kan?" Ucapnya sambil melirik manja.

"Hahhh? Bukan nya kamu pake baju ini kan semalam?" Tanyaku sambil mencubit perutnya.

"Iihhh..yaaa...nakal..tuh lihat semalam pake piyama, sekarang ganti pake ini jadi pas papah cium enak deh" ucapnya.

"Oohh iya cuma pake cd aja hahahaha" ucapku yang jahil mengangkat kaos nya menampilkan cd hitam saja dibawah sana tanpa celana.

"Iihh. Paapah yaaa...sanaaa mandiii" teriak Bella yang kemudian aku langsung lari se edan edan nya menuju kamar mandi.

Bella hanya menggelengkan kepala dan tersenyum sendirian sambil terus mengocok telur. Terakhir kapan ya aku dikocok dia hahaa..gumamku.

Selesai mandi , Bella memindahkan omelete itu ke piring, dan kembali aku menjahilinya dengan mengangkat kaos.

"Iihhh...papah..." genitnya.

"Hehehe..udah mandi nih..." ucapku.

"Hmmm..terus ?" Tanyanya.

Saat omelete itu sudah di piring, aku balikan tubuhnya. Kucium bibirnya mesra dan ku remas payudaranya yang sekal itu. Tak bosan bosan aku meremas kedua gunung kembarnya.

"Sstt...eemmh.h...paahhh..udahh...udahhh" pinta Bella.

"Lohh..kenapa sayang?" Tanyaku.

"Nanti saja ya, papah sarapan dulu, aku gak mau lakuin itu dulu" ucapnya.

"Yaaahhh....kamu lagi dapet?" Tanyaku kecewa.

"Enggaa...aku gak mau kita sex dulu, Nadia lagi down kan? Masa kita enak-enak, dia engga" pinta Bella.

"Lanjut saja sayang. Aku gapapa ko" ucap Nadia yang muncul dibalik pintu dapur.

"Ehh..Nadia..emmhh...yu sarapan" ajak Bella yang canggung.

"Gapapa sayang , kalian mau ngentot juga. Aku balik lagi ya, cuma mau pipis" ucap Nadia tersenyum sambil berlalu pergi ke kamar mandi.

Aku dan Bella terdiam, lalu Bella mengubah situasi seakan tidak ada apa-apa.

"Sarapan dulu sayang, apa aku bilang kan jadi gak enak sama Nadia" ketus Bella.

"Iyaa maaf iyaaa" ucapku.

Bella memasak 1 omelete lagi buat Nadia, sesaat kemudian Nadia keluar dari kamar mandi.

"Belum beres sayang masaknya" tanya Nadia.

"Ini buat kamu sayang, yu bareng-bareng sarapan nya. Biar energi kamu nambah lagi biar gak down" ucap Bella menuntun Nadia ke meja makan.

"Iyaa sayang yuu" ajak ku.

Nadia tersenyum. Kami bertiga sarapan bersama kembali. Nadia terlihat meneteskan air mata , aku dan Bella saling menguatkan semoga Nadia bisa melupakan kejadian kemarin.

Selesai makan aku menuju kantor, lalu seperti biasa aku mencium kedua istriku. Sungguh hari yang indah dimana Nadia kembali lagi ke rumah ini.

Di tempat kerja semua sudah bekerja seperti biasa. Aku kembali melanjutkan pekerjaan yang kemarin sempat tertunda sedikit.

Aku kemudian berdiam di ruangan tempat dimana Satira melakukan live Tikcrot. Aku membuka hp dan mencari seseorang.

Tuuttt...tuttt...tutttt...

"Halo Tioo..apa kabar?" Ucap suara di sebrang sana.

"Halo Om. Tio baik saja namun kurang baik juga sih, om Apakabar?" Tanyaku.

"Waaahhh..ada masalah apa nih?" Tanya Om Anton.

"Om kenal Pak Jimmy? Manager Bar yang sama dengan Om" tanyaku.

"Oohhh..si Jimmy, tentu kenal, kenapa? Kemarin Nadia juga cerita tentang dia" ucap Om Anton.

"Iyaa Om, ternyata teman Nadia malah menjebak Nadia , awalnya jadi barista malah jadi sexy dancer. Berarti benar kah kabar itu?" Tanyaku lagi.

"Iya Tio, si Jimmy memang terobsesi dengan daun muda, apalagi istrimu itu kategori dia banget. Om juga sudah mewanti-wanti kalau dia jangan bekerja di tempat Jimmy. Karena Om takut dia kenapa-kenapa. Kalau teman nya itu ya terserah dia. Om juga berjaga kalau Nadia memang mau kerja seperti itu, Om sudah nyiapin Bodyguard lagi" Jelas Om Anton.

"Apa bisa termasuk prostitusi?" Tanyaku.

"Hmmm...jangan bilang siapa-siapa. Itu bisa jadi, kalau disini kan bebas ya dibanding kota kamu. Kalau sexy dancer juga itu terlalu jijik menurut Om, walau Om suka" ucap Om Anton.

"Jijik? Emang kaya gimana?" Tanyaku.

"Jadi gini ....." ucap Om Anton lagi

(Sengajaa ga dikasih biar plot twistz wekkkk)

"Omaygaiittt...salah satu fantasi Tio juga sih Om." Ucapku.

"Dasar yaaa kamu. Kalau kamu gak percaya, nanti tiap hari sabtu selalu ada acara sexy dancer. Nah kamu lihat sendiri kerjaan nya seperti apa, selalu ada suprise dan intinya yang berduit yang bisa memakai lebih si dancer itu." Jelas Om lagi.

"Kalau di sana memang gak ada?" Tanyaku.

"Adaaa...kamu saja salah hari hahahaha" jawab Om Anton.

"Oke deh Om, terimakasih ya infonya" ucapku.

"Oke Tio,, kalau ada apa-apa, kamu tinggal sebutin nama Om saja kalau mau masuk ke Bar itu. Nanti biar bodyguard Om yang disitu temani kalian" ucap Om.

"Duhhh..apa gak berlebihan lagi?" Tanyaku.

"Nooo...kalian itu sudah jadi tanggung jawab Om juga. Oke jangan membantah" pinta Om.

"Baik Om, bye" ucapku.

"Bye" jawab Om.

Nadia, kau cerdas sayang. Untung saja kamu tak masuk perangkap Salma, walaupun aku suka jika memang itu terjadi. Gumamku...

Aku keluar dari ruangan itu, kudapati Tante yang sudah berada di Bandung. Dia melewatiku tanpa berbicara, ya maklum dia sudah lewat aku baru keluar.

Tante berjalan bersama Mba Meli, lalu aku kembali menuju Mba Yuni.

"Mbaa..mbaa...ibu udah datang dari tadi?" tanyaku.

"Iyaa...tadi nanyain kamu tuh..ke ruangan nya aja coba" jawab Mba Yuni.

Aku kembali keluar ruangan, lalu menuju lift. Kulirik Satira yang nampak sibuk dengan alat make up nya. Natural aja udah cantik kamu Raa...

Tingg....

Kini aku sudah sampai di lantai 4 dimana ruangan Tante berada. Aku disambut Mba Meli dengan senyuman khas nya.

"Pagiii Tiooo" ucap Mba Meli.

"Pagi Mba, oh iya Tantee..eehhh.ibu sudah ada ?" Tanyaku.

"Sudahhh,,tadi dicariin tuh." Ucap Mba Meli.

"Ya sudah, aku masuk dulu yaa" ucapku.

Mba meli mengangguk lalu aku mengetuk pintu ruangan Tante.

"Masukkk" ucap Tante dari dalam.

"Buu" ucapku.

"Tante aja Tio,,sini masuk ada hal penting yang akan Tante sampaikan" ucap Tante.

"Jadi gini,, ada beberapa toko yang penjualan nya menurun, mungkin sudah disampaikan sama Satira, atau salsa atau Yuni mungkin. Nah kemarin Tante ke Bali, maaf Tante ga bilang kamu karena mendadak. Tante ingin kamu ke beberapa toko itu untuk cek gimana cara SPG jualan nya. Kamu mau?" Tanya Tante.

"Lohhh ko aku sih? Aku kan baru Tan disini,kenapa ga yang lain aja, Pak Johan, Pak Aldi atau Bu Eca kek" protesku.

"Kamu ga sendirian, Tante tugasin bareng Salsa dan Mba Yuni. Karena kemarin Mba Yuni ga ikut untuk back up kamu. Kalau Pak Aldi dan Pak Johan kan udah bukan bidang nya lagi, Gimana" pinta Tante.

"Duhhh...masa harus ninggalin Bella sama Nadia sihhh, kasian mereka"protesku lagi.

"Ssttt...***k sekarang-sekarang ko. Mungkin awal bulan depan, gimana ? Mau yaa" ucap Tante.

"Hmmm..entahlah" ucapku.

"Cuma beberapa hari ko." Goda Tante.

"Bukan maslaah itu Tan, tapi Nadia sedang ada masalah, apa Tante tau? Gak kan?" Hentak ku.

"Masalah? Masalah apa?" Tanya Tante.

"Dia hampir aja diperkosa, sekaligus penganiayaan sama Aris" ucapku.

"Apaaaaa ? Aris pacarnya Salma itu bukan ?" Tanya Tante lagi.

"Iyaahhh...Tante gak tau kan? Dia shock parah"

"Trus dia kondisinya gimana?"

"Untung nya ada aku sama Bella yang sigap kuatin dia. Dia sudah mendingan sekarang, Tio akan cari Aris, apa maksud dia" teriaku.

"Maafin Tante Tio, Tante terlalu fokus bekerja" ucap Tante penuh penyesalan.

"Gapapa Tan, Tio juga sudah tau semuanya ko." Ucapku kemudian keluar meninggalkan Tante.

"Maksud kamu apa Tio? Tiooo" teriak Tante yang membuatku tak peduli dengan teriakan nya.

Shittt....

Kenapa di situasi kaya gini malah disuruh pergi.

Aku kembali ke ruangan mba yuni, namun tak terdapat batang hidung nya. Aku lihat ruangan kedua gadis muda, namun tak ada Satira, hanya ada Salsa.

Kudekati Salsa yang sedang mengetik di layar komputer nya.

"Saa...lihat Satira gak?" Tanyaku.

"Oohh..dia lagi live biasa, kenapa ? Mau ngentot lagi?" Ucapnya enteng.

"Maksudnya?" Tanyaku.

"Gak usah pura-pura lah Tio,,aku tau ko kemarin kamu ngentot sama dia di ruangan live. " ucapnya sambil melirik ku.

"Bukti nya?" Tanyaku penasaran.

"Satira kali yang cerita, dia udah gue anggap adik jadi dia apapun yang sudah terjadi selalu cerita" ucapnya lagi.

"Trus kalo emang udah kenapa? Lu ko kaya sewot gitu?"

"Siapa yang sewot orang gue nanya aja" ucapnya.

"Yeee...lu emang mau cobain dientot sama gue?" Ucapku frontal.

Salsa menghentikan ketikan nya, kami berdua saling menatap. Apa yang sudah ku ucap kan barusan ?

Tak ada niat buatku untuk secepat itu mengucapkan kata-kata yang dewasa seperti tadi.

"Maa..maaaksud lu? Kita ngentot ?" Ucapnya terbata bata.

"Eehh..engg..enggak enggak...oh ya, tadi bu fitri pesan, lu sma gue sma mba yuni disuruh cek toko yang kurang menghasilkan duit. Katanya nanti ada ke Bali , gue sih gamau." Ucapku.

"Loh kenapa gak mau?" Salsa bertanya tanya.

"Lu tau sendiri kan, gue disini baru, gue juga baru kenal lu dan mba yuni disini. Jauh nanget lah dibanding Pak Johan dan Pak Aldi yang udah lama. Alesan ibu karena mereka bukan di bidang kita."

"Gue juga gak mau mentang-mentang menantu ibu , dia malah memberikan peluang kepada aku untuk diatas kalian, gue mah pengen kerja profesional aja" lanjutku.

"Tioo...disini gak ada yang anggap lu anak emas ko. Kita semua disini bener-bener kerja, dan lu juga mungkin udah gau apa yang udah terjadi disini" ucapnya enteng.

"Yaa gue udah tau ko..nah gue cuma mau nyampein aja dari ibu, meskipun gue nolak. Gue jga ga sanggup ninggalin kedua istri gue"

"Hmmm. Enak yaa tiap malam 2 lubang, belum disini 1" ucapnya nyindir.

"Yeee...lu mah bahas gitue terus"

"Tapi lu suka kan?"

Yaaa...gue sukaa Saaa...tinggal elu mungkin target gue selanjutnya...gumamkuu dalam jantung.

"Woyyy..." ucapnya mengagetkan.

"Apaaaa?" Tanyaku.

"Udah sana katanya cari Satira, tuh mungkin bikinian lagi" ucapnya ketus.

"Sewot mulu nih orang, gue kasih enak lemes dehhh" balasku.

"Apaa lu bilang?" Tanyanya.

"Hehehehe oh iya gue mau nanya serius sama lu. Lu tau rumahnya Aris ?" Tanyaku.

Deggg...

Jantung Salsa berdegup kencang ...

"Tenang ajaa ga usah tegang, bukan skandal elu ko, itu masalah lu, gue cuma pengen tau , Aris kerja dimana dan rumahnya dimana?" Tanyaku pelan.

"Lu mau apain Aris , yo?" Ucapnya replek.

"Tenang aja, emang nya lu pacarnya ko kaya panik gitu? Kan Aris pacarnya ade lu" ucapku.

"Iya..iyaa...gue kasih tau, tapi lu kenapa cari dia? Ada masalah apa?" Tanyanya.

Aku menjelaskan apa yang terjadi dengan Nadia, mulai dari dia ingin cari kerja, bertemu Pak Jimmy, diusir Salma dan hampir diperkosa dan dianiaya oleh Aris.

Salsa begitu terkejut dengan ucapanku. Jari jarinya yang sedari tadi sibuk mengetik mau tak mau dia hentikan.

Dia menatapkau dengan penuh keseriusan.

"Serius lu Aris kaya gitu?" Tanya Salsa.

"Iya iya lah gue juga kaget, gue gep dia di mobil. Gue kira dia lagi ngasih tisu atau apa tapi mobil malah goyang. " ucapku.

"Lu bisa bantu gue gak?" Lanjutku.

"Bantu nya kaya gimana?" Tanyanya.

"Yaelahahhh...lu cantik cantik bloon ya. Kan gue minta alamat atau tempat kerja nya" ucapku.

"Gue cantik ya?" Tanyanya lagi.

"Hadeuuhhhh...." ucapku sambil menepak jidat.

Salsa hanya tertawa dengan tingkahku yang sudah membuatku jengkel. Dia memberitahu kalau dia bekerja di Bank swasta. Lalu alamat rumahnya tak jauh dari tempat kerjanya.

"Okee tengkyuh" ucapku sambil pergi.

"Ehhh...masa gitu doang, imbalan nya apa" pinta nya.

"Imbalan nya? Gue kasih video mesum lu sama Aris ke Salma hahahhaa" ucapku.

"Ehh..ehh..yoo.tio jangan kasih tau Salma dong kalau gue ada main sama Aris." Pintanya.

"Lah lu salah sendiri kenapa pcar ade lu direbut"

"Yaa gue ketagihan punya dia Yo..pacar gue ga bisa muasin jadi gue minta bantuan Aris, eh malah kecantol sampai sekararang" ucapnya.

"Oohh..lu hyper juga ternyata" ejek ku.

Salsa hanya bengong saat aku berkata seperti itu.

"Kapan-kapa gue boleh icip kan? Siapa tau lu doyan punya gue dibanding dia. Gue lebih besar Salsa dibanding Aris" ucapku saat berbicara di telingan kanan nya.

Mata Salsa membulat, dia menatapku dengan ekspresi tak terduga. Aku hanya tinggal selangkah lagi meniduri nya, mungkin dengan rencana kunjungan ke Bali aku bisa lebih leluasa dengan nya.

"Pakk" ucap seorang wanita di belakang ku yang sangat ku kenal.

"Satiraaa,," jawab ku sambil tersenyum.

"Ko kak salsa bengong gitu sih, bukan nya ngobrol" ucap satira.

"Tau nih Raa...mungkin dia mules, hahaa..ya udah Ra semangat kerjanya yaa.." ucapku.

Satira hanya mengangguk lalu sebelum aku keluar ruangan itu...

"Mmuuaaccchhhh"

Kuberi french kiss kepada Satira. Kini kedua orang itu menjadi patung jadi jadian. Salsa malah semakin melotot melihat tingkahku, sedangkan Satira hanya tertunduk malu.

Pintu ruangan ditutup, kemudian aku kembali masuk ke dalam ruangan bersama si semok Mba Yuni.

"Gimana Tio kata Ibu" tanya mba yuni.

"Aku malah disuruh ke Bali loh Mba sama Mba sama Salsa. Aneh kan? Aku masih baru juga disini" kesalku.

"Lagian aku ada masalah juga Mba makanya aku nolak" lanjutku.

"Gapapa dong ,itung2 kamu belajar. Tapi mba kaya nya gak bisa ikut." Ucapnya.

"Loh kenapa?" Tanyaku.

"Mba sudah tau rencana ibu, mungkin untuk ke Bali mba gak bisa karena waktu nya mepet , mungkin pas ke kota lain bisa. Jadi yang gantiin Mba itu Satira, kamu ga keberatan kan?" Pintanya.

"Hahh? Kan ilmu aku belum banyak Mba, makanya perlu Mba kalau seandainya aku ikut"

"Ahhh..*** usah dipikirin, Salsa dan Satira juga udah pinter ko. Kamu juga bisa pake dia disana gihhh" ucapnya setengah berbisik.

Aku paham arah maksud Mba Yuni. Aku hanya berpikiran ingin menanyakan kepada Aris apa yang dia inginkan sampai-sampai mau melukai Nadia.

"Ada-ada saja lah Mba ini,, ya udah aku kerja dlu dari tadi belum kerja nih" pintaku.

"Ya udah nih berkas nya tinggal kerjain ya Mba mau tiduran dulu okey" ucap Mba Yuni.

"Yaaa..." jawabku singkat.

Bekerja terus supaya tenang saat dirumah. Pikiranku memang kurang fokus, namun aku berusaha profesional.

Jam istirahat sudah tiba, aku makan di warteg dekat kantor bersama Mba Yuni, Salsa dan Satira.

"Raa...kancing nya kebuka tuh" ucapku kepada Satira.

"Iyayh...pak makasih" jawabnya yang membuat nya malu.

Selesai makan , Mba Yuni kemudian berbicara kepada Salsa dan Satira terkait dia yang ga bisa untuk ke Bali.

Satira awalnya kaget, namun dengan penjelasan Mba Yuni akhirnya dia mau, apalagi denganku haha..

Singkat cerita, kami sudah selesai istirahat dan sorenya kami pulang. Namun aku dengan gurung gusuh (buru-buru) berlari menuju tempat kerja Aris.

Mungkin akan keburu sore kalau aku telat. Aku bergegas berjalan menuju mobilku meninggalkan rekan kerjaku yang kudengar membicarakanku.

"Mau kemana ya si Tio buru-buru gitu" ucap Pak Aldi ke Pak Johan.

"Woyyy Tioo..buru-buru amat, mau kemana sih tumben" teriak Pak Johan.

"Ada urusan Bos" teriak ku sambil masuk ku mobil.

Kupacu mobil ku dengan kecepatan yaa relatif cepat, untung saja jalanan kota tidak terlalu macet menuju tempat kerja si Aris.

Aku lalu memarkirkan kendaraan di halaman Bank itu. Lalu saat aku akan keluar dari mobil, terlihat Aris dengan setelan khas Bank swasta berjalan menuruni tangga.

Memang tempat kerjanya berada di bagian pusat, jadi mungkin dia pulang lebih sore. Dia lalu menyapa security Bank dan masuk ke dalam mobil nya.

Mobil itu lalu melaju, begitupun denganku yang mengejarnya. Untung saja kecepatan nya normal, aku membuntuti mobilnya yang berjarak beberapa meter, dan untung nya lagi warna mobil nya terang, hijau tosca jadi memudahkanku jika aku tertinggal jauh.

Tak terasa, dia kemudian berbelok menuju arah yang sangat ku kenal. Yaaa...dia menuju tempat kerja ku. Aku lalu berhenti di luar sebelum pintu masuk.

Kulihat dia menjemput seseorang, setelah kuperhatikan ternyata itu Salsa.



Omaygaittt...

Ada hubungan apa sih sebenarnya mereka ...

Gumamku...



Mobil Aris melaju lagi, kini dia arahkan menuju ke arah selatan. Waktu sudah menunjukan malam hari, tepatnya jam setengah 7 sihhh...

Aku melihat plang diatas petunjuk jalan, mereka belok menuju sebuah kawasan wisata. Hahh...jauh banget njirrr....demi Nadia, aku akan ikuti ucapku dalam hati.

Melewati perkebunan teh terkenal, mobil berhenti di sebuah pemandian air panas. Mobil mereka sudah parkir, dan sepertit biasa aku hanya menunggu dulu diluar.

Melihat situasi disana memang tidak terlalu ramai. Lalu mereka menuju loket untuk sekedar basa basi, ya beli tiket lahhh...

Lalu mereka bergandengan tangan, cocok sih karena wajah Aris yang hampir bukan seumuran nya malah seumuran dengan ku. Aku kemudian memarkirkan kendaraan di luar, dengan setengah berlari aku menujur tempat loket itu.

Aku kemudian disambut hangat oleh kasir yang berwajah chindo itu.

"Selamat malam, ada yang bisa dibantu" ucap Mba kasir itu.

"Mbaa...emmm...gimana ya ngomong nya...kalau 2 orang tadi itu pesen apa ya?" Tanyaku.

"Ooh yang barusan memesan private room, dimana didalamnya terdapat kolam renang air panas. Bapak mau juga? Lagi promo loh" tawarnya kepadaku.

"Engga..engga..emmm..boleh saya ketemu manajer atau yang bertugas disini?" Tanyaku.

"Oohh baik sebentar" ucapnya.

Tak berapa lama, keluarlah sang manajer itu.

"Selamat malam, bapak....heyyy...lu Tio kan?" Ucapnya mengagetkan ku.

"Rammm...Ramdan ? Lu ramdan kan yang kuliah di Universitas B***" tanyaku sambil berpikir mengingat itu siapa.

"Lahhh..iyaa...apa kabar bro?" Tanyanya sambil memeluk ku.

"Baik baik,, wahh lu jadi manajer sekarang, hebat." Pujiku.

"Ahh..engga Tio,,gue hanya nerusin bisnis papah. Papah gue udah gak ada, jadi gue anak sulung mau gak mau nerusin. Lu sendiri kerja dimana sekarang?" Tanyanya.

"Di kantor dekat pusat kota." Jawabku.

"Ohhh..oke, kesini mau nginap atau berendam saja?" Tanyanya.

"Emang bisa nginap?" Tanyaku.

"Okee gue kasih tau , duduk sini" ajaknya menuju sebuah kursi.

*Note,,Ramdan teman ku saat kuliah*

"Yaa disini bisa nginap, ada private room, ada yang room saja. Private room ada kolam renang, air panas dan tentunya privasi. Kalau room saja ya kaya hotel biasa, lu mau yang mana?" Tawarnya.

"Emmm. Sorry nih Ram, gue ga nginep, cuma ingin ngebuntutin kakak istri gue, dia kesini dan kata karyawan lu dia pesan private room" ucapku pelan.

"Lu udah nikah wahhh gue gatau bro selamat ya..oke deh gue cek dulu namanya,,emmm...Winii...tolong bawakan buku tamu ya" ucapnya kepada wini.

Tak berapa lama, Wini menyerahkan buku tamu itu, dan Ramdan membukanya.

"Yang terakhir ini,,private room atas nama Aris Prasetyo." Ucapnya sambil menunjuk buku itu kepadaku.

"Oke.." ucapku mengangguk.

"Jadii, lu mau gimana? Kalau mau grebek, gue saranin entar aja deh kalau bener2 itu selingkuh, gue gak mau tempat gue jadi berantakan. Lu ngerti kan?" Ucapnya.

"Ngertii lah, tapi gue cuma mau minta tolong saja. Apa ada CCTV disitu? Jadi barang bukti kan lumayan?" Tanyaku.

"Gini bro, lu tau kan kita sering share tentang hal begituan selama kuliah, kita sering bahas hal dewasa. Nah Gue disini udah pasang semua cctv di setiap kamar. Tempatnya strategis, dan gue jamin itu aman. Nah mungkin ini kesempatan lu buat nambah bukti aja. " ucapnya setengah berbisik.

"Sippp...kalo gitu. Tapi lu emang bakal bantuin gue?" Tanyaku meyakinkan nya.

"Tiooo,,lu udah gue anggap lebih dari sahabat. Gue dengan badan segini sering di bully, untung ada lu yang siap pasang badan. Makanya gue ingin bales budi doang, mungkin untuk sementara gue bales yang ini dulu, gimana?" Tawarnya kepadaku.

"Hasil cctv nya gue kirim ke lu lewat email, wa atau apapun yang lu mau. Nomor lu masih sama kan?" Tanyanya.

"Penawaran terbaik nih, nomor gue , email masih sama. Terserah lu aja mau di drive juga bolehlah" ucapku.

"Gue kasih bonus nanti hahaha" ucapnya.

"Anjrittt...gue mau tobat malah ditawari begini" ucapku.

Kami tertawa bersama-sama. Lega sekali, untung saja mereka masuk ke tempat wisata teman ku saat kuliah. Jadi aku bisa mempermudah mereka.

Aku kemudian pulang, berpamitan kepada Ramdan dan "menitipkan" hasil CCTV di kamar yang dipesan Aris.

Aku melaju dari daerah itu dan mendapat beberapa notifikasi chat , telpin, vidcall dari istriku.

"Papah sayang, dimana nich, ko belum pulang tumben. Kalau lembur hati-hati yaa..kita tunggu dirumah love youuu" begitu isi chat dari Bella.

"Hati-hati dijalan ya Pak, sampai ketemu besok"

Ada sebuah chat dari Satira, entah sejak kapan dia menjadi perhatian kepadaku. Aku pun tidak keberatan sebenarnya. Tapi entah lah...

Aku saja sudah puas dengan 2 orang istri, masa harus nambah lagi ? Bagaimana reaksi Nadia dan Bella kalau aku ada niatan seperti ituu, pasti mereka akan marah bukan ? Atau akan tetap kupaksakan ?

Yaa...aku nampaknya menaruh hati kepada Satira. Senyumnya tak pernah kulupakan. Apalagi dipadukan dengan hijabnya, uuhhh...gemes...

Aku pun senyum sendiri seperti orang gila sambil berlalu meninggalkan daerah selatan menuju pusat kota dimana terdapat 2 bidadari yang sedang menungguku.

Satiraa..Satira...cantik dan binal sekali sih kamu...

.

.

.

.

Bersambung....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd