Update
Waktu menunjukan pukul19.00 saat pria berbadan besar dan 3 pria lainnya masuk kedalam kontrakan Kak Rara dan Kak Michel. Sekarang posisiku, Cindy dan Kak Rara berdiri dengan tangan terikat tali tis di belakang menghadap pria berbadan besar sedangkan Kak Michel sedak sibuk mengulum kontol milik 3 pria lainnya yang sedang duduk di sofa. Pria berbadan besar itu menatap tubuh kami dengan penuh nafsu seakan2 menjilati setiap bagian yang dia liat. Secara hati diihati seperti itu membuatku nafsu hanya saja aku mencoba berhati2 sehingga mencoba menutupi tubuhku.
“hmm bagus juga badan mereka, semuanya mulus2 haha” kata pria tersebut
“bagaimana? mereka bisa ikut ?” tanya Kak Anton
“tentu saja, pasti mereka senang, terutama dengan model badan seperti yang ini” ujar pria tersebut sembari menarik dan memutar tubuh Cindy ke arahnya
“aahhh” eluh Cindy ketika tangan besar pria tersbut meremas toket kanannya dengan kasar dan memainkan mekinya dengan tangan satunya
“hmm masih ranum toketnya, ukurannya juga lumayan, dan juga suaranya-“ sambil meremas toket Cindy dengan keras
“aahhh” Cindy pun mendesah
“-seksi banget”
“apa2 nih lepasin Cindy” aku mencoba tegas
“sudah kamu ga usah sok jual mahal, aku tau kamu sudah nafsu bukan sejak daritadi aku liatin hahaha?”
“kalian mau apa? Chel jelasin ini apa2an?” Kak Rara akhirnya angkat bicara
“hmm, maaf ya ini sebenernya kerjaanku, cuma pas bos denger ada 3 cewe lain dia langsung tertarik” kata Kak Michel disela2 mengulum kontol2 disana
“tenang saja kalian bakal suka kok haha. Ayo semuanya siap2” ujar pria berbadan besar tersebut
Kak Anton yang dari tadi diam tiba berdiri membawa semuah tas, ternyata dia keluar mengambil tas dari mobil. Dari dalam tas tersebut, dia mengeluarkan sebuah botol berukuran sekitar 1 liter dipenuhi cairan berwarna coklat. Kami berempat disuruh minum olehnya tapi hanya Kak Michel aja yang nurut sedangkan kami bertiga mencoba menolak. Namun perbuaan kami sia2, cowo2 disana berbadan lebih besar dari kami dan lagi tangan kami terikat sehingga kami terpaksa meminumnya. Rasanya sangat pahit dan seperti rasa jamu, aku lihat Kak Rara hampir muntah dibuatnya. Setelah itu mata kami ditutup dan kami digiring kedalam mobil dan dibawa entah kemana. Selama perjalanan aku hanya bisa mendengar tanpa melihat, aku hanya merasakan bahwa badanku sedang digerayangi oleh seorang cowo.
“shh ahh ahh lepasin ahh” erangku ketika putingku ditaring2 oleh tangan yang tak kulihat
“ahh ahh ahh ssaakitt shh pelan2” aku mendengar suara Cindy
“shh ahh emmm ahh” begitu pula Kak Rara dan Kak Michel
Sepertinya tak hanya aku, tapi yang lain juga digerayangi selagi mobil melaju. Anehnya semakin aku bergerak dan semakin tubuhku dipegang2, aku merasa makin lemas dan sensitif di seluruh tubuhku. Aku curiga ini adalah ulah dari apa yang ku minum tadi
“hey lampu merah nih, banyak pemotor disamping kita nih haha” kata seorang pria yang mengerayangiku
“ahh ahh ahh” aku tidak bisa berkata apa2 karena aku benar2 lemas
‘sjurrr’ aku mendengar suara jendela mobil diturunkan dan aku merasa badan bagian atasku dikeluarkan
“itu kasih sapa dong haha” katanya sambil menyodok mekiku
“ahhhh!! Ahhhaaaii” aku tidak sanggup berkata banyak
“wih gila cewe bro, telanjang lagi” kata suara disebrangku
“didalem juga banyak coy gila”
“ini boleh pegang?”
“boleh kok pegang aja, dia juga seneng kalau dipegang2 haha” kata suara dibelakangku
“wiss mantap” aku pun merasa banyak tangan meremas2 toketku dan menarik2 putingku
“ahh ahh ahh jangan ahh ahh” aku mendesah2 akibat perlakuan2 itu
“hahahaha tuh kan kesenengan haha, udah dulu ya udah hijau” akupun kembali dimasukan kedalam mobil dan melanjutkan perjalanan. Aku benar2 merasa lemas akibat rangangan2 itu dan akhirnya aku tertidur dalam remasan2 tangan yang tidak kulihat.
Dalam kondisi masih lemas, aku terbangun akibat cahaya terang mengenai wajahku ketika penutup mata dibuka. Cahaya tersebut sangat silau sehingga membutuhkan beberapa saat untuk menyesuaikan kondisi mataku. Ternyata aku berada diatas semacam panggung dengan banyak lampu menyorot kearahku. Aku didudukan diatas kursi dengan posisi tangan masih terikat keatas sedangkan betis dan pahaku diikat bersamaan dan dipaksa mengangkang karena tali itu menuju bawah kursi. Aku melihat disekitarku dan kudapatkan Cindy dan Kak Rara dalam posisi yang sama namun aku tidak menemukan Kak Michel. Aku terkejut ketika sadar bahwa disisi depan panggung yang gelap terdapat banyak pasang mata yang melihat kearah kami.
‘tok tok tok’ aku mendengar suara langkah kaki ketas panggung yang ternaya Kak Michel berjalan tanpa menggunakan sepasang heels tanpa selehelai pakaian.
“Selamat datang semuanya, kali ini Michel bawa temen2 nih” kata Kak Michel
“wuuuu mulus” “ayo mulai””badannya ga nahan” aku mendengar sautan2 dari kerumunan didepanku
“huhuhu udah ga sabar ya? Hehe silahkan diicip” begitu katanya sambil memutar balik badannya menghadap kami dan membungkuk seakan2 mempersilahkan dirinya untuk dipakai. Kerumunan itu langsung saja naik ketas panggung dan mulai ‘mengicip’ kami. Badan2 cowo di kerumunan itu beragam muai dari yang kurus, besar hingga berisi namun kontol mereka besar2.
“dek, aku icip ya haha” kata pria di depanku sembari mengangkat tubuhku yang lemas
“shhhhhh ahhhhhh” erangku ketika kontol besar itu masuk ke mekiku
“wih mantap mekinya” katanya sambi menggerak2an badanku naik dan turun
“kayaknya belakang nganggur nih” kata pria dibelakangku yang sudah menempelkan ujung kontolnya di lubang pantatku
“ahhh jangan disi- aaaaahhhhh!” belum sempat aku selesai berbicara, akibat gerakan pria yang pertama kontol tersebut langsung tembuh ke lubang pantatku
“shh ahh gila mantap”
“aahhh ahhh ahhh” aku hanya bisa mendesah dalam double penetration tersebut.
“aahh ahh terus ahh ahh” aku mendengar suara Kak Rara yang tertidur dilantai dan digoyang oleh seorang pria berbadan hitam
“shhhh ahhh ahh ahh ahh” sedangakn Cindy yang toketnya paling besar digenjot sembari toketnya ditampar dan diremas2 oleh banyak orang
“hmmmppp hmmmmp” sementara Kak Michel sedang didoggy oleh seorang pria dan mulutnya sibuk mengulum kontol2 didepannya begitu juga tangannya yang sibuk mengocok kontol2.
“ah gila enak banget, gatahan pengen keluar” kata cowo yang menggerak2an badanku
“sama saya juga, keluarin di dalem yuk” ujar orang dibelakangku
“oke sip”
“ahh ahh jangan aahh ahh di dalem” aku sudah tidak punya tenaga untuk melawan dan tubuhku masih sensitif
‘plak plak plak, crot crot’ aku merasakan sesuatu yang hangat di bagian bawahku
“ahhhh mantap”
“ahhh ahhhh haa” aku cuma bisa mendesah ketika mereka mencabut kontolnya dan menggeletakan ku begitu saja dibawah
“sekarang giliranku” seorang pria kemudia mengangkat pinggangku sehingga selangkanganku lebih tinggi dari kepalaku
“aaaahhhh” pria tersebut menusukan kontolnya di mekiku, dan aku yakin ukurannya lebih besar dari sebelumnya
“ohh yess mantap banget” kata pria tersebut sembari menyodok2 tubuhku dengan kencang
“ahhh iya ahhh terus ahhh” akhirnya aku tak bisa menahan dan tenggelam dalam kenikmatan
“oh yeah, pantatnya kenceng banget” ‘plak’ pria tersebut menampar pantatku hingga aku merasa nyeri
“shhhh aaaaahhhhh” aku mengerang ketika seorang pria lainnya menjambak rambutku hingga kepalaku keangkat tepat didepan kontolnya
“isep nih lonte, buru!” hujat pria terbebut
“uhmmm” akupun mengemut kontolnya
“heh yang bener, pake lidah!” kata pria tersebut sambil menjambak ramutku lebih tinggi dan ‘plak’ menampar pipiku
“ahhh ahhh maaf ahh”
‘plak’ kembali lagi dia menamparku “maaf tuan, kita disini semua itu tuan kalian”
“ahh sshh iya tuan sshh ahh maaf tuan” aku memelas
“nah gitu, isep yang bener”
“ummmm slurp hmmmpp” aku memainkan kontol didepanku sembari digenjot dari belakang
Entah berapa lama kami digilir oleh pria2 itu, aku merasa tidak ada habisnya. Selama itu yang terdengar hanya desahan, erangan, eluhan para cewe2 yang ga bisa ngapa2in selain ngikutin kemauan mereka. Aku melihat Kak Rara yang sudah pingsan namun masih digilir oleh cowo2 tersebut. Cindy toketnya sudah tidak karuan lagi sudah berwarna merah hampir seperti apel akibat dijahili oleh pria2 tersebut. Sedangkan Kak Michel masih kenceng digilir oleh pria2 yang mengantri di depannya
“oke untuk pertunjukan terakhir” terdengar suara pria dari balik kerumunan
Kami berempat pun dikumpulkan ditengah dan dikeilingi oleh pria2 yang sudah puas menggilir kami. Merekapun mulai mengocok penis mereka semua seakan2 akan memuntahkan semua isinya dan ‘crot crot crot’ mereka memuntahkan isinya secara bergantian kepada kami. Badan kami penuh dengan peju seakan2 kami habis mandi dengannya baik muka, badan, rambut semuanya penuh dengan peju. Kami yang sudah lemaspun akhirnya tertidur dengan badan penuh peju.
“hei bangun, sampai sini aja jemputannya” suara pria yang merupakan pria berbadan besar yang membawa kami
Aku terbangun masih dalam keadaan yang sama sebelum tertidur yaitu tangan masih terikat tali tis dibelakang dan badan penuh peju kering
“aku mau aja nganterin sampe kontrakan kamu, Cuma kayaknya kalau disini lebih asik” kata pria tersebut sambil membuka pintu dan memaksa kami turun. Lokasi kami hampir 100m tari kontrakan Kak Rara dan Kak Michel. Jalan ini lumayan sepi dan memang tidak ada lampu.
“oiya ini oleh2 dari kami” dia memasangkan dildo getar kepada kami
“ahhh shhhh ahh” kami mendesah dan mengeliat, sepertinya badan kami masih sensitif
“hahaha, jangan kenceng2 apa lagi dengan kondisi kalian yang kaya gini pasti digilir lagi nanti”
“asshhh makasih aahh boss” erang Kak Michel
“haha Chel nanti bayarannya aku transfer ya”
“ahhh ssshh iya bossshhh”
“hahaha kalau gitu aku pergi dulu, dadah” pria terebut berlalu menggunakan mobilnya meninggalkan kami berempat dengan kondisi pebuh peju kering, tangan terikat, dan mendesah akibat dildo ini
bersambung (?)
Mohon kritik dan saran hehe