Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Puber Kedua dan Pejantan Muda

Status
Please reply by conversation.
Mungkin emang sebaiknya trit satunya ditamatin dulu suhu, biar ga kepecah konsentrasinya...
 
Bagian 2


Malam ini jam 12 malam aku masih asyik bermain dengan smartphoneku, sambil rebahan di kasur aku mencari cari artikel yang membahas tentang seksualitas, yang tepatnya cara menyembuhkan gangguan yang katanya dapat dialami sebagian besar pria seumuranku.

Dari hasil browsing dari berbagai situs yang ada internet hanya beberapa yang menurutku cocok untuk aku coba, yaitu rajin olahraga dan istirahat yang cukup, mengontrol fikiran, mencoba onani dengan ritme yang diperlambat dan yang terakhir adalah mengurut kepala penis dengan minyak zaitun yang bertujuan untuk mengurangi kepekaan rangsangan dipusat rangsangan yaitu dibagian kepala penis.

"Mulai hari ini aku harus istirahat yang cukup" komitmenku dalam hati.

Setelah kurasa sudah cukup yakin dengan beberapa cara atau terapi untuk meningkatkan kejantanan pria yang aku kumpulkan dari beberapa artikel yang ada di internet, akupun mematikan lampu yang menerangi kamarku kemudian aku coba untuk menutup mataku.....

... Zzzzzzzz Zzzzzzz......

Pagi hari jam 6 pagi seperti biasa aku dibangunkan dengan suara keras alarm yang sudah aku setting setiap jam 6 pagi, namun kali ini aktivitas pagiku bukanlah duduk diteras sambil minum kopi, melainkan pagi ini untuk pertama kalinya aku Berolah raga untuk menjaga kebugaranku. Pagi ini aku lari lari kecil mengitari desaku hingga beberapa kali sambil menikmati udara sejuk pedesaan.

Saat memasuki putaran ketiga aku terhenti dirumah bu lastri, rumah tua milik wanita yang suaminya jarang pulang ini terlihat pintunya sudah terbuka menandakan bahwa penghuni rumah ini sudah bangun dari tidurnya dipagi hari ini.

Akupun memasuki rumah tersebut dengan harapan bisa bertemu dengan wanita sensual yang membuat nafsuku selalu memuncak ini. Saat aku menelusuri rumahnya, ternyata bu lastri berada di dapur sedang memasak sesuatu, saat itu ia memakai daster biru tanpa lengan. dengan mengendap endap aku memeluknya dari belakang.

"Emmppp... Bu lasti cantik...." Ucapku di samping kepalanya

"Ehhh.... Joko.... Ngagetin aja sih...jangan kurang ajar ahhh" Ucapnya nampak tak sedikitpun melakukan penolakan

"Emm.... Aku pengen ngomong sesuatu bu...." Ucapku masih memeliknya dari belakang.

"Kalo ngomong tangannya lepasin dulu.. " suruhnya melepaskan pelukanku yang anehnya secara fisik ia tidak menolaknya melainkan cenderung menikmatinya

"Gamau..... Enak meluk ibu.. "

"Hmm.... Iya iya mau ngomong apa? Cepet... Nanti rendi keburu bangun..."

"Jadi gini bu... Kemarin malam kan joko coba baca dan lihat tutorial di internet ada 1 terapi bu... "

"Terapinya gimana bentuknya..?"

"Tapi ibu kemarin udah janji kan buat bantu joko....?" Tanyaku sambil memepetkan tubuhku dengan tubuh bagian belakangnya

"Hmmm.... Iya joko..."

"Kalo lihat terapinya sih keknya ngurut kepala penis bu pake minyak zaitun, ibu punya minyak zaitun gak?" Ucapku sambil kugesek gesekkan kontolku naik turun dibelahan pantatnya yang montok ini.

"Punya kayaknya jok.... Emmm... Terus ibu suruh ngurut gitu?"

"Nahh pinterr.... Ibu mau kan?..." Ucapku mencoba meraba raba payudaranya

"Hmm.... Iya deh.... Eh .. tapi terapinya ini tiap hari?"

"Iya bu... Kalo bisa sih 2 x sehari hehehe..."

"Hmm... Maunya tuh kamu... Yaudah deh iya..ahhhh... Tapi lepasin dulu yaa,.... Ibu selesaiin dulu masaknya ya "

Akupun melepas tubuhnya kemudian kutunggu ia diruang tamu, sambil melihat lihat jam dinding yang menunjukkan jam 7 kurang 30 menit. Sekitar 5 menitan bu lastri menghampiriku dan duduk disampingku, namun seperti kemarin wajah bu lastri terlihat sayu seperti ada yang ia sembunyikan. Dengan sedikit ragu ragu akupun bertanya pada bu lastri untuk memastikan kalo bu lastri tidak kenapa napa.

"Ibu kenapa sih kok dari kemarin kayak ada yang dipikirin gitu ?"

"ga papa jok.... Ibu biasa aja kok.." ucapnya tak mau ngaku

"Ibu jangan bohong .... Kelihatan kok, apa mungkin gara gara celana dalam ibu ?" Kuberanikan diri untuk menyinggung masalah kemarin

Aku berniat untuk mengaku pada bu lastri kalo yang melabraknya saat berbuat mesum dengan pak yanto adalah aku karena aku merasa kasihan karena membuatnya terasa tidak nyaman dan aku juga merasa bahwa bu lilis ini sangat baik denganku bahkan ia mau membantu menyembuhkan gangguanku.

"Apa mungkin karena kejadian digubuknya pak ahmad jum'at malam?" Ucapku sambil memiringkan badanku menghadapnya kemudian memegang kedua tangannya

"Ehhh.... Maksud kamu apa jok?..." Ucapnya terhenyak kaget

"Emm... Yang masalah ibu d..dengan pak yanto?"

"Hah.... Ja...jadi udah banyak yang tahu ya jok?...." Kedua mata bu lilis nampak memerah dan di kelopak matanya terlihat genangan air mata

"Enggak juga bu..."

"M...maksudnya gi..gimana sih jok..."

"Emmm..... Jum'at malam pas ibu mesum dengan pak yanto digubuk pak ahmad ada yang mergokin kan?"

"I...i..iya....." Ucap bu lilis kelihatan matanya meneteskan air mata

"I...ibu jangan sedih, karena ..... Yang mergokin ibu itu joko..."

"Hah......???!....beneran jok?" ucapnya sambil terhenyak kaget untuk kedua kalinya

"I... Iya buu....hehehe...."

"Ja...jadi cerita kamu kemarin itu cuma karangan kamu?"

"I.... Iya bu hehehehe....."ucapku cengengesan

"Ihhhh....... " Brugg...brugg....brukkk...." Ucapnya sambil memukuli badanku

"Aduhh.... Aduhh.... Ampun bu.."

"Hemm.... Rasain ... Brukkg.... "

"Aduhh... Ia buu.... Ampun..." Ucapku sambil menerkam kedua tangannya agar ia menghentikan pukulannya

"Ihhh... Lepasin jokk.... Lepasin.." ucapnya sambil memberontak

"Sudah bu diam.... Lagian ibu kok ga nyadar sih kalo itu suara joko??" Ucapku masih menahan tangannya

"La gimana jok, Saat itukan ibu lagi panik bahkan saking paniknya barang barang ibu semua ibu tinggal termasuk celana dalam kemarin"

"Oiya jok... Kamu nemu hp ibu gak?" Tanyanya lagi

"Hp ibu juga ketinggalan?....." Tanyaku pura pura tidak tau

"Iya jok... Tapi setelah kejadian itu besoknya coba ibu telfon dengan hp nya rendi tapi udah nggak aktif...."

"Ohhh... Gimana kalo kita cari aja bu di gubuk itu??" Ucapku sambil melepaskan genggamanku

"Tapikan ibu telfon udah ga aktif jok... Pasti udah kebawa orang..."

"Hmmm... Siapa tau hpnya lowbat bu...." Karangku

"Iya juga ya jok... Ehh... Kamu aja deh jok yang nyari kesana, ibu masih was was gara gara kamu" "pletak..." Ucapnya gemas sambil menjitak kepalaku

"Siapa yang butuh... Kok kalah joko yang susah sih...wekkkkk......" Godaku

"Ahhhh... Jokooo tolong ibu doooongg....." Renggeknya sambil mengelus elus dadaku

"Gimana ya bu.... Takutnya pak ahmad curiga" ucapku beralasan

"Yaa... Malem dong jooookkkkk, kayak kemarin..." Ucapnya sambil elusanya berpindah merambat turun kebawah

"Gak bisa buu.... Joko takuuuttt....." Ucapku kembali beralasan

"Hhmmmmm.... Alasan aja kamu jok..... Yaudah deh ibu yang kesana, tapi kamu temenin ya.... Ibu juga takut...Hehehehe...." Cengengesannya

"Hmmm.... Siap bu tapi kapan?...."tanyaku

"Hmmm.... Kapan yaa???......ibu masih agak kepikiran jokkk...."ucapnya binggung

"Yaelah... Bu... Kan ibu dah tau kalo yang mergokin kemarin itu joko .... Masak masih kepikiran sih?..."

"Hmmm... Iya juga yaaa...hehehe...."jawabnya kembali ia cengengesan

"Yaudahh..... Nanti malem aja gimana bu??.... Jam 12an malam??" Jawabku nekat padahal saat hari kerja gini tak pernah aku begadang sampe tengah malem

"Ga terlalu larut jok??....gimana kalo jam 11 aja??"

"Ya terserah ibu jam berapa... Tapi jangan salahkan joko kalo nanti adanyang mergokin ibu" jawabku sedikit menakut nakutinya

"Yaudah iya dehh.... Terserah kamu..." Jawabnya kemudian kami berdua terdiam

Entah apa yang dipikirkan bu lastri namun yang jelas tangannya kini telah sampai di kemaluanku, jari lentiknya mengelus elus batangku yang sudah mengeras dengan lembut. Memang ibu satu anak ini memiliki sifat keibuan yang sangat kuat sekali namun sifat keibuan ini tak dapat menyingkirkan sisi binalnya yang entah sejak kapan sisi binal tersebut menguasai jiwanya.

"Ehh... Joko, kamu jangan bilang siapa siapa ya .... Soal kejadian jum'an malam kemarin...." Ucapnya memecah keheningan

"Hmmm...... Emangnya kenapa sih kalo joko bocorin ke orang orang?...ahhh...." Tanyaku sambil menikmati elusannya

"Ihhh.... Ibu malu jok......"

"Ehh.... Bukannya ibu sudah beberapa kali ya kepergok warga??....sampe sampe di juluki pelakor lagi hahaha...."

"Emm... Tapi ini beda jok...."

"Bedanya gimana sih bu?"

"Emm... Gimana ya jok ceritanya..... Hmmm... Selama ini kan suami ibu ga pernah bicara sama tetangga jadi ga tau kalo ibu di desa itu selingkuh dengan banyak pria, tapi saat kepergok yang terakhir suami ibu tau kalo ibu selingkuh dengan pria lain entah dari mana suami ibu tahu padahal suami ibu jarang akrab dengan tetangga" ucapnya panjang lebar

"Terus saat suami ibu melabrak ibu tiba tiba suami ibu kena serangan jantung jok... Ibu takut kalo suami ibu tau kalo ibu masih selingkuh, penyakit suami ibu kambuh lagi jok.."

"Hmm..... Iya deh bu... Tapi...."

"Tapi apa jok?....."

"Emmm... Joko mau doong kayak pak yanto hehehe..."

"Maksud kamu, kamu mau mesum gitu sama ibu?..."

"Iya bu..." Ucapku sambi mengusap usap batang kontolku yang mengeras akibat dari cerita bu lastri tadi

"Hmm... Kenapa sih jok kamu kok suka dengan ibu?..... Bukannya banyak ya jok cewek yang ngejar kamu?... Secara kamukan ganteng gagah lagi"

"Hmmm.... Tapi kan gaada yang kayak bu lastri hehehe.."

"Yaiya lah jok... Cewek ABG kok mau disamain dengan yang tua"

"Siapa bilang ibu tua?.... Ibu itu cantik dan montok..hmmm.... Sempurna deh kalo menurut joko hehehe...."

"Hmmm....nggak ah.... Nanti kamunya nyesel...." Tolaknya halus

"Hmm... Nggak bu sumpah, ibu aja menjadi khayalanku setiap onani kok.... Boleh ya bu...?" Bujukku lagi

"Hmm... Gini aja jok...kalo kamu berhasil nyembuhin ejakulasi dini kamu nanti ibu mau deh kamu ajak mesum . .biar kamunya semangat terapinya...gimana?"

"Hmm... Yaudah deh bu.... Itu air matanya diusap dulu, ga malu apa ? Lonte kok nangis..." Ledekku

"Ihh... Udah berani kurang ajar ya..."brugkk..." Kembali ia memukuliku

"Aduhh...... Ampun bu......." Ucapku kemudian ia berhenti memukuliku

"Hmmm..... Ini gimana nih terapinya??...." Tanya bu lastri

"Kalo bisa sekarang bu, 2x sehari hehehe..."

"Hmm... Yaudah deh... Kekamar ibu aja ya minyaknya juga ada dikamar..."

"Siap bu..... " Akupun pergi mendahuluinya kekamar bu lastri.

Didalam kamarnya kudapati kasur spon busa sangat empuk yang tergeletak ditanah "wahhh.... Kalo main disini enak nih... Gatakut timbul suara decitan hehehe....". "Brugg....." Aku banting tubuhku dikasur empuk tersebut, sambil tiduran aku melihat lihat seisi kamar tersebut terdapat lemari tua yang disampingnya terdapat meja rias, ya.... meja rias ini menunjukkan betapa rajinya bu lastri merawat dirinya.

Di meja rias tersebut terdapat beberapa bedak, masker hingga lulur yang di bungkusnya tertulis merk terkenal yang terbilang mahal bagi kalangan menengah sepertiku, namun tiba tiba pandanganku tertuju pada suatu foto yang terpajang dimeja rias tersebut. Sepertinya foto tersebut adalah foto pernikahan bu lastri dengan pak rahmat dulu.

Lama kutunggu bu lastri belum juga masuk juga keruang kamarnya akupun beranjak berdiri dan kudekati meja riasnya dengan tujuan untuk mengambil foto tersebut, kupandangi foto tersebut yang menampakkan wajah bu lastri muda yang masih terlihat imut imut bersanding dengan pak rahmat yang terlihat lusuh dan dekil, entah mimpi apa bu lastri mau dengan pak rahmat yang dekil ini.

Saat sedang asyiknya aku memandangi kecantikan bu lastri muda tiba tiba aku dikagetkan dengan suara bu lastri " lihatin apa jok?"

"Ehh... Ini bu, lihatin foto pernikahan ibu..." Ucapku

"Ohh....." Ucapnya sambil mendekatiku kemudian mengambil minyak zaitun yang bercampur make upnya yang berada di meja rias

"Hmmm..... Kalo diperhatikan wajah ibu manis juga ya hehehe.." ucapku sambil menatap lekat foto pernikahannya

"Hmmm.... Baru tau ya? Hahaha...."

"Hmm... Tapi sayang fotonya terlihat jelek gara gara ada suami ibu hehehe... Ibu kok mau sih sama pak rahmat?"

"Hmmm....bu dulu mah masih kecil jok.. gatau apa apa"

"Emang dulu ibu nikahnya umur berapa?..."

"Coba tebak aja difoto itu ibu umurnya berapa?"

"Emmm.... Kayaknya sih 18??"

"Salah..... Ibu dulu nikah umur 13 tahun"

"Hah .??!!...beneran bu?..."

"Ga percaya?... Masak imut gitu umur 18 jok?"

"Emm... Iya juga ya bu..."

"Makanya. .... Kebayang ga sih umur segitu sudah dipaksa nikah?...mana tau coba nikah itu apa...."

"Iya juga ya bu.... Hmm... Kalo cantiknya kayak gini mah jangankan satu bu lastri, empat bu lastri pun saya mau hahaha...."

"Hmm... Laki laki mah gitu jok....omongnya doang kayak kuat, tapi kenyataannya?...hmm...sudah lah"

"Wahh... Bau baunya nyindir joko nih" ucapku yang merasa sedikit malu

"Bukan gitu jok.... Sebagian besar laki laki emang gitu... Udah ah... Jadi gak nihh??"

"Jadi dong bu..."

"Kalo jadi gausah banyak omong..." Bruuugg...." Ia mendorong tubuhku hingga ambruk di kasur sponnya.

Setelah mendorongku kemudian ia mengangkangi pahaku dan menindihinya dengan pantatnya yang montok dan empuk. "Bruuugg...." . "Ahhhh......." Empuk pantatnya membuat batang kontolku mengeras dengan cepat hingga mengembung dari dalam boxerku dan berkedut kedut. Tanpa basa basi bu lastri langsung mendaratkan tangannya di gundukan keras di boxerku dan mengelus elus batangku tersebut.

"Ahhhh......ahhhh......" Desahku

"Enak ya di elus elus gini..." Ucapnya sabil terus mengelus elus batangku

"Ahhh....enak bu..."

"Ehh... Tapi jangan keras keras suaranya nanti rendi bangun" ucapnya lirih

"Iyaahh... Bu" ucapku tak kalah lirih

Lagi lagi tanpa basa basi ia mempelorotkan boxer dan celana dalamku secara bersamaan "sruutt...." "Tuiing..." Keluarlah batang kontolku yang tegak berdiri menantang nantang bu lastri, tanpa lama lama bu lastri pun langsung menggenggam kontolku dengan tangannya dan menuangkan minyak zaitun miliknya, dengan pelan ia mengurut urut kepala kontolku bagian atas

"Aduhh...aduhh... Geli buu..." Ucapku sambil nyengir

"Hmm.... Pantess.... Cepet keluarnya, orang kamunya gelian sih.."

Ia memundurkan badannya hingga memeknya pas di jari kakiku, sambil mengurut urut kepala kontolku ia gesek gesekkan memeknya maju mundur. Tak mau kalah akupun menggerak gerakkan jempol kakiku yang sedari tadi menggesek memek bu lastri agar bu lastri merasakan kenikmatannya "ahhh.... Gitu jokk.... Enakkk......" Ucap bu lastri sambil terus mengurut urut bepala batang kontolku

"Ahh.... Badan ibu dekatin kesini aja bu..." Suruh ku

Dengan sigap bu lastri mengubah posisinya yang tadi menghadapku kini membelakangiku dengan pantat yang montok menungging tepat diatas dadaku. Aku ingin mempraktekkan gaya 69 yang ada di video porno yang selalu aku tonton setiap hari namun bukan saling jilat melainkan hanya saling kocok saja karena aku baru pertama kali ini dihadapkan selakangan wanita dengan sedekat ini. Sebelumnya memang aku sudah pernah melihat bagaimana bentuk vagina wanita yang tak lain adalah dari bu lastri dan bu lilis namun tidak sedekat ini.

Karena penasaran ingin memainkan lubag vaginanya akupun menarik celana dalamnya hingga terlepas dari tubuhnya dan terpampanglah belahan memek bu lastri yang dipenuhi bulu jembut tersebut. Aku amati memek tersebut ternyata tak ada sedikpun terlihat bercak bercak berwarna hitam ataupun kecoklatan melainkan berwarna putih yang kemerah merahan di tengah tengah belahan memeknya. "Wahh... Lebih indah dari bu lilis....." Pikirku

Saat melihat memeknya yang dipenuhi bulu aku teringat dengan suatu artikel yang menjelaskan tentang cara membuat wanita puas saat berhubungan intim. Bisa dibilang aku sudah hafal cara cara bercinta hanya saja aku belum pernah melakukannya dikehidupan sehari hari. Sebelum kupraktekkan hasil dari kuliah diinternet tentang perngentotan, terlebih dahulu aku ingin menikmati bagaimana aroma memeknya yang indah ini.

"Mpsssshhh.....aaahhhhhh........" Seperti dugaanku bau memeknya tak begitu menyengat bagiku.

"Juihhh........." Ludahku membasahi memeknya yang kemudian menetes ke dadaku

Kemudian akupun meraba raba dan mengelus elus memeknya, rimbun bulu jembutnya tak membuatku tidak bisa menikmati indahnya bentuk dari memeknya yang meninggalkan kesan empuk saat pertama kali tanganku menyentuhnya. sambil meraba raba memeknya aku mencari daerah pust rangsangannya yang bernama critoris, kucari cari clitoris tersebut diarea atas memeknya, saat aku menyentuh klitorisnya yang berbentuk bulat kecil sedikit lonjong bersamaan pula tubuh bu lastri bergetar bak disengat listrik. "Ahhh...." Mengetahui bu lastri yang sepertinya keenakan saat ku sentuh klitorisnya akupun menggesek gesekkan jariku memainkan clitorisnya.

"Aduuhh... Aduuhh...aduhh.... Geli jok..."

"Kan.. ibu juga gelian..." Ledekku sambil terus menggesek gesekkan jariku di clitorisnya

"Ahhh... Kan beda jookk....aasshh... Kalo.. perempuan gelian mah... Enak naklukinnya...ahhhahaha..." Ucapnya sambil terus mengurut urut kepala kontolku

"Ahh... Iya juga ya bu.... Emmm.....ahh.... Sambil dikocok pelan dong bu.." bu lastripun menurutiku, ia mengocok pelan batangku sambil mengurutnya.

Kini aku mulai menaikkan ritme gesekanku sehingga membuat pantatnya bergerak tak beraturan "aduuh... Aduhh.. jokk..... Aduuuhh ....". Namun tiba tiba aksi kami sedikit terganggu akibat dari suara seseorang dari luar

"Buukk...ibukkkk...... " Suara tersebut yang tak lain adalah suara rendi

Mendengar suara tersebut bu lastri terdiam, dan dengan gugup ia menyahuti suara tersebut "i...iiyaa... Ada apa..." Namun dengan sengaja aku mencoba menusuk nusukkan jariku menerobos memeknya "sluppp...." Memek tersebut terasa berkedut kedut seperti menyedot nyedot jariku. Bersamaan dengan tusukan jariku bi lastri berteriak keenakan "ahhhhh.........."

"Ibuk lagi apa ?... Ibu udah sarapan?" Tanya anaknya curiga

"Bentar jokk..ihh... " Ucap bu lastri lirih kemudian menyingkirkan jari tanganku yang menusuk nusuk lobang pipisnya namun aku malah semakin berani, kupegangi tangannya yang tadi menyikgkirkan tanganku kemudian kembali kutusukkan lagi jari jariku menggunakan 3 jari sekaligus yaitu jari telunjuk, tengan dan jari manis agar lebih kencang ia mendesahnya.

"Ahhhhh......" Benar saja desahannya sedikit lebih keras, mungkin anaknya yang diluar toh anaknya juga sudah tau gimana kenakalan ibunya

"Gak...ngapa ngapain nak...aahh...kamu makan aja..aahh duluan... Ibu nanti nyusul...oohhh...."

"Hihihihihi...." Aku cekikikan melihat bu lastri yang ngomong sambil menahan desahannya

"Aduuuhhh.... Jokkk..... Kamu apa apaan sihh...ahh...." Ucapnya seperti marah namun suaranya ia pelankan

"Hihihi..." Lahi lagi aku hanya cekikikan melihat tingkahnya

"Kok malah ketawa sihhh..... Nihh rasain....rasainn...."

"Plok...plok...plok....plok....." ia menggenjot genjotkan pinggulnya tiga kali yang ia posisikan tepat diwajahku kemudian ia benamkan dalam dalam wajahku di tengah tengah selakangannya hingga hidungku sulit bernafas karena wajahku tepat mengenai belahan memeknya. Saat membenamkan wajahku di selakanganya, ia juga tak jarang untuk menggoyang goyangkan pinggulnya.

"Emmmppppp........" Sebenarnya jijik juga menjilati memek bu lastri namun karena sudah terlanjur memeknya sudah menekan nekan mulutku maka akupun membuka lebar mulutku dan mengeluarkan lidahku kemudian lidahkupun menari nari membelah lubang memeknya. Karena pinggulnya yang bergerak gerak akupun menahannya dengan keduatanganku sambil meremas remasi pantatnya yang aduhai semoknya.

"Ahhhhh....jokooo... Kamu apain......."desahnya lirih

"Plakkkk......" Sebuah tamparanku mendarat di pantatnya yang membuat pantatnya timbul bercak bercak merah sangat terlihat karena kulit bu lastri yang sangat putih tanpa noda sedikitpun. Tamparan itu pun membuat pinggulnya naik tidak lagi menekan nekan wajahku

"Aduhhh.... Kamu kok bandel banget sih jok....!!!???..." Bentaknya denhan nada pelan.

"Hihihihi......"Niat hati menghukumku malah bu lastri sendiri yang belingsatan

Baru tadi aku merasa jijik saat aku pertama kali melihat dari dekat memeknya yang rimbun akan bulu jembut kini malah membuatku ketagihan untuk kembali menjilatinya. akupun menurunkan lagi pinggulnya supaya aku bisa lagi menjilati memeknya, kali ini aku sendiri yang memposisikan pinggulnya yang pastinya kuposisikan pinggulnya tidak dapat menghambat udara yang masuk dihidungku.

"Srupp...srupp..srpp...."

"Ahh...ahh....ahhh....aduh.. jok..aduhh...aahhh...." Rancau bu lastri yang sedikit pelan

"Plakk...plakk....." "Ahhh.....aduuuhhh....." Suara rancauan dan suara tamparanku pada pantatnya yang empuk

"Aduuuhh jok..... Jangan keras keras...aahhh... Nanti rendi tau..." Protesnya

"Sruuppp.....sruuuppp..." "Plakk...plakk..." Tak ku hiraukan ocehannya

Tak henti hentinya aku jilati bahkan menyedot memeknya, sementara itu dibawah sana bu lastri sedang mengurut urut kepala kontolku dan mengocok batangnya dengan pelan pelan. Kali ini kira kira waktu sudah berjalan selama 8 menit sedangkan batang kontolku sudah menunjukkan rasa geli yang amat kuat namun aku berusaha mengontrol pikiranku sesuai instruksi dari artikel yang aku baca. Kualihkan fikiranku dari memikirkan masalah hidup hingga ke rumus rumus matematika, sungguh lucu memang namun gimana lagi itu semua harus aku lakukan untuk memperbaiki kejantananku.

Ternyata upaya yang aku lakukan berhasil, rasa geli yang aku rasakan kini mulai berkurang tapi, situasi tersebut tak berlangsung lama walaupun sudah semaksimal munngkin aku mencoba mengalihkan perhatianku tapi batang kontolku tak dapat menahan gejolak lahar panas yang tersimpan dalam batangku hingga akhirnya muncratlah pejuhku membasahi wajahnya yang binal tersebut.

Crooot.....

Crooott...

Crooott...

"Aduuhh... Jok, kan sudah ibu bilang kalo mau muncrat bilang bilang dong, wajah ibu jadi basahkan"

"Aaaaahhhhhh........ Maaf buu....ahhhh....." Begitulah yang dapat kuucap dikala lemas menikmati sisa sia ejakulasi ku

"Iihh.... Gitu mulu kamu jok...hmmm..... Gimana??.... Berapa menit tadi?...." Tanya bu lastri sambil beranjak bangun

"Eemmmm..... Bentar.... Kira kira 9 menit bu..... '" ucapku sambil melihat jam di HP ku

"Ahhhhhh....... "Memang aku menikmati puncak ejakulasiku namun bagaimana dengan bu lastri?.... Aku sangat faham sekali kalo bu lastri ini tak sedikitpun merasa puas terbukti dari tatapan wajahnya dan gerak tubuhnya bahkan jari jarinya masih mengelus elus memeknya. Bagaiman dengan kontolku?..... Tubuhku memang lemas tapi itu semua tak berlaku bagi kontolku, apalagi saat ini kontolku disuguhkan dengan tindakan bu lastri yang sedang duduk ngangkang sambil mengelus elus memeknya.

Melihat bu lastri yang duduk ngangkang sambil mengelus elus memeknya membuat jiwa mudaku kembali berkobar, aku beranjak dari tidurku kemudian berdiri menghampirinya yang masih duduk di kasur. Kupegangi kedua pundaknya dengan sedikit dorongan bu lastri pun ambruk terlentang "kamu mau apa jok??..... Kamu ingat perjanjian kita kan?" Ucap bu lastri mengingatkanku namun karena nafsu yang menguasai jiwaku, aku tak lagi mendengarkannya.

Kedua tangannya kuarakkan keatas kepalanya kemudian kupegangi tangan tersebut dengan tangan kiriku kemudian dengan terburu buru tangan kananku mengarahkan batang kontolku kememeknya kemudian kugesek gesek keatas kebawah mengikuti belahan memeknya namun tak kusangka saat aku hendak memasukkan kepala kontolku tiba tiba aku dikagetkan dengan sebuah tendangan kaki yang mendarat di perutku hingga aku terjengkang kebelakang, tendangan tersebut berasal dari kaki bu lastri yang berontak melepaskan terkamanku, "brakk.... Gubrakk....." Aduh........." Ucapku kesakitan.

"Kamu apa apan sih..... Kan sudah ibu bilang nanti kalo kamu udah sembuh.... Kamu gak sabaran amat sih..." Ucapnya sambil berdiri dan merapikan pakaiannya.

Setelah merapikan pakaiannya bu lastri duduk terdiam dikursi depan meja rias, dengan rasa bersalah aku mendekati bu lastri yang bertujuan untuk meminta maaf pada bu lastri "emm... ma.. Maafin joko ya bu soal tadi... Joko gabisa ngontrol nafsu, bu." Pintaku. Lama ia tak menjawab hingga pada akhirnya ia berdiri dan dengan nafas yang terlihat berat ia berkata "hmmmmm..... Iya udah gapapa... Ibu ngerti kok... Hmm... Yaudah kamu pulang aja dulu nanti kami kesini lagi...."

"Hmmm.... Iya bu...."

"Yaudah bentar ya ibu lihat situasi dulu" bu lastripun keluar kemudian berapa detik kemudian terdengar suara gemricik air yang berasal dari kamar mandi "byuuurrr.......byuurr...." Suara itu dibaringi dengan masuknya bu lastri kedalam kamar "udahh... Kamu keluar gih mumpung rendi di kamar mandi" suruh bu lastri

"Iya bu........" Jawabku kemudian berlalu pergi.

Aku berjalan menyusuri jalanan yang sedikitnya sudah tersentuh pembangunan, kulihat handphone ku ternyata jam sudah menunjukkan jam 8 lebih akupun mempercepat langkahku untuk pulang kerumah. Sesampainya dirumah aku langsung bergegas untuk mandi untuk membersihkan badanku dari keringat habis olah raga walaupun nanti akan keringatan lagi soalnya aku harus bekerja panas panasan di atas rumah pak bowo.

Selesai mandi aku masih bersantai santai takku hiraukan waktu yang sudah menunjukkan hampir jam 9 yang berarti hampir satu jam aku terlambat. Saat santai tersebut aku tiduran dikasur tempat tidurku, disana pikiranku masih membayangkan bagaimana hangat dan nyamannya batang kontolku saat kugesek gesekkan pada belahan vagina bu lastri yang rimbun akan bulu tersebut.

"Bagaimana yaa caranya biar bu lastri mau ngentot denganku....hmmmm...." Saat itu juga aku memikirkan cara supaya aku bisa menikmati memeknya

Saat sedang asyik asyiknya aku menyusun strategi tiba² pikiranku dikacaukan dengan suara handphone yang bunyi saat kulihat ternyata terdapat panggilan masuk yang entah dari siapa bangilan masuk tersebut karena kudapati dihandphone hanya tertulis nomor saja.

"Halo... Ini siapa ya?..." Ucapku membuka pembicaraan

"Bu lilis jok... Kamu dimana ya kok tumben belum kesini?..."

"Ohh iya bu maaff.... Ada keperluan mendadak, ini baru selesai... Joko juga mau kesana kok bu.." ucapku berbohong

"Ohh.... Yaudah kalo gitu.." tut...tut...tut..." Suara sambungan ditutup. Dengan berat akupun mengangkat tubuhku kemudian aku bergegas pergi kerumah bu lilis.

Sesampainya dirumah bu lilis aku disambut dengan celetukan rekan kerjaku yang bermaksud untuk bersenda gurau, "wahhh.....si bosnya baru dateng nih pak tono..." Ucap salim

"Iya lim.... Bos mah bebas hahahaha...." Celetuk pak tono

"Kalo jadi bos mah... Saya aminin ajah deh pak mudah mudahan terkabul hehehe...." Ucapku malah berdoa

"Ehh...ehh...ehh... Saya juga mau dong hahahaha..." Timpal pak tono

"Mau dikasih apa pak tono kok mau mau..." Sahut bu lilis tiba tiba keluar rumah memakai daster sepaha khas ibu ibu berwarna putih yang bercorakkan daun warna hitam.

"Ini lis, si joko katanya pengen jadi boss..... Kalo jadi bos mah saya juga mau" jelas pak tono

"Waduhh.... Kalo joko mah masih mungkin pak karena masih muda masa depan masih cerah, tapi kalo bapak? Duuuhhh, maaf ya pak.... Emmm... Bapak tau sendiri lah hehehe...." Kelakar bu lilis yang di lanjut dengan tawaku dan cak salim

"Wahhh....maksud kamu, Kamu ngeledek saya ya lis??.... Biar badan tua tapi semangat masih muda loh, masih kuat dan tahan lama mestinya hahaha..."

"Lohh...loh.. sebenarnya ini bahas apa sih? Kok ada kuat dan tahan lama segala... Ga nyambung kali pak...."ucap bu lilis

"Ya kalo muda kan satu paket dengan kuat tahan lama hahahaha....." Ucap pak tono yang semakin mesum

"Ada ada aja sih pak tono...... Situ emang tahan lama? Atau jangan jangan udah ga bisa berdiri, Ehhh... Pak tono kan udah tua ya.....hihihi..." Ledek bu lilis

"Wahh.... Belum tau kamu lis" nampak pak tono mulai salah tingkah sedangkan wajahnya sedikit memerah

"Ahh...sudah sudah, saya masuk dulu...." Ucap bu lilis menutup pembicaraan kemudian berlalu masuk kedalam

Setelah pembicaraan tadi kami melanjutkan pekerjaan kami namun entah kenapa tingkah pak tono dan salim kali ini sungguh aneh terlebih setelah ia di ledek bu lilis yang dapat ku terjemahkan kalo ledekan tersebut menjerumus ke kejantanan pria, walaupun kurasa tadi cuma gurauan sih.

Kuamati gerak gerik pak tono dan salim yang mencurigakan terutama saat kupergoki mereka sedang berbisik bisik, entah apa yang sedang mereka bicarakan tapi yang pasti mereka sedang membicarakan sesuatau yang tak boleh ada satupun yang tau selain mereka berdua.

"Kalian sedang ngomongin apa sih??...." Tegurku

"Ehhh.... Itu jokkk.... Anuuu.... Masalah anu jok hahaha...." Entah apa maksud dari perkataan pak tono namun biar rasa curigaku tak semakin dalam maka aku artikan saja kata anu adalah suatu benda yang sangat vital hehehe.....

"Owalah.. yaudah kalian lanjut saja"

..........

"Sruppp....Ahhhhh..... Segarrr...."

Ku minum es yang di sediakan bu lilis di ruang tamu sambil beristirahat setelah 3 jam berjibaku panas panasan diatas rumah bu lilis, saat ini kira kira sudah jam 12 waktunya istirahat atau didesaku biasanya disebut (laut). Setelah kurasa rasa capekku berkurang akupun pamit kepada rekan kerjaku yaitu pak tono dan salim.

"Saya pamit dulu ya pak..."

"Iya...." Jawab pak tono dan salim bersamaan. "Ehh, tapi tumben ya pak tono dan salim pulangnya belakangan ?" Pikirku

Tak mau ambil pusing akupun berlalu pergi menjauh dari rumah bu lilis, aku berjalan kaki menyusuri jalanan yang sedikit sepi karena jam dua belai ini biasanya masyarakat desa memanfaatkannya untuk tidur dirumah. Sesampainya dirumah akupun baru tersadar bahwa handphone yang biasanya aku simpan disaku boxerku kini tidak ada.

Akupun berbalik arah dan berjalan pelan menyusuri langkah kakiku tadi sambil mataku sibuk mencari cari disekelilingku hingga langkah kakiku mengarahkanku kembali dirumah bu lilis. Saat sampai dirumah bu lilis aku merasa aneh "lohh... Sepeda pak tono kok masih disini?...tapikok orangnya gaada diruang tamu?..." Dengan curiga akupun mengendap endap memasuki rumah bu lilis, saat diruang tamu kudapati hpku tergeletak diatas mejakemudian akupun mengambilnya namun saat hendak pergi aku dikagetkan dengan suara seseorang.

"Kalian mau apa?...." Tanya seorang wanita yang tak lain adalah bu lilis.

akupun melanjutkan langkahku masuk kedalam rumah hingga sampai diruang keluarga aku melihat pak tono sedang menindihi bu lilis yang tidur terlentang kasur spon menghadap tv. Disana juga terdapat salim yang sedang berdiri tegak membelakangiku atau yang tepatnya menyaksikan bu lilis yang sedang ditindih dengan badan kurus pak tono.

"Diam kamu,.." gertak pak tono sambil mencengram lengan bu lilis

"maksud kamu tadi apa ngomong kalo saya udah ga bisa berdiri lagi ha?" Gertak pak tono

"Udahhh.... Garap aja pak..." Sela salim

"Wah wah wah... Sudah ga bener nihh...." Pikirku, dengan geram akupun ingin melabrak mereka berdua.

"Woyyy.... Kalian berdua lagi apa??...."

Mendengar perkataanku mereka berdua terlihat kaget dan dengan reflek mereka berdua menoleh kebelakang menghadapku, terlebih pak tono yang setelah mendengar teguranku ia langsung berdiri tegak melepaskan cengramannya pada lengan mulus bu lilis "ehhh joko" ucap mereka bersamaan.

mengetahui kalau sudah terlepas dari cengraman pak tono, bu lilispun beranjak dari tidurnya dan dengan berlinang air mata bu lilis berlari kekamarnya dan mengunci pintunya rapat rapat, ia meninggalkan kami bertiga yang masih diselimuti ketegangan.

Nampak pak tono memasang badan dan dari wajahnya terlihat ingin menantangku namun wajah pak tono berbanding terbalik dengan salim yang seperti patung yang berwajah pucat. Dengan melangkah seperti orang yang sedang marah pak tono mendekatiku, namun bodohnya aku hanya diam seperti orang polos hingga tanpa sadar satu tendangan mendarat di perut bawahku yang sedikit mengenai senjataku.

"Bruuuggkkkk....."

"Aduuuhh.... Jancokkkk....."Saking kagetnya dengan tendangannya hingga keluar lah kata kata khas yang entah apa artinya.....

"Aduhh..." rintihku sambil merunduk memegangi perut bawahku.

Karena tak terima dengan perlakuannya akupun mengambil ancang ancang untuk melawannya "bruuuggkkk. ...." Satu tinjuanku mengenai pipinya bagian kiri yang membuatnya kelabakan hingga hampir saja ia kehilangan keseimbangan. Tanpa membuang buang waktu akupun langsung mencengram kerah bajunya dan mengangkatnya hingga wajahnya sejajar dengan wajahku.

"Maksudmu apa cokk...." Ucapku yang saat itu pula hilang rasa hormatku padanya.

"Sudah sudah jok..... " Lerai salim sambil tangannya berusaha memisahkan kami berdua.

Saat itu pula aku tersadar dengan perlakuanku dan kulihat wajah pak tono yang tadi terlihat garang kini terlihat pucat. Dengan kasihan akupun melepaskan cengramanku dan menyuruhnya pergi dari tempat ini "yaudah pergi kalian dari tempat ini.." gertakku. Sambil memegangi pipinya pak tono pun bergegas pergi meninggalkan tempat ini dan disusul dengan salim yang mengikutinya dari belakang.

"Aduuuuhhh.... Sakit juga ya...." Rintihku sambil kembali memegangi perut bawahku. Namun saat sedang merintih kesakitan aku dikagetkan dengan suara seseorang.

"Hi...hi...hi...hi..." Terdengar samar samar suara bu lilis yang menangis didalam kamarnya.

"Waduhhh.... Kenapa nih bu lilis" pikirku yang mengawatirkan keadaanya. Akupun mendekati pintu kamarnya dan memasang telingaku tajam tajam, "hi..hi...hi..." "Waduuhh... Suaranya makin keras..."

"Tookk...tok....tok... Buu... Ibu gpp kan?" Tanyaku memastikan keadaanya.

"Hii...hii...hii..." Suara tangisannya semakin keras.

"Buu, Bu lilis.... Buu.. buka pintunya bu... Mereka udah pergi..." Ucapku lagi yang ternyata mampu membuat tangisnya berhenti

Tak berapa lama aku menungguinya di depan pintu rumahnya, ia membuka pintu kamarnya dan dengan kagetnya aku tiba tiba bu lilis memeluk tubuhku entak apa tujuannya. "Sleppppp....... aaahhhhhhh......" Hangat dan empuk tubuhnya seketika menghilangkan rasa nyeri perut bawahku untuk sementara. "Sruuuppp.......ahhhhh......" Harum bau tubuhnya yang menusuk hidungku.

"Hi...hi...hi...hiiii...." Tangisnya sesenggukan sambil badannya ia benampakan di dada kiriku,

Nafsu dan rasa malu bercampur aduk menjadi satu, apa yang harus aku lakukan? Kucoba menjauhkan badanku dengan mendorong tubuhnya namun pelukannya semakin erat, "aduuuuhhhh...... Payudaranya itu looohhh ahhhhhh ga nahan, sungguh aneh baru kali ini aku merasakan bagaimana empuknya payudara padahal udah beberapa kali aku mesumin bu lastri tapi aku tidak kepikiran untuk memegang payudaranya walaupun memeknya sudah pernah aku jilatin.

"Hiii....hiii...hiii...hiii... Ammpp blupppmmm...." Ucapnya tak jelas karena wajahnya ia benamkan di dadaku, tak mau diam saja akupun membelai belai rambutnya untuk menenagkannya.

Bangsat.... halus banget rambutnya, mpsshhh....aahhhh..... " bau rambut, parfum dan bau tubuhnya bercampur jadi satu menjadikan bau yang begitu khas, saat ia berada didekapanku aku mencari cari kesempatan dengan menciumi rambut rambut halusnya, bahkan tubuhku kurendahkan hingga kepalaku mencium lehernya "mpshhh.....aahhhhh.... Ganahan ....."

"sudah bu.... Tenang, ibu aman kok sama joko" ucapku sambil membelai rambutnya yang halus, ucapanku tersebut membuat bu lilis menghentikan tangisnya

Setelah kurasa bu lilis sudah mulai tenang, akupun mencoba kembali mendorong tubuhnya walaupun nafsuku masih menginginkan tubuhnya mendekatiku, setelah ia mau menjauh dari tubuhku akupun mengajaknya untuk duduk dikasur spons ruang keluargannya.

"Sini bu, ibu duduk dulu..." Iapun menurut saja " bentar ya bu, saya ambilin minum dulu" ucapku kemudian berjalan dengan sedikit tergopoh gopoh mengambilkan air putih yang ada di dapur dan menuangkannya kegelas kaca kemudian akupun kembali keruang keluarga untuk memberikannya kepada bu lilis.

"Ini bu diminum dulu " akupun kembali duduk disapingnya

"Glek ..glek...glek...ahhhh..." Setelah itu kami berdua saling diam sedikit lama, akupun tak tau apa yang harus aku lakukan maka kuputuskan saja untuk berpamitan kepada bu lilis.

"Bu.... Joko pamit dulu ya?"

"Ehhh.... Jangan jangan jangan.... I..ibu ta..kut" sergap ibu menggenggam erat tanganku

"Aaahhhhhh...... Kulit tangannya halus banget..." Pikirku yang sudah diselimuti nafsu. Akupun memutuskan untuk bertanya tenteang apa yang terjadi tadi.

"Hmmm.... Gimana kejadiannya tadi? Kok ibu bisa di tindihin pak tono?" Tanyaku yang kini gantian aku yang menggenggam tangannya.

"Ga tau, tadi kan i..bu la..gi e..nak enak ti..duran sam...bil nonton tv, ti..ba tiba si...tua itu mende...kat dan nindihin ibu" ucapnya sesenggukan

"Ibu ada masalah apa dengan pak tono?" Kini kuberanikan tanganku mengelus elus rambutnya.

"Katanya..si soal u..capan ibu tadi, paass.... Kamu ba.*** dateng ta...di"

"Emm... Yang mana ya?...."

"I..tuu.... Pas i...bu ngeledek dia tua dan seterusnya itu... Pas, ka..kamu baru datang itu lohh..."jelasnya

"Ohh... Bukannya ibu tadi cuma becanda ya?.." tanganku semakin menikmati halus rambutnya bahkan kini memijat mijat leher belakangnya

"Tau tuh .... Pake ngancem bunuh segala lagi" ucapnya kini sedikit terdengar lebih tenang

"Hmmm..... Terus ibu sekarang rencananya mau gimana?.." tanyaku

"Ga tau jok.... Ibu juga masih trauma jok... Kamu disini aja ya jok, nunggu anak ibu pulang sekolah... Ibu takuutt...."pintanya

"Iya buu... Udah ibu gausah takut, ada joko disini..." Ucapku yang sok melindungi ini dibalas dengan pelukan hangat kembali, kali ini pelukan tersebut membuatku benar benar kaget karena kali ini bu lilis memelukku saat ia dalam keadaan sadar bukan karena ketakutan seperti tadi.

"Maaf bu.... Takutnya nanti ada orang yang masuk.." ucapku mau tak mau harus melepaskan pelukanku karena takut ada orang yang masuk dan melihat perbuatan kita yang sedang berpelukan, bisa bisa kacau.

"Ehh iya... Maaf jok..."

"Iya bu gpp.... Kalo diteruskan juga gpp...hehehe...." Candaku

"Ihh...apa sih jok...." Ucapnya memukul lenganku

"Hmmm.. bentar ya bu, saya mau minum dulu.." izinku, baru saja mau berdiri tiba tiba nyeri di perutku timbul kembali "aduuuuuhhh....aahhhgkk..." Ucapku sambil memegangi perut bawahku atau tepatnya sekitaran batangku.

"Ehhh.... Kamu kenapa..." Tanya bu lilis sedikit panik

"Aduuuhhh.... Perut joko sakit bu....ahhh.."

"Loh..loh... Perutnya kenapa kok tiba tiba sakit..?"

"Ahhh... Itu bu, ...ta...tadi ditendang pak tono aahhh...."

"Apa??.... Kurang ajar bener ya si tua itu, biar aja besok biar suami ibu yang urus.."

"Aduuhh.... Gausah bu, tadi juga udah joko tinju kepalanya sampe hampir jatuh.."

"Hmmm.... Bagian mana jok yang sakit?.."

"I...ini..bu" ucapku sambil menunjuk batang kontolku.

"Hah... Itu jok??..... Waduh, itu kan masa depan kamu jok..."

"Ahh... Iya bu"

"Kalo nanti ada masalah dibagian masa depan kamu gimana jok?.... Wahhh... Ibu ga bisa bayangin, ayo .. kita kedokter aja jok" ucapnya yang panik

"Waduh gausah bu, joko ga papa kok bu, cuma nyeri doang kok "

"Kamu jangan ngeremehin itu jok, kalo gak bisa berdiri kami sendiri yang nyesel looh..."

"Waduhh..." Ucapku spontan, "apa iya ya? Ohh tidak tadi aku di peluk bu lilis siotong berdiri ga ya?? Waduhh.... Saking enaknya dipeluk obyek onaniku sampe sampe Aku ga merhatiin apakah siotongku bisa bangun atau tidak" pikirku

"Udahh Bu gausah, gakpapa kok bu.."

"Yaudah kalo gitu, coba ibu tes dulu itu kamu bener bener masih bisa bangun apa tidak..."

"Waduuuhhh... Gimana bu caranya?"

"Yaa... Gimana ya?...coba kamu bayangin yang enak enak biar itu kamu bisa berdiri.." jawabnya

"Mikirin apa ya bu...?" Tanyaku sambil memikirkan sesuatu

"Ya apa gitu yang biasanya bisa buat itu kamu berdiri?..."

"Emm... Apa ya??...emmm.. itu bu,... Maaf ya bu,... Biasanya siotong joko bisa berdiri ka...kalo bayangin i...ibu" ucapku ragu ragu

"Hah??.... Maksud kamu?... Saya?..."

"I...iya buu.... Ehh..Ibu jangan marah ya"

"Ahh... Ada ada aja kamu, yaudah kamu bayangin.. cepettt.... Ehh...ehh..ehh... Bayangin apa dulu nih..???"

"Emmm.... Ya bayangin emmm....pokoknya.. Itu lah bu " ucapku malu malu

"Hmmm..... Serah kamu lah.... Ehhh???!!... Mana coba? Kok belum bangun bangun"

"Waduhh... Iya juga" ucapku kini aku sedikit panik karena batang kontolku tak mau berdiri seperti sebelum sebelumnya, bahkan hanya melihat bu lilis saja membuat batangku meronta ronta. "Atau jangan jangan benar ya perkataan bu lilis????...." Pikirku, hingga kemudian muncul otak gilaku untuk memuaskan hasratku.

"Eemmmm..... Coba ibu deh yang bangunin..." Suruhku. "Bangunin gimana maksud kamu??" Tanyanya bingung

"Emm... Maaf ya bu, Coba ibu pegang dehh..." Ucapku gila.

"Apa...?... Kamu gila ya...?.. ibu kamu suruh megang itu kamu?..." Ucapnya kaget

"Cuma Sekali ini aja kok bu..." Tawarku "hmm... Iya deh..."

Bu lilispun ragu ragu antara mau memegang atau tidak, terbukti tangannya kadang ia jauhkan kadang juga ia dekatkan hingga beberapa kali namun akhirnya ia pegang juga batang kontolku, ia memegangnya sambil meremas batang kontolku namun hanya sebentar kemudian ia tarik lagi tangannya.

"Nihh... Udah" ucapnya

"Ahhhhh.... Kurang lama bu.... Kalo bisa dielus elus juga boleh hehehe...." Ucapku namun di balas dengan pelototan tajam matanya.

Walaupun bu lilis mempelototi ku dengan tajam namun bu lilis mau menuruti kataku, bisa dikatakan ia malu malu tapi mau hehehe... Ia mendekatkan tangannya lagi kebatang kontolku yang jumbo kemudian ia megelus elusnya manja, namun anehnya batang kontolku tak kunjung tegang sehingga membuatku membayangkan yang aneh aneh.

"Mana ??... Belum berdiri juga kan??... Yaudah.. kita kedokter sekarang!!!!" Suruh bu lilis

"Hah???!!..." Dengan panik akupun menurunkan boxerku dan celana dalamku hingga terpampanglah batang kontolku yang hitam dan besar namun lemas dihadapan bu lilis. "Hah??!!..." Ucap bu lilis tak kalah kaget entah karena kagum dengan ukurannya atau karena kenekatankku menunjukkan batang besarku dihadapannya.

Aku memeriksa batangku untuk memastikan batangku tak mengalami lecet sedikitpun dengan cara menolehkannya kekanan kekiri. Saat kurasa sudah semua aku periksa ternyata tak ada sedikitpun yang lecet. "Ahhh... Gaada yang lecet kok bu..." Ucapku.

"Kan bisa aja gangguan di sarafnya jok!!..."

"Waduh iya juga ya bu..... Ahhh, gamungkin bu... Coba ibu pegang lagi deh..." Ucapku kemudian langsung menarik tangannya untuk mendekati batang kontolku lagi

"Cek..".."Nih udah ibu pegang" ucapnya

"Ahhhh..... Halus buu....ooohhh" ucapku spontan yang kemudian tangan bu lilis yang satunya ia pukulkan di wajahku "plakkk..."

"Aduhhh....hehehehe... Coba ibu kocok deh...hehehe...." "Wahhh...dasar gak tau diri " pikirku sendiri

"Nih ibu turutin deh.... "

"Ahhhh.... Ooohhh...." Bangsat emang, kocokannya sangat nikmat sekali. Dan baiknya lagi berlahan batang kontolku membesar karena kenikmatan yang diberikan oleh bu lilis.

"Aduuuuhhh bu.... Sudah sedikit keras hehehe...."

"Wahhh... Iya ya... Sukur deeh kalo gitu"

"Ibu kocok terus dehh...aahhh.... Enak bu" rancauku

"Hmmm...dasar"

Tak berapa lama batang kontolku yang tadi susah berdiri kini mengeras dengan kencang sekencang kencangnya, namun bu lilis malah menghentikan kocokannya dan melepaskan genggamnanya pada batang kontolku, "wahhh.... Gimana ini supaya bu lilis mau mengocok batang kontolku lebih lama!!" Pikirku mencari cari cara

"Ternyata dugaan ibu salah" ucap bu lilis

"Aduuuhhhh... Aduuuhh..." Rintihku pura pura kesakitan.

"Waduh kamu kenapa lagi??" Tanyanya kebingungan lagi

"Aduuhh... Gatau bu... Saat otong joko mengeras kok sakit ya..."

"Hmmm... Mungkin effek tendangan tadi ya??" Duga bu lilis

"Mungkin bu...aduhhh....emmm.... Ibu punya minyak zaitun gak??"

"Emm ada kayaknya... Buat apa?" Tanyanya bingung

"Emm.... Ibu bisa bantu ngurut otong joko gak bu?? Kalo ga mau juga gpp.... Aduuuuuuhhhhhhh..." Ucapku yang semakin histeris

"Emmm.... Bisa jok tapii... Emmm... I..iya deh ibu ambilin minyaknya dulu"

"Yesssss....." Ucapku dalam hati. Berhasil juga aku menjebak bu lilis hehehe.... Ahhhh tak kusangka dan tak kurencanakan hingga aku bisa sejauh ini, tak kurencanakan kalo aku sampe bisa memamerkan besarnya kontolku kepada wanita obyek fantasiku, bahkan sebentar lagi dia akan mengurut batang kontolku yang artinya ia juga akan memegang dan meremas remas batang kontolku.

Ahhh.... Terimakasih pak tono berkat engkau aku bisa mendapatkan service dari wanita setengah baya yang menjadi obyek onaniku bahkan berkat engkau pula aku bisa seakrab dan seintim dengan bu lilis, ahhh.... Sungguh sungguh suatu tendangan yang penuh kenikmatan hehehe, jadi merasa bersalah deh dengan pak tono karena aku malah meninjunya sedangkan ia memberikan suatu tendangan kenikmatan hehehe....

Saking sibuknya aku melamun membayangkan yang aneh aneh, aku tak menyadari kalo bu lilis wanita idamanku kini udah duduk disela sela kakiku yang lurus mengangkang, akupun merebahkan badanku hingga tertidur sedangkan batang kontolku masih berdiri dengan tegaknya.

"Tutup dulu bu pintunya biar gaada yang masuk hehehe..." Suruhku

"Udah ibu tutup kali.... Jangan ngelamun aja napa jok ihhh...."

"Ehhh....kapan? Hehehe..... Joko kira belum hehehe..."

"Hu...... Ibu copot sekalian ya boxernya ?.." tawarnya kemudian menurunkan boxer dan celana dalamku

"Iya bu... Daster ibu sekalian dicopot juga gapapa hehehe...." Jawabku

"Huuu.......maaf ya ibu bukan wanita murahan" ucapnya sambil memonyong monyongkan mulutnya

Setelah lepas boxerku kini bu lilis meremas remas gemas batang kontolku kemudian mengoleskan minyak zaitun yang ada di tangan kirinya, setelah minyak itu menetes hingga sampai kekasur kasurnya iapun melingkarkan jarinya dibatang kontolku kemudian menaik turunkan tangannya dari kepala kontolku hingga kedua buah zakarku.

Ahhhhhh....... Sungguh nikmat elusannya, mulus telapak tangannya membuatku merasa melayang layang. Dengan pengalaman yang terbilang lama atau bisa dibilang senior ia sangat lihai mengkombinasikan antara mengocok dan mengurut sekitaran kontolku, bahkan ia juga mengurut urut pangkal pahaku.

Saat sedang enak enaknya diurut bu lilis aku teringat satu tugasku yaitu terapi yang sedang aku jalankan "kenapa aku ga minta terapi bu lilis juga ya... Lebih sering terapi kan lebih cepat juga sembuhnya hehehehe." Pikirku dalam hati. Kemudian tak lupa aku mengambil handphone ku dan seperti bisa aku akan menghitung waktu demi waktu berapa menit aku bisa bertahan.

"Ahhhhh.... Bisa bantu joko ga bu??...."

"Bantu apa ???......jangan bilang kalo mau ngentot lo...hahaha..." Ucapnya yang membuatku kaget "wahhh.... Nakal juga wanita setengah baya ini" pikirku

"Ihhh.... Ibu nihh pikirannya jorok amat sihh.... Ahhhh...joko juga ga semesum itu kali... Ahhh....Tapi kalo dibolehin mah ayo hahaha...."

"Nahhh kan........ La terus minta apa?" Ucapnya masih terus mengurut dan mengocok batang kontolku

"Aahhh.... Itu bu, ibu urut juga..ahh.. bagian kepalanya itu bu.... Sama naik turunin tangannya itu jangan kenceng kenceng aaahhh...."

"Ini?.... Helmnya ini?... Digesek gesek gini?.... " Ucapnya sambil memperagakan perintahku

"Iyaa....aaahhhhkkkgghhh..... Aaahhh.... Ini tangan ato apa sihh aahhh mulus bet.." erangku menikmatinya

"Nikmati aja urutan ibu... Ini sebagai tanda terima kasih udah nyelametin ibu dari si tua bangsat itu hehehe.."

"Aaahhhh....bangsaatttt.....anjiiiingg... Belajar dari mana sih nih ibu ibu enak banget ngurutnya" pikirku

"Aahhh.... Ga sia sia pak yanto kerja hasilnya bagus kayak gini...aaahhhh udah cantik, mulus, montok jago ngurut lagi aahhh..... Goyangnya jago ga yaaa....aahhh" rancauku

"Kamu nih ada ada aja, kalo masalah goyang ya... Cukup suami ibu aja yang tau hehehe..." Ucapnya sambil terus mengocok dan mengurut batang kontolku

"Ehhh... Tadi kamu bilang katanya ngaceng kalo bayangin ibu, apa itu benar??" Tanyanya penasaran

"Ahhhh.... Emmm... Iya buu.... Emang kenapaa...ahhh...."

"Ya nggak papa .... Cuma aneh aja masak udah tua gini kamu masih tertarik sih??.... Secara kamu kan masih muda,..."

"Ahhh.... Joko lebih suka wanita umur 40 an buuu....ahhhh kayakk ibuu ooohhh...."

"Lahhh.... Ibu kan udah umur 48 jokooo......"

"Aahhh... Kan dulu udah joko bilang kalo ibu itu masih umur 20 an ..."

"Heyyy.... Seingat ibu kemarin kamu ngomongnya umur 30-35an kok sekaran turun jadi 20 ??... Ahhh ngaco kamu mah.."

"Hahaha.... Cada bu canda... Ahhh...Tapi bener loh kalo ibu itu emang masih sehat.... Ojhh...Joko tebak ibu juga masih rutin haid kan??"

"Hah?? Kamu tau dari mana??..."

"Ya tau lahh...aahh.... Semua tentang ibu semua joko tau hehehe..."

......pov bu lilis.....

Wahhh... Bener bener anak ingusan ini sungguh membuatku pusing, dia pandai bener mainin kata kata. Sebenernya penasaran juga dengan anak ini udah gagah tampan, bikin nyaman pula uuuuhhhhhh.... Siapa sih yang ga kesemsem dengannya. Iiihhh... Sadar liss sadar kamu tuh dah tua masakmau sih sama pria yang harusnya jadi anakmu sihh. Ahhh.... Gapapa kali kalo cuma main main doang dari pada dirumah ga ada orang hehehehe... Itung itung obat awet muda.

Ahhh.. kalo tadi anak ini yang mau merkosaku bukan si tua bangka itu pasti aku udah membuka lebar lebar lobang memekku hihihi..... "Ahhhh.... Masukkan kontolmu sayang gausah ngancem mau bunuh ibu segala hehehe...." Tapi tapi masak aku semurah itu sih??... Suami aku aja ngerawat aku dengan uang ratusan juta masak aku menjajahkan memekku semudah itu.

"Aku harus jual mahal, aku harus pura pura tidak mau, biar seru ceritanya hihihihi..." Pikirku

"Hahaha.... Canda bu canda... Ahhh...Tapi bener loh kalo ibu itu emang masih sehat.... Ojhh...Joko tebak ibu juga masih rutin haid kan??"

"Deggg..... Apa? Udah berapa lama anak muda ini terobsesi denganku? Sampe sampe ia tau segala tentangku?.. kenapa baru seminggu ini aku tau kalo anak ini merhatiin aku?..."

"Hah?? Kamu tau dari mana??..." Ucap ku kaget

"Ya tau lahh...aahh.... Semua tentang ibu joko tau hehehe..."

Waduuuhhh...... Saat mendengar kata kata terakhirnya membuatku teringat dengan aksi mesumnya kepadaku, gatau pasti sih kalo dia yang berani numpahin pejuhnya di legging yang kupakai dan mengintipku saat aku sedang bermain dengan tanganku tapi semua bukti bukti mengarah kepada anak muda ini. "Ahhh... Kejadian kemarin masih membuatku penasaran... Apa aku tanya langsung aja ya biar rasa penasaranku hilang?" Tidak tidak.... Aku tidak senekat itu...

"Dasar anak mesum... Sedetail itu ya kamu merhatiin ibu".

"Ahhh.... Ibu juga sih, udah punya anak 2 tapi masih cantik asshh... Montok pula, aass... Jadi aaduuh,, bikin penasaran deh.. aahhh..." Jawab anak ini seakan akan tanpa beban.

"Kok ibu sih jok?.... Ibu cantik kan buat suami ibu bukan untuk kamu huuuh....." Ucapku masih terus memainkan batang besarnya.

Semakin lama aku mengurut batang besarnya semkin penasaran pula aku dengan rasanya," kalau aku minta duluan bisa bisa nanti aku dibilang perempuan gatel lagi huuuhhh...., Ini pula, sianak polosnya kebangetan pegang pegang kek atau apa kek masak diam aja, eh tapi anak ini polos beneran atau hanya dibuat buat ya?. Huhhh..." Gerutuku dalam hati

"Ya ibu lah ahhh.... Udah tau dirumah banyak laki laki tapi pakeannya ketat bener, kan jadi penasaran isinya hehehe..aahhh...."

"Terus ibu harus gimana??... Apa harus telanjang?? Biar kamunya ga penasaran?" Pancingku sambil menggesek gesekkan payudaraku di lututnya.

"Naaaaaaahhhhh..... Ide bagusss hehehe..." Ucapnya meringis

"Enak aja.....tubuh ibu khusus buat suami ibu, selain suami ibu gaboleh.....weeekkkk...." Ucapku sambil terus mengocok batang besarnya

"Aahhh.... Masa gaboleh... Kalo jokonya maksa kayak pak tono tadi gimana bu....aaasss...."

Waduuuhh.... Anak ini, ucapannya bikin aku tertantang, seketika celana dalamku basah kuyup karena cairan memekku yang meluber keluar. Ucapannya membuat jiwa mudaku yang sudah lama menua kini serasa kembali membara, gairah yang seharusnya sudah ku coba hilangkan kini kembali muncul. "Huuuuhhh..... Dasar anak muda, andai ibu hidup sendiri, sudah ibu sekap deh kamu disini hihihi...." Pikirku.

"Coba aja kalo berani...." Pancingku kembali.

Setelah ucapanku tadi, tiba tiba aku dikagetkan dengan sebuahh cairan kental putih pekat muncrat dari lubang kecil dipucuk batang besar anak ini mengenai wajahku, cairan ini banyak sekali dan ditambah dengan cairannya yang terasa panas di wajahku," looohh... Kok diwajahku?" yaaa.... Belum sempat aku menghindari muncratan cairannya, hingga menyebabkan cairannya membasahi wajahku. Entah berapa kali cairan ini muncrat dari batangnya tapi yang pasti sangat banyak sekali dan saat muncrat dibarengi dengan erangannya yang sangat nyaring didengar.

"Ahhhhh........." Crooooot....croooot....crooott....

" Hah...hah....hah...hah...hah..." Deruh nafasnya tak beraturan

"Iiihhh.... Ya ampun jokk, jorok banget sihhh.... Mana banyak banget lagi... " Gerutuku sambil mengambil kain sprei yg bertujuan untuk mengelap wajahku.

"Hah...hah... Hah... Ehhh... Jangan dilap bu, biarin aja...hehehe..." Ucapnya yang entah kenapa aku menurutinya, kubiarkan sperma tersebut menetes membasahi daster dan meleleh turun kebadanku. Entak mengapa aku Tak merasa jijik sedikitpun, perasaan ini berbanding terbalik dengan perasaanku dengan suamiku, entah mungkin karena batang anak ini bersih jadi tak merasa jijik sedikitpun.

"Katanya mau maksa ibu?... Tapi kok belum maksa udah muncrat hihihi..." Pancingku ke anak ini

Sedikit kecewa juga sih dengan anak ini karena tak seperkasa yang kubayangkan, eiiittss.... Tapi kayaknya anak ini lumayan juga sih dibanding suamiku dan anak ini memiliki nilai lebih juga sihh,.... Dari wajahnya yang ganteng & tubuhnya yang terawat. bukan itu saja sih tapi batangnya ituloh... Jumbo dan kerasnya minta ampun dan yang tak luput dari penilaianku adalah kebersihan batangnya yang terlihat tanpa bulu dan bau yang tak begitu menyengat. "Huh..... sekelas anak kampungan tapi rajin merawat asetnya, beda dengan suamiku yang bahkan sangat dekil menurutku" pikirku

........pov joko........

"Katanya mau maksa ibu?... Tapi kok belum maksa udah muncrat hihihi..." Ucap bu lilis

Deggggg..... Kata katanya bagaikan peluru yang menghujam dadaku, walaupun kurasa kata kata tersebut bukan bermaksud untuk meledekku. Seketika aku terdiam membisu. Mngetahui aku yang tiba tiba diam bu lilispun merasa ada yang aneh.

"Ehhh... Kamu kenapa kok diam?.. atau gara gara ucapan ibu tadi ya??.... Maafin ibu ya jok?" Ucapnya yang sedikit panik

"Hmmm.... Ngak kok bu, memang joko pikir pikir ucapan ibu benar... Apa emang semua pria itu gampang lemasnya ya bu?..." Ucapku tiba tiba keluar dari bibirku

Seketika akupun terduduk dan kuposisikan dudukku disamping kiri bulilis, sedangkan posisi bu lilis saat itu sedang duduk selonjoran kaki disisi kasur sponsnya yang empuk. Saat itu tanpa canggung aku membiarkan batang kontolku yang masih tegak setelah muncratkan cairanku mengacung acung tanpa tertutupi sehelai belangpun.

"Hmmm..... Ga tau juga sih jok, emmm... Tapi kamu lebih mending kok!!!" Ucapnya

"Maksud ibu??!!... Kok mending??!!..." Tanyaku bingung

"Emmm.... Ibu jujur ya!!.... Kamu itu masih mending dengan suami ibu... Tadi kamu berapa menit?" Tanyanya tiba tiba

"Hmmm... Sekitar 9 sampe 10 menit sih!!" Ucapku sambil melihat jam di hpku

"Nahh... Kan .... Jika diitung itung suami ibu ga nyampe 3 menit ...!!"

"Haah???... Beneran bu??... Tapi beda kali bu... Saya kan tadi pake tangan ibu.. sedangkan suami ibu pake itunya ibu, mungkin itunya ibu lebih nikmat hehehe..." Ucapku sambil menikmati pemandangan indah wajah cantik bu lilis yang masih belumuran cairan kental pejuhku yang menetes pula ke dasternya yang membuat nafsuku kembali naik

"Ahhh... Mana ada jok, sama aja.... Ehhh... Tapi, punya kamu lebih besar lohh lebih keras pula hihihi..."

"Hmmm... Ibu bisa aja,... Menurut ibu bisa sembuh ga ya?..." Tanyaku sambil tangan kananku kucoba ku letakkan di perut bawahnya, atau yang lebih tepatnya di atas belahan vaginanya, tangan tersebut sengaja akau diamkan hanya untuk melihat bagaimanakah reaksi bu lilis.

Setelah sekian detik tanganku berada di perut bawahnya, tak ku lihat reaksi tolakan sedikitpun ataupun menunjukkan raut mukannya yang marah, hanya saja ia menatap lekat wajahku entah apa maksud dari tatapan wajahnya. Tatapan wajah tersebut dibarengi ucapan yang menjawab pertanyaanku. "Ehhh... Bisa kali jok... Kamu kan masih muda, mungkin juga bisa sembuh sendiri.. kamu kan lagi masa puber... Emmm, jadi wajar saja ..." Ucapnya yang sedikitnya memberikan semangat untuk ku.

"Emm.... Ibu tau ga?... Gimana caranya emmm... Biar tahan lama..." Tanyaku sambil kuberanikan tanganku mengelus elus perutnya yang sedikitnya terdapat gumpalan lemak tapi tidak terlihat membuncit .

"Emmm.... Apa ya??..***tau juga sihh kalo suami ibu sih pake obat.... Tapi kayaknya ga terlalu manjur deh, ibu lihat lihat juga dikemasannya menimbulkan effek samping.... Emmm, tapi coba kamu olahraga aja deh yang rutin.... Pluss... Pikiran mesumnya di hilangin hihihi..." Ucapnya lagi lagi ia tak menunjukkan penolakan

"Gitu ya bu??... ?" Tanganku yang semulai mengelus elus perut nya kini kucoba naik keatas membelai payudaranya yang montok dan kenyal miliknya yang masih tertutup bh. Lagi lagi tak ada penolakan sedikitpun tapi kali ini ada sedikit kata "ehhh..." Yang spontan keluar dari bibir seksinya menandakan kalo ia kaget atas perlakuanku.

"Ahhhh.... Ii..iyaa emmm kamu punya pacar ga?.."ucapnya tiba tiba menanyakan apakah aku sudah punya pacar atau belum.

"Emmm... Punya bu" ucapku yang seketika mengingat bu lastri

Karena tak ada penolakan sedikitpun dari bu lilis, kali ini aku mencoba meremas remas pelan payudaranya "aahhh... Bangsat, empuk baget payudaranya... " Pikirku. "aduuuhhh....assshhhh..." Desahnya sambil menggigit bibir bawahnya. Mendengar desahannya membuatku bersemangat untuk mengerjainya. Aku coba turunkan tanganku menuju paha mulusnya, aku coba singkapkan sedikit sedikit dasternya hingga ke pangkal pahanya "aduuuuhhhh.....halus pahanya bikin bulu kudukku berdiri.

"Aasshhh.... Yaa kalo ada coba kamu minta deh jatah sama dia... Siapa tau dengan sering main bisa bikin lebih tahan lama aahhh.... Hahahaha..." Ucapnya sambil raut wajahnya menunjukan kalo ia sangat menikmati perbuatanku.

Deggg.... Iya juga ya... Seketika muncul suatu ide yang briliant... Ide apakah itu?.... Ya tunggu aja dehh hehehe

"Emmm... Sama ibu aja gimana" bisikku ditelinganya namun tak ada jawaban yang terucap dari bibirnya

Tanganku terus saja naik keatas hingga sampai ke belahan memeknya yang masih tertutup celana dalam. Saat aku membelai memeknya yang masih tertutup celana dalam, tangan bu lilis mencoba menahan tanganku, "asshhh..... Jangan yang ini yaa ahh jok...ohhh" tolaknya namun tidak aku hiraukan, aku terus saja membelai belai memeknya yang empuk ini hingga basah.

Pelan pelan tanganku merambat keatas hingga sampe kepengait cdnya kemudian kutarik celana dalam tersebut hingga kebawah, uniknya saat kumenarik celana dalamnya nampak ia mengangkat punggulnya untuk memudahkanku menurunkannya, waahhh..... Nih ibu ibu ternyata malu malu tapi mau hihihihi.....

Saat sudah terlepas dari badanya, cd tersebut aku lempar saja kelantai kemudian aku merebahkan badannya....bruuuuggghhh......aahhhh , hmmm..... Memek putihnya kontras banget dengan bulu jembutnya, ahhhh..memeknya mungil banget tapi tembem, uhhh Sempurna..... Tak ada bercak hitam sedikitpun yang mengganggu pandanganku.

Gemes dengan memeknya akupun mencoba membelai belainya, uuuuhhhh.... Saat tanganku menyentuh memeknya timbul rasa yang tak pernah aku dapatkan sebelumnya. Ahhhh.... Rasa empuk bercampur halus kulit memeknya dipadu dengan rimbunnya bulu disekitarannya membuat tubuhku melayang layang bahkan batang kontolku seperti mengangguk angguk.

"Emmmmppp.... Memeknya indah banget buu. ...aahhhh... Sempurna.." ucapku memuji keinadahan memeknya

Seketika jari jariku berinisiatif membelah memeknya kemudian kumasukkan jari telunjukku hingga amblas ditelan memeknya,uuuhhh.... Empuukkk......"pikirku ahhhh..... Jooookoooo....jangaaaaannn..... Desah bu lilis. Melihat belahan memeknya yang. Berwarna merah muda ditambah dengan desahan dan suasana yang sangat mendukung apalagi pemilik memek ini adalah orang yang selalu aku bayangkan saat beronani membuat badanku serasa meronta ronta ingin diselimuti empuknya memek tembemnya.

"Dimasukin gk yaaa??.... Kuat gak ya?? ... Nggak usah dehh. . takut ga bisa muasin, yang ada malah bikin malu, ehhh.... Tapi, siotong manggut manggut teruuusss....aaahhhh binggung juga mau ngapain, ??!!!!!!" Pikiranku campur aduk.

Saat ingin meneruskan aksiku lebih jauh aku teringat saat bu lastri menendangku tadi pagi, dan saat aku hendak menghentikan aksiku, seketika nafsuku meronta ronta seraya berkata "bodohhh..... Wanita yang selalu jadi fantasi gilamu sudah mapan tinggal eksekusi masak mau kau lepaskan begitu saja??" .....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd