Chapter 12 part 1
Iyakah ? Astaga ngerinya
Yah.
Bener aja
Begitu di tidurkan, aku langsung diminta buka celana
Tentu saja aku panik .
Dan malu .
Walau aku uda tau pasti bakalan kaya gini , tetap aja . Antara imajinasi sama realita itu sangat berbeda .
Karena ini bukan momen yang pas untuk memamerkan kejantananku .
Bunda yang juga mengucapkan agar mengikuti perintah mba rachel . Membuat ku semakin ga karuan
" Waw.... " Ucap mba Rachel saat melihat kontolku yang bonyok seperti habis di tonjok warga
Dia lalu mengatakan ke suster untuk mengambil sesuatu di lemari . Dari nametag nya tertulis Novi Aulia .
Saat aku tau bahwa akan di suntik , aku langsung memejamkan mataku .
Aku menahan perihnya saat ujung jarum itu menyentuh kulitku .
Beberapa saat kemudian
" Ehem .. "
Suara mba rachel..
Aku baru sadar saat aku menggenggam pergelangan tangan Novi . Sedang suster itu hanya tersenyum sopan padaku .
Kemudian
Aku ditinggal sendirian di kasur itu . Sedang Bunda dan Mba Rachel ngobrol di balik tirai . Dan novi, aku tak tau dimana . sepertinya dia sudah meninggalkan ruangan ini .
10 menit berlalu
" Waahhh ,,, uda mendingan sekarang ya ... "
Ucap Rachel sembari memakai kembali sarung tangan .
Aku tak mengerti. Bengkak di kontolku memang menyusut , tapi kenapa ereksi masih bertahan sampai sekarang.
Apakah karena efek biusnya ?
Saat dia menuangkan gel di batangku dan di tangannya, perasaanku sudah ga karuan.
Dan
" C...cel ? " Ucap bunda kaget
Saat melihat penis anaknya di genggam naik turun .
" Hmmm,, bunda tenang aja ya . Ini namanya pembengkakan syaraf . Seharusnya kita pakai alat . Hanya saja di rumah sakit ini belum ada , makanya ini adalah salah satu metode alternatif ."
Lalu
" Sebenarnya untuk menghindari yang namanya kode etik. Hal ini harus dilakukan oleh pihak keluarga. Dan karena saya uda anggap adit adik saya sendiri, makanya itu bisa dianggap pengecualian. "
" Atau , bunda bersedia ? " Ucap rachel sambil tetap mengocok penisku .
Ekspresi bunda yang agak panik sambil menggelengkan kepalanya
" Nanti, setelah semua bengkaknya menghilang , berarti adenya kamu uda normal " sambungnya lagi.
Ucapan Mba Rachel bener bener membuatku merinding .Walau aku tak merasakan sensasi geli di batang penisku , tapi aku merasakan perasaan lain .
Seperti penisku yang di kocoki wanita lain sedangkan pasanganku hanya diam menyaksikan kejadian itu . Hanya saja pasanganku itu adalah ibu kandungku sendiri.
Yang beberapa hari lalu kami baru saja melakukan madu kasih yang tak sempurna.
Sedangkan wanita satunya lagi adalah calon kakak tiriku. Seorang yang dari awal sudah menunjukkan ketidakwarasannya dalam memahami sebuah keluarga.
Bisa di bayangkan , betapa mengebu gebunya hatiku membayangkan semua itu .
Otakku yang sudah traveling jauh menembus batas cakrawala, ku coba untuk di rem . Karena bagiku , momen seperti ini sudah lebih dari cukup untuk sebuah permulaan. Sisanya biarkan menjadi misteri. Karena akan lebih seru jika keajaiban itu datang secara tak terduga.
Aku juga suka saat melihat bunda yang seakan ingin tak ingin untuk berkontribusi dalam menyembuhkan adik kecilku . Ekspresi dan juga tangannya yang tak mau diam , menyiratkan bahwa sedang terjadi pergolakan batin .
Apapun pilihan bunda , aku berharap dia tidak memutuskan untuk ikut andil . Aku ingin dia menjadi wanita yang kelaparan, dan hanya aku yang berhak memutuskan apakah dia boleh atau tidak.
Ya , Aku ingin mendominasinya . Yang akan menjadi counter untuk mba rachel yang mendominasiku . Begitulah rencana besarku hahaha .
Tak berapa lama
" C..chel ,bunda mau cari angin.. kalau udaha.. langsung telpon aja. " Ucap bunda sembari nyelonong keluar .
Hahaha .
Sesuai keinginanku .Kini hanya tinggal aku dan Mba Rachel.
Sejauh ini aku sudah membayangkan probabilitas yang akan terjadi. Tapi aku lebih memilih untuk play along and enjoy the moment .
Sesaat setelah pintu tertutup
" Gimana ... ? " Ucap Mba Rachel
" Ehh... Apa ? " Aku terkaget
Mataku yang saat itu menikmati lekukan bokongnya dari samping
Mba Rachel tersenyum melihat tingkahku
" Maksudnya, gimana rasanya di kocokin sama Mba . "
" Depan bunda mu lagi .! " Serunya .
Dalam hati aku tersenyum
" Ya ya ga gimana gimana sih . Adit ga ngerasain apapun " jawabku
" Ah , masa iya... Padahal tangan Mba uda pegel lo .. " ucapnya kecewa
" I...iii..iyaa beneran ...la.. lagian kenapa sih harus di giniin . " Tanyaku
" Hmmm . Yang memang harus begini dit . Tapi ya terserah kamu . Mau sembuh apa engga . "
" Mm mau sih . " Jawabku
Hening
Lalu .
" Ngomong-ngomong , punya kamu.....ehem GEDE juga ya " ucap
" Apanya tuh ? " Tanyaku dengan mode bego
" Hmmm.... Ini yang ada di tangan mba sekarang... "
" Gede....juga panjang....hmmm...."
Desahan kecilnya membuatku merinding
Hingga tanpa sadar aku merasakan sensasi bergerak di sekitaran batang kemaluanku.
Melihat tangannya perlahan naik turun menggenggam dan ngelusi . Permainan jarinya sungguh sensual . Ini persis seperti terapi yang di berikan Vina waktu itu. Yang berbeda hanya suasananya . Jika waktu itu memang pada tempatnya . Kini aku berada di rumah sakit yang terang dan di penuhi alat alat kedokteran. Ya kurang lebih seperti drama pasien dan dokter yang pernah ku tonton haha .
Mba Rachel juga seperti memainkan perannya dengan baik. Sebagai dokter juga terapis yang melayani pasiennya dengan sepenuh hati .
Tanpa sadar aku juga meremas kasur tempatku berbaring karena nikmat yang perlahan mulai menjalar di sekujur tubuhku.
Jika saja aku tak menjaga peranku . Aku akan langsung menyentuh bokongnya yang sedari tadi meminta untuk disentuh . Bentuknya yang bulat dan ngepas di celananya , membuatku hanya bisa mengigit bibir ini ..
" Oh rachel ..... Ahhhhhh .. ". Ucapku dalam hati
Tapi
Tanpa berucap apapun , dia langsung membuka sarung tangan yang ia kenakan dan kembali menuangkan cairan sambil tersenyum padaku ..
Senyumannya itu menyiratkan bahwa permainan sesungguhnya baru saja di mulai .
Tubuhku secara otomatis berubah jadi mode bersiap. Karena aku tau bahwa sesuatu menarik akan terjadi .
Ahhhh..
Benar saja ...
Sensasinya memang benar-benar berbeda saat dia masih memakai sarung tangan . Jari jari indah itu secara langsung menyentuh adik kecilku.
Tak hanya itu .
Jari nakal itu kini turun hingga ke dasar dan memainkan kantung tempat kedua biji pelerku .
Hmmm .
Turun kebawah hingga memasuki lubang kecil tempat keluarnya kotoran dari tubuhnya .
Rasa gatalnya membuatku hanya bisa menutup mata dan menikmati semua sentuhannya ..
Juga .
Tangan Mba Rachel seperti lebih leluasa memainkan penisku . Di tarik juga di tekan kebawah. Dan memainkannya seperti joystick . Pada intinya adik kecilku ini diperlakukan sesuka hatinya .
Aku bukannya kesal , tapi malah merasa kegirangan.
Dan
Saat jari lentik itu menarik dan mencubit bulu halus yang tumbuh di sekitaran penisku ,Rasa gatal ini semakin menjadi jadi.
Kalau saja dia adalah mba mba terapis, tanpa berpikir dua kali , aku bakalan langsung menyantap wanita di depanku ini .
Lalu .
" Dit .. "
" Ehhmm . Yahh ..eehh apa mba ?" Ucapku kaget
" Hmmm.. sepertinya adik kecil kamu uda kembali normal nih.. "
" Jadi ga perlu obat dan kamu uda bisa menggunakan seperti biasanya. " Ucap Mba Rachel
Penjelasan darinya membuatku sangat kecewa . Karena kenikmatan yang kurasakan udah hampir mencapai pucuknya .
" Hmm. Oke " jawabku sekenanya
" Hm, ya udah. Kamu bisa langsung ke kamar mandi dan bersih bersih disana . " Ucapnya lagi
" Ii iya mba ."
Aku turun dari kasur dan berjalan perlahan ke kamar mandi dengan penuh kekecewaan.
Karena semua imajinasi yang ada di otakku ternyata tidak ada satupun yang benar .
Seperti seorang yang tereliminasi dari sebuah kompetisi. Aku berjalan dengan wajah yang tertunduk lesu
Hingga sampailah aku ke dalam kamar mandi
Tapi
" Eh, mba !! ".
Bersambung