Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA QUEEN BEE - Puput New Story's

Bimabet
Alur ceritanya bagus hu ane suka, cewek" Jaim tp sangean, hahaa
 
Bagian 14



Puput tidak menyangka bahwa permintaaan nyelenehnya yang didasari emosi dapat terwujud. Pagi ini ia sedang tidur nyenyak dipeluk hangat dari belakang oleh Arman di tempat tidur. Beberapa jam yang lalu tepatnya dini hari ia habis melakukan aktivitas bercinta brutal yang membuat mereka berdua terkapar memeluk satu sama lain.

Udara pagi pukul 7 ditambah dengan dinginnya AC yang telah dinyalakan membuat dekapan mereka semakin erat. Saking eratnya, Puput sampai terbangun perlahan lantaran lengan Arman yang memeluk tubuhnya cukup erat.

“Hnnhh…”

Puput mengangkat lengan kekar tersebut lalu perlahan duduk di kasur. Ia langsung menghadap ke jendela yang tidak mempunyai gorden namun kacanya dapat diganti menjadi buram, salah satu fitur utama yang diberikan di cabin tersebut untuk menjaga privasi para pelanggan.

Sambil tetap memasang ekspresi merenung, Puput menatap jendela yang masih buram. Ia tidak bisa melihat pemandangan di depan jika tampilannya sepeti kaca berembun seperti ini. Maka dari itu, Puput langsung menuju ke layar fitur dan sibuk mengutak atik menu tersebut.

“Nnhh… shhh…”

Desahan pelan serak2 basah keluar dari bibir tipis Puput yang terasa kering. Dari arah belakang pinggangnya dipeluk oleh Arman yang juga menyandarkan dagunya di pundak Puput. Lalu ia juga memberikan tiupan kecil di daun telinga Puput, membuat Puput menjadi meleyot sambil kaget mendesah.

“Selamat pagi, Putri Susanti?”

“Mmmm…”

Hanya gumaman yang diberikan oleh Puput serta remasan di lengan Arman memintanya untuk melepaskan pelukan tersebut.

“Mau ngapain antum?” tanya Arman pelan.

“Mau ngeganti jendelanya supaya keliatan pemandangannya. Masa burem begini..??” Puput masih sibuk mengecek fitur di layar tersebut.

“Lo yakin emang?”

“Iyalah. Ngapain gw dateng kesini tapi ngeliatinnya lo doang???” nada juteknya kembali muncul namun dengan suara serak sehabis bangun tidur.

“Beneran nih?”
“Iyaaaa. Dan stop ngeberat2in suara lo, sok ganteng dasar.” hardik Puput mengomeli Arman berbicara dengan suara beratnya juga karena efek dari bangun tidur. Namun hal itu malah membuat Puput menjadi berdebar lantaran Arman berbicara persis disamping telinganya.

Ck… suaranya kenapa mesti banget begitu berat sih? Heran! Gw kan jadi deg2an begini ngedengernya!!

“Put, gw boleh ngasih tau lo sesuatu gak?” tanya Arman pelan.

“Paan??”

“Kita kan lagi bugil begini. Kalo elo ngebuka jendelannya emang lo mau entar orang2 diluar sono ngeliat kita abis wleowleo skididipapap??”

Sontak Puput tersadar dan langsung melihat tubuhnya yang masih tanpa busana. Ia pun langsung memukul lengan Arman untuk melepaskan pelukan laki2 itu, memungut pakaian kantornya lalu memakainya asal. Ia kenakan itu semua tanpa pakaian dalam sama sekali.

“Bilang kek daritadi, nyet!! Hampir aja entar kita viral!!”

“Viral ya tinggal viral….” ucap Arman juga memakai celana pendeknya yang ia ambil dari kamar mandi.

Atas ucapan ngawurnya itu, Arman sukses mendapat sambitan bantal dari Puput.

“Bego lo!! Ngomong gak dijaga begitu, heran ishhh!!”



++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++




Puput sibuk membuat teh yang yang disediakan oleh penginapan. Setelah memanaskan air, ia menuang pelan air panas kedalam cangkir yang telah ditaruh kantong teh, mengaduknya perlahan lalu menambahkan sedikit gula setelah ia mencicipi teh nya.

Rambut panjangnya yang berantakan sedang ia kuncir membentuk model cepol karena ia merasa lepek di rambutnya pasca romansa brutal dini hari tadi. Sedang ia menguncir rambut, tiba2 Arman menghampiri Puput dari belakang dan kembali memeluknya.

“Bikinin buat gw dong satu.” pinta Arman pelan karena masih mengantuk.

“Bikin lah sendiri. Dan stop peluk2 gw dari belakang, berattt!!” oceh Puput karena kuncirannya sempat terganggu.

“Gak, gak mau lepas.”

Pagi ini Arman terlihat manja sekali dengan Puput. Sejak bangun pagi ia terus menerus ingin menempel dengan Puput. Namun yang ditempel tentu masih merasa gengsi dan risih. Ia tidak ingin waktu minum teh di pagi harinya sambil menatap pemandangan terganggu oleh manusia goa satu ini.

“Ihhh lepas!”

“Gak mau.”

“Lepas gak!!??”

“Gak mau, lo wangi…”

Sontak Puput kembali merona ketika Arman berkata seperti itu terlebih wajahnya sekarang sudah berada di leher kiri Puput. Arman perlahan mencium lalu mengendus aroma tubuh Puput bekas dini hari. Masih ada sisa parfum yang ia kenakan ketika mengantor bercampur aroma feromon perempuan yang sangat khas semerebak dari sana.

“Put…??” nada suara Arman semakin pelan dan berat.

“Hnnngg hapaan??”

Arman tidak menjawab. Ia sibuk mencium daerah tersebut dengan mesra Arman juga berpindah ke tengkuk perlahan lalu mengendus sedalam mungkin sambil memberikan kecupan demi kecupan.

“Nhhh Mann…”

“Put…??”

“Apa sichh??? Banyak nanya lohh nhhh..!!” suara Puput juga semakin melemah dan sedikit bergetar karena ciuman demi ciuman di tengkuknya.

“Gw….”

“Mmmh?”

“Gw mau lagi boleh gak??”

“Apaan sihhh… shhh… mau lagi apaan nnhh…”

Puput masih sengit menolak ajakan Arman untuk melanjutkan ronde kedua. Nampaknya Arman sudah terbuai terlebih dahulu karena feromon Puput yang begitu indah mendidihkan darahnya. Kedua tangannya juga sibuk mengelus perut, pinggang, dan tentu saja kedua aset Puput yang ranum tertutup oleh kemeja biru tua.

“Nguhhhnnh… Arman tangan lohhh….”

“Put… gw serius. Lanjut yuk ronde 2…”

“Nhhhhh… mmhh…”

Puput merasa bingung harus menanggapi seperti apa. Gengsinya ibarat seperti tembok besar tebal yang berada di tengah jalan menghalangi Arman menuju tujuannya. Ia harus berusaha antara memanjat tembok tersebut atau kalo bisa mendobraknya kuat2 dengan tangannya sendiri. Dan saat ini dia lebih memilih untuk menghancurkannya berkeping2 agar semuanya lancar terlaksana, diimulai dari “memanaskan hidangan sarapan pagi” nya.

“Ngihh Armaaannh…”

“Ayo gak?” Arman masih berusaha membujuk Puput.

“Je-jendelanya enggak lo ganti kan?” tanya Puput terbata.

“Belom kan.”

Setelah mendengar jawaban tersebut, Puput langsung membalikan tubuhnya lalu mencium Arman sambil meraih dagunya yang sedang mulus tanpa ada jenggot atau kumis.

“Chupphh mmhh…”

Arman sempat kaget sekilas, namun perlahan ia menguasai manuver Puput dan mengikuti gerak bibir dan lidah perempuan cantik ini. Seakan sudah diberi lampu hijau, Puput langsung menunjukan mode binal nya tanpa fafifu wasweswos apapun.

“Mmhhh…. Nguhh… mmhh…”

“Cllhpp… wehhh…. Giliran udah dibuka finger print nya langsung ngereog nih….” celetuk Arman melepas ciumannya yang masih berusaha ditempel oleh Puput.

“Biarin…. Lagian lo juga yang ngajakin gw beginihhh… sllhpphh… clpphh…”

“Oh…”
Sedang asiknya Puput bercumbu panas, Arman merogoh celana bahan Puput dari bagian belakang. Ia sibuk menyentuh dan mengobel vagina dari bagian pantat semok Puput. Sontak Puput menjadi kaget dan blingsatan akibat ulah nakal Arman yang tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.

“Ngahhh…. Anjiiir ahhh… lo ngapain sih ngobel memeq gw dari situhh nguhhh….” keluh Puput sambil melengkungkan pingganggnya agak ke belakang.

“Gapapa, kenapa emang?”

Puput hanya memberikan tamparan di bisep Arman karena aksi bandelnya. Karena Puput tidak bisa memberikan tanggapan ketus apapun, ia hanya sibuk mendesah menatap mata Arman tajam.

“Mmmmhh… mmmhh…. Nnhh…”

“Kalo gak enak posisinya, yaudah dah gw pindahin tangan gw…”

Dengan posisi tangan masih di dalam celana bahan, Arman memindahkan rogohannya di bagian depan selangkangan Puput. Kembali Puput mendesah kaget namun nikmat karena kali ini dengan jelas ia dapat merasakan rangsangan yang menyentuh dinding vaginanya, mengorek sedemikian bernafsunya, sambil juga menekan dan menggesek klitoris yang kian membesar.

“Ngahh… ahhh… Armanhh ahhh… ahhh…”

Wajah mereka sangat berdekatan satu sama lain. Puput tidak bisa lagi jaim menahan desahannya karena memang sungguh nikmat permainan jari Arman di kewanitaannya. Tidak tinggal diam, Puput juga memberikan sentuhan dan gesekan jari lentiknya ke bagian selangkangan Arman. Sudah terlihat tonjolan keras dibalik celana pendeknya yang masih diremas gemas oleh Puput.

“Nnhh gw bales lohhh ennhh…”

“Ghh bales kek gimana, Puuut? Oghh…” tanya Arman menatang sambil mendesah berat.

Lalu Puput melepas tangan Arman dan bersujud di depannya. Celana pendek Arman juga ia turunkan sampai mata kaki, menampilkan batang penis yang sudah tegak memanjang menyentuh wajah Puput.

“Gede banget sih…. Ishh…” ucap Puput judes menatap nalar Arman.

“Gede2 tapi lo doyan kan?”

“Gak tuh… huhh…”

Puput mengulum senyumannya karena masih merasa gengsi. Namun ia tidak bisa menutupi itu selamanya karena rona merah muncul di pipinya saat ini. Tangannya perlahan bergerak mengocok batang tersebut. Jari jempolnya pun menekan dan menusuk lubang mani yang telah merembes air pra mani yang mengalir lengket disana.

“Cuppphh…”

“Nhhh…”

“Cupphh…”

“Nhhh Puuutt….”

“Cupphh.. Cuppphh.. Cuppphh…”

“Anying lah jangan dicipokin doang palkon gw woi…”

“Ohooo… pengen banget ya lo gw sepongin hah???”

Gantian Puput yang merasa gemas melihat ekspresi Arman yang sudah mupeng ingin segera dihisap penisnya. Namun Puput tidak ingin Arman mendapatkan itu semua secara langsung. Ia suka melihat Arman seperti ini, memohon agar segera dipuaskan. Sama seperti Puput yang selalu digoda oleh Arman, Puput akan membalas semuanya saat ini.

“Ehehehe…. Cuppph… cuppphh…”

“Puuutt…”

“Apehhh?? Cuppphh… cupphh…”

“Aghh… cepetan nghhh…”

“Cepetan apanyahhh?? Chupphh…”

“Cepetan lo sepongin qontol gw…”

“Gak mau… wekk.. eehehehe…. Chuppphh… mh..”

Puput terus menerus menggoda Arman yang semakin terangsang. Semakin ia melihat Arman yang tersiksa karena birahinya, semakin Puput gregetan ingin terus menggodanya. Tanpa sadar kini vaginanya juga ikut membanjir seiring dengan kecupan dan kocokan di penis Arman. Ternyata menggoda Arman seperti ini membuat vaginanya menjadi sangat basah dan gatal ingin juga dipuaskan cepat2.

Hhhh gilaaa…. Kok gw ngegodain nih cowo malah gw yang jadi sange sihhh…?? Aduhhh tapi gimana donnngg… ternyata gw suka ngeliat dia sange beginihhh… shhh aduhh sabar ya little princess kuuhh…. Gara2 kamu nangis kejer banget jadi basah celana bahan akuhhhh….. Nnnh duhhh emang yahhh Arman kecil bandel ya, sayang ya??? Bandel banget ya semalem gak maen sama kamuhh yaaa…. Iyahhh… he-ehhh… nnnhh… tayaaannkkk aduh kamu kok gak berhenti nangishh sihhh ssshhh… mana kamu gatel banget lagi rasanyahhhh….


“Hhh… hhhh… hhh… hhh…”

Puput sibuk membatin membayangkan vaginanya seperti seorang putri kecil, sebutan yang hanya ia dan dirinya yang tahu karena terlalu narsis jika diberitahukan. Karena saking mengawangnya, Puput hanya mengocok penis Arman dengan menatap kosong namun dengan rona merah padam yang pekat di pipinya.

“Put, ini beneran cuman dikocokin doang nihh…??”

“Hhh… bacod lohh… mending lo mohon2 sekarang sama gw cepetan…. Nnhh…”

“Gak! Skip!”

“Heh? Hahhh??”

Mendadak Arman meraih kepala belakang Puput lalu mendorong wajah cantiknya menuju penisnya yang sudah tengan siap untuk dikulum. Sonta puput kaget setengah mati ketika Arman melakukan aksi tersebut. Ia sempat tersendak lantaran Arman sangat agresif memaju mundurkan kepala Puput.

“GHUULLPH!! MMH… MMH.. MMHH.. MMHH GHOUHHGHH… SLLHPP … SLLHPPP”

Tatapan Puput terlihat melotot memandang kearah Arman yang sudah tersenyum bernafsu. Dia mengira bahwa skor sudah 1-0 karena menggoda habis2an dirinya dengan kocokan erotis di penisnya, namun tentu saja Arman segera memberikan balasan menjadi satu satu sama saat ini.

“Nguhhh uhhh uhh… sllpphh… mmhh.. Mmhh..”

“Gitu dong daritadi! Jangan dikocokin doang oghhh… qontol gw… nhh…”

“Nhhgguhh uhh… hahing hoohh…. Nhuuhh… hue hehom hihaphh sllhppp…”

“Aghhh ngomong apa sih??? Shhh ahhh…”

“Hhhnnhh… sllhpp.. Puahhhh… BANGSAT LO!! GW BELOM SIAPH!!” makin Puput setelah melepas kuluman qontol Arman secara paksa.

“Tapi satu sama kan?”

“Maksudnya?”

“Mau gw bikin jadi dua satu gak nih?”

Pertanyaan Arman membuat Puput heran mengapa ia terus menerus menyebutkan skor daritadi. Namun sepertinya Puput tahu maksud perkataan Arman. Sontak ia pun menggendong Puput menuju ke ranjang setelah melepas celana pendeknya. Lalu Arman hempaskan Puput diatas ranjang dan ia duduk di depan selangkangan Puput saat ini.

“Dua satu nih.”

“Apa sihh?? Gak jelas lo anjing nyebut2 skor melulu. Emangnya lo kira AUHHHH SHHHH NGUHHH!!”

Tanpa basa basi, Arman langsung menghisap vagina Puput setelah sebelumnya celana bahan hitam ketat yang dikenakan dilepas selepas mungkin. Vagina tembem berwarna merah merekah dengan klitoris yang sudah menonjol langsung dilahap oleh Arman begitu saja. Sontak pemiliknya langsung melenguh kaget sambil melentingkan tubuhnya kesana kemari.

“Nguhh Armanhhh… ahh… ah shhh…”

“Slllhppp cllpph… mmhh.. Gilee tembem banget memeq lo Put…. mana bersih banget sama wangi… lo apain sih bisa ampe kayak begini?” tanya Arman sejenak melepas jilatannya sambil mengocok pelan vagina Puput.

“Nnhhh… gak taukkk…. Nnnhh… banyak bacod lohhh… nnnhh…”

Sifat judesnya pun kembali muncul lantaran Arman bertanya hal yang tidak terlalu penting. Saat ini ia hanya ingin kembali dipuaskan rasa gatal dan denyutan nikmat di seluruh bagian vagina nya. Arman juga sudha menduga jika Puput akan galak kembali, maka dari itu ia juga memberikan balasan agar Puput semakin galak dan bernafsu kembali dimulaidari jilatan di vagina basah merekah milik Puput.

“Mannhh… nnh… shhh… emmmhh…”

“Sllpphh.. Spplh…mmhh… sllhp…”

“Mmhh… mmmhh… mmhh… mmhhh…”

“Kok ditahan? Keluarin aja udah…”

“Gak mhauuu… entar kedengeran orang luar.”

Rupanya akal sehat Puput masih berada di dalam dirinya. Ia masih mengingat bahwa mereka becinta di fasilitas umum dengan banyak orang disana. Namun Arman tentu tidak memikirkan hal tersebut. Persetan sekali dengan warga, ia ingin Puput kembali menjadi perempuan jalang dengan penuh nafsu berteriak memohon minta dipuaskan.

“Nuuhhh… nnnguuhh… Armanhh memeq gwehhh Armannhh…”

“Napa? Enak kan…??? Sllhpp..”

“Hhhh… ngiiuhhh… nguuh emmmhh…” Puput memberikan anggukan tanda mengiyakan.

“Kalo enak bilang dong, jangan ngangguk doang.”

“Ennnhhh… mmmhh… mmhh…”

Puput membenamkan setengah wajahnya ke bantal kali ini. Ia kembali tidak mau mengakui dengan mulutnya bahwa Arman memang jago dalam hal memberikan servis seperti ini. Kedua tangannya meremas kuat bantal, alisnya mengernyit kuat begitu pula dengan pejaman matanya. Bibirnya tak henti mengeluarkan desahan seksi nan serak namun juga terdengar kesal karena ia masih tidak menerima nikmat dari mulut Arman di vaginanya.

“Nnnhh…. Mmhh… gilaa memeq gweuhhh uuhh…”

“Enak?”

“Hennnhh…” Puput masih memberikan anggukan saja.

“Dibilangin kalo enak tuh bilang….”

“Hennnhh… nnhh…”

“Heh…” Arman melepaskan jilatannya kali ini dan berganti menjadi kocokan jari kembali.

Sensasi yang diberikan kurang lebih sama, namun karena jari Arman mengorek sambil mengocok, Puput kembali blingsatan sambil menatap sebal ke arah Arman.

“Euummh… euummhh… euummhh… mmmhh… mmmhh…”

“Manja banget sih desahan lo. Mana serak begitu lagi kedengerannya…. Hahaha…”

“Emmmhh… mmmhh… mmmh bacod lo ngentod!! Nnhh…”

“Oh gitu…”

Tiba2 Arman melepaskan jarinya dari vagina Puput. Ia lantas pergi mengambil sesuatu di dalam ransel nya. Puput hanya memperhatikan dengan bingung Arman yang sedang sibuk merogoh barang2 didalam ransel tersebut.

“Ngapain sih?”

Lalu Arman mengeluarkan sebuah benda panjang yang bergetar ketika dinyalakan dari tombol bagian bawah. Sebuah dildo berbentuk mirip kaktus berwarna ungu bergetar sampai berbunyi cukup nyaring. Sontak Puput terbelalak menahan napasnya memperhatikan Arman yang sedang membawa benda mesum tersebut kembali keatas ranjang.

“Ihh Armaaaann!! Lo mau ngapain??? Itu punya siapaaahhh???”

“Udah lo jangan banyak bacod! Buka paha lo…”

“Ihh gak mauuuu ahhh…. Itu punya siapaaa???” Puput malah menunjukan sikap paranoid ketika melihat dildo milik Arman “jangan2…. jangan2… itu punya lo yaaaaaaaa!!!???”

“Gigi lo somplak!! Ya kali gw pake beginian, Put!!!” balas Arman menoyor kepala Puput sambil memberikan cengiran pahit.

“Boong!! Lo selama ini homo kan ternyata??? Ngapain coba lo simpen2 barang begituan!!?? Idihhh…” Puput tidak berhenti menunjukan parno nya.

Mendengar Puput yang tidak berhenti membeo, Arman pun berusaha melebarkan kedua paha Puput. Sempat2nya Puput menolak lantaran ia tidak mau dimasukan barang random seperti itu.

“Gw tuh baru beli di lajada beberapa waktu lalu. Tadinya nih barang buat nyiksa cewe gw, cuman karena dia udah jadi anjing… jadi ya mubazir dah. Nah, kebetulan kan ada bidadari nih kecantol sama gw, jadi ya gw pakein aja ke bidadari yang lagi….. Yang lagi…. Gggg… buka paha lo cepetan!” penjelasan Arman terhenti ketika Puput menahan Arman untuk membuka pahanya.

“Gak mau! Gw tau lo ngibul!! Karena emang gak kepake sama cewe lo, lo jadi pake sendiri kannn!!??”

Aduh, makin goblog nih cewe parnoannya…

Perlahan Puput pun melunak namun ia tetap menghentikan aksi Arman “Ka-ka-kalo mau…. Ja-jangan pake punya elo sihhhh!!!”

“Lah terus??”

Lalu Puput bangun dari rebahannya. Kali ini ia yang pergi ke ranselnya dan mengambil sesuatu disana. Sempat terdengar gumaman sebal ketika ia memeriksa isi ranselnya.

“Ni-nihhh…. Tuh pake yang ini!!”

Ia mengeluarkan sebuah dildo yang biasa dipakai di kamar kos lengkap dengan kotak warna ungunya. Kurang lebih bentuknya sama seperti kepunyaan Arman, hanya saja Puput lebih merasa nyaman memakai punya dia sendiri.

“Lhooooooooo…. Ternyata well prepared ya si teteh ini…” ucap Arman melolong panjang melihat Puput yang malu2.

“BACOD LO! U-udah… mending lo pake punya gw… yang itu buang aja!!”

“Dih! Enak amat antum ngomong…. Hahahha.”

“Tuh kan! Bener lo mau pake buat lo sendiri nanti!”

Arman sudah malas mendengar fitnahan polos nan bodoh dari Puput. Seperti biasa tanpa fafifu kedua pada Puput langsung dibuka selebar mungkin oleh Arman agar dildo ini bisa masuk.

“Emut.”

“Hah?”

Arman meminta Puput untuk mengulum dildonya agar licin ketika masuk. Sambil menerika dengan malu2, Puput mengulum dildo tersebut sambil membuang tatapannya.

“Slllhppp…. Sllpphh… slllhpp… chhpllhh…”

“Dah?”

“Nguhhh… slpphh… hmm!” Puput memberikan dildonya kembali ke Arman.

“Good girl.”

Namun tidak dengan normal, melainkan agak sedikit menyambit lantaran celetukan Arman barusan.

“Gad gud gad gud!”

“Hahahaha…”

“Taawa loo!!”

Setelah insiden sabitan tersebut, Arman menyalakan dildo ungu milik Puput lalu mulai menggesek ujung vagina yang lengket karena lelehan cairan pelumas yang belum mengering.

“Nguhh… nnnhh..”

Puput mendesah tegang karena gesekan benda yang biasa ia masukan di dalam vaginanya itu. Meskipun sudah terbiasa, ia tetap merasa jengah ketika ada orang lain yang memasukannya kedalam ‘putri kecil’ nya.

“Nffhhh… nnnhh…”

“Enak gak?”

“Nnnh… lama ahhh…. Gak usah banyak bacod lo nanya2 gw enak apa enggakhh ahhhh…”

“Jawab dulu.”

“Ngahhnn… gak tauuukkk…. Nnhh…”

“Dih…”

Seketika dildo ungu itu langsung melesak masuk sebagian ke dalam vagina tembem Puput. Sensasi lembut namun tebal dan keras serta licinnya membuat Puput menengang habis2an. Rangsangan tersebut tepat menggesek dinding vaginanya yang sudah berdenyut kuat. Ia pun melengkungkan lehernya serta tubuhnya ke belakang sambil kedua tangannya menggenggam erat lengan Arman.

“Ngiaahhhh…. Ngahhh…. Ahaaaaahhh…. Ahhh…. Gilaaaa”

Tidak seperti biasanya Puput seperti ini ketika digesek oleh dildonya sendiri. Biasanya ia hanya melenguh lembut memperhatikan tajam dildo yang masuk kedalam vaginanya ketika sedang mengocoknya sendiri. Namun ketika dildonya berada di genggaman tangan kekar Arman entah mengapa sensasinya bahkan lima kali lebih nikmat dari kocokannya sendiri.

“Ooohhh gila oohh…. Uuh…”

“Gimana gimana gimana??? Kalo diliat dari gelagat lo sih kayaknya mah gak mungkin gak enak, Put.” Arman tersenyum lebar melihat Puput yang blingsatan kesana kemari.
“Ghuhhhh…. Nnhuuuhh… mmmhhuuh… uhh… nnnhh…”

“Gimana?”

“Bacod loh emuhhh mmmhhuuh….”

“Masih judes nih kayaknya?”

Arman semakin mempercepat kocokan dildo tersebut. Semakin cepat Arman mengocok, semakin Puput tidak bisa menahan suara desahannya. Nikmat di vaginanya seakan memaksa Puput untuk mengerang sekuat dan sebinal mungkin.

“Nnhhh…. Ahhhh…. Nnhh…”

“Keluarin aja Put…”

“Nnnhh…. Mmmhh…”

“Keluarin….”

“Mmmmhh… nnnhh… ngentod lo Mnahhhnn…”

“Ohhh gitu bacod lo…”

Arman pun mempercepat kocokan dildonya. Ia merasa Puput perlu diberi pelajaran agar ia tidak tenggelam dalam gengsinya terus menerus saat ini. Puput harus mengakui bahwa rangsangannya begitu nikmat sampai menerbangkan dia di langit ketujuh.

“Nnnnhh…. Ahh… ahhh.. Annnhh…”

“Iya gitu, Put. Lepasin aja udah….” pinta Arman memberikan sugesti kepada Puput yang menatap Arman tajam namun penuh nafsu.

“Nnnnfhhh…. Mmmhh… mmmhh.. Mmhh… Mhannnhh…”

“Apa?”
“Nnnhh Armanhhh… nnnhh…”

“Apaaa?”

“Annhh… Armannhhh ahh Armanhhh… Armanhhh…. Ahhh… nnhh..”

“Apaaa? Nanya2 mulu nih…”
“Nnnhhh elohhh nnnhhh….”

“Apaan sih?”

“Nnnhhh ketek gw bau…”

Mendadak Arman menjadi panas sepanas panasnya mendengar perkataan Puput. Ia sempat bergetar kuat disela2 gerakan tangannya mengocok dildo di dalam lubang kenikmatan Puput.

“Hah?”

“Nnnhh… ketek gw bau Mhannn…. Ketek gw lagi bauuu…”

“Maksudnya apaan nih????”

“Nnnhh…. Sini ciumin hhh…. Gw daritadi ngerasa kalo ketek gw basahhh…. Ahhh…. Ternyata ketek gw juga bau bangeeett… nnnhhh…”

“Waduhh…. Waduhhh….”

Arman tidak habis pikir. Bisa2nya Puput yang seringkali risih dengan aroma ketiaknya kali ini meminta Arman untuk menyantap salah satu apa yang menjadi kesukaannya.

“Put…”

“Nhhh… mhauuu gak looohh… nnnnhhh… gw lagi gak bawa reksona gw…. Nnnhhh terus gw belom… nnnhhh… gw kann…. Nhh dari kantor gak langsung mandi…. Jadihhh nnnhh…. Jadih lo bisa nyium ketek gw yang lagi bau bangeeeeeeeeeeeeettt!!!!!”

Puput sudah membuang jauh rasa gengsi dan risihnya kali ini. Ia terus menerus menggoda Arman dikala vaginanya sedang dipuaskan. Arman juga terlihat goyah sambil meremas paha Puput kuat. Napasnya berdengus sangat keras dan tubuhnya juga sekilas bergetar.

“Ahh ngentod lo Put! Lo kan gak biasanya kek gitu nyuruh2 nyium ketek lo!!”

“Lo mau gak???? Nnhh…”

“Ah fuck lah!!”

Arman langsung mendekat kearah Puput lalu melepas dildo yang berada di dalam vagina. Ia lantas membuka blus biru tua Puput sampai setengah bagian, ia sibakan ke samping, lalu terpampanglah sekarang ketiak mulus Puput yang licin karena keringat. Aroma keringat yang semerebak bercampur parfum membuat Arman mengawang2 dan beringas deru napasnya.

“Bau banget ketek lo Put… hhhhfhh…”

“Jadi lo cuman mau bilang gitu doang?”

“Gak… gak bilang gitu doang gw…”

“Jadi sekarang mau ngapain?” goda Puput ke Arman.

Lalu Arman pun langsung menjilat ketiak Puput dengan bernafsunya. Tidak lupa juga payudara sekal Puput diremas satu per satu dengan tangan kanan Arman. Diberikan jilatan di ketiak serta remasan payudara membuat Puput kembali mendesah nikmat.

“Ahhh…. Nnnhh…. Hehehh ahhh…. Anjing lah lohhh Mnahhhnn… aneh banget bener deh lohhh…”

“Aneh kenapa sih?? Sllhpp… sllpphh..”

“Orang mah kebanyakan suka sama ketek mulus yang wangi gitu… elo malah nnghhh… shhh… sukakk.. Nnnhhh.. Suka sama cewe yang bau ketek kayak gw ginihh ennnhh…”

“Sllhppp… bagus dong…. Chuppphh…. Lo bukanya harusnya lega kalo ada yang nerima kekurangan lo begini….???”

“Nnggghh gak tuh…. Nnnggg gw malah risih….”

Puput masih saja dengan gengsinya tidak mau mengakui. Dalam hati ia juga sangat lega suatu kekurangannya yang terbilang sangat sepele pada akhirnya ada orang yang mau menerima hal tersebut. Namun hal ini menurutnya malah terlalu berlebihan sampai2 ada seorang laki2 tampan sampai rela menjilati kekurangannya tersebut.

“Ahhh shhh aduhh puting susu gw jangan nnnhh… lo milinnn2 gituhhh… nnnhh…” keluh Puput sambil mendsah ketika puting payudaranya dicubit disela2 remasan.

“Slllppphh… mmmhh…”

“Mnahhhnnn…”

“Hm? Sllhpph… sllhpp…”

“Nnnghhh.. Ketek gw enak gakkk…???”

“Slllphppp… mmh kalo gak enak gak mungkin gw jilatin beginihhh kan??” balas Arman ketika sibuk berpindah ke ketiak Puput sebelah kanan.

“Nnnhhh… hiyahh sihh… emmmhh… uuhh… tapi lo beneran anehh banget…. Mmmhhh deme sama burket cewe…”

“Biarin ah… lo nya kan juga cantik ini…. Jadi ya bonus banget kalo cewe cantik tapi bau ketek….”

“Ihhhhh paan sih lo…” Pupu kembali risih mendengar celetukan Arman “dahhh… lo jilatin ajahhh ahhhh ketek gw…. Enggak usah nnhh banyak bacod…”

“Slllhpp… nnnhh… Put?”

“Hmmmm???”

“Lo bawa deodoran gak?”

“Nhhh gak tau… kayaknya bawa nnh…”

“Jangan pake…”

“Hah?”

Arman melepaskan jilatannya sambil kembali di posisi semula. Sepertinya dia sudah puas mengendus sambil menjilat ketiak perempuan cantik ini.

“Hnnnhh… pokoknya jangan pake. Hari ini aja lo kan ketemu gw….???”

“Nghhh… kenapa emang?”
“Jangan… kalo lo pake parfum semprot, pake gituan aja tapi jangan make dedoran….”

“Ihhh kenapa???” Puput yang tadinya membuka lebar peluang untuk Arman membicarakan ketiaknya kini menutup rapat kedua lengannya “Gw kalo enggak make deodoran gak pede Mann… kemaren aja gw gak make gw nya gak pede….”

“Ah lo kayak gak tau gw aja…”

“Emang gak tau…. Nnguuhhh…”

Di posisi seperti ini, Arman sudah siap dengan rudal tempurnya yang menggesek bibir vagina Puput. Sesi utama akan segera dimulai sebentar lagi dan Arman ingin segera mengakhirinya. Libido yang terkumpul dari jilatan di ketiak Puput membuat ia ingin sekali menghujam tubuh seksi Puput.

“Shhhh… ahhh Armannhh…”
“Tadi 2-1 Put….”

“Hahh….???”

“Gw bakal buat ini jadi dua sama….”





つづく
 
Terakhir diubah:
Lho Lho Lho
Brutal:ampun::tepuktangan:
Selain 'cosplay' S&M, Puput kita tercinta juga punya banyak tingkah random sampe bisa 'nge-reog' juga ternyata:tegang:
Ditunggu hidangan utama nya hu:Peace:;)
Supaya perolehan skor ke depannya makin jelas, apakah Puput tersayang takluk oleh bang Arman atau perlu 'extra time':semangat:
 
Apakah nanti puput sama arman akan jadi kekasih!
kita lihat saja nanti hu kelanjutannya
kayaknya mereka berdua bakal ngelawan thanos deh WKWKWKWKWK


Kesel bgt kalo puput sama aman ga jadian
waduh, gimana ya ngasih taunya nih :bata:


Brutal juga ya cewe macam puput
ya gitulah hu, katanya ada yg bilang cewe alim atau kalem itu lebih brutal


Lho Lho Lho
Brutal:ampun::tepuktangan:
Selain 'cosplay' S&M, Puput kita tercinta juga punya banyak tingkah random sampe bisa 'nge-reog' juga ternyata:tegang:
Ditunggu hidangan utama nya hu:Peace:;)
Supaya perolehan skor ke depannya makin jelas, apakah Puput tersayang takluk oleh bang Arman atau perlu 'extra time':semangat:
sepertinya skor sedang sengit nih hu, seperti city biru yg sedang dipucuk menggeser si kleb meriam *lholholho* :pandaketawa::pandaketawa:


ketek cewe emang mantab wanginya huu :jempol:
tergantung hu
ada yg enak bgt aromanya, ada yg asem bgt sampe bikin kesel, ada yg kayak "bantar gebang live action"
 
Kalo arman ma puput jadian bakal lawan tunangan nya puput, orang tua puput, puput sendiri akan melawan rasa gengsi dan egonya di tambah mungkin rasa malu sama teman" Nya karna dulu menolak arman pas di cengin di pulau
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd