Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA QUEEN BEE - Puput New Story's

Cerita 016



Sudah pukul 12 waktu setempat dimana jalur puncak padat merayat seperti biasa walaupun waktu sudah menunjukan tengah malam. Rata2 yang melewati jalur tersebut adalah kendaraan roda 4 dan 2 yang berasal dari ibukota dengan tujuan berlibur atau sekadar jalan2 malam. Salah satu di jalur macet tersebut ada Arman sedang menahan injakan rem dan gas di mobilnya sambil bersabar di deretan macet mobil yang ingin mengarah ke jalur atas.

Setelah semalaman menghabisi Puput yang sedang duduk termenung disampingnya menatap lampu malam perumahn warga, mereka berdua merasa lapar. Lalu Arman pun memberikan ide untuk makan di rumah makan yang menyediakan sate.

“Mau makan sate hanjawar gak?” tanya Arman sambil merebahkan tubuh kekarnya yang penuh peluh dan beberapa luka cakaran di punggung dan dadanya akibat keberingasan Puput ketia bercinta tadi.

“Sate apa?” tanya Puput lemas.

“Sate hanjawar.”

“Iya Arman” Puput menghela napas merendahkan nada suaranya karena paham penjelasan Arman barusan “maksud gw makan sate apa? kambing, atau atau domba, atau naga?”

“Oh itu. Sate kambing.”

Arman bergegas bangun dan mengambil kaos di ranselnya. Puput yang masih merasa lunglai dan linu hanya memperhatikan Arman sambil duduk di kasur. Tubuhnya terasa lepek, kedua payudaranya masih mengencang akibat remasan brutal tangan Arman, serta selangkangan dan lututnya pegal bukan main. Rasanya malam ini ia hanya ingin rebahan sambil menikmati bacaan novel di aplikasi oranye atau tidur menunggu esok pagi.

Namun Puput juga sebenarnya merasa lapar karena hanya makan satu kali di waktu siang tadi. Walaupun tubuhnya lelah, ia sepertinya tidak bisa menolak tawaran Arman yang saat ini sudah bersiap untuk pergi. Ia memakai kaos hitam dengan bawahan celana pendek warna selaras. Sempat tadi ia merasa sedikit perih karena gesekan kain kaos mengenai luka cakaran di punggungnya.

“Man..?” tanya Puput lirih.

“Hm?”

“Kalo delivery aja bisa gak?”

“Hah? Maksudnya?”

“Ituuu… dipesen aja gitu lewat gofud, emang gak bisa? Atau suruh mamangnya anter ke tempat kita gituuu…”

Arman bingung mendengar pertanyaan polos Puput. Sangat jarang usaha rumahan seperti itu mempunyai fasilitas antar makanan lewat aplikasi, meskipun sudah mulai banyak di jaman sekarang. Namun tetap saja tempat seperti itu jarang sekali ada yang memiliki jasa antar makanan ke rumah apa lagi letaknya berada bukan di tengah ibukota.

“Ya gak bisa, sayang. Kalo mau dateng langsung kesono.” jelas Arman mengantongi kunci mobilnya.

“Hm, mager ah gw. Mending tidur ampe pagi… dah lo aja sono yang cabut, gw disini aja mau baca watped, mau drakoran.” ucap Puput sambil buku2 tangannya bergerak seakan2 mengusir Arman pergi.

“Bener kagak nih?”

“Iyeee. Bacod lo ah! Udah2 sono hushh..”

Sedang Puput mengusir Arman, perlahan terdengar suara keroncongan dari perutnya. Serpertinya tubuhnya tidak sepakat dengan mulutnya yang terus menerus menolak ajakan Arman. Seketika mendengar suara perut lapar tersebut, wajah Puput jadi merah merona karena malu.

“Ah sepik lo” ujar Arman menghampiri Puput “udah ayo cepetan pake baju, kita makan sate.”

“Ah ah mager aaahhh! Aduh… Arman paha gw pegeeell… gak bisa jalan…”

Puput memberikan seribu dua ratus alasan agar dirinya tidak diajak pergi. Namun suara keroncongan tersebut malah makin nyaring terdengar, membuat Arman harus menuntun Puput supaya bergegas.

Dan sekarang mereka berdua sedang terjebak di padatnya jalur puncak yang mereka lalui. Hawa dingin yang cukup menusuk malam itu membuat Puput meringkuk sambil menutup erat tubuhnya dengan cardigannya. Malam ini ia hanya mengenakan kaos abu dengan celana legging hitam ketat. Rambut panjangnya ia kuncir dengan gaya ekor kuda lantaran rambut lepeknya belum ia keramasi setelah bersilahturami kelamin tadi.

“Put, dingin ya?” tanya Arman sambil mengecilkan volume musik di mobilnya.

“Mh..” jawab Puput sambil memejamkan mata “gw ngantuk banget.”

“Sabar ya, bentar lagi nyampe kok.”

Beberapa menit setelah melewati macet, sampailah mereka di tempat yang dituju. Sebuah rumah makan yang menyediakan sate kambing sebagai hidangan utama mereka. Rumah makan tersebut cukup terkenal bahkan dikalangan warga ibukota dan sekitarnya karena cukup sering terlihat wajah2 yang tidak familiar dengan warga sekitar. Pengunjung juga selalu ramai di waktu malam seperti pukul 10 atau 12 malam. Dan saat ini kebetulan suasana tidak terlalu ramai maupun sepi, jadi mereka berdua bisa merasa luang untuk makan larut malam ini, terkhusus untuk Puput yang tidak terlalu suka tempat ramai.
“Mmmm…” Puput bergumam lirih ketika dirinya dibangunkan oleh Arman.

“Bangun Put, dah sampe.” ucap Arman setelah memarkirkan mobilnya.

“Mmm… ngantuk. Makannya nanti2 aja ah….”

Jawaban menyebalkan itu tentu saja tidak bisa diterima telinga Arman. Sudah sampai di tempat tujuan, Puput malah semakin meringkuk di kursinya. Kedua kakinya ia naikan lalu ditekut menempel di dadanya. Ia pun membelakangi Arman yang menatapnya heran.

“Hei? Dah sampe ini…”

“Ngantuk…” jawab Puput semakin pelan.

“Bangun cepetan.”

“Gak mau…”

“Bangun gak?”

Sontak Arman mencolek kuat bongkahan pantat Puput yang tertutup legging hitam. Lebih tepatnya ia mencolek bagian tengah pantat Puput, membuat Puput menggelinjang lalu mendesah kaget.

“Ahhh… ihhh apaan sih nnhh…” Puput menampar keras pergelangan Arman.

“Bangun cepet.”

“Gak mauukk!! Ngantuk!” Puput masih keras kepala tidak mau beranjak.

“Lo bangun, atau gw kobel pantat lo…” ancam Arman dengan mesumnya.

Puput pun langsung naik pitam mendengar perkataan cabul Arman. Namun semakin ia melawan, semakin Arman juga bersikeras menusuk pantatnya yang terlihat mengembung seksi karena hasil aktivitas fisiknya selama ini.

“Nghhiihh Armanhh… shh jari lo ngapain sih ngobel2 itu gwehh nnhh!!” resah Puput berusaha membalikan tubuhnya.

“Biarin! Bangun gak lo…!!”

“Hnnhh… ngak!!”

“Bangun!”

“Ngak maukk ahhh!! Shhh… aennhh!!”

Puput berusaha menahan lengan Arman yang jari jemarinya semakin bandel menusuk bagian sana. Semakin lama bagian itu dirangsang, Puput malah perlahan menikmatinya. Napasnya semakin terdengar memburu karena bagian tersebut membuat vaginanya menjadi gatal.

“Mmmmfh… shhh… aduh Mhannhh… nghh jari lo jangan gesek pantat gwehhh!!”

“Yaudah makanya bangun!”

“Ishhh iya2 gw banguuuunnn!!” Puput akhirnya menyerah sambil kembali menepis kuat2 lengan Arman.

“Nah gitu dong.”

Puput menatap nanar Arman sambil menekukan kedua alisnya. Hal itu ia lakukan untuk menutupi rona merah di pipinya karena rangsangan jari Arman tadi. Jika saja cahaya cukup terang dapat terlihat jelas wajah Puput yang memerah karena terangsang.

“Udah ah cepetan! Gw laper!” keluh Puput membuka sabuk pengaman yang terpasang.

“Lho, jadi lo sekarang yang ngebet pengen makan.”

“Ih! Udah ah cepetan turuuuun! Banyak laga lo daritadi, sebel banget gw!” Puput menabok pundak Arman berkali2 supaya menutupi ekspresi mupengnya.



_____________________________________________________________________________________________



Singkat cerita masuklah mereka di rumah makan tersebut. Suasana tidak terlalu ramai lantaran memang belum waktunya bagi pengunjung datang. Beberapa diantaranya baru saja bubar setelah mengajak keluarga mereka makan. Jadi bisa dibilang hanya ada Arman dan Puput disana yang baru saja sampai. Setelah meja dibersihkan, Arman mencatat beberapa menu untuk dipesan.

“Mau pesen apa Put?” tanya Arman sibuk mencatat.

“Apa aja terserah.”

“Rumput mau?”

“Ha ha ha… lucu banget nih orang….” balas Puput dengan nada semalas mungkin sambil memutar bola matanya.

“Yodah gw pesenin sate kambing bumbu kecap aja ya.”

“Ya.”

“Sama satu porsi sate ayamnya.”

“Ya.”

“Sama sop kambing mau sekalian gak?”

“Gak.”

“Ok.”

“Ya.”

Percakapan pendek tersebut pun akhirnya membuahkan hasil selembar pesanan untuk mereka santap. Pelayan yang menunggu pun terlihat memperhatikan mereka berdua dengan canggung lantaran Arman dan Puput terlihat seperti sedang berkelahi. Sambil mereka menunggu pesanan, Puput pun sibuk dengan ponselnya untuk melanjutkan bacaan novelnya sementara Arman mengecek lajur grafik sahamnya. Hanya sekitar selang 5 menit, Puput menaruh ponselnya lantaran ia tidak begitu fokus membaca setiap paragraf cerita. Hawa dingin serta rasa kantuk dan lapar lebih menguasai dirinya ketimbang menikmati novel misterinya.

“Lama banget.” ujar Puput pelan menatap Arman yang masih asik dengan ponselnya.

“Ya begitulah. Disini emang minimal 10 menit baru jadi.”

“Ish, lama banget..”

Puput memperhatikan Arman yang menggeser layar ponselnya. Sepertinya ia sedang asik melihat beberapa kolom chat yang belum sempat dibalas. Entah mengapa Puput merasa sedikit risih melihat dirinya yang dicueki seperti ini. Padahal biasanya Puput tidak ingin Arman mengganggu dirinya, namun saat ini ia merasa kesal lantaran Arman terus2an menatap ponselnya.

“Ehem.. perasaan sibuk banget nih.” celetuk Puput menatap Arman sinis.

“Ya gitu dah. Namanya idup.” jawab Arman asal.

“Gw dianggurin aja nih?”

Arman menatap Puput. Hanya sekilas lalu ia kembali melirik ponselnya untuk membalas notifikasi chat. Sempat Arman terlihat tersenyum pendek sambil kedua jempolnya mengetik suatu kalimat.

Puput yang merasa dibiarkan begitu saja pun semakin merasa jengah. Terlihat ekspresi kesalnya sambil mengulum bibirnya dan menekuk kedua alisnya. Ia lantas memajukan kursinya, melepas ‘flat shoes’ krem sebelah kaki kanannya, lalu mengarahkan telapak kakinya telat di tengah selangkangan Arman.

“Agh! Anjing lah Put oghh!”

Sontak Arman mengerang kaget ketika selangkangannya ditekan oleh telapak kaki Puput. Ia menatap kaget sambil menahan desahannya.

“Napa lo?” tanya Puput sedikit tersenyum nakal melihat Arman yang menahan laju napasnya.

“Lo ngapain woi..??” tanya Arman menahan nada suaranya.

“Gak ngapa2in.” Puput menutar bola matanya tidak mau mengaku.

Puput semakin menekan kakinya kuat disana. Semakin lama ia merasakan bagian tengah selangkangan Arman menebal dan mengeras. Jelas saja, penisnya kini sedang digesek oleh jari jemari kaki serta telapak Puput dengan begitu kuat. Puput pun memperhatikan Arman dengan tajam namun dengan rona menggoda sambil tersenyum mengigit bibir bawahnya.

“Napa sih, Man? Hihihi… lo kok begitu banget napasnya, hah? Lo sakit?”

“Aghh… ghh…”

“Heh, ditanya kok diem aja..??”

Puput menggoda Arman habis2an. Untung saja suasana sedang sepi, makanya Puput bisa dengan begitu nakalnya membalas perbuatan Arman di mobil tadi. Biar saja, Puput kesal lantaran dirinya juga dibiarkan kedinginan sementara laki2 brengsek ini sibuk dengan ponselnya.

“Puut, aoghh ghh…” Arman mengerang membuang tatapannya dari Puput. Ia menahan erangannya sambil memangku dagunya sambil sedikit tertunduk.

“Apa sih? Ih, lo tuh kalo ngomong yang bener napa… jangan kek… GITU!”

Sontak Puput menekan keras penis Arman yang tercetak di celana pendeknya, membuat Arman tercengan sambil memukul meja pelan.

“Lo ngapain anyinng??”

“Oh, lo masih nanya? Dasar cowo kagak peka..”

“Ghahhghh…”

“Sibuk aja lo sono sama hape lo.. gw nya dikacangin aja terus…”

“Aghh… kek gitu ternyata hah? Lo ngambek gw kacangin??”
“Enggah tuh. Be ajahh…” balas Puput tidak mau kalah.

“Ghhhahhh… ahh Put ahhh udah woii…”

“Udah apa sih?”

“Itu ahhh!! Qontol gw jangan diteken2 kek gini aghh!!”

“Oh lo gak suka?” tanya Puput dengan nada sini namun binal secara bersamaan.

“Bukan gituk oghh anjing oohhh…!!”

“Hemmm… terus?”

Puput malah memberikan kedua kakinya di selangkangan Arman. Dengan kasar ia berusaha melebarkan kedua paha Arman lalu menyodorkan kedua telapaknya kali ini disana. Kaki kanannya untuk menahan salah satu paha Arman sementara kaki kirinya masih digesek dengan erotis di penis Arman.

“Man?”

“Hahhh??” Arman berusaha menatap Puput yang sedang memangku dagunya dengan kedua punggung jemari tangannya.

“Enak?”

“Apanya? Ghhh..”

“Enak gak qontol lo gw giniin?”

Arman mengangguk cepat sambil menahan desahannya. Ia tidak menyangka Puput menyerang balik dirinya ditempat umum seperti ini. Biasanya Puput sangat gengsi dan berusaha menutupi sikap erotisnya dengan alasan yang tidak jelas. Namun saat ini dirinya sedang dirsangsang begitu nakal oleh Puput yang masih tersenyum binal.

“Man?”

“Hhahh?”

“Sini deh..”

Puput menyibak sedikit kain cardigan di sebelah kanannya. Perlahan ia menunjukan bagian ketiaknya yang terlihat sedikit noda keringat disana. Aroma feromon seperti vanila lembut menyerebak keluar tertiup angin sepoi malam tepat mengenai indra penciuman Arman.

“Katanya lo suka ketek gw, jadi nih gw kasih liat. Emmm… tapi lagi rada bau nih, eh… tapi lo kan suka ya kalo ketek gw lagi bau… hehehe.”

Digoda seperti itu membuat Arman membuncah habis2an. Kelopaknya melotot memperhatikan bagian ketiak Puput yang mulai disibak bagian lengan kaosnya.

“Emmm… bau banget nih ketek gw, Man. Mana basah lagi rasanya… mmmhh…”

“Put!!??”

Perlahan munculah urat di pelipis Arman karena ekspresinya seperti sedang menahan sesuatu yang ingin keluar.

“Apaa…??” ujar Puput semakin menggoda.

“Hhhnnhh… hnnnhh… hhhnnnhh…”

“Aduh lo kenapa sih? Padahal kan gw cuman bilang kalo ketek gw bau ya… tapi kok lo begitu banget sih ekspresinya? Apa jangan2…. jangan2 lo suka sama ketek gw hah? Heehehehe…”

“Gw… nnhh… ghhh…”

“Lo… mau nyiumin ketek gw?”

“Put… sumpahh Put!!”

“Heh, jawab? Lo mau nyumin ketek gw?”

“Itu… itu ada orang dateng!!”

Mereka berdua pun melirik kearah orang berdatangan. Sontak Puput menghentikan aksinya lalu merapihkan pakaiannya serta mengenakan kembali ‘flat shoes’ nya. Sedikit panik, namun berhasil Puput tutupi dengan seruputan teh tawar hangat yang juga baru saja datang. Sementara itu, Arman juga ditinggalkan dengan libido setinggi langit. Wajahnya yang merah mematang ia usap dengan telapaknya kuat2 sambil kembali fokus dengan ponselnya.

Beberapa saat kemudian makanan yang dipesan pun datang ke meja mereka. Sepiring sate kambing dan ayam serta saos kacang dan kecap, satu semangkuk sop kambing hangat, dan dua gelas teh tawar menjadi hidangan malam mereka. Sempat keduanya terlihat canggung karena begitu banyak pengunjung yang datang. Puput kini menutup erat tubuhnya dengan cardigannya dan merapatkan erat kedua lengannya. Dipikir2 ia terlihat begitu binal menggoda Arman barusan sampai2 ia menunjukan hal yang dihindari selama ini di dirinya.

Duh… kok bisa2nya ya tadi gw kek gitu… lagi kemasukan apa sih gw? Astaga….

Setelah Puput mencomot sebuah tusuk sate kambing, ia mendapat sebuah notifikasi dair chat Arman.





Kurir GOJEG

jadi begitu cara maen lo? udah ampe mamer2 ketek ke gw segala macem

sampe ngasih footjob segala ditempat kek gini???

oke…

siap2 gw bikin lumpuh lo entar di kamar cabin put

😎

eh kagak2…

sebelom lo ke kamar cabin…

GW BIKIN LUMPUH LO DI DALEM MOBIL NANTI PAKE LIGHTSABER GW

HAHAHAHAHAHA 😎😎😎😎






Membaca chat mesum dari Arman sontak membuat kedua paha Puput bergetar tegang. Selangkangannya kembali terasa gatal dan semakin lembab setelah sebelumnya terasa basah karena gesekan jari Arman di mobil dan momen menggodanya kepada laki2 keren satu ini.

Aduh mampus gw, kayaknya gw ngebangunin naga tidur deh….






つづく
 
Puput emmang is the best
kentaaaangg...kayanya puput mau nyoba maen kasar wkwkwkkwk
Thanks apdet bedol desanya @kudaAirrrrrr
Asik sex slutty
Yak, lanjutan pertandingan sebelumnya belum dijelaskan hu, tetiba udah muncul skor hasil kegiatan 'tusuk-menusuk'-nya aja nih :tepuktangan: :p
Ditunggu ronde selanjutnya hu:ampun::popcorn:
uuu...uuu...uuu... Puput monicrit... Burketnya bikin sangeee🤣🤣🤣🤣
Ngeri2 juga si ratu queen Puput
Puput lagi staycation ampe lupa ama kite2 nih
a = Tok..Tok...Tok..Puput nya ada dirumah ga.??
b =Puput nya lagi sama arman makanya belum sempet di ketik 😂🤣
waduh mana update nya masi lamaa, bakalan rindu bgt nih sm keteknya puput
Puput Megalia




memanggil para suhu dan pembaca sekalian
yuk2 disimak sekalian karena cerita sudah update nih :ampun::ampun:

semoga yg ane tag2 ini tidak hanya sekadar titip komen thank you atak sekadar baca sekilas :D:D:D
 
Waaah, ada update juga Puput kita tercinta:mantap:
Moga2 disegerakan 'adegan tusuk-menusuk' bawah perut setelah makan 'beberapa tusuk sate' yang penuh nutrisi itu hu:Peace:
 
makasih suhu, btw makin penasaran serangan arman ke puput di dalam mobil
 
akhirnya update juga...makasih suhu
ceritanya keren, gaya penulisannya juga bagus...pertahankan suhu
 
Wah mantap dah update Hu...
Lanjut dong Hu sampe ekse, ms cm pake jari dr luar celana disodok2x pantat nya...
Pake konti dong Hu diperawanin analnya sambil jilket...
Hehehe...
 
Waaah, ada update juga Puput kita tercinta:mantap:
Moga2 disegerakan 'adegan tusuk-menusuk' bawah perut setelah makan 'beberapa tusuk sate' yang penuh nutrisi itu hu:Peace:
wah ditunggu aja hu, semoga beneran ditusuk nih wkwkwkwk


Thanks apdetnya @kudaAirrrrrr

Tapi fetishnya gue sama kek Arman, klo ngewe suka nyium ketiak pasangan
lho lho, cerita2 lah hu knapa bisa sampe fetishnya sama kek si arman gitu wkwkwkwk

akhirnya update juga...makasih suhu
ceritanya keren, gaya penulisannya juga bagus...pertahankan suhu
ah yg bener nih hu? wkwkwk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd