Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA QUEEN BEE - Puput New Story's

Kangen Puput nih. Penasaran sama kelanjutannya. Semoga gak jadi nikah sama Rangga hehehe. Ditunggu updatenya suhu...
 
Cerita 019


Puput menyantap sushi mayo nya dengan perasaan gondok Setelah ia dan Rangga kembali dari butik gaun pengantin perasaannya semakin bobrok akibat banyak gaun yang terasa tidak muat akibat lemak tubuhnya yang sudah mulai berkembang. Makanya, malam hari ini di restoran sushi bersama Rangga, Puput terlihat tidak minat untuk menyantap apapun termasuk makanan yang hanya setelan dua telan tersebut.

“Gak makan?” tanya Rangga mengkhawatirkan Puput.

“Gak..” Puput menjawab singkat.

Acara pernikahannya tinggal tersisa dua minggu. Mulai saat ini ia memutuskan untuk defisit kalori untuk menlangsingkan tubuhnya kembali. Atau perlu ia menambah jadwal gym nya agar penurunan berat badannya semakin signifikan. Itulah kira2 yang akan direncakanan oleh Puput yang sedang dalam suasana tidak ‘mood’. Bisa jadi keputusannya akan berhasil namun resikonya ia akan lemas sampai kurun waktu dua minggu kedepan menjalani hari.

“Kamu kalo mau diet kan juga mesti hati2. Gak sembarangan gak makan apa2 aja dong.” sambung Rangga menatap Puput.

Puput menatap balik Rangga dengan tatapan maut bombastis nya. Kedua alisnya menyerit sebal mendengar nasehat Rangga kepada dirinya.

“Gak usah banyak ngomong kamu…”

“Ck, orang ngasih tau malah digituin. Gimana sih…??” celetuk Rangga menyantap sisa makanannya.

“Yaudah sih! Orang namanya juga lagi begini kondisi aku! Kamu gak tau apa hari2 aku kayak gimana, hah???” Puput menegaskan nada suaranya.

Ia sedang dalam mode ‘kesabaran setipis selembar tisu saat ini’. Salah ucapan atau perilaku kepadanya akan berakibat fatal, seperti Rangga pada saat ini yang sedang mendapat cercauan ketus tanpa henti. Rangga yang biasanya menenangkan Puput terlihat begitu cuek sambil menggeser piring makanannya yang telah habis. Ia menarik napas panjang, tidak mau melirik Puput sama sekali atau memberikan tatapan sekilas namun dengan ekspresi muak.

“Ngomel aja terus, Put. Apa kamu gak cape begitu terus?” celetuk Rangga sedikit tajam sambil meggertakan giginya.

“Oh kamu nyautin aku sekarang? Kamu gitu sekarang, gak bisa diajak ngomong apa? Kamu tuh bener2 gak tau emang aku lagi kenapa2, Rangga!!”

“YA EMANG AKU GAK TAU, PUT!! EMANG AKU DUKUN!!??”

Tiba2 Rangga membentak Puput sekuat mungkin. Ia berdiri lalu menatap Puput buas sambil melototkan matanya. Sontak Puput kaget setengah mati namun masih tetap dengan gestur tidak gentar, meskipun ia sedikit gemetar.

“KAMU GILA YA PUT! UDAH BERAPA KALI KAMU NGOMEL2 GAK JELA BEGINI KE AKU, AKU MASIH DIEMIN! KAMU APA2IN AKU AKU TERIMA! TERUS SEKARANG BEGINI PULA KAMUNYA!! MAU NYA APA!? NGAMBEK2 GAK JELAS BEGINI, MAU NYA APA??”

Rangga semakin terbakar emosi. Ia menggebrak meja setiap kali melanjutkan kalimat amarahnya. Walaupun Puput terlihat gentar, ia tidak mau kalah dan memberikan ekspresi ketidaksukaannya juga.

“LHO, KAMU JADI GINI SEKARANG KE AKU?? KAMU DAH GILA YA!!”

“KAMU YANG GILA, PUT!! UDAH ENEM TAON PACARAN AKU KURANG SABAR APA KE KAMU???”

“OH GITU!!! LO GITU SEKARANG NGUNGKIT2NYA!!! LO MAU GW UNGKIT SOAL LO YANG MINGGAT2 GAK JELAS HAH!!”

Keduanya bercekcok sangat panas disana. Sampai2 beberapa orang pun memisahkan mereka berdua agar pertengkaran tidak semakin memburuk. Beberapa diantara mereka juga ada yang merekam dengan ponsel masing2. Seperti biasa, jika ada sesuatu kehebohan di jaman sekarang, kamera ponsel selalu mengintai untuk merekam kejadian tersebut. Namun ada beberapa juga yang sempat memisahkan mereka berdua karena Rangga sudah menunjuk Puput dengan hentakan tangan yang sangat kuat.

“LO MIKIR PUT!! GAK PERNAH MIKIR LO JADI CEWE GITUIN GW TERUS KAYAK GINI!!??”

“EH ANJING!! BANGSAT!! LO JUGA MESTINYA NYADAR KALO CEWE LO INI JUGA GAK MAU LAKINYA GAK JELAS KAYAK GINI!! NGENTOD LO!! BANGSAT!!”

Puput banyak sekali melontarkan makian dalam amarahnya sementara Rangga lebih membeberkan beberapa pernyataan yang menurutnya adalah sebuah fakta. Fakta dimana Puput adalah seorang yang tempramen dan selalu menanggapi Rangga seolah2 Rangga seorang yang tidak peduli dengan dirinya. Enam tahun sudah hubungan mereka berjalan. Dan beberapa minggu dimana mereka akan diresmikan, timbulah keributan seperti ini.

“UDAHLAH!! BATALIN AJA PUT!! GW CAPE SAMA CEWE MENTAL BOCAH KAYAK LO GITU!!”

“YAUDAH SONO!! SONO LO PERGI, NGENTOD!! BIAR GW BEBAS DARI ORANG GAJE KAYAK LO DI IDUP GW, ANJING!!!”



+++++++++++++++++++++


Mungkin pembaca terheran2 mengapa belakangan ini orang2 terlihat ‘panas hati’. Ya, mungkin saja dengan keadaan di kehidupan masa kini salah satunya informasi yang serba cepat dan instan. Saking cepatnya, banyak informasi yang keliru sampai2 memicu para warganet untuk berkomentar sesuai dengan tanggapan mereka yang sudah dalam keadaan ‘panas’ tersebut ketika membaca informasi itu.

Atau mungkin seperti seorang Puput yang ‘mood’ nya sedang terjungkal dihadapkan dengan Rangga yang sudah muak dengan hubungannya yang selalu dijadikan ‘beta male’ oleh seorang perempuan ‘Human Resource’ satu ini. Akhirnya, keduanya yang menyimpan emosi masing2 pun kini diluapkan di restoran Jepang tempat mereka makan malam.

Berbicara mengenai informasi, beberapa orang yang merekam keributan mereka berdua salah satu diantaranya mengunggah video tersebut di sebuah grup chat yang ramai anggota. Beberapa diantaranya juga menunggah di aplikasi ‘Tic Toc’ dan perangkat ‘mainstream’ lainnya. Video tersebut cukup ramai diperbincangkan lantaran banyak diantaranya yang langsung disebarluaskan ke berbagai perangkat aplikasi. Saking cepatnya video tersebar, sampai2 di linimasa ‘Tic Toc’ milik Arman pun video itu muncul, dimana saat ini ia sedang menikmati sebatang rokoknya di angkringan agak jauh dari kedai kopi.

Lho, ini….nih orang kayaknya gw kenal deh….

Arman memperhatikan video tersebut semakin saksama. Berulang kali ia menghentikan lalu menjalankan video tersebut agar dapat terlihat dengan jelas olehnya.

Dari nada teriakannya….. model kunciran rambut sama poni nya…. mukanya…. keteknya yang basah banget…. ehhh kok malah meratiin kesono sih!? goblog bener, Man!!

Arman mengusap wajahnya ketika melihat bahwa perempuan yang ada di video itu adalah Puput yang sedang dilerai kuat2 oleh beberapa pengunjung serta karyawan restoran.

Anjir si Puput!! Ini kan di restoran Sooshi Thei deket perempatan warung Abel. Ngapain dia ampe ribut2 begini???

Ternyata video yang sudah kepalang viral itu pun sampai juga di grup pertemanan Arman. Dani dan Farhan yang sedang duduk di depan Arman juga melirik ponsel milik Dani yang memutar video keributan antara Puput dan Rangga.

“Eh, ini kan si Puput itu kan? Yang waktu itu ikut ke pulau bareng kita2 kan?” tanya Farhan kepada Arman yang melirik Farhan sekilas lalu kembali memperhatikan video tersebut.

Setelah mengetahui Puput yang berada disana, iajuga melihat sosok Rangga yang tidak henti2nya meronta mengamuk masih dengan gerakan lengan menunjuk kasar kearah Puput yang juga tak henti2nya berteriak.

“Lah, ini kayaknya gw juga kenal nih yang cowo ni. Siapa tuh…. itu lho…” Farhan membongkar kembali ingatannya.

“Rangga.” ucap Arman.

“Iyaaaa itu, si Rangga. Ini kalo gak salah pacarnya si Puput ini kan?”

“Iya dah. Setau gw nih bedua katanya udah mau merid bentar lagi. Tapi tau2nya video berantem mereka ampe viral begini di sosmed, kesian juga anying….” ujar Farhan menjelaskan kepada Dani yang tidak terlalu mengetahui gosip2 bawah tanah.

“Han, gw cabut duluan ya.” Arman bergegas beranjak dari duduknya lalu pergi ke motor yang tidak jauh terparkir dari sana.

“Eh mau kemana lau???” tanya Farhan setengah berteriak.

“Ada urusan bentar!”

“Terus ini gimana makanan lo?”

“Talangin dulu! Entar gw transfer!”

“Yah, dah sepuluh kali lo bilang begitu ke gw, ngehe!!!” sambung Farhan melihat Arman yang sudah menyalakan mesin motornya lalu berlalu dari angkringan meninggalkan Farhan dan Dani.

Usut punya usut rupanya Arman buru2 menghampiri tempat kejadian perkara di video itu. Melihat Puput sedang berkelahi dengan Rangga, entah mengapa membuat hatinya begitu panas. Ia tidak pernah melihat Puput seorang begitu murka dan histeris seperti itu. Mungkin pernah, namun tentu saja itu sedang dalam pengaruh mode ‘binal’ waktu itu. Namun saat ini yang pasti Puput memerlukan bantuan atau setidaknya bantuan berupa tambahan pukulan di wajah Rangga.

Beberapa menit setelah mengebut sampailah Arman di tempat makan. Namun ia tidak melihat ada Puput atau pun Rangga disana. Hanya sekumpulan orang yang sedang mengobrol satu sama lain di pintu masuk rumah makan sedang membicarakan kejadian ribut tadi.

“Mas, tadi ada yang ribut2 disini ya?” tanya Arman kepada salah satu pelanggan.

“Iya.”

“Sekarang pada kemana ya dua orang itu?”

“Wah gak tau sih, mas. Yang cewe tadi disamperin sama dua sampe tiga temennya. Ditenang2in soalnya dia nangis histeris tadi disini. Terus si cowonya pergi bawa mobil gak tau kemana.”

“Terus gimana, mas?”

“Ya gak tau sih abis itu. Katanya tadi si cewe sampe disambit pake batu sampe kena bagian lehernya gitu, cuman gak tau juga sih mas tadi. Saya cuman denger cewe2 pada teriak sama orang2 langsung ngerubungin si cowo, mau dipukul balik kalo gak salah.”

“Ohh gitu, yaudah makasih mas.”

Arman lalu berlalu. Ia menghela napas lalu celingak celinguk memperhatikan keadaan sekitar. Saat ini pikirannya juga carut marut mengkhawatirkan keadaan Puput seseorang. Akhirnya ia pun pergi ke indekos Puput sambil meneleponnya sebelum menyalakan mesin motor.

“Ck, gak diangkat pula….”

Karena tidak kunjung mendapat balasan, Arman memutuskan untuk langsung menghampiri indekos.




++++++++++++++++++++++



‘tok tok tok tok’

Arman mengetuk pintu kamar kos Puput berulang kali. Sebelumnya, Arman memang pernah diberitahu sekilas mengenai lantai serta nomor kamar Puput, makanya ia langsung bergegas menghampiri sambil mengetuk pintu dengan perasaan cemas.

“Siapa ya????” tanya seseorang dari dalam.

“Arman.”

“Hah? Arman? Ada apa ya? Kok tumben nyamper?”

“Tadi gw ngeliat video si Puput viral di Tic Toc. Makanya gw samper....”

“Ohhh gitu. Kenapa emang, Man?” tanya seorang lagi dengan nada curiga.

Kali ini ia sudah tidak perlu lagi menutupi dirinya dengan Puput yang sebenarnya terjadi. Perasaan khawatirnya lebih besar ketimbang harus menutup2i hubungannya dengan ala2 ‘backstreet’. Seseorang telah tersakiti disini, dan orang itu adalah Puput.

“Jadi boleh masuk gak gw?” tanya Arman yang masih menunggu di depan pintu.

“………”

Suasana menjadi hening di dalam sana. Arman pun perlahan menjadi tidak sabaran sambil menghentakan ujung kakinya berulang kali.

“Jessica? Marina? Siapa pun lah di dalem… gw tau lo pada lagi nemenin Puput.”

“………”

Masih tidak ada tanggapan di dalam.

“Halo?”

“Man? Mohon maaf banget, kayaknya buat saat ini lo jangan masuk dulu deh. Soalnya Puput masih kayak trauma gitu. Terus kita juga lagi mastiin dia aman dan gak kenapa2….”

“Iya. Sorry banget ya, Man….”

Begitulah tanggapan beberapa orang yang berada di dalam kamar. Arman pun mau tidak mau harus menuruti permintaan mereka. Saat ini memang keadaan Puput sedang sangat syok. Ditambah dengan luka lecet di bagian pundak kanannya akibat sambitan batu yang hampir mengenai wajahnya. Di dalam kamar sudah ada Jessica, Marina, Dewi, dan Citra yang sedang mengobati sekaligus menenangkan Puput yang masih terisak bercampur kesal namun takut secara bersamaan.

“Puuut… Put liat gw sini, Put.” ucap Jessica lembut sambil menggenggam tangan Puput erat.

“……..”

“Gapapa, Put. Kita disini kok buat elo…” tambah Marina menenangkan.

“Eh itu gimana jadinya?” tanya Citra ke Dewi mengenai video viral tersebut.

“Gw udah ngelapor ke pihak Tic Toc sih soal minta take down. Terus sama gw udah bilangin ke temen gw yg programmer gitu2 buat di apus tuh video.” jelas Dewi sambil membuka aplikasi ‘Mobile Banking’ untuk membayar jasa temannya.

“Yaudah, lo urus ya bagian yang itu. Thank you banget ya Dew….” ucap Marina kepada Dewi yang masih sibuk dengan pembayaran.

“Put… videonya udah keapus kok. Udah ilang dari jajaran Tic Toc…. lo udah bisa tenang ya…” Jessica kembali berusaha menenangkan Puput.

“Hhhhh…. huhuhuuuu… gw maluuu Jeesss… gw takut kalo kantor gw ampe tau kalo itu gw yang bikin onar di tempat publik….” Puput berucap lirih penuh dengan rasa takut.

“Enggak kok, Be. Enggak kenapa2 udah… udah diurusin sama temennya Dewi….” Citra mengelus kaki kanan Puput yang masih terasa sedikit gemetar.

Mereka berusaha menenangkan sebisa mungkin. Marina memberikan pengobatan di luka bagian pundak Puput dengan sangat hati2 karena setiap olesan obat luka yang ditorehkan membuat Puput merintih kesakitan.

“Be, Be… liat gw Be sini!” Jessica mengalihkan pandangan Puput yang menegang habis2an.

“Hhhh… hhh AHH SAKIT AHH SHH!!”

“Tahan ya Puput sayang…” pinta Marina perlahan mengoleskan kapas yang telah ditetesi obat luka.





++++++++++++++++++++++++++++++++++++++





Sudah sekitar tiga jam mereka berada di kamar kos menemani Puput yang mulai tenang perlahan. Karena jam sudah menunjukan waktu yang cukup larut, satu per satu dari mereka mulai pulang. Tersisa hanya Marina yang duduk diam memberikan pundaknya kepada Puput untuk bersandar.

“Udah mendingan, Put?” Marina mengelus rambut Puput yang terlihat kusut “sini gw sisirin ya….”

“Emmh.. makasih ya Mar.” jawab Puput masih lirih.

Tidak ada percakapan yang terjadi disana. Hanya suara gesekan sisir dengan rambut panjang Puput yang perlahan kembali tertata rapih meskipun terasa lepek.

“Mau dicepol juga?” tawar Marina.

“Hmm, boleh…”

Marina lalu mulai menata dan mengikat rambut Puput dengan model ‘messy bun’. Ia lalu mencapit rambut yang telah dibentuk dengan jepitan rambut agar tidak kembali berantakan.

“Makasih ya, Mar.”

“Sama2.”

“………”

“Kenapa Put?”

“Mar?” tanya Puput pelan.

“Kenapa?”

“Kok bisa ya lo bahagia banget sama Bian sampe2 lancar banget ke jenjang yang lebih serius?”

“Put….”

“Sementara gw sampe begini banget, Mar. Kayaknya gw tuh lagi sueeee banget idupnya….”

“Put, udah yuk jangan bahas itu yukkk…”

“Kenapa ya kalo soal asmara, hubungan gw selalu dibawah gitu? Seakan2 rodanya gak berputer gitu keatas, Mar?”

“Puput…” Marina berusaha menghentikan kalimat2 Puput yang menyakiti dirinya sendiri.

“Gw tuh pengen Mar, gw tuh…. gw tuhh…. hikksss… gw…. gw tuh kelewat tolol Mar kalo soal cinta2an beginiiii…. kenapaaaaa…. hiksss hikkkss hhhuhuuuuu….”

“Puput, udah2 yuk….” Marina perlahan memeluk tubuh Puput berupaya menghentikan tangisnya yang muncul kembali.

“Bodoh banget gw Marrr…. bodoooh banget gw kalo begini…. kenapa gw gak dari dulu punya keberanian buat ngelepasin si Rangga???? Kenapa gw masih bertahan sama dia sampe enem taon begini….??? Kenapa sih si Kyla Susanti Putri ini goblog banget Maaaaar…. huaaaaaaaaaaa!!!”

Marina kali ini tidak menyangkal apa perkataan Puput. Hanya pelukan erat serta elusan di punggung yang diberikan kepada Puput yang kembali histeris mencercau penuh penyesalan.

“Marr gw bodoh banget Maaaaarr!!”

“……..”

“Gak tau kenapa gw begini!!! Gw tau gak kenapa gw setolol ini sama hubungan gw Maaaarr!!!”

“……..”

Tidak henti2nya Puput mengoceh sambil terisak menangis di pelukan Marina. Sementara Marina dengan ikhlas blus putihnya basah berlinang air mata Puput yang membasah di bagian pundak dan dadanya.






++++++++++++++++++++++






“Ini jadi maksudnya apa, Put?” tanya pak Rahman dengan nada pelan namun penuh dengan ketegasan.

Siang ini Puput sedang habis2an disidang oleh pak Rahman terkait dengan video perkelahiannya yang viral kemarin. Hari ini juga entah mengapa pak Rahman begitu berbeda dibanding biasanya. Hari ini ia sangat menunjukan sikap tangan besinya, berbeda dari hari2 biasa dimana ia ramah kepada Puput dan terkesan sedikit genit.

“Maaf pak, saya gak bermaksud ngelakuin seperti itu di depan umum.”

“Enggak gitu juga maksudnya Put. Reputasi kamu tuh udah bagus lho di perusahaan ini… jadi jangan sampe ulah2 sepele kayak yang kemaren di video bikin perusahaan kita jadi jelek.” pak Rahman tidak mengubrik perkataan Puput barusan.

“Baik pak.”

“Kamu tau gak sih, itu sampe owner ngeliat tuh video lewat di Tic Toc punya dia. Terus abis itu dia nanya2 ke saya dengan nada yang udah gak enak. Denger ya…. gak, enak!”

“…….”

“Itu sampe netijen2 yang sok tau itu sampe komen yang macem2 soal perusahaan kita tau gak, Put. Cuman karena kamu berantem sama pacarmu itu yang udah gak tau kemana sekarang!”

“…….”

“Gini deh, karena diluar sono udah kelewat panas, dan untungnya video itu juga udah jarang keliatan… saya kasih kamu SP, tapi langsung SP3…. saya gak mau tau, kalo nanti ada kejadian mirip2 kayak gitu lagi atau apalah itu, kamu saya ganti ya….”

“…….”

“Jawab Put! Kenapa kamu diem aja kayak gini?”

“Baik pak. Maaf pak.”

Pak Rahman tidak menanggapi permintaan maaf dari Puput. Kursi yang didudukinya langsung diputar dan menghadap ke dinding belakang. Melihat tanggapan cuek pak Rahman, Puput langsung meninggalkan ruangan tersebut sambil membawa dokumen yang tela ia bawah tadi.


++++++++++++++++++++++++++++++++++++++


Puput masih terisak menangis di ruangannya setelah habis2an dibantai oleh pak Rahman. Baru kali ini ia kembali dibentak seperti itu semenjak minggu pertamanya bekerja. Biasanya ia lebih banyak mendengar amukan pimpinannya kepada karyawan lainnya dan Puput adalah orang yang menengahi konflik tersebut. Namun kali ini pak Rahman kembali menunjukan taringnya dan membuat Puput menjadi semakin ‘down’. Ia mengusap air matanya berkali2 sambil menatap kosong layar komputer yang belum ia buka sama sekali dengan hal2 yang berhubungan dengan pekerjaan.

“Hikkss… hiks… hiks…”

Ia tidak menyangka efek ributnya dengan Rangga semalam berdampak sangat besar sampai ke pekerjaannya. Bisa saja setelah ini akan ada efek yang lebih parah lagi yang Puput tidak tahu. Hal seperti ini saja sudah membuat dirinya begitu sesak batin. Dan benar saja, belum selesai Puput dengan tangisannya ia kembali dipanggil oleh seseorang yang diutus oleh pak Rahman. Kembali Puput pergi ke lantai tempat ruangan pak Rahman, namun kali ini dengan sorotan mata seluruh karyawan memperhatikan Puput yang berlalu dengan mata sembab.

Tidak butuh waktu lama Puput kembali dari tempat pak Rahman. Ekspresinya terlihat tidak menunjukan tangisan seperti tadi. Namun langkahnya gontai karena kembali mendapat kabar pahit. Ia juga membawa sebuah amplop coklat yang berisikan sesuatu dari pak Rahman. Sebuah surat yang sepertinya hanya Puput dan pak Rahman yang mengetahuinya.

Puput memang sudah tidak menangis kembali, namun ekspresinya kali ini begitu gelap dan suram. Tatapannya kosong menatap tunduk sambil melangkah pelan kembali kedalam ruangannya.

Los yang duduk tidak jauh dari ruangan Puput pun bergegas masuk kedalam ruangan Puput. Ia melihat Puput mengeluarkan beberapa kotak dus berukuran sedang dan besar. Satu per satu barang kepunyaanya ia masukan ke dalam sana dengan asal2an tanpa menyusunnya.

“Kak? Kak Puput ngapain??” tanya Los dengan nada miris.

Puput menatap Los sekilas. Ia memberikan senyumannya dengan sangat susah payah kepada juniornya itu sambil menata barang di dalam dus yang berantakan.

“Kakkk…???” Los cepat menghampiri Puput “kak Puput mau kemanaaaaaa???”

Los memeluk erat tubuh dingin Puput. Sepertinya Los sudah mengetahui gelagat Puput yang merapihkan semua barang2nya ke dalam dus. Ya, hari itu juga ia dipecat dari pekerjaannya tanpa sebab yang jelas oleh pak Rahman.


++++++++++++


Setelah Puput keluar dari ruangannya setelah memberikan pernyataan tersebut, pak Rahman pun mengambil ponselnya dan terlihat menelepon seseorang dari sana.

“Halo, ma?”

“Gimana? Udah papa amukin si cewe labil itu?” tanya Lisda, istri dari pak Rahman yang sedang terbaring di kasur karena sakit.

“Udah ma, udah tadi papa abisin dia.”

“Ya baguslah. Mama udah empet ngeliat sosok dia di kantor...”

Pak Rahman hanya menggaruk belakang kepalanya saja mendengar kalimat2 merendahkan dari Lisda. Perlahan pak Rahman menengok ke arah pojok atas ruangannya. Terlihat sebuah CCTV sedang merekam seisi ruangan tersebut. Namun tidak hanya satu CCTV melainkan dua buah CCTV yang berdempetan satu sama lain. Rupanya satu perangkat lagi langsung terkoneksi ke dalam ponsel milik Lisda. Mulai dari video serta audio, Lisda dapat mendengar semua hal yang berada di ruang pak Rahman secara jelas.

“Entar kalo begitu lagi, papa udah tau mesti ngapain….”

“Ya, maaa… tenang aja.”

“Tenang2! Diapain pa jadinya?”

“Pecat…”

“Ya. Begitu seharusnya…”

“……”

“Mama gak suka sama dia. Hawa dia gak menyenangkan aja buat mama. Terus tadi kamu nya gak kenapa2 gitu, pa?” tanya Lisda dengan nada ketus.

“Ada apa ma?”

“Setau mama, cantik2 gitu dia punya masalah sama bau badan dia. Itu lho pa, ketiaknya Puput bau banget. Papa gak ngeh emang????”

“Mana papa perhatiin hal yang kayak gitu sih.” pak Rahman kembali menggaruk belakang kepalanya mendengar gibahan istri tuanya ini.

“Duh, emang papa nih kayaknya, idungnya mesti dicolok lagi deh. Udah kesumbat sama coveed lagi ya jangan2?”

“Ma, udah ah jangan gitu. Mending mama istrirahat udah…. orang masih sakit gitu kok. Udah ah papa mau lanjut kerja lagi ini, soalnya entar ada meeting.”

Lisda tidak menjawab apapun dan langsung mematikan panggilannya. Pak Rahman yang sudah kusut hanya memberikan lambaian tangan di CCTV diatas untuk memberikan tanda kepada istrinya.

Gak kuat saya, gak kuaaaattt… sampe kapan saya harus akting kayak begini sih demi istri yang udah sakit2an begitu…??



++++++++++



Terlihat tidak profesional? Tentu saja. Perusahaan sebesar itu seharusnya tidak langsung memberikan ‘suspend’ seberat itu untuk salah satu karyawati terbaiknya. Namun sepertinya mau seprofesional apapun pimpinan perusahaan tersebut akan tunduk kepada otoritas tertinggi di perusahaan maupun keluarga; sangi “ibu negara”, Lisa, istri dari pak Rahman.

Pak Rahman sibuk menggaruk kepalanya yang sudah setengah beruban mengingat pernyataanya barusan kepada HRD kesayangannya. Namun sang istri sudah terlanjur sentimen bahkan sebelum kasus video tersebut viral. Memang, Lisda terkenal sebagai HRD ketus sebelum dirinya sakit2an seperti sekarang. Posisinya pun sempat digantikan oleh Puput unutk mengisi kekosongan divisi tersebut. Sekarang, Puput sudah resmi dipecat dan tidak ada lagi yang mengisi bagian tersebut. Mau meminta Lisda untuk kembali? Tentu saja tidak bisa. Perusahaan mana yang ingin memakai orang yang sakit2an luar dan dalam (psikis) dalam mengurusi sumber daya manusia di perusahaan ini?

Puput masih berusaha dihentikan oleh Los merapihkan barang2nya. Los erat memeluk Puput dan juga ikut menangis, bahkan tangisannya begitu histeris di dalam dekapan Puput saat ini. Ia tidak ingin “kakak” tersayangnya pergi.

“KAK PUPUT JANGAN PERGIIII!!!”

“Loooss… jangan gini….” bola mata Puput kembali membasah merasakan erat pelukan Los di tubuhnya.

“KAK PUPUT GAK BOLEH PERGI!! KAK PUPU GAK BOLEH PERGIIII!!! ENTAR SIAPA YANG TEMENIN AKU KAAAAAKKK!!??”

Los semakin histeris. Saking histerisnya, beberapa karyawan yang mendengar pun masuk kedalam lalu memisahkan Los dari Puput.

“GAK MAU !! LEPASIN GW!! GW GAK MAU KAKAK GW PERGIIII!!!”

“Hadeh, apa lagi sih ini?”

Mendadak pak Rahman masuk kedalam ruangan Puput. Langkahnya pelan menghampiri Puput beserta Los da karyawan lainnya.

“Udah belom beresinnya?” tanya pak Rahman pelan menatap Puput dengan rendah.

“Sebentar lagi selesai, pak.” jawab Puput pelan.

“Yaudah, kayak tadi saya bilang ya Put; hari ini juga kamu minggat. Saya gak mau karyawan saya ada ulah segala macem di kantor ini, bikin citra jelek aja kamu….”

Pak Rahman berlalu meninggalkan Puput serta yang lainnya. Los yang terdiam pun langsung mengejar pak Rahman namun dicegah oleh karyawan yang lainnya.

“Los, udah Looooos!!! Lo kalo dah tau kayak gini jangan makin bikin suasana kacau udaaaahhh!!!” seru salah satu karyawan yang menahan.

“GAKKK!!! GW GAK SUKA SIKAP DIA!!!! DIA UDAH GITUIN-”

‘PLAK!’

Tiba2 tamparan keras dari Puput mendarat di pipi Los. Keras sekali sampai berbunyi nyaring memenuhi ruangan.

“CUKUP YA LOS! GW GAK MAU GILIRAN LO YANG KENA SAMA TUH ORANG!! CUKUP GW AJA!!! LO DIEM ANTENG AJA DISINI, TOLONG!!!”

Puput kembali merapihkan barang2nya. Sementara Los masih mematung syok melihat kelakukan Puput tadi di dirinya. Ia lantas kembali menangis kuat2 sambil memegang pipinya yang memar karena tamparan kuat Puput.

“KAKAK KENAPA KAAAKKK??? KENAPA SAMPE BEGINI SAMA AKUUUU!!!??”

“Jul, tolong bawa dia keluar.” pinta Puput kepada salah satu karyawan.

“Yuk udah Los, ini bukan urusan lo lagi. Udah ayuukkk cabuuuut….”

Mereka menarik paksa Los keluar. Ia tidak habis pikir Puput akan memberikan serangan tersebut kepada dirinya. Ia pikir Puput menyanyangi dirinya.

Namun Puput melakukan hal tersebut karena tidak ingin “adik” nya sama seperti dirinya. Bisa saja Los bertindak lebih nekad lagi dalam hal ini mengikuti egonya. Sebelum Los bertindak lebih jauh, mau tidak mau Puput harus memberikan rasa pedas kepada Los agar ia mengerti betapa sakitnya yang dirasakan Puput, bahkan jauh dari tamparan keras tersebut.




++++++++++++++




Tepat hari ini memasukin hari ketiga setelah insiden pemecatan Puput. Dirinya saat ini sedang berada di kamarnya, duduk merenung dengan wajah kuyu dan tatapan kosong. Ia tidak mau makan dan tidak berselera untuk makan. Tubuhnya perlahan mengurus dan pipinya terlihat sedikit cekung karena tidak ada asupan selama tiga hari ini. Ponselnya pun ia matikan total karena tidak mau melihat dan mengingat kejadian tersebut yang sudah terlanjur viral di media sosial. Hari demi hari ia jalani hanya berdiam di dalam kamar indekosnya, mematung, duduk di kasur sambil sesekali kembali menangis tersedu lalu berhenti kembali terdiam, lalu menangis kembali.

Beberapa kali pintu kamarnya diketuk oleh orang2 namun tidak digubrisnya. Pada siang hari ini ketukan dari luar terdengar kembali. Kali ini ketukannya terdengar berbeda dari biasanya. Keras dan terdengar sahutan panggilan dari luar.

“Puuuutt???”

Puput hanya menengok, tidak meladeni ketukan pintu tersebut.

‘Tok tok tok’

“Gw tau lo di dalem…” ucap suara dari luar.

Puput masih merenung tidak mau menanggapi sahutan tersebut.

Tiba2…

‘Brakkkk!!’

Suara tendangan kuat menjebol pintu kamar Puput. Sontak Puput kaget setengah mati begitu melihat pintu kamar indekosnya yang mempunyai gagang elektronik hancur karena sebuah hantaman keras. Lalu dari luar sana terdengar suara langkah menghampiri Puput perlahan.

“Bangsat! Sampe begini tampang lo, Put!!”

Datanglah Arman melihat Puput yang begitu mengenaskan. Puput terbelalak karena di hadapannya banyak sekali hal mengejutkan terjadi; pintu indekos yang rusak, Arman yang bisa dibilang orang asing mendobrak masuk, serta pikirannya yang langsung mengarah kepada sesuatu yang viral karena pasti hal ini akan kembali terekam di media sosial.

“ARMAN!! LO UDAH BENER2 GILA YA!!! LO NGAPAIN NGEDOBRAK PINTU KAMAR KOS GW AMPE ANCUR BEGINIIIIIII!!!! ENTAR KALO DILIAT TETANGGA ATAU YANG LAENNYA GIMANAAAAAAAA!!!” Puput berteriak dengan suara yang benar2 parau karena tubuhnya yang begitu lemas.

“Ampe ngomong pun lo kayak begitu kedengerannya…. emang bener2 ngentod orang yang bikin lo begini….”

“Arman!!”

“Lo udah kagak ada kabar sama sekali Put soalnya. Kemaren gw datengin kosan lo gak ada sautan sama sekali. Gw kira lo bunuh diri di dalem kamar. Ternyata pas gw dobrak lo ternyata masih idup!!”

“Armaaaaaaaannn!!!”

Arman bergegas memeluk tubuh kurus Puput. Namun bukan balasan pelukan yang didapat, melainkan pukulan lemas di dada.

“LO GILA YA!!! LO TUH BENER2 GAK ADA OTAKNYA YA, MAN!!! KENAPA SIH LO AMPE BIKIN KEGADUHAN BEGINI!!!??”

“Hah, apaan sih??? Siapa yang bikin gaduhh???”

“ITU LO NGAPAIN WOOOOOI TAU2 MASUK SAMPE NGERUSAKIN PINTU!!! ENTAR KALO BAPAK KOS GW TAU GIMANA MAAAAAAAAANNN??? ENTAR GW VIRAL LAGIIIIIII!!!”

Lalu perlahan masuklah seseorang yang disebut bapak kos tadi oleh Puput. Ternyata kejadian membobol pintu itu sudah disetujui oleh bapak kos tersebut. Ia juga sebenarnya khawatir akan keadaan kamar yang ia dengar sedang dilanda kasus cukup berat di media sosial maupun di tempat kerja.

“Lho pak Roy?????” Puput kaget melihat pak Roy selaku pemilik kos menatap Puput dengan lega.

“Astaga! Si Kyla ternyata masih iduppp!!! Puji syukur!!!”

“Hah? Maksudnya pak?”

“Saya kira kamu kenapa2, Kyla! Udah tiga hari kamu gak keluar2 segala macem! Saya kira kamu gantung diri!”

Puput menatap kaget pak Roy yang berbicara serampangan seperti itu, diikuti Arman yang juga ikut menatap kaget.
“Jadi soal ngedobrak pintu itu salah satu ide bapak????” tanya Puput.

“Iya. Terus juga sekalian ada Arman, anaknya temen saya yang kebetulan saya kenal baek. Ternyata dia itu pacar kamu ya?”

Sekali lagi pak Roy mengatakan suatu hal yang membuat Puput terbelalak. Namun karena tubuhnya yang terlalu lemah, Puput akhirnya jatuh pingsan karena tidak dapat asupan selama tiga hri berturut2


つづく
 
Terakhir diubah:
salam semprot para pembaca serta suhu sekalian, akhirnya setelah beberapa purnama ane kembali lagi disini

untuk cerita kali ini mohon maaf belakangan ane bikin sedang serius2nya tanpa ada SS
demi membuat cerita menjadi nyambung dan tetap denan koridor drama, maka dari itu ane sengaja tidak menaruh SS berlebihan di setiap cerita termasuk bagian2 belakangan ini

ane juga gak lupa untuk mengucapkan banyak terimakasih buat para pembaca yang sudah setia menunggu, membaca, dan memberikan komentarnya mengenai cerita Puput

terlihat juga komentar sudah mulai bervariasi meksipun masih keliatan juga ada yang komen nitip sandal matok tiang bilang2 mantap kwkwkwkwkwk
tapi gpp, ane doakan semoga kalian tetap sejahtera meskipun......yaaaa cuman kaum2 titip doang wkwkwk
 
Kirain putus nya puput sama rangga gara² ketauan selingkuh ehh malah hmmm, out the topik banget cerita nya hu ga kebayang sama sekali kekekek
 
Kirain putus nya puput sama rangga gara² ketauan selingkuh ehh malah hmmm, out of the topik banget cerita nya hu ga kebayang sama sekali kekekek
 
Akhirnya putus juga, tapi kasihan sih puputnya diperlakukan kasar gitu 😭😭😭😭

Jujur SS nya gw lebih suka Puput versi dulu. Hot banget wkwkwkwk
Tapi gak apa apa gw ngikut saja alur cerita penulis.

Makasih updatenya suhu @kudaAirrrrrr . Ditunggu part selanjutnyaa :beer: :ampun:
 
Seru hu cerita ente, tp kok ya banyak bangsat2 yg relate di RL bgt. Wkwk
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd