Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

========
QUEST#01
========​


Untung saja fisikku lumayan kuat. Aku tidak terlalu mengantuk di kelas saat jam pelajaran karena tidur jam 3 pagi.
“Halo... Hellen? Ya... Ada apa, Len?” jawabku.

April
“Mas Satria... Aku sudah cari siapa cewe itu... Catat, ya... Namanya April Ekavria Wibowo... Umur 20 tahun... Tanggal lahirnya 16 April... Alamatnya... Tidak perlu, ya... Golongan darah AB... Pekerjaan... Mahasiswa... di Fakultas Hukum Semester VI di Universitas Swasta Tri Satya... Hobinya... Tidur dan mendengarkan musik...” terang Hellen terus membaca data.
Hellen memang kumintai tolong mencari data-data orang yang kucari lewat alamat rumahnya dengan bantuan teknologi yang dipunyainya. Software CHIC kepunyaannya pasti dengan mudah mencari hal-hal seperti itu.
“... 16 April, ya?... Sekarang tanggal 10 April... Artinya... 6 hari lagi... Lumayan, ya?” kataku pada Hellen di sana.
“Rencana mas Satria gimana sekarang? Apa langsung dihajar aja?” tanyanya ceplas-ceplos.
“Tidak semudah itu, Len... Aku harus lebih meneliti si April ini... Apa dia memang segampang itu menerima laki-laki? Bagaimana seleranya yang sebenarnya...” jawabnya.
“Ok-lah, mas... Selamat berjuang, ya...” putusnya.
6 hari... Semoga seminggu ini cukup untuk mendapatkan April dan ZODIAC CORE ARIES.
Untuk mengetahui kebiasaannya pada siang hari, sepulang sekolah aku mengunjungi kampusnya. Ia sudah ada di sana sejak pagi dan masih ada sampai sekitar jam 3 sore.
Ia bertingkah normal seperti mahasiswi-mahasiswi lain. Ceria dan penuh semangat. Ia selalu di kelilingi teman-temannya. Baik cewek maupun cowok. Ia lumayan populer di sini terlepas dari libido tingginya yang tinggi akan seks.
Lalu ia pulang dengan mengendarai mobilnya.
Aku belum punya kendaraan sendiri. Aku sudah bilang sama Papa pagi tadi. Dan aku akan diberi mobil sedan kecil seperti punya Putri hanya berbeda warna. Tetapi mobil itu terlalu mencolok untukku. Aku minta dicarikan mobil bekas kelas menengah yang tidak terlalu mencolok saja.
Aku dicemooh Putri dan Dewi karena permintaanku itu. Masa anak konglomerat naik mobil bekas. Aku cuek saja.
Tapi aku belum punya SIM. Aku belum cukup umur, sih. Maka jadinya... Hari kedua perburuanku ini, aku masih harus naik taksi.
Aku tidak perlu buru-buru mengejarnya, karena April langsung pulang ke apartemennya dan di sana sampai hari menjadi gelap.
Sekitar pukul 20.15, baru terlihat ia keluar dari tempat tinggalnya dan mengendarai mobilnya menuju suatu tempat. Aku tidak mau menumpang taksi lagi karena uang sakuku sudah hampir habis hanya untuk bayar argonya.
Karena hari sudah gelap, aku lebih memilih memakai sayap XOXAM dan terbang. Lebih irit dan mudah. Hanya aku harus lebih berhati-hati jangan sampai terlihat orang. Sehingga aku lebih banyak terbang di atas rumah dan pertokoan.
Mobil April berhenti di depan sebuah hotel dan parkir di sana. Ia terlihat memasuki night club yang berada di dalam hotel tersebut. Aku harus ikut masuk.
Waduh... Aku belum pernah masuk ke tempat seperti ini. Ah... Cuek aja. Belagak sudah biasa aja. Yang penting jangan terlalu menyolok dan menarik perhatian orang sehingga pengintaianku ketahuan April.
Aku mencari tempat duduk yang strategis agar bisa tetap bisa mengintainya tetapi tetap tak terlihat.
Ia duduk di bar dan memesan minuman beralkohol yang tak kutahu apa namanya. Ia lalu minum dan menikmati atmosfir tempat hiburan malam yang menyuguhkan hiburan musik ajeb-ajeb ini.
Ia sesekali mengikuti irama musik dan sesekali menyanyikan beberapa lirik lagu.
Sepertinya hal itu tidak lama karena seorang pria datang mendekatinya dan mulai mengobrol. Sepertinya April sedang mencari lelaki baru.
Ia sangat supel atau bagaimana, karena ia bisa dengan cepat akrab dengan pria itu. Mereka sudah tertawa-tawa dan saling menyentuh. Apa itu pengaruh alkohol, ya?
Lalu saat April membisikkan sesuatu agar terdengar jelas pada pria itu, sang pria langsung mengangguk dan berdua mereka meninggalkan tempat itu.
Aku langsung menghabiskan minuman soda yang harganya selangit itu dan mengikuti mereka.
Masing-masing mereka mengendarai mobil sendiri, dan April diikuti pria itu dari belakang.
Aku sangat hapal dengan rute ini. Mereka menuju apartemen April. Wah... Sepertinya kejadian seperti kemarin akan terjadi lagi. Aku harus melihat permainan seks April yang gila-gilaan dengan pria yang baru saja ditemuinya itu.
Benar saja, setelah beberapa saat berbasa-basi, mereka akhirnya mulai menanggalkan pakaian dan bergumul di sembarang tempat di apartemen itu.
Aku masih saja memakai cara yang kemarin dalam mengintip pekerjaan mereka, dengan memakai kamuflase dari core ROSE DROP.
Aku hampir jatuh tidur saat aku melihat tiba-tiba mereka berhenti. April buru-buru mencabut penis lelaki itu dari vaginanya. Ada apa, nih?
Aku melihat ada noda darah yang keluar dari kemaluannya. Apa April terluka?
Lalu sejumlah kecil darah kembali mengucur pelan dari sana. April menyekanya dengan jari tangannya. Ia tampak kecewa. Ia mulai haid.
Waduh... Menstruasi! Mati aku... Hanya tersisa lima hari lagi dan saat ini ia sedang menstruasi!
Wah... Kabar buruk ini... Rata-rata yang kutau dari saudara-saudara cewekku bilang, perempuan itu mengalami menstruasi selama 4-15 hari. Sedangkan masa yang kupunyai hanyalah 5 hari. Bagaimana ini...?
Aku bingung sekali...
Aku hanya bisa memandangi kekecewaan mereka berdua. April dan lelaki itu juga kecewa karena seks mereka harus terhenti karena siklus alami wanita.
Karena sudah sangat tanggung, lelaki itu melanjutkan dengan mengocok penisnya dengan cepat dan mengarahkannya langsung ke mulut April.
Dan crooot!... crooot! Sejumlah cairan putih mendarat di wajah dan sebagian dada April. Lelaki itu kemudian terlemas.
Tetapi aku yang lebih lemas lagi. Aku harus menunggu sampai tahun depan agar bisa mendapatkan ZODIAC CORE ARIES.
Kemungkinan besar kalau April gila-gilaan bermain seks beberapa hari ini karena dorongan hormon Progesteron-nya yang meningkat menjelang siklus bulanannya. Membuatnya selalu terangsang dan birahi konstan.
Aku melihat mobil lelaki itu meninggalkan kompleks apartemen April beberapa saat kemudian. Aku memandanginya dengan lemas. Tak ada semangat lagi.
Di lantai 5 apartemen itu, lampunya masih menyala. Ia masih belum tidur rupanya.
Di depan kompleks apartemen itu aku duduk di semacam pembatas jalan pada jam 11 malam begini. Jalan sudah lumayan sepi. Hanya ada beberapa mobil dan sepeda motor yang lewat.
Pikiranku berkecamuk. Kacau banget-banget. Peluang yang sudah segini dekat jadi berantakan karena siklus alami seorang anak manusia. Tapi walaupun gimana-kemana-dimana berpikirku, ujungnya pasti pada satu kesimpulan... Temui saja wanita itu secara langsung!
Itu memang patut dicoba. Coba saja bertemu dengannya. Lihat kemungkinan apa yang mungkin terjadi.
Aku tidak perlu masuk lewat lobby karena aku dengan mudah sampai ke lantai lima dan tiba di depan pintu apartemennya dan...
“...Siapa?” tanya April dari interkom videonya.
Aku tak menjawabnya... karena tak ada kata-kata yang mampu keluar dari mulutku karena groginya.
Pasti ia melihatku dari kamera video, berdiri tepat di depan pintunya. Berdiri mematung dan tak dikenal.
Karena berdiri mematung di sana, aku lupa sudah berapa lama aku berdiri karena tiba-tiba pintunya terbuka.
Ia membukakan pintu...?
“Kamu,” katanya datar.
Ia memakai piyama mandi dan rambutnya terbungkus handuk. Sepertinya ia baru selesai keramas.
“Ayo masuk,” ajaknya.
Dengan perasaan kosong, aku melangkah kedalam apartemen itu. Tapi dengan pasti aku mengikutinya ke ruangan utama apartemen. Aku sudah cukup mengenal tempat ini karena sudah dua malam kupantau.
“Kamu yang beberapa hari ini... mengikutiku, kan?” tanya April tiba-tiba.
Wah... Celaka... Jadi selama ini dia tau kalau aku membuntutinya. Gimana dia bisa tau? Aku sudah menjaga jarak aman cukup jauh.
“Namaku April... Namamu siapa?” tanyanya tanpa mengharapkan jawaban dari pertanyaan pertamanya.
“Satria...” jawabku singkat.
“Jadi... Satria...? Apa tujuanmu mengikutiku selama dua hari ini?” tanyanya lagi sambil menyandarkan bahunya pada sebuah pilar.
“Aku... “ aku tak tau apa yang akan kukatakan padanya.
“Katakan saja yang sebenarnya... Aku sudah biasa menghadapi laki-laki semacam kamu ini...” cetus April.
“Kamu pasti mengharapkan sesuatu dariku, kan?” tanyanya lagi.
“Ya...” jawabku tanpa sadar.
“Tapi maaf saja... Walaupun se-horny apapun aku... atau sehebat-hebatnya kamu aku tidak mau ML kalau sedang mens... Sorry aja...” jawabnya langsung dan terus terang.
“Kalau aku tidak mendapatkannya dalam lima hari ini... aku harus menunggu setahun lagi...” akhirnya keceplosan juga karena aku tak tau harus ngomong apa.
“Dalam lima hari ini... Tunggu dulu... Lima hari itu adalah hari ulang tahunku... Kenapa dengan ulang tahunku?” tanya April mulai tertarik.
“Aku harus mendapatkan sesuatu dari dirimu tepat pada hari ulang tahunmu... 16 April ini...” jelasku.
“Sesuatu katamu... Apa seperti cintaku? Hah!... Jangan membuatku tertawa...” responsnya.
“Aku tidak menginginkan cintamu... Aku sudah punya pacar... Dan karena dialah aku harus melakukan ini...” terangku agak tersinggung.
“Hng? Karena pacarmu? Aku jadi tidak mengerti... Kau sudah punya pacar... Lalu kenapa kau harus mengejar-ngejar aku...? Coba kau jelaskan lebih rinci lagi...” mintanya betul-betul penasaran. Mimik mukanya sangat serius ingin tau sampai pada taraf kepo akut.
“Apa kau ingat kejadian sekitar sebulan yang lalu... Saat ada mahluk yang bercahaya keluar dari tubuhmu?” tanyaku mengarahkan ingatannya.
“Ya... Malam itu ada sesosok tubuh bercahaya keluar dari tubuhku dan tubuh lelaki itu... Tapi mereka berbeda... Yang keluar dari tubuhku itu lebih berbentuk wanita yang memakai semacam topeng dan memegang senjata aneh...” ingatnya.
“Itu disebut core... Dan itulah yang kuinginkan darimu... ZODIAC CORE ARIES...” terangku.
“ZODIAC CORE ARIES?” kagetnya. Entah mengerti atau tidak.

Satu jam kemudian aku meninggalkan apartemen itu setelah menjelaskan segala sesuatunya. Mulai dari untuk apa aku mengambil core-nya, lalu cara aku mencarinya sampai cara pengambilan core istimewa miliknya.
Ia bilang akan memikirkannya dahulu. Sementara ia menyimpan dahulu nomor HP-ku. Ia akan menghubungiku kalau ia tertarik untuk membantuku.
 
Terakhir diubah:
Rasanya kek baca manga gan..
Tp overall 2 thumbs :D

thank you udah mampir. kebetulan mmg saya suka banget manga dan anime. dari awal sampe sekarang oplover.
kebetulan selagi menulis cerita saya membayangkannya menggambar di cell-cell manga. #bisamenggambarmangajuga.
 
thank you udah mampir. kebetulan mmg saya suka banget manga dan anime. dari awal sampe sekarang oplover.
kebetulan selagi menulis cerita saya membayangkannya menggambar di cell-cell manga. #bisamenggambarmangajuga.

Wuih... Lanjutken suhu... Bagus nih kalo ada versi doujinnya hhehehe... :D
 
========
QUEST#01
========​

Disekolah aku benar-benar pusing. Mataku susah sekali dibuka karena terlalu lelah sebab kurang tidur. Aku hanya berharap hari berjalan dengan cepat agar aku bisa pulang dan tidur dengan nyenyak.
Akhirnya saat itu datang juga. Bel tanda usai sekolah sudah berbunyi. Panggilan seseorang yang terdengar seperti bu Karen, guru Bahasa Inggris-ku, tak kuperdulikan. (Paling-paling dia minta jatah mingguannya... ()
Heh? Kenapa ada mobil si April di depan sekolahku?
Saat aku mendekati mobil itu, jendela depan bagian penumpangnya terbuka.
“Hei... Satria... Ayo cepat naik...” April menyuruhku agar naik setelah pintu belakangnya dibuka. Seseorang duduk di samping April. Seorang cewek yang seumuran dengannya.
Segera setelah pintu kututup kembali, mobil itu langsung melaju menuju apartemen April.
“Kenalin nih temanku... Namanya Lisa...” kata April terus memperhatikan jalan mobilnya.

Lisa
Teman April yang bernama Lisa itu mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan denganku.
Orangnya cantik juga, kulitnya mulus bersih berambut panjang dan sepantaran dengan April. Ia lumayan ramah dan ceria. Ia mulai bertanya-tanya hal-hal kecil dan basa-basi.
“Gini Satria... Aku mo ngetes kamu dulu... Apa benar kamu sehebat ceritamu itu... Dalam ngeseks tentunya... Lisa yang jadi bahan percobaannya...” jelas April.
“Enak aja jadi bahan percobaan yeee... Emangnya apaan...” sahut Lisa. Mobil itu jadi rame sekali dengan canda mereka berdua. Aku diam saja mendengarkan mereka berdua.
Bakalan bertambah lagi daftar wanita yang pernah kugauli, nih... Aku sudah lupa berapa orang, ya? Padahal baru beberapa bulan saja aku memulai petualangan seks...
Kami sudah sampai di apartemen April dan tepatnya di ruang tidurnya.
Nampaknya aku tidak harus menunggu lama karena sepertinya Lisa ini cukup berpengalaman juga. Ia langsung saja merapatkan tubuhnya yang seksi itu dan mulai meraba-raba seluruh tubuhku. Sementara itu April duduk di sudut ruangan dengan santai–menonton.
Aku meladeni Lisa dengan sepenuh hati. Kupikir kalau aku bisa berhasil dengannya, April akan dengan mudah kudapatkan. Aku harus menunjukkan pada mereka berdua, sehebat apa Satria ini dalam bercinta. Ciee...
Puncak kekaguman mereka adalah saat penisku yang besar mengacung tegang dengan perkasa.
“Wah... Pril... Anak ini hebat sekali... Tidak seperti punya anak SMA biasa... Aku belum pernah dengan yang seperti ini... Kau rugi sekali kalau aku yang pertama mendapatkannya...” seru Lisa.
Memang April terlihat meneguk ludah beberapa kali melihat Lisa mengulum dan menghisap penisku dengan rakus. Ia terlihat senang sekali. Ia memuji-muji betapa besar dan kerasnya batangku.
Tak lama kemudian Lisa dan aku sudah bergumul menjadi satu kesatuan daging yang saling bertumpuk. Baik saat aku menghujamkan batang penisku di vaginanya yang menggila merah, juga saat kami ber-enam-sembilan, saling menghisap kemaluan lawan.
April hanya bisa memandangi kami sambil juga duduk gelisah pengen. Pasti ia juga ingin sekali bergabung dengan kami. Tapi seperti yang ia katakan sebelumnya, ia paling tidak bisa ML kalau sedang haid.

Perhatian!
Darah menstruasi mengandung hormon progesteron yang berlebih sehingga saat luruh menjadi darah haid akan dipenuhi oleh sel-sel mati hormon tersebut yang sudah pasti akan dipenuhi oleh berbagai macam bakteri. Disamping saat menjalani proses peluruhan darah haid, mulut rahim akan sedikit terbuka.
Jika wanita yang sedang haid melakukan hubungan seks, maka besar kemungkinannya bahwa darah haid yang seharusnya keluar itu akan memasuki rahim kembali dan menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan seperti infeksi dan kanker yang berbahaya.

Lisa dan aku terus memacu birahi untuk mencapai kepuasan masing-masing. Kami berdua sudah bermandi peluh di apartemen sejuk ini karena banyak mengeluarkan energi untuk nafsu.
Dua jam kemudian setelah Lisa entah keberapa kalinya mendapat multiple orgasm-nya, aku mengakhiri seks ini dengan memuntahkan spermaku di mulutnya. Sangat banyak sampai mengenai wajah dan menetes di dadanya.
Saat aku sedang menarik nafas dan beristirahat di atas ranjang, April datang dan membersihkan batang penisku yang masih tegang dan berlumuran cairan kental kekuningan itu dengan mulutnya.
Ia terus mengulum dan menyedot sampai semua yang keluar bersih sama sekali. Lalu setelah itu ia beralih membersihkan wajah Lisa dari spermaku.
Wah... Vagina Lisa sampai memerah sedikit bengkak begitu karena dua jam terus kuhajar dengan ganas. Tapi hebatnya ia tidak merasa perih apalagi sakit. Mungkin karena enaknya.
Lisa sepertinya masih ingin kusentuh karena ia lalu merapatkan badannya padaku dan bermanja-manja. Tubuhnya kuelus-elus agar nyaman dan senang. Ini yang paling disukai wanita. Disentuh dan disayang.
“Dia sudah tidur, tuh...” kata April.
“Hmm... Iya... Lisa sudah kelelahan, ya...” jawabku tetap memeluknya.
“Apa kamu selalu sehebat itu, Sat?” tanya April.
“Aku gak mau menyombongkan diri... karena aku bahkan bisa melayani beberapa orang wanita sekaligus seperti tadi...” jawabku mencoba meyakinkannya.
“Beberapa orang sekaligus...? Berapa orang yang pernah kau layani seperti itu...” tanya April mulai penasaran.
“Seringnya, sih... dua orang... lima... tujuh... sembilan juga pernah...” jawabku sambil menghitung.
“Sembilan?” kaget April. “Ah... Kamu pasti ngarang, deh... Mana ada yang bisa melayani sampe sembilan orang seperti itu... Becanda kamu...” April tak percaya.
“Terserah kalau kau tak percaya... tapi itu kenyataannya... Waktu itu... sekitar sebulan yang lalu... Ada sepuluh orang termasuk aku... pergi berakhir pekan di villa pinggir pantai... Malamnya aku harus melayani kesembilan cewe-cewe gila seks itu...” kenangku tentang kejadian itu.
“Apa pacarmu tidak tau kerjaanmu itu?” tanya April.
“Ng... Dia termasuk diantara sembilan cewe itu...” jawabku cengengesan mengingat masa itu lagi.
“Oo... Gitu... Enak juga, ya pacaran denganmu... Jadi yang lainnya itu siapa?... Teman-temannya pacarmu?” tanyanya lagi.
“Satu... adiknya pacarku... Dua saudara kandungku... Lima cewe lagi.. sepupuku... lalu pacarku...” jawabku jujur menghitung dengan bantuan jari.
“Oo...” kembali hanya itu yang bisa keluar dari bibirnya. Entah apa yang sedang dipikirkannya.
“Aku kira... hanya aku saja yang sangat moderat tentang seks... Tapi kalian... bahkan sesama saudara sendiri melakukannya... Mataku baru terbuka lebar sekarang...” pikirnya.
Lisa masih tetap dalam dekapanku. Terpulas oleh kenikmatan yang kuberikan.
Berikutnya April menanyakan hal-hal lain yang menyangkut diriku pribadi. Sepertinya dia sangat tertarik untuk mengenalku lebih jauh.
Menjelang tengah malam, barulah Lisa melepaskan dekapan tangannya pada tubuhku karena pulas tertidur hingga aku bisa turun dari ranjang ini. Ia terus tidur di tempat tidur April dan kuselimuti tubuh bugilnya agar tidak kedinginan.
Sekitar setengah jam kemudian aku permisi pulang dari apartemen April. Ia bilang akan menghubungiku besok.
 
========
QUEST#01
========​


Sepulang sekolah aku sudah melihat mobil April parkir di depan sekolahku. Ia memang sudah meneleponku kalau ia akan menjemput. Ada sesuatu yang akan dibicarakannya.
Teman-temanku menyuitiku karena dijemput cewe secantik April. Aku diam saja dan masuk ke mobil.
“Lisa tidak ikut?” tanyaku karena aku tidak melihat temannya yang kemarin.
“Dia tidak boleh ikut... Hari ini kau hanya milikku saja... Untuk Lisa sudah cukup yang kemaren... Dia sudah merengek-rengek pengen ikut lagi... Tapi gak kuizinin... Keenakan dia...” jawab April sambil terus menyetir mobilnya dengan lincah.
“Yang ‘nemuin kamu, kan aku duluan...” sambungnya sambil tersenyum manis sekali. Lalu tiba-tiba ia mengulurkan wajahnya padaku dan mencium bibirku.
“Aku terus memikirkan kamu semalaman... Kamu itu selain hebat sekali di tempat tidur... Kamu juga baik... Cewe itu pasti beruntung sekali memiliki kamu...”
“Harus aku akui... kalau aku jadi suka padamu... Tapi itu tidak mungkin... Kamu sangat mencintainya, kan? Karena itu kamu jadi harus melakukan semua ini... Pencarian CORE legendaris... Aku akan dengan senang hati akan membantumu...”
“Beneran, Pril? Wah... Makasih banget kalau gitu... Tapi... mens-mu itu... gimana caranya?” tanyaku.
“Caranya... Akan segera kupikirkan... Sementara itu... kau juga harus membantuku... Selama beberapa hari ini sampai hari ulang tahunku... temani aku, ya?” mintanya.
Mobil ini berhenti di tepi jalan. Jalan tidak begitu ramai siang ini. Lampu sein berkedip di satu sisi. Wajahnya mendadak jadi sendu. Matanya agak berair. Ada apa?
“Menemanimu...?” tanyaku.
Ia mengangguk.
Aku jadi teringat dengan semua tingkah dan kelakuannya selama beberapa hari aku buntuti. Ia bersikap riang dan ceria seakan tak ada masalah yang mampu menyentuhnya. Dengan begitu banyak orang yang mengelilingi dan menyukainya. Ternyata ia kesepian.
“Kamu kesepian?” tanyaku berspekulasi.
Ia mengangguk lagi.
Seks hanya pelarian bagi dirinya yang membutuhkan perhatian. Ia mengharapkan sesuatu dari orang-orang yang selalu dikencaninya. Tapi tidak ada yang memahami kesepian dirinya.
Ia mulai menangis.
Ia menekankan kepalanya pada dadaku.
Foto-foto yang tergantung dan tertata rapi di apartemennya mengingatkanku. Hanya ada foto dua orang di sana. Foto dirinya bersama ayahnya di berbagai tempat dan kesempatan. Sepertinya ia sangat dekat dengan ayahnya. Mengagumi ayahnya. Foto-foto dari ia masih kecil, remaja dan dewasa sampai sekarang.
Ia merindukan ayahnya? Karena kesibukan ayahnya yang tak sempat mengurusi anaknya yang telah dewasa, ia diberikan berbagai macam fasilitas untuk bisa mengurusi dirinya sendiri. Tanpa pernah tau apa yang akan dilakukannya tanpa pengawasan dan kasih sayang. Yang sebenarnya dibutuhkannya adalah perhatian.
Para lelaki yang dikencaninya pasti awalnya dikhayalkannya sebagai figur ayahnya. Itu menjelaskan kenapa ia selalu berkencan dengan pria-pria dewasa. Tetapi setelah selesai, mereka tidak lagi memperdulikannya sehingga sama saja dengan ayahnya. Ia lalu kecewa. Mencari sosok ayah lainnya. Father Complex.
Aku hanya bisa mengelus rambut dan menenangkannya.
“Aku akan menemanimu... OK? Udah, ya... Jangan nangis...” hiburku.
Setelah beberapa lama, ia kembali tenang. Ia menghapus air matanya dengan tisu dan mulai tersenyum.
“Mm... Temani aku shopping, ya?” ajaknya.
Wah... Ini penyakit lamanya... Pertama kali aku bertemu April, ia sedang shopping habis-habisan dengan seorang pria.
“Aku juga mau membelikan kamu baju yang bagus... Temanku ada yang ulang tahun malam ini... Jadi Satria harus pakai baju yang cocok untuk acara itu... Nanti aku pilihkan yang bagus, deh... OK?” terangnya.
Yah... Karena aku sudah berjanji akan menemaninya... aku terpaksa mengiyakannya.
Jadi siang itu aku menemani April memilih baju di beberapa butik juga untukku sendiri. Ya kejadian seperti kubuntuti beberapa hari lalu itu terjadi kembali; keluar masuk butik. Ngepas baju macam-macam. Fitting berbagai jenis merek. Bolak-balik ruang ganti. Request nomor ukuran tertentu sampai beberapa jenis. Capek juga shopping sama cewe, ya?
Praktis aku tidak bisa pulang dulu, karena selesai shopping ia minta ditemani ke salon untuk facial dan cuci rambut. Aku juga kena getahnya karena disuruh ikut facial, potong dan cuci rambut. Dan selesainya sore.
Kami langsung ke apartemennya. Aku mandi di sana dan ia membantuku memakai pakaian yang baru dibelikannya.
Kami ke pesta ulang tahun itu pukul 20.00 WIB. Ia menggandeng tanganku dengan bangganya dan memamerkannya pada semua orang. Seolah-olah aku ini kekasihnya. Biar sajalah. Aku tidak kenal mereka ini.
Percakapan mereka masih sangat berat untuk kuikuti. Apa karena aku memang kurang gaul, ya? Atau karena mereka rata-rata mahasiswa dan pekerja kantoran? Aku kan masih kelas 2 SMA.
Di tepi kolam, jauh dari keramaian tamu pesta ini, April menciumku lagi. Kali ini lama sekali karena ia melingkarkan tangannya pada leherku. Mungkin ia sedang memanas-manasi seseorang. Atau memang ia sedang ingin. Biarlah. Enak juga kok.
Kami pulang sekitar jam 23.00 WIB. Dan ia memang langsung pulang. Tapi dia minta ditemani sampai tidur. Memang tanpa seks, sih. Tapi aku harus mendengarkan keluh kesahnya. Mendengarkan cerita-cerita tentang teman-temannya. Orang-orang yang dibenci dan disukainya.
Benar aja, ada mantannya di pesta tadi yang kini sudah menggandeng cewek baru. Itu menjelaskan muka ketat yang kulihat pada beberapa pria di sana tadi.
Berkisah tentang kuliahnya, teman-teman kuliahnya, dosen-dosennya, kantin kampus, kafe kesukaannya, musik favoritnya, makanan kesukaannya, selera fashionnya, pandangan politiknya. Entah apa saja yang ia ingat, akan meluncur dengan lancar dari bibirnya dan bergetar dari lidahnya.
Sepanjang malam ia curhat sambil tetap memelukku. Seolah takut aku akan pergi.
Menjelang subuh baru ia tertidur.
Gawat! Aku kan harus sekolah... Aku tidak mungkin pulang dulu. Masih dengan seragam sekolah yang kemarin, pagi itu aku sampai di kelas dan tidur di meja. Biar nanti guru datang aku baru bangun dan mencari pengganjal mata. Lumayan, lah.

Siang itu, sepulang sekolah, April sudah ada di depan sekolah dengan mobilnya. Langsung saja aku duduk di sampingnya. Suitan teman-temanku tak begitu berarti lagi. Tak senyaring kemarin.
“Hari ini kemana? Kamu bolos kuliah lagi, ya?” godaku.
“Hari ini aku mau... berenang...!” jawabnya ceria tak menjawab pertanyaanku.
“Memangnya kamu gak pernah bolos sekolah...?” tanya April balas menggoda.
“Dulu sih sering... Tapi sekarang sudah gak bisa lagi... Pasti ketahuan mama... Dan aku bisa dihukum berat...” jawabku.
“Masalah ini... apa mamamu juga tau?” tanyanya lagi.
“Tau... Malahan ia mendukung, kok..” jawabku.
“Untuk ini didukung... tapi gak boleh bolos sekolah?... Orang tuamu asik banget, ya?” kagum April.
“Ya, udah... Ayo jalan!” ajakku.
Seperti biasa ia sudah menyiapkan semuanya. Mulai dari celana renang untukku, handuk, makanan cemilan dan minuman dan macam-macam barang untuknya sendiri.
Water Park ini tidak begitu banyak pengunjungnya. Hanya ada beberapa orangtua dengan anak-anaknya. Mungkin karena ini bukan hari libur.
April terlihat cantik dengan baju renangnya yang berwarna merah tanpa lengan ditambah legging pendek hitam. Katanya sih ia tadinya mau pakai yang one piece aja, tapi karena ini tempat umum jadi tidak jadi. Padahal ia sudah membawanya.
Kami jadinya bermain-main air di kolam renang umum ini. Bermain Water Boom sepanjang 25 meter yang setinggi 6 meter memang menyenangkan. Kami sampai berulang kali naik lagi dan naik lagi.
Sangat menyenangkan. Sampai kami berdua kelelahan dan aku harus menggendongnya keluar dari Water Park ini menuju mobil. Terpaksa aku yang menyetir mobil ini (Padahal aku belum begitu bisa) untuk pulang ke apartemen April.
Sepanjang perjalanan ia tidur dengan kepalanya bersandar di bahuku. Aku sebenarnya juga sudah sangat lelah. Tapi apa boleh buat.
Aku juga menggendongnya di punggung untuk naik ke lantai 5 apartemennya, untungnya pake lift. Security apartemen yang bertugas di lobby memandangi kami berdua dengan heran. Tapi karena ia tahu sudah beberapa hari ini aku mondar-mandir tempat ini atau sudah diberitahu pemilik apartemen, aku dibiarkannya membawa April masuk.
Lagi-lagi aku harus menginap di apartemen ini karena April terus memelukku agar tidak bisa pulang hingga aku tidur bersamanya. Berpelukan di ranjangnya.
Pagi-pagi aku berangkat sekolah dari apartemen April masih dengan seragam dua hari yang lalu (baunya sudah minta ampun)
Di sekolah, Putri untungnya mau membawakan baju salin seragam pengganti yang sedang kupakai ini termasuk pakaian dalamnya. Sehingga aku tidak perlu berlama-lama mencium bau badanku yang tak enak di seragam ini.
“Gimana? Udah bisa dapat cewe dengan ZODIAC CORE ARIES itu, Sat?” tanya Putri saat aku sedang di kantin.
“Ulang tahunnya 2 hari lagi... 16 April... Memang anaknya udah dapat, sih... Tapi dia lagi mens...” jawabku sambil bertopang dagu.
“Mens... Kapan selesainya? Kau sudah tanya?” cecar Putri.
“Katanya, sih... biasanya selesainya seminggu... Itu berarti aku terlambat 3 hari... Makanya sekarang ini aku jadi pusing sekali... Mana cewe itu maunya ditemani terus lagi... Aku aja gak sempat pulang, kan...” jawabku mengeluh.
“Soal kau gak pulang itu... gak pa-pa... Mama juga udah ngerti, kok... Yang penting kau tetap sekolah aja...” jelas Putri.
“Iya itu aku sudah tau... Tapi masalah mens itu gimana?” keluhku lagi.
“Hng...”
“Eh... Satria? Kemana aja kamu dua hari ini ‘gak pulang-pulang?” seseorang yang sangat kukenal menyapaku. Dia Dewi.
“Dia lagi pusing, tuh... Cewe dengan ZODIAC CORE ARIES itu rupanya sedang mens sampai hari ulang tahunnya...” jelas Putri.
“O-iya... Hajar aja walau sedang mens... Ada juga kok orang yang main walau sedang mens... Katanya sih... gak bakalan hamil... Gitu...” jawab Dewi sembarangan.
“Masalahnya dia gak mau main kalau sedang mens... Kalau mens-nya gak selesai juga tanggal 16 April ini... aku harus menunggu sampai tahun depan, kan?” kataku.
“Apa gak bisa kau paksa aja...?” malah kini Dewi jadi ngotot.
“Iya... Paksa aja...” kini Putri malah ikut-ikutan.
“Gila kalian... Apa kalian lupa dulu pernah diperkosa monster itu... Kalian kan tau rasanya kalau main terpaksa... Gak enak, tau!” kataku.
“Iya juga, sih...” kata mereka membenarkan.
“Kalian ini... Masa kalian tidak tau perasaan sesama kaum kalian sendiri... Ingat kalian itu juga cewe, tau!” lanjutku.
“Emang kau tau perasaan cewe itu gimana?” ejek Dewi.
“Ee... Setidaknya aku punya pacar... Kalian? Mana? Cowo aja gak punya...” balasku pada mereka berdua.
“Iya deh... Kalah... Elo yang menang... Walau cewe-nya gak ingat sama sekali sama dia... Iya... iya...” balas Dewi lagi.
Aku jadi mesem.
Memang benar juga apa yang dikatakan Dewi tadi. Gimana kalau aku ajak aja dia main walau sedang mens. April orangnya kan suka dengan seks. Pasti dia akan tertarik kalau aku ceritakan bagaimana kalau aku berubah jadi CHARM saat ulang tahunnya nanti.
Jadi ia bisa mengenyampingkan masalah mens-nya ini dan ngeseks denganku.
Eh... atau saat dia ulang tahun dan berdua saja dengannya... aku langsung aja berubah jadi CHARM. Pasti dia akan menuruti pengaruh CHARM dan menyerahkan dirinya dengan sukarela.
Hmm... Boleh juga... Sudah kuputuskan... Walaupun pada hari ulang tahunnya, siklus menstruasi bulanan sialan itu tidak berhenti juga. Aku akan menggunakan cara ini. Kena darah mens juga gak apa-apa. Yang penting aku bisa mendapatkan ZODIAC CORE ARIES.
 
Wah berubah jadi subgenre Cerbung ya? bukan Fantasy lagi. Pantes agak bingung waktu tadi coba nyari.
Hahahaha.... anyway lanjut brother Ryu :semangat:
 
Wah berubah jadi subgenre Cerbung ya? bukan Fantasy lagi. Pantes agak bingung waktu tadi coba nyari.
Hahahaha.... anyway lanjut brother Ryu :semangat:

ya agan logan. liat punya suhu lain ada yg dalam kriteria fantasy tp pake prefix cerbung juga. he... he... *biar pangsa pasarnya lebih luas*
silahkan disimak, gan.
 
Wah updatenya lancar poll.., tiap nengok ke sini pasti selalu ada yang baru.

Ijin bookmark agan ryu...
Semangat sampai tamat
 
Bimabet
========
QUEST#01
========​

“Kamu mau kasih kado apa untuk ulang tahunku besok?” tanya April saat kami sudah di jalan lagi setelah seperti biasa dia menjemputku.
“Kado? Ngg... Apa ya... Ada deh... Ada surprise untukmu...” jawabku mengingat rencanaku tadi.
“Surprise? Apa... kau mau memberiku voucher belanja 1 milyar?” candanya.
“1 milyar!?” kagetku. “He..he... Lihat nanti aja... Namanya juga surprise...”
Siang itu kami pergi main bowling lalu nongkrong di cafe favoritnya hingga sore. Nonton film romantis di barisan paling belakang di bioskop yang tidak terlalu rame malam ini. Berkali-kali ia menciumi pipiku dan menyandarkan kepalanya di bahuku. Tapi tidak ada yang terlalu hot setelah itu.
Setelahnya, tidur malam, seperti biasa ia minta ditemani ngobrol hingga mengantuk dan tidur di pangkal lenganku. Memelukku erat.
Pagi-pagi aku meninggalkan apartemen itu untuk pergi sekolah. Meninggalkan April masih tertidur dengan lelap dan menjalani hariku seperti biasa.
Hari ini 16 April. Ulang tahun April. Hari dimana aku harus mendapatkan ZODIAC CORE ARIES. Di kepalaku masih berkecamuk berbagai rencana untuk nanti malam.
“Aku harus berhasil!” tekadku bulat.

Sepulang sekolah aku langsung bergegas menuju gerbang. April pasti sudah menungguku di sana seperti biasa.
Tidak ada... Mungkin aku harus menunggu sebentar.
Kemana dia? Sudah 15 menit aku menunggunya.
HP-nya tidak bisa dihubungi. Sepertinya tidak diaktifkan. Kenapa anak itu? Apa dia tidak mau bertemu aku sekarang.
Lebih baik kutunggu 15 menit lagi. Kalau tidak ada juga, aku akan mencarinya.

Setelah setengah jam lebih menunggu, aku memilih untuk pulang dulu. Sudah 4 hari aku gak pulang karena pencarian ini. Pembantu yang biasa melayaniku, bu Warni, senang sekali melihatku pulang. Ia langsung menyediakan makan siang kesukaanku; semur ayam yang sedikit asin dan menanyakan kemana saja aku 4 hari ini.
Coba saja jangkauan Coremeter pencari panjang gelombang core istimewa ini luas, pasti akan lebih mudah mencari April di kotaku yang luas ini.
Setelah mandi dan berganti baju, aku langsung cabut dari rumah untuk mencari April. Mobil bekas yang kuminta sudah ada. Lumayanlah, mobil sedan bekas ini tidak terlalu menyolok dibanding mobil convertible Putri atau Dewi yang mewah. Mobil itu langsung kupakai. Kondisinya masih bagus dan mulus. Mungkin pegawai Papa harus kerja keras mencari mobil yang sesuai dengan permintaanku tetapi tetap tidak malu-maluin. Honda City warna hitam tahun 2010.
Kucari di apartemennya. Kosong.
Aku mencoba mencari di kampusnya. Kosong.
Tempat ia biasanya hangout. Kosong.
Salon tempat biasa dia merias diri. Kosong.
Butik-butik dimana biasanya dia shopping. Kosong.

Wah aku tidak tau lagi harus mencari kemana. Semua tempat yang pernah kudatangi bersama April tidak menunjukkan ada tanda-tanda anak itu. Orang-orang juga tidak melihatnya seharian ini.
Teman-temannya kampusnya juga sedang mencarinya. Sekalian juga ingin mengucapkan selamat ulang tahun padanya. Bahkan ada yang merencanakan surprise buat April tapi tak kunjung terlaksana karena anaknya gak nongol-nongol.
Kemana anak itu? Apa ada tempat lain yang tidak aku ketahui? Mungkin saja... Aku kan baru beberapa hari bersamanya. Mungkin tempat-tempat ia belajar membatik, memandikan hewan terlantar, menghibur gajah yang sedang galau. *Dia pernah menyatakan keinginannya seperti itu dalam ocehannya.*

Aku semakin putus asa dengan semakin senjanya hari. Aku memandangi langit yang mulai gelap bersama tenggelamnya matahari. Langit sudah berwarna jingga di sebelah barat. Mondar-mandir kesana kemari. Dari barat kota sampai sudut timur. Dari minyak mobil full tank sampai hampir kandas, aku belum berhasil menemukan April.
Harapanku hanya tinggal di malam hari sampai jam 24.00 WIB. Waduh... Itu 6 jam lagi. Masa harus nunggu sampai tahun depan, sih?
Aku hanya bisa menunggu di depan gedung apartemennya. Siapa tau dia muncul di sini. Semoga saja.
Aku sudah memakai pakaian terbaik koleksiku untuk misi perdana ZODIAC CORE ini. Kemeja lengan panjang warna abu-abu. Celana panjang warna hitam dan sepatu kulit. Rambut disisir rapi dan sedikit wewangian parfum milik Putri yang cukup maskulin.
Sudah jam 21.00 WIB. Mati aku...
Hari semakin dingin. Kayaknya mau hujan gitu.
Aku mulai menggigil. Kok bisa aku menggigil kedinginan? Apa karena lapar? Udah jam 21.30 WIB sih...
“Hei... Nungguin aku, ya?” suara renyah yang akrab denganku 4 hari ini.
“April?” seruku menoleh kesamping. Nyes... Plong rasanya.
“Eh... Kenapa? Senang banget ketemu aku?” tanyanya menggoda. Ia berpenampilan seperti kesehariannya. Tidak ada tanda-tanda kalau ia baru merayakan ulang tahunnya. Mungkin bersama teman-teman lamanya yang tak pernah diperkenalkannya.
“Kamu kemana aja, sih? Sudah kucariin kemana-mana?” tanyaku sedikit marah.
“Kenapa? Kangen, ya sama aku?” godanya lagi.
“Hmm... Enggak, kok!” jawabku kheki. Padahal hati ini rasanya jadi tenang sekali karena kemunculannya yang sangat kutunggu-tunggu. Seperti mendapat harapan baru yang sebelumnya sirna. Wah... Udah kaya tim SAR aja.
“Masuk, yuk...” ajaknya menggamit tanganku.

Rasanya lega sekali melihat April sudah kutemukan. Dengan begitu dengan sisa waktu ini aku bisa melanjutkan rencanaku untuk mendapatkan ZODIAC CORE ARIES.

“Apartemenmu gelap amat... Lampunya rusak, ya?” tanyaku saat kami masuk. Dari pintu terbuka hanya bantuan sinar dari luar yang menerangi bagian dalam apartemen karena jendela-jendelanya pun ditutup gorden.
“Sebentar, Satria...” ujar April. Ia masuk ke dalam apartemen tanpa kesulitan walaupun dalam keadaan gelap. Sebentar saja April menghilang di kegelapan dan aku menunggu dekat pintu. Aku melihat percikan api di satu bagian tempat dan ada lilin yang menyala. Dua lilin. Itu di meja. Eh... aku belum pernah melihat meja ini.
Mejanya bulat kecil dengan alas putih. Di atasnya ada setangkai bunga mawar merah di vas kaca tipis tinggi tepat di samping chandelier lilin. Juga ada wadah stainless steel dengan botol hijau besar di dalamnya.
“Duduk sini...” minta April datang menghampiriku dan membimbingku ke arah meja itu. Hanya ada dua kursi di meja itu dan aku duduk di salah satunya. Ada dua piring lengkap dengan sendok-garpu-pisau dan gelasnya.
“Candle Light Dinner?” saatku sadar apa ini. Lilin menyala di tengah.
“Ya... sudah pernah beginian dengan cewe-mu?” tanya April.
“Belum...” jawabku. “Gimana caranya?” tanyaku bego.
“Ya... seperti makan biasa... Cuma suasananya dibuat seperti ini biar romantis...” jelas April.
“Oo... “ hanya itu yang keluar dari mulutku. Apa gak susah makan gelap-gelap begini. Apa nanti makanannya gak masuk ke hidung cuma diterangi lilin? Jadi tiap hari orang-orang yang nasibnya tak terlalu bagus makan malam ditemani lampu teplok dinamai Wicker Light Dinner?
“Sebentar, ya... Aku ganti pakaian dulu...” dan kemudian ia menghilang lagi di kegelapan. Kok bisa ia bergerak bebas di tempat gelap seperti ini? Apa karena ia sudah terbiasa di apartemennya ini sehingga tau tiap jengkal tempat ini dengan persis tanpa harus tersandung? Ganti pakaian? Pasti dia ke kamarnya.
Beberapa menit kemudian (setengah jam tepatnya) April sudah muncul kembali dengan gaun malam hitam yang indah sekali dengan taburan kristal Swarovsky. Berpotongan dada rendah hingga menonjolkan belahan dada dan bahunya.
“Wah... Cantik sekali April malam ini...” pujiku.
“Makasih...”
Ada musik instrumental mengalun perlahan. Mungkin sudah diatur April agar sekarang diputarnya dengan timer. Musik ini bernada sederhana berupa dentingan dawai-dawai piano yang dimainkan secara profesional oleh pianis level maestro. Aku sih gak tau siapa orangnya atau apa nama komposisinya. Pokoknya enak aja. Sesuai untuk mood romantis-romantisan begini.
April lalu menuangkan minuman dari botol hijau besar itu. Warnanya bening tapi baunya bukan seperti minuman soda.
“Ini namanya Crystal... Champagne dengan kadar alkohol rendah... Minum sebanyak apapun paling cuma mabuk sedikit...” jelas April mengerling manis.
“Oo...” lagi-lagi itu yang keluar.
April mengajariku bagaimana minum champagne yang benar. Baunya tidak terlalu keras. Rasanya tidak seperti bir yang pahit. Lumayan enak. Apa begini semua rasa champagne, ya? Kok rasanya sayang banget kalau nonton perayaan apa gitu; MotoGP atau liga bola, champagne dikocok lalu disemprot-semprotin kemana-mana. Mubazir banget. Bagus disumbangin ke anak yatim atau janda-janda miskin. Loh?
Lalu disusul dengan makanan yang terdiri dari appetizer, steak dan salad. Dessert-nya buah-buahan potong. Kalau yang ini aku masih ngerti. Ya cara pake sendok, garpu atau pisaunya.
“April yang menyiapkan semua ini?” tanyaku penasaran.
Ia hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Jadi... April menghilang seharian ini karena mempersiapkan ini... Padahal ini kan hari ulang tahunmu sendiri..” kataku. Seharusnya aku yang menyiapkan ini semua. Minimal reservasi di restoran mana gitu. Nyiapin makan malam sejenis ini. Tapi apa daya... di usiaku yang hampir 17 begini, pengalamanku nol sama sekali. Ngenes memang. Uang tidak bisa membeli pengalaman yang berharga.
“Aku belum pernah Candle Light Dinner dengan seseorang yang aku sayangi pada hari ulang tahunku...” jawabnya gantung sembari mengelap bibirnya dengan kain lap senada polanya dengan taplak meja ini.
“?”
“Sebenarnya aku sangat sayang padamu... Tapi aku sadar... Aku tak akan bisa mencapaimu... Kau sudah punya orang sangat kau cintai...” lanjutnya.
“Jadi setidaknya... aku punya kenangan atas malam ini... Makan malam yang romantis dengan orang yang kusayangi...”
Apa aku telah memikat hatinya? Padahal baru 4 hari kami bersama. Selama 4 hari ini, aku memperlakukannya dengan biasa-biasa saja. Hanya meladeni semua kemauannya. Mengikutinya kemanapun tujuannya. Melakukan semua kesenangannya. Bersenang-senang selama beberapa hari ini.
“Aku hanya butuh teman yang memahami dan mau mendengarkanku... Aku menemukannya padamu...” jawabnya. Ditatapnya aku dengan mata yang berkaca-kaca. Aku sempat melihat ekspresi yang sama waktu di mobil saat itu. Saat ia pertama kali mencurahkan isi hatinya.
Aku hanya bisa membisu dan menatap matanya yang mulai basah.
“Kenapa kau baru kutemukan setelah sekian lama...?” akhirnya pecah juga. Ia mulai sesengukan. Aku merasa sangat merasa bersalah. Aku telah memberi harapan padanya. Harapan yang tidak bisa kupenuhi.
Aku mencoba menenangkannya dengan memeluknya. Kepalanya kupeluk rapat ke dadaku. Ia sangat senang diperlakukan begini.
“Hush... Jangan nangis... Nanti make-up-nya luntur... Nggak cantik lagi, deh...” hiburku. Kepalanya kuelus-elus perlahan.
Ia semakin membenamkan kepalanya di dadaku dan mengencangkan dekapannya. Isakannya makin kencang.
“Apa yang April harapkan dariku? Aku tidak bisa menjadi itu semua...” tanyaku di ubun-ubunnya. Aroma rambutnya yang harum kuhirup perlahan-lahan. Dadaku mendadak jadi sakit menduga kegelisahan yang kini dirasakan April saat ini.
Ia diam saja tak kunjung menjawabnya. Beberapa lama begitu terus. Aku berdiri memeluknya yang tetap duduk di kursinya.
April mulai menelusupkan tangannya ke punggungku dan mengusap-usap sekujur tubuhku. “Aku sudah pernah bilang... aku hanya butuh perhatian... Kalau aku perlu... Satria maukan... meluangkan waktu... untukku?”
“Aku gak bisa janji banyak, Pril... Tapi akan kuusahakan...” jawabku seperlunya saja. Ini memang kenyataan yang tak bisa disanggah. Aku tidak mau berjanji terlalu banyak.
Aku teringat dengan rencana awalku. Ini sudah jam 23.12 WIB. Harus segera dijalankan.
“?”
Dengan pandangan sayu, aku melihat birahi April. Ia mendongakkan kepalanya. Pandangan matanya. Aku tau pandangan itu dari yang pernah kulihat beberapa hari yang lalu.
“Satria... yuk?” ajaknya.
Tepat sekali... Tanpa diminta... dia sendiri yang mengajak... Tidak perlu penjelasan lagi.
Aku langsung saja membopongnya ke tempat tidur dan mulai mencumbui bibirnya sepanjang perjalanan ke kamar. Kamar ini memakai lampu temaram di beberapa titik untuk tetap mempertahankan tema romantis. Juga lilin aroma terapi untuk memberi aroma wewangian yang berbeda dari biasanya.
“Satriaaah... sekaarang...” desahnya.
Wah dia sudah bernafsu sekali rupanya. Ia menggenggam penisku yang masih di dalam celana.
Gaun malamnya sudah tersingkap ke atas dan celana dalamnya sudah terlihat. Ia yang melakukannya sendiri selagi menggeliat berbaring di atas ranjang yang beberapa hari ini kami tiduri bersama. Dadanya sudah terbuka bebas memampangkan tubuh atasnya.
Kubuka semua pakaianku hingga aku sudah bugil. Penisku langsung menegang keras menyaksikan tubuh indah April yang belum pernah kujamah ini. Kuhampiri April.
Diposisi samping begini kupermainkan dadanya dengan mulut dan tangan. Putingnya yang pertama kali kucapai. Ditambah dengan pijatan lembut di massa daging kenyalnya. Ditambah jamahan pada dada yang satunya. Remas-remas dan pijat-pijat lembut. Lalu tanganku bergerilya ke bawah dan sampai di celana dalam seksinya. Aku udah siap-siap menemukan pembalutnya. Gimana ya... vagina cewe yang sedang mens...? Berlepotan dengan darah, ya? Biarin aja...
“?”
Tidak ada pembalutnya?
Aku tidak sempat berpikir banyak-banyak lagi karena April yang sudah menggenggam penisku dari awal aku mendekatinya; sekalian mengocoknya dengan ahli–sudah mengarahkan untuk memasukkan penisku yang sudah siap tempur ke vaginanya.
Wah... Basah sekali... Meluncur dengan mulus. Hangat. Ternyata ia sudah hot sekali...
Rasanya seperti memasuki vagina biasa saja... Tidak ada bedanya. Batang penisku sudah masuk seluruhnya hingga April mengerang keenakan.
Ia menarik tubuhku hingga kami berpelukan erat. Terasa remasan-remasan kontraksi liang senggamanya di batang penisku. Kulit kami bersentuhan erat. Kulit mulusnya terasa hangat di kulitku.
“Mens-ku sudah berhenti tadi sore... Selama beberapa hari aku pergi ke dokter dan diberikan obat untuk mempercepat menstruasiku...” bisiknya di telingaku setelah kami berciuman saling bertukar liur lagi.
“Oo...” Pantesan... Mens-nya sudah berhenti. Pasti dia pergi ke dokter waktu pagi hari, saat aku sedang sekolah. Ia sudah memikirkannya untuk bisa main pada hari ulang tahunnya.
“Enak, kan?” katanya.
“Enak, Pril... Enak banget... April cantik banget...”
Rencanaku tidak sepenuhnya rusak karena aku bisa langsung masuk pada bagian utamanya. CHARM.
“April... Kau mau hadiah, kan?” tanyaku.
“Sekarang? Cepat sekali...” protesnya.
Mungkin ia berpikir kalau aku udah mau ngecrot atau apa.
Saatnya untuk berubah.
Untuk berubah menjadi CHARM, harus mengingat kembali kenangan cintaku yang tersimpan dalam gelang dengan hiasan plastik bulat milik Carrie ini.
Aku teringat ciuman pertamaku dengan Carrie.

“Satria... Apa yang terjadi padamu?... Kau berubah... h... hh... hhh...” seru April kaget. Pinggulnya bergerak liar menyongsong tubuhku. Tangannya mencengkram lenganku dengan gemas. Bentuk CHARM-ku mungkin mempunyai aura atau pesona tersendiri hingga tingkat keterangsangan April meningkat dari sebelumnya. Ia menjadi lebih binal dan liar.
Tentu saja dia kaget dengan penisku di dalam liang vaginanya yang tiba-tiba membesar menjadi 25 cm, pasti ia merasakan perbedaannya. Tekanan dan gesekan yang terjadi akan lebih nikmat seharusnya.
Aku melihat ekspresi April yang semakin bernafsu mendapat pengaruh CHARM. Wajahnya memerah dan nafasnya terengah-engah.
Aku mencabut penisku dengan perlahan dan itu menyebabkan getaran yang dahsyat sekali pada April hingga ia secara instan orgasme.
“Hah... hah... hah... Enak sekali... hh... hh...” desahnya setelah tubuhnya berkelojotan barusan. Ia menelentang pasrah dan lemas. Dadanya naik turun mencari oksigen segar yang harus dibaginya denganku.
Kuletakkan batang penisku di perutnya dan mulai menciumi mukanya. Pipi, kening, mata, dagu dan bibirnya kuciumi bergantian membuatnya bergelinjang keenakan.
Lalu kuping dan lehernya menyusul. Dan tak lama aku turun menciumi dadanya. Bergantian dada kanan dan kiri kusedot. Agak lebih lama pada bagian ini karena aku juga meremasi keduanya bergantian.
April sudah tak karuan lagi bergoyang-goyang keenakan kucumbui begini. Ia tak bisa menyentuhku karena kedua tangannya kuarahkan ke atas saat kujilati ketiaknya. Ia mempertahankan posisi ini sampai sekarang dengan patuh.
Lalu aku segera mencium bau khas kewanitaan yang menyebar dari kemaluannya. Bau itu menarikku untuk segera menikmatinya secara langsung. Aroma segar dari vagina wanita yang baru saja bersih dari siklus bulanannya yang pastinya lebih fresh karena belum tersentuh pejantan-pejantan lainnya selama istirahat.
Segera bibir vaginanya terbuka karena kedua pahanya kubentang-lebarkan. Mulutku segera sudah bermain disana. Dengan lidah kumainkan daging-daging yang telah menegang di belahan vaginanya. Ini membuat April semakin menggila.
Ia semakin bernafsu dengan memintaku untuk segera memasukkan penisku lagi. Tapi tidak secepat itu, aku masih ingin bermain-main dengan vaginanya ini. Aku hanya memutarkan badanku untuk menyodorkan penis CHARM-ku yang panjang besar.
Segera April mengulum dan menghisap penisku dengan rakus sebagai balasan vaginanya yang kuhisap.
Dengan mulut penuh kuhisap vagina April hingga ia melenguh panjang. Entah sudah berapa banyak cairan vaginanya yang sudah kureguk. Ini tidak akan membuatnya puas hanya karena begini. Ia pasti mau sesuatu yang lebih dahsyat lagi.
Klitoris April menjadi fokusku untuk beberapa lama. Jilatan dan hisapan kuvariasikan silih berganti di daging mungil yang mengeras itu. Jariku mulai menambah rangsangan dengan gesekan di bagian sekitar lubang kemaluannya yang berkedut-kedut cepat. Bibir mungil labia minora-nya juga tak lepas kugigit dengan bibir sembari disedot-sedot. Tak lama jariku mulai masuk ke liang kenikmatan itu membuatnya melenguh keenakan.
“Uummhhh...” desahnya disela menyedot kepala penisku. Jariku mengorek-ngorek isi dalam vaginanya; tepatnya G-Spotnya. Dan ia orgasme lagi karenanya. Perutnya menegang dan seluruh tubuhnya berkejat-kejat.
Setelah enam-sembilan tiduran begini, aku mengangkat tubuh telanjangnya begitu April mendapatkan tenaganya kembali. Dengan terbalik, ia langsung mengerti dan terus menghisap penisku karena aku juga tidak melepaskan vaginanya dari mulutku.
Dengan berdiri, aku menggoyang-goyangkan pantatku seperti sedang menyenggamai mulutnya. Tidak bisa masuk semua tapi tidak mengapa. Kedua tanganku menyangga pada kedua pinggulnya agar ia tetap berdiri terbalik.
Karena semakin cepat, April tidak bisa lagi menggunakan telapak tangannya untuk mengocok hanya menggenggam penisku. Ia hanya bisa membuka mulutnya lebar-lebar agar batang penisku dapat meluncur masuk dengan lancar. Berkali-kali ujung penisku membentur pangkal tenggorokannya.
Sudah cukup.
Dengan kekuatan fisik CHARM yang prima, aku dengan ringan memutar tubuh April hingga wajah kami berhadapan. Ia terpana sekali lagi menatap wajah CHARM ini. Ia pasrahkan apapun yang akan kulakukan padanya. Penisku tepat menyelip di belahan kemaluannya yang basah oleh ludahku. Kuposisikan tubuhku agar pas dan dengan sekali dorong saja, penisku sudah memasuki liang vaginanya yang becek itu.
“Oooooohhhhh...” desahnya tidak siap.
Gerinjal liang vaginanya terasa menyelimuti sekujur batang penisku. Entah bagaimana pengalaman seksnya sebelum denganku, pernahkah ia menampung ukuran batang penis sebesar atau selebar ini diantara banyaknya pria-pria itu? Tetapi cengkraman April terasa sangat enak sekali. Tiap ia bernafas pendek-pendek, terasa remasan terjadi tiap itu pula. Mungkin ia rajin merawat dirinya dengan jamu, olah raga atau sejenisnya karena terus terang aku belum tau detil kesehariannya dengan lengkap.
Dengan berdiri, aku menggoyangkan pantatku dengan lembut. Kepala April mendongak dengan mulut terbuka dan mata terpejam. Desah-desahnya memenuhi kamar ini. Mulutnya segera kukulum kembali agar ia merasa senang. April senang berciuman ala French Kiss begini. Lidah saling bertaut dan saling belit.
Sepertinya ia sudah lelah berdiri. Aku menjatuhkan tubuhnya dengan perlahan dengan menahan punggungnya.
Aku meneruskan memompakan penisku dengan menyamping. Tangan April meremas dan mencakari seluruh kulit lenganku karena nikmat yang dirasakannya.
Dengan bergantian kuciumi sebelah dada dan pipinya. April praktis hanya bisa menikmati tiap detik persetubuhan ini tanpa bisa banyak berimprovisasi. Karena ia hanya mengikuti irama yang kubuat.
Menikmati April ternyata aku sampai lupa waktu. Ini sudah saatnya... Aku harus bisa melakukan TRIGGENCE... Ini sudah jam 23.48... Waktu yang tersisa hanya 12 menit saja...
Tapi... bagaimana cara melakukannya?
Hanya dengan TRIGGENCE ini aku bisa mengambil keistimewaan ZODIAC CORE ARIES dari April malam ini,
Aku mencoba berbagai cara untuk berkonsentrasi agar membuatku sangat terangsang. Tepatnya agar bentuk CHARM-ku ini terangsang banget dan bisa berejakulasi super itu.
Waktu pertama kali aku jadi CHARM dan main dengan Putri dan Dewi, aku sama sekali tidak ejakulasi karena walaupun aku begitu membuat mereka terangsang, tetapi aku sama sekali tidak. Aku hanya mengikuti naluriku dan terus memuaskan mereka.
Begitu juga yang terjadi sekarang. Aku harus berfantasi sendiri padahal fantasi itu sedang kujalani saat ini. Dengan memakai bentuk CHARM bukankah ini adalah idaman setiap lelaki. Wajah yang tampan. Tubuh yang atletis. Kepribadian yang menarik. Disukai semua wanita. Kontol panjang-besar dan tahan lama.
Seandainya Carrie bisa pulih kembali seperti sedia kala, aku akan menunjukkan bentuk VIOLENCE CHARM ini. Ia pasti akan senang sekali dan akan membuatku terus ngeseks dengan bentuk ini. Bisa kubayangkan bagaimana ia akan terus merengek manja terus main dengan bentuk baru kekuatanku ini.
CRRRRRRRRRRROOOOOOOOOOTTTTTTTT!
“Akh!” kagetku bukan buatan.
Bergulung-gulung rasanya kenikmatan yang menjalari sekujur tubuhku. Serasa sengatan listrik kenikmatan beribu-ribu volt menerpa seluruh ujung syarafku dan bersumber pada batang penisku yang memuntahkan cairan kental dari ujungnya yang tertanam dalam vagina April.
Begitu banyak cairan sperma yang kusalurkan padanya hingga aku mengira akan luber keluar lagi.
April sudah tak karuan lagi bagaimana nikmat yang dialaminya. Rasanya kalau dia mati karena inipun, pasti ia tidak akan menyesal karena sudah merasakan seks terdahsyat dalam hidupnya.
Tubuhnya berkelojotan melengkung menerima tiap tetes spermaku di rahimnya. Bergetar oleh orgasme demi orgasme yang dialaminya.
Akhirnya semuanya reda. April telah terdiam di dekapanku. Semuanya hening. Hanya ada hembusan nafas kami berdua di ruangan ini. Kemudian aku bisa mendengar desir aliran udara yang keluar dari AC di dinding dekat pintu kamar.
Dengan perlahan aku mencabut batangku dari vagina April dan mencoba menampung agar sisa spermaku tidak menetes di sprei ranjang.
“Tidak ada...?” heranku.
Sebagai gantinya aku melihat seberkas cahaya meluncur keluar dari bukaan vaginanya. Cahaya berwarna terang itu mengitari ruangan kamar dan akhirnya berhenti melayang di atas kepalaku.
“Inikah... ZODIAC CORE ARIES itu?” gumamku saat kupandangi benda itu.
Bentuknya tidak bundar seperti core ROSE DROP, melainkan berbentuk seperti kepala domba dengan dua tanduk. Terbuat dari semacam bahan kristal transparan berwarna jingga dengan simbol ARIES di dalamnya. Bentuk INITIATE FORM.
“ARIES...” dengungku mencoba berdiri dan menggapainya.
“ZODIAC CORE pertamaku...” menggenggamnya erat. Ada kelebatan penglihatan yang berkilat-kilat pada otakku. Sambar-menyambar hingga menunjukkan bentuk utuh seekor mahluk.
Tubuhnya tinggi besar sekitar 2 meteran, penuh bulu terutama di bahunya dengan dua tanduk di kepalanya. Ia lalu mengaum dengan suaranya yang keras. Ini pasti bentuk CREATURE FORM-nya.
Lalu berganti tubuh SUB-HUMAN FORM. Seorang wanita seksi dengan senjata tajam berbentuk sabit bergagang panjang. Wajahnya ditutupi semacam topeng yang mengingatkan bentuk tanduk CREATURE FORM-nya.

Aries

“ARIES... Sudah kudapatkan! Tinggal sebelas lagi!” seruku penuh semangat. Aku sudah tidak berbentuk CHARM lagi. Bentuk normalku sekarang.
April masih terkulai pulas dalam tidurnya. Bergelung di atas ranjang tepat dibawah kakiku.
Fiuuuhhhh... Akupun sudah lelah... Jam 00.02 WIB! Sudah berganti hari. Wah... Untung saja tadi tidak terlambat...
Aku menjatuhkan tubuhku yang lelah disamping tubuh April. Aku melirik sebentar pada vaginanya yang memerah. Tidak ada bekas sisa spermaku yang banyak keluar tadi. Padahal aku yakin kalau sebanyak itu, tidak akan ada rahim yang bisa mampu menampungnya.
Lagipula kenapa bisa sebanyak itu, ya? Apa karena dihasilkan oleh CHARM? Kaya’ banjir gitu. Terus hilang begitu aja.
Apa itu tadi yang disebut TRIGGENCE. Dahsyat sekali. Sayang sekali aku hanya bisa melakukannya sekali pada wanita yang mempunyai core istimewa saja-pun hanya di hari ulang tahunnya. Jadi sperma CHARM yang banyak tadi digunakan untuk membuat keistimewaan core yang dimaksud diambil. Dengan membanjiri tempat core itu berada dengan sperma TRIGGENCE, ia bisa ditarik keluar. Pasti ada zat khusus dalam sperma CHARM yang membuatnya berbeda.
Coba aku bisa melakukannya pada setiap wanita yang kutiduri. Pasti mereka bakalan ketagihan. Tapi itu tidak mungkin. Aku bisa membunuh wanita tanpa core istimewa.
Lagipula... Tadi itu tiba-tiba sekali... Apa yang tadi kulakukan sampai aku bisa melakukannya?
Tadinya aku menghayal kalau Carrie sudah sembuh... aku akan memakai CHARM padanya dan ia pasti akan sering-sering minta aku melakukannya dan... BAMM! Keluar!
Karena memikirkan Carrie??
Semua kunci ada pada Carrie...
Mulai dari membentuk CHARM dari perhiasan milik Carrie hingga kunci melakukan TRIGGENCE juga ada pada Carrie.
Artinya...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd