Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Quest

Sexual harassment history......?
 
kwkwkw.... pada kentang yah....
sekarang kalau buat cerita gk pakek kentang ya mana seru.. ::jimat:
 
langsung updet biar tambah greget hehe
sabar ya...
wah g d lanjut lg suhu part nya,mks updateny malm ini.

yg ini mau d ralat apagak suhu,
tlsn [colour=blue] [/colour] seharusnya [ color =blue] [/ color] tanpa spasi,

udah diedit bagian itu. warnanya tak ilangin sekalian wae.
 
--------​
Malam itu aku bermalam di ruko milik Ana. Bahkan aku tidur di sebelahnya yang masih terikat di posisi terbelenggunya. Walaupun aku yakin dengan kuatnya aku mengikatnya tapi aku tidak mau begitu saja membiarkannya melakukan sesuatu yang di luar nalarku untuk melepaskan diri. Aku menyiapkan XOXAM untuk berjaga-jaga. Ia akan segera tahu begitu Ana berusaha melepaskan diri dengan trik khusus.
“Satria… Bangun!” lirih Ana membuatku terjaga.
“Ada apa?” kontanku bangun dan melihat sekeliling. Ana masih terikat dengan erat di tempatnya dalam keadaan telanjang bulat. Masih jam dua dini hari.
“Sebentar lagi ada orang yang sepertiku yang akan membunuh kita…” kata Ana masih dengan suara lirih. Seolah takut terdengar oleh orang yang dimaksudkannya itu.
“Ada pembunuh bayaran lainnya?” tebakku.
“Kontrakku sudah habis… Dalam perjanjianku… kalau aku gagal menyelesaikan misi… Agen kedua akan menghabisiku dan meneruskan misi sampai selesai…” jelasnya lirih tetapi tenang. Seperti sudah tahu betul resiko pekerjaannya.
“XOXAM?” bisikku dalam hati. Secepat kilat BLACK CORE-ku itu keluar dari ruko dan melihat situasi di luar.
“Ada sebuah mobil diparkir di luar sana… Ada seorang wanita yang berpakaian serba hitam sedang memperhatikan tempat ini… Ia membawa sebuah pistol…” kataku mengulangi laporan yang diberikan XOXAM.
“Itu Angel… Agen kedua… Kalau kau tidak ingin mati… Sebaiknya kau lepaskan aku segera…” kata Ana.
“Agen kedua, ya?” gumamku berpikir. Ana ini adalah pembunuh bayaran nomor satu di dunia. Dan bisa kupastikan kalau wanita bernama Angel ini adalah saingan terdekatnya. Kalau ia dikirim bila Ana gagal berarti ada keuntungan pribadi bagi Angel yang otomatis akan menggantikan Ana bila ia berhasil melenyapkan sang nomor satu.
“Aku sudah pernah mengalahkan agen nomor satu… Nomor dua bagiku tidak ada masalah…” segera aku bangkit dan mengangkat tubuh Ana beserta alat pengekangnya yang terbuat dari beberapa buah kayu. Sebuah kain kugunakan untuk menutupi tubuh dan kepalanya hingga ia tidak bisa melihat kemana kubawa.
Dari laporan XOXAM kuketahui kalau Angel berputar dari belakang ruko untuk mendapat jalan masuk. Aku menghindari bertemu dengannya langsung saat ini dan keluar dari bagian depan.
Tanpa keributan berarti aku mendarat di halaman depan ruko setelah melompati lantai dua. Setelah itu aku terbang dengan sayap XOXAM untuk segera menghilang dari sana.
Angel yang sudah sampai di ruko milik Ana hanya mendapati bangunan kosong tanpa seorangpun di dalamnya. Ia hanya menemukan sisa-sisa cabikan pakaian Ana yang berserakan di sekitar spring bed.
“Mencari Ana?” tanyaku.
Dengan cepat Angel berpaling dan mengarahkan pistol berperedam itu kearah asal suaraku. Desing pelurunya melubangi dinding di belakangku tiga kali.
Angel lalu dengan lincah bergerak untuk mengejarku yang bergerak dengan cepat. Tangannya mencoba mengikuti pergerakan MARVELOCITY-ku yang tentunya tidak akan bisa diikuti mata se-profesional apapun.
Pistol itu kutepis saja hingga membentur dinding kiri dekat kardus mie instan. Kepalanya kubenturkan ke dinding. Tetapi tidak sekedar dibenturkan agar lumpuh tetapi ditambah dengan kekuatan SHADOW GEIST.
Kepalanya menembus dinding yang berbagi dengan ruko kosong yang di sebelah bangunan ini. Kepalanya ada di sana sampai sebatas leher. Tentu saja ia jadi gelagapan dan kebingungan apa yang telah menimpanya. Apalagi kedua tangan dan kakinya juga menyusul menembus dinding. Hanya tubuhnya yang tertinggal di ruang kamar ruko milik Ana ini.
“Wah… Pembunuh bayaran… bodinya OK-OK, ya? Ini pasti karena latihan fisik mereka yang melebihi profesi lain…” pikirku sambil meraba bokong Angel yang mencuat bergoyang-goyang karena berusaha melepaskan diri dari kungkungan yang tak lazim ini.

Angel
Angel sekilas kulihat cukup menarik saat pertarungan singkat tadi. Ia sama sekali tidak melihatku karena kecepatan bergerakku tapi aku cukup bisa melihatnya. Ia seorang wanita oriental yang dengan mata yang tidak terlalu sipit. Tingginya sekitar 170 cm dengan postur tubuh sedang tetapi kokoh. Dada dan pantat yang kini menjadi pusat perhatianku padat berisi dengan otot kenyal dan liat.
Dengan Coremeter, kuperiksa tingkat CORE-nya. Apakah termasuk dalam kisaran CORE istimewa atau tidak?
Terbaca 1378 Hz… Masih dibawah kriteria CORE ISTIMEWA… Tapi ini sudah cukup tinggi. Ini sudah masuk ambang terendah sebenarnya. Ini pertama kalinya aku menemukan manusia dengan tingkat frekwensi CORE setara ini. Pastinya masih banyak lagi orang-orang dengan tingkat di bawah ambang terendah CORE istimewa seperti Angel ini.
Harus kuapakan si Angel ini? Kalau kubiarkan saja disini dengan keadaan seperti ini, lama kelamaan dia pasti bisa koit. Kalau kulepaskan, bisa-bisa ia akan berbalik memburuku dengan berbagai terornya.
Bagaimana kalau ia kulumpuhkan saja? Tapi bagaimana caranya? Mengambil CORE istimewanya? CORE yang belum istimewa tepatnya. Tapi kalau kuambil begitu saja… ia bakalan mati… Aku belum pernah tahu efeknya kalau CORE setingkat ini diambil dari pemiliknya. Apalagi aku tidak tahu tanggal ulang tahunnya.
Ah… Pusing-pusing. Dinikmati dulu aja. Ada barang nganggur seperti ini. Apalagi tadi aku sudah tanggung sekali dengan Ana. Aku tadi bermaksud mencicipi Ana tapi tidak jadi karena aku melihat sesuatu di matanya yang membuatku tak tega. Aku tidak tahu apa itu tapi aku benar-benar tidak mampu meneruskannya.
Celana ketat berwarna hitam Angel itu kepelorotkan. Diseberang sana, perempuan pembunuh bayaran ini pasti berteriak protes penuh kemarahan. Celana dalam G-String-nya yang berwarna krem berenda putih menggantung di pertengahan pahanya yang putih dan padat. Sweater ketat lengan panjangnya juga kulepaskan satu persatu kancingnya. Branya yang berwarna senada dengan CD-nya juga kulepas hingga menggantung bersama dadanya yang sekal.
Tubuh Angel bergoyang-goyang protes. Sayup-sayup aku bisa mendengar teriakannya dari bangunan sebelah. Sumpah serapahnya kala aku mulai meremasi kedua dadanya. Ototnya mengejang tiap kali puting susunya kupilin sampai menegang. Dari bagian samping tubuhnya aku mengulum dadanya dengan rakus. Kusedot-sedot dengan kuat dadanya sambil sesekali menyentil-nyentil putingnya dengan lidah.
Sambil begitu, tanganku bergerilya hingga menemukan gundukan kelaminnya. Ia mencukur semua rambut kemaluannya hingga gundul. Jariku segera menggesek-gesek belahan vaginanya. Klitorisnya juga sudah menegang tanpa ampun. Aku jadi teringat dengan klitoris Ana yang panjang itu.
Tak lama, vagina Angel sudah becek oleh cairan pelumas itu. Jariku sudah berhasil keluar masuk liangnya yang hangat. Terkadang jariku terjepit di dalam liang itu saat Angel menjerit di sana.
Wah… Kalau penisku yang terjepit di situ… pasti enak, nih…
Aku lalu berpindah arah ke belakangnya. Menghadapi tunggingan pantat Angel yang menjulang dan bergoyang-goyang. Kilapan cairan vaginanya berkilauan di cahaya lampu. Lubang pantatnya berkedut-kedut sehingga vaginanya juga membuka-menutup.
Kucicipi permukaan vagina Angel yang basah. Kucucup cairan pelumasnya yang meleleh keluar. Jilatan lidahku juga menyapu lubang duburnya. Pantat Angel bergetar hebat karenanya. Ia sudah mendapat orgasmenya dari orang yang sama sekali tidak bisa dilihatnya.
Pantatnya sedikit menurun karena kenikmatan itu. Cairannya menetes di lantai kamar ruko Ana ini. Ini kesempatanku untuk mengeluarkan penisku yang sudah tegang dari tadi. Mendesak-desak ingin segera keluar.
Kala kugesekkan kepala penisku kebelahan vagina Angel, perempuan pembunuh bayaran itu kembali panik. Pantatnya bergerak-gerak menghindari penisku. Jadi tidak mudah memasukkannya.
Pinggangku kurapatkan saja dan mengikuti gerakannya. Kudekap pinggulnya dan dengan satu tangan lainnya kubimbing penisku yang sudah tegang ini memasuki liang vaginanya.
Flup! Masuk dengan lancar. Walau sudah masuk, Angel masih meronta-ronta meliukkan badannya untuk melepaskan diri. Tapi karena aku mendekap pinggulnya, gerakannya malah menjadi gerakan yang mengocok penisku di liangnya. Aku mengikuti saja ia bergerak kemana.
Kungkungan di leher, tangan dan kakinya membuat Angel hanya bisa membuat gerakan dalam radius terbatas saja. Hanya dalam bentuk parabola yang hanya bervariasi dalam sudut putarannya.
Setelah beberapa lama, Angel akhirnya menyerah. Ia tidak berontak lagi karena ia tidak mungkin bisa menghindarinya. Apalagi ia mungkin juga sudah merasa keenakan merasakan rojokan pendek-pendek dari penisku yang perkasa. Ciee…
Butir-butir keringat sudah menitik di permukaan tubuh Angel. Liang vaginanya juga semakin panas dan basah. Aku kini bisa mengocokan penisku panjang-panjang. Dari hanya tinggal kepala penisku yang tertinggal, kudorong masuk lagi berulang-ulang dengan berbagai kecepatan. Kadang cepat kadang lambat.
Berkali-kali kucabut penisku lalu kumasukkan lagi dengan mudah. Liangnya menutup dengan lambat dan sebelum menutup sama sekali, kujejali kembali dengan penisku hingga penuh.
Angel ini, sangat berbeda dengan Ana. Mungkin di masa kosongnya, ia seperti wanita-wanita lainnya yang hidup bersosialisasi dengan baik hingga sering berganti-ganti pacar bahkan sangat aktif kehidupan seks-nya. Liang vaginanya dalam kriteria terlatih dan tidak ketat lagi. Mungkin juga dalam misinya, ia memanfaatkan tubuhnya juga kala menyamar untuk mendekati target-target tertentu.
Aku paham itu dari bentuk anusnya yang juga sepertinya sudah sering dimasuki penis. Waktu aku iseng menusukkan jariku, tidak ada perlawanan berarti.
Untungnya aku bawa cincin AZAZEL. Segera kupasang cincin itu di penisku dan penis kedua segera muncul dari bagian atas cincin berlubang dua itu.
Penis asliku segera masuk setengahnya lalu kudiamkan sebentar sambil mengarahkan penis keduaku ke anusnya. Masuk sedikit susah karena masih kering. Kuludahi lubang pantat itu sampai kepala penisku basah.
Kutekan-tekan kembali kepala penisku untuk bisa masuk ke lubang duburnya. Anusnya berkontraksi menerima penisku. Mungkin ia bertanya-tanya, dengan apa aku memasuki kedua lubangnya sekaligus. Biar saja dia bertanya-tanya sampai penasaran.
Apakah ada dua orang? Satu orang dengan sebuah dildo tambahan? Tapi kenapa keduanya bisa masuk bersamaan dan keduanya rasanya sama? Biarin dia penasaran…
Enak sekali kalau memasuki dua lubang sekaligus dengan penggandaan penis ini. Terakhir kali aku memakai ini waktu pencarianku pada ZODIAC CORE GEMINi pada Silva dan Silvi. Sejak saat itu aku belum menemukan kesempatan untuk memakainya lagi.
Sekali genjot, dua kali kenikmatan yang kami berdua rasakan. Angel mencengkram kedua penisku di kedua lubangnya dengan sangat ahli. Dengan teknik ini ia memuaskan pacar dan semua targetnya.
Kalau orang biasa dengan terkena teknik ini pasti sudah nembak dari tadi. Tapi aku sudah beberapa kali merasakan sensasi cengkraman erat meremas-remas ini. Jadi aku sudah tahu cara mengatasinya. Saat remasan terjadi, kuangkat pantatku hingga remasannya meregang dengan minimalisir gerakan.
Angel melakukan ini dengan harapan aku segera selesai dan mengakhiri semua ini dengan keputusan apapun. Ia tahu betul resiko pekerjaannya. Ia sudah siap mati sebagai hasil skenario terburuk akhir misinya.
Jadi kalau aku nembak di dalam liangnya-pun, ia tidak masalah kalau begitu…
Kupacu rojokan penisku kuat agar aku cepat ejakulasi. Biar saja spermaku masuk ke vagina dan pantatnya. Perempuan dengan kehidupan seks aktif sepertinya ini pasti sudah mempersiapkan diri dengan perlindungan kontrasepsi.
Sudah terasa gelitik-gelitik geli tanda aku akan segera ejakulasi. Semakin kupacu genjotanku… Crooott… crooott…
Kedua penisku menembakkan lahar panas sperma ke dalam vagina dan anusnya. Angel mengejang merasakan dua lubangnya dibanjiri cairan kental itu. Penisku semakin diremas di dalamnya. Kedutan-kedutan nikmat di ujung penisku semakin nikmat tersentuh permukaan bagian dalam kedua liang ini. Penisku terasa diurut-urut untuk memeras semua spermaku.
Saat kedua penisku keluar dari Angel, pantat perempuan itu lunglai ke bawah. Dari kedua lubangnya yang berdekatan itu mengucur lambat spermaku yang kental keputihan. Kedua lubang itu memerah dan becek dengan sperma.
Ujung penisku yang masih basah kusapukan ke permukaan bongkahan pantatnya untuk membersihkan sisa-sisa sperma yang masih menempel. Lalu cincin AZAZEL itu kulepaskan dan menghilanglah penis penggandaannya.
Aku lalu duduk di spring bed milik Ana dan memandangi pantat Angel yang masih menggantung di dinding itu. Melihat body-nya yang yahud membuatku terangsang lagi.
Kuhajar lagi perempuan pembunuh bayaran ini sampai beberapa kali sampai aku benar-benar puas. Entah sudah berapa kali aku menyemprotkan spermaku di vagina dan anusnya. Angel-pun masih memberikan respon dengan teknik “empot ayam”-nya. Dahsyat sekali memang trik itu. Tapi karena aku sudah beberapa kali nembak, tiap perkosaanku semakin lama berlangsung.
--------​
Saat aku sudah benar-benar selesai, kupakaikan kembali pakaian Angel. Ini maksudnya supaya aku tidak tergoda lagi melihat tubuhnya yang menggiurkan syahwatku. Sisa-sisa spermaku kubersihkan dengan tisu hingga hampir habis satu gulung. Tisu milik Ana.
Aku beristirahat sambil makan mi instan cup yang ada di kamar ini. Pistol milik Angel yang masuk ke kotak mi ini kusisihkan. Dengan hati-hati aku memeriksa senjata api ini. Jangan sampai meledak dan mengenaiku sendiri.
Pertama-tama aku berhasil mengeluarkan magasin-nya. Tempat penampungan amunisi itu jatuh ke pangkuanku. Pelurunya masih banyak. Lalu saat kukokang, sebutir peluru yang tertinggal di depan pelatuknya melompat keluar dari bukaan samping senjata.
Baru aku berani mengeksplorasi senjata api ini dengan lebih leluasa karena tidak ada peluru lagi yang tersisa. Aku membuka peredam suara dan mencoba mengokang pistol itu. Ctak! Hanya begitu suara yang keluar karena tak ada ledakan amunisi yang terjadi.
Lalu karena bosan aku melihat-lihat senjata lain milik Ana yang disimpan di dalam tas kulit besar itu…
Apa yang harus kulakukan dengan Angel, ya? Kulepaskan saja? Atau bagaimana?
Kalau kulepas… pasti dia akan terus mencari Ana dan melenyapkannya lalu melanjutkan kontrak pembunuhan Papaku.
Kalau tidak… apa aku sanggup membunuh perempuan ini? Apalagi aku sudah menggarap habis-habisan tubuhnya. Sungguh dilema yang membingungkan.
Di antara kekuatanku, apa ada yang bisa kupakai untuk menyelesaikan masalah ini, ya? Dengan kekuatan ARIES aku bisa memakai kecepatan tinggi MARVELOCITY-nya. Dari TAURUS ada dua jenis kekuatan; HARD SHELL SKIN yang memperkuat tubuh sekeras baja dan GIGA FORM yang bisa memperbesar tubuhku sesukanya. Lalu dari GEMINI aku bisa memperbanyak diri dengan MULTIPLICITY dan CLAMP dari CANCER yang memperkuat cengkraman tanganku. Sedang dari LEO aku mempunyai SHADOW GEIST yang kupakai untuk mengekang Angel dan SHADOW STRIKE yang merupakan tendangan jarak jauh. Dari VIRGO aku bisa memakai TRANSPORTER yang brutal lalu THREE WARRIORS dari LIBRA yang merupakan perwujudan tiga teman digital-ku. Nah… Dari SCORPIO yang yang belum kutahu apa fungsinya. Kalajengking berekor tiga itu masih belum diketahui apa kemampuannya. Lalu aku juga punya tiga DROP bernama ROSE DROP, UNDINE DROP dan JINX DROP. Disamping CORE pribadiku XOXAM dan VOXA beserta L’Blenc dan istrinya Nyi Sukma.
Rasanya tidak ada salahnya kalau kucoba saja memakai apapun kekuatan yang dimiliki SCORPIO ini. CORE istimewa kedelapan yang kuperoleh dari Nining.
Kukonsentrasikan kekuatan SCORPIO pada tubuhku. Terasa hangat kekuatannya menjalar di kedua tanganku. Aliran energi yang luar biasa berkumpul di ujung-ujung jariku.
Saat kulihat tangan kananku, kelima buku terujung jariku menghitam. Seperti mengandung racun kalajengking yang ada diujung ekornya yang berbahaya.
Lalu saat kusatukan kelima jariku menangkup seperti paruh burung, tanganku berubah seperti sengat kalajengking berwarna kehitaman. Itu juga terjadi pada tangan kiriku kala kulakukan hal yang sama.
Aku kini mempunyai dua buah sengat beracun di tanganku. Ini senjata yang berbahaya yang terintegrasi di dalam tubuhku mengingat ini adalah senjata yang belum pernah kumiliki sebelumnya. Selama ini aku lebih sering memakai senjata pemotong dari cakar milik XOXAM yang andal ketajamannya.
Senjata beracun, ya?
--------​
“Siapa kau? Kau akan merasakan pembalasanku kalau aku bisa bebas dari sini!” teriak Angel murka.
“Jangan marah-marah begitu, manis…” jawabku dengan suara dari mulut yang kubekap dengan kain agar terdengar berbeda. Suasana ruangan ini masih sangat gelap gulita di ruko di samping ruko milik Ana ini. Angel yang kusekap menembus dinding dengan cara menembuskan kepala, kedua tangan dan kakinya ke dinding rupanya masih punya banyak energi untuk mengumpat dan memaki.
“Kau ternyata manis sekali kalau sedang marah begitu… Jangan sampai aku terangsang lagi ingin menikmati tubuhmu yang aduhai itu…” kataku lagi menggoda. Dikegelapan ini aku bisa melihat ekspresi wajahnya berkat menggunakan teropong dengan fitur Night Vision milik Ana yang kutemukan di dalam tas kulit hitam besar itu, Kunikmati melihat wajah Angel dari dekat dengan teropong itu. Aku juga mengelus-elus pipinya sampai penisku ngaceng lagi mengingat bagian tubuhnya yang ada di balik tembok ini yang sudah habis-habisan kukerjai.
Tangan dan kakinya berusaha berontak tetapi kungkungan tembok tidak bisa dilawannya karena kurangnya momentum gerak yang bisa dipakainya untuk melepaskan diri. Satu-satunya cara lepas yang ekstrim adalah dengan cara mematahkan tulang tangan lalu menariknya hingga otot robek dan terputus. Itu sangat mengerikan karena sakitnya pasti akan luar biasa perih.
“Aku tidak tau siapa kau… Tapi aku pasti akan mengetahuinya… Liat saja! Aku akan menyiksamu sebelum membunuhmu!” geram Angel berang sekali. Kornea matanya melebar berusaha melihat di kegelapan pekat ini. Tapi tak berhasil karena tak ada setitik cahaya sedikitpun di ruangan ini.
“Siapa yang mengirimmu?” nada suaraku tiba-tiba berubah dingin dan tegas.
“Kakek moyangmu!” umpatnya sambil meludah. Aku menghindarinya dengan mudah karena aku menjauh darinya.
“Sudah kuduga kau akan mengatakan itu… Kita coba pertanyaan yang sama dengan cara yang berbeda… Sebentar…” kataku lalu mengubah tangan kananku menjadi sengat kalajengking itu lagi. Kupatuk leher sebelah kanannya dengan sengat beracun itu dengan cepat. Meninggalkan lubang kecil yang memerah lalu menghitam. Angel mengaduh sebentar dan menggerutu.
“Apa yang kau suntikkan padaku?...” berangsur-angsur ia menjadi tenang dan tak berontak lagi. Tubuhnya tak lagi tegang dan menjadi santai. Aku menginjeksikan cairan racun syaraf yang membuatnya menjadi tenang dan terhipnotis santai. Ternyata racun SCORPIO ini bisa kubentuk sesukanya sesuai keinginanku. Kunamakan kemampuan ini sebagai TOXICATE.
Kudorong tubuh Angel keluar dari kungkungan dinding tembok ini dengan SHADOW GEIST hingga bisa terduduk di atas springbed milik Ana. Dan interogasi dimulai.
“Siapa namamu?” tanyaku kembali. Aku duduk bersila di depan Angel yang juga duduk santai bersandar ke dinding. Wajah cantik Indochina-nya sangat menawan dan juga eksotis sekaligus.
“Nama asliku Mei Ren-Hwa… Nama agenku adalah Angel… Umurku 24 tahun… Lahir 12 Mei …. Aku berasal dari desa kecil di Vietnam selatan dan berimigrasi ke Belanda saat berumur 8 tahun bersama seluruh keluargaku. Saat aku berumur 10 tahun… toko barang-barang antik oriental milik ayahku terbakar dan aku kehilangan seluruh keluargaku dan terdampar di sebuah panti asuhan di Beverwijk Belanda Utara… Tidak lama di sana aku masuk sekolah khusus yang mengurus anak-anak mengalami depresi karena trauma. Berbagai terapi dilakukan padaku untuk mengembalikanku kembali menjadi normal… Dua tahun pertama kami sudah bisa melupakan trauma karena mendapat doktrin keras militer untuk bertahan hidup… Pendidikan keras kepada ratusan anak berkemampuan khusus ini hanya menyisakan 12 anak pada 5 tahun kemudian dan 6 anak pada seleksi akhir tiga tahun kemudian… Ana selalu masuk pada peringkat nomor satu dan aku kedua…” jelas Angel panjang lebar. Padahal aku hanya menanyakan namanya, ia menjelaskan semuanya.
“Jadi… ada badan khusus atau organisasi yang mengatur kalian berdua… Menerima order kontrak dan mengatur semua ini?” tanyaku.
“Benar… Selepas tamat dari sekolah… Kami menyamar menjadi pekerja kantor biasa yang banyak dimiliki oleh organisasi kami… Kebanyakan hanya perusahaan boneka yang menghimpun semua agen-agen yang telah diseleksi sesuai dengan spesifikasi dan kemampuan masing-masing personil… Bila ada pekerjaan khusus yang diminta dari luar organisasi… akan ditinjau tingkat urgensi misi dan ditunjuklah agen yang sesuai dengan tingkatan kesulitan misi…” jawabnya.
“… Dan dalam kontrak untuk membunuh Buana Suryawan… dikirimlah Ana… sebagai agen nomor satu organisasi kalian…” simpulku.
“Benar… Ana dikirim sebulan yang lalu dan tengat waktunya sudah habis dua hari yang lalu… dan aku menggantikannya untuk meneruskan misi dengan terlebih dahulu menghabisinya untuk mencegah dualisme agen eksponen yang bekerja pada misi yang sama…” jawabnya dengan tenang.
“Kenapa organisasi kalian harus mengirim agen nomor satu untuk membunuh Buana Suryawan… Kenapa dia harus mendapat previlege khusus yang memakai Ana… Apakah dia orang yang berbahaya atau sulit dihabisi… Padahal ia tidak pernah memakai pengawal pribadi sekalipun…?” tanyaku semakin dalam.
“Organisasi kami mempunyai agensi di mana-mana… Termasuk di negara ini… Kami sudah mendata banyak orang dengan kemampuan khusus yang bisa dikategorikan sebagai perorangan dengan kemampuan luar biasa… Kami memiliki teknologi yang bisa menganalisa kemampuan tersembunyi seseorang baik laten ataupun yang disadari objek… Secara khusus… keluarga Buana Suryawan… seluruhnya berkemampuan khusus… Dimulai dari target kontrak pertama… Buana Suryawan… sang istri… Tami Surywan… Ketiga anaknya… Putri Suryawan… Satria Suryawan… dan Dewi Suryawan… Diteruskan pada saudara kembar target kontrak… Ron Suryawan… istrinya dan kelima anak kembarnya… Organisasi menaruh perhatian khusus pada keluarga besar yang luar biasa ini… Apalagi beberapa bulan lalu terjadi kejadian luar biasa dimana sang anak lelaki Buana Suryawan menyebabkan FLOOD SWARMING pertama dalam sejarah CORE PROJECT organisasi… Semua CORE yang ada di bumi ini keluar dan membantai semua iblis yang menyerbu dunia… Penelitian tingkat tinggi sedang dilakukan untuk menyelidiki fenomena yang luar biasa dahsyat ini… Belum ada literatur yang menyebutkan tentang kemampuan ini…” jelas Angel.
“FLOOD SWARMING?” tegunku mendengar nama itu. Itu nama resmi waktu aku memanggil semua CORE mahluk hidup untuk melindungi bumi waktu itu saat menjadi MIGHTY LORD dulu. Jadi rupanya sudah ada pihak yang sejak lama meneliti masalah CORE ini… Sampai-sampai memiliki agen-agen yang memiliki tingkat frekwensi CORE setinggi kedua agen ini. Ana dengan frekwensi CORE tertinggi; 1664 Hz dan disusul Angel; 1378 Hz. Tetapi masalahnya lebih pelik dari itu… Sampai ada organisasi sebesar ini yang meneliti khusus masalah CORE. Apa ini yang dimaksudkan Papa waktu itu kalau ada orang yang meneliti masalah CORE ini di luar sana. Apa Papa sudah mengetahui keberadaan organisasi ini, ya?
“Dimana pusat organisasi kalian ini?... Apa namanya?” tanyaku lagi.
“OSSR… Omni Special Scientific Research… Berpusat di Clearwa…” kepala Angel tiba-tiba terkulai lemas ke bahu kirinya. Sebuah lubang terbentuk di pelipis kanannya. Lubang peluru!
Sontak aku meloncat menjauh… Hujanan peluru menghantam ruangan kamar dari jendela yang hancur berantakan. Tetapi peluru sekaliber itu tidak akan mampu menembus HARD SHELL SKIN TAURUS-ku.
Kukejar penembak itu tetapi walau dengan kecepatan tertinggi MARVELOCITY sekalipun aku kehilangan jejaknya.
Dikegelapan malam aku kalut sekali. Angel tewas begitu saja di depan mataku dengan peluru bersarang di kepalanya. Penembak ini bahkan bisa menghilang dengan mudah dan aku tidak sempat sama sekali untuk mengambil jejak frekwensi CORE-nya.
--------​
“Hellen… Ini gawat sekali… Ada seorang pembunuh bayaran yang mati di dalam bagasi mobilku… Apa yang harus aku lakukan?” tanyaku pada sepupuku yang sering kumintai tolong ini. Aku sekarang sedang memandangi dermaga tambat kapal-kapal barang di pelabuhan. Laut yang gelap di kejauhan sangat kontras dengan terang benderangnya kota di daratan. Hanya bintang-bintang di atas horizon yang meneranginya. Sang bulan hanya berbentuk sabit tipis.
“Mati? Apa mas Satria membunuh si Ana itu?” kagetnya di seberang sana.
“Bukan… Bukan si Ana yang mati, Len… Ada seorang pembunuh bayaran kedua yang berhasil kutangkap dan kuinterogasi… Ia sudah cukup banyak bicara sampai akhirnya ada pembunuh ketiga yang menembaknya dari jauh…” jelasku serinci mungkin dengan singkat.
“Wah, mas… Tambah rumit masalahnya… Sekarang ada tiga pembunuh bayaran yang kita hadapi… Si Ana-nya bagaimana?” tanya Hellen.
“Aku sudah menangkap Ana sebelumnya… Lalu agen kedua ini muncul… Ana sudah kuamankan ke tempat lain… Aku tidak bisa menyebut tempatnya karena rumah kita pasti sudah diawasi dan jaringan telepon ini tidak bisa kupercaya…” jelasku.
“Baik, mas… Aku mengerti… Lebih baik mayat pembunuh bayaran itu mas Satria kuburkan di luar kota… Sejauh-jauhnya… Nanti aku akan upayakan cara komunikasi yang aman… Cukup sekian, mas…” kata Hellen menghentikan hubungan.
Benar juga… Aku baru sadar kalau organisasi OSSR itu sangat berbahaya. Mereka tahu persis keadaan rumah dan keluargaku. Itu berarti bukanlah hal sulit kalau hanya sekedar menyadap pembicaraan telepon. Hampir saja aku membocorkan tempat persembunyian Ana.
Mobil kupacu menuju luar kota malam ini. Dari kota menuju tujuanku akan memakan waktu sekitar dua jam perjalanan. Di tengah jalan yang sepi aku berhenti dengan cepat.
Kubuka bagasi mobilku dan kukeluarkan tubuh kaku Angel yang sudah dingin. Dengan SHADOW GEIST, kubenamkan diriku ke dalam tanah dengan Angel di boponganku. Masuk sekitar dua meter lalu aku keluar lagi dan meninggalkannya di sana untuk selama-lamanya.
--------​
Masuk kembali lagi dan menghadapi setir, Ana mulai membuka matanya. Tubuh penggandaanku yang memakai VOXA sudah menggabungkan diri denganku dengan membawa Ana serta.
“Apa kau akan membuang tubuhku di daerah ini?” tanya Ana dengan ketus.
“Aku tidak tau apakah OSSR akan menemukan tubuhmu kalau kau kubuang ke dasar jurang sana…” jawabku dengan dingin sambil menghidupkan mesin. Sebuah truk melintas di belakangku dan aku menunggunya sebentar sampai kendaraan besar itu lewat.
“Dari mana kau tau OSSR?” sergah Ana dengan mimik kalut. Ia kuikat dengan tali tambahan di kursi penumpang di sampingku plus sabuk pengaman.
“Aku menginterogasi Angel… Dari dia aku tau semuanya…” jawabku lalu memutar mobil kembali ke kota.
“Menginterogasi Angel? Itu tidak mungkin… Kami tidak akan bisa kau interogasi seberat apapun kau siksa kami…” cetus Ana.
“Ini salah satu kemampuan terbaruku… Dengan sedikit racun TOXICATE… mulut serapat apapun akan bernyanyi… dengan sangat nyaring… Sayangnya… agen OSSR lain telah menembaknya dan menghilang…” jawabku sambil tetap memperhatikan jalan.
“Jadi yang kau buang di jurang itu adalah mayat Angel?” katanya tanpa intonasi apapun. Datar.
“Aku tidak membuang mayatnya ke dalam jurang… Di jurang di bawah sana adalah ladang sayur-mayur warga setempat… Mayatnya pasti akan ditemukan mereka… Aku menguburnya di bawah jalan… Jadi tidak ada yang akan menemukannya…” jawabku sewajar mungkin.
“Ya… Aku ingat kemampuanmu untuk menembus tembok itu… Kau menggunakannya untuk menghilangkan jejak Angel…” kata Ana masih dingin.
“Aku hanya menebak-nebak saja… Kenapa agen ketiga ini dengan cepat menghabisi Angel padahal tengat waktu miliknya masih lama sekali…” kataku yang melibas tikungan tajam dengan mobil sport-ku ini mulus saja. “Ada suatu penanda yang ditanamkan pada tubuh para agen OSSR, kan?”
“Biar kutebak… Kau sudah mengeluarkannya dari tubuhku dan Angel, kan?” kata Ana.
“Benar… Benda kecil itu bisa berbahaya kalau diletakkan dekat dengan jantung… Mungkin saja kedua alat itu sedang berenang menuju laut Cina Selatan… di dalam perut ikan…” kataku sedikit bercanda.
“Untuk seorang amatir… kau cukup ahli… Tapi apa kau yakin bisa menghadapi organisasi sekelas OSSR?” ejek Ana.
“Hei… Jangan terlalu bangga dengan OSSR-mu itu… Kalian seharusnya tidak meremehkan keluargaku… Kalau kami mau… markas besar kalian di Clearwater itu bisa kami obrak-abrik… Apalagi kalian telah membuat Papaku marah… Entah seperti apa kekuatannya…” kataku asal-asalan.
“Aku tau kekuatan saudara-saudaramu… Bulan lalu kalian bersama-sama menyerbu sebuah desa yang penuh dengan para pendekar tangguh untuk mengambil seorang gadis… OSSR selalu memantau tindak-tanduk kalian…” jelas Ana.
“O-ya… Aku ada rekaman TV sebuah berita lokal dari sebuah kota yang pasti kau sangat kenal…” kataku sambil menekan beberapa buah tombol lalu rekaman itu dimainkan pada layar LCD kecil di dashbord mobil.
“…Ledakan hebat disertai kebakaran luar biasa besar terjadi di sebuah gedung perusahaan multinasional dari grup perusahaan OSSR yang juga merupakan kantor utama konglomerasi di Clearwater, Florida ini… Serangkaian ledakan menyusul kemudian dan diakhiri dengan runtuhnya bangunan bertingkat 65 ini… Korban jiwa diperkirakan mencapai ratusan jiwa yang merupakan para pekerja OSSR yang terperangkap di dalam gedung… Pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan intensif tentang asal muasal ledakan dan perkiraan kerugian yang terjadi….”
“Dapat kupastikan kalau itu adalah ulah dari Papaku dan saudara kembarnya… Mungkin mereka berdua melepaskan dua ekor naga di dalam gedung itu hingga bangunan setinggi itu bisa rubuh… Bisa kau liat level kekuatannya?” kataku setelah mengecilkan volume suara lalu menyudahi rekaman itu.
Ana tak mampu berkata-kata dan membisu saja. Ia pasti syok melihat kantor pusat organisasinya hancur lebur. Rata dengan tanah. Karena mereka telah berani-berani mengusik seorang Buana Suryawan.
 
Wuih makin final makin serem... tandai dulu ah baru baca klo quest ini dah kelar
 
Bimabet
Nah ini baru greget.....#mad_dog
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd