Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Rahasia didalam Perjuangan

Hallo :halo: Admin dan Suhu disini. Salam Hormat :halo: , TS mohon Ijin Share Cerita, mohon maaf jika cerita ini kurang berkenan di hati para admin dan suhu tercinta. Mohon Maaf jika terjadi kesamaan Nama, Tempat, Sifat dan Karakter. Cerita ini diangkat dari kisah nyata yang terjadi di sebuah Pedesaan yang aku huni saat Tugas Dinas



Hari ini adalah tepat 3 minggu aku tinggal di desa ini berbagai kegiatan dan kejadian sudah aku lalui, Ada suka ada susah ada juga gelisah semua pernah kulalui. Kali ini ada sebuah cerita yang terjadi di salah satu keluarga yang beberapa hari aku kenal. Keluarga ini terlihat sangat biasa, Biasa bukan karena kepunyaan sesuatu atau tentang sejenis materi, tetapi biasa dalam segi keharmonisan. kepala keluarganya bernama Syamsudin yang sering di panggil Pak Brodin dan beristrikan Zumaroh yang sering dipanggil Maroh / Bu Maroh.

Pak Brodin pekerjaannya sebagai sopir luar kota dengan berpenghasilan lebih dari cukup. Sehingga keluarga ini terlihat lebih menonjol daripada yang lain. Aku mengenal Pak Brodin ketika ada acara kerja bakti malam hari untuk Perayaan Ulang Tahun Negeri Tercinta :hati: Ini. Malam itu tepat Malam Jumat Pon 1 hari sebelum perayaan. Aku dimalam itu sedang ikut andil pengecatan jalan, Pak Brodin mengecat sebelahku otomatis aku dan dia terlibat beberapa percakapan. Mulai dari asal usul desa sampai menjurus ke pekerjaan masing-masing. Sesekali dia ngobrol menyinggung tentang Dunia Wanita. Dengan santai dia bercerita tentang masa lalu dan bahkan menurut dia terkadang masih suka menjalaninya, Bukan karena Hobi tapi memang terkadang karena lingkungan pergaulan di kerjaannya.

Ketika usai pengecatan aku tidak langsung pulang melainkan kumpul di rumah yang berada di pinggir jalan dengan para warga yang kerja bakti sambil menikmati panasnya kopi serta kepulan asap :kretek: sesekali warga juga ngobrol-ngobrol satu sama lain. Aku masih saja ngobrol dengan Pak Brodin yang entah ada apa dengannya hingga begitu cocok dengan ku, Sebenarnya yang ngobrol banyak adalah dia sedangkan aku hanya sebagai pelengkap dan pendengar saja. Dia banyak bercerita pengalaman-pengalaman tentang kerja serta pengalaman-pengalaman dimana kehidupan Rumah Tangga yang selama ini dia jalani. Ada hal menarik dalam pembicaraannya, intinya dia memberi tahu rumah tangga tidak semulus seperti status, melainkan Awal dari sebuah proses. jika proses baik akan berakhir dengan baik, jika proses salah akan berakhir salah. Semua bergantung pada diri masing-masing.

Sabtu pagi yang cerah, Aku sedang berada di warung makan, Tempatnya enak dimana terletak di tepi persawahan. Jam 8 pagi tanpa sengaja bertemu dengan Istri pak Brodin, Dia terlihat sedang membeli nasi beberapa bungkus. Aku yang berada di sampingnya sedang memperhatikannya dia mengetahuiku lalu melempar senyum. Dan aku memberanikan diri bertanya-tanya pada Ibu ini, tanpa berat dia juga menanggapi pertanyaanku dengan santai. Sebelum dia pergi dia juga menawariku untuk sekedar bermain di rumahnya, karena dia melihat aku dan Pak Brodin terlihat cocok. Aku hanya menganggukkan kepala saja dan melempar senyum. Menurutku, Dia (Bu Zumaroh panggilan Akrab Bu Maroh) orang penurut, sabar dan juga santun, sehingga aku sangat sungkan jika mengobrol dengannya.

Sore hari, malam minggu malam yang panjang. Aku bersiap akan ke rumah Pak Brodin, karena 2 hari yang lalu sudah berjanji akan bermain kerumahnya. Sebelum sampai disana aku sempatkan mampir ke minimarket untuk membeli beberapa makanan kecil sebagai barang cangkingan untuk kerumahnnya. Sampai disana dibukakan pintu oleh istrinya.

"Loh mas? cari bapak ya?"

"eee iya mbak, kenapa? atau pak Brodin sedang keluar?"

"Iya barusan berangkat!!!!!"

"Waduh...... barusan ya bu"
Tanyaku meyakinkan

"Iya , Katanya sich ada telfon dari juragan kiriman mendadak ke kota"

"Biasannya berapa hari Bu?"

"Ech silahkan duduk dulu"


Aku dipersilahkan duduk di kursi teras rumahnya, Aku sempat melihat juga anak-anaknya sedang menonton TV diruang tengah.

"Aku buatin minum ya......"

"gak usah bu, merepotkan"

"Gak papa santai saja"

"Oh ya ini bu ada sedikit rejeki, untuk anak ibu"
Sambil kuberikan bungkusan yang tadi aku beli

"Ini apa ini?"

"gak papa Bu bawa aja"
Sambil aku tersenyum

15 menit berlalu, Bu Maroh kembali sambil membawa minuman tetapi yang membuatku Heran adalah cara dia menaruh minuman dimeja, Posisi tepay di depan meja sambil jongkok dia menaruh gelas yang berisi kopi. Otomatis mataku tertuju pada gundukan 2 yang terlihat masih OK yang membuat aku jadi bernafas berat.

"Monggo di minum" katanya, Sambil masuk kedalam kembali

Aku menunggu dia sambil menikmati hangatnya kopi dan menyalakan Rokok. 1 batang rokok sudah habis, Aku masih menunggunya, 2 batang habis hingga 3 batang tak kunjung dia keluar dari rumahnya. Dalam pikiranku sempat bertannya-tanya "masak Ibu ini tidur? lah trus aku ngapain disini?", sesekali aku beranikan diri mendengar dan mengintip dari pintu utama, aku tak melihat dan mendengar Ocehan anaknya dan Bu Maroh. Aku masuk dan mencari keberadaan Bu Maroh, dan ternyata dia Tidur dengan kedua Anaknya di kamar. Dengan sedikit jengkel aku kembali keluar, Aku sempat berfikir begitu cerobohnya istri pak brodin ini. Membiarkan pintu terbuka sedangkan dia tidur dengan anak-anaknya di kamar. Aku kembali keluar dan menutup pintu depannya dan menguncinya. Kuncinya aku lempar dari angin-angin atas pintu lalu aku meninggalkan rumahnya.

Keesokan paginya Aku bertemu dengan Bu Maroh di jalan sewaktu aku mau keWarung. Entah dia mau menemuiku atau memang tanpa sengaja, karena hanya satu-satunya jalan ini yang menjadi akses warga.

"Semalam Maaf ya aku gak sengaja ketiduran, Soalnya kebiasaan kalo ada Pak Brodin gitu. Sekali lagi maaf ya...... Maaf banget"

"Iya Gak papa"
, Pasang Muka biasa, dan Gak begitu Respek.

"Jangan marah donk......., Maaf beneran. Kamu mau kemana sich?"

"Mau kewarung, Makan!"

"Kalo gitu makan dirumahku aja ya, kebetulan aku tadi masak banyak, Sengaja tadi masak banyak. Dan ini memeang aku mau undang makan kamu di rumah, Sebagaibtanda maaf"

"Gak usah, Aku diwarung aja."

"Gak papa, Ayolah.... Aku juga mau ngobrol-ngobrol. Soalnya kemarin tertunda."
Sambil senyum

Setelah aku diam, Aku akhirnya menerima tawarannya untuk makan dirumahnya. Dia kembali kerumahnya menggunakan sepeda motor, Sedangkan aku tidak bersamanya karena aku lebih suka jalan kaki, dan tidak menimbulkan curiga jika nanti ada yang tau aku bersama istri Pak Brodin.

Sampai dirumahnya, Aku langsung di persilahkan masuk menuju tempat makan, Sebenarnya bukan tempat makan tetapi berupa lesehan tepat di depan TV. Aku berada di tengah kedua anaknya yang asyik nonton TV yang sedang berhias karena mau ikut andil acara Karnaval Desa. Dia (Bu Maroh) menyiapkan makan dan minum, Tetapi kali ini beda, dengan waktu ketemu. Penampilannya sudah berubah hanya memakai Daster ala ibu ibu. Tidak seperti ketika aku bertemu tadi yang mengenakan hijab.

Selesai makan aku keluar ke Teras, Persis seperti kemarin malam. Suasana pagi di minggu yang memang sepi, Karena beberapa warga ada yang sudah berangkat ke Balai desa untuk acara karnaval. Sebenarnya aku ingin sekali kesana untuk sekedar mencari hiburan. Tetapi aku masih berada dirumah ini.

5 menit berselang Bu Maroh keluar. Duduk di sampingku dan mengajak ngobrol.

"Kamu gak lihat karnaval?"

"Pinginnya sich, Tapi anak ibu kliatannya mau ikut ya?"

"Iya diajak tantenya tuch, Aku sich gak ikut dirumah aja,"

"Lah kan hiburan, gak ikut kenapa? Kan enak sekedar lihat-lihat"

"Ya gak papa, nyantai aja lah. Sebenarnya sich pingin Curhat. Tapi kamu kira-kira mau gak tak ajak curhat"

"Tentang apa?"

"Sebenarnya sich g boleh di curhat ke sapa sapa tapi aku gak tahan, Kamu kan orang jauh. Jadi gak papa lah aku mau cerita, Tapi...... Kalo mau sich"

"Ya Gak apalah, Sapa tau aku ngerti."

"Kamu kok masih sewot sich, Kan sudah minta maaf,"

"Hmmmmmmmmmm"

"Kok Hmmmm aja sich. Semalem sampek jam berapa?"

"Ya malem, Untung aku gak aneh aneh kalo aneh aneh, Tambah susah Ibu,"

"Ya maaf, Beneran aku minta maaf. Mang mau aneh ngapain sich?"

"Ya kalo tak maling barang-barang ibu, gimana? Kalo seandainya gitu, Apa gak tambah susah. Jangan gitu lagilah Bu, Nanti bisa dimanfaatin. Itu kalo hanya sekedar maling. Kalo ngrampok hayo?"

"iya, Maaf. untung kamu baik"

"Sebenarnya sich enggak, Aku tuch jahat......"

"maksud mu apa? Kok bilang gitu?"

"Ya kalo posisi seperti malam kemarin itu meskipun orang sebaik manapun, Pasti lah akan bertindak sesuatu, karena kecerobohan ibu"

"Contohnya? atau apa gitu yang membuat menjadi orang bertindak jahat"

"Kalo dari kejadian kemarin bisa saja aku mencuri, mengambil sesuatu atau bahkan yang lain, wong Ibu tidur"

"ya gimana Ya, Aku mang gitu gak begitu ngurusin, Apa lagi sama Pak Brodin"
Ungkapnya, yang sedikit membuat aku penasaran

"Maksud Ibu?"

"Ya, Gak mungkin kamu gak tau, Namanya rumah tangga itu pasti ada problemnya"

"Kurang Uang gitu maksud Ibu?, Kan Rumah bagus masak kurang, Pak brodin juga Giat kerjanya"
Jawabku sedikit membela Pak Brodin

"Ya aku ngerti, Semenjak kamu ikut kegiatan kemarin kan kamu jari akrab, Tapi gak tau kan sifat Aslinya,?? Dia itu suka aneh-aneh. Tapi aku gak tau juga kepastiannya"

"Oh, Iya iya aku paham, Masalah Orang ketiga nich ceritannya?"
tanyaku sedikit menyelidik kebenaran

"Hmmmm, Dah tau gitu loh......."

"Jadi gini bu, Ibu lihat dulu sumbernya dari mana baru ibu bisa yakin, Jangan asal. Bukannya aku Bela Pak brodin, Tapi alangkah baiknya dari mana sumber info berada"


"Nggak, Nggak nggak, aku yakin dia gitu, sumber infonya jelas kok"
sedikit ngotot

"Siapa?????"

"Teman seprofesinya, dia kasi info bahkan foto ketika masuk penginapan"

"hahahahahahahahahahaha"
Aku tertawa keras

"Kenapa ketawa ada yang salah?"

"Ya gak papa, Lucu aja, yang jelas yang ngasi info ke ibu cuman ingin manfaatin aja, Coba dech dia kok bisa dapet foto dari Pak brodin masuk Penginapan!!, Yang jepas pastinya dia juga gitu dan disitu. Tapi mungkin saja dia incar ibu, sapa tau kan bisa ena ena gitu sama ibu, tapi gak tau juga sich tergantung ibu sendiri nyikapi, Oh ya maaf sekali lagi kalo Aku ikut campur, Cuma hati-hati aja lah"



Sejenak dia menghela nafas panjang, Seperti dia memikirkan sesuatu, Sesuatu yang bergelut di dalam pikirannya. Dia melihat kesamping dan terlihat pandangan kosong. Hingga beberapa menit.

"Iya betul, Penjelasanmu, Kalo teman Pak brodin hanya manfaatin aja, Soalnya beberapa waktu lalu pernah juga muji-muji kalo aku baik lah enak lah trus perhatian dan terlebih, Muji kecantikan "

"Hmmmmm, Ya gitu dech Modus....... , hehehehehehehehe"

"Trus aku harus gimana? Aku kan bingung dan terlanjur sakit hati, Dirumah menunggu dengan setia dan doa , Malah dia Gitu, enak enakan sama Wanita lain."

"Sekarang gini aja, Aku tanya bu ya..... tapi jangan marah dan jawab jujur"

"Iya"
Jawaban pendek tapi yakin

"Sopir teman Ibu apa juga goda ibu,.. Eeee maksudku ngajak gitu-gituan? Dan Mau ibu apa jika memang Itu benar-benar pak brodin?"

Dia diam, sedikit berfikir dan entah apa yang akan dipikirkan, dari sorot mata terlihat sangat bingung dan kacau.

"Ya aku paham, makasih ya. Mungkin dia pingin manfaatin aku juga ya, manasin aku agar jengkel berlebih ke suamiku. Tapi........"

"Tapi kenapa lagi bu, kok kliatannya ragu?"

"Ah gak papa, Kamu tunggu sini ya aku lihat anak anak mau anter bentar, tunggu sini ya!!!"


Dan benar, Dia keluar dengan anak-anaknya yang sudah di hias baju karnaval yang terbuat dari plastik dan koran, Begitu lucu dan unik baju yang di pakainya. Aku hanya tersenyum saja ketika dia pamit berangkat dengan embel-embel jaga rumah.

25 menitan aku menunggu di teras. Baru terlihat kembali Bu Maroh kembali. Dia masuk kedalam, Sebelum masuk dia mengajak masuk kedalam ruang tamunya. Aku hanya mengikuti apa yang dimintanya untuk masuk kedalam. Tidak lama dia keluar dari kamarnya, terlihat mengenakan baju yang tadi padi dipakai, Tetapi entah sengaja atau tidak ketika dia duduk terlalu terbuka, tidak melihat posisi roknya sehingga samar-samar terlihat CD nya berwarna Coklat muda.

Tanpa disuruh / di perintah Si Jantanku bangun dari Tidurnya sehingga membuat posisi dudukku tidak beraturan. Sehingga gerakanku membuat Bu Maroh bertannya.

"Kamu kenapa kok gak nyaman duduknya?"

"eeee enggak bu, Anu gak papa?"

"kenapa sich?"

"Maaf bu ya....."


Aku lalu berdiri dan merogoh Batang kemaluannku untuk menata arah atas agar bisa enak buat duduk. Dan aku hanya senyum saja ketika itu aku lakukan.

"Oh.... itu"

"Maaf bu ya lagi bangun jadi gak enak kalo miring hehehehehehe"

"Eeeee..iya"
terlihat dia sangat canggung

"Gimana bu kelanjutannya."

"Yang mana ya?"
Tampak bingung

"Ya pak brodin lah Bu, Sapa lagi. Ibu kliatannya gak fokus dech. Atau kurang sehat?"

"Oh, Nggak kok. Ya kamu aja yang bikin gak fokus tadi, Hehehehehe"

"Iya, Soalnya lihat tuch, Yang kelihatan jelas. Hahahaha"
sambil tanganku menunjuk arah paha yang terlalu dalam tersingkap

"Ups..., Hehehehehehehe, Maaf"

Dari sorot matanya dia tampak malu, Aku sebenarnya dalam kondisi seperti ini jantung berdegub kencang badan terasa panas dan dingin. Aku sempat bertannya pada diriku sendiri, Seharusnya aku tidak seperti ini karena sudah pernah begini (SSI), Tetapi entahlah kali ini memang berbeda, Ada Sensasi tersendiri antara Aku dengan Bu Maroh. Sebenarnya kalo di panggil Ibu dia kurang cocok, tetapi di panggil Mbak dia yang tidak mau, entah karena umur atau karena memang menyadari sudah mempunyai anak 2.

"Hmmm gitu aja udah bangun!!!" Ledeknya

"ya maklum lah bu, Namanya juga masih baru hehehehe"

"Gak, Semua laki-laki ya gitu. lihat dikit aja udah ngeres. tapi yang aku heran sich sama kamu, kok bisa? Umur kamu kan masih muda."

"hehehehehehehe"

"Kok ketawa aja?"

"Ya maklum lah bu, Harusnya kalo masih muda ya gini. Ibarat sepeda motor itu masih baru, Di pegang aja bisa tancap gas, Berbeda dengan Pak Brodin mungkin saja harus pakai starter dulu, heheheheeh Tapi maaf bu ini hanya canda aja nich"


Dia terlihat tertawa lepas, Sehingga suasana di pagi itu menjadi cair obrolan aku dengannya. Sampai jam 10 lebih aku masih saja mengobrol dengan Bu maroh. Dia banyak bercerita tentang keluargannya masa kecilnya hingga lika-liku rumah tangganya selama yang dia jalani. Lambat laun dia mulai bercerita ke hal yang sangat pribadi, hal yang tidak seharusnya dia ceritakan. Menurutku orang yang bersalah bukan dari pak Brodin nya tetapi karena teman se-Profesinya yang sudah memberi tau Bu Maroh.

"Aku harus gimana ya?"

"Hmmm, Lebih baik ibu cek kebenaran dulu, Besok atau nanti kesana atau apalah caritau dari HPnya atau gimana kan bisa bu"

"Iya memang aku gak pernah cek isi Hpnya"

"Nah itu dia"


Berbagai saran sudah aku berikan kepada Bu Maroh, menjelang siang aku berpamitan dengannya, Tak lupa dia juga mengucapkan terimakasih atas saran dan suport yang aku berikan kepadannya.


Hari menjelang kepulanganku

Hari ini adalah hari jumat, Hari yang sibuk selain persiapan diri selesai tugas, di Kantorpun ada prosesi pelepasan karyawan. Acara selesai sore hari sekitar jam 16:00, Meskipun masih 4-5 hari lagi, di kantor sudah ada prosesi pelepasan (pamit) pada karyawan-karyawan yang lain. Disisi lain ada beberapa karyawan khususnya wanita yang beberapa hari (Tidak ikut aku ceritakan) Menempel atau Istilah lain dekat dengan aku yang lebih dari biasanya. Sebut saja Indri, Indri masih punya hubungan darah dengan Lastri gadis yang aktif di Kartar wilayah Desa yang aku Huni yang beberapa waktu lalu pernah aku ceritakan sedikit.

Menurut kabar yang beredar Indri adalah wanita Cuek jika dengan lelaki, Umurnya memang sudah melampaui batas remaja dia sudah berumur 30 an 2 tahun di atasku. Aku dengan Indri memang partner kerja, Dia memang sosok yang sangat Smart sama dengan Lastri. Hanya saja dia cuek dan angkuh serta sesekali tak pernah menanggapi godaan atau rayuan lelaki yang benar-benar ingin mempersuntingnya.

Namun dari segi ketertarikan aku tidak begitu tertarik karena bukan rupa tetapi sikap, Kalo badan relatif biasa, hanya saja dia memang tidak pernah menonjolkan apa yang dimilikinya. Selalu berpakaian besar dan sedikit Norak. Kali ini berbeda, dia banyak mengobrol dengan ku sewaktu pulang kerja. Ada beberapa yang ingin dia gali, Mulai masalah kerja sampai masalah yang lain. Aku dan Dia sempat berjanji untuk bertemu 1 kali dirumahnya, tetapi aku masih belum menyanggupinya. Entah kapan akan aku penuhi janji itu.

Malam Ini aku berencana untuk datang kerumah Indri tetapi di tengah perjalanan ketika belok di sebuah toko untuk beli Rokok aku bertemu dengan Bu Maroh. Sekedar basa-basi bertanya 1 2 kata, ujung punya ujung dia malah mengajak kerumahnya. Karena aku tidak WA Indri akhirnya aku setuju saja, Toh indri juga masih ada waktu lain hari. Bu Maroh mengajak bersama menaiki sepeda motornya akan tetapi aku memilih jalan kaki untuk menuju rumahnya.

Sampai di Rumahnya aku langsung duduk di kursi yang ada di teras. Dia juga ikut duduk di teras, dengan antusias yang di dasari serius dia ngobrol mengenai Pak Brodin. Dengan sedikit suara yang dia pelankan dia bercerita

"Jadi gini, Aku sudah tau siapa dan apa yang dia lakukan. Aku lihat dengan mataku sendiri masuk di penginapan kemarin. Aku juga sempat telfon, memang dia angkat tapi gak lama dia tutup alasan mau jalan lagi. Disitu aku paham. Sedih dan sangat marah. Dan kamu benar kalo temannya juga ikut disitu membawa wanita lain. Kok bisa bisanya dia memberitau sedangkan dia nya juga gitu."

"Ya namanya juga kesempatan dalam kesempitan Bu, Kalo ibu benci dan marah kan dia bisa ngomporin ibu untuk gituan juga. Gratis lagi. hehehehehe"

"Aku marah mas, sangat marah. Setiaku di coreng, untung aja ada kamu, jadi aku bisa tahan untuk tidak sama temannya."

"Loh, Ibu sudah janjian akan gituan kah sama teman pak brodin?"


Dia hanya mengangguk, lalu meneteskan air mata. Aku hanya diam dan menunggu saja. Lama menunggu sampai dia selesai meneteskan air mata.

"Maaf aku kebawa suasana Hati"

"Iya Gak papa kok"

"Kamu gak ada acara?"

"Sebenarnya ada janjian sama Indri tapi gak papa kok Bu, Besok juga bisa"

"Oh gitu, Masalah kerjaan ya?"

"Iya hanya tanya beberapa, Besok bisa kok santai aja. Pak brodin gak pulang hari ini?"

"Tadi aku telfon sich enggak"

"Anak-anak kemana bu?"

"Tadi udah tidur jam 6 kecapekan habis Les tadi"

"Oh gitu."


Aku terus mengobrol dengannya, sampai dia agak lupa akan kesedihannya. Entah karena apa dan kenapa dia berani berucap.

"Menurutmu aku ini gimana?"

"Gimana apa nya ya Bu?"

"Ya penampilan."

"Ibu tanya, untuk dinilai segi apa ya? Segi aku sendiri atau segi orang lain?"

"Menurut kamu aja lah,"
Sambil senyum

"Kalo pake Daster gini ya Mak-mak lah hehehehehehehehe"

"Huh............ Kamu ini."

"Trus bagaimana donk..."

"Hmmmmmmmmmmmm"

"Nggak ah nanti aku berfikir yang nggak-nggak"

"Ya gak papa aku yang minta, Ech gimana menurutmu kalo aku bertindak seperti Suamiku"

"Gituan juga?"

"Wajarkah aku gitu karena sakit hatiku?"

"I don't Know, Soalnya tergantung diri masing-masing"

"Trus sama siapa ya, Tapi...... yang jelas harus bisa jaga Rahasia"

"ya gak tau lah bu."


Aku sengaja menjawab sedikit-sedikit, Dan menunggu apa yang ada dipikirannya dan apa yang akan di ucapkannya. Ibarat kata aku memancing dia untuk mengungkapkan apa yang dia mau. Dia sempat diam sebentar lalu mengajak aku masuk keruang tamu sama seperti kejadian sebelumnya. Setelah aku masuk dia menggiring anak-anaknya untuk tidur. Lagi lagi aku menunggu sampai dalam hatiku berkata "Apes nich di tinggal tidur lagi, Kalo ditinggal tidur aku keluar aja tanpa aku kunci biar tau rasa", Batinku.

15 menit berlalu, dia keluar dari kamarnya. Tetapi yang membuat berbeda dia menutupi tubuhnya dengan selimut. Setelah aku perhatikan dan menerkanya, Mungkin saja dia sedang kedinginan. Dia berjalan kedepan lalu kembali lagi kedalam menutup pintu dan menguncinya. Setelah itu dia memandangku.

"Maaf aku tutup, Aku hanya ingin penilaian mu, menurutmu aku ini gimana secara fisik?" Sambil berjalan mondar mandir melenggokkan badannya yang tertutup selimut

"Mmmm gimana ya, Gak tau sich Bu, Pakai selimut apa yang di nilai ada-ada aja Ibu Ini hehehehehe"

"Kalo gini gimana?"


Aku kaget, Dia membuka kain selimut penutup tubuhnya dan terlihatlah setengah bugil, dia memakai BH dan CD sewarna, aku terus memandanginya sedetail mungkin. Meskipun dipandang darimana saja, laki-lakimanapun pasti bilang OK jika dalam kondisi seperti ini.

"Gimana? Masih bagus gak?" Sambil menutupnya kembali

"Hmmm, Ya bagus lah bu, Masih OK lah" Jawabku sekenanya

Dia tampak tersenyum bangga. Dengan PD nya aku berfikir "Apa dia ingin SEX denganku, tapi entahlah". Aku masih saja diam sambil mencari-cari apa maksud dari semua ini. Sesekali aku lihat dia diapun memandang dengan senyuman. Senyum yang masih menyimpan misteri. Entah berapa lama dia kembali berdiri dan menuju didepanku lalu dia menanggalkan selimut yang dia pakai, otomatis terpampanglah Dada yang masih tertutup BH di depan mataku.

"Mas aku harap kamu ngerti, Aku ingin selingkuh sama kamu. aku terlanjur sakit"

"Kenapa harus dengan aku?"

"Aku yakin kamu bisa, Kamu tau Ana kan. Dia teman PKK ku, dia pernah cerita tentangmu. Aku yakin kamu bisa."


Aku dibuat kaget kembali. Dan tidak bisa berkata banyak dengan apa yang di ungkapkannya.
Dia mualai membentur-benturkan dadanya di hidungku aku lihat dia tersenyum. Tanpa dikomando lagi aku mulai meremas-remas kedua dadanya yang kenyal sesekali aku hirup aroma dari BH yang menimbulkan sensasi tersendiri.
Aku turunkan tali BH nya aku remas keduanya kumainkan kedua putingnya dengan mulutku, Tanganku kuturunkan dan meremas pantatnya yang berisi itu. Sensasi yang sangat baru.

Dalam anganku sempat berbicara "Mungkin dia suka SEX gaya Frontal" sehingga aku harus membuat se-EXtream Mungkin. Aku turunkan CD nya tangan kiriku kuletakkan tepat pada lubang nya dan mulutku masing mengenyot dadanya. Aku gosok perlahan Miss V nya yang sudah Basah pelan. Pelan-pelan dan semakin meningkat hingga sangat cepat dia hanya bisa memegang pundakku dan sesekali mengejut pinggulnya kekiri kekanan dan kedepan.

Aku mencoba memasukkan jari tengahku, tetapi dia memprotes

"jangan pakai jari mas, Gak baik"

"Ya maaf, aku........."


Belum sempat aku teruskan dia jongkok, lalu membuka Sabuk dan menurunkan celanaku. Lalu dia membuka dan menurunkan CD ku.

"Ya ampun mas....... pantes Ana cerita kalo mantap." Sambil memegang Mr.P ku mengendus-ngendus tepat diujung senjataku.

Dia mengelus-elus senjataku dan sesekali menghirup aroma batangku. Aku mengarahkan kemulutnya dan berharap akan dimasukan kedalam mulutnya, tetapi dia tidak membuka mulutnya hanya sesekali menjilat ujungnya saja. Karena gemas aku pegang pipinya dan aku tekan dan sekejap membuat dia membuka mulutnya, dari sorot matanya terlihat sedikit memprotes, entah kesakitan atau keheranan dengan apa yang aku perbuat. Kuarahkan senjataku yang hanya masuk ujungnya saja.

"Kok gini mas, Aku belum pernah. Takut muntah"

"Coba aja"
jawabku

Dia memulai memasukkan senjataku kedalam mulutnya mulai menggerakan kepalanya perlahan. Memang sesekali tajamnya gigi seakan mau merobek Senjataku. Tetapi sensasinya sangat luar biasa ketika masuk setengahnya tarasa termakan dan terasa di kunyah. Entah berapa lama dia lakukan itu sampai berulang kali.

Aku bangunkan dia dan kurebahkan di kursi sofanya. Kurentangkan lebar-lebar kakinya aku memegang senjataku dan kugesek-gesekkan di Miss V nya. Ketika masuk ujung senjataku aku lepas lagi hingga dia bertannya

"Kenapa?"

"Nggak.., ada yang kelupaan"

"Apa?"

"Ini"
Sambil menempelkan bibirku ke Miss V nya

Yang otomatis membuatnya menjerit kegelian dan bergerak-gerak kesana kemari. Aku baru kali ini mendapati wanita yang terlalu over ketika mendapat Serangan Birahi. Akuterus menciumi Miss V nya dampai dia mengejut-ngejut kegelian.
Baru disaat yang tepat aku mulai memegang kedua kakinya dan kubentangkan, aku mulai memasukkan Senjataku perlahan dan sangat perlahan. Dari ujung sampai kepangkal aku masukkan sangat perlahan, ketika sudah mencapai dasar (mentok sampai pangkal senjataku) aku tidak menggerakkan, melainkan urat kegel kumainkan yang secara alami membuat seperti diaduk lubangnya.

"Ouh...... sssssssstttt ah..... ahhhhhh ah......"

Suara yang keluar dari mulutnya. Aku mulai menggerakkan pinggulku perlahan lahan hingga semakin lama semakin meningkat, kini tangan ku berpindah meremas kedua dadanya dan menimbulkan sensasi tersendiri. aku genjot terus menerus tanpa henti hingga membuat dia kelabakan

"Mas aku keluar..... oh............ssssss hmmmmm auhhhhhhhh"

sambil dia mengejut-ngejut dan tarasa seperti disiram air. Dia sangat basah dan becek sekali. aku berhenti ketika dia mencapai puncak yang kesekian kalinya. Aku lepas dan masih dalam kondisi tegang senjataku, sebenarnya aku hampir saja keluar tetapi karena aku lihat dia sudah akhirnya aku duduk di kursi itu, dan membersihkan sisa-sisa cairan yang menempel di senjataku.

"mas udah keluar" Sambil dia bangun

"Ya belum, tapi ibu udah kan"

"banyak, kenapa gak di keluarin"

"gak papa, ibu kan udah"

"Sini, di keluarin."

"Ibu diatas ya?"

"Gimana?"


Lalu aku duduk santai dia menghadapku aku bantu dia jongkok di atas pahaku kakinya kunaikkan di sofa. Dan "Blesssss" masuk semua senjataku kedalam Miss V nya. Aku memaikan dadanya mengecup kiri kanan dan meremas kembali. Sesaat aku merasakan tidak ada gerakan tidak ada goyangan yang ada hanya suara erangannya saja. Aku membimbing dia untuk menggerak-nggerakkan pinggulnya lama-kelamaan dia sudah paham hingga dia menggerakkan pantat untuk naik turun. Serta erangan yang tak henti-hentinya.

"Mas aku lagi.......ah......ssssstsststst uh"

dengan nafas yang sangat berat, dia keluar kembali. Aku masih saja memainkan kedua dadanya terus menerus tanpa bosan. Dia mulai menata nafas dan mulai menggerakkan kembali,

"Mas, Aku capek mas kok belum juga sich? Ayolah mas keluarin dan udahan. Nanti keburu malam."

Aku hanya mengangguk saja, Aku bantu dia menggerakkan pantatnya dia mulai mengaduh dan mengerang kembali, akupun juga merasakan apa yang mungkin dia rasakan (Klimaks)

"Mas Capek"

Karena dia protes aku membalikkan badan, kutindih dia dan aku genjot kuat hingga terdengar bunyi "pok-pok pok" dia mengaduh dan sesekali mengejut-ngejut kembali, akun dekap dia diapun juga tetapi dia sudah keluar terlebih dahulu di tandai dengan erangan dan sesunggukan dari suarannya. Aku pejamkan mata dan aku genjot lebih kuat dan

"creet.......... crett...cret"

"Ahh...........ssssststststts"

"hahhh.....hahh......hah......"


Aku menikmati KLIMAKS diatas tubuhnya mengatur nafas dan melepaskan diri dari dekapannya.

Aku duduk disofa dan aku lihat Bu Maroh masih terduduk lemas dan lemah, sayup-sayp dia mengenakan CD dan BH serta selimut untuk menutupi tubuhnya, dan aku hanya mengenakan CD dan celana karena waktu pergumulan dengannya aku masih memakai baju yang atas hanya menanggalkan yang bawah saja.

Setelah dirasa cukup dan memang keadaan sudah terlalu malam, aku berpamitan dengan Bu maroh yang masih terduduk lemas, menerawang kenikmatan yang tersisa. Dia hanya menjawab dengan anggukan saja. Aku dengan sedikit masih malas dan lemas berjalan pelan keluar dari rumah Bu Maroh untuk menuju Kontrakanku.

Salam Semprot

 
yg ditunggu tiba juga, komeng dulu sbeelum baca .
trims gan...
 
Mantep bu maroh bohay bener gan,
ancuk aq ngaceng poll
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
ada yang tau ukuran gambar yang bisa nampil full screen di forum ini. aku coba pakai "[IMG*]http://*[/IMG]" tetep kecil suhu
 
Terakhir diubah:
Muangstap suhu.... dapet aj yg beginian nih bikin ngeces...
 
Semok detected hu.
Kalo digoyang lemaknya getar semua itu
 
Terbaiiikkkk. Ga seperti thread lain yg memburu nafsunya. Dilanjut gan.
 
Gan pernah gak khawatir abis "gituan" sama TO krna gak pake caps jadi punya pikiran apa dia bersih atau ada indikasi HIV gan? Soalnya ane pernah "main" sama janda dia bilangnya bersih sih tapi tetep aja ane khawatir takutnya gak sama ane aja mainnya,apakah ada ciri-ciri khusus dari segi fisik bagi pengidap HIV?
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd