Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG RAHASIA KELUARGA SEASION 3

Tapi kayaknya ndak ada yg order Hu di sebelah... Kayaknya rata2 pengen gratisan semua wkwk
 
Semoga saja kali ini TS bertanggung jawab untuk menyelesaikan cerita ini...

Kary* k*rs* tetap no 1..(buat cari makan) wkwkwkkwk
Emang siapa elu Boss???

Saya memang Laper dan emang cari makan, Tapi saya merasa Beruntung ga pernah makan, dari Uang dari orang yang lebih MISKIN Segala galanya dari saya, Seperti anda...... šŸ˜‡

HARAM, Ntar ketularan BEGONYA šŸ¤£
 
Tapi kayaknya ndak ada yg order Hu di sebelah... Kayaknya rata2 pengen gratisan semua wkwk
Engga apa apa, seEngganya saya bisa Ngasih Kontribusi dan Kapasitas buat Forum terCinta.

Ga Cuma modal komen komen nyinyir Doang, terus ngarep Gratis..... AMPE TAMAT LAGI......

Entah dimana Otaknya Manusia yang Idup tanpa HARGA DIRINYA Kayak Gitu.... šŸ¤­
 
Pengen liat mama gua di exe pemuda atau anak SMA, siapa tahu minat bisa PC tele azkapradipta12
 
Mahal soalnya bro biasanya perchapter hampir 100k kalo 25k perchapter mungkin banyak yg beli kaya suhu @qrun
Maaf bang, saya buat cerita bukan buat ANAK DIBAWAH UMUR, PENGAGGURAN, sama Kaum BPJS (Budget Pas Pasan Jiwa Sultan).

Materi yang diBahas udah jelas Tiap cerita Berbeda pada tiap Kharakter Wanita, dengan cara anda membandingkan Harga. Itu sama aja memperlihatkan KeDunguan diri sendiri.

Dan Benar benar Menjadi DUNGU, kalau Anda masih belum mengerti apa yang saya sampaikan secara baik baik diAtas..... Terimakasih šŸ™šŸ»šŸ˜Š
 
Wkwk cerita ente aja mirip2 sma cerita Lucah Melayu masih ngaku unstoppable writer. gw ga ngehina karya lu gw cuman ngasih saran aja eh lu take it personal wkwk kocak lu
 
Bimabet
RAHASIA KELUARGA SEASION 3





Another Lever PART 2






Sore itu sesungguhnya Jessica benar benar terkejut atas keagresifan sang Adik Parjo, yang tiba tiba meremas cukup kuat salah satu payudaranya. Sehingga marah lalu menampar sang Adik TELAK dan yang Pasti Menyakitkan.

Hal itu tentu bukan tanpa alasan, Karna selain terkejut dengan stimulus sensasi Rangsangan yang datang tiba tiba. Sisi lain akibat remasan Parjo adiknya, Jessica merasakan rasa nyeri Karna remasan sang Adik terasa cukup Kuat.

Seperti yang kita tau, baik Jessica maupun sang Ibu Susi sekalipun memiliki Sisi 'Liar' yang sama sama bisa Bangkit, andai ada pendekatan yang halus dan membuat hati mereka nyaman.

Tapi sayang.....

Parjo yang sore itu sudah Nafsu dengan Kemolekan tubuh Veronica yang lebih sempurna dari Jessica. Terlebih menyaksikan bagaimana Nasib Bagus Deril, yang berhasil merangsang Veronica dan diIntip Aksinya. Sudah terlampau terlalu Nafsu dan menjadikan Kakaknya Jessica Pelampiasan.





POV PARJO





Lelah juga upaya membujuk serta meminta kata Maaf dari kakak ku Jessica....

Sepertinya tindakan ceroboh ku kali ini sudah benar benar membuatnya Murka. Tak heran, saat pagi tadi kak Jess langsung melipir pergi saat melihat ku menuruni tangga.


"Pagi Bu...." Saat itu aku menyapa Ibu yang tengah sarapan dimeja Makan.

"Pagi....." Ucap Ibu tersenyum, dengan Manis kearah ku.

"Sarapan nak, sama Nasi Goreng..... Minggu ini, sepertinya kita libur dulu sementara sarapan Roti ...." Sambil Ibu mengambilkan beberapa sendok Nasi Goreng kePiring kepada ku.

"O ia Bu ga apa apa, lagian ibu tau ndiri kalau aku sarapan ga banyak..... Suka mendadak terasa mules Bu kalau kebanyakan..... Hehehe ......" Ucap ku, sambil tertawa.


Selebihnya pagi itu aku langsung mengambil potongan telur dadar yang diPotong Empat, lalu mulai menikmati sarapan pagi secepat mungkin.


"O ia Bu.... Kak Jess masih marah ya sama aku?? Nyam nyam ....." Sambil mengunyah makan, aku bertanya kepada Ibu yang memandangi ku.


Jujur saja aku Grogi, meski itu hal yang biasa dari seorang ibu memandangi anak laki lakinya sarapan saat pagi sebelum berangkat sekolah. Tapi entah mengapa Sisi Otak ku yang berpikir Cabul, malah menerawang membandingkan kecantikan Ibu ku Susi dengan Tante Veronica.


"Bukan marah Parjo sayang, tapi NGAMBEK.... Hihihihi....."

"Kamu harus berubah lho nak, jangan sampai bertindak Cabul dan Sampai Melecehkan Kakak mu lagi.... Apalagi bertindak gegabah seperti kemarin......." Nasehat Ibu ku sambil menyeruput Teh Hangat keBibirnya.

"Emh, ia Bu....." Ucap ku, namun entah mengapa pikiran ku yang melihat proses Ibu ku Susi menikmati Teh malah berpikir yang tidak tidak.


Entah mengapa, aku malah memikirkan Bibir Ibu yang sudah diLapisi Lipstick dan Menyantuh gelas. Malah aku membayangkan Pagi itu bibir ku yang memanggut, lalu melumat mesra bibirnya.

Kembali aku malah berpikir Cabul, bahkan sampai dalam hati ku menerawang membandingkan Lekuk Payudara Ibu dan Tante Veronica.......


"Brrrr....." Sambil menggelengkan kepala cepat beberapa Kali.

"Kenapa sayang?? Nasi goreng ibu ga enak??" Respon ibu, melihat aksi ku setelah menelan Nasi bergidik lalu minum air putih.

"Enak kq Bu, cuma aku tadi berasa ga fokus aja ngerasa Ngantuk Lagi....." Ucap ku Sekenanya.

"Ooh, kirain kenapa nak....." Ucap Ibu ku lembut lalu memperhatikan Wajah ku.


Selain kekasih ku Devi, hanya Ibu ku Susi setiap pagi benar benar memperhatikan ku dari jarak cukup dekat seperti pagi ini. Meskipun ini hal yang wajar, bagi seorang Ibu memperhatikan pertumbuhan Anaknya diMassa Remaja.

Tapi entah mengapa, pikiran ku malah melayang menerawang keHal Hal Mesum dan terasa berdebar menegangkan. Setelah ku habiskan sepiring Nasi Goreng buatan ibu, tiba tiba......


"Parjo sayang, coba ibu liat pipi kanan kamu nak....." Ucap Ibu lembut sambil memegang dagu ku lalu ia arahkan keKiri.


Saat itu posisi Ibu duduk diKursi sebelah kiri, ia memegang dagu ku agar lebih jelas melihat pipi sebelah Kanan, yang kemarin ditampar Telah dan Keras oleh Kakak ku Jessica.


"Tahan sedikit ya, Ibu olesi ini biar memar merahnya cepat berkurang....." Ucap Ibu, dengan telunjuk dan jari tengah yang dirapatkan.

"Gimana, sakit nak??" Tanya ibu lembut.


Namun jujur saja dijarak sedekat itu, aku malah kembali membayangkan hal mesum. Karna lebih dekat memandangi Bibirnya dari jarak lebih dekat, terlebih saat ibu fokus menatap Pipi dan mengoles sesuatu seperti salep dimemar pipi ku. Sebenarnya terasa dingin dan adem.

Tapi dasar pikiran ku sedang On, setelah menatap bibir ibu lekat lekat. Pandangan kedua mata ku jatuh menatap sepasang Payudaranya dari balik kemeja kerja, yang naik turun mengikuti hembusan nafas Ibu ku Susi.

Benar benar moment yang membuat ku bergairah......


"Jo.... Sayaaang......??" Tanya Ibu lembut sambil terus dengan lembut mengolesi pipi ku dengan cream atau salep, yang terasa pipi ku menjadi dingin.

"Eh, ia Bu...." Ujar ku Karna kaget, sambil kembali menatap Bibir dan Payudaranya.

"Kamu mikirin apa si nak??" Sambil mulai berhenti mengoles pipi ku yang ternyata masih memar.

"Kayaknya dari tadi banyak melamun......" Tanya Ibu, kali ini lembut memandangi ku dari jarak cukup dekat.

"Eh, itu... Anu Bu.... Aku kerasa ngantuk lagi, tapi pas ibu abis olesin itu.... Jadi agak Segeran deh, berasa adem Bu diPipi aku..... Hehehhe ...." Ucap ku, berusaha ia tak tau aku menikmati keindahan tubuhnya tadi dari dekat.


TerUtama Bibir dan Tonjolan kedua Payudaranya.....


Fix rasanya, dalam hati ku menilai Ibu ku Susi lebih cantik dan Sexy ketimbang Tante Veronica. Apalagi saat ini jenis pakaian yang Ibu kenakan persis dengannya saat dientot Deril dikamar mandi belakang sekolah, yaitu stelan kemeja Kantoran dan Rok Panjang dan lebar khas Muslimah.

Sedangkan Tante Veronica sendiri Kemeja Kantoran tangan panjang dan Rok spam dibawah Lutut. Meski lebih tertutup, tonjolan payudara, paha dan Pinggulnya dari segi size Ibu ku Susi lebih Unggul.

Belum lagi lekukan Tonjolan Mancung sempurna Sepasang Payudara Ibu ku Susi, yang terbungkus rapih. Sangat sulit rasanya beliau menyembunyikan keindahan sepasang Aset Berharga dengan Size D seingat ku, yang lama tak ku rasakan.

'oh ibu, semoga saja sekarang sudah benar benar berubah dan tak memiliki kekasih lain diluar rumah....' pikir ku dalam hati, saat melihat wajahnya yang cantik khas Timur Tengah.


Entah mengapa, pagi itu dalam hati ku masih yakin nafsu Ibu masih Tinggi. Meskipun ia Kini rutin berpuasa demi kesehatan, tapi justru membuat lingkar perutnya sehingga makin Sexy Bak Remaja seumuran Kakak ku Jessica.


"Nak,udah mau berangkat sekarang???" Tanya Ibu ku, sambil bersiap mengenakan Blazer Hitam guna mengurangi tonjolan Payudaranya yang membusung menantang.

"Tapi tunggu sebentar ya, ibu mau beresin kamar sama cucian piring sebentar......" Pinta Ibu kepada ku, kembali meletakan blazer hitamnya yang cukup tebal.

"Oh, itu ga apa apa kq bu..... Pagi ini Aku mau mulai coba jalan kaki keSekolah....." Ucap ku, sambil mulai menenteng tas.

"Hah.,.. serius??" Tanya ibu, seolah tak percaya.

"Serius Bu, lagian aku peregangan kaki sebelum nanti siang latihan basket....." Ucap ku sekenanya, lalu menyalami tangannya berpamitan.

"Ya udah, jangan lupa pamitan sama Ayah mu ya nak....." Ujar Ibu memberikan tangan Putih Mulusnya agar aku Salami, lalu ia beranjak keDapur Dangan membawa beberapa piring Kotor.


Setelah berpamitan kepada ayah lewat pintu kamar, segera ku mengenakan Sepatu lalu berjalan menuju sekolah. Kembali, sepanjang aku berjalan menuju sekolah menembus Gang memotong jalan dan menyusuri trotoar jalan raya Dago menuju sekolah.

Udara segar Pagi itu ku hirup, namun pikiran ku malah melayang kembali membandingkan kemolekan dan kecantikan tubuh Ibu ku Susi dengan Tante Veronica.

Bahkan, ada beberapa Wanita atau Hot mama yang berpapasan dengan ku didalam Mobil atau diatas sepeda motornya. Dalam hati ku berpikir, hampir jarang yang bisa menyamai Mama dan Tante Veronica pagi itu.

Selebihnya, wajar andai aku sesekali tersenyum kepada Siswi Cantik yang tersenyum kearah ku seolah memberi ucapan Selamat Pagi.

Dalam hati ku hanya bisa berandai andai dan berangan angan memiliki tubuh seAtletis Deril dengan Tinggi ku sekarang ini. Andai tubuh ku Atletis dan Tinggi seperti saat ini, tentu akan menambah pesona Aura ku diHadapan wanita. Malah mungkin bisa bisa menggaet Tante Veronica dan Tante Sovia kembali.


'ah, gila lu Jo......' gerutu ku dalam hati.

'siDevi emang ga cukup buat elu......' sebuah pemikiran yang membuat ku sadar, tak akan habis rasanya andai aku mengikuti Nafsu ku saat ini.

Selain prestasi disekolah dan bidang basket, Devi juga adalah salah satu yang mengangkat Pamor ku diSekolah, meskipun aku tergolong biasa saja. Langgengnya Hubungan kisah Kasih kami berdua, menjadi Sorotan siswa dan siswi hingga diam diam para guru diSekolah.

Tentunya menjadi RAHASIA KELUARGA Ku, tentang sejauh mana kami berhubungan beberapa bulan lalu.


***


"TENG TENG TENG TENG......" Empat kali Bell Seolah diBunyikan Siang itu setelah beberapa hari, rutin mulai berjalan kaki keSekolah ini.

"Baik anak anak, sampai disini Pelajaran kita Hari ini..... Selebihnya kalian kerjakan Tugas Bapak DiRumah Ya....." Ucap Guru ku Siang itu, sebelum membubarkan kelas.

"HORE.....!!" Sorak Sorai murid kelas ku, yang seolah lepas menuju kebebasan.


Seperti anak Sekolah pada umumnya, jam Pulang sekolah adalah jam serta waktu dimana Masing Masing Siswa saling tebar pesona maupun berharap bertemu hingga jalan pulang bersama dengan pujaan hatinya.

Diri ku yang hampir sama dengan pemikiran mereka, tengah bersiap keluar kelas. Sambil berusaha SeCool mungkin saat bubaran dan bertemu Siswi kelas 1 atau Kelas 3 gebetan ku nanti.

Tapi tiba tiba.......


"Parjo!!! Kamu masuk Tim Basketkan??" Tanya Pak Herman, guru ku bertanya sebelum aku keluar kelas.

"Iya pak...." Jawab ku, sembari berdiri menatap beliau.

"Bapak hampir lupa....."

"Nanti KeRuang Guru ya, ada arahan untuk Menemui Tim Sponsor seragam Basket dan olahraga lainnya, sekolah menfaftar Turut serta ikut Tournament Antar Sekolah....." Ujar beliau yang memang terkadang sudah pelupa.

"Baik pak....." Ucap ku singkat, sembari dalam hati gembira dengan menjadi perwakilan menemui Sponsor Tim Basket.


Itu tandanya, sekolah serius Mendaftarkan dan mengikut sertakan Tim sekolah ini. Aku yakin, meski Tim sekolah kami bukan tim Unggulan, tapi ini akan menjadi Jembatan ku untuk 'UNJUK GIGI' Menunjukkan Bakat ku keMedia dan Tim basket Profesional sebagai SHOOTER.

Setibanya diRuang Guru......


"Naaah ini dia, mari Parjo silahkan Duduk....." Sapa Pak Ruslan

"Kita Tunggu sekalian perwakilan Tim Sepak Bola supaya saya tak dua kali memberikan Arahan......" Tambahnya, ia sampaikan kepada ku.

"Jadi ya pak, sekolah kita ikut beberapa Tournament Olah Raga diKota Bandung......??" Tanya Bu Novie, sambil duduk bersama beberapa guru yang lain.

"Allhamdulillah Bu, selain Antusias dari Wali murid. Kita juga Mendapat d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) langsung dari Sponsor yang berbisnis diBeberapa Perlengkapan Olah Raga ......" Ucap Pak Ruslan kepada Bu Guru Novie.

"Waah, syukurlah....... Sayang waktunya Mepet banget sama jadwal Ujian......" Tambah Bu Sri, yang terkenal Penyayang dan guru paling bijaksana.

"Maka dari itu, setelah beberapa cabang olah raga saya beri arahan. Sekarang dua cabang olah raga paling bergengsi saya beri Arahan bersama Pak Wandi langsung......" Ujar Pak Ruslan, yang kali ini sepertinya akan menyampaikan hal penting bersama Guru BP sekolah ini.

"Permisi pak, selamat siang..... Saya perwakilan Tim Sepakbola dan Futsal sekolah......" Ujar DERIL, menyapa Pak Ruslan yang duduk dihadapan ku terpisah meja.


Tatapan Pak Ruslan kepada Deril seperti heran, belum sempat ia berbicara tiba tiba suara Berat Berkarisma terdengar jelas kearah kami bertiga.


"Kamukan Kelas 3 Ril!!! Kenapa masih terlibat???" Tanya Pak Wandi Tegas dan ketus, jujur saja aku bahagia mendengar ia langsung disemprot guru BP seperti ini.

"Mohon maaf kalau saya lancang pak, tapi saat ini saya hanya perwakilan. Belum lagi Tim Futsal dan Sepakbola terpisah. Setidaknya ada kesempatan saya turut serta menjadi Cadangan dan dapat membantu tim sekolah kita Kontrak tawaran Proposal Sponsor yang saya Ajukan....." Mendengar Hal Itu, Pak Ruslan dan Pak Wandi berpandangan beberapa saat.

'bangsat, ni siKampret jago banget nglobby dewan guru yak....!!' gerutu ku dalam hati.

"Jadi......" Ucap Pak Wandi terpotong.

"Pengajuan Proposal Tim kita kepada Bu Sovia dan Ibu Veronica Minggu lalu itu Kamu ya.....??" DUAR!!!!


Dada ku merasa meledak mendengar pertanyaan Pak Wandi Guru BP kepada Deril, bagaimana Bisa siDeril ini rasain 'Cinta' sekaligus diKasih duit sama mereka berdua. Belum lagi aku tak menyangka ia benar benar merebut dan masih berhubungan dengan TANTE SOVIA!!!!!


"Begitulah pak, meski menjadi Tim Cadangan saya bisa Jamin tak akan mempengaruhi hasil Ujian Kelulusan nanti Pak....." Ujar Deril meyakinkan Pak Wandi dan Pak Ruslan.

"Ya udah, kalau gitu kamu ikut keruangan bersama kami dan Parjo......." Ajak Pak Wandi kepada Deril.


Sebagai salah satu Perwakilan Dewan Guru diSekolah, Pak Wandi menyampaikan Amanah serta mewanti wanti agar Aktivitas Tournament bukan menjadi Ambisi Juara, apalagi sampai menjadi Ajang Keributan sampai Tawuran dengan sekolah lain.

Lebih jauh Pak Wandi menyampaikan pesan dan amanah kepada kami berdua sebagai perwakilan sekolah menemui Sponsor, mengarahkan kami tetap Fokus dengan Ujian. Karna jadwal Tournament berdekatan dengan Jadwal Ujian Kenaikan dan Jadwal Ujian Akhir Kelulusan kelas 3..

Tak heran sebelum menyampaikan langsung keAnggota Tim yang rawan terjadi keributan dan sangat Populer seperti Sepak Bola, Futsal, Serta Basket. Pak Wandi mempercayakan kepada kami sepenuhnya tentang masalah seragam serta perlengkapan Sepatu yang akan tim kami kenakan dari Pihak Sponsor.

Serta akhirnya Dewan Guru dan pihak Sekolah sekarang merestui banyak Siswa siswi mengikuti Tournament Tahunan ini, bertujuan mempererat Silaturahmi. Bukan menjadi Ajang gengsi apalagi Dendam hingga nantinya menyebabkan Tawuran antar sekolah diJalanan.

Menilai apa yang Pak Wandi dan Pak Ruslan Sampaikan, sepertinya Dewan Guru dan Pihak Sekolah sudah JENGAH dan sangat Sensitif dengan Perkelahian Antar Murid.

Tak heran rasanya saat ini beliau menyampaikan pesan sekaligus Peringatan, meskipun pihak Tim sekolah kami sudah mendapat Sponsor dan d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) untuk Seragam Tim dan Perlengkaoan Sepatu dari Dua Brand yang cukup Ternama.

Meskipun Benci dan menaruh Dendam kepada Partner ku saat ini, demi mewujudkan impian Tim Basket serta Menunjukkan Bakay dan Kerja keras ku selama ini. Aku harus mengesampingkan Ego serta dendam Ku untuk sementara waktu kepada Deril.


***


Setelah mendengarkan dengan baik Nasehat dan Tujuan Pihak Sekolah serta Dewan Guru, dengan singkat aku terangkan Bahwa jangan sampai ada Keributan (Perkelahian) syarat utama saat kita mengikuti Tournament Nanti.

Karna secara Fisik dan Gaya Bermain, ada keraguan kalau kami akan mendapat Juara 1 mengingat Lawan lawan kami berasal dari Tim Sekolah Elit. TerUtama, salah satu Tim Sekolah SMA 9 yang berIsikan Mayoritas Anggota Atlit Junior.


"Yuk Jo, beres briefing sama Tim Basket??"

"Kita Bareng aja naek Motor Gue...." Ajak Deril, dengan Santai Seolah kali ini dia Akrab dengan ku.

"Ia, udah... Yuk....."

"Ya udah gitu ya bro.... Semangat Latihan fisik, ntar pak Parman pasti gabung jadi pelatih kita... "

"Sekarang Gue Jalan Dulu nemuin Sponsor sama d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) buat Cek Seragam Kita....." Ujar kepada Tim yang berkumpul menanti ku, yang menemui dewan guru.

"Kita stand nunggu up date warna seragam Basketnya Bro, kabarin Via WA kalau dah sampe....." Ujar salah satu rekan tim ku.

"Oke... Aman...." Ucap ku, kali ini berjalan berdua dengan Sosok yang ku Benci diSekolah ini.

"Semangat Ya Ril, semoga Sukses....." Ucap salah satu Siswi, kearah Deril.

"Ayo, kalian berDua Duet paling keren... Pasti tembus Jadi Sponsor Keren produk mereka...." Ujar Siswi lainnya menyemangati kami berdua.


Selama berjalan keParkiran motor bersama Deril, cukup banyak dukungan dari Siswa maupun siswi kepada Kami berdua. Sepertinya, kali ini aku lebih naik Pamor diSekolah. Setelah sangat cepat Kabar aku dan Deril menjadi perwakilan dari Sponsor pendukung Acara Tournament antar sekolah.

Puncaknya, saat Deril menyalakan mesin Motor jenis Trail terbarunya. Saat itu aku merasa sepanjang Parkiran Sekolah, semua mata tertuju kepada kami berdua. Apalagi saat ia menggeber geber motor yang knalpotnya yang sudah diStel Racing.

Harus ku Akui siKontet Hitam Deril memang punya Kharisma Aura yang kuat, hingga sanggup membuat Para kaum Hawa tergila gila padanya.

Sebuah misteri yang membuat ku penasaran tentunya.......


**


Siang hari terasa panas terik menyengat diKota Bandung, tapi karna keadaan ku diBonceng dalam kecepatan tinggi dan Ugal ugalan. Sungguh segar terasa angin selama aku diBonceng motor Trail dengannya.

Beberapa kali aku harus menahan tubuh dengan bertumpu tangan kanan ku diPinggungnya. Karna posisi duduk Motor Trail keluaran Pabrikan Kawasaki ini, membuat mau tak mau penumpangnya duduk hampir sangat Rapat dengan pengendara didepan.

Tentunya aku tak mau lebih akrab dan hal itu terjadi, Karna suatu hari nanti aku akan menuntut balas kepadanya.


"Yuk Jo, kita langsung keLobby aja.... Katanya kita udah diTunggu Tante Veronica....." Ajaknya kepada ku.

"Oh, oke...." Ujar ku sambil memperhatikan Out Fit sepatunya yang terlihat keren, serta seragam yang terlihat seperti baru.

Beberapa saat aku mencium aroma parfum Deril yang tak sengaja melewati hidung ku. Apalagi didalam Kantor Salah satu Produk Seragam Olahraga, terasa sekali aroma Parfum.


'Hmm, pantes aja cewek, pada betah....' pikir ku dalam hati.


Meski di la hanya terpaut setahun usia dari ku, tapi Kharakter Maskulinnya menjadi Senjata utama menaklukan wanita. Pantes aja banyak wanita yang rela mengangkang demi dirinya......

Pikir ku dalam hati, yang secara tak langsung mempelajari langsung sisi kelebihan dari Deril sedari tadi bersama dengannya.

Sesampainya diLobby salah satu cabang Brand Olahraga ternama......


"Siang mbak..... Permisi...." Sapa Deril kepada Resepsionis Lobby.

"Hai, ia siang dek.... Ada yang bisa dibantu....??" Tanya Wanita Cantik dengan Tinggi menjulang bak Super Model.

"Saya Ada Janji dengan Ibu Veronica.... Apa beliau sudah ada dikantornya....??" Tanya Deril kepada Resepsionis tersebut.

"Maaf kalau boleh tau adek dari mana ya.....??" Tanya wanita cantik yang kira kira seusia Kakak ku Jessica.

"Kami dari SMA*** kak..... Hari ini ada janji dengan Bu Veronica tentang Produk **** yang akan jadi Sponsor seragam Olah raga kami...." Ucap Deril sambil terus menatap mata wanita yang lebih dewasa darinya.

"O ia, sebentar ya.... Saya antar, kebetulan tadi Ada pesan memang atasan saya siapkan waktu untuk bertemu kalian...." Ujar Wanita tersebut sambil tersenyum manis kepada kami berdua.

"Mari silahkan ikut saya, saya Antar keRuangan Ibu Veronica...." Ucap Kakak Cantik, atau diDaerah ini lebih akrab disapa Teteh Cantik.


Aku yang berdiri paling belakang, tentu jelas melihat Teteh Cantik yang berjalan disamoing Deril menggenggam ponselnya. Sedangkan Deril berjalan hampir berdampingan dengan resepsionis yang mengantar kami, rupanya sama dengan ku melihat beberapa Detik teteh cantik itu menggenggam ponselnya sambil berjalan.

Hingga kami tiba didalam Lift, aku tetap berdiri dibelakang mereka berdua. Jelas terlihat Tinggi kakak Cantik didepan ku berbanding hingga sebahu tinggi Deril. Tapi tiba tiba, tanpa aku duga Deril mengeluarkan Jurus Jitu ala ala Fak Boynya didepan Mata ku.....


"Suka sama product Samsung ya kak??" Tanya Deril, awalnya saat pintu Lift tertutup sempurna.

"Eh ia nih...." Ucap ia sambil tersenyum ramah kearah Deril.

"Keren tuh buat Foto sama ngVlog kak, saya udah coba....." Ujar Deril sambil menatap matanya.

"Oo ia, sesekali saya emang suka Live diAppliaksi dek...." Ujarnya kepada Deril, yang memang sangat paham tentang kelebihan produk elektronik.

"Kebetulan dong kak......" Ujar Deril sambil mengeluarkan Ponsel Apple Terbaru dari saku celana seragamnya.

"Boleh dong kak kita mutualan Instagram....." Ajak Deril kepada Resepsionis cantik yang mengantar kami keKantor Tante Veronica.


Terus ku lihat, sorot mata Resepsionis cantik diHadapan ku yang sempat terpukau melihat Ponsel Deril sekaligus Kunci Motor yang entah sengaja atau tidak terbawa saat mengambil Pnselnya.

Tanpa berkata apa apa, Resepsionis cantik menerima ponsel Deril ditangan mulusnya. Lalu mengetik Namanya lalu jelas terlihat sepintas sempat memFollow Instagram Deril keInstagramnya.


"Intan....." Ucap Deril lirih menyebut namanya.

"Secantik senyum Kakanya seperti Intan Yang berkilau....." Puji Deril, mengeluarkan salah satu jurusnya.

"Makasih....." Jawab kak Intan tersenyum dan tersipu malu malu dengan rona wajah memerah.


Andai saat ini tidak dalam tugas penting dari sekolah, ingin sekali ku Tampar keras kepala Deril dari tempat ku berdiri. Tapi disisi lain, aku sangat heran dengan mudahnya kakak cantik ini terpesona dengan Deril.


"TING....!!" Pintu lift terbuka, lalu kembali kami berjalan mengikuti kak Intan menuju ruangan Tante Veronica.

"Tok, tok, tok....." Tiga kali pintu kak Intan mengetuk pintu, yang menyerupai Cermin dihadapan kami bertiga.

"Masuuuk....." Dari dalam terdengar suara merdu, seorang wanita dewasa.

"Siang Buu...." Sapa Kak Intan, sambil ia terlebih dahulu masuk ruangan.

"Ada dua tamu dari SMA*** dari perwakilan Tim Basket sama Sepak Bola...." Ucap kak Intan dengan Intonasi sedikit Manja, mungkin Karna sangat akrab dengan atasannya.

"O ia silahkan masuk, kebetulan sudah saya tunggu....." Ucap Seorang wanita pemilik suara merdu, yang sebenarnya aku masih sangsi ia Tante Veronica yang tempo hari aku lihat.

"Silahkan masuk......" Ucap Kak Intan dan langsung mempersilahkan kami duduk diSofa sebrang meja kerja Tante Veronica.


Andai tadi aku dimanjakan pemandangan Indah dari kecantikan kak Intan, Kali ini aku diSuguhkan pemandangan Wanita Cantik dewasa tinggi menjulang sosok Tante Veronica.

Lebih dari cantik dewasa, matang dan mendekati sempurna. Sosoknya cantik bak Atlet Volly ternama Yola Yuli*, lebih dari itu aku sempat melihat bentuk Payudara yang membusungkan lekuk bongkahan bokongnya yang terJiplak kelas dari rok yang ia kenakan.

Melihat penampilannya kini saja sudah membuat Penis ku Hampir akan meloncat keluar dari balik Celana Dalam Yang ku kenakan.


"Heii Deril... Ayo silahkan duduk sama temennya....." Ucapnya, dengan suara yang terdengar merdu hampir sama dengan suara Ibu.

"Kamuu..... Hihihi....." Ucap Tante Veronica sambil mendelik manja kepada ku.


Saat itu aku tersipu malu malu, sekaligus khawatir takut ia tau kalau aku Tempo hari mengintipnya diGenjot Deril.


"Lho.... Kenal sama Parjo??" Ucap Deril, dengan suara jelas terdengar seperti cemburu.

"Ooo.... Namanya Parjo ya.... Dia tempo hari aku liat lututnya luka waktu basket disekolahnya ril .... Hihi ....." Ujar Tante Veronica mengalihkan perhatian.

"O ia, mau minum. Sama cemilan apa nih?? Biar sekalian Intan pesenin sama Office Boy dibawah ...." Lalu tersenyum manis, jelas antusias dengan kehadiran kami berdua.

"Apa aja Tante... Eh.. Bu.... Ia kan Jo...." Ujar Deril, yang terlihat Grogi harus Formal dihadapan ku dan Intan.


Padahal ni Kampret Tempo hari udah genjotin Liang kawinnya, sampe menembakkan spermanya didalam. Andai terlihat seperti saat ini siapapun tak akan percaya andai Wanita Bak Jelmaan Bidadari sekelas Veronica, rela Deril tusuk dengan penisnya.


"Hallo, Parjoo....!!!" Ucap Veronica sambil melambaikan tangan dengan telapak tangannya terbuka dihadapan wajah ku.

"Eh, anu ia bu....." Ucap ku malu Karna melamun.

"Kq melamun gitu sih..... Aku takut kamu kesambet lho.....hihihi..." Ucap Tante Veronica, yang membuat wajah ku memerah menahan malu dari Deril dan Intan yang tersenyum melihat ku.

"Eh, itu.... Ia anu... Apa aja boleh kq Bu.... Hehehe...." Ujar ku sambil kali ini aku harus FOKUS HARUS PROFESIONAL.


Sekitar 30 menit kami berbincang dan langsung memilih seragam Warna olah raga, yang cocok dengan Tim Kami. Aku sendiri yang sering kali mendapat mandat dan masukan stelan warna Seragam Basekt Hitam. Tidak menemukan banyak kesulitan, apalagi aku sempat berVideo Call dengan tim Basket yang kumpul disekolah.

Akhirnya kami sepakat memilih stelan seragam Basket diSponsori Produk Tante Veronica ****, memilih warna Hitam..

Selebihnya, kami akan mengurus sendiri membordir Logo Basket Tim sekolah, setelah menerima Beberapa List anggota tim dan Size stelan seragam sekolah. Selebihnya akan kami membantu Bordir, sebelum akhirnya Produk Stelan Seragam Basket Bu Veronica diJual sebagai Marcendise.


'hmmz..... Cerdas sekali Ibu Veronica Membaca peluang Bisnis disekolah Ku. Apalagi kalau tim kami Minimal tembus sampai Final......'

'tentu wali murid dan Siswi akan membeli produk resmi sponsor sekolah dari tokonya. Belum lagi adik atau sanak Familiy tim Basket Sekolah kami.... Mereka tentu ingin membeli sebagai kenang kenangan.....'

'benar benar wanita cantik, yang pandai dalam mencari peluang bisnis......' ucap ku dalam hati berpikir, sambil memperhatikan wajah cantik, yang hampir tak bisa ku percaya bisa ditaklukan Deril.


Tapi sialnya...


"TASH....."


Tatap mata ku yang tengah menikmati kecantikannya, tertangkap mata olehnya dan sempat beradu pandang dalam beberapa detik saat Deril sibuk memilih warna seragam tim sepak bola dan Futsal.

Yang lebih malu lagi, saat Kak Intan turut tersenyum saat membawakan minuman dingin dan cemilan. Rupanya tau, aku tertangkap mata tengah terpesona melihat kecantikan Tante Veronica.

Entah kebetulan atau insting, ia bisa tau diam diam ku perhatikan. Demi menjaga mata dan menghindari hal hal yang tak diInginkan, selsai dengan pilihan warna stelan seragam Basket aku bermain Ponsel..

Hingga sekitar 10 menit kemudian.....


"Oke Fix ya... Ril, ga bisa diubah lagi lho kalau nanti sampe disekolah.... Hihihi....." Ujar Tante Veronica saat Deril berkomunikasi dan memilih Dua Warna Tim sekaligus.

"Ia Tante, makasih banyak atas Kepercayaan dan waktunya....." Ujar Deril.


Mendengar hal tersebut dan mereka profesional bersalaman, segera aku mematikan ponsel ku dan sama sama berjabat tangan dengan Tante Veronica. Tetapi.....


"Makasi ya Jo...... " Ucap Tante Veronica, sambil menyalami ku.

"Ia sama sama Bu...." Ucap ku yang sedari tadi tak banyak bicara, kembali bersikap SeSopan Mungkin kepada Beliau.


Terasa sekali tangan mulusnya, wangi meski cukup jauh dari wajah ku, tiba tiba.....


"Tapi kq tangan kamu anget gini ya.... Jo....." Enggan melepas jabatan tangan, dan mimik wajahnya menatap serius setengah melotot kepada ku.

'aaah bangsat, andai ga ada Intan sama Deril udah gua terkam ni Tante seperti gue goda dan terkam Tante Sovia.....' pikir ku dalam hati, sambil menahan malu bagai udah rebus.

"Bercanda Jo, aku ga nyangka lho ada Bujang tradisional yang bakal nyaingin Deril.... Hihihi....." Ucapnya kembali menggoda ku.


Saat itu Deril hanya tersenyum, lalu selanjutnya kami berdua sedikit berbasa basi. Sebelum besok ia menjadwalkan langsung membawa Stelan Seragam Basket baru berdasarkan List Size Tim kami. Serta bertemu dengan Kepala Sekolah, sebagai Simbol Brand Tante Veronica mensponsori Tim Kami.


***


"Sebatang dulu yuk Jo....." Ajak Deril, sambil mengeluarkan Rokok Marlboro lengkap dengan Zipponya.


Mau tak mau aku mengikuti senior ku yang termasuk golongan FakBoy Papan atas, kembali obrolan ku bersamanya seolah ia ingin akrab dengan ku.


"Gila, ga nyangka Tante Veronica naksir Ama elu Jo..... Fiiuuuh...." Ucap Deril sambil membuang asap rokok.

"Ah, paling tadi itu godain doang ril, Karna dia tau gue orangnya pemalu....." Ucap ku, sambil turut menyalakan rokok dan pura pura ga tau apa yang dia lakukan dengan Tante Veronica.

"Kalo ada kesempatan, mau ga lu kencanin dia......" Ujar Deril, kepada ku.

"Uhuk... Uhuk uhuk....." Tersedak aku mendengar ucapan Deril yang ia ucapkan dengan enteng sekali kepada ku.

"Ah ga mungkin, kalau elu ia aja kali...." Ucap ku, sambil mencoba mengemdalikan diri.


Lalu tak lama berselang, kami yang tengah asyik merokok diDatangi Pria tinggi khas Oriental. Sebelumnya ia menatap ku dari jarak cukup jauh, tepatnya depan pintu kantor Tante Veronica. Melihat ia tersenyum berjalan mendekati ku, tentu aku juga berjalan mendekatinya sambil membuang rokok yang masih setengah batang bisa ku nikmati.


"Permisi mas.... Yang tempo hari diSMA*** ya??" Sapa pria yang kira kira beberapa taun lebih tua dari ku.

"Oh ia kak, Kakak juga tempo hari jalan jalan dan ga sengaja kena Bola Basket diSekolah kan.... Hehehe...." Ucap ku kepadanya.

"Gimana?? Udah ketemu dengan ibu Veronica...." Tanya dia ramah kepada ku.

"Oh, ia udah mas...."

"Masnya juga mau ketemu ibu Veronica??" Tanya ku balik kepadanya, meskipun ia tak terlihat seperti pembeli apalagi yang akan mengajukan proposal.

"Oh, engga.... Itu kebetulan kantor Mama Saya......" Ucapnya sambil tersenyum ramah, hingga kedua matanya terlihat hampir terpejam.

"Ooh, ia ia ia.... Makasi banyak ya Mas, udah Survei dan bantu dukung Tim saya diSponsori brand Seragam Basket Tante Veronica....." Ucap ku sambil langsung menyalaminya.

"Ia sama sama, semoga sukses ya sampe Juara....." Ucapnya langsung memberi ku semangat.

"O ia makasi kak... nama saya Parjo kak, dan yang itu Deril....." Ucap ku kepada dirinya.

"Oo ia ia, kenalin juga.... Nama saya HANSEN......" Ucapnya, ramah kepada ku.

"Kalau begitu saya pamit dulu ya Jo..... Sekali lagi, harus semangat bertanding sampai Juara.... Hehehe...." Ujar kak Hansen sambil memegang bahu ku.

"Pasti Mas.... Apalagi sampe Mas Hansen nanti hadir, tim kami pasti berjuang habis habisan....." Ucap ku sambil tersenyum kepadanya.

"Hehehe.... pasti saya hadir, apalagi 'masalah bola' Hehehehe ... Mari mas saya keDalam dulu....."

"Ia mas silahkan....." Ucap ku, sambil berdebar Karna seolah tanpa memperlihatkan ia seperti tengah mengenali ku dan Deril.

'apa jangan jangan tempo hari dia cari tau dimana Tante Veronica berada ya....??' pikir ku dalam hati, lalu berjalan menghampiri Deril.


Sepertinya ia cuek dan tak tau sosok pria yang tadi berbincang dengan ku, bahkan ia seperti tak peduli sosok pria yang menurut ku Gagah dan Dewasa tadi.


"Sapa Jo??" Tanya Deril santai sambil terus merokok dan memainkan Ponselnya.

"Itu, temen lama yang dukung Tim basket....." Ucap ku sekenanya, ga kebayang andai Hansen tau kalau waktu itu Mamanya diGenjot Deril diToilet Belakang Gudang sekolah.

"Oooh, kirain yang nawarin Obat Kuat Cina...... Hehehhe..." Ucap Deril yang sepertinya gampang meledek orang dan menilai seseorang dari penampilan sederhananya saja.....

"Yuk jalan lagi, sekarang nemuin d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) Produk Sepatu olah raga keKantor Tante Sovia......" DUERRR!!!!


Jantung ku terasa hampir berhenti mendadak, mendengar sosok nama seorang wanita dewasa yang pernah lebih dari sekedar dekat dan bahkan Deril juga mencicipi 'kehangatan' dari dirinya.

Seperti tadi Deril dengan Cool menjalankan motor sambil ugal ugalan dijalan. Dalam hati ku yang terpikirkan, bukan tentang bahaya gaya Deril menjalankan motornya. Namun tentang bagaimana ia bisa kembali berhubungan, bahkan bisa Tante Sovia tertarik mensponsori Tim Bolanya dan Basket kami.

Tapi, entah merasa tak enak atau benar benar sibuk. Saat tiba diKantor Tante Sovia, kami bertemu salah satu Staffnya.

Tanpa banyak kesulitan ia menyanggupi beberapa Size sepatu olah raga untuk kami gunakan saat Tournament nanti. Sebagai timbal baliknya, diSetiap pertandingan, ada Mini Stand yang akan memasarkan produk produk sepatu olah raga dari Salah satu Toko Tante Sovia.

Lagi lagi aku berpikir Tante Sovia sama dengan Tante Veronica Membaca peluang Dagang dan Bisnis yang sama.

Selebihnya, Tim kami sepertinya dipercaya bisa membawa produk mereka lebih dikenal dikalangan remaja dan rekan rekan siswa maupun siswi diSekolah. Saat usai menyambangi Sponsor dan d0natur (jadi d0natur HANYA melalui admin team, BUKAN lewat staff lain) Kantor Toko Sepatu yang akan kami kenakan saat Tournament nanti........


"Jo, gue cabut dulu ya...." Sambil menatap layar Ponselnya

"Ada perlu ngdadak nih, ga apa apakan...?" Ucap Deril kepada ku.

"Oh, ia Ril, santai.... Lagian keSekolah juga Deket tinggal turun keDago sana....." Ucap ku, yang sebenarnya malas terlalu akrab dengannya.

"Bener ga apa apa lu kesekolah sendiri??" Tanya ia meyakinkan ku.

"Aman, ntar gua naek angkot aja dari arah sana....." Ucap Ku, sambil berdiri melihat ia bersiap lebih dulu meninggalkan ku.

"Ya udah, kalau gitu gue cabut duluan ya....." Ucapnya sambil mengenakan helm dan mulai menyalakan mesin motornya.

"Ckiiiit.... Brum brum..... Brum.... Brumm brum....."


Meski suara knalpotnya brisik, tapi motor Deril sangat cocok dan terlihat Cool seperti Tokoh Utama diFilm film Action. DiTunjang dengan Helm dan Jacketnya yang membuat ia terlihat Sangat dan Keren, semakin lengkap pesona dia menaklukan Wanita Dewasa dan Gadis Cantik diSekitarnya. Meskipun Usia ia kini hanya terpaut satu tahun diAtas ku.


"Yuk Jo, gue cabut.....!!" Ucap Deril, dan lasung memutar arah kePintu keluar, meninggalkan ku sendiri.

"Brum brummmm brrrrrrrruummmmm.....Bruuuuum...Brum brum...."

'gila emang tu orang, jalan padet, macet gini mau kebut kebutan.....' ucap ku dalam hati sambil geleng geleng kepala, saat memandangi cara ia mengendarai motor diArea Simpang Dago.

Tapi tiba tiba.....


"Brrruuuuum... Brrruuum.... Brum brum..... Ckiit DERRR!!!" Mendengar Suara bising knalpot motor Deril diIringi suara Benturan Keras sekaligus lalu suara motornya menghilang.


Tentu aku langsung berlari, menuju taman depan gedung kantor dan melihat kearah suara dari Banturan keras ditempat ku berdiri.....


"Aya Naon Mang??? (Ada apa mang??)" Tanya ku kepada pedagang Kaki lima dijalan, dengan bahasa Sunda.


Karna dari tempat ku berdiri, tak bisa melihat Ramainya kumpulan warga mengerubuti Lokasi, yang pastinya terjadi kecelakaan lalulintas.



"Itu Angkot Nabrak Motor NU tadi ngebut, da ngRem ngdadak....."
(Angkot tadi nabrak motor yang ngebut, Karna ngRem ngdadak..)

"Eleuh..... " Ucap ku sambil menggeleng gelengkan kepala, sambil berpikir pasti motor Deril yang diTabrak Angkot tersebut.

"Paeh teu mang nu diTabrak na....??"
(Mati ga mang yang diTabrak angkotnya??)


Tanya ku spontan berharap itu Hukuman bagi sang petualang Vagina deril, yang terlalu banyak ku rasa orang yang mendoakan ia mati mengenaskan.


"Kira kira atuh Jang, ngadoa keun NU Cilaka teh ...!!! Boa teuing Isuk Maneh NU Cilaka Jang......"
(Kira kira dong dek, mendoakan yang celaka...!!! Siapa tau besok elu yang celaka dek.....)

"Urangkan Nanya mang..... Selow atuh...."
(Gua kan nanya bang, selow dong....)


Ujar Abang pedagang kaki lima mengomel sekaligus memberi peringatan, atas pertanyaan ku yang secara tak langsung berharap Deril Mati diTempat diTabrak Angkot.


"Urangkan Nanya mang..... Selow atuh mang...."
(Gua kan nanya bang, selow dong mang....)

Tapi ternyata......!!!

Bentar bentar.....

Seksama aku memicingkan mata mengamati Jenis Mobil dekat Motor Deril yang dipinggir jalan dibantu warga, dan Sosok seseorang yang tak Asing, mendampingi Deril yang ia Bantu membopong berjalan. Terlebih, meski motor siDeril tak rusak terlu berat tapi jelas sekali yang jelas membopong deril disana itu Adalah seseorang yang ku kenal.

Kali ini ku memicingkan mata tak berkedip melihat Sosok yang bersama Deril ternya.....

Itu IBU KU...... SUSI..!!!!


"SiAnying......!!!" Gerutu ku sambil meratap, Deril bersama Ibu ku Susi diBopong kePos Polisi yang tak jauh dari lokasi kejadian.

"Ai sia Cageur??? Nempo jelma na salamet ngadon disebut Anjing...."
(Elu sehat?? Liat orangnya selamet malah disebut Anjing.....) Ujar Abang pedagang kaki lima, yang rupanya mendengar kalimat Kasar Daerah yang ku Ucapkan.

"Brisik lu mang, ga tau tu orang sebenernya dia itu penjahat Kelamin....." Ucap ku, menjelaskan singkat berharap ia Mati dalam kecelakaan tadi.


Kali ini menggerutu kepadanya, lalu berjalan menyebrang jalan hendak menyusul Ibu tentunya yang Kini menolong Deril. Tapi, langkah ku melamban saat Cekcok terjadi Karna Supir angkot membela diri, dihadapan Driver Online yang membela Deril.

Namun sang supir Angkot, tak mau mengalah bahkan terlihat emosi saat beberapa dirver Online hendak menelfon Polisi Lalulintas.

tapi tiba tiba......


"Bapak bapak, tenang...." Ibu keluar dan menenangkan Driver yang mengeluarkan Ponsel, sekaligus tangan lainnya guna Sang Supir Angkot yang menabrak Deril.

"Saya Mohon, jangan bertengkar lagi.... jangan diperpanjang...." Ucap Ibu dengan Wajah mengIba, menenangkan kedua pihak.

"Cukup sampai disini ya Pak, jangan diperpanjang lagi...." Kali ini Ibu ku Susi dengan Anggun meyakinkan kedua pihak.

"Karna Anak saya baik baik aja..... " Ucap Ibu ku Susi, yang langsung terlihat Expresi Kedua pihak yang sempat tegang berdebar jadi Tenang expresi wajahnya.

"Terimakasih ya Pak, Hatur nuhun udah bantu Anak saya......" Ucap Ibu, kepada Driver Online yang memang ku lihat membantu mendorong motor Deril ketepi jalan dekat mobil Ibu yang terparkir.

"Aa nya juga, maaf kalau tadi anak saya ngRem Mendadak..... Untung tadi kena bemper Angkot ga terlalu keras...." Tambah Ibu kepada pihak Supir angkot.

"Ya atuh Bu, kalau anak ibu baik baik aja syukur.... Makasi ya Bu pengertiannya...." Ucap Supir Angkot, lalu bersalaman pamit undur diri.

"Bu, syukur putranya ga apa apa...." Ujar Driver Online, setelah keluar pos Polisi yang kosong mengecek keadaan Deril didalam.

"Motor putranya itu cuma Spakboard belakang aja Patah.... Selebihnya Normal Bu......" Ujar driver online, yang sempat membela Deril dan menyalahkan penabrak.

"Ia pak, hatur nuhun.... Terimakasih udah nolong dan Bela anak saya......" Ujar Ibu yang seketika dari suasana Tegang dan Cekcok langsung menjadi tenang dan DAMAI.

"Ia Bu sami sami.... Ini kunci motor putranya.... Kirain saya didalem tadi itu adiknya....." Ucap driver, yang secara tak langsung Memuji kecantikan Ibu ku Susi Sawitri.


Ibu, kalau emang lagi baik ga tanggung tanggung, buktinya ia rela berbohong agar bisa meraih simpati warga yang menolong Deril. Kalau aku keluar dan Memanggilnya ibu sekarang. Pasti mereka curiga dan tak resprect dengan kebohongan ibu diLokasi kejadian ini.

Jadi ku putuskan memantau dan memutar Pos Polisi yang kebetulan tertutup kaca Gelap, guna diam diam memeriksa keadaan Deril didalam.

Dari pandangan kedua mata ku, Deril hanya Luka memar diPipinya, setelah ia mengobrol dengan Salah satu dirver Online. Ibu kedalam pos polisi yang depannya berkaca gelap, biasa digunakan memantau arus lalu lintas. Kebetulan saat itu Kosong, dan tak ada polisi dinas berjaga di pos polisi, tempat Deril istirahat.

Sesaat Deril berbincang dengan salah satu Driver Online sambil sama sama tersenyum, lalu ibu berjalan keluar pos setelah memperhatikan luka memar diPipi Deril. Beberapa saat kemudian, Karna aku tak sempat mendengar pembicaraan Deril dengan Driver Online Karna suara ramainya Arus lalu lintas.

Setelah berbincang sambil tersenyum, Mereka berdua akhirnya berjabat Tangan.

Tapi tak lama berselang, Ibu kembali masuk menghampiri Deril yang duduk diBangku pos Polisi tempat biasa pengendara diTilang. Sambil membawa kotak P3K yang selalu Ibu ku simpan didalam Mobil.

Sempat terlihat Deril menolak pertolongan Ibu Karna tangannya memegang Betadine, tapi selanjutnya ibu berkata yang tak bisa ku dengar membujuk Deril mengobati lukanya dengan Salep yang ia berikan kepada luka memar ku Tempo Hari......


'sial, beruntung banget siDeril.....' dalam hati sambil melihat kesamping, ada sekitar 3 orang dirver Online mangkal, tepat diDepan pintu pos tempat didalamnya Ibu dan Deril berada.

Mereka sepertinya, menunggu orderan sekaligus menunggu Motor dan Mobil ibu yang diparkir tak jauh dari mereka berada.


Aku sendiri Saat itu benar benar bingung, mengambil tindakan agar Ibu dan Deril tak terlalu dekat saat ini. Apalagi sekarang ibu duduk tepat disamping Deril, hampir sama Persis seperti tempo hari pagi pagi saat Ibu mengoles salep itu diLuka Memar ku.....!!!!

Lebih parahnya lagi, Ibu saat itu terlihat jelas mengenakan Kemeja tangan panjang, yang seperti biasa tak mampu menyembunyikan Tonjolan kedua payudaranya ....


"Bangsat....!!!" Umpat ku lirih, namun penasaran tetap berDiri melihat dari lubang angin yang bisa melihat jelas kedalam tempat Ini dan Deril bersama.


"Gimana jadi ga anterin anak ibunya Pulang???" Tanya salah seorang Dirver yang terlihat antusias setengah berteriak kearah rekannya.

"Ga tau mang, ini ibunya mau ngobatin memar anaknya dulu...." Kata salah seorang membalas setengah berteriak keRekannya yang berada cukup jauh darinya.


Mendengar hal itu, entah apa pandangan mereka kepada Ibu Ku Susi andai aku keluar dari sini lalu menghampiri mereka berdua. Pasti mereka berpikir kalau Ibu ku tak lebih dari sekedar Tante Girang yang haus pendekatan kepada pemuda seperti Deril.

Lalu ku arahkan pandangan ku kembali kedalam, menyaksikan betapa Deril Kini menikmati pemandangan sama dengan yang ku Lihat saat sarapan pagi hari. Sungguh jelas bagaimana kedua Mata Deril menatap kedua Payudara Ibu ku yang membusung dan cukup dekat dengan Wajahnya.

Tapi anehnya, ibu tidak marah dan Curiga Karna fokus dengan mengusap beberapa bagian memar diPipi Kirinya.

Lalu kemudian.....

Deril mengatakan sesuatu yang membuat wajah Ibu Ku Susi Merah Padam, dan tersenyum tersipu malu malu. Bagai remaja wanita yang diPuji kekasih prianya.

Sungguh aku bingung Karna posisi wajah Deril membelakangi ku, dan Ibu sendiri yang menghadap keLubang angin tempat ku mengintip tak akan sadar keberadaan ku. Apalagi diLuar ada beberapa dirver Ojol yang stand by seperti tengah menanti mereka berdua keluar.

Mereka pasti Tau dan tak ada niatan bertindak macam macam diTempat Umum bahkan diPos Polisi yang tengah sepi penjagaan yang mungkin saja terdapat CCTV diSana.

Jujur saja aku Horny sekaligus kesal melihat Ibu seperti santai dan tetap mengolesi salep dimemar Deril setelah ia sepertinya diRayu olehnya. Lebih dari itu, saat ini sepertinya Ibu tak keberatan Deril terang-terangan menatap kedua Payudaranya dari dekat.

Kali ini Ibu mengatakan sesuatu, yang entah membuat Deril terdiam, tapi tiba tiba.......

Deril terlihat mengatakan beberapa kalimat, yang membuat Ibu menghentikan kegiatannya dan menjauhkan tangan kanannya menyilang dari wajah Deril, yang tadinya memberi salep diMemar Deril diPipi dekat rahangnya.

Matanya Melotot seperti marah tapi menahan tawa, kearah mata Deril yang dengan tenang menatap mata Ibu ku Susi.

Lalu terlihat Deril mengatakan beberapa kalimat, yang membuat Ibu ku Susi tersenyum lalu kembali melanjutkan aktifitasnya sambil mengatakan sesuatu.

Sungguh hati ku cemas bukan main, disituasi seperti ini Deril memanfaatkan kesempatan untuk Merayu Ibu Kandung ku Susi. Tapi disisi lain andai ku labrak ia sekarang, pasti masalah semakin Runyam. Apalagi ada saksi mata yang akan melerai andai aku tambah beberapa memar diPipi Deril.

Belum lagi aku dan Ibu harus menanggung Malu ditempat umum. Kali ini sepertinya aku harus menahan diri, Karna sepertinya Ibu akan selsai memberi salep diMemar Deril dan mungkin Deril akan diantar pulang dengan Driver online yang menanti diluar depan pintu Pos polisi tersebut.

Tapi nyatanya....!!!!

Deril kini malah semakin berani merayu dan perilaku mesra kepada Ibu ku Susi Sawitri.....!!!

Betapa tidak, memanfaatkan moment dan kaca gelap yang dilihat dari luar jalan persimpangan. Deril menarik lengan Ibu agar jadi sanggahan kepala belakangnya. Lebih dari itu, ia mendekatkan wajah kedekat sepasang payudara ibu.

Tapi anehnya, ibu ku Susi malah kembali mengusap salep diTangan kanannya dan memegangi salep diTangan kirinya, lalu mengusap keLuka memar YANG SEMULA IA USAP DENGAN SALEP.


'GILA....!!!' Jerit ku dalam hati.


Terlebih Ibu tersenyum Manja dan sekaligus matanya mengawasi keAeah pintu masuk, seperti matanya mengawasi tempat beberapa Dirver Ojol berada.

Kembang kempis dada ku melihat Deril dan Ibu ku Susi semakin berani didalam sana.....

Apalagi saat ini andai dilihat sepintas dari jalan atau pintu masuk pos polisi, keadaan mereka kini JELAS Seperti Ibu ku Susi tengah Menyusui Deril, tanpa melepas pakaiannya....!!!!


'ah ia.... Itu dia...!! Kenapa ga kepikiran dari tadi.....!!!' pikir ku dalam hati, setelah melihat banyak pesan masuk dan panggilan telfon bergetar diPonsel ku.


Segera ku reject panggilan telfon dari teman tim basket ku disekolah, lalu ku Telfon Ibu agar sekaligus menguji keJujurannya saat ini. Saat ku telfon ponsel ibu, dan didalam sana ada suara nada dering ponselnya. Benar saja, baik Ibu dan Deril terkejut bukan main, dan menghentikan aksi NEKAT Mereka berdua.

Tapi sayangnya......


Entah apa yang Deril katakan, hingga Ibu ku Susi seperti menset Ponselnya keStelan SILENCE.....!!!


'sepertinya gue ga boleh diem sekarang ......' ucap ku dalam hati hendak bergerak keluar dari tempat ku dari tadi mengamati mereka dari lubang udara.

Tapi.....


"Maaf Bu, masih lama ga??" Tanya salah seorang driver online yang dari tadi menanti mereka berdua diDalam pos polisi.

"Kalau masih lama, saya dan temen saya mau ambil orderan sekarang..." Ujarnya, yang ku pikir Ibu memesan Offline Ojek untuk mengantar Deril Pulang.


Entah apa yang Deril dan Ibu katakan Karna terlalu pelan suara mereka berdua. Lalu tak lama kemudian terlihat samar tak jelas Ibu memberikan Kunci kepada salah satu Driver online sambil memberi Selembar uang berwarna merah. Serta helm motor Deril......


"Makasi ya pak, maaf merepotkan....." Ujar Ibu yang terdengar oleh ku.

"Ia Bu sama sama, kalau begitu saya berangkat dulu....." Ujar salah satu driver bersama rekannya Pamotan kepada ibu ku Susi Sawitri.


Setelah Deril memastikan mereka menjauh, terus kedua mata ku memperhatikan apa yang deril ucapkan. Lalu ia berkata sesuatu kepada Ibu ku Susi, yang tiba tiba membuat Ibu seperti Marah tapi kembali menahan tawa.

Kali ini lebih mengejutkan Deril yang duduk santai bersandar mengangkang, jelas seperti meminta Ibu melihat keArah SELANGKANGANNYA.

Benar benar kali ini aku kesal melihat reaksi Ibu yang menutup Bibirnya, agar senyum Manisnya tak terlihat oleh Deril. Tapi sialnya disaat bersamaan kembali sebuah panggilan kali ini masuk keLayar Ponsel ku tak dikenal dengan Foto Profil What's Up Pak Wandi GURU BP KU!!!


'bangsat.....!!! Kenapa harus saat seperti ini......' umpat ku dalam hati, lalu segera mengambil beberapa langkah aman dari tempat ku mengintip kedalam pos polisi tempat Deril dan Ibu berada.


Saat ku jawab telfon dari guru ku, bersamaan ku sadari para driver tadi mulai mengendari Mobil Ibu bukan Motor Deril. Lalu baru ku sadari, Ibu kini bersiap siap diBonceng Deril sama sama tanpa menggunakan Helm dan Blazernya......!!

Sambil menjawab telfon dari pak Wandi aku Bingung, Marah, sekaligus kesal dengan Apa yang harus ku lakukan.

Terlebih saat aku menjawab telfon dari Pak Wandi, Ibu sangat cepat naik motor dan dibonceng Deril layaknya pasangan remaja duduk rapat memeluk Deril seperti baru habis JADIAN....!!


Mendengar ucapan ku yang tak karuan, akhirnya Pak Wandi Marah dan memberi aku perintah agar segera kembali keSekolah saat itu juga....

DiSaat yang sama, aku membiarkan Deril membawa Ibu ku Susi diBonceng dirinya tanpa mengenakan helm entah kemana. Sungguh sejak saat itu rasa sakit hati dan Dendam ku semakin Menggunung kepada Deril.


"Liat aja ril, suatu hari nanti bakal gue bales semua kelakuan elu ini...." Sumpah ku sambil terus menatap motornya semakin jauh membawa Ibu ku Susi yang memeluk rapat diBoncengnya.





BERSAMBUNG.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd