Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG RAHASIA KELUARGA SEASION 3

RAHASIA KELUARGA SEASION 3





ANOTHER LEVEL PART 4





Siang sejuk menjelang Sore hari, diSalah satu Rumah yang terletak diKawasan Dago pusat Kota Bandung. Sepasang Gadis remaja cantik dari Dua Universitas berbeda tengah Asyik berpelukan serta saling merangsang mesra, tanpa sehelai benang pun tersisa dari Tubuhnya.

Kedua tubuh elok mulus tanpa cacat itu saling mencari kenikmatan, saat kulit mulus tanpa cacat mereka bergesekan satu sama lain. Jessica yang berkulit sedikit lebih putih mulus terawat, kali ini menumpahkan rindunya kepada Devi yang lebih unggul dalam hal kelembutan dan sepasang payudara yang kenyal, bulat, membusung Sempurna.

Sungguh Jessica benar benar ingin memuaskan Nafsunya kali ini, yang sudah terbendung sejak beberapa Minggu lalu. Karna tanpa sepengetahuan Parjo maupun Susi sang Ibu, terkadang Jessica nekat, rutin memadu kasih sesama Femme lesbian bersama Devi.

Simfoni Percumbuan serta irama alunan tubuh mereka bergerak lembut mencari sensasi kenikmatan, benar benar membuat mereka sama sama terbuai. Termasuk pemilik sepasang mata, yang tak mereka berdua sadari semakin mendidih darah mudanya menyaksikan pemandangan Langka didalam kamar kakak kandungnya terjadi.

Sedangkan Parjo sendiri terhipnotis terus mengamati detik demi detik, peraduan rangsangan Dua wanita yang amat sangat ia sayangi.

Hampir tak berkedip mata Parjo mengamati cara lembut dan romantis, baik sang kakak Jessica maupun kekasihnya bergantian intens saling merangsang bergantian satu sama lain. Timbul perasaan Iri, dari selah rasa Cemburu dan Horny saat itu.

Betapa tidak, dalam pelukan Jessica kakak kandungnya, sang kekasih Devi terlihat begitu menikmati dan mendesah sambil memejamkan mata walau hanya diCumbu. Bahkan hanya sekedar remasan lembut diPayudara dan Pahanya. Terlebih, sorot mata dan senyuman Devi selalu mengembang dihadapan Wajah Jessica saat mereka bertatapan mata.

Perasaan kesal, kini mengarungi hati Parjo Karna saat mulai membuka kait celana seragam dan menurunkan Sletingnya guna bisa sambil BerOnani. Terhalang lembut uraian rambut Jessica yang panjang terurai, lekat seksama Parjo melihat tangan Kekasihnya Devi meraba lembut punggung hingga paha Jessica yang putih Mukus bak Pualam.

DiSusul Jessica, kembali mencumbu Devi tapi terhalang rambut kakaknya yang panjang terurai. Namun terhalangnya pandangan Parjo yang hendak beronani, teroabati dengan meratapi gerakan tangan putih mulus kakak kandungnya saat membelai mesra Paha mulus kekasihnya yang membentuk sempurna.

Setelah berciuman Deep kiss yang tak bisa Parjo lihat, kembali mereka mengatur Posisi dengan lembut dan syauhdu seperti ingin sama sama beradu kelamin atau lebih tepatnya bibir Vagina satu sama lain. Benar benar semuah pemandangan yang meruntuhkan amarah serta cemburu Parjo kepada kekasih dan Kakak kandungnya sendiri.

Tak pernah ia lihat sang Kakak maupun kekasihnya sama samam selalu tersenyum, apalagi saling meresapi rangsangan satu sama lain.

Hingga Parjo sendiri tak sadar, dengan perubahan cukup drastis dari Diameter dan Kepala Penisnya yang semakin membulat besar. Karna lama ia tak melakukan hubungan sex, termasuk dengan kekasihnya Devi yang dimana mereka terpisah jarak dan menjalani hubungan cinta kasih LDR.

Detik demi detik waktu berlalu, hingga tanpa sadar berganti menit Parjo menyaksikan peraduan rangsangan Kakak kandungnya dan Devi kekasihnya semakin intens satu sama lain. Hingga tak sadar Parjo yang terbuai turut memejamkan mata, saat Devi dan Jessica sama sama mendesah panjang.......


"Aaaah......" Desahan Devi dan Jessica mulai terdengar, disusul lirih mendesah Paijo mulai mengocok Penisnya dengan tangannya.


Sebuah moment keberuntungan Parjo diLevel Berbeda, menikmati aksi Live Show lesbian Sex, yang berjalan serasi, apa adanya, dan sangat romantis antar sesama Femme.

DiEra sekarang ini banyak Elit maupun Hartawan rela merogoh Kocek Dalam demi menyaksikan, sepasang dara cantik lesbian bercinta dihadapannya. Keberuntungan Justru datang kepada Paijo, atas kesabarannya selama ini mengikuti alur drama kepuasan Sex Kakaknya Jessica.

Tanpa Paijo tanyakan ia tau dan Yakin sekali, sejak belia selain Devi, Marco dan Ibu Kandungnya Susi.

Hanya bersama dirinya sang kakak melakukan hubungan Badan. Dari keberuntungannya saat itu Parjo kembali belajar mengendalikan Nafsu, serta belajar bagaimana cara merangsang wanita yang sesungguhnya.

Karna sambil menikmati mengintip peraduan kedua jelmaan bidadari didalam kamar kakaknya, kali ini Parjo Sadar dan Mulai belajar bagaimana menaklukkan Gadis serta Wanita dewasa lewat Cumbuan maupun Rangsangan. Tapi tiba tiba, sesuatu tak terduga terjadi dikala ia sayik muali berOnani dan Menikmati Keberuntungan yang tidak akan Mungkin MUDAH dapat diNikmati lelaki manapun diDunia ini........





POV PARJO





Entah berapa menit berlalu aku menikmati hangatnya peraduan rangsangan Kakak Kandung ku Jessica bersama Devi kekasih ku didalam sana. Meskipun terkadang aku hanya melihat punggung mulus kakak ku Jessica, entah mengapa terasa begitu indah dan tak jemu kedua mata ku memandangnya.

Sungguh aku tak pernah jelas melihat tubuh kakak ku Meliuk Lembut dan Indah, seperti saat berCinta lesbian bersama Kekasih ku Devi kini......

Tapi Tiba tiba.......


"DRrrtt..... Drrrttt .... Drrrtttt ......" Beberapa kali Ponsel ku bergetar dari saku celana seragam yang menggantung dipergelangan Kaki ku.


Beruntung mereka berdua didalam sana tak mendengar ataupun curiga akan keberadaan ku, yang asyik mengintip asyiknya sesama Femme memadu kasih diantar ranjang kamar kakak ku. Serta membiarkan pintu kamar terbuka.

Setelah berjongkok dan meraih ponsel ku dari saku celana, segera aku mode Silence ponsel ku agar tak menggangu melihat syahdunya perarduan birahi lesbian Femme didalam sana.

Setelah ku lihat sepintas pesan dan telfon masuk dari rekan ku disekolah, tiba tiba .........


"Awh..... Aaaah......!!! Devii......." Jerit Manja Kakak ku Jessica terdengar nyaring dan manja dari dalam sana.

'aaah, bangsat..... ' ucap ku dalam hati sambil mendesah, yang rupanya Kali ini Devi Kekasih ku Memutar badan hingga ia berada diatas tubuh putih mulus kakak ku Jessica yang berbaring dihadapannya.

"Much... Much... Much....." Suara Percumbuan mereka semakin nyaring terdengar, membuat darah ku berdesir deras menyaksikannya.


Tubuh Molek, sedikit lebih berisi dan kulit sangat halus setiap ku raba itu Kini meliuk lembut dan sangat pelan. Diatas Tubuh kakak ku Jessica yang sama sama, bergerak pinggulnya naik turun seolah menyongsomg Vagina Devi kekasihku yang bergerak erotis mencari kenikmatan.

Entah sengaja atau tidak, dengan seksama ku perhatikan dari tempat ku mengintip aktivitas birahi mereka berdua terlihat syahdu dan mendebarkan. Baik Kakak ku Jessica dan Devi, sama sama memiliki bulu vagina yang tertata rapih.

Namun tidak, dengan Telapak tangan putih mulus kakak ku Jessica yang kini bertumpu keDuanya diSepasang Payudara Indah Kencang Membulat, Devi kekasih ku sambil terus sama sama bergerak naik turun mencari kenikmatan gesekan Vagina yang kompak mereka lakukan.

Belum lagi dengan expresi mereka berdua, sama sama saling memandang memberi gambaran betapa nikmat dan menyenangkan apa yang mereka lakukan saat ini. Tak heran andai Desahan mereka berdua kompak bersahutan, saat ku pikir bibir Vagina serta Cloritis mereka bergesekan......


"Aaaah ... Aaah..... Aah..... Aah ... Aaah......" Bergantian diwaktu hampir bersamaan sahutan itu terdengar nyaring menggema didalam kamar.


Tak heran dalam hitungan menit, keringat Devi mulai mengembun Karna lebih aktif dan mendapat rangsangan diDua titik sekaligus. Aaah, kenikmatan seperti apa yang mereka rasakan saat itu. Karna kulihat berdua mereka sama sama imbang dalam mengejar kenikmatan.


"Aaaaggh... Awwwh ..!!!!" Mungkin Karna gemas kakak ku Jessica meremas cukup kuat lalu menekan kedua payudara Devi keatas.

"Uugh ... Sssh jeess..." Dengan kedua tangannya, Devi menarik kedua lengan kakak ku agar ia duduk dan tubuh kakak ku Jessica memangku tubuh Devi sambil duduk mengangkang diatas kasur.

"Aku ga tahan saayang.... Peluk aku sambil ciiuam......" Ucap Devi kekasih ku.


Awalnya aku pikir Devi kekasih ku, yang sangat mudah terangsang andai sepasang payudara montoknya diRemas remas di'mainkan'. Namun rupanya ia hampir kelabakan dengan skill kakak ku Jessica yang pandai merangsang sekaligus memijat 'Aset' berharga miliknya tersebut.

Tapi yang membuat aku semakin Horny dan Cemburu, setelah menarik agar rapat tubuh kakak ku Jessica. Sambil terus melakukan gaya seperti Women on top, lihai kekasih ku Devi langsung menggesekkan kedua payudaranya rapat bergesekan dengan payudara kakak ku Jessica.

Terlebih, saat mereka kompak sama sama memiringkan kepala perlahan, hingga akhirnya sama sama berdua berciuman mesra layaknya sering mereka lakukan. Sungguh aktifitas sex lesbian yang Syahdu, sampai aku sendiri malah merasa Cemburu. Dan curiga kalau hubungan ku bersama Devi hanya 'kedok' belaka, agar Kakak ku Jessica dan Devi leluasa bercinta dibelakang ku seperti ini adanya.

Terus menerus kali ini mereka berdua sambil rapat berpelukan, dan kedua payudara mereka rapat bergesekan hingga terlihat hampir mau pecah. Tapi yang lebih membuat ku kagum dan terus tak berkedip adalah, liukan tubuh mereka sama sama naik turun, seolah tak kenal lelah mencari kenikmatan.

Sungguh pemandangan langka, yang tak kusangka membuat ku terpesona dan menghentikan aktifitas ku beronani.

Meskipun ini kali kedua, namun dari Peraduan bibir, Payudara, serta Vagina meski sulit ku lihat. Benar benar sama sama pemandangan indah yang tak bisa ku lihat secara bersamaan tiap detiknya.

Hingga akhirnya, terdengar suara rintihan mereka bersahutan yang membuat terasa hati ku sesak, dan sadar siapa yang Devi kekasih ku Cintai sesungguhnya......


"Aaah...... Aaah.... Jess... Ini enak bangeth sayaaang.... Aaah....." Sambil Devi semakin cepat menggerakkan pinggulnya naik turun mengejar kenikmatan.

"Aaaah, deev aku juga.... Kita barengan keluarin sekarang yaaa......" Ajak kakak ku Jessica.

"Aaah, aaaah.... Ia sayaaang .... Aaah .. padahal .... Aaah ... Padahal baruu Minggu kemarin kita ml, tapi sekarang makin enaaak Jessica sayang......!!" DUERR!!!!!


Bagai kepala ku diHantam Peluru Tajam, hingga isinya Pecah hancur berantakan. Semua itu memberi efek kepada dada ku yang tiba tiba terasa hampa, Kosong dan Berlubang sangat besar ditengah tengahnya.

Seingat ku Minggu lalu adalah saat aku bertarung demi masa depan ku dilapangan Basket. Sempat aku merasa hampa, Karna kekasih ku Devi sangat sulit sekali ku hubungi sebelum ku bertanding. Untung ada Ibu yang setia menonton dan bersorak bahagia setiap aku mencetak angka Three Point' untuk tim basket sekolah ku.

Setelah keEsokan harinya, baru ada ucapan selamat dari Video call kekasih ku Devi. Kali ini terjawab sudah rasanya, kemana kakak ku pergi dan kemana Devi berada. Karna sepertinya, memang benar adanya Devi hanya menjadikan ku Kedok kekasih Palsunya.

Semua itu terlihat dari bagaimana Akhirnya mereka bisa kompak klimaks bersamaan, sambil sama sama berpelukan erat satu sama lain. Entah kapan aku berhubungan badan dengan Devi, yang hampir tak kuingat lagi bisa membuat ia sepuas dan sebahagia itu saat ini.

Terlebih, saat Devi menyeka keringat diKening kakak ku Jessica dengan mesra, penuh kelembutan. Terucap kalimat "I Love You Dev, you're my only one...." Dibalas "i love You tooo.... Only with you i share my Love....." Dari Devi kepada kakak ku yang membuat Hati ku Hancur berkeping keping.

Benar aku tak percaya, andai tak kulihat dan dengar sendiri. Setelah cukup lama kami berkurang intensitas berkomunikasi satu sama lain.

Peraduan birahi mereka berlanjut, dengan sama sama mengangkang berlawanan agar lebih intens lagi mereka beradu Vagina, saling menggesekkan satu sama lain diatas ranjang kamar kakak ku Devi.

Sungguh tak ada gairah, saat aku menangkap mereka berdua sama sama menipu ku selama ini......

Setelah aku perlahan turun dari kursi, dan berjalan menuruni tangga. Sempat terdengar suara, seperti ayah memanggil ku saat itu. Beberapa saat aku menatapnya, yang kali ini diatas ranjang berbaring menatap ku penuh makna.


"Aku berangkat dulu yah, malem ini aku ga pulang....."

"Andai ayah ga berhubungan sesama jenis dan kena Virus HIV.... Aku pasti ga akan Semenderita ini yah....." Keluh ku dihadapan ayah ku yang kini sekarat, diatas kasur kamarnya.

"Hikz.... Parjo pergi dulu yah.... Hiksz.... Biar Parjo mengadu sama setiap lemparan bola Parjo keArah keranjang lawan.... Hikz hikz...... doakan Parjo bisa memberikan yang terbaik, buat pertandingan besok....." Ucap ku tanpa sadar tersedu, Karna belakangan ini benar Benar tak ada tempat mengadu.




*********






Karna pandangan Parjo nanar, dan terhalang air mata yang menumpuk dikedua pelupuk matanya. Lalu pergi berpamitan, sungguh benar benar benar ia tak menyadari dan tau. Bahwa sang Ayah selama itu cukup sadar mendengar, melihat dan Jiwanya turun merasakan pengaduan Putranya. Mulai berlinang Air Mata menangis sambil merasakan Sakit sejadi jadinya.

Memang benar saat Parjo berlalu melewati kamar sang Ayah, SEKUAT Tenaga Hasan berusaha memanggil Putranya tercinta.

Sungguh rasa sakit Hasan selama ini yang sudah biasa ia rasakan, Menjadi berlipat lipat saat Melihat anak lelakinya menangis tak Berdaya. Apa lagi Parjo menyalahkan keadaan dirinya kini, yang dahulu bekerja dan mengutamakan foya foya dengan pasangan Gaynya.


"Maaa..... aap.... A.... Yaaah.... N.... Aaaak....." Ucap Hasan, sambil berlinang air mata setelah meratapi kepergian Satu satunya putranya tercinta.


Kembali Hasan berdoa dan mengucapkan Tobat sambil menangis sejadi jadinya, sepenuhnya Hasan serahkan kepada yang kuasa, keselamatan dan bimbingan jalan kehidupan Putranya. Yang memberi guncangan Mental dan Batin diLevel Yang berbeda.

Hingga tertidur Hasan menangis, Karna lemas dan merasa lelah. Karna tanpa seorang pun tau, dikondisi Hasan saat ini sebenarnya ia bisa mendengar, melihat dan merasakan orang orang disekitarnya. Semua ini jelas bagian hukuman dari Tuhan, Yang Menginginkan Hasan Meratapi Nasib orang orang yang ia cintai, setelah terkena Virus HIV AIDS akibat sering melakukan hubungan sesama jenis.





POV PARJO





Sore itu aku langsung mengabari Ibu, dengan alasan fokus berlatih menebak dilapangan. Meski sedikit terlambat latihan ringan bersama rekan tim ku, bersama beberapa rekan aku terus mengasah tembakan Three Point' hingga larut malam.

Sungguh benar benar tak ku duga, Ibu datang membawakan Makanan BerGizi dan Nutrisi untuk ku keLapangan Basket Sekolah.


"Ammm.... Nyam nyam....nyam....." Sambil mengunyah makanan, aku menyuapi Ibu ku Susi yang bersama makan malam bersama ku.


Sungguh kedatangan Ibu benar benar diLuar dugaan ku, saat itu. Bersama beberapa wali murid kami berkumpul demi menghadapi Langganan Juara Tournament maupun Pekan Olah Raga Pelajar Tahunan diKota ini.

Meskipun kami tak berhasic dari Atlit Junior, tapi tentu menjadi kebanggaan dan Kehormatan bagi kami pelajar. Terlebih bisa konsisten bertanding membawa damai, hingga dilangkah Semi Final. Apalagi bagi tim yang sama sekali TIDAK DITARGETKAN JUARA, Karna pekan depan kami diHadapkan Ujian kenaikan dan Ujian Kelulusan dari Negara.


"Eummpppt ParJo sayang, yakin malem ini ga akan pulang kerumah....??" Tanya Ibu, yang sepertinya tau mengapa aku enggan pulang kerumah.


Padahal aku tak memberi alasan mengapa aku tak mau pulang malam itu kerumah. Kepada Ibu ku Susi Sawitri.....


"Bu, tanggu Bu.... Dari rumah temen ku lebih Deket... Abis ini juga aku langsung bobo Bu... Jadi hemat tenaga...." Alasan ku kepada Ibu, yang tentu mencium hal yang tak beres.

"Gitu ya sayang..... Jadi sekarang Ibu pulang sendiri dong Jo....." Ucap Ibu merengek manja.

"Gimana kalau Ibu ikut aku aja, biarin siJessica malem ini aja, tidur dirumah sekalian jaga ayah....." Ajak ku kepadanya.

"Ish, kamu.... " Ucap Ibu sambil mencubit perut ku manja.

"Mu tau ntar kita ngerepotin, belum lagi makan kita berdua itu banyak.... Hihihi......" Ujar Ibu sambil bercanda kepada ku.

"Aduu Bu.... Ya biarin.... Sekali kali ini..... Hehehe......" Ujar ku, kepada Ibu sebelum akhirnya aku mengantar Ibu pulang lalu aku berIstirahat malam itu diRumah teman ku.



****



Pagi hari buta setelah ku berIbadah, lebih dahulu aku berjalan menyusuri trotoar menuju Tempat Lokasi Pertandingan. Sambil memainkan Bola, entah mengapa lamunan ku sama dengan Mimpi ku Ayah ada bersama ku saat itu.

Ia tak berkata kata, raut wajahnya sedih, air matanya berlinang. Tapi ia mempraktekkan beberapa Tekhnik dan Skill tembakan Shoot Three Point yang terasa seperti nyata dalam mimpi ku.


"Maafin ayah nak......." Tiga kalimat, yang ia ucapkan sebelum aku dibangunkan dengan suara Panggilan Ibadah Subuh.


Saat beberapa menit sebelum pertandingan, diLocker secara terpisah Kapten Tim dan Pelatih tim sekolah ku pak Suparman memanggil ku diPuncak pertandingan melawan Tim Sekolah yang memberi Bea Siswa dan barnaung banyak Bintang Atlit Junior diSemi Final.


"Jo, kamu adalah andalan kita diTim ini sejak babak penyisihan....." Ucap Coach membuka pembicaraan ditemani Kapten Tim ku.

"Tapi, sejak peregangan santai kemarin dan kamu menginap dirumah Robby semalam..... Kamu berbeda....."

"Kamu baik baik ajakan Jo.....??" Tanya Coach Suparman kepada ku.

"Saya baik baik saja pak, malah saya ambil langkah itu.... Supaya fokus latihan tekhnik dan Skill Shoot Three Point bukan dari Stephen Curry Sebelumnya saya adopsi pak......." Ucap ku meyakinkan mereka, Karna selain menghindar dari kakak ku Jessica dan Devi aku mengasah skill ku dalam menembak.

"Emang semalem sama pagi tadi Lu belajar Shoot Three Point gayanya siapa bro.....??" Tanya Kapten Tim ku sekaligus menjadi Guard.

"Idola babe gue si, Ray Allen...." Ucap ku penuh percaya diri, sambil tersenyum menatap mata mereka bergantian.


Seketika Pak Parman dan Kaptern Tim, berdecak kagum sambil manggut manggut berpandangan satu sama lain. Lalu kemudian....


"Kalau gitu, kita coba strategi baru.... Semoga berhasil menghadapi mereka yang lebih punya Skill dan pengalaman." Ujar Coach Suparman, yang sukses menerapkan metode terbuka dengan strategi permainan kami sesuai Skill masing masing.


Akhir Pertandingan kami kalah secara terHormat, melawan Tim Sekolah Yang banyak Membina atlit Junior diSekolahnya. Skor Tipis 102 - 104, Melambangkan betapa serunya pertandingan Tim sekolah kami dengan Tim sekolah langganan Juara. Namun, yang membuat Dewan Guru dan Pembina Yayasan Bangga.

Adalah Bagaimana tim kami dan Tim Sekolah lawan bertindak Sportif saling Respect satu sama lain.

Malam itu kami kurang pengalaman dan beruntung, sehingga wajar kembali aku mendapat Gelar MVP dengan sukses melesatkan hingga 69 Point', serta 5 rebound dan 4 assist dalam pertandingan malam itu.


"Sumpah bro, gila.... Gue kira lu kesurupan....!!" Puji salah satu pemain tim lawan.

"Lain kali main bareng diSekolah kita bro, salut lu bisa dipercaya kawan kawan elu jadi Shooter.... Ga sia sia.... Hahahaha....." Puji pemain lawan lainnya.


Hingga kami bersenda gurau bersama, menjunjung Sportifitas, tanpa terpengaruh Ejekan dan Provokasi suporter Tim kami berdua. Lalu kemudian......


"JOOO!!!! PARJO.....!!!" Teriak, pak Suparman memanggil ku.

"Ia pak..... Hhh... Hhh.. hhh....."

"Coach Pandu ingin ketemu kamu....." Ucap Pak Suparman Bangga, ingin ia mengenalkan ku kepada Pelatih timnas Senior.

"Tapi pak, boleh saya ajak Ibu saya, menemui Coach pandu...." Ucap ku bangga, Karna kalah diSemi Final tapi menjadi MPV.


Malah digadang gadang jadi pemain terbaik dalam Tournament Tahun Ini dalam olahraga Basket.


"O... Ia, tentu saja.... Boleh dong......" Ujarnya, lalu membisikkan sesuatu yang membuat ku bangga sekaligus hampir menangis menahan haru.

"Siapa tau diHadapan Ibu mu, Beliau membawa kabar Baik untuk masa depan mu....." Bisik pak Suparman, yang membuat ku kegirangan.

"Parjo... Parjo... Parjo....." Sorak Sorai, pendukung Tim ku menggema saat aku berjalan kearah Ibu dan mengajaknya menyebarang lapangan menemui Pelatih Basket Senior ternama.

"Horeee......!!!! Wooo......!!!" Sepintas Kakak ku Jessica dan Devi, menatap ku bangga tapi aku acuhkan.


Sorot mata dan pelukan ku yang masih berkeringat deras tetap tertuju kepada Ibu ku Susi Sawitri....


"UWOOOOOOOO!!!! PARJO......!!!" Suara semakin bergemuruh saat ku ajak Ibu berjalan menyebrang lapangan sambil ku rangkul mesra.

"Kenapa nak, ada apa ini... Kq bawa ibu lewat tengah lapangan.....??" Tanya Ibu ku keheranan sekaligus bangga.

"Aku mau ajak ibu kenalan sama Pelatih Timnas Senior......" Ucap ku berbisik mesra menempel ditelinganya yang tertutup Hijab.

"S...serius sayang??? T..Tapi kenapa ibu ikut ...??" Tanya Ibu ku terbata kebingungan.

"Supaya Ibu nanti cerita sama Ayah, aku berhasil ikutin arahannya maen seperti gaya Ray Allen......" Ucap ku tanpa beban dan seketika membuat kedua mata Ibu ku Susi Berkaca kaca.




*********






Dari rumah didampingi perawat paruh waktu, kali ini Hasan menangis Haru. Betapa tidak, melalui saluran TV Dalam Kota. Meski samar, Hasan tau betul kalau Putranya Parjo bermain sebagai SHOOTER dengan gaya bermain dan menembak Ray Allen.

Tak salah lagi....

Meski ia kira itu bukan Parjo, sungguh Hasan sendiri tak menyangka Putranya mengadopsi Sytle Shoot disisi sempit pojok kiri atau kanan. Guna melepaskan tambakan 3 angka.

Dalam hati Hasan lega dan rela meninggalkan Dunia, saat sadar ia tak ingin Aibnya menjadi batu sandungan karir putranya. Apalagi Secara taknlangsing Hasan Sadar, mulai besok Putranya Parjo jadi seseorang yang Populer.




POV PARJO





Malam itu rasa senang dan Bangga tentunya, menjadi pemain MPV serta digadang gadang menjadi pemain terbaik walaupun masih tersisa Pertandingan perebutan Posisi keTiga dan Final Minggu depan.

Meski aku akui lama tak pernah membuat Ibu bahagia bernafsu Birahi bersama ku, tapi malam ini aku Bangga menggandeng ibu. Saat mendapat kesempatan berlatih dengan Tim Pelatih Nasional saat Libur kenaikan Nanti.


Tapi kemudian.....


"Dev ..!! Devi.....!!! Sini......" Teriak Ibu, memanggil Devi guna menemani ku merayakan pertandingan Seru malam itu.

"Ia Bu....." Ucap Devi yang sebenarnya malas ku sapa sejak pagi tadi.

"Ini, temenin Parjo....." Sambil tangan ku disatukan dengan Tangan Mulusnya.

"Ibu mau pipis dulu minta anter kakak kalian Jessica....." Ujar Ibu, lalu cepat berjalan menuju Kakak ku Jessica yang berdiri dipinggir lapangan.

"Cie cie.....!!! Cihuy....!!!!" Goda rekan rekan ku kepada kami berdua.

"Pinter ni Yee..... Tetehnya gaet Brondong keren seperti Parjo....." Ujar salah satu rekan ku berteriak.

"Langgeng ya Ampe Nikah, udah direstui calon mertua......." Ujar pendukung Tim lawan, yang menaruh Respect kepada ku.


Hingga akhirnya, malu malu Devi mulai bertanya kepada ku saat itu.....


"Ayang marah ya, dari kemaren kq cuekin pesan sama telfon aku....." Ucapnya Manja sambil menatap wajah ku.


Lalu ku dekatkan wajah ku keTelinganya yang tertutup Hijab.....


"Ia, marah banget...... Karna kamu belakangan ini sering ketemu kak Jessicakan......" Ucap ku yang membuat wajahnya Merah Padam dan langsung merangkul lengan ku yang basah karna keringat.

"Yaaang..... Maaf....." Ucap Devi, sambil menggelayut mesra dilengan ku.


Tetap ku hargai Devi kekasih ku, terlebih mengingat ia Mahasiswi berprestasi diKampusnya saat ini. Sungguh tak ada niatan menghancurkan masa depan Devi diKampusnya, meski kemarin sore entah sengaja atau tidak ucapan Dia sudah benar benar menghancurkan Hati ku.

Toh masalah yang tak biasa dalam hal Birahi, aku sepertinya sudah bisa menagih janji kepada Ibu Kandung ku sendiri Susi. Karna bagi ku, dibandingkan Devi tentu peran ibu hampir Dua Minggu terakhir ini lebih berarti. Bahkan lebih........

Tapi, kali ini dihadapan Umum ada baiknya aku bersikap biasa layaknya sepasang kekasih. Agar RAHASIA KELUARGA Ku tak tercium didepan orang banyak.


SETIBANYA KAMI BERTIGA DIRUMAH........


"Parjo sayang, kalian lagi marahan ya....??" Tanya Ibu sambil menatap ku dengan pandangan mata penasaran.

"Ah engga ma.... Biasa aja......" Ujar ku sambil melihat Ayah dari pintu kamar saja, Karna Beliau sudah tertidur.

"Hmm.... Bohongin Ibu ... Ibu tau lho, kalau chemistry sama komunikasi kalian berkurang....." Ucap Ibu, yang kali ini kakak ku Jessica turut menguping pembicaraan diRang keluarga malam itu.

"Ah Ibu.... Ga ada apa apa kq.... Biasa aja....."

"Ia kan sayang ......" Ucap ku, sambil mengajak Devi mengamini ucapan ku.

"Ia Bu, hubungan kami berdua Baik Baik aja kq....." Ujar menantu Idaman Ibu ku ragu ragu sambil melirik Jessica.

"Tuh, kan Bu.... Ibu bisa liat sendiri......" Ujar ku, namun dari raut wajah ibu tak puas dengan jawaban ku.

"Atau mungkin yang Ibu liat dari tadi, aku ini udah emang ga Cocok jalan Bareng Devi lagi..... Apalagi kalau Devi lebih sayangnya sama Kak Jessica ......" Ucapan ku langsung membuat mereka bertiga terkejut.

"Bukan begitu kak???" Tanya ku, saat bibir indahnya menganga...

"Diem diem kalian rutinkan ketemuan......" Tambah ku, langsung membeberkan FAKTA ucapan saat mereka Jujur sambil Mendayung Kemesraan.

"Eeeghh.... Itu....." Ucap kak Jessica terbata, yang biasanya Tegas, Galak, Berwibawa, dan terkadang rutin Menjaili ku.


Kali ini kedua wajah Jessica maupun Devi Merah Padam, setelah aku tau dan mereka berdua kali ini tak bisa mengelak lagi. Itu tandanya, benar adanya mereka berdua lebih sayang dan mencintai satu sama lain.


"Parjo, maksud kamu gimana sih sayang.... Ibu bener bener ga ngerti deh, kita bicarain baik baik nak......" Ajak Ibu kepada ku, duduk bersama diRuang Keluarga.

"Bu, malem ini Parjo lelah.... Ibu juga pasti lelah.... Parjo mau mandi, terus istirahat....." Sambil ku langsung melangkah menaiki tangga, dan membiarkan mereka bertiga diruang keluarga.


Setelah mandi ku kunci pintu kamar, mengenakan head set dan tidur. Guna mengistirahatkan tubuh, sebelum pertandingan terakhir memperebutkan Posisi keTiga dalam Tournament ini.

Sesungguhnya ada rasa terimakasih ku untuk Devi dan Kakak kandung ku Jessica, membuat aku mengubah gaya Menyerang dan Menembak keArah Keranjang lawan sore ini. Tapi, biarlah mereka merenungkan Dampak, apa yang telah perbuat dibelakang ku.

Tapi yang jelas, Perasaan, Hati, Hasrat, dan Nafsu ku kepada Devi mulai membias. Meskipun ia berwajah Manis, Berprestasi diFakultas Ternama, dan Memiliki Size Payudara Idaman ku. Sungguh apa artinya andai ia berbohong, dan lebih mengakui menyenangkan dalam situasi MemBohongi ku selama ini.


SAAT SARAPAN TIBA.....



'tumben....' pikir ku dalam, hati melihat Ibu ku Susi Pagi ini terlihat berbeda dari pagi biasanya.


Selain mengenakan pakaian kemeja kerja yang ku pikir lebih ketat biasanya, Mama menggulung bagian lengan hampir diatas pergelangan lengannya. Celana kerja yang ia kenakan juga terlihat lebih ketat, sehingga terlihat lebih Sexy Dimata ku. Karna meski anak kandungnya, melihat Paha, Pinggul, dan bongkahan pantatnya mengacung sempurna.

Andai ku gambarkan, Pagi ini Mama tampil tinggi dengan Kemolekan Tubuh putih bersih, tanpa lemak Bagai Gym Influencer namun dengan tonjolan Payudara seIngat ku 36D padat, kencang, membulat. Sedangkan Urusan kecantikan wajah, mirip soso Syakira* Titoker, yang viral dengan Video Syurnya.....

Tak heran bukan, mengapa Aku Memuja dan Tergila gila dengan Ibu Kandung ku sendiri..... Tak heran, banyak lelaki tergila gila diLuar sana

Kembali ku amati meja makan, setelah Ibu ku Susi Sawitri, langsung mengenakan Blazer Hitam guna menutupi kemeja kerja yang membuat ia lebih Sexy dari Biasanya, apalagi lengannya ia gulung. Seolah akan jelas memperlihatkan lengan Mulusnya saat ia meleoasnya diKantor.

Sepintas ku lihat jelas, Hijab yang ibu kenakan sangat tumben adalah jenis hijab yang mudah dibuka tak seperti biasanya. Belum lagi, Pagi ini dimeja makan hanya tersedia Roti dan beberapa jenis Selai Saja, meski telah mengenakan Make Up dan siap siap berangkat kerja. Ada perasaan aneh dan tak biasa dengan Ibu ku pagi itu.


"Pagi sayaang, maaf ya.... Pagi ini Ibu bangun kesiangan......." Sambil ia membuka aku satu kursi disebelahnya agar aku duduk didekatnya.


Walau meminta maaf, adalah suatu hal Mustahil Ibu bangun keSiangan. Andaikan Ibu bangun kesiangan, biasanya Beliau Sadang sakit atau tak enak badan.


"Kq melamun sayang?? Mau ibu buatkan bekal, supaya nanti makan disekolah...??" Tanya Ibu, yang semakin terasa tak biasa aku mendengarnya.

"Ooh, ga Bu.... Ga apa apa roti sama selai Kacang tabur Keju aja....." Ucap ku singkat, melihat kedua matanya seperti kurang tidur.

"Kakak sama Kak Devi kemana Bu.....??" Tanya ku, saat ia mulai sadar aku memperhatikannya.

"Emm... Umm... Ia, mereka Tidur... Setelah semaleman kamu dibangunin susah banget sayang...." Ucap Ibu menjelaskan apa yang terjadi setelah aku Tidur mengenakan Head set dan menyetel musik santai saat tidur dikamar.

"Kita kira kamu pergi keluar rumah, ga taunya tidur..... Hihihi......" Sambil semilir ku cium aroma Aneh dari Mulut Ibu pagi itu.

'tapi bau apa ya.....' pikir ku dalam hati.


Tak lama, ibu selsai mengoleskan selai dan menaburkan keju untuk Roti yang akan ku nikmati pagi itu. Sambil berusaha bersikap biasa, pukul 06.15 sebelum keSekolah adalah waktu bersama dengan Ibu sebelum sibuk dengan Aktifitasnya.

Lalu saat tengah asyik bersama menikmati sarapan, kedua kalinya Aku menemukan Petunjuk yang hampir tak meleset. Kalau mereka bertiga lebih dari sekedar begadang semalam......!!!!


"EEEUUG....." Ibu berSendawa, sambil menutup bibirnya dengan telapak tangannya.

'BANGSAT!!!! INI KAN AROMA BAU MINUMAN ALKOHOL!!!!' Jerit ku dalam hati sambil menatap mata Ibu dengan TAJAM.

"Maaf ya sayang, jadi ga enak makan ya..... Maafin Ibu ya nak....." Ucapnya, sambil memegang bahu ku.


Pagi itu Udara segar dan Indah mengawali Aktifitas ku, sebagai pelajar sekaligus olahragawan. Sungguh tak sanggup aku mempertanyakan sesuatu yang belum tentu benar adanya, Karna tanpa sengaja Tau dan melihat kejanggalan Pagi ini. Cukup aneh rasanya aku melihat Ibu meratap mata ku sedih, sepertinya masalah aku dan Devi lebih baik ku bahas setelah pulang sekolah saja.

Karna sungguh ku tak sanggup melihat Ibu lebih menderita dengan keputusan ku, memutuskan Hubungan Asmara dengan Devi.......


"Ga apa apa kq Bu.... Justru aku yang minta Maaf, udah banyak Banget repotin Ibu....." Ucap ku, sambil menaruh punggung tangannya diPipi ku dan menciumnya mesra.


Kembali kami berdua menikmati acara sarapan dengan Suasana yang syahdu tanpa keberadaan kakak ku Jessica. Ku buang jauh jauh, analisa ku yang terjadi semalam walaupun aku tau Ibu mengkonsumsi alkohol semalam. Karna pikiran ku, sudah tak bisa dielakkan lagi keputusan ku untuk mengakhiri hubungan dengan Devi yang padahal sudah lama terjalin.


"Bu, motor siapa ini??" Tanya ku kepadanya, saat didepan rumah ada motor matic baru dan diDesign kekinian dengan warna gelap.

"Massa kamu ga tau si sayang....??" Ucap Ibu, sambil menggoda ku.

"Emang ga tau Bu, tapi kenapa bisa ada motor baru??" Tanya ku keheranan, dari mana Ibu uang membeli kendaraan baru padahal mobilnya belum laku terjual.

"Jadi gini..... Sebenernya Ibu dapet Bonus nak, penjualan beberapa Unit Rumah dan Apartment..... Kebetulan, ada yang Gadein motor ini......"

"Kalau kamu ga suka, nanti Ibu tukar deh sama motor Gede impian kamu Parjo sayang......" Ucap Ibu, sambil menempelkan dadanya diPunggung ku.

"Bu, dengan Ibu sehat dan selalu ada buat aku udah Cukup buat aku Bu......"

"Apalagi janji Ibu beberapa Minggu lalu, aku KANGEN banget sama Ibu....." Sambil mengucapkan Kata KANGEN dekat dan lirih ditelinganya.


Reaksi Ibu ku Susi tersenyum dan memeluk ku mesra pagi itu, lalu lebih pelan ia katakan, Janjinya akan langsung ia berikan saat aku berhasil membawa Tim ku menempati Juara keTiga dalam pertandingan beberapa malam nanti.

Meski aroma tubuhnya wangi parfum khas Ibu kenakan untuk mengikat Konsumennya, benar benar Tak salah Lagi bisa ku pastikan IBU KU SEMALAM MENIKMATI ALKOHOL terasa dari nafas multnya, yang menyebabkan pagi ini ia bangun kesiangan, belum lagi sorot mata yang seperti kemerahan.....

Seperti seseorang yang kurang tidur semalaman atau tepatnya begadang.

Meskipun saat berboncengan pagi itu aku membawa motor mengantar keSekolah, lalu ia kenakan ketempat kerja.

Ku rasa Pukul 06.30, adalah waktu terlalu dini mengantar ku keSekolah, Apalagi untuk jam Kantor yang berOperasi memasarkan Rumah maupun Property. Hal ini tentu membuat ku bertanya tanya, Apa ada kaitannya dengan Aktifitas Ibu menikmati Alkohol bersama Kakak ku Jessica dan Devi.....??

Agar lebih jelas dan Benderang terlihat, lebih baik ku cari tau setelah membiarkan Ibu mengantar ku hingga gerbang sekolah. Lalu mengatur rencana membuntuti kemana ia pergi. Sehabis membiarkan ku, membonceng dirinya keSekolah......


"Bu Parjo pamit dulu ya....." Saat aku turun dari motor dekat gerbang Sekolah.

"Ooh, ia sayang.... Maaf Ibu abis bales pesan Client.... Hihihi...." Sambil segera menaruh ponselnya diSaku Blazer cukup tebal yang ia kenakan.


'sial' gerutu ku dalam hati

'apa ibu tadi abis buat janji ya...' pikir ku semakin membulatkan tekad, mengikuti ia pergi setelah ini.


"Sayang, ibu berangkat dulu ya.... Baik baik sekolahnya....." Ucap Ibu sambil tersenyum lalu mengenakan masker.


Segera aku STOP, salah satu Ojek Online yang melintas.


"Mang, ikutin Ibu saya mang..... Tapi jaga jarak ya...." Pinta ku sambil mengenakan helm.

"Offline ni Jang??" Tanya Driver online.

"Ia mang.... " Ujar ku singkat.

"Oke, siap siap.... Vario item itu ya...??"

"Yoi... Mang, jaga jarak ya....." Pinta ku sekali lagi meminta kepadanya.



Cukup jauh kami berdua mengikuti Ibu ku mengendarai motor baru, tapi terlihat sudah HEDON dengan beberapa Sparepartnya. Sampai akhirnya, kami berhenti diKOS MEWAH. Dengan bangunan tiga lantai.

Seorang Lelaki Muda menanti seperti membukakan gerbang agar Ibu ku langsung masuk kedalam Garasi yang ada diLantai Dasar Gedung Kos Mewah tersebut. Saat ku lihat baik baik, pemuda yang aku taksir masih kuliah tersebut....


'kayak kenal, tapi siapa ya.....??' Pikir ku dalam hati, lalu memilhat jelas ia menutup gerbang dan menghampiri Ibu ku yang memarkirkan motor diJajaran motor yang terparkir rapih disana.

"Jang gimana?? Tetehnya udah sampe Kosan.....?" Tanya Driver online kepada ku.

"Balik lagi deh kang.... Saya mau sekolah takut nanti telat...." Pinta ku kepadanya, Tanpa banyak kata ia langsung melajukan kendaraannya mengantar ku kembali keSekolah.


"Mang, itu tadi Kosan ya Mang, Bukan Kantor....." Tanya ku kepada Abang Ojek Online, Karna mungkin belum hafal andai harus kembali kesana.

"Ia Jang, itu Kosan Elit, Kosan Jln.H.Mesri No.48......." ucap Sang driver

"Wah bisa Hafal Mang......??"

"Ya iyalah penghuni Kosnya kalau ga Cantik Cantik, Cowoknya Ganteng ganteng Jang.... Kayak Teteh Ujang tadi....." Ucap Dia yang sepertinya, dia tak mendengar kalau tadi itu Ibu Kandung ku.



Lebih jauh driver online menuturkan sepanjang perjalanan, tentang kelebihan dan Harga Fantastis satu kamar diKosan tersebut. Karna selain Fasilitas Mewah, terkadang memang diHuni Buisnessman muda yang stay Perminggu sampai Perbulan saja.

Lega rasanya pikiran ku dalam beberapa menit, saat ku pikir Ibu tadi menemui Clientnya......

Saat ku dengar tentang LC Kota Papan atas Stay disana, Dada ini sesak berandai andai Ibu melakukan sesuatu dengan pria tadi diKosan sana. Terlebih keterangan Abang driver, bahwa meski lengkap CCTV. Tamu bebas menerima tamu pada waktu kapan saja. Itu tandanya, kemungkinan besar Ibu ku Susi istirahat disana.

Berarti, pria tadi itu adalah kekasih Ibu.....?

Tapi semalam Ibu Minum alkohol dimana?? Diskotik? Atau......?

Sebuah analisis dan sejuta pertanyaan liar berkembang diOtak ku saat itu, sehingga aku pikir lebih baik aku cari tau saat Jam Istirahat aku pulang keRumah nanti. Karna sesuai keterangan Ibu ku Susi, kakak ku Jessica dan Devi masih tidur diRumah.


"Makasi ya mang, saya belajar dulu....." Ujar ku sambil memberi ongkos ojek kepada dirinya.

"Ia Jang sama sama, Ujang tinggi keren.... Suatu saat pasti punya pacar diKos Mesri 48.... Mamang percaya kq..... Hehehe....." Ucapnya memuji dan memberi ku semangat.

"Amiin, makasi ya mang......" Ucap ku setelah kembali keSekolah, masih ada waktu beberapa menit sebelum jadwal Bell jam pelajaran pertama diBunyikan.






BERSAMBUNG.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd