Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Siap menunggu datangnya update malam ini hehe
 
Part 11 : mereka menjadi kan ku liar.


Nely

"Bapakkk…. Farid pulang" teriak anak kecil di dalam rumah pak parno.

"Masss…. Dimana mass ?" Teriak Fitri istri Heri.

"Eee…. Bentar dek, mas di kamar mandi" teriak Heri dari dalam kamar mandi.

"Ssstttt diam yahh" Heri meletakkan jari telunjuk nya di di bibirku.

"Mas takut…" aku menyudutkan tubuhku di balik pintu kamar mandi.

"Iyaa… diam nanti ketahuan loh" bisik Heri pelan sambil melirik keluar dari celah pintu kamar mandi rumah pak parno.

"Mas tinggal dulu ya ce" mas Heri memakai baju dan handuknya lalu membuka pintu kamar mandi dan keluar.

"Iya cepetan.. " rengekku cemas.

Mas Heri berlalu meninggalkan ku bersembunyi di kamar mandi. Aku terjebak kedua kalinya di rumah pak parno, kemaren aku terjebak karna kedatang mas Heri dan istrinya kini aku terjebak karna kedatangan pak parno dan anaknya Fitri.

"Sini kamu…" tak lama terdengar suara pak parno sepertinya membawa Heri lagi ke belakang.

"Eehh… iya pak… kenapa pakk ?" Jawab Heri terbata.

"Mana amoy itu ?" Tanya pak parno.

"Amoy mana pak ?" Jawab Heri.

"Udahhh… ngaku aja sama bapak… mobilnya ada di depan" ucap pak parno.

"Bapak udah 3 hari loh nahan ngentot gara-gara kamu, ehh malah kamu duluan yang ngentot… plak…." Terdengar suara tamparan, sepertinya pak parno menampar Heri .

"Ee…ee… maaf pak, Ndak gitu lohhh" terdengar suara Heri merintih.

"Sini pak" terdengar suara Heri.

Tak lama terdengar lah suara ketukan pintu kamar mandi dari luar.
"Tok..tok.. buka ce" suara pak parno memanggil.

"Ehh… iya pak" aku pun membuka pengait pintu kamar mandi dan mengeluarkan kepalaku.

Seketika pak parno langsung masuk dan memelukku.
"Mhhh….mhhhh…." Suara mulutku yang kututup karna langsung di sambar oleh bibir pak parno.

"Bapak kangen ngentotin ce Nely, kontol bapak udah gak tahan" bisik pak parno sambil menatap wajahku.

"Ehh… pakh.." hanya itu yang keluar dari bibirku dan kulirik ke arah Heri yang melihat kami berdua.

"Hahaha…. Kalian sudah ngentot ya rupanya" tawa pak parno sambil melihat Heri.

"Eee…lohh sama bapak masih malu, kita kan udah sering juga ngentot ce Nely" pak parno langsung mencium ku kembali.

"Mmhhhh….. slurppp.." kali ini bibirku sedikit ku buka namun kudiamkan, lidah pak parno kubiarkan pak parno menjelajah bibirku.

Kulirik ke Heri sambil menerima hisapan pak parno pada bibirku, terlihat Heri hanya mematung di pintu kamar mandi melihat apa yang kami lakukan.

"Ahhh…….. gelihh pak" seketika pak parno langsung menjilati leherku yang putih mulus dan berkeringat karna panasnya kamar mandi saat itu.

"Mhhh…. slurpp… kulit yang selalu bikin bapak sangek, mulus, putihh… mhhh" racau pak parno sambil menjilati setiap inci kulit leherku.

"Pakhhh…pakhhh…." Kutepuk-tepuk pelan pundaknya sambil menahan desahku.

Pak parno melihat wajahku dan kulirik ke arah Heri yang mematung dari tadi melihat kami berdua.

"Hahaha…. Menantu gak tau diri ya begini, kenapa kamu sangek juga toh ?" Tanya pak parno pada Heri.

"Eee…. Eeh pak" sambil Heri menggaruk kepala belakangnya.

"Yaudah yok bertiga haha" tawa pak parno.

"Ehhh… bertiga ?" Seketika aku terkejut.

"Haha iyaaa… nanti kontol bapak sama kontol menantu bapak masuk ke lubang memek ce Nely" tawa pak parno sambil memegang penisnya dari luar celananya.

"Jangan pak, Nely gak mau, Nely gak pernah" kugelengkan kepalaku sambil menatap pak parno.

"Tenang… nanti ce Nely kami bikin puas yahh" pak parno merapatkan tubuhnya ke badanku dan aku pun tersender ke dinding kamar mandi.

"Sini her" perintah pak parno.

Seketika Heri masuk dan langsung meremas payudaraku dan pak parno langsung mencium bibirku.

"Aahhhhh……. Slurpp …. Mmhhhhh…." Desahku tertahan oleh bibir pak parno yang langsung memasukan lidahnya dalam bibirku.

"Mmmhhhhh…… aahhhhh……" terasa Heri langsung menyedot payudaraku dan tangan pak parno juga meremas payudaraku.

"Ihhh… gelihh… mhhhh….." seketika nafsuku langsung naik ke ubun-ubun di rangsang oleh dua orang laki-laki sekaligus.

"Slurppp… nenennya enak kali pakhh" racau Heri yang terus menyedot-nyedot payudaraku.

Aku hanya bisa menggigit bibir bawahku menahan desahku yang tak tertahan akibat perlakuan orang tua dan menantu yang sedang menjamah tubuhku di kamar mandi.

"Maassss…. Maasss heriii ?" Terdengar suara Fitri memanggil Heri.

"Eh …. Pak.." aku langsung memeluk pak parno ketakutan.

"Her… kamu urus dulu si Fitri, bawa dia keluar dari rumah" perintah pak parno sambil berbisik.

"Nggih pak" angguk Heri.

"Mhhh …." tiba-tiba Heri meremas payudaraku, kukerutkan keningku merasa kesal di saat seperti ini masih saja berani menjamah payudaraku.

"Ehh iya dek, mas tadi lagi buang air hehe" terdengar suara Heri berbicara pada Fitri dari kamar mandi.

"Pantes kok berisik bener ya mas" ucap Fitri.

"Bapak kemana ya, kok tiba-tiba ngilang mas, perasaan tadi ada" timpal Fitri.

"Mungkin lagi keluar dek beli rokok, oh iya kamu ktnya mau kerumah teman kecil mu, yuk mas anter" ucap Heri sepertinya dia mengajak Fitri menjauh dari kamar mandi.

"Hmmmm… hampir saja pak" bisikku pelan saat tidak mendengar suara mereka lagi.

"yuk lanjut ce, kontol bapak udah kangen hehe" tawa pak parno sambil menurunkan celana dasar yang dia pakai malam itu.

"Pak parno mesumin Nely terus…tapi Nely gak berani bertiga, takut" rengekku pada pak parno.

"Takut lemes yaa hihi" bisik pak parno sambil tertawa

"Ihhh….. bukann…. Takut aja, gak pernah pak" ku remas lengan pak parno karna kesal.

"Mhh… ce nelyh nikmatin ajah" bisik pak parno di telingaku.

"Gelihhh… pakhhh…mmmhhh" seketika ku peluk pak parno.

"Nantihh puasinhh kita berdua yahh" bisik pak parno lagi.

"MmMhhhhhh..nelyh gak mauhh… pakkhhh…." Desahku mulai terdengar lagi saat pak parno memancing birahiku naik.

"Yuk ke kamar bapak" pak parno melepas bibirnya pada leherku.

Aku hanya menganggukkan kepala, tatapanku sudah sayu, nafsuku sudah naik sampai ke otak ku ingin segera di puaskan oleh pak parno.

Pak parno menarik tanganku keluar dari kamar mandi dan kuikuti langkahnya dari belakang, seketika pak parno mengintip ke ruang tamu rumahnya.

"Aman, pintu sudah di kunci Heri" ujar pak parno sambil menarikku kembali ke kamar.

"Pak, jangan bertiga yahh… sendiri aja, Nely gak mau" rengekku saat sudah berada di kamar pak parno.

"Gak…gakk….yaudah kita aja yahh… yok hisap kontol bapak ce" pak parno langsung membuka celana dasarnya dan mengeluarkan penisnya yang sudah tegang.

"Gak mauu.. Nely gak mau hisap kalau bertiga" rengekku.

Pak parno lalu duduk di ranjang dan mengangkang, penisnya tergantung bebas menunggu untuk ku servis dengan mulutku.

"Sini sayang, tengok kontol bapak udah siap masuk ke memek ce Nely haha" tangan pak parno terlihat mengurut penisnya sendiri.

"Iihhh……" kuhentakkan kaki ku kesal lalu aku berjongkok di antara paha pak parno. Kugenggam penis itu lalu ku elus dengan lembut.

"Pak bulunya lebat ya, Nely geli lihatnya" komentarku pada penis pak parno.

"Pak.. ada airnya hihi" ku tempelkan telunjuk ku pada lubang penis pak parno terlihat cairan itu menempel di jariku.

"Auhhh… ngiluuu ce" lenguh pak parno.

Aku tersenyum melihat pak parno lalu ku jilat kepala penis pak parno dan kulihat lagi ekspresi nya yang memejamkan mata menahan nikmat.

"Hihi…" ketawaku geli melihat pak parno.

"Ouhhhh…. Cehh…" lenguh pak parno lagi.

Kujilati kepala penis itu hingga ke bawah sampai ke pangkal testis nya, terlihat penis pak parno basah sejalur dengan jilatan ku tadi.

"Ahhhh…… mulut amoy emang mantep… bini orang kok doyan kontol" racau pak parno langsung membuatku kesal.

Ku jilat lagi pinggir-pinggirnya sesekali ku kecup kepala penis pak parno lalu kumasukkan kepala penisnya ke mulutku kusedot hingga pipi ku rasanya kempot.

"Bangsaatttt….. udah pintar banget nyepongnyaa ce Nelyhh… ouhh…." Pak parno lalu menjambak rambut ku dan mendorong penisnya masuk melesak ke dalam mulutku.

"Mmmhhhhhhhh………." Aku yang terkejut kehabisan nafas saat penis itu menyentuh pangkal kerongkongan ku, kupukul-pukul paha pak parno namun pak parno terus menahan kepalaku.

"Aahhhhhh……. Eehekkk…. Ehekkkk…." Aku menarik nafas sekuatnya dan terbatuk saat pak parno melepas penisnya dari mulutku.

"Aahhh…. Nely kehabisan nafas tau pakhhh" kucubit paha pak parno karna kesal akibat perlakuannya tadi.

"Hahaha abis mulut ce Nely enak banget, kontol bapak gak tahan" tawa pak parno.

"Cklek" tiba-tiba pintu terbuka.

"Mas Heri ?" Kaget ku saat ku paling kan wajah kebelakang.

"Mana Fitri ?" Tanya pak parno.

"Tadi tak ajak ke rumah temennya pak, terus alasan heri mau pulang ada yang ketinggalan hehe" tawa Heri sambil melihatku yang sedang berjongkok di antara dua paha pak parno.

"Aman kan ? Tar dia nyusulin balik lagi" tanya pak parno.

"Aman pak, boleh Heri gabung pak hehe" tawa Heri sambil menutup pintu kamar pak parno.

"Boleh ce Nely ?" Tanya pak parno padaku.

Kutatap pak parno lalu kugelengkan kepalaku, aku sedikit berdiri dan bersimpuh pada perut pak parno, kupeluk pinggang nya menandakan aku tidak mau.

"Boleh katanya her, sini haha" tawa pak parno.

Tiba-tiba Heri langsung meremas bongkahan pantatku yang sedikit menungging, kulihat kebelakang Heri menurunkan wajahnya sejajar dengan pantatku.

"Wihh…. Nemu dimana amoy gini pak, memeknya mulus bener" ujar Heri memuji vaginaku yang terlihat dari celah pantatku.

"Haha, dia ini ibu dari anak sekolah tempat bapak kerja dulu pas jadi satpam" pak parno mengelus punggung mulusku yang mulai basah oleh keringat.

Aku hanya bisa memejamkan mata, kupeluk pinggang pak parno kubiarkan jemari mereka bergerilya menjamah setiap inci kulit mulusku.

"Gk bisa satu-satu ya pak ?" Kutatap wajah pak parno sayu.

"Hehe Kenapa ce ?" Tanya pak parno yang jemarinya sudah meremas bongkahan payudaraku.

"Mhhh…… nelyhh malu" nafasku mulai berat ketika Heri mulai mengelus kemaluanku dan jemari pak parno meremas-remas payudaraku.

"Haha jangan malu, nnti kita puasin ce Nely yaa" pak parno tak henti-hentinya menjamah punggung ku dan tangan satunya sudah meremas payudara ku bahkan putingku di pilinnya.

"Ouuuhhhhh……….." seketika aku mendesah dan kulihat kebelakang Heri sudah menjilati vaginaku dari belakang, bahkan lubang anusku di sedot-sedot nya.

"Aahhhhhh….. gelihhh….. mhhhhhh…." Pantatku semakin menungging mengikuti jilatan Heri.

"Hahaha baru di jilat aja udah sangek ni amoy her" tawa pak parno.

"Ahhh…. Memeknya harum bener pak, pantatnya empot, enak di jilat" Heri menjilat lubang vaginaku dan ke lubang anusku hingga terasa basah.

"Hisap ce ?" Pak parno memerintahkan ku untuk menghisap kembali penisnya.

Mataku sayu melirik ke wajah pak parno menandakan nafsuku sudah memuncak.

"Mmhhhh………." Nafasku tertahan saat penis itu masuk dalam mulutku, desahku akibat jilatan Heri pada vaginaku tertahan oleh penis pak parno .

"Ahhhh….. mantap bener mulut amoy, bini orang lagi haha" pak parno menguraikan rambut ku dan menggenggamnya kesamping.

Terlihat lah tubuhku yang sudah telanjang sedang menjilati penis pak parno dan di pantatku sedang ada Heri yang sibuk menjilati lubang vagina dan anusku.

"Glokkk…glok….glokkk …" kupercepat hisapanku pada penis pak parno. Kini aku sudah tidak sadar lagi bahwa sudah di jamah oleh dua orang lelaki.

"Ahhhh……. Gelihhh….. ouhhhhh" mulutku mengadah ke atas seiring sedotan Heri yang semakin cepat pada vaginaku, terasa jarinya juga menusuk-nusuk vaginaku.

Tanganku mengocok penis pak parno dan pak parno menurunkan wajahnya dan langsung ku sambut dengan ciumanku.

"Mmhhhh ….. slurppp …. Mmmhhhhh" kusedot-sedot bibir pak parno dan lidahnya dengan kuat ku sedot hingga terlihat tertarik keluar.

Liur pak parno pun jatuh ke wajahku kemudian di jilati juga olehnya, pipiku basah oleh liur pak parno dan jilatannya di seluruh wajahku.

"Plak…plak…plak…plak…." Terdengar peraduan jari Heri yang mengobok-obok vaginaku dengan pantatku.

"Ahhhh….. gelihh… mauhh pipishhh ouhhhhhh" aku mengadah, mulutku terbuka kulihat ke belakang Heri yang berada di samping ku mengobok-obok vaginaku dengan jarinya.

Payudaraku di remas kuat oleh kedua jemari mereka, pak parno yang kanan dan Heri yang sebelah kiri. Aku tak sanggup lagi menahan nikmat yang kurasakan.

"Sreeettt….sreettt….sreettt" kali ini aku mengeluarkan air kencing yang menyemprot deras dan berceceran di lantai.

Tubuhku ambruk di atas paha pak parno, penisnya di sebelah pipiku pun kuhiraukan. Tubuhku rasanya melayang entah cairan apa yang barusan keluar tapi rasanya begitu enak sampai tubuhku lemas tak berdaya.

"Heri sini ya pegangin tangannya bapak mau ngentot memeknya dulu" pak parno berdiri mengangkat kedua pundakku.

"Mhhh…. Bentar pakhh… Nely lemashh" ujarku yang tak berdaya disuruh pak parno berdiri.

"Haha jangan kasih ampun pak" tawa Heri yang kini sudah berpindah ke hadapanku, entah kapan dia membuka celana nya sehingga penisnya menggantung tegak.

"Siniii ce" pak parno mengangkat pinggulku kini aku berdiri, didorongnya punggung ku sehingga kini aku memeluk Heri untuk menahan tubuhku.

"Bapak masukin ya" pak parno menggesek penisnya di lubang vaginaku yang basah.

"Ahhhhh…… pakhhh….." desahku saat penis itu menerobos pelan masuk ke dalam vaginaku.

"Anjingggg rapet banget" erang pak parno.

"Plak …." Di tamparnya bongkahan pantatku sehingga meninggalkan bekas merah.

"Awhhhh sakithhh pakhh…." Desahku menahan sakit menerima tamparan pak parno pada pantatku namun di kalahkan oleh rasa nikmat penisnya dalam vaginaku.

"Hisap dong ce, masak kontol mas di diamin" Heri mengarahkan penisnya ke wajahku dan menampar kannya di pipiku.

Langsung ku genggam penis Heri dan ku kocok pelan. Tubuhku mulai terguncang ke depan namun tertahan oleh tubuh Heri.

"Ahhh….ahhhh….. slurppp….." desahku dan langsung kumasukan penis Heri ke mulutku.

"Mmmhhhhh….mhhhhh….." desahku tertahan oleh penis Heri.

Kini posisi ku berdiri menungging sambil menghisap penis Heri, hentakan pak parno pada vaginaku membuat mulutku memasukkan seluruh penis Heri ke mulutku.

"Plak….plakk…..plak….." suara peraduan pantatku dan paha pak parno yang dengan cepat menggenjot vaginaku.

"Aahhhh…bangsatthh kalianhhh berduahh" racauku saat kulepas penis Heri dari mulutku.

"Hahaha nikmat kan ce Nely ?" Tawa Heri melihat diriku yang kenikmatan di genjot pak parno.

"Hisap ni kontol, kok di lepasin" Heri menampar kan penisnya ke pipiku.

"Aahhh…. Sabarhhh massshhh… ouhhhh….slurpp…." Langsung kumasukan lagi penis Heri ke mulutku.

"Hahaha, amoy doyan kontol ni her.. ahh… memeknya empot bener.." dengan cepat pak parno menggenjot vaginaku.

"Aahhh… iya ni pakhh… mulutnya aja empot bener nyepong kontol Heri" aku terus melanjutkan menghisap penis Heri saat mereka membicarakan tubuhku.

"Kita hamilin aja gimana her haha" tawa pak parno.

"Emmhhhhh….." lenguhku sambil kugelengkan kepalaku namun penis Heri tidak lepas dari mulutku.

"Haha iya katanya pak" Heri menguraikan rambut ku kesamping.

"Ahhhh…. Janganhhh… ouhhh…." Kulepas penis Heri dari mulutku.

Pak parno menarik pinggulku ke arah ranjangnya dan diikuti Heri yang tidak melepaskan penisnya dari mulutku.

Kini pak parno duduk di ranjang seketika aku di pangkunya, dinaikkannya pahaku kiri dan kanan di atas pahanya, Namun penisnya di lepasnya dari vaginaku.

"Ahhh….. pakhhh….. kokhh di lepashh…" desahku manja dan menatap Heri sayu.

"wadhhh gak boleh di lepas her kontol bapak ahah" tawa pak parno mendengar ucapan ku barusan.

"Ihhhh….. pakhh…." Kucubit paha pak parno kesal karna mengerjai ku.

"Her ambilin handbody Fitri" perintah pak parno.

"Ehh .. utk apa pak ?" Tanyaku heran.

"Udah tenang aja ce hehe" tawa pak parno, aku kini berada di atas pangkuan pak parno. Aku membelakangi nya dan jemarinya dari tadi tak hentinya meremas payudaraku.

"Pakhhhh…… gelihh putingghh nelyhh mhhh…" desahku sambil menggigit bibir bawahku.

"Ini pak" datanglah Heri membawa sebotol handbody.

"Kamu olesin ke boolnya ya" perintah pak parno.

"Eh .. pak.. jangan disitu… ihhh" aku berusaha berontak namun tubuhku di peluknya sehingga tidak bisa menghindar.

"Hahah kenapa ce, kan udah pernah tohh" tawa pak parno.

"Bener pak udah pernah di perawanin boolnya ?" Tanya Heri

"Haha udah ngecroot dua kali di dalam her, empot bener" ujar pak parno

Heri mengoleskan handbody nya ke lubang anusku bahkan jarinya di masukan ke dalam memasukan handbody.

"Ahhhh…..gelihhh mashhh…." Desahku saat jemari Heri mengoleskan handbody ke anusku.

"Udah her" perintah pak parno, Heri kemudian melemparkan handbody itu ke lantai.

"Arahin dong ce" perintah pak parno.

"Ihhh…. Nelyhh malu pakhh…" aku menutup mataku namun tanganku di arahkan pak parno memegang penisnya.

Lalu ku genggam penis pak parno dan mulai kuarahkan ke anusku. Pak parno mendorong pinggulnya naik perlahan menekan penis itu masuk ke anusku.

"Wihhh…. Ngejepit gitu boolnya pak" Heri memperhatikan penis pak parno yang perlahan masuk ke dalam anusku.

"Ahhhhkkkk….. pelan pakhhh…" desahku manja dan aku menggigit bibirku menahan sakit dan nikmat.

"Ahhhhkkkk…. Sakithhh……" saat penis itu hampir seluruhnya masuk ke dalam anusku.

Walaupun sudah pernah masuk namun masih terasa sakit anusku saat di terobos oleh penis pak parno.

Tiba-tiba Heri mengangkat pahaku dan kini penis pak parno tertanam di vaginaku, sementara dia menggenggam penisnya dan mengarahkannya ke lubang vaginaku.

"Emmhhh….mhhhh…. Janganhhh mashhh…" kugelengkan kepalaku membayangkan dua penis masuk ke dalam dua lubangku secara bersamaan.

"Aahhhhh……." Desahku panjang saat penis Heri mulai masuk sedikit demi sedikit ke dalam vaginaku.

"Ahhhh….. mantap bener ni memek, bisa remas-remas gitu… bangsatthhh" racau Heri menerima jepitan pada vaginaku.

"Ahhh…. Ahhh… ahhh…. Gelihh …." Desahku saat Heri mulai menggoyangkan pinggulnya

"Apa yang geli ce ?" Tanya Heri

"Ihhhh…. Ituuhhh… ahhh…" desahku menggelinjang saat Heri menggoyangkan pinggulnya dengan tempo sedang.

Terasa penis Heri keluar masuk di vaginaku sementara penis pak parno ikut bergoyang di dalam anusku mengikuti genjotan Heri. Aku serasa melayang tak tau dimana merasakan kenikmatan perlakuan mereka.

Jemari pak parno tak hentinya meremas payudara ku dari belakang, putingku serasa di pelintir-pelintir oleh pak parno.

"Haha itu apa ?" Tawa Heri melihat tubuhku menggelinjang keenakan.

"Mmemekkhhh nelyhhh gelihh ahhhh…." Kugelengkan kedua kepalaku menahan nikmat.

"Pakhh…. Mau pipishh lagihhh ouhhhh" seketika genjotan Heri semakin kuat terasa penis pak parno dan penis Heri keluar masuk kedua lubang ku.

"Aahhhhhhhhhh………." Seketika tubuhku ambruk menimpa tubuh pak parno, seketika pak parno memelukku dari belakang.

"Sreettt…..srettt…..sreettt…." Terasa semburan cairan cintaku membasahi penis Heri yang masih tertancap, pantatku terangkat.

"Stopphhh…. Ahhh lemashhh….. tungguhhhh masshh…." Heri ternyata tidak mengendurkan genjotan penisnya.

"Hajar terusss herr…. Sampe memeknyaa koyak hahaha" tawa pak parno memelukku dari belakang sambil meremas payudaraku.

"Ahhh…. Bangsatthhh kalianhhh berduahh… nelyhhh lemashh pakhh… ampunnhhh" aku hanya bisa mengadah, mata ku terpejam terus di genjot Heri sementara penis pak parno keluar masuk dalam vaginaku.

Kedua lelaki itu sibuk menikmati penisnya masing-masing dalam lubangku, aku hanya bisa terpejam tak tau lagi diriku dimana. Kesadaran ku terasa melayang ke awang-awang. Aku tidak di beri ampun oleh mereka saat mencapai orgasme mereka terus saja menggejot kedua lubangku.

"Glokkk…glok….." suara mulutku saat pak parno memasukan jarinya ke mulutku, tapi anehnya aku malah menghisap jari pak parno dan kujilati jarinya.

"Ahhhh………." Desahku saat Heri mencabut penisnya dari vaginaku.

Kubuka mataku lalu Heri mengangkat kedua tanganku dan kuikuti saja mau Heri, ternyata Heri membalikan tubuhku. Kini aku berhadapan langsung dengan pak parno dan pak parno langsung mengarahkan penisnya ke vaginaku.

Kupalingkan wajahku kebelakang kulihat Heri menusuk perlahan kelubang anusku.

"Boleh di masukin ce?" Tanya Heri.

Kuanggukan kepalaku lalu aku memeluk tubuh pak parno yang berada di bawahku, aku bersiap menerima sodokan penis Heri yang akan masuk ke dalam lubang pantatku.

"Engghhhh….." kugigit pundak pak parno saat penis itu masuk dan terasa tangan pak parno.

"Enakh ce ?" Bisik pak parno memelukku, bibirnya berbisik di dekat telinga ku.

"Eehh… pakhhh… enakhh… ahhhh" desahku ketika Heri menusuk penisnya dalam-dalam ke lubang pantatku.

Kuremas kedua sprei kasur pak parno menahan nikmat penetrasi kedua penis itu masuk.

"Pakhhh……" desahku di telinga pak parno

"Iyaaa ce kenapa ?" Pak parno memelukku erat sementara pantatku menungging tengah di genjot oleh Heri.

"Enakhh… pakhh… nelyhh… ouhh…. Nelyhhh gak tahannnhhh" racauku sambil memeluk pak parno erat.

"Hahaha… suka ya di entot ce" tawa Heri sambil meremas bongkahan pantatku.

"Ehhh …. Suka pakhh…. Enakhh…." Kujilati leher pak parno.

"Hhaha lihat her, ce Nely udah ketagihan sama kontol" tawa pak parno.

"Plak….plak…." Pantatku di tampar oleh Heri.

"Haha kontol lakinya kecil kali pak, mangkanya Minta di sodok sama kontol kita" tawa Heri semakin kuat menggenjot ku.

"Ahhh…… janganhhh sebuthhh suamihh mashh…" namun pelukku kuat pada tubuh pak parno.

"Hahaha tapi emang iya kannn… kontol kita enak kan" tawa Heri.

"Mhhh….. iyahhh enakhh…." Desahku terasa aku akan mendapatkan orgasme kedua kalinya.

"Pakhhh…… nelyhhhh ahhhh….. mauuhhhh" tiba-tiba tubuhku mengejang mendapatkan orgasme kedua.

Pantatku yang tadi menungging kini tak dapat lagi kutahan, aku hanya terbaring lemas di pelukan pak parno, penis Heri terlepas dari lubang pantatku.

Tiba-tiba tubuhku di balikan pak parno dan pahaku di buka lebar di letakannya di pundak pak parno dan dengan arahan tanganya pak parno langsung memasukan penisnya.

Aku hanya terbaring terlentang di atas ranjang pak parno, tanganku terbuka dan tubuhku lemas tak berdaya lagi, namun vaginaku masih di genjot oleh pak parno dengan tempo cepat.

Nampak payudara ku ikut terguncang oleh genjotan pak parno dan Heri kini telah berada di sebelahku. Mengarahkan penisnya ke mulutku dan dengan sekejap langsung masuk ke dalam mulutku.

Aku tak tau lagi apa yang terjadi , kubiarkan penis mereka memasuki lubang vagina dan mulutku.

"Glokk…glokk…glok…." Suara penis Heri dalam mulutku.

Ku pukul-pukul lemas paha Heri karna saat ini aku kehabisan nafas.

"Mmhhhh……mhhh…..ahhhhh…" kutarik nafas dalam-dalam saat penis itu terlepas dari mulutku dan Heri dengan cepat memasukan nya lagi.

"Plakk…plak…plak….plak…." Suara hentakan paha pak parno dan pahaku terdengar.

"Ahhhh….. mau keluarrhhhh..grrhhh" erang pak parno semakin cepat genjotannya.

"Ehh… pakhhh… di luarhhh…." Seketika aku panik melepaskan penis heri mulutku namun dengan cepat kepalaku ditarik Heri dan memasukan penisnya ke mulutku lagi.

"Mmmhhhhh…….mhhhhh….." kugelengkan kepalaku dan ku goyangkan pahaku agar pak parno melepas kan penisnya.

"Aargggghhh amoy bangsatthhh enakkhhhh" Dengan sekali hentakan kuat pak parno menyemprotkan spermanya dalam vaginaku.

Pak parno mendiamkan penisnya dalam vaginaku menahan semua spermanya masuk ke dalam. Sementara Heri terus menggenjot mulutku.

"Mmhhh…..mhhhh……" kugelengkan kepalaku agar pak parno segera mencabut penisnya.

"Haha gimana pak, rasanya ngecrot dalam memek amoy ?" Tawa Heri yang menahan kepalaku agar tidak melepas penisnya.

"Ahhhh….. gila her, mantap bener dah ni memek" pak parno menarik penisnya perlahan dan keluarlah sisa sperma mengikuti penis pak parno yang tercabut.

"Ahhhhh…… pak… kok di dalam…. Nanti Nely hamil gimana …. Ihh…. Pakkk" aku mengorek vaginaku dengan jariku mengeluarkan semua sperma yang sudah masuk.

"Kalau hamil ya anak bapak dong ce haha" tawa pak parno sambil terduduk di lantai dia tersungkur lemas menyandar di tembok kamar.

"Ihhh…. Gak mauu… Nely gak mau sampe punya anak pak, kan cuma ngentot aja gak sampai di keluarin di dalam" kesalku menatap pak parno, banyak sekali terasa sperma yang keluar di dalam vaginaku.

"Haha bapak udah gak tahan ce, memek ce Nely enak" pak parno menatap kami berdua, Heri yang berada di sebelahku langsung mendorong tubuhku hingga tengkurap.

"Mas ngecrot di bool ce Nely aja yahh, boleh kanan hehe" seketika di tekannya penisnya masuk ke dalam lubang pantatku.

"Ouhhhhh………" aku mendesah panjang kaki ku tercepit rapat sementara pantatku sedikit menungging.

"Plokk….plokk….plokk….." suara hentakan paha Heri dan pantatku dengan cepat Heri menggenjot lubang anusku.

Aku hanya memejamkan mata dan meremas sprei yang sudah terbuka dari kasurnya.

"Ahahhh…ahhh .. pelanhh…." Desahku saat nafsuku kini naik.

"Aahhh…. Gak bisa pelan ngentot amoy begini" racau Heri.

"Ahhh…..gelihh…. Mau pipishhh ahhh…" seketika aku akan mendapatkan orgasme yang ketiga.

"Aahhhh…. Masshhh nelyhh keluarhhh ouhhhh" lenguhku panjang dan pantatku terasa mengejang menjepit penis Heri.

Heri terus menggenjot pantatku, aku tak tau lagi di mana saat itu. Rasanya tubuh ku melayang dan seakan mau pingsan melayani dua orang lelaki menantu dan mertua.

"Pingsan pak ?" Ujar Heri, itu suara terakhir yang kudengar dan sepertinya aku benar benar pingsan.

Kubuka mataku, samar-samar kulihat sekitar ruangan yang berantakan. Tidak ada lagi pak parno dan Heri di kamar itu lalu aku melihat jam dinding menunjukkan pukul 06:30.

"Ya ampun.. anakku" aku tersentak mengingat velin dan Nico sekolah hari ini.

"Ahhh……." Aku duduk terasa sakit semua badanku akibat persetubuhan kami bertiga, pahaku terasa lemas dan kulihat lagi vaginaku terlihat ada sperma yang sudah mengering.

"Gimana kalau aku hamil…. Apa yang akan kukatakan kalau nanti kalau dia lahir berkulit hitam tidak seperti keturunan ku.." gumamku sambil melamun.

Aku berusaha bangkit dari tempat tidur dan mencari pakaianku. Namun kulihat sekitar tidak ada sehelai pun pakaian ku di kamar pak parno dan seketika aku ingat kalau aku awalnya bersetubuh dengan Heri di kamarnya .

Kulangkahkan kaki ku dan terasa sakit kedua lubangku habis di genjot oleh Heri dan pak parno.
Aku melangkah tertatih membuka pintu kamar pak parno dan kulirik keluar ternyata rumah sedang sepi.

Aku bertelanjang bulat menuju kamar Fitri anak pak parno, kulihat kamar itu sedikit terbuka dan kubuka perlahan sepertinya tidak ada orang. Terlihat bajuku berserakan di kamar Fitri, ku pungut satu persatu.

Setelah kupakai bajuku aku merogoh tasku dan kulihat ponselku, ada 30 kali panggilan dari Hendri.
Terlihat pesan WAnya sudah masuk sekitar 40 kali.

"Kalau sudah gak mau jadi istri ngomong, bisa saya ceraikan kamu, anak di tinggal di sekolah sampai jam 4 baru kujemput… kamu pakai otak gak sih jadi orang tua" Hendri sepertinya emosi karna aku tidak menjemput velin dan Nico.

Kulangkahkan kaki ku keluar rumah dan di ruang tamu kulihat Heri yang sedang merokok.
"Ehh… udah sadar ya ce" senyum Heri.

"Duduk dulu" Heri menepuk sofa yang sedang ia duduki, lalu kulangkahkan kaki ku duduk di sebelah Heri.

"Kemana orang mas ?" Lirikku di sekitar.

"Mm… fiuhhh" Heri menghembuskan rokoknya ke arahku.

"Uhukk…uhukk…. Mas asepnya" sambil ku lambaikan tangan menghalau asap rokok Heri.

"Heheh makasih yaaa.. mas tadi enak banget bisa ngentot ce Nely" Heri tiba-tiba merangkul pundakku. aku tidak menarik tubuhku, kudiamkan lengan Heri yang sudah merangkul ku.

"Hemmm…" hanya itu ku jawab perkataan Heri.

"Tadi Fitri pulang, terus dia bilang mau bawa Fitri ke rumah temannya, biar gak lihat ce Nely ada disini" terang Heri sambil mencium-cium pundakku.

"Ohhh… gitu…" ku lirik Heri yang mulai menjilati pundakku.

"Mhhh…. Udah ya masshhh" ku dorong sedikit tubuh Heri saat dia mulai menjilat ke arah leherku.

"Heheh makasih yaaa… mas gak pernah kebayang bisa ngentotin amoy kayak ce Nely" ujar Heri sambil mengelus lenganku.

"Emang apa bedanya dengan Fitri ? Kan dia juga masih muda" ujarku.

"Bedalah, dari warna kulit ce Nely yang putih lembut, memek Cece sempit apalagi tu jepitan bool ce Nely, bikin mas gak tahan" ucap Heri memuji seluruh tubuhku.

"Terus tadi Nely pingsan mas keluarin dimana ?" Tanyaku penasaran dimana Heri mengeluarkan spermanya.

"Di dalam bool ce Nely hehe" jawab Heri sambil mendekat kan wajahnya ke wajahku.

"Eehhh… udah mass… aku gak mau lagi hari ini, badanku sakit semua" kudorong tubuh Heri menjauh.

"Hehe iyaaaaaa, kapan ya mas bisa ngentot ce Nely lagi ?" Tanya Heri kulihat dia memperhatikan tubuhku dari atas sampe ke bawah.

"Gak boleh lagi, itu terakhir wekk" kujulurkan lidahku mengejek Heri.

"Jangan gitu lahh… mas boleh ya lagi ngentotin ce Nely" Heri mendekat kembali dan merangkul pundakku.

"Enggakkk hihi, ngentot aja dgn bini mas" tawaku kecil.

"Hemmm…. Sesudah ngentot in ce Nely mas rasanya gak selera lagi dengan Fitri" ujar Heri menggaruk kepalanya.

"Huuuu dasar…. Mesum" kucubit pinggul Heri.

"Aw…aw… sakit haha" Heri menghindari tanganku.

"Tapi mas Heri besok balik ke kampung ce" ucap Heri menunduk lesu.

"Lohh… bagus dong, kan bisa balik kerja lagi" ujarku.

"Iyaa… tapi mas butuh uang buat pulang, kemarin juga kesini minjam sama bos, ini tadi mau minjam lagi malah mau di pecat ktnya kalau gak balik besok" terang Heri tertunduk lesu.

"Terus ada uangnya mau pulang ke kampung ?" Tanyaku melihat wajah Heri.

"Belum ada ce" jawab Heri.

"Emmm… butuh berapa emang ?" Kulihat wajah Heri menoleh padaku.

"5 juta ce, sekalian balikin pinjaman kemarin" jawab Heri menatapku sayu.

"Boleh pakai uang Nely, tapi gak ada cash" aku lihat Heri kasihan.

"E… ada ini ATM, beneran ce Nely mau kasih pinjam" jawab Heri terbata.

"Berapa rekening nya ?" Tanyaku sambil membuka mbanking ku.

"Bentar ce…" Heri berlalu ke kamar.

Tak lama Heri keluar membawa buku tabungan nya.

"704* *** **** ***31" Heri menyebutkan nomor rekeningnya.

"Sudah Nely transfer ya 6 juta" jawabku menyimpan ponsel kembali ke dalam tas.

Heri tiba-tiba memelukku dan mencium bibirku.

"Mmhhhhh…..mhhh……" kubalas ciuman Heri.

"Sluurpp….. mhhh……ah…..udah masshhh" kudorong tubuh Heri.

"Makasih yaaa…. Udah dapat ngentot di kasih pinjam uang" ujar Heri girang.

"Anterin Nely keluar yuk, Nely mau pulang" ucapku sambil berdiri dari sofa

"Awwww…." Seketika Heri menampar pantat ku.

"Ihhh…. Kurang ajar ya" ku cubit lengan Heri kesal.

"Pantat yang gak pernah mas lupain hehe" Heri meremas bokongku dan aku pun berjalan diikuti Heri yang terus meremas pantatku.

"Mmmhhh…. Udah ah masssh" ketika sampai di pintu depan Heri masih meremas pantatku.

"Hehe pantat ce Nely lembut" ucapnya Heri tersenyum.

"Yeee… tadi kan udah masukin" aku berjalan meninggalkan rumah pak parno diikuti Heri berjalan ke arah mobilku.

"Mas sampai sini aja ya" aku menyuruh Heri berhenti.

Tiba-tiba Heri meremas payudara ku, di dalam gang sempit itu aku tersender di tembok gang sedang di remas-remas payudara ku oleh Heri.

"Ehh… mashhh… nantihh nampakhh orang… ahhhh" Heri mencium bibirku dan meremas payudaraku.

"Hihi hati-hati ya ce" tawa Heri berjalan meninggalkan ku.

"Ahhh…. Gila tu orang gak lihat tempat lagi" ku rapikan bajuku yang sedikit terbuka akibat remasan Heri.

Aku terdiam duduk di dalam mobil. Ku pandangi lampu mobil yang menyorot ke dalam semak-semak di parkiran mobil.

"Hmmmm…. Aku gak mungkin pulang, pasti aku ribut sama Hendri kalau pulang" gumamku dalam hati.

"Tapi kemana aku pergi, maafin mami Pi… mami sudah lupa siapa diri mami…" aku menatap kaca mobil.

"Pi… akankah mami hamil anaknya pak parno…kalau iya bagaimana nasib mami, apakah mami akan papi ceraikan" hatiku berkecamuk mengingat pak parno sudah menumpahkan spermanya dalam vaginaku.

"Hmmmm….." kutarik nafas dalam-dalam

Aku mengambil ponselku dalam tas ku cari kontak ce Jesica dan langsung ku telpon.

"Haloo…. Ce Jesica" ucapku saat tersambung dengan ce Jesica

"Iyaa kenapa Nely ?" Tanya ce Jesica

"boleh Nely numpang tidur di rumah cece ?" Tanyaku , aku tidak berani pulang kerumah hari itu karna selain tubuhku yang lelah aku belum siap menghadapi emosi Hendri.

"Ohh…. Iya boleh, Cece tunggu ya dirumah" jawab ce Jesica

"Iya ce, bye" kututup ponselku dan ku arahkan mobil ku kerumah ce Jesica

Bersambung.
 
waahh mantaap.. nah sekarang gayeng nih.. setelah udah kesampean 3s, ketemu jesica dan pesta minuman diselingi sex sampai pagi lanjut suhu.. ceritanya makin asiikk.. kasih pengembangannya ke koh hendri mulai seligkuh juga..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd