Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Part 12 : Dingin dan hampa

Terlihat ce Jesica membuka pagar rumahnya dan ku arahkan mobilku ke parkiran.

"Hy nel.. abis dari mana tumben mampir kesini ?" Ce Jesica berdiri di samping pintu mobilku dan aku segera keluar dan langsung memeluk ce Jesica.

"Hikss… hikss….. ce jess… hiksss " aku sesegukan sambil memeluk ce Jesica erat, Terasa ce Jesica mengusap punggung ku menenangkan aku yang sedang menangis.

"Yuk.. masuk dulu… tenangin diri dulu yaa" ce Jesica memegang kedua pundakku dan aku hanya bisa tertunduk lesu sambil sesekali sesegukan.

Aku masih terdiam di ruang tamu ce Jesica. Kepalaku pusing karna tenagaku seharian habis di kuras oleh dua penis lelaki dan di satu sisi aku memikirkan Hendri yang sedang emosi terhadap ku karna aku tidak menjemput anakku di sekolah hari ini. Tugas seorang ibu dan istri bahkan anakku aku lupakan karna sedang di hajar oleh penis pak parno dan Heri. Wajar Hendri marah dan emosi karna tidak ada suami yg menerima seorang istri yang sudah selingkuh dengan lelaki lain bahkan yang berbeda kasta dan ras denganku.

Apa yang harus aku katakan pada Hendri, kuangkat kepalaku yang tadinya tertunduk dan kulihat di depanku duduk ce Jesica yang sedari tadi menatapku.

"Kamu ada masalah nel ?" Ucap ce Jesica memecah suasana malam itu.

"Nely ribut sama ko Hendri" jawabku lirih.

"Kalau boleh cerita sama Cece aja gpp nel, masalahnya apa ?" Ce Jesica beranjak menuju kulkas dan mengambil sebotol bir dan menuangkannya ke dalam gelas.

"Ini di minum dulu biar lebih relax" ce Jesica menaruh segelas bir.

"Hikss… hikss… Nely sudah hancur ce.. hiksss" seketika aku terisak dan meneteskan air mataku kembali.

Ce Jesica seketika beranjak kesebalahku dan langsung memeluk pundakku, sambil mengusapkan tangannya mencoba menenangkan ku.

"Maksut Nely ?... Hancur gimana ?" Tanya ce Jesica

"Nely gak tau mau cerita ke siapa lagi ce…" aku merebahkan kepalaku di pundak ce Jesica

"Nely boleh cerita sama Cece, Cece gak akan cerita ke siapapun, kalau ada yang bisa Cece bantu buat Nely pasti Cece bantu" ucap ce Jesica menenangkan ku.

"Makasih ya ce, Nely sudah gak tau lagi harga diri Nely dimana.. hikss…." Aku tersedu, ce Jesica hanya diam sambil terus mengusap pundakku untuk menenangkan ku.

"Nely selingkuh… hiksss…."tak terasa Air mataku menetes.

"Hah ?? Selingkuh ? Kok bisa, sama siapa Nely ??" Ce Jesica terkejut dengan apa yang aku katakan.

"Pak parno… hikss…" aku hanya menyebutkan nama pak parno.

Malam itu aku menceritakan semua yang sudah terjadi dan ce Jesica dengan tenang mendengarkan semua apa yang aku katakan, hingga aku merasa sedikit lega karna ada yang bisa menjadi tempat curahan apa yang aku rasakan.

"Yahhh… gitulah nel, suami Nely sama dgn suami Cece, ngentot cuma mikirin peju nya aja keluar, dia gak mikir kalau kita tu juga butuh di puasin" terlihat ce Jesica sudah mabuk.

"Tapi Nely gak mau cerai dengan ko Hendri ce, Nely sayang sama ko Hendri dan anak2 Nely" ujarku sambil menatap langit-langit ruang tamu rumah ce Jesica

"Nely cuma minta di puasin sama kontol2 itu ce, tapi saat di entot mereka Nely gak ada perasaan apa2 ce…." Aku sudah tidak sadar lagi dengan ucapan ku hanya ingin mengeluarkan apa yang aku rasakan.

"Nely berhak di puasin, tubuh kita milik kita, kita udah kasih utk suami tapi dia gak bisa puasin tubuh kita, kita gak salah di entot laki2 kasar itu nel" racau ce Jesica

"Toh mereka juga senang kan bisa ngentot kita gratis, jadi gak ada yang di rugiin dong" timpal ce Jesica

Kami bercerita lepas sambil meminum bir yang bergeletakan di atas meja, apa yang di rasakan ce Jesica sama dengan apa yang aku rasakan jadi dia sangat mengerti posisi ku saat ini.

"Yaudah Nely sementara tinggal disini yah.. anggap aja rumah sendiri, Cece juga sendiri kok dirumah ini" ce Jesica berdiri nampak tubuhnya linglung karna mabuk

"Yok Cece antar ke kamar" ce Jesica berlalu dan menuju sebuah kamar.

Aku dengan tubuh linglung dan kepala sakit mengikuti ce Jesica dan langsung menghempaskan tubuhku di kasur karna lelah seharian habis di genjot oleh dua lelaki di rumah pak parno tadi, kupejamkan mata karna merasa pusing, terdengar samar suara ce Jesica menelepon.

"Halo.. Hendri ya ?"
"Emmm… Nely disini"
"Lu tenang aja ya… gak usah kebawa emosi dulu, ntar Cece jelasin"

Dan tak lama mendengar percakapan ce Jesica yang sepertinya dengan Hendri suamiku aku tertidur.

Kubuka mataku, kulihat sekitar kamar dan berusaha membangkitkan kesadaran ku. Terasa pegal-pegal seluruh badanku terutama pahaku mungkin karna persetubuhan dengan pak parno dan si menantunya. Kulihat jam dinding menunjukan pukul 10 lewat. Kuraih tas ku yang ada di meja dan kulihat handphone ku. Ada beberapa pesan masuk dari Hendri dan ada juga dari pak parno.

"Gw tunggu lu pulang, biar kita slsaikan masalah ini, kalau mau cerai kita cerai skrg" isi pesan Hendri

Pesan itu hanya kubaca dan aku tidak berfikir Hendri akan seperti ini bahkan belum mendengar penjelasan ku dia langsung akan menceraikan ku. kubuka pesan selanjutnya dari ce Jesica

"Cece ke sekolah dulu, kalau mau makan bikin aja sendiri yah.. bahan2 ada di kulkas" isi pesan ce Jesica dan kubuka pesan selanjutnya dari pak parno

"Ce gak kerumah ? Bapak mau ngentotin Cece lagi hehe" isi pesan pak parno.

"Hemmm…. Gara-gara bapak nih.. aku lagi bermasalah dengan suami" gumamku dalam hati

"Besok yah pak, Nely capek, gara-gara ini juga Nely lagi bermasalah sama suami" aku balas pesan pak parno.

Kuletakkan handphone dan aku berjalan keluar kamar mandi, terasa badanku lengket karna dari kmren belum mandi dan lelehan sperma kedua lelaki yang menikmati tubuhku kemaren masih terasa.

Apa yang harus aku bilang sama ko Hendri, apa kabar Niko dan velin. Bagaimana kalau Hendri benar-benar mau minta cerai.
"Mami kangen kalian nak" hanya itu Yang ada dalam hatiku saat ini.

Tak lama terdengar suara mobil ce Jesica datang, aku pun berjalan membuka pintu.

"Hy Nel, udah makan ?" Sapa ce Jesica setelah turun dari mobil.


"Udah ce, tadi Nely masak" balasku


"Yaudah deh, yuk masuk" ce Jesica berjalan masuk ke dalam rumah dan kuikuti di belakang.


Setelah makan malam kami duduk di sofa ruang tamu.

"Ce jes tadi kerumah ya ?" Tanyaku


"Hmm iya nel" jawab ce Jesica namun nampak wajahnya sedikit datar.


"Apa kata ko Hendri ce ?" Tanyaku penasaran.


"Ya awalnya dia mau ceraikan kamu nel" jawab ce jes


"Terus terus ce" aku semakin penasaran


"Cece bilang kalau kamu sayang sama dia, Cece bisa yakinin ko Hendri kalau kamu gak main-main di belakang dia" jawab ce Jesica


"Syukurlah… hmmmm" aku menarik nafas panjang


"Tapi….." ce Jesica menghentikan perkataan nya


"Tapi apa ce ?" Tanyaku heran


"Ee… gak ada nel, hehe kamu masih mau sama pak parno haha ?" Tawa ce Jesica


Seketika wajahku memerah karna pertanyaan ce Jesica, wajar sih kalau aku malu karna ce Jesica sudah tau hubungan gelap ku dengan lelaki tua kasar yang seharusnya tidak mungkin bahkan bisa menikmati tubuhku ini.


"Eee…." Aku menggaruk kepala.


"Hahaha ngapain malu sih sama ce jes" ce Jesica semakin tertawa melihatku


"Gak dulu ce, Nely takut ketahuan" aku menundukkan kepala


"Lohh… menurut Cece sih nikmatin aja nel, tapi kamu harus pinter simpan rahasia haha" ce Jesica mendekatkan duduknya ke arahku


"Eee.. maksut ce jes ?" Aku menatapnya serius


"Yaa… kamu suka di entot pak parno ?" Tanya ce Jesica

"Eee… itu… " aku terbata menjawabnya


"Haha mangkanya pinter simpan rahasia, gak kayak ce jes dulu, ketahuan kan sama ko Aseng" terang ce Jesica karna dia juga selingkuh dengan lelaki kasar dan sampai sekarang menikmati nya.


"Eee.. boleh tanya ce ?" Tanyaku sambil melihat ke arah ce Jesica


"Boleh" jawab ce Jesica sambil tersenyum


"Udah dengan siapa aja ce ?" Tanyaku kembali


"Hahah… siapa aja ya… Agus, terus si bujang satpam komplek, ee… dulu sih pernah sama tukang parkir di pasar, dan … hahaha" terang ce Jesica dengan perkataannya yang terputus di sambut dengan tertawa


" Dan apa ce ?" Tanyaku heran


"Tapi kamu jangan cemburu haha" tawa ce Jesica


"Hahaha ya gaklah ce, dengan siapa lagi ?" Tanyaku penasaran


"Pak parno hahaha…" ce Jesica menjawab sambil tertawa melihatku


"Yeee ngapain cemburu in dia ce, ya ampun udah pengalaman ya ternyata haha" aku pun tertawa mendengar pengakuan ce Jesica


Tak lama terdengar suara bel rumah ce Jesica berbunyi.

"Eh ada orang.. ntar ya Cece ke depan dulu" ce Jesica berdiri dan menuju pintu depan.


Sekitar 5 menit ku tunggu akhirnya aku penasaran siapa yang datang. Namun terdengar samar-samar seperti suara Hendri

"Lu sabar dikit lah.. ngapain nyusul kesini" terdengar suara jesica


"Anak-anak jes, mau ketemu sama maminya" terdengar suara Hendri


"Mamii….." seketika velin dan Nico berlari ke arahku yang berdiri di hadapan mereka. Aku berjongkok dan segera memeluk mereka berdua. Kulihat wajah Hendri datar melihat ku

"Kalian baik-baik aja sayang" tanyaku sambil mengusap kepala mereka dan mencium pipi velin


"Mii…. Ayo pulang… hiksss…" tangis anakku seketika pecah


"Iyaa… sayang…ntar yahh" aku berdiri dan berjalan ke arah Hendri


"Anak-anak kangen sama lu, mau pulang gak ?" Hendri berbicara namun terlihat sangat datar


Aku hanya terdiam dan menatap ce jesica dan Jesica seketika menganggukan kepalanya bertanda menyuruhku untuk pulang kerumah.

"Nely pulang ya ce" aku pun perlahan berjalan keluar rumah dan menuju ke mobilku. Kulihat ce Jesica menatapku dari depan pintu rumahnya, aku melempar kan senyum dan mengusap air mata yang menetes di pipiku.


Akhirnya kami pun tiba dirumah dan Hendri tetap saja datar tanpa sepatah katapun dari tadi berbicara kepada ku

"Sayang masuk kamar dulu ya, papi mau ngmng sama mami" Hendri menyuruh kedua anakku untuk masuk ke kamar.


"Mulai hari ini kamu gak boleh keluar rumah, anak-anak biar om Flores yang antar jemput. Sini kunci mobil, mulai sekarang mobil gak boleh dipake lagi" Hendri berbicara datar dan sifat nya berubah.

Hendri berlalu begitu saja meninggalkan ku, aku hanya terdiam dan menangis malam itu karna perubahan sifat Hendri.

sejak saat itu aku tidak pernah keluar rumah, bahkan pergi ke tempat yang dekat saja dia selalu curiga


Sudah 2 bulan aku mengalami kondisi seperti ini, bahkan Hendri tidak pernah menyentuh ku sama sekali dan itu lah membuat aku rindu sama pak parno, rindu bagaimana dia memperlakukan ku di ranjang. Rindu bagaimana dia membuatku orgasme berkali-kali.


Aku ambil handphone ku dan ku cari wa pak parno

"Semoga saja masih aktif" gumamku


"Gimana kabarnya pak ?" Ku kirim pesan wa ke pak parno dan tak berapa lama langsung di balas dengan pak parno


"Akhirnya Ce Nely hbngi bapak juga. Bapak sehat, Nely gmn ?" Balas pak parno


"Nely sehat pak hehe" balas ku sambil memberikan emot senyum


"Wih senyum2 haha, Ndak kangen bapak ?" Balas pak parno


"Gak tau haha, bapak gak kangen Nely ?" Balasku sambil tersenyum membalas wa pak parno


"kangen tenan ce, apalagi sama itu hihi" balas pak parno sambil mengirimkan emot tertawa


"Itu apa hayoo?" Ku kirim emot ejek ke pak parno


"Memek ce Nely, nenen nya juga hihi" balas pak parno


"Huuu… dasar tua-tua mesum, itu aja ? haha " balasku tertawa


"Semuanya deh, mau bapak sodok keras-keras tu memek hahaha" pak parno membalas dengan semangat wa yang obrolannya semakin memanas


"Aww… ahhh… jangan pak.. geli… hihii" entahlah, kenapa aku merasa bahagia lagi di mesumin oleh pak parno, seketika terasa hangat di vaginaku, mungkin karna sudah lama nafusuku tidak naik seperti ini.


"Bapak kontoloin memek Nely, dari belakang hihi" balas pak parno lagi


"Ouhhh… pak jangan, Nely gak kuat" balasku yang menahan nafsuku yang telah menguasai otakku.


"Ayok sini ce, biar bapak bisa ngentotin ce Nely" balas pak parno


"Gak bisa pak, Nely gak di kasih mobil lagi, terus kalau Nely pergi sebentar aja suami Nely curiga" balasku sambil mengirimkan emot sedih


"Nanti ya Nely cari cara biar bisa keluar" balasku lagi


"Bapak jemput aja gimana ?" Balas pak parno


"Gak usah pak, dirumah lagi panas suasananya, nanti yah. Ada waktunya hehe" aku sebenarnya ingin saat ini kerumah pak parno dan menuntaskan nafusuku


Aku kemudian membuka bajuku dan mengambil foto payudara ku yang masih terbungkus bra, lalu ku kirimkan ke pak parno



"Ini aja ya dulu buat bapak hehe" aku tersenyum sesudah mengirimkan fotoku pada pak parno, ada perasaan bahagia ketika pak parno melihat tubuhku.


"Aduhhh…aduh… bapak mau coli rasanya ngeliat nenen Nely" balas pak parno


Aku pun tertawa melihat tingkah pak parno

"Hihi jangan di buang pak, mending buat Nely " ku kirim lagi 1 foto ******* ke pak parno



"Walahhh… ngocok beneran ini bapak, nanti bapak sedot kuat-kuat nenen Nely bapak jilatin sampai puas…" balas pak parno


"Ahhh…. Geli pak… jangan di gituin…" balasku sambil tertawa geli


Tiba-tiba pintu kamarku di ketuk


"Pak udah ya ada yang datang, jangan balas lagi" seketika ku hapus pesan pak parno dan dengan segera kubuka pintu kamar.


"Eh om Flores, ada apa ?" Tanyaku membuka pintu kamar


"Eee…. Itu… tet.." om Flores menunjuk ke payudaraku


"Ya ampun… " aku lupa memakai baju kembali dan dengan segera kututp pintu namun di tahan om Flores


Om Flores dengan sigap masuk dan menutup pintu dan langsung memelukku dari belakang

"Ehh .. om nanti di lihat ko Hendri" aku berusaha melepaskan pelukan om Flores namun karna badannya yang besar tidak kuat aku melawannya.


"Ahhh….bentar aja ce.. mmhhh" om Flores dengan cepat menjilati pundak dan telingaku dan berbisik di telingaku, terasa nafasnya yang menderu membuat nafsuku naik.


"Mmhh… ahhhh …. Iyahhh… tapi ada ahhh… ko Hendri…" aku hanya menikmati jilatan om Flores pada leher dan sekitaran kuping dan pundakku


"Omhhh…. Ouhh… gelihh… ahhh…" desahku tak tertahan menikmati perlakuan om Flores


"Cium omhh.." om Flores seketika membalikkan tubuhku dan dengan sekali lahap mulut kamu sudah saling mencumbu.


Mungkin karna sudah 2 bulan aku tidak di sentuh sehingga aku kini tidak perduli lagi dengan siapa aku di perlakukan seperti ini, yang ada kini aku hanya ingin nafusuku di puaskan


"Mmhhh…. Sllrppp… omhhh…." Lengan ku bergelantungan di leher om Flores dan lengan hitam kasar om Flores berada di pinggang ku menekan kuat ke arah tubuhnya


"Ommmmm……, lama banget manggil Nely" terdengar teriakan dari lantai 1


"Ahhh…. Udah ce, nanti lagi ya, ada suara Koko, tadi ktnya Cece di suruh kebawah"

Om Flores menyeka bibirnya yang basah oleh liur kami dan segera keluar dari kamarku


Aku memundurkan langkahku dan kuhempaskan bokongku di kasur lalu kutarik nafas dalam-dalam dan menyeka mulutku yang berlepotan air liur om Flores.

Kepalaku sakit karna nafsuku sudah di ubun-ubun ingin segera di tuntaskan.

Bersambung.
 
Trima kasih updatenya @Sukapepaya , biar kerjaannya lancar, sukses dan cepet kelar, biar nulis critanya lancar jg hehe. Mantap
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd