Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Part 16 : pasrah dengan keadaan dan rasa nyaman


(Nely)


Aku masih melihat bang tigor tergeletak di tanah. Di satu sisi aku kasihan namun di sisi lain aku takut untuk dating dan masuk ke dalam permasalahan bang tigor.

“aku harus pergi dari sini”
“tapi gimana mobilku, kenapa mobilku yang harus di bawa, apa yang mau aku bilang sama hendri”
“dompet, hp semuanya ada situ”
“ya ampun……”

sekilas aku teringat lelaki di gedung tadi, aku harus minta tolong dia untuk pergi dari sini. Segera aku membalikan tubuhku dan berlari menuju gedung tadi.
terasa payudaraku teromabang ambing terguncang.

“awas nenennya jatuh ce haha” teriak seorang bapak-bapak

aku tak menggubris perkataannya tetap berlari hingga aku tiba di tempat tadi. Kulihat kiri dan kanan namun aku tak melihat dimana orang itu
“duh mana yaa”
“masss…..” teriakku
“oh iya warung tadi” gumamku teringat kalua dia adalah orang yang berani mengikutiku dari warung

Kulangkahkan kaki ku hingga aku sampai di warung tadi, tubuhku sudah basah oleh keringat karna aku berlari di panasnya terik matahari siang itu

“mas..” teriakku saat melihat lelaki itu duduk sambil menghisap sebatang rokok
Seketika semua mata beralih kepadaku
“weehhh manggil abang ce ?” beberapa laki-laki disitu berdiri berjalan ke arahku

“bukan bang dia nyariin gue” suara pemuda tadi berdiri dan berjalan ke arahku

“wehhh songong kali kau bocah. Mana mungkin amoy gini nyariin lu” ejek mereka

“sini mas” aku yang sedang terburu-buru dan berdiri di bawah terik matahari melambaikan tanganku

“iyaaa sayang hihi” pemuda itu tertawa dan berlari

“woooo anak setan, bisa-bisanya lu, tanyain berapa semalam abang mau cicip hahah” tawa mereka

Pemuda itu menghampiri ku dan langsung kutarik tangannya untuk pergi dari situ,
“sabar ce, mau lagi ?” Tanya pemuda itu

“anterin cece dong, sekarang” ucapku lirih meminta tolong pada pemuda itu


“kemana ce ?” tanyanya

“deket sini. Sekarang ya” aku sambil melihat kiri dan kanan takut bang tigor dating kesini dan malah membawaku

“hmm, oke tapi nanti hisapin ini lagi ya hehe” tawanya sambil menunjuk ke selangkangannya

“iya iya cepet ya” ucapku masih merasa cemas karna takut bang tigor mencariku

“yaudah aku ambil motor dulu ya ce” pemuda itu pergi mengambil motornya

Pikiranku kalut dengan apa yang terjadi saat ini, mungkin perceraian sudah di depan mataku dengan herndri. Terlebih aku sudah dari tadi malam tidak pulang dan mobil hendri, mengapa bang tigor memberikan mobilku pada rentenir itu sebagai jaminan. Terlebih tato yang di buat bang tigor di pinggulku, akankah selamanya hendri tidak akan menyentuhku. Walaupun dua bulan ini dia tidak meniduriku tapi suatu saat pasti dia akan menyentuhku. Apa yang akan dia lakukan kalau melihat tato di pinggulku dengan tulisan nama TIGOR
“ahhhhh….. nely, siapkah kau kehilangan keluargamu. Anak-anakmu pasti akan membencimu” pikiranku sudah tidak karuan.

Aku terdiam duduk di bonceng oleh pemuda itu menuju rumah ce jesica. Aku berharap ce jesica tidak kenapa-kenapa setelah tadi malam aku berpisah dengannya.
“ce maafin nely” aku memejamkan mataku

“dimana rumahnya ce ?” Tanya pemuda itu saat memasuki komplek perumahan ce jesica

“itu di ujung” tunjukku ke sebuah rumah tempat ce jesica tinggal

saat berhenti di depan rumah ce jesica terlihat pagarnya terkunci, kulihat ada mobil ce jesica terparkir.
“ahhh handphone ku di mobil” gumamku saat mau menelpon ce jesica
“duhh kemana ya ce jesica, apakah dia belum pulang juga”
“ceee…. Ceee jess, ini nely” teriakku memanggil ce jesica dari depan pagarnya

Sekitar 30 menit sudah aku berada di depan rumah ce jesica namun tetap tidak ada tanda-tanda ce jesica keluar. Dalam kebingungan terbesit dalam kepalaku pada pak parno.
“apa aku kesitu saja” pikirku

“mas, Nampak nya lagi gak ada orang, tolong anterin ke rumah teman satu lagi yahh…” ucapku pada pemuda yang sedari tadi menunggu di atas motor

“duhhh… kemana lagi” jawab pemuda itu ternyata dia sedikit kesal karna sudah menunggu ku dari tadi

“di dekat pasar kok” ucapku sambil memasang wajah lesu memohon pada pemuda itu, dalam hatiku saat aku kesusahan aja gak mau nolong, tadi minta-minta buat di layani penisnya.
“ntar cece hisap lagi kontolnya” balasku yang juga kesal karna tidak mau menolongku.

“hehe beneran ?” cengir pemuda itu

“iyaa beneran, yuk cepat” aku langsung menaiki motornya duduk menyamping dan memegang pinggulnya

“gak mau di hisep aja, ngentot boleh ?” tanyanya

“ihhh…. Iyaaa terserah” jawabku ketus, tadi aja baru di sedot penisnya dengan mulutku sudah keluar, gimana mau masuk ke vaginaku.

“hahaa yuk jalan” pemuda itu menjalankan motornya keluar dari komplek perumahan ce jesica

saat melewati pos jaga, samar-samar kulihat seorang bapak-bapak yang tidak asing bagiku. Aku seperti mengenali wajahnya, tapi dimana aku pernah bertemu dengannya.
“eh, itu bang bujang, yang ikut menyetubuhi ku tadi malam” sekilas ku perhatikan dengan tajam ke arah pos jaga
“benar itu bang bujang” walaupun tadi malam keadaan ku mabuk tapi aku masih bisa mengingat wajahnya
“emmm…. Kalau dia kerja disini berarti kenal dengan ce jes dong” pikirku
“tapi pas di pesta orgen kok dia gak negur ce jes ya..”
“dulu kalau gak salah ce jes pernah cerita kalau bang bujang pernah main sama ce jes” pikiranku kemana-mana saat melihat bang bujang, apakah ce jesica sengaja membawaku ketempat itu.
“gaklah, ini Cuma kebetulan” aku berusaha berfikir positif pada ce jesica

motor terus melaju menuju rumah pak parno, pemuda it uterus mengajakku ngobrol yang tak terlalu kutanggapi karna fikiranku kini sedang kacau. Yang ada di fikiranku kini dimana keberadaan ce jesica dan bagaimana caranya aku bisa pulang dengan keadaan seperti ini.

“sini aja mas” saat motor sudah sampai di depan lorong rumah pak parno

“disini ? mana bisa disini ntar di lihat orang gimana ?” balas pemuda itu

“maksutnya ?” tanyaku bingung

“katanya kita mau wikwik ce hahaha”
“mana bisa disini” tawa pemuda itu

“ihhh….. tar aja ya kapan-kapan, cece mau kerumah temen dulu” ucapku langsung turun dari motor

“lahh… gak bisa dong, tadi udah janji mau ngentot” pemuda itu terlihat sedikit kesal

“udah nyimpen nomor cece kan ? nanti di wa aja” balasku yang langsung meninggalkannya dan berjalan kerumah pak parno

aku tak menghiraukan lagi pemuda itu dan bergegas berjalan kerumah pak parno. Siang itu lorong rumah pak parno begitu sepi.
saat di depan rumah pak parno kulihat pintu rumahnya terbuka namun tidak ada orang di ruang tamu.
“permisi….” Teriakku ke dalam rumah pak parno sambil mengetuk pintunya
“pak…., permisi” terus ku ketuk pintu rumah pak parno
“duh… ke mana ya pak parno” gumamku

dengan berani aku melangkahkan kaki ku masuk ke dalam rumah pak parno, kulihat ruang tamu kosong kemudian aku berjalan lurus ke belakang dan kulihat pintu kamar pak parno terbuka.
ternyata pak parno sedang tertidur siang itu, kulihat tidurnya pak parno dengan bibir sedikit mengaga. Terdengar dengkuran keluar dari mulutnya.
“hmmm syukurlah pak parnonya ada” aku menghela nafas

aku berjalan menndekati ranjang pak parno, ranjang dimana pertama kali aku mengkhianati hendri suamiku. Dimana pak parno memberiku kepuasan yang membuatku orgasme, merasakan kepuasan oleh penis perkasanya. Walaupun tubuhnya tua, tapi aku selalu merindukan untuk di tiduri oleh pak parno.
“pakkk…..” aku langsung berbaring di sampingnya, memeluk dan menyenderkan kepalaku di dadanya

“eenggghhh….” Pak parno seketika tersadar dan langsung memegang kedua pundakku
“nely ?” ujarnya saat matanya mulai terbuka

“kapan datang ce, sama siapa ?” tanyanya

“peluk nely pak….” Aku tak menjawab pertanyaan pak parno, aku memeluknya erat dan tak terasa air mataku jatuh

“ce nely kenapa ?” tanya pak parno sambil mengusap-usap punggungku

“hiksss…. Hiksss….” Aku hanya menangis tanpa menjawab pertanyaan pak parno.

pak parno pun diam tanpa berkata-kata lagi, dia hanya mengelus punggungku dari balik datserku untuk menenangkan ku saat ini. Baju yang dia pakai pun basah oleh air mataku yang sedari tadi jatuh.
“pakkk…. nely udah gak tau lagi jalani hidup nely gimana” ucapku dengan suara parau karna habis menangis mengeluarkan air mata penderitaanku saat ini di pelukan pak parno.

pelukan lelaki tua yang bukan suamiku, aku harusnya juga tidak pantas memeluk pak parno. Ada hendri suamiku yang harunsya menerima keluh kesah dan kesedihanku.
“nely boleh cerita sama bapak” ucapk pak parno sambil memelukku dan mengusap pundakku, terasa sesekali pak parno mencium kepalaku

“emhhh…. Nely tadi malam kejebak macet”
“terus karna jalan di tutup nely lewat jalan belakang terminal”
“pas lewat perkampungan itu jalan di tutup juga karna ada pesta orgen pak”
“hiksss” saat menceritakan kejadian tadi malam terasa air mataku menetes kembali

“pelan-pelan ce” ucap pak parno sambil mengecup keningku

“ce jesica ngajak pergi ke pesta itu pak” ucapku meneruskan kejadian tadi malam

“hmmm….. jesica” ucap pak parno seperti ingin mengucapkan sesuatu

“iyaa pak …. Ce jesica” balasku

“terus …. ?” balas pak parno

“terus nely di kasih minuman di pesta itu, sampai nely mabuk”
“terus nely di pakai lima orang sekaligus pakhhh…. Hiksss… hiksss….” Tangisku pun pecah, kubenamkan wajahku ke dada pak parno, terasa pelukan pak parno semakin erat untuk menenangkan ku.

pak parno terus memelukku erat tanpa berkata sepatah katapun, dia hanya mengelus kulit lenganku dengan telapak tangannya.
“hiksss….. nely gak sadar” timpalku
“nely melayani lima orang itu ?” Tanya pak parno

“hiksss… iya pakhh…” balasku
“nely mabuk, nely gak tau… hiksss” ucapku sambil tersedu karna menangis

“ini karna jes…” ucap pak parno terputus

“maksutnya pak ?” tanyaku mengangkat wajah dan menatap ke pak parno

“eh… enggak ce, terus apa aja yang mereka lakuin lagi” balas pak parno

“paginya nely bangun, pinggul nely di bikinin tato” ucapku sambil meredakan tangisku

“tato ?.. dimana ?” Tanya pak parno

seketika aku duduk dari pelukan pak parno dan mengangkat dasterku hingga nampaklah bongkahan pantatku di depan pak parno, aku duduk membelakangi pak parno dan memperlihatkan pinggulku.
Seketika pak parno mengelus tato yang ada di pinggulku.
“tigor” ucap pak parno

“iyaa… preman yang main sama nely tadi malam namanya tigor” aku menatap wajah pak parno dengan tatapn lesu

pak parno dengan sigap memelukku kembali dan meletakkan kepalaku di dadanya. Terasa tangan pak parno mengusap punggungku.
kami terdiam sejenak, namun tiba-tiba ada hal aneh yang terasa di perutku. Rasanya begitu mual.
“hoeekkkss……” aku pun melepaskan pelukan pak parno dan berlari ke arah kamar mandi
“hoeekkkkkssss… uhukkhh…. Uhukkhhh…. “
“ahhhhh……” entah kenapa perutku tiba-tiba mual dan aku berusaha memuntahkan isi perutku namun tidak ada yang keluar

“ce nely kenapa ?” Tanya pak parno sambil mengurut urut punggung dan leherku

“hoekksss…. Ahhh… gak tau pakhhh….” Balasku

“bapak ambilin air” pak parno berjalan mengambil gelas dan mengisinya dengan air hangat

“ini diminum ce” pak parno menyodorkan segelas air hangat dan langsung kuminum

“ahhh….. perut nely mual pakhh…” ujarku sambil pelan-pelan minum air hangat yang di berikan pak parno

kenapa ini, apa karna aku belum makan dari tadi malam. Tapi aku gak pernah semual ini, apa aku hamil ?
tapi gak mungkin, tapi bisa jadi karna semua laki-laki yang pernah menikmati tubuhku mengeluarkan spermanya di rahimku.
“ya ampunnn…., kalau aku beneran hamil, ini anak siapa” kepalaku semakin sakit memikirkan yang terjadi pada diriku saat ini.

“ce nely udah makan ?” Tanya pak parno

kujawab dengan menggelengkan kepala, sambil terus meremas perutku yang terasa mual.
“bapak pergi dulu ya beli makan, ini kalau mau mandi ada handuk” ucap pak parno yang bergegas meninggalkanku di kamar mandi.

seketika air mataku menetes, ya tuhan.. apa ini hukuman untukku yang menghianati keluargaku. Beri aku kesempatan, semoga mual yang aku rasakan saat ini hanya karna aku belum makan, aku tidak ingin mengandung anak dari orang-orang yang sudah menikmati tubuhku. Air mataku tak hentinya menetes, segera kuguyur tubuhku dengan air menggunakan gayung di kamar mandi pak parno.
Tanpa membuka dasterku aku membasahi seluruh tubuhku.

Aku masih terdiam di kamar mandi dengan tubuh yang basah akibat guyuran air, pikiranku kosong. Semua yang aku alami menjadi beban dalam hatiku saat ini.
“ce nely… ce..” terdengr suara pak parno memanggilku

“ya ampunn.. mandi kenapa gak buka baju…” pak parno langsung meletakkan nasi bungkus yang di bawanya dan masuk ke kamar mandi

Aku membalikkan tubuhku dan langsung kupeluk erat pak parno dan pak parno pun memelukku erat sambil mengusap rambutku yang basah.

“tenang ce.. ada bapak disini…” ucap pak parno sambil mencium pipiku
namun ciuman pak parno bukan Cuma sekali, dia terus menciumku mulai dari leher hingga ke telingaku

“pakhh….mhhhh….” desahku merasakan geli akibat ciuman pak parno

“sini bapakhh mandiin… cuphh…” pak parno berbisik di telingaku.

“iyahh pakhh… mhhhh…..” desahku sambil memiringkan kepalaku karna geli dan terangsang oleh bisikan pak parno.

pak parno melepaskan pelukannya dan berdiri menatap tubuhku. Aku hanya menatapnya sayu dan jemari pak parno mengarah ke pundakku dan menurunkan tali dasterku hingga dasterku yang basah jatuh ke lantai kamar mandi. Tubuhku kini sudah telanjang bulat di hadapan pak parno, pak parno pun membuka kaos yang dia gunakan hingga nampaklah dadanya yang sedikit kurus dan keriput dengan perut yang sedikit membuncit.

“bapak mandi juga ?” tanyaku polos

“hehe iyaa….biar sama-sama basah” balas pak parno sambil mengambil air di gayung dan menyiramkannya ke kepalaku

“ahhh……” rasa dingin air menjalar di seluruh tubuhku saat pak parno mengguyurku.

“bapak sabunin ya” pak parno mengambil sabun dan mengusapnya di tangan hingga menimbulkan busa

“iyaa pak” balasku sambil tersenyum

“celana bapak gak di buka ?” tanyaku saat pak parno mulai menggosokan busa sabun ke tubuhku

“oh iya hehe…” tawa pak parno sambil membuka kancing celananya dan menurunkan celananya beserta celana dalamnya. Dengan satu sepakan pak parno menendang celananya ke sudut kamar mandi

terpampanglah penis pak parno yang sudah tegang maksimal di hadapanku, mataku tertuju pada penis itu. penis besar milik pak parno yang sudah tua masih bisa tegang maksimal, bukan halangan bagi usia pak parno kini dengan memiliki penis yang bisa memuaskan dahaga birahi ku.

“kenapa liatin situ terus” Tanya pak parno

“ehh… gak pak” aku langsung menatap matanya dan tersipu malu

“hehe… kangen yaa…” rayu pak parno

“sini bapak lanjut sabunin” tanpa menunggu jawabanku pak parno langsung menggosok sabun ke tubuhk

“muter” pak parno mengarahkan tubuhku untuk membelakanginya

tangan pak parno menyusup dari belakang menyabuni payudaraku, terasa tubuhnya merapat dan ada rasa hangat saat penis pak parno menempel di belahan pantatku. Jemari pak parno menjalar menyabuni payudaraku, bahu dan ketiakku di oleskan sabun oleh pak parno.


(Mulustrasi)

Payudaraku pun mulai di remas remas oleh pak parno dan putingnya sedikit di pelintirnya dan kembali menggosok pinggiran payudaraku hingga ke leherku.


(Mulustrasi)

“mhhhh……gelihh pakhhh….” Seketika aku mengeluarkan desahan saat menerima sentuhan pak parno.

Pak parno tanpa menjawab terus menyabuni ku dengan jemarinya. Lenganku, bahu, ketiak, hingga kembali lagi ke payudaraku. Sentuhan pak parno membuat nafsuku langsung di ubun-ubun. Pantatku seketika menungging menggesek penis pak parno, pentil payudaraku terus di pelintir pak parno hingga tangan kirinya turun ke perutku dan menggosokkan sabunnya di bulu vaginaku..


(Mulustrasi)

“aahhhhhh…. Pakhh.. parnhh….” Desahku tak tertahan saat ujung jemari pak parno menyentuh klitorisku dan naik lagi ke perut


Jemari pak parno turun lagi ke bibir vaginaku dan menggosok selangkanganku, satu jari tengahnya menjalar di antara lubang vaginaku dan menekan klitorisku

“mmhhhh…. Ouuhhh…. Gelhh…ihhh….” Kepalaku mengadah kesamping mencari wajah pak parno, namun pak parno hanya membenamkan kepalanya pada kulit bahuku dan menciumnya.


“memekhh ce nelyhh harus bapak bersihkan..” bisik pak parno di telingaku


“ouuuhhh…. Iyahhh pakhhh….” Lenguhku mendengar bisikan pak parno.


Kepalaku menoleh kesamping kea rah wajah pak parno namun pak parno terus menciumi tengkukku, jemarinya mulai menggesek-gesek vaginaku. Terasa jari tengahnya silih berganti mengurut di luar bibir kemaluanku hingga clitorisku.

“aahhhh… pakhhh….pak parnohh…..gelihh… ouhhh….” Bibirku terbuka menerima apa yang pak parno lakukan.


(Mulustrasi)

Kini jarinya mulai masuk ke dalam vaginaku dan di tariknya lagi keluar dan di masukannya lagi dan makin lama gerakan jarinya makin cepat.
“nelyhhh… gak kuat pakh…. Ouhh….” Aku mencengkram tangan pak parno yang semakin cepat keluar masuk dalam vaginaku sementara tangan yang satunya terus meremas payudaraku dan memelintir putingnya.

“aahhhhh…….” Desahku saat tubuhku di putar oleh pak parno.

Kedua tanganku bersandar pada dadanya dan pak parno langsung merapatkan tubuhku pada tubuhnya, pak parno menatap wajahku

“enak yaa.. mata ce nely sampai merem gitu hehe” tawa pak parno

“iihhh…. Jangan liatin nely gitu” aku pun menutup wajah pak parno dengan jemariku

“ouhhhh……” desahku saar kedua pantatku di remas oleh pak parno

“kenapa sayanghh” Tanya pak parno sambil melihat mataku yang terpejam dan bibirku yang menganga mengeluarkan desahan kecil

“ahhh…. Nely malu… ahhhh…..” aku pun terus menutup wajah pak parno dengan jemariku karna malu di tatap saat merasakan rangsangan yang di berikan pak parno pada tubuhku.

“bapak kangen sama tubuh nely” bisik pak parno pelan

“ouhhh…. Iya pakhh…. Nelyhhh disinihh sekaranghh…. Ahhhh….” Jawabku sambil menahan desahan yang keluar dari bibirku saat jari pak parno mulai masuk lagi ke lubang vaginaku dan menggeseknya hingga ke lubang anusku

“aaahhhh….. tubuhh nelyhhh milikhh pak parnhh… ouhhhh….” Aku tak dapat lagi menahan desahanku

“beneran ?” Tanya pak parno

“aaahhhh… iyahh … pakhh…. “ jawabku

Pak parno semakin cepat mengocok jarinya dalam vaginaku dan terdengar bunyi cairanku bercampur dengan sabun akibat kocokan jemari pak parno pada vaginaku.
“iihhh….aaahhhhh……ahhhh… terushh… nelyhh sampaihh… ahhhh” aku memeluk tubuh pak parno dan jemariku mencengkram pundaknya.


(Mulustrasi)

“aahhhhhhhhh……………………..” dengan satu desahan panjang tubuhku gemetar dan terkulai lemas saat orgasme melandaku dengan permainan jari pak parno, pak parno menahan tubuhku dalam pelukannya dan membiarkan aku mengatur nafas setelah mendapatkan orgasme.

“gimana enak sayang ?” Tanya pak parno sambil mengusap poniku

“ahhh…. Enakhh pakk….” Ujarku masih terengah sambil mengambil nafas

Pak parno masih memelukku, membiarkan aku mengatur nafas setelah mendapatkan orgasme ku.
“pak parno nakal” ketusku saat nafasku sudah mulai teratur

“hahaha….. nakal kenapa ce ?” tawa pak parno sambil mengusap poniku lagi

“nely lagi di gituin pake di liatin wajah nely… huuu” lidahku keluar mengejek pak parno

“wajah nely bikin bapak sangek hihi….” Tawa pak parno mencubit hidungku

“aahhh… udah” aku pun menurunkan tubuhku berjongkok sejajar dengan penis pak parno

“sekarang giliran nely” aku membelai penis pak parno dan menggenggamnya sambil kuperhatikan wajah pak parno dari bawah, kuberikan pak parno senyuman nakal yang menggoda.

“haha… wajah nely bikin bapak sangek, apalagi dilihat dari atas sini sejajar dengan kontol baoak haha” tawa pak parno.

“wekk…. Rasain ni” aku langsung menjilat ujung kepala penis pak parno yang sedari tadi kulihat mengeluarkan cairan bening

“aaahhhhhh…….” Erang pak parno sambil mengadah ke atas

“hehe gimana ?” tanyaku

“enakhh.. sayang….” Lirih pak parno saat aku masukan penis itu ke mulutku

Ku benamkan dalam dalam penis itu dan kudiamkan penis itu dalam mulutku, sementara lidahku bermain menggelitik kepala penis pak parno yang berada dalam mulutku.
“ouuhhhh…. Nelyhhh pintar banget nyeponghh kontolhh bapakhh….” Racau pak parno

“aahhhhh…..” aku menarik nafas dalam dalam saat penis itu kulepaskan dan kulemparkan senyum kea rah pak parno lalu penis itu kumasukan lagi ke mulutku dan ku sedot kuat-kuat sampai pipiku terasa kempot, lidahku pun tak tinggal diam menjilati kepala penis pak parno.

“aaahhhh…. Gilahh…. Seponganhh nelyhhh” racau pak parno

Aku tersenyum dalam hati, ada rasa bangga saat melihat pak parno keenakan ku perlakukan begini. Entah kenapa aku sangat senang melihat pak parno merintih keenakan dengan perlakuan ku.
Kini kujilati pinggir pinggir kulit penis pak parno hingga ujung pangkalnya, kepala penis itu ku kocok dan jilatan ku mengalir pada testis pak parno, kusedot-sedot testis itu bahkan bulu penis pak parno ikut masuk dalam mulutku.

Lalu jilatan ku mengalir lagi ke atas dan menjalar di kulit penis pak parno yang hitam berurat hingga kepala penis pak parno. Lubang kencing pak parno itu aku gelitik dengan lidahku dan kubuka mulutku lebar memasukan seluruh penisnya ke mulutku hingga mencapai kerongkonganku.

Kumaju mundurkan kepalaku dengan cepat, penis pak parno telah basah oleh air liurku. Jemari pak parno menjambak rambutku dan dengan seketika pak parno mengangkat tubuhku melalui kedua ketiakku.

“aahhhhh…..…. Ce nely pintar banget nyepongnya… ahhh…” racau pak parno saat wajahku berhadapan dengannya

“hihihi…. Enak ya pak…” tanyaku

“ahhh… mau melayang rasanya kepala bapak” jawab pak parno

“hihi rasain, tadi sih ngerjain nely” tawaku geli

Tiba-tiba tubuhku di balikkan dan di dorong pak parno menghadap ke tembok, dengan sigap aku menahan tubuhku dengan dinding kamar mandi pak parno dan pak parno menggesekkan penisnya dari belakang ke lubang vaginaku.
“memek yang selalu bikin bapak kangen” ujar pak parno sembari menggesekkan penisnya

“aauhhh…. Iyahh pakhhh…. Nikmatinhh tubuh nelhyhhh…..”
“ouuuhhhhh…….” Lenguhku panjang saat penis itu dengan perlahan menembus lubang vaginaku.

“aahhhhh………” erang pak parno yang mencoba mendorong perlahan penisnya

Kulirik ke belakang dan ku tatap pak parno sayu sembari ku gigit bibir bawahku, tangan kiriku di Tarik ke belakang dan membuat kiini aku hanya bertumpu pada satu tangan pada tembok kamar mandi pak parno.
Pak parno langsung memaju mundurkan pinggulnya dengan tempo cepat
“plaakkkk….plakkk…plakkk……” langsung terdengar bunyi peraduan pantatku dan paha pak parno

“aaahhhh….. ahhhh….. enakhhh pakhhh…. Kontolhh bapakhhh….ahhhhh” desahku di sela sodokan pak parno yang cepat membabi buta pada vaginaku

“enakhh sayanghh …. Plakkk… plakkk….” Tanya pak parno sembari menampar bokongku

“apaan nihh… tato tulisann tigor… ni lonteh punya gue,, pak parno haha…” racau pak parno saat melihat tato nama bang tigor di pinggulku

“ahhhh…. Nelyhhh gak mauhhh…. Ada tatthhoo itu pakhhh…. “ desahku menjawab kata-kata pak parno

Pak parno meraih payudaraku dan meremasnya dengan kasar kiri dan kanan
“jadi nelyhh lontehh siapahh ?” Tanya pak parno

“nelyhh milikk pak parnohh… ahhhh…. “ aku mendesah sekuatnya di ruang kamar mandi melampiaskan nafsu ku
Tubuhku di balikan oleh pak parno dan kini kami berhadapan dan seketika bibirku di lumat oleh pak parno.
“mhhhh…..mhhhhh…..mhhhhh….” suara desahku tertahan

“kenapa nely milih bapak ?” Tanya pak parno

“ahhhh…. Ahhhh… karna bapak baik…” balasku sambil tersenyum malu

“hahaha… bukan karna kontol bapak ?” Tanya pak parno

“ihhhh itu juga pak……. Hihi..” jawabku sambil tertawa malu

Kaki ku di angkat pak parno dan pak parno mulai mengarahkan penisnya kembali ke vaginaku, punggungku tersandar di tembok kamar mandi dan kurangkul leher pak parno untuk menahan tubuhku agar tidak terjatuh.
“aaahhhhhh…….” Desahku panjang saat penis itu menerobos kembali dalam vaginaku

Dengan tempo cepat pak parno langsung menggenjot vaginaku lagi.
“ouuuhhh…. Pakhhh…. Enakhhh…..terushhh…. ahhhh…..” desahku tak tertahan,

di sela genjotan pak parno perlahan kulihat wajahnya yang bersemangat dalam menikmati persetubuhan kami,
“andai aku benar hamil, akum au anak pak parno lah yang ada dalam rahimku, aku rela mengandung anaknya, biarkan lelaki tua ini menikmati tubuhku yang terbilang setengah dari usianya, aku sangat senang melihatnya puas seperti ini” dengan tatapan sayu aku memperhatikan wajah pak parno
“jika aku benar hamil, berikan aku anak dari sperma pak parno, jangan dari laki-laki lain” gumamku dalam hati dan seketika aku tersenyum menatap wajah pak parno yang serius menggenjot vaginaku

“aaahhhhh…. Terushh pakhhh…… nelyhhh sampaihhh…. “ aku mendesah saat akan mencapai puncak orgasme ku yang kedua

“bapak jugaa….. ahhhkk….mau bapak keluarin di mana.. ? Tanya pak parno

“silahkannnhhhh dimanhhaa bapak mauu ahhhh……”
“nelyhhh gak kuathhh pakhhh…. Ahhhh….” Desahku

“plak…plakk…plakk…..” suara hentakan penis pak parno semakin kuat

“aaaakkkkhhhhhhh……” dengan satu lolongan panjang pak parno membenamkan seluruh penisnya dalam vaginaku

“pakkk parnohhh…. Ahhhhhh…….” Aku pun juga melenguh panjang saat mendapat orgasme ku yang kedua

“sreettt….srettt…. srettt….. “ terasa semprotan cairan sperma pak parno membasahi rahimku, hingga ada yang menetes jatuh mengalir melalui pahaku.

Seketika kakiku di turunkan pak parno dan aku langsung memeluknya.
“makasih ya pakhh….” Ucapku sambil membenamkan wajahku di lehernya

“iyahhh sayang… “ balas pak parno mengelus punggungku yang kiini telah basah oleh keringat

“hihi kita jadi ngulang mandi ni pak” tawaku

“hahaha iyaaa… abis bapak gak tahan lihat tubuh ce nely” tawa pak parno

“huuu bapak aja yang sangean… wekk…” aku menjulurkan lidahku

“nanti pakai baju istri bapak aja ya, banyak tu di lemari tinggal pilih” ujar pak parno

“hehe iyaaa pak, nely pun udah gantiin istri bapak ni untuk muasin bapak” tawa ku malu

siang itu kami selesaikan mandi kami berdua di kamar mandi dan setelah itu kami makan, aku terlihat lahap sekali memasukan nasi ke mulutku,
“lapar banget ya ce, bapapk Cuma ada uang beli nasi bungkus 10 ribu” ujar pak parno

“ihhhh… ini enak kok pak.. liat tuh udah mau habis hihi” kuberikan senyum pada pak parno
“makasih ya pak” timpalku

Hingga malam hari aku masih di rumah pak parno, aku tak tau bagaimana cara untuk pulang kerumah, bukan gak rindu sama anak-anakku. Tapi permasalahan ini terlalu berat untuk kuhadapi, aku bahkan gak tau penyebab perutku sering mual-mual dan tato di pinggulku serta mobil hendri.
“aahhhh… rasanya mau gila” gumamku

Aku tidur di atas dada pak parno sebagai alas bantalku dan pak parno memelukku, lenganku di elus-elus oleh pak parno yang sedari tadi tak henti-hentinya memuji mulusnya kulitku.
“ce nely pakai baju istri bapak, bapak jadi keinget istri bapak hehe” ujar pak parno sambil mengusap kepalaku

“hihi yang bener pak ?” jawabku, tanganku semakin erat memeluk tubuhnya dan pahaku bersender di atas paha pak parno, aku memeluk pak parno bagaikan bantal gulingku

“iya bener haha, dulu bapak sering peluk istri bapak gini” balas pak parno

“nely bisa kok jadi istri pak parno hihi” entah kenapa aku malam itu begitu senang di peluk pak parno, mungkin juga karna hendri tidak pernah mempelakukan ku lagi seperti ini dan trauma kejadian kemarin malam di gubuk bang tigor sehingga aku merasa nyaman kini di peluk oleh pak parno.

“hahaha… berarti kalau bapak pengen gak payah ngomong lagi dong” pak parno seperti kegirangan

“hihi iyaaa…… tapi diantara kita berdua aja ya…kalau lagi sama bapak, nely jadi istri bapak heheeh” ujarku sambil tersenyum pada pak parno

“emang sih gak pakai nikah, tapi bapak anggap aja nely istri bapak hihi” timpalku lalu merebahkan kembali kepalaku di dada pak parno

Setelah itu kami terdiam dalam senyuman masing-masing, walaupun begini ada rasa nyaman saat ini yang kurasakan. Sudah lebih 2 bulan hendri selalu mencuekkan ku dan semalam aku merasa trauma di nikmati oleh lima laki-laki sekaligus, akhirnya mataku terpejam dan aku pun tertidur.
Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd