Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAHASIA SEORANG ISTRI

Bimabet
Selamat ya Ce....
Udah jadian Ama Pak Parno..

Ga usah kepikiran suami...
GPP kok seorang wanita seperti Cece punya suami sekaligus punya pacar..


Kapan lg Cece bisa ngerasain sensasi seorang mamah muda pacaran Ama pejantan tua dekil tp se perkasa pak Parno
 
Part 7 : hilang kendali.

Terasa pegal-pegal pahaku setelah melakukan persetubuhan hebat dirumah pak parno siang tadi. Ku rebahkan tubuhku di atas kasur, mataku ku pejamkan terbayang senyum pak parno saat menggagahi ku. Sekilas aku tersenyum sendiri membayangkan kini aku pacaran sama pak parno.

"Neli… neli… bodoh banget sih mau aja di rayu sama bapak-bapak tua, sampai tubuhmu di serahkan gitu aja" gumamku dalam hati.

"Kenapa mi senyum-senyum" tegur Hendri

"Eh… eng.. enggak Pi, mami cuma ingat waktu awal kita nikah hihi" tawaku berbohong kepada Hendri, tentunya bukan itu yang aku pikirkan melainkan penis lelaki lain yang sudah mengobok vaginaku siang tadi.

"Oh iya ya haha, dulu waktu belum lahir Nico sama velin sering jalan-jalan. Sekarang kita udah gak pernah lagi ya mi" ujar Hendri sambil membaringkan tubuhnya di sampingku.

"Sini mi peluk" Hendri mengulurkan tangannya dan aku langsung berbaring di dada Hendri,badanku di peluknya dan lenganku seketika di elusnya.

"Hehe iyaa, papi sih sibuk banget di toko" timpalku

"Yaa kan papi sibuk cari uang untuk bahagiain kamu mi. Nico sama velin juga udah makin gede, mau sekolah, papi kan harus nyari uang untuk masa depan mereka" Hendri semakin erat memelukku, terasa begitu tulus suamiku ini mencintaiku.

"Maaf Pi, aku bukan orang yang pantas papi bahagiain, mami udah membiarkan tubuh mami di nikmati oleh orang lain" seketika aku memeluk erat-erat tubuh Hendri.

"Yaudah besok papi cari waktu kita liburan ya" Hendri langsung menatap wajahku dan dengan sekejap mencium bibirku.

Dengan cepat Hendri memasukan jemarinya ke dalam tangtop ku dan meremas payudara ku. Seketika aku langsung ingat cupangan pak parno di payudaraku yang belum menghilang.

"Pi… besok aja ya, mami belum fit" kudorong tubuh Hendri pelan menolak untuk melakukan kewajiban ku sebagai istri malam itu.

"Mami masih sakit ya, yaudah kita langsung istirahat aja ya mi" sambil menyamping kan poniku dan mengecup keningku.

"Ehh iya Pi, makasih ya" ucapku sambil tersenyum. Begitu perhatian nya suamiku, andai saja dia tau kalau aku sudah melukai hatinya, menghancurkan harga dirinya dengan selingkuh dengan orang lain.

"Maaf ya Pi, mami harusnya melakukan kewajiban mami, malah orang yang menikmati tubuh mami, malah mami memberikan vagina mami untuk orang lain yang seharusnya untuk papi" gumamku dalam lamunan, tubuhku masih di peluk oleh Hendri terdengar dengkurnya halus bertanda Hendri sudah tertidur.

Kemudian ku angkat tubuhku duduk di ranjang, kulihat suamiku sudah tertidur pulas. Kugerai rambut ku lalu kemudian kuikat sehingga menampilkan leher mulusku, lalu kuraih hp ku yang ada di atas meja samping ranjang ku, Kulihat dari WA pak parno masuk.

"Udah tidur sayang ?" Isi pesan pak parno.

"Belum pak" aku membalas pesan dari pak parno.

"Pak besok kalau WA jangan manggil sayang ya, nanti dilihat suamiku loh" ku kirim pesan lagi ke pak parno.

Belum ada balasan dari pak parno, kemudian aku bangkit lalu bersender di pinggir ranjang sambil membuka YouTube. Tak berapa lama masuk balasan dari WA pak parno.

"Hehe abis kangen ce" balas pak parno sambil mengirim emot cium

"Kangen..kangen.. nnti di baca suamiku gimana" balasku ketus.

"Hehe iya maaf, jadi besok bapak kalau mau WA gmna ?" Tanya pak parno, sejenak ku fikirkan bagaimana supaya pak parno menghubungi ku tapi jangan sampai mencurigakan.

"Kirim P aja gpp pak, nanti ku balas kok" balasku.

"kalau pesan begitu kan gak tau maksut pak parno apa jadi ya seperti biasa aja" gumamku dalam hati

"Kok P ce, kalau N boleh gak ?" Balas pak parno.

"Kok N pak ?" Tanyaku heran apa sih maksut pak parno

"N itu ngentot yuk hahaha" balas pak parno sambil mengirim emot tertawa.

"Ihhh… dasar mesum ya pak parno, tadi siang udah loh padahal" balas ku kesal namun bibirku tersenyum gemas melihat pak parno mesum kepadaku.

Aku tersadar ulah pak parno yang meninggalkan bekas cupang di atas payudaraku, kemudian kubuka baju kaos ku kini tinggallah aku memakai tangtop.
Kuambil foto selfie lalu kukirim ke pak parno.


(Foto selfie akibat cupangan pak parno)

"Ni lihat…ulah bapak aku jadi gak bisa di ajak begituan sama lakiku" balasku kesal karna gara-gara cupangan pak parno.

"Begituan apaan ce ? Ngentot ? Hahaha" pak parno kembali menggoda ku dengan kata-kata joroknya.

"Eeeee… iya itu" balasku bingung menyebut kata-kata itu karna gak pernah aku menyebut kan kata vulgar seperti itu.

"Hahahaha……" balas pak parno hanya tertawa

"Iiii…… ketawa lagi" pak parno malam itu membuatku kesal namun entah mengapa aku senyum-senyum sendiri.

"Hahahaha yaaa bagus dong, berarti memek Cece cuma pak parno yang boleh masukin pakai kontol bapak" balas pak parno, obrolan pak parno sudah tidak pakai filter lagi.

"Iiihhh… apaan sih pak, aku ada laki loh…" balasku sampai mengirim emot mengejek.

"Hahaha… gak apa punya lagi, tapi bapak bebas ngentot ce neli hihi" pak parno semakin menggoda ku malam itu.

"Dasar mesum…fikirannya pak parno itu ya cuma mau itu aja" balas ku ketus

"Itu apa ce hahaha ?" Balas Pak parno nampak menggoda ku.

"Itu yang bapak bilang tadi…iihhhh" kesalku pak parno seperti mempermainkan ku.

"Sebut dong hahaha" balas pak parno.

"Gak mau weekkk" balas ku sambil mengirim emot mengejek.

"Eh udah ya pak.. suamiku bangun, jangan di balas lagi" tiba-tiba Hendri bangun dari tidurnya dan melihatku yang duduk di pinggir ranjang.

"Belum tidur mi ?" Tanya Hendri parau mungkin karna masih mengantuk.

"Ee…. Iya Pi, ni mau tidur tadi mami gak bisa tidur" aku langsung meletakkan hp di meja lalu masuk ke dalam selimut.

Keesokkan harinya aku bangun pagi-pagi, kebetulan hari itu adalah hari Minggu sehingga anak-anak pada gak sekolah tapi aku berniat untuk menjenguk istri pak parno dirumah sakit namun aku bingung mau cari alasan apa ke suamiku.

"Ah.. iya aku ajak Nico sama velin" ucapku sambil berjalan ke kamar anakku.

"Nicoo….. velinn…. Yok bangun temanin mami" ucapku membangun kan kedua anakku yang masih tertidur pulas.

"Ngantuk mi…. Mau ngapain sih…kan hari Minggu " ucap Nico anaku yang malas-malasan bangun.

"Koko temanin mami ya, kita jalan-jalan" ucapku mengelus kepala anakku.

"Yuk cepetan" aku segera menggendong velin dan memandikan kedua anakku.


(Mulustrasi Nely saat itu)

Entah kenapa pagi itu aku memakai baju yang terbilang minim menampilkan sedikit belahan payudara ku, sebenarnya biasa saja aku memakai baju seperti ini, tapi karna aku akan bertemu pak parno perasaanku sedikit berdebar.

toko terlihat ramai pembeli. Hendri sepertinya sibuk mencatat nota pembelian pelanggan, nampak juga om Flores sedang mengangkat beberapa sak semen ke dalam mobil pick up.

"Pi… mami ajak anak-anak jalan ya" ujarku berdiri di depan meja Hendri

"Eh… tumben pagi-pagi udah mau jalan aja mi" Hendri menatapku memperhatikan penampilan ku.

"Iya mumpung Nico sama velin libur Pi…" ucapku mencari alasan.

"Ohhh… yaudah hati-hati ya mi, sini Nico velin papi cium dulu" Hendri mendekat ke anakku lalu mencium kening mereka berdua dan terakhir mencium keningku.

Kulihat om Flores memperhatikan kami, kulirik om Flores dan om Flores melemparkan senyum kepadaku.

"Yaudah mami pergi dulu ya Pi" berlalu meninggalkan Hendri.

"Awas ce nenennya tumpah" ucap om Flores saat aku melewati nya.

"Huss…. Mata nya kemana sih om, malah ngeliatin bini orang" ketus ku ke om Flores

"Haha abis seger banget tetek Cece boleh gak om cicip lagi" terlihat Mata om Flores tak lepas dari belahan payudara ku.

"Gak boleh… wekkk" ejekku mengeluarkan lidah mengejek om Flores.

Lalu ku tinggalkan om Flores
"dalam otak ku pasti bangun tuh penisnya" senyumku geli membayangkan penis om Flores

"Mi… katanya mau jalan-jalan kok ke rumah sakit sih" ujar Nico saat mobilku ku parkiran rumah sakit.

"Bentar ya sayang, mami mau jenguk teman mami dulu, yuk kita turun" aku keluar dari mobil di susul oleh kedua anakku.

"Permisi…." Aku membuka pintu ruangan di mana tempat istri pak parno di rawat.

Namun tidak ada jawaban, ternyata pak parno tidak ada di kamar itu hanya terlihat istrinya yang terbaring menatap layar telivisi yang sedang hidup.

Kuletakkan beberapa makanan dan buah yang kubawa di meja lalu kuraih ponselku.

"Dimana pak ?" Ku kirim pesan WA ke pak parno menanyakan keberadaan pak parno.

Namun cukup lama tak ada balasan dari pak parno, beberapa kali kulihat hp ku namun belum ada balasan.

"Ayo mi.. ayo mi…. Kita pergi" rengek kedua anakku sepertinya sudah tak betah di ruangan itu.

"Duhhh…. Mana sih pak parno" gumamku dalam hati.

"Bentar ya sayang" ucapku menenangkan kedua anakku.

Tak berapa lama masuklah pesan dari pak parno.
"Bapak lagi ngopi ce, di warung. Cece dimana ?" Balas pak parno.

"Fiuhh.. baru di bales" gumamku.

"Di kamar istri bapak, lagi jenguk" balasku memberitahu keberadaan ku

"Kesini aja ce, kopi bapak masih banyak sayang di tinggal hehe" balas pak parno menyuruhku datang ketempat nya.

"Gak bisa pak, aku bawa anak-anak" balasku sedikit kesal karna pak parno malah gak mau kesini. Namun pak parno tidak membalas WA dariku lagi.

"Yaudah aku kesana" ku kirim pesan ke pak parno bahwa aku akan menyusul kesitu.

"Nico… velin… tunggu sini bentar ya, mami mau ke depan" ucapku menyuruh kedua anakku menunggu di ruangan tempat istri pak parno itu di rawat.

"Gak mau… gak mau…." Rengek mereka berdua sambil bergelantungan di kedua tanganku.

"Bentar kok… janji" aku melepaskan kedua tangan anakku.

"Tunggu ya, jangan nakal" ucapku lalu berlalu meninggalkan kedua anakku di kamar itu.

Kulirik kiri dan kanan mencari di mana letaknya kantin rumah sakit itu. Setelah berjalan mengitari rumah sakit lalu terlihatlah bacaan kantin, kulangkahkan kaki ku menuju kanti. Terlihat ramai kantin pada pagi itu ada beberapa bapak-bapak yang ngopi dan sarapan.

Kupandangi sekeliling dan nampaklah pak parno sedang merokok. Orang-orang pada melihat ku apalagi bapak-bapak dengan tatapan ke belahan payudaraku seakan mau melahap isi payudara ku yang masih tertutup oleh baju yang kupakai pagi itu.

"Pak…. Ngapain sih disini, aku nunggu dari tadi" ucapku ketus saat kududukan kedua pantatku di sebelah pak parno.

"Haha… ngopi sayang biar juosss" pak parno sambil tertawa dan mengisap rokok yang menempel di kedua jarinya.

"Wihhh mantep bener pak, bini bapak ya" ucap seorang bapak-bapak yang duduk di depan pak parno.

"Hahaha iyaaa bini muda gue nih, manja bener gak mau ditinggal" tawa pak parno membanggakan dirinya di depan bapak itu.

Seketika kucubit telapak tangan pak parno sambil mengerutkan keningku menatap pak parno kesal pak parno tertawa menatapku.

"Kasih resepnya dong pak hahaha" tawa bapak itu sambil melirik-lirik belahan payudaraku.

"Satu aja pak, bisa buat dia jerit-jerit di ranjang hahaha" pak parno tertawa bersama bapak itu.

"Sial….. awas ya pak parno, bisanya ngomongin aku dengan orang lain" aku hanya melipatkan tangan ku di dada membuat kedua payudaraku terangkat keatas sehingga belahan payudara semakin terlihat.

Kulihat bapak yang di depan pak parno melirik-lirik belahan payudaraku.
"Rasain Lu… ya.. nelen ludah kan lu sekarang" gerutuku sambil melihat bapak itu menelan ludah memperhatikan belahan payudaraku.

"Yuk ah pak.. anak-anak di dalam loh" aku berdiri dari tempat duduk menarik tangan pak parno, kulihat mata bapak itu tak lepas dari payudaraku.

"Hahahah tu kann… udah ngajakin aja pak" tawa pak parno yang mengikuti tarikan tanganku.

"Hahahaha boleh pak saya bantuin kalau gak kuat" celoteh bapak itu.

"Ntar, kalau di izinin yak hahah" tawa pak parno sambil meninggalkan bapak itu mengikuti tarikan tanganku.

"Sabar dong sayang…. Udah gak tahan ya.." ucap pak parno di belakang ku. Aku hanya diam terus menarik tangan pak parno karna masih kesal dengannya.

Aku terus berjalan ke arah kamar istri pak parno di rawat.
"Ehh….." tiba-tiba tanganku di tarik pak parno ketika kami melewati toilet umum.

"Pak…pak… jangan…" aku menarik tanganku namun kalah kuat oleh tarikan pak parno.

Pak parno langsung menarikku menuju toilet ujung aku tanpa perlawanan langsung mengikutinya. Kemudian pak parno langsung mengunci pintu toilet itu.

"Emmh……pakhhh…..mmhhh" Pak parno langsung mencium bibirku, terasa bau rokok dari hembusan nafas pak parno.

"Sluurppp….slurppp…" pak parno membasahi bibirku dengan liurnya.

"Ouhhh… pakh…. Janganhhh" aku menolak karna takut ketahuan di tempat seperti ini melakukan nya dengan pak parno.

"Bapak gak tahan sayang" pak parno terus mencumbuku.

Nafsuku kian naik saat pak parno terus mencumbuku, kini aku mulai membalas sedotan bibir pak parno pada bibirku, kulilitkan lidahku di lidah pak parno membalas serangan nya pada rongga mulutku.

"Mmhhh……ouhhhh….pakhh…." Kini aku memeluk pak parno dan terasa tangan pak parno sudah menjelajahi bongkahan pantatku.

Terasa pak parno meremas-remas kedua pantatku, bibirnya terus menerus menerobos bibirku. Air liur kami bercecer hingga ada yang jatuh ke leherku dan belahan payudaraku.

"Ahh…..pakhhh…. Gelihh…" pak parno sepertinya tidak rela liurnya jatuh ke belahan payudaraku di sedotnya belahan payudaraku hingga leher dan langsung mencium bibirku kembali.

Aku langsung menangkap bibir pak parno dengan bibir ku, kusedot juga bibir pak parno. nafasnya yang bau rokok sudah tak ku hiraukan kini yang ada hanya nafsu di otakku.

"Pakhhh… cukuphh…" kudorong sedikit badan pak parno.

"Ahh..kenpah.. ce ?" Ucap pak parno terengah-engah.

"Ahh…anakku nunggu pakh.." aku pun terengah menarik nafas diruangan sempit itu aku harus berbagi nafas dengan pak parno.

"Hisap punya bapak ya" pak parno langsung membuka kancing celananya dan mengeluarkan penisnya yang besar dan tegak maksimal.

"Bentar aja ya pak" kutatap mata pak parno lalu perlahan kuturunkan badanku, aku berjongkok di hadapan selangkangan pak parno.

Di hadapanku menggantung penis pak parno yang bersiap untuk menerobos rongga mulutku. Kuraih penis itu dengan jemariku dan ku elus pelan.

"Ahhh…. Tangan Cece lembut banget" kulihat ke atas pak parno mendesah menerima elusan jemariku.

Kulemparkan senyum ke pak parno lalu ku majukan kepalaku, ku kecup kepala penis pak parno dan kujulurkan lidahku menjilat lubang penis pak parno. Terasa asin cairan yang keluar dari lubang penis pak parno namun kuteruskan menjilat, rasa itu masih terasa asing di bibirku.

"Ahhh…. Mantep bener bibir Cece, nyepongnya makin pinter" racau pak parno ketika kumasukan penis itu ke mulutku, kulirik ke atas pak parno menatapku yang sedang memanjakan penisnya dengan lidahku.

Kumasukan dalam-dalam penis pak parno terasa menyentuh ujung kerongkongan ku lalu kulepas.

"Ahhhhhhh……" aku menarik nafas dalam-dalam lalu kulirik lagi pak parno.

"Anjingggg….. udah pintar aja nyepongnya sayang" ujar pak parno keenakan menerima hisapan bibirku.

"Bentar…bentar…" tiba-tiba pak parno meludah ke bawah mengenai penisnya dan tanganku yang saat itu menggenggam penis pak parno.

Lalu aku kumasukan lagi kemulutku penis itu bersama air liur pak parno yang menempel di penisnya.

"Glokk…glok….glokk…" suara mulutku tertahan oleh penis pak parno, kepala ku maju mundur menghisap penis pak parno sementara tanganku mengocok batang nya.

Tangan pak parno meremas rambutku dan terasa dia juga mendorong kepalaku maju mundur. Terasa semerbak bau penis pak parno dihidungku namun tak kuhiraukan lagi.

Entah mengapa nafsuku naik saat menghisap penis pak parno, kuhisap kuat-kuat penis itu.

"Aaaaahhh… bangsatt… enak banget… anjing" pak parno meracau tak jelas saat penis itu aku sedot kuat.

Terasa liur berjatuhan kelantai dari bibirku bahkan ada yang berceceran ke payudaraku, tanganku makin cepat mengocok penis pak parno,


(Gambar hanya mulustrasi ya suhu)

kini lidahku ku tempelkan di kepala penis pak parno. Aku sambil melirik ke atas, kulihat pak parno mengadah ke atas merasakan sensasi menikmati perlakuan ku pada penisnya.

"Ahhh… bapak mau crottt… ouhhh…" tiba-tiba pak parno memasukan penisnya kemulutku hingga kerongkongan ku.

"Mmmhhhhhhh….." desahku tertahan menerima perlakuan kasar pak parno dan terasa semburan spermanya di kerongkongan ku. Mungkin ada sekitar empat atau lima kali penis itu menyembur di kerongkongan ku.

Aku mendorong paha pak parno namun kepalaku di tahan oleh tangan pak parno, rasa ingin muntah yang aku rasakan kini merasakan sperma itu di rongga mulutku bahkan ada yang masuk tertelan.

"Ahh…..bangsatt…. Anjinggg… mulut Cece enak" racau pak parno melepas penisnya dari bibirku.

"Uhukk…uhukk…." Seketika aku terbatuk dan menumpahkan sebisanya sperma pak parno yang berada di mulutku.

"Akhhh… cuih…" aku keluarkan ludahku membuang semua sperma itu keluar.

"Apaan sih pak… ngapa di keluarin di mulutku" ucapku kesal masih berjongkok menatap pak parno.

"Hehe abis mulut Cece gak ada duanya enak banget ce" puji pak parno sambil memasukan penisnya kembali ke dalam celananya dan menaikan resleting nya.

Tubuhku diangkatnya lalu pak parno mencumbu bibirku kembali yang langsung kubalas menyedot-nyedot bibir pak parno.

"Makasih sayang" ucap pak parno menatapku sayu, aku hanya tersenyum.

"Udah yok pak, anakku di kamar istri bapak loh" ucapku sambil merapikan rambut dan pakaianku, ku lap leher dan payudaraku membersihkannya dari liur ku dan liur pak parno.

Pak parno membuka kunci toilet di keluarkanya kepalanya.
"Aman" ucap pak parno.

"Yuk keluar" pak parno menarik tanganku dan kami keluar dari toilet itu.

Kutarik nafasku dalam-dalam, membayangkan kejadian di toilet tadi. Bagaimana bisa aku berbuat mesum dengan pak parno di toilet umum, untungnya tidak ada orang yang datang saat itu.

"Miiii….. lama banget" gerutu anakku kesal saat aku masuk ke ruangan istri pak parno di rawat.

"Maaf sayang mami tadi nyari bapak ini, ingatkan siapa dia ?" Tanya ku kepada anakku.

"Bapak satpam sekolah kan mi ?" Jawab velin anakku.

"Betul velin, ini pak parno yang sering bantuin mami parkir" kataku sambil berjongkok di depan anakku sambil tersenyum.

"Sama bantuin mami velin parkirin tongkat bapak haha" sambung pak parno sambil tertawa

"Eh…. Apaan sih pak jangan gitu dong di depan anakku" ucapku kesal dengan celotehan pak parno.

Kulihat mata istri pak parno hanya melihat ke arah kami,entah dia mengerti atau tidak yang jelas aku sedikit kesal dengan ucapan pak parno barusan.

Kami berbincang-bincang di ruangan itu, nampak anakku terbaring di kasur jaga pak parno, sepertinya dia mengantuk menungguku di ruangan itu.

"Pak… sepertinya anakku ngantuk tu, aku pulang ya" ucapku kepada pak parno.

"Yah kok pulang, bapak masih pengen… ehh kangen haha" tawa pak parno

"Eh.. pak di denger istri bapak nanti" ucapku pelan berbisik.

"Haha kalau denger pun gak bakal ngmng lah ce, kan dia gak bisa ngmng" ujar pak parno

Kulihat istri pak parno hanya menggerakkan matanya melihat ke arah kami.

"Terus bapak maunya gimana ?" Tanyaku.

"Di Deket sini ada hotel murah, yuk ce" pak parno mengajakku untuk ke sebuah hotel.

"Hah… terus anakku gimana pak ?" Aku bingung, gak mungkin aku mengajak anakku masuk bersama pak parno ke hotel.

"Tinggal disini aja sayang, tidur juga tu mereka" pak parno melihat anakku yang tertidur di ranjang tunggu pak parno.

Aku terdiam, aku gak mungkin meninggalkan anakku disini. Nanti kalau mereka bangun gimana, pasti dia nyariin aku.

"Ayok, nnti keburu bangun tu anak Cece" pak parno segera bangkit mengangkat tangan ku untuk mengikuti nya.

Kaki ku melangkah keluar mengikuti pak parno, saat keluar kamar kulihat lagi ke dalam melihat anakku yang tertidur pulas dan kulihat istri pak parno, matanya hanya menatapku.

"Hmmmmm……." Kutarik nafas dalam-dalam.

"Maafin mami sayang" kututup pintu kamar tempat istri pak parno di rawat, kuikuti langkah pak parno menuju parkiran.

"Dimana mobil Cece ?" Tanya pak parno melihat sekitar.

"Disitu pak" kemudian aku melangkah ke arah mobilku di parkiran.

Sampailah aku di dalam mobil dan pak parno duduk di sampingku, kupejamkan mataku sambil menarik nafas dalam.

"Kenapa sayang ?" Ucap pak parno sambil mengelus tanganku.

"Aku takut pak" ujarku membiarkan jemari kasar pak parno mengelus tanganku.

"Gapapa, bentar aja kok" ucap pak parno menenangkan ku.

"Hmmmm……"ku tarik nafas dalam sekali lagi lalu ku starter mobilku berjalan meninggalkan rumah sakit, meninggalkan anakku di rumah sakit itu bersama istri pak parno.

Tibalah kami di sebuah hotel kecil, hotel itu gak jauh dari rumah sakit itu. Jaraknya hanya sekitar 10 menitan. Kulihat pak parno berjalan ke arah mobilku setelah memesan sebuah kamar.

"Yuk ce turun" ujak pak parno sambil memegang kunci kamar, hotel itu sepertinya masih menggunakan kunci karna beda dengan hotel berbintang yang di berikan kartu untuk akses masuk.

Aku berjalan di belakang pak parno, kulihat beberapa tukang bersih-bersih hotel dan receptionist memperhatikanku. Ya aku adalah seorang wanita muda, keturunan Chinese sedang mengikuti lelaki tua masuk ke dalam sebuah kamar.

"Anjing mantep bener tu cewek bor" ucap seorang petugas bersih-bersih kamar.

"Gila ya, tu tua Bangka pake ilmu apa bisa Bawak tuh cewek ke kamar" samar-samar terdengar petugas bersih-bersih membicarakan kami saat aku melewati kamar yang sedang mereka bersihkan.

Kamar yang di pesan pak parno terletak di ujung, kulihat pak parno memutar kunci pintu kamar dan membuka kamar itu.

"Masuk ce" tawar pak parno lalu aku melangkah masuk ke kamar disusul pak parno yang langsung mengunci pintu kamar.

Kulihat sekitar kamar itu, kamar itu memiliki satu buah kipas dan tempat tidur kayu dan hanya ada tv 21 inch di kamar itu.

"Ehhh….. pakhh…." Tiba-tiba tubuhku di peluk pak parno dari belakang. Jemarinya langsung meremas payudara ku.

"Ahhh…. Pakhh…" desahku menerima remasan pak parno pada payudaraku.

Nafsuku seketika naik menerima rangsangan dari pak parno, tubuhku di didorong pak parno hingga menempel ke tembok.

Kini aku menempel di tembok membelakangi pak parno, kupejamkan mataku menunggu apa yang akan di lakukan pak parno, ternyata pak parno membuka seluruh pakaiannya.

Kini pak parno telanjang bulat, di balikanya tubuhku, lalu kurangkul pak parno yang langsung melahap bibirku. Cumbuanku memanas, karna sudah menahan nafsu dari toilet umum tadi ku hisap lidah pak parno hingga keluar dan kusedot-sedot lidah itu.

Pak parno mengangkat kedua tanganku sambil membuka kancing ku satu persatu hingga terbukalah bajuku menampilkan isi di baliknya yaitu payudara indahku yang akan segera dinikmati oleh bapak satpam mantan sekolah anakku yang seharusnya tidak aku berikan keindahan tubuhku pada pak parno.

"Ouhhhh…. Pakhhh…. Slurppp…" ciumanku mengganas menjilati bibir pak parno bahkan saat ini aku yang lebih agresif menjilati bibir pak parno, jemari pak parno pun sudah meremas-remas payudaraku dari luar braku.

"Ohhh….ahhh….ahh…." Terdengar nafasku tersengal kehabisan nafas bercumbu dengan pak parno, tatapan ku sudah sayu menandakan nafsu birahi sudah berada di ubun-ubun ku.

Kuloloskan bajuku dan kubuka celanaku hingga kini tubuhku sudah telanjang hanya bra dan celana dalam yang masih tertempel di tubuhku.

Kupeluk tubuh pak parno lalu langsung kucium lagi bibirnya, pak parno pun membalas sambil meremas kedua bongkahan pantatku.

"Ahhh…. Pakhhh… gelihh ouhhh" desahku yang kini memeluk pak parno, kepalaku berada di pundak pak parno, kugigit pindah itu lalu kujulurkan lidahku menjilati leher pak parno dan menjilati kupingnya.

Entah belajar dari mana aku kini sudah tidak ada rasa malu lagi dalam menjilati pak parno.

"Genjothh nelyhh pakhhh" bisiku di kuping pak parno sambil memberikan desahan manjaku di kuping pak parno.

"Ouhhh… apahh cehh" pak parno pun mendesah menerima perlakuan ku.

"Entothh nelyhh ahhh…" kubisikan lagi di kuping pak parno sambil memberikan desahan manja.

Pak parno seketika mengangkat tubuhku.
"Wowww pak.. ahaha" tawaku terkejut ketika tubuhku di gendong pak parno, kurangkulkan pahaku di pinggang pak parno.

"Badan boleh tua, kalau tenaga bapak masih muda" ujar pak parno memuji dirinya.

"Ahhh…. Iyahhh… bapakhh kuathh" desahku kembali dikuping pak parno.

"Haha boleh bapak genjot bini Ko Hendri" tanya pak parno.

Kutatap pak parno yang masih menggendongku, sambil kugigit bibir bawahku. Kuanggukan kepalaku sambil menatap pak parno sayu.

Pak parno membaringkan ku di atas kasur, lalu dengan sigap dia menjilati leherku.

"Ihhhh…… gelihh pakhh.." desahku mengadah ke atas menerima jilatan pak parno pada leherku.

Leherku yang putih mulus sudah basah oleh liur pak parno, jemariku meremas kepala pak parno, kepalaku mengadah ke atas memberikan akses seluasnya untuk pak parno menjelajah di leherku.

"Pakhhh…. Ahhh…." Hanya desahan yang keluar dari bibirku menerima rangsangan dari jilatan pak parno.

Kuangkat badanku saat pak parno melepaskan pengait bra ku, kini terpampang lah kedua payudaraku bebas di hadapan pak parno.

"Hummmhhh…." Suara bibir pak parno melahap payudaraku, rasanya ingin di telan seluruh payudara ku oleh pak parno.

"Pakhhhhh…… ouhhhhh." Kutatap pak parno sayu yang sedang melahap kedua payudaraku, kiri dan kanan jarinya memelintir ujung pentil ku.
Badanku terangkat seiring sedotan pak parno pada pentil payudara ku.

Jilatan pak parno mengalir ke atas dan langsung mencari bibirku, langsung kutangkap bibir pak parno dan kusedot-sedot lidahnya.

"Sluurppp ….. sluurppp… cuihhh…" terasa pak parno meludahkan ludahnya kemulutku.

"Pakhhhh…" kutatap pak parno yang meludahkan liur nya.

"Telan" ucap pak parno pelan.

Kuanggukan kepalaku lalu menelan air liur pak parno itu, lalu tubuhku di balikanya, kini aku tengkurap.

Pak parno menjilati tengkukku hingga ke leher belakang.
Tubuhku di peluk pak parno dari belakang lalu kupingku di jilati oleh pak parno.

"Ahhh … pakhhh…. Gelihhh… ouhhh" desahku menahan geli karna kupingku di sedot-sedot pak parno.

Jilatan pak parno menjalar ke punggung ku lalu naik lagi ke atas hingga ke tengkukku. Akal sehatku sudah hilang kini nafsu sudah benar-benar menguasai tubuhku.

Pantatku pun menungging karna rasa gatal pada vaginaku.

"Plak ……" pak parno menampar bongkahan pantatku

"Ouhhhhh……" seketika aku mengerang.

"Plak ..plak…..plak…" berkali kali pantatku di tampar pak parno.

Lalu dengan sekali tarik celana dalamku sudah lolos dari bongkahan pantatku. Terasa pak parno meregangkan kedua bongkahan pantatku.


(Gambar hanya mulustrasi)

"Ni memek mulus banget, bikin bapak kangen terus" puji pak parno sambil mengoleskan jarinya.

"Ouuuhhhhh……"lenguhku terasa di masukan nya jari pak parno ke lubang vaginaku.

Kemudian pak parno menjilati jarinya dan memasukannya lagi
"Ouhhh pakkhhhh….. enakhh…." Desahku manja, kepalaku kubenamkam ke bantal menahan kenikmatan tusukan jari pak parno pada vaginaku.

Pak parno memeluk ku sementara jarinya masih mengobok-obok vaginaku, ku sambar bibir pak parno yang menjilati ku dari belakang.

"Pakhhh…." Desahku manja.

"Iya sayang ?" Jawab pak parno menatapku yang sedang kenikmatan di vaginaku saat di obok-obok oleh jari pak parno.

"Terushhh…. Mau pipishhh…. Ouhhhhh" desahku merasakan aku akan orgasme oleh jari pak parno.

Kurasakan jari pak parno semakin cepat mengobok vaginaku.
"Plok…plok…plok….plokk" bunyi peraduan tangan pak parno dengan bongkahan pantatku.

"Ihh…ihhh… iyahh… ahhhh.." seketika pantatku terangkat ke atas.

"Ahhhhhhh……….." desahku panjang seketika tubuhku lemas terbaring tengkurap di ranjang hotel saat itu.

Tanpa menunggu ku bernafas pak parno membalikan tubuhku, lalu membuka kedua pahaku. Kini penis pak parno bersiap memasuki liang kenikmatanku, di gosoknya penis itu atas dan bawah.

"Ahhhhhhh…. Pakhhh…." Desahku manja dijahilin pak parno seperti itu.

"Kenapa ce ?" Tanya pak parno mengejekku.

"Jangannhhh di gituinhh ouhhhh…" desah ku manja ketika pak parno mendorong kepalanya masuk lalu di tariknya lagi.

Seketika kukerutkan keningku kesal dengan pak parno
"Ihhhh….. pakhh…" ku cubit tangan pak parno.

"Hahahaha…. Kenapa sayang ?" Tanya pak parno menatapku seperti mengejek karna ulahnya hanya menggesekkan penisnya dan memasukannya sedikit.

"Aahhh…….. masukinhhh…" desahku panjang seketika setelah aku mengucapkan itu pak parno langsung menusuk penis nya dalam-dalam.

"Ouuhhhhh………" lenguhku panjang, kutatap pak parno sayu memandang ku. Kucubit lengannya.

"Hahaha kenapa ce, kok bapak di cubit" tawa pak parno menatapku mesum.

"Bapakhhh… jahathhh…" desahku manja menatap pak parno sayu.

"Hahahaha anjing memek Cece sempit banget padahal udah pernah bapak sodok" terasa kedutan penis pak parno pada vaginaku.

"Ahhhhhhhh……." Desahku ketika pak parno menghentakkan penisnya dalam-dalam.

"Apa rasanya ce Nely ?" Tanya pak parno saat aku merasakan kenikmatan.

"Ahhh….." aku hanya mendesah saat pak parno mulai menggenjot penisnya.

"Enak ce ?" Pak parno membuka pahaku lebar-lebar dan mempercepat genjotan nya.


(Gambar hanya mulustrasi)

Kutatap pak parno sayu sambil mengangguk kan kepala, lalu kugigit bibir bawah ku.
"Ahhh…anjing, memek amoy enak banget" racau pak parno saat menggenjot vaginaku.

"Plak…plakk…..plak…." Bunyi peraduan paha ku dan paha pak parno yang semakin cepat saat pak parno menggenjot penisnya dalam-dalam.

Keringat pak parno berjatuhan di payudara dan perutku, karna kami lupa menghidupkan kipas, terasa basah seluruh tubuhku oleh genjotan pak parno saat ini.

Tiba-tiba pak parno mengangkat badanku dan kini aku berada di pangkuannya. Kupeluk kepala pak parno sehingga payudara ku menempel di wajahnya.
Seketika pak parno langsung menyedot putingku.

"Aahhhh….. pakh…. Enakhhh" desahku di kuping pak parno.

"Slurppp …. Slurppp…." Suara pak parno menjilati payudara ku yang penuh keringat.

Ku maju mundurkan pantatku menggenjot penis pak parno yang tertanam di vaginaku.
"Hahaha udah pintarhh cehh" pak parno meremas bongkahan pantatku sambil menjilati payudaraku.

"Eehhh…..enakhh pakhhh" desahku memeluk pak parno erat sambil mendesah manja di kupingnya.

"Apa yang enakhhh" ucap pak parno sambil menggigit putingku.

"Ahhhh….. punyahh bapakhhh" desahku menggigit kuping pak parno, jemariku pun mencakar punggung pak parno tidak tahan merasakan kenikmatan yang kurasakan saat ini.

"Punya bapakh apa namanyahh… ahhhh." Racau pak parno saat aku mempercepat pantatku maju mundur di pangkuan pak parno.


(Gambar hanya mulustrasi)

Semakin erat ku peluk pak parno semakin terasa ada dorongan cairan yang hendak keluar dari vaginaku.

"Kontolhhhh…. Pakhhh…." Desahku mencakar punggung pak parno.

"Ahhhh……ahhhh….pakhhhh…. Mau pipishhh gelihhh ouhhhh" racauku tanpa sadar aku menggerakkan pinggulku semakin cepat karna sebentar lagi akan ada orgasme yang datang, kepalaku mengadah ke atas dan menggantunglah payudaraku di hadapan wajah pak parno.

"Aahhhhhhhhhh……." Satu desahan panjang menandakan orgasme ku datang, kudorong tubuh pak parno kupeluk pak parno kuat dan pak parno pun memelukku erat.

Di elusnya punggung ku yang penuh keringat oleh pak parno, tubuhku kini tak berdaya lagi di pelukan pak parno, entah apa yang akan dilakukan nya terserah aku tidak peduli. Aku tak bisa lagi berfikir otakku rasanya membeku dan tubuhku melayang.

Pak parno mendiamkan tubuhku menikmati orgasme kedua yang kudapat.
"Enak ce ?" Tanya pak parno berbisik

"Eeh… pakhhh enak…. Hahh..hahh.." desahku sambil menarik nafas.

"Bapak belum keluar ?" Tanyaku menatap wajahnya.

"Hehe ya belum lah.. sayang" tawa pak parno sambil menyamping kan poniku.

"Ahhh… Nely udah gak kuat pakkhhh…" kurebahkan kepalaku di dada pak parno.

Tiba-tiba tubuhku di dorong nya kesamping lalu badanku di baliknya. Kini posisiku tengkurap, aku sudah pasrah apa yang akan dilakukan pak parno.

Pak parno memelukku dari belakang, lalu tangannya menjalar mencari payudaraku. Keringat kamipun menyatu membasahi tubuh kami berdua.

Terasa pak parno mengarahkan penisnya ke lubang vaginaku dari belakang.
"Mhhhhhh……" desahku tertahan oleh kasur karna wajahku kubenamkam ke kasur.

"Plok ..plokk…plokk …" terdengar suara peraduan pantatku dan paha pak parno yang mulai menggenjot vaginaku.


(Gambar hanya mulustrasi)

"Ahhh…… ahhhh….pakhhh…" desahku mulai terdengar kembali saat pak parno dengan kasar menggenjot vaginaku dari belakang.

Kugenggam telapak tangan pak parno dan pak parno mencari-cari bibirku yang langsung kutangkap, kini kami berciuman posisi pak parno menggenjot ku dari belakang.

"Mmmhhhh….ahhhh…mmhhhh…." Terdengar desahku tertahan oleh ciuman pak parno. Kasur ini pun basah oleh keringat kami dan bunyi ranjang kayu ini seperti mau patah karna kuatnya genjotan pak parno.

Kurapatkan pahaku menjepit penis pak parno, kini pak parno membenamkan wajahnya di leherku sambil menjilati keringat ku.

"Ahhhhhhhh pakhhh….ahhhh" desahku keras, kamar hotel yang di pesan pak parno itu kini penuh oleh desah an kenikmatan ku.

"Di dalamhhh yahhh" bisik pak parno di kupingku.

"Ahhh .. gakhhh pakh… gak mauhhh ahhhh" aku berusaha menggeleng dan menatap pak parno sayu.

"Bapakhhh… mau punya anakhh dari ce Nely ahh" racau pak parno.

"Janganhh pakhhh… ahhh… jangannhh di dalamhhh…." Desahku menolak pak parno menyemprotkan spermanya di dalam vaginaku, namun tanganku erat menggenggam tangan pak parno.

"Plokk ..plakk. …plak…..plak…." Pak parno semakin cepat menggenjot vagina ku dan kini dia memeluk ku erat dari belakang wajah kami bertemu namun hanya desahan yang kami keluarkan.

"Ahhh…bapakhh keluarhh bapakhhh keluarhhh…" semakin cepat genjotannya, tubuh ku seperti terhantam kedepan oleh genjotan pak parno.

"Di luarhhh…… ahhh……di luarhhh" seketika pak parno mengangkat pantatnya dan menyemprotkan spermanya di atas pantatku. Tubuhku pun mengejang mendapatkan orgasme ketiga kalinya oleh penis pak parno.

"Ouhh…bangsattt … enakhh ahhh…." Terasa sperma itu membasahi pantatku lalu mengalir ke pahaku karna kena keringat.

Pak parno terhempas di sebelahku dan tangannya berada di punggung mulusku, di elusnya punggung ku yang basah oleh keringat, aku hanya bisa menatap pak parno sayu.

Kami pun tertidur, aku lupa bahwa ada anakku yang menunggu di rumah sakit. Aku seakan tidak peduli, yang kurasakan saat ini sisa kenikmatan saat aku mendapatkan tiga kali orgasme, tubuhku terasa melayang dan tulangku terasa lolos dari tubuhku.

Aku terbangun hari sudah menunjukkan pukul 3 sore, aku tersentak. Kulihat pak parno tertidur juga di sebelahku, aku langsung teringat anakku yang tinggal dirumah sakit.

Kupergi ke kamar mandi membersihkan sperma yang menempel dan mencuci vaginaku, kubasahkan tubuhku dengan air karena rasa lengket akibat keringatku dan keringat pak parno.

"Pak..pak… bangun pak…." Ku goyangkan tubuh pak parno.

"Emmmmm…. Apa ?" Gumam pak parno matanya tidak terbuka hanya bibirnya yang berbicara.

"Ayok pulang, anakku dirumah sakit" ucapku masih menggoyangkan tubuh pak parno.

"Emmmmm…. Tar aja" pak parno masih belum bangun.

"Duhhh gimana ini" seketika aku panik, memikirkan anakku, apa yang dilakukan nya dirumah sakit, apakah anakku sudah bangun.

"Ouhhhh semoga aja belum" gumamku.

"Ayolah pak…. bangun…." Ku goyangkan lagi tubuh pak parno namun dia hanya mengganti posisi tidur nya kesamping.

"Yaudah deh pak" aku mengambil tasku dan mengeluarkan uang 300 ribu.

"Aku tinggal ya pak, ini nanti naik ojek aja" ujarku meletakkan uang di sebelah pak parno.

Aku bergegas keluar dari kamar hotel itu, kulirik kiri kanan sepi gak ada orang.
Ketika melewati receptionis aku di tegur oleh bapak-bapak penjaga.

"Eh .. udah pulang aja ce, enak ya tadi ?" Ucapnya pada ku.

Kulihat bapak itu, lalu aku kembali berjalan gak memperdulikan kata-kata nya.

"Maafin mami Nico….velin…" gumamku dalam hati lalu aku bergegas meninggalkan hotel itu.

Kulangkahkan kaki ku menuju kamar tempat istri pak parno dirawat. Ku buka pintu kamar dan kulihat Nico masih tertidur, namun velin tengar terduduk menangis di samping Nico.

"Maafin mami sayang maaf" ucapku langsung memeluk velin.

"Mami jahat… mami ninggalin velin" tangis velin dalam pelukanku.

"Maaf mami tadi pergi terus mobil mami tiba-tiba rusak, yuk kita pulang" ujarku sambil memeluk anakku erat-erat

"Nico yuk bangun sayang kita pulang yuk" kubangunkan Nico anakku, seketika dia duduk dan mengucek matanya.

"Gak jadi jalan-jalam mi ?" Kata Nico masih menahan kantuknya sambil menguap.

"Kita pulang aja yuk, kasian tuh kamu masih ngantuk" lalu kugendong velin dan ku genggam tangan Nico anakku.

"Buk kami permisi ya" ucapku kepada istri pak parno.

Istri pak parno hanya menatapku sepertinya ada yang mau di ucapkan ya tapi tertahan karna mulutnya tidak bisa bicara.

Kututup pintu kamar istri pak parno lalu kulangkahkan kakiku ke mobil diikuti Nico di belakang.
"Fiuhhh…, maaf ya velin, jangan nangis ya, nanti kita beli Boba ya" aku membujuk anakku agar berhenti menangis

Kulihat Nico seperti kebingungan karna tidak tau bahwa aku tadi meninggalkan mereka untuk pergi bersama pak parno ke hotel.
"Maafin mami sayang" ucapku dalam hati, kutatap kedua mata anakku lalu tak terasa air mataku jatuh.

Bersambung.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd