Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA RAKA dan MITA ( Kisah Pemuas Keinginan Orang orang Dewasa )

Bagian IX​



Mengapa tante Hilda, sejak dari Bali sama sekali tidak menghubungiku.....

Mengapa tante Ria beberapa hari ini terus menggodaku......

Syukurlah kalau Sherly tidak mengetahui peristiwa di Bali. Kalau tahu.. hmm.... bisa geger sekolahku.




Plak..

Tepukan tangan Steve dipundak mengangetkanku, membuyarkan lamunanku.

" Woi.... nglamun loe "

" Sialan, bisa nggak, nggak bikin kaget orang "

Kuangkat cangkir kopi di meja, kusesap isinya, berharap meredakan kekagetanku.

" Mikir apa sih, akhirnya menyesal juga loe jadi gay ya, hehehe "

" Sialan kugetok juga kepalamu.... "

Jengkel juga lama lama, kuangkat tanganku siap siap menggetok kepala si Mawatt.

" Sabar bro, sabar.... minum bro, minum dulu kopinya, biar tenang, biar nggak tegang, hehehe "

" Habis kopi loe, mas mas.... "

Melihat kopi dalam cangkirku telah tandas, Steve memanggil waiters, memesan minuman lagi.

" Tenang aja bro, gue yang traktir, gue lagi happy, misi si Felice berhasil, hehehe "

Ucapnya, ucap Steve si mawatt sambil cengar cengir kegirangan.

" Misi apaan sih "

Tanyaku sekedar basa basi karena ditraktir kopi.

" Ada deh, hehehe "

Aku hanya tersenyum melihat dia terkekeh mesum.

" Bro nyari obat kuat dimana ya "

Hah..obat kuat.... obat kuat buat ngeseks kah, tanyaku dalam hati.

" Tengsin kalau gue kalah, hehehe "​

Sambung Steve lagi.

" Obat kuat buat gini ... "

Kuperlihatkan genggaman telapak tanganku dengan posisi jari jempol diantara jari telunjuk dan jari tengah.

" Yoi bro, hehehe "​

Jawab Steve cuek tanpa rasa bersalah.

Steve calon atlet professional, urusan adu kelamin dengan pacarnya Felice, butuh obat kuat. Kontan ngakak aku jadinya.​

" Wkwkwkk"

Beberapa belas pasang mata pengunjung kafe ini spontan menoleh padaku. Membuatku jadi pusat perhatian.

Ups.... Langsung kubekap sendiri mulutku.

" Apa sih loe, gila loe ya "

Aku terkikik dalam bekapan tanganku sendiri.

" Jadi selama ini kamu kalah sama Felice, hehehe "

Aku tahu pacaran duo chindo ini memang sudah jauh. Bahkan beberapa kali Felice mengirimkan foto mesum mereka berdua padaku. Katanya sih seijin Steve sang Koko. Biar aku insyaf jadi gay begitu alasannya. Bangsat memang mereka berdua.

" Nggak sih kalau kalah total, fifty fifty lah kita "

" Terus sekarang kamu butuh viagra, biar bisa total ngalahi Felice gitu, payah lu Steve, hehehe "

Kuejek mawatt dengan kekehan tawa kecilku.

" Sok tau, tebakan loe salah bro, gue bisikin loe aja ya, nggak enak kalau kedengaran orang, hehehe "

Dia dekatkan wajahnya ke telingaku.

" Hah...serius..nggak nggak ngayalmu ketinggian ..... "

Tentu aku tidak percaya dengan apa yang ia bisikkan.

" Butuh barbuk ..... nich... baca... "

Steve menyodorkan smartphone nya padaku.

Cece udah ok, Koko meluncur kesini sekarang ya, xixixixi

" Apaan chat cuma begini aja, nggak, nggak percaya aku "

Aku semakin tak percaya, ngayalnya kebablasan.


" Eh dasar si gay masih nggak percaya. Gue telpon Felice sekarang ya, gue speaker nich "

Halo..

Ko.... Koko kok lama banget sih nggak nyampai nyampai..


Hmm aku kenal suaranya, suara Felice itu.

Bentar Fel, buru buru amat sih loe, gue masih ada urusan sama Raka, gimana Cece ok.

Udah dari tadi dibilangin ok, nungguin malahan Cece sekarang. Udah... udah, nggak usah lama lama urusan sama Raka, ketularan gay baru tau rasa, hihihi.


Sialan, mulut Felice emang nggak beda jauh sama Steve, dasar duo chindo.

Siapa yang loe telpun Me

Di telpon suara perempuan lain lirih terdengar.

Koko ce...

Hmm... suara cecenya Felice rupanya.

Bilang sama Steve, beli viagra, Cece nggak mau baru sebentar dia udah tepar, hihihi

Walau suaranya lirih tapi jelas mudah dipahami maksud perkataannya ini.

Fel, bilangin cece loe, gue udah beli lima biji viagra, hehehe.

Kata Steve tak mau kalah.

Iye,.. cepetan sini napa sih Ko, gue udah nggak sabar bertiga nih, hihihi.

Eh iya Ko, ajak aja si gay, siapa tahu setelah nonton kita, jadi sembuh dia, hahaha


Brengsek, sialan bener mulut chindo binal ini.

Ok ok, kucoba ngajak Raka, tapi gue nggak janji ya, hahaha bye...

Dan Steve pun menutup pembicaraannya.

" Masih nggak percaya loe, hehehe "

Sambil mesum tersenyum, ia berkata dengan bangga.

" Percaya, kamu emang top lah "

Kuacungkan dua jari jempolku.

" Ya udah sana, ke kasir sana "

" Iya gampang, tapi loe tahu kan tempat beli viagranya "

" Hmm.... sepertinya di apotik ada "

Belum sempat Steve berdiri, mas Andi manager kafe menghampiri. Setelah berbasa basi, lalu ia sampaikan laporan keuangan kafe tahun lalu. Dan akhirnya uang 50jt masuk kedalam rekeningku.

" Ayo Ka cabut, ngapain gue bayar kalau ada loe, hehehe "​

Kurang ajar, si mawatt ingkar.

" Mas, billnya "

Dasar chindo pelit.

Terpaksa kurogoh dompetku, ku keluarkan 150rb untuk kopi dan snack yang kita nikmati.

" Kembaliannya buat mas saja "

Si mas waiters pergi setelah mengucapkan terimakasih, dia tak tahu kalau anak SMA yang ia layani, salah satu owner kafe ini.


.............


" Beliin papanya ya Ko, hihihi "

" Iya mbak, hehehe "

Si Mawatt malu malu menjawab pertanyaan mbak apotik.

" Bagus nggak manfaatnya ini mbak, hehehe "

Steve malu malu mulai bertanya.

Aku memang saranin dia untuk bertanya, setidaknya biar dia tahu efeknya, agar dia tidak pakai sesuka harinya.

" Untuk laki laki yang mulai berkurang kekerasannya cukup membantu sih Ko, tapi sebaiknya tetap konsultasi dengan dokter ya "

" Hm.. kalau untuk pasutri muda gitu bagus nggak, hehehe "

Hahaha, pasutri muda katanya, bilang aja kalau dia sendiri yang mau pakai, hahaha

" Maksudnya suaminya disfungsi ereksi gitu ya Ko "

" Ee..nggak sih.. mbak, dua duanya masih fit gitu, hehehe "

" Ehm... Saya nggak tahu detailnya ya Ko. Fungsi obat ini kan untuk membantu yang udah loyo berdiri, kalau yang masih fit jangan jangan berdirinya bisa sangat lama. Iya kalau cuma 1 jam, kalau ternyata sampai 6 jam, 12 jam atau bahkan 24 jam terus tegak berdiri, apa nggak bahaya tuh, sebaiknya konsultasi dokter dulu aja ya Ko, hihihi "


Diatas ninja hijau, kini kita melaju, membelah kota, meninggalkan apotik itu.

" Gimana bro, enaknya pakai nggak "

Steve mulai ragu dengan tabletnya.

" Mau konsultasi dokter dulu, hahaha "

Aku tertawa menggoda.

" Nggak ah, malu aku "

" Hahaha "

Geli rasanya mendengar jawabannya itu.

Lama dia terdiam, Steve akhirnya bersuara.

" Pertokoan depan masuk bro"


.............


Sebuah hunian elit di belakang kompleks pertokoan di pinggir jalan protokol kota Malang disanalah Felice tinggal. Tinggal berempat dengan kakak perempuannya Valencia, Alexa keponakannya dan mak Ijah pembantunya.

" Aku cabut dulu ya, selamat bersenang senang kalian, hehehe "

Di carport rumah itu, aku pamit.

Belum sempat ku starter, Felice dengan cepat mencabut kuncinya ninja.

" Gay, loe disini dulu, jagain kami, aku nggak mau ada apa apa dengan Koko "

Rupanya ia terpengaruh dengan ceritaku, cerita kami, saat di apotik tadi.

" Kalian senang senang, terus ngapain aku disini, bagian ngelap, keringat kalian, hehehe "

" Terserah loe mau ngapain aja gay, asal jangan loe sodomi koko gue, loe lakuin itu, gue panggil satpam perumahan, paham "

" Eh.. chindo betina sekali lagi kamu panggil aku gay, aku getok kepala kamu ya !! "

Kataku galak.

" Jadi loe straight Ka "

" Ya Iyalah.... "

Jawab ku kesal.

" Ya udah ko, nggak usah minum gitu gituan, aman ada bala bantuan, hihihi "

Ucap Felice pada Steve sambil melirik padaku.

" Ok, mantaplah kalau begitu, hehehe "

Sambut Steve sumringah.

Hah.... Aku melongo, semudah itu kah....

Felice tersenyum cerah, mesra menggandeng kami berdua memasuki rumah mewahnya.


...........


Wangi dan Girly, dengan dominasi warna pink di penuhi ornamen ornamen babi, menghias kamar ini.

Eits... awas jangan disentuh, haram, hahaha.

Dengan santai Mawatt membuka lemari baju, mengambil boxer dan singlet.

" Kamu sering nginap di sini Steve "

Tanyaku.

" Sering banget "

" Di kamar Felice ini "

" Iya lah, dimana lagi, dikamar pembantu "

Steve menjawab pertanyaanku sambil mengganti baju.

" Nggak papa sama cecenya "

" Nggak papa lah, malah senang dia, ada laki laki di rumahnya "

" Suaminya "

Aku penasaran.

" Cerai, tiga tahun yang lalu "

" Oo.. gitu "

Steve telah berganti baju, kini ia hanya memakai boxer dan singlet.

" La terus aku bagaimana, masak tetap pakai baju ini "

" Ya mau gimana lagi, mau gue pinjamin boxer, paling juga nggak muat di badan loe, hehehe "

Felice masuk kamar dengan bathrobe putih di tangannya.

" Nih gay, loe pakai bathrobe aja "

Kuterima darinya kemudian berbalik melangkah ke kamar mandi, kamar ini.

" Mau kemana loe "

" Ganti baju lah "

" Ganti disini napa "

" Nggak ah, takut aku disodomi pacarmu, hehehe "

" Nggak mungkin lah gay, kokonya Felice nggak suka batangan, hihihi "

Gay lagi ..***y lagi..

" Kamu ya....."

Gemas aku sama chindo satu ini, terus menerus memanggilku gay.

" Kenapa gay, nggak usah baper deh loe, selama kontol loe belum masuk memek gue, wajar dong kalau gue belum yakin loe itu sebenarnya straight apa gay, hihihi "

Bangsat Chindo ini, enteng bener ngomongnya, di depan pacarnya lagi.

" Steve pacar kamu ini, tolong mulutnya ditertibkan "

" Suka suka dialah bro, asal dia bahagia, hehehe "

Lah ternyata, dua manusia lima watt ini, sama sama gilanya.

................


" Ko, loe ditunggu Cece di lantai dua, sono gih buruan sana, hihihi "

" Grogi gue Fel, hehehe "

" Jangan grogi dong Ko, obsesi loe kan udah didepan mata, semangat dong wujudinya, hihihi "

" Beneran grogi gue, hehehe "

" Sini sini gue panasin dulu, biar grogi loe ilang, hihihi "

Dipikirnya mau main basket apa, pakai pemanasan segala.

Felice mengalungkan kedua lengan tangannya pada leher Steve. Dengan lembut ia menarik leher lelaki itu, mendekatkan bibirnya dengan bibir pacarnya.

Cup...

Pelan dan hangat, bibir mereka pun bertemu.

Hihihi....

Sialan, enteng aja mereka ciuman di depanku.

Smurch..slurp.......

Ciuman mereka pun semakin panas, bibir Felice mulai menghisap, lidah mereka pun kini bersilat.

Jari jemari lentik Felice tidak mau ketinggalan, menyusup masuk kedalam boxer Steve, mencari batang kenikmatan.

Brengsek.. bangsat.....

" Hihihi, udah panas kan Ko, buruan sana temuin Cece, semangat ya, hihihi "
Cup...

Steve tersenyum, lalu melangkah keluar kamar ini.

" Mau kemana... "

Kini, jemari lentik Felice menangkap pergelangan tanganku.

" Udah nggak usah ke kamar mandi, Koko udah pergi, loe ganti baju disini aja, gay, hihihi "

Pelan pelan ia membantu, melepasi kancing bajuku sementara aku membuka sabuk yang melilit pinggangku.

" Koko kalah tinggi sama loe ya gay "

" Ya Iyalah, dia itu point guard, sedangkan aku kan center "

" Oh gitu ya gay.. "

" Iya lah, kokomu itu wajib lincah, jago dribble, akurat passingnya, shooting nya juga, kalau aku banyak mengadalkan body dan tenaga "

" Hmm ... Pantesan Koko jago banget dribble tetek gue, lincah banget lidahnya mainin puting gue, hihihi "

" Sialan kamu, hehehe "

Speechless, hanya kata sialan yang mampu keluar dari mulutku.

Cup ..

Felice mengecup dadaku, sesaat setelah bajuku terlepas dari tubuhku.

" Loe nggak pengin nyium gue gay "

" Gampang entar dulu "

Aku masih sibuk melepas kaos kaki, setelah celana ku lolos dari kakiku.

" Pacar pacar gue ya gay, selalu buru buru pengin ngelumat bibir gue. Tapi loe kok santai banget sih, jangan jangan loe masih perjaka ya gay, hihihi "

Aku hanya tersenyum menanggapinya, kuambil bathrobe yang tergeletak di lantai lalu memakainya.

" Kenapa kalau masih perjaka, emang ada bedanya "

Kini kami berdiri berhadapan, sangat dekat, begitu intim. Tank top putih berpadu dengan celana pendek hitam model carotyles, mengekspos keindahan tubuh Felice.

Wow..begitu putih, begitu mulus.

" Nggak tau sih, kan nggak ada darahnya, hihihi "

" Kalau dari skillnya, kamu bisa bedain "

" Bisalah, gue kan udah expert, hihihi "

" Hmm.. Expert ya, emang udah ganti Koko berapa kali "

" Empat kali, Steve pacar gue yang ke empat, hihihi "

" Yang skillnya paling tinggi "

" Pacar pertama gue lah "

" Serius yang pertama, kok bisa "

" Bisalah, foreplay nya jago banget, tau tau hilang aja perawan gue, hihihi "

" Siapa, temen sekolah kamu "

" Sesekolah sih, tapi bukan temen "

" Bukan temen, lalu siapa "

" Guru olah raga gue, hihihi "

" Oh.. pantesan "

" Hihihi "


............


" Kalau kontol loe ini bau memek atau bau eek gay, hihihi "

" Bau memek brengsek.. !!! "

Jengkel, tanpa basa basi kurengkuh tubuh Felice, kulumat bibirnya. Tanganku pun tak sungkan turun meremas pantatnya.

Diapun membalas, mengajak lidahku bersilat dengan ganas.

Smurch..slurp.....

Wajah Felice memerah, nafasnya pun terengah engah.

" Gimana "

" Lumaayan .. jugaah ... cipokan loeh.***y, loe.. bayangin gueh.. lakih..ya, hihihi "

" Iya.. aku bayangin kamu laki, hehehe "

Kulepaskan, kutinggalkan dia berdiri horny, kupilih duduk di sofa kamar ini.

" Loe kok jahat sih gay.. "

Wajah Felice yang cemberut itu terlihat lucu semakin imut.

Aku tersenyum.

Enak aja mancing mancing kalau butuh sini datang ke sofa ini.

" Jahat kenapa, aku kan pengin lihat tv "

Tanpa babibu dia rampas remote dari tanganku lalu duduk di pangkuanku.

" Bangsat loe gay, loe buat gue horny "

Cup..slurp...Smurch..slurp....

Semakin ganas ia melumat bibirku.

Aku pasif, sekedar mengimbangi. Membiarkan chindo muda itu bergelut dengan napsunya sendiri.

" Sialan betul loe gay .. "

Sekali tarikan keatas, tanganya melepas tank top putihnya. Sekali jentikan pada pengait bh pink itu, jari lentiknya membebaskan dua gundukan susu dari kungkungannya.

Wow sempurna, gundukan dua pabrik susu muda memang luar biasa. Puting mungil pink bertahta di pucuknya. Bintik bintik kecil menghiasi aerola coklat mudanya.

Ingin segera meremasnya, ingin cepat memilinnya dan juga mencucup puting mungilnya.

Tapi hasrat itu kutahan, aku ingin Felice yang menyodorkan, memohon kepadaku, menyantap keindahan tubuhnya padaku

" Bangsat lo gay, loe mainin gue.. "

Plak..

Aw....

Walau tidak sakit, tamparan tangannya ke pipiku cukup mengangetkanku. Dengan kasar ia tarik kepalaku lalu membenamkan pada dua gundukan daging kenyal di dadanya.

" Isap gay, isap gay, please..isap... "

Lagi lagi dengan kasar ia tarik telapak tanganku, menangkupkan pada susunya sambil meremas dengan kuat.

" Iya gay, remas gay, .. please terus gay... "

Kuturuti maunya, kupenuhi permohonannya, kucumbu tubuh indahnya.

" Terus gay... Please.. terus, ahh.... "

Bibirnya kini tak lagi mencium pucuk kepalaku. Diatas pangkuanku wajah Felice kini menegadah, mendesah, dengan mata yang terpejam.

Kulepas puting pink dari bibirku, kutarik lehernya, dengan kasar kulumat bibir merahnya.

Slurp..smuuchrp...

Kukunci kedua pipinya, dengan tajam kutatap matanya yang sayu.

" Panggil aku Raka... "

Ia menggeleng, brengsek.....

" Nggak mau, loe gay "

" Panggil aku RAKA.... BINAL.. "

" Loe tetep GAY... Sebelum loe KONTOLIN MEMEK GUE.. "

Ia melawan dan aku pun geram, bajingan....

" OK JIKA ITU MAUMU... "


..............​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd