Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

(REAL STORY) DIAM-DIAM MENGHANYUTKAN

Kita lanjut Hu...

Setelah Imah melebarkan kedua pahanya yang membuat kain roknya menegang hingga tangan ane terpaksa keluar dari sela-sela pahanya yang hangat itu, ane gemetaran Hu, detak jantung ane berdegup dengan cukup kencang karena ane tau si Imah ini anaknya pendiam dan kalem. Jika Imah sadar atas apa yang ane lakukan, ia pasti menganggap itu merupakan sebuah tindakan pelecehan.

Tapi lebih sialnya lagi Hu, denyut jantung yang kencang itu malah memompa darah ke batang ane hingga ia mengeras tak kira-kira Hu. Kepala ane jadi ikutan panas karena sudah dipenuhi nafsu membayangkan Imah yang terlelap dan perlu diraba-raba agar tidurnya makin pulas. Tak perlu menunggu lama, ane kembali beraksi Hu. Kali ini ane memakai cara lain untuk dapat meraba kulit Imah yang sudah pasti mulus itu.

Kalau sebelumnya ane pura-pura berpangku tangan agar sikut dapat menyodok TT si Imah, kali ini ane menggulung kaki celana sebelah kiri ane hingga ke paha, sehingga melalui kulit kaki kiri tersebut ane bisa merasakan langsung kelembutan kulit dan kekenyalan daging betis hingga paha Imah meskipun masih terhalang oleh kain roknya. Melihat tidak ada reaksi dari Imah, ane makin liar Hu. Tangan kiri ane yang tadi berada di atas pahanya, ane gunakan beberapa kali untuk berpura-pura menggaruk kaki kiri ane. Ketika menarik tangan ane kembali ke atas ke posisi semula, tangan nakal itu ikut menarik rok si Imah hingga setelah beberapa kali ane lakuin, kini ujung rok Imah itu sudah berada di atas pahanya Hu!!

Suhu bisa bayangkan kini kulit kaki ane sudah bersentuhan langsung dengan kulit si Imah. Melihat kondisi itu, ane berpikir dalam hening bahwa dengan satu tarikan kecil lagi, ujung rok yang sudah berada di pahanya itu sudah pasti akan langsung memperlihatkan paha putih Imah nan mulus tersebut. Sebelum melakukan itu, ane mengambil sarung yang tergantung di leher, lalu ane bentangkan di atas paha yang sengaja ane lebihkan ke arah paha Imah agar pahanya juga tertutup. Aksi ini sedikit aman menurut ane karena kalau-kalau si Imah bangun, ane bisa berkilah bahwa tidak ingin membiarkan ia kedinginan.

Beberapa detik setelah paha ane dan paha Imah berada di bawah "selimut" yang sama, tidak ada reaksi yang berlebihan dari Imah, ia malah terbangun sebentar dan menaruh tas miliknya itu di antara ia dan Bunga. Perlu Suhu ketahui, sebelum Imah menaruh tasnya di sebelah Bunga, tas milik Bunga sudah lebih dulu mebghalangi mereka, namun tas si Bunga ini ditaruh di lantai mobil/di bawah, sehingga kaki mereka terhalang oleh tas tersebut. Dan kini tas milik Imah telah diletakkannya di atas jok, dijadikan pembatas badan Imah dan Bunga. Ahh Suhu, ane merasa mendapat lampu hijau ketika itu.

Tapi tentu tidak semudah itu ferguso... Setelah beberapa saat berada pada situasi yang menguntungkan ane tersebut, ane diam-diam melirik ke arah Bunga guna memastikan ini anak sudah terlelap atau jangan-jangan pura-pura diam hendak mengintai permainan ane terhadap Imah. Ternyata dia benar terlelap Hu, kepalanya ane lihat mendongak ke atas dan terdengar sedikit ngorok.

Di luar, suara mobil kami menderu jalanan malam yang mulai lengang dalam perjalanan menuju pondok. Sementara di dalam, khususnya di jok paling belakang, suasana hening bercampur dengan aroma yang penuh birahi. Dalam keheningan itu, di tengah pergulatan pikiran ane memikirkan cara agar dapat meletakkan tangan di atas paha Imah yang telah tersingkap, Imah tiba-tiba menarik ujung sarung ke atas dan kemudian menghimpit ujung sarung tadi dengan punggungnya. Alhasil, seluruh badan Imah tertutupi oleh sarung tersebut menyisakan kepalanya yang beberapa kali oleng ke bahu ane lalu diluruskan kembali beberapa saat kemudian.

Menyaksikan itu, pikiran mesum ane tidak sedikitpun menganggap bahwa Imah kedinginan. Bukan, bukan, Imah tidaklah kedinginan karena AC mobil tersebut tidak cukup menjangkau kami berada paling belakang. Imah pasti menyadari upaya ane dari tadi untuk meraba-raba kulitnya yang mana hal tersebut juga ia inginkan. "Mari kita mulai..." ane bergumam gembira.

Tangan kiri ane yang sudah nyaman dan leluasa bergerak karena tertutup oleh sarung, mulai bekerja dengan telaten mengikuti perintah otak mesum tadi. Dengan sangat pelan dan lembut, ane meletakkan telapak tangan di paha Imah. Lebih pelan lagi itu, telapak tangan ane mulai sedikit demi sedikit bergerak ke dalam, ke atas, balik lagi ke bawah hingga lutut Imah, lalu naik lagi ke atas. Saat itu, kondisi konti ane rasanya ingin merobek sempak dan celana yang ane kenakan Hu, keras maksimal!!

Segini dulu Hu. Semoga bisa membangunkan joni yang tertidur. 💦
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd