Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Mengandung impregnation, daun muda, sedikit rape, dan defloration. Layak lanjut di Cerbung?

  • Lanjut aja. ga ada masalah

  • NO! terlalu kejam... T_T , dipindah di SF lain aja


Hasil hanya dapat dilihat setelah memilih.
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Banyak mulustrasi yg dah cukup umur tp punya underage face. Namanya juga mulustrasi.... hanya tambahan imaginasi.
 
walaupun hanya sekedar foto tapi kalao masih di bawah umur mending jangan suhu.
Lebih baik begini saja agar para pembaca ikut berimajinasi sesuai fantasy mereka masing-masing.

Lanjutkan suhu....
:semangat:

bener.... mana tahu kita umur orang yang kita cari di gugel, identitas aslinya aja ga jelas, dan bisa jadi pencemaran nama baik karena seakan orang difoto itu yg beneran lakuin. klo mau ane buatin aja mulustrasi pake cewe editan di AA2 maker kaya trit ane yang lain

Chapter 2 mulai ditulis, klo lancar dipost malam ini.
 
Jiah bakal di gangbang orang satu bungker tuh
Jiaaahhhhh lolos2 dah tuh tangan masuk meki tanpa halangan wkwmw
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kalo mau full militer real mungkin bakal mirip Red Alert versi windows 98 (Red Alert seri pertama) cuma masih kepikiran soviet force make tesla coil buat eksekusi para P.O.W
 
Chapter 2:

Bunker of Hell

Sudah hampir satu minggu Irin dan para korban selamat lain terkurung dalam bunker ini. Udara semakin pengap, nyala lampu semakin remang, menujukan tanda sumber tenaga bunker itu hampir habis. Bunker ukuran sedang tersebut memang tidak didesain untuk ditinggali selama itu. Sebenarnya mereka sudah bisa mencoba keluar, lampu indikator sudah menyala hijau menandakan kondisi diluar sudah cukup aman. Masalahnya hanya satu, entah kenapa pintu gerbang satu-satunya akses keluar masuk mereka tidak mampu terbuka. Ketiga tentara (TPR) yang menjadi penanggung jawab bunker berkesimpulan kemungkinan pintu tertimpa puing-puing bangunan yang runtuh. Mereka mencoba mengontak pusat komando minta bantuan, tidak ada balasan, entah jaringan rusak atau mereka semua sudah habis dilulantakan ledakan Katyusha. Makanan dan air bersih sudah hampir habis, sementara sumber listrik mereka juga makin tipis yang menandakan mesin penyuling oksigen sebentar lagi akan berhenti pula. Meski keadaan sudah segenting ini mereka tidak memberikan info tersebut pada pengungsi demi mencegah kepanikan.

(TPR = Tentara Pertahanan RIS, anggap aja TNInya negara ini)

Bunker itu memiliki 4 kamar berukuran kecil yang masing-masing menampung 4 orang. Dikamarnya Irin tinggal bersama seorang anak laki-laki 7 tahun yang memiliki keterbatasan mental dan sepasang kekasih bernama Rizal dan Elsa, mereka tampaknya masih anak kuliahan. Mereka semua akrab, Rizal seorang lelaki tertua mengambil tanggung jawab memimpin mereka.

Sementara di salah satu kamar lain diisi oleh sekomplotan begal. Orang-orang bengis bertempramen tinggi ini mulai gelisah, sama seperti para pengungsi lain, mereka tidak habis pikir kenapa mereka tidak diperbolehkan keluar. Perasaan gelisah dan pikiran mereka yang dari sononya emang busuk membuat pikiran-pikiran buruk dan curiga berkecamuk di dalam hati.

“kalian tahu ga? Gue curiga semua ini cuma konspirasinya Amerika aja!!” gomblo sang pemimpin membuka pembicaraan.

“Maksud kon opo to cok??”

“sebenarnya nih yang ngebom kita ini ya Amrik itu. Nah yang selamat di bunker-bunker gini dikunci sama TPR, dibiarin mati disini!”

“Emang apa urusannya TPR sama amrik bos?”

“kaya ga tau aja sih kerjaannya TPR, asal ada duit, apa aja dikerjain sama mereka! Mending ambil senjata kita masing-masing! Kita paksa mereka buka gerbangnya!”

Keempat residifis itu pun mengambil pisau dan revolver rakitan mereka masing-masing dan bersiap melabrak ketiga TPR yng menjaga pintu.

“Cepet buka gerbangnya!!”

“Bapak-bapak tenang dulu. Saat ini keadaan diluar masih buruk. Tolong sabar ya pak.”

“Udahlah, Antek asing gini mana mau ngedengerin orang kecil, klo mau didenger gini caranya...” dengan cepat gomblo menarik revolvernya dari saku, menodongkannya ke salah satu tentara, dan menarik pelatuknya.

DOR..

Tubuh tentara itu terjungkal ke belakang dengan lubang di jidatnya. Temannya dengan refleks mengarahkan senapan SS2nya ke salah satu anak buah gomblo, dengan cepat diubahnya setingan senapannya dari SAVE ke AUTO, ditariknya pelatuk tanpa dibidik.

RATATATA.....

Empat butir pelor 5.56 mm melucur dari senapan dan menerjang tubuh anak buah gomblo. Peluru terakhir mendarat tepat dikepala, memecahkan batok kepalanya.

Anak buah yang lain menerjang anggota TRP itu dengan hujaman pisau tepat di leher. Tubuh tentara itu menggelepar di lantai kehabisan darah. Tentara yang terakhir berusaha menjangkau senapannya yang tergeletak di meja. Namun belum sempat dia menggapainya gomblo menembak dia di bagian paha lalu terjatuh ke lantai.

“Sekarang kamu, cepat buka gerbang ini!!”

Dengan bersusah payah tentara itu menjelaskan bahwa itu mustahil. Karena todongan pistol gomblo, tentara itu menyerah dan mencoba melaksankan prosedur membuka gerbang. Namun apa daya, apa yang coba diungkapkan anggota TRP itu memang benar adanya. Berkali-kali gerbang itu dicoba untuk dibuka tanpa hasil berarti. Kenyataan pahit mulai masuk ke pikiran Gomblo cs, mereka semua akan mati di bunker terkutuk ini. Bunker yang seharusnya menjadi tempat berlindung kini akan menjadi liang lahat bagi mereka semua.

DOR..

Goblo mengeksekusi anggota TPR itu dengan satu tembakan di kepala. Keputus asaan dan amarah telah melenyapkan akal sehat Gomblo.

“Sekarang gimana Bos?”

“habis kita bos?”

Tanya dua anak buah gomblo yang tersisa

“Ha ha ha ha ha ha ha ha ha ...... gue ga nyangka idup gue bakal berakhir begini! Mati gara-gara ga bisa keluar karena pintu kejepit geragal, konyol sekali. Abis... abis... udah. MATI.... MATI AJA UDAH MENDINGAN....”

“................. anu? Bos?”

“Gini aja mending sebelum kita mati, kita nikmatin surga dunia aja dulu. Sekarang kalian udah gue bebasin dari tugas, cari orang sana buat ngentot, mau cewe ato cowo terserah, gue dah ga peduli, pokonya kamar yang paling kanan itu jatah gue, 2 kamar lain buat kalian.”

Gomblo mengambil senapan SS2 milik salah satu TRP dan pergi begitu saja, meninggalkan 2 anak buahnya yang terbengong-bengong. Kini dia berada tepat di depan kamar Irin cs, bersiap untuk masuk dan menyantap “hidangan” terakhirnya.

------------------

Keributan diluar membangunkan irin dan elsa, rentetan tembakan dan teriakan terus bersahutan.

“Zal... zal.... bangun. Itu ada apa diluar?”

“Huh?”

“kaya ada yang berantem diluar?”

Setelah beberapa saat keadaan menjadi sunyi kembali.

“Sekarang gimana zal?”

“Coba aku cek dulu keadaan di luar...”

“Jangan dulu, Bahaya....”

“Tenang sa, ga usah pan—“

Tok...tok.. tok....

“Heh ayo buka pintunya sekarang....” perintah sesorang dibalik pintu.

Karena tidak direspon, orang diluar sana mulai berusaha mendobrak pintu

Karena curiga Rizal memerintahkan pacar dan lainnya untuk bersembunyi. Dengan cepat Elsa memerintahkan Irin untuk bersembunyi di lemari. Karena tidak cukup tempat, elsa bersembunyi di kolong kasur. Sedangkan Rizal mengambil cutter yang ada di kotak p3k, berusaha mempersenjatai dirinya sekenanya.

Pintu didobrak dan terlihatlah siapa yang berada dibalik pintu, seorang om-om gemuk berkulit gelap dan bertato, sedang menenteng senapan besar di tangan. Dari penampakannya Rizal langsung tahu jika pria itu jelas memiliki niat buruk pada mereka.

Rizal dengan cepat menerjang gomblo dengan cutter di tangan namun kalah cepat dengan gomblo. Gomblo segera menangkis serangan Rizal dengan senapan, lalu memukulnya dengan popor. Rizal jatuh tertelentang di lantai Belum sempat berdiri lagi, Gomblo langsung menembakan senapannya ke lutut kanan Rizal

DOR...

Darah langsung mengalir dengan deras dari lubang peluru di lutut Rizal karena mengenai pembulu arteri. Tempurung lututnya hancur dan merusak persendiannya. Rasa sakitnya tidak tertahankan.

“AAAAAAAAAHHHHHHH....... AMPUN... AHK... SAKIT... SAKIT.....”

“RIZAL!!!....” Elsa keluar dari kolong kasur dengan panik dan mendatangi pacarnya.

Gomblo memperhatikan mahasiswi umur 19 tahun itu dengan seksama, gadis itu mengenakan kemeja lengan panjang warna putih, celana jeans biru yang tidak terlalu ketat namun karena posisi duduknya memperlihatkan pantatnya yang lumayan berisi dan semok, jilbab birunya tidak dapat menutupi dadanya yang besar.

“wow... kebetulan, gue blum pernah ngerasain jilboobs nih. Hehehe....”

Gomblo menangkap Elsa dan menyeretnya ke atas kasur. Tentu saja Elsa meronta-ronta berusaha lepas.

“Lepas.... Lepasin.... dasar pembunuh...”

Berisik dengan sumpah serapah itu. Gomblo memukul kepala Elsa hingga pingsan tertelentang di kasur. Gomblo dengan bebas meraba tubuh seksi Elsa. Kemeja dibuka paksa hingga seluruh kancing putus, branya dinaikan keatas, tetek besar Elsa seperti meloncat keluar.

“hehehe.... cewek umur segini kok bisa gede gini sih? Cewek jaman sekarang tumbuhnya kecepetan....”

“uh... hei... lepasin Elsa....” teriak rizal.

Gomblo cuek saja dan melanjutkan aktifitasnya. Diperas dan dihisap-hisapnya kedua tete Elsa.

“sayang ya belum ada susunya, biasanya kloudah waktunya tete gede gini banyak susunya.”

Sementara itu Irin dapat mendengar dan melihat apa yang terjadi diluar. Irin sangat ketakutan. Tangan kanannya berusaha menutup mulut anak laki-laki dipelukannya yang sedari tadi berusaha berteriak ketakutan.

Gomblo terus melanjutkan serangannya, jeans Elsa sudah dilepas. Sedangkan Cdnya disibakkan ke kanan. Memek Elsa diinspeksi. Di dalam sana Gomblo menemukan selaput dara.

“Heh pincang, belum pernah lu pake Cewe ini? Lu ****** ato apa heh?”

“GUE BILANG LEPASIN DIA BAJINGAN.... BANGSAT....”

Selanjutnya Gomblo menyerang memek sempit itu dengan lidahnya, terutama bagian kelentitnya. Gomblo dapat merasakn tubuh elsa tetap bereaksi walaupun sedang pingsan. Raut wajahnya berubah dan memeknya makin banjir.

“mmh...” desah kecil Elsa bersamaan dengan orgasmenya.

“nah sekarang giliran Om yang dapat kenikmatan..” Gomblo menurunkan celananya sampai lutut dan kontol hitam besar menyembul keluar.

“BANGSAT.... BANGSAT LO.... BERHENTI SEKARANG!!! BERHEN TTIIIII.......” Rizal marah besar mengetahui apa yang akan Gomblo perbuat pada kekasihnya

DDOORR....

Gomblo menembakan senapannya lagi. Kali ini ke kepala Rizal, menewaskannya seketika.

“Lu sih dari tadi ribut aja...”

Mulai diarahkannya kontol itu ke memek Elsa. Setelah tepat disasaran langsung dihantamnya memek sempit itu hingga masuk setengahnya, merobek kegadisan Elsa..

“Ahhkk...... uh.. apa ini?” Elsa terbangun dari pingsannya. Rasa perih terasa di memeknya, ketika matanya terbuka tampak wajah jelek dan menyeramkan pria paruh baya yang sedang menggagahinya.

“JANGAN... LEPASIN... LEPASIN”

“ngapain cepet-cepet berhenti? Kita nikmatin ajalah.”

Gomblo kembali menekan kontolnya sampai amblas hampir seluruhnya. Dilanjutkan genjotannya dengan sangat bernafsu, Gomblo belum pernah merasa senafsu ini memperkosa sebelumnya. Pompaan penis Gomblo begitu kencang dan cepat, dada besar dan kenyal Elsa berguncang-guncang naik turun.

Melihat pemandangan erotis itu gomblo segera meremasnya keduanya kencang –kencang, tidak lupa menyedot puting kanan dan kiri bergantian. Desahan kesakitan dan nikmat Elsa memenuhi ruangan, membuat Irin semakin takut.

“Rizal? Mana rizal?” tanya elsa pada pria bejat itu

“Tuh di lante, udah jadi mayat...”

Elsa melihat pacarnya sudah tewas dengan luka mengerikan di wajahnya, darahnya membanjiri lantai kamar. Elsa menangis sejadi-jadinya, mentalnya sudah jatuh, pasrah disetubuhi paksa oleh gomblo.

Pemandangan gadis yang sedang dia nikmati itu menangis membasahi jilbab birunya, ditambah teteknya yang sedang berguncang-guncang membuat gomblo malah makin bernafsu dan menambah frekuensi genjotannya. Kontolnya masuk semakin dalam dan dalam, hingga membentur mulut rahim di dalam sana. Gomblo merasakan memek elsa makin sempit, menandakan walau hati elsa menolak tapi tubuhnya sangat menikmati persetubuhan ini.

“OH...OH.... enak banget memek mu ini.....lu cewe paling memuaskan yang pernah gue entot..”

“hiks... hiks... dasar bajingan...” ucap elsa pelan.

“memek nikmat gini.... pantesnya buat nampung peju.... iya ga manis??”

Elsa kaget dengan perkataan barusan, bukan saja bajingan ini sudah membunuh pacarnya dan merenggut mahkotanya, sekarang dia bisa saja menghamili dia.

“GA BOLEH... JANGAN DIDAL—mmhh--- “ Elsa tidak bisa bicara karena dibekap Gomblo.

“Udah terima aja, lu kan tinggal sendirian, pacar lu mampus, sedangkan keluarga lu masih ga jelas selamat apa ga? Ini lu gue kasi anak biar ga kesepian. Hehehe..”

Genjotan Gomblo makin dalam dan kencang. Elsa merasakan benda asing dibawah sana makin membesar dan siap meletus.

“OOHHHH...... GUE MUNCRAT.... NIH BUNTING LU... BUNTING!!!”

Kontol Gomblo menembus rahim Elsa dan mengeluarkan pejunya hingga penuh sesak. Sebagian peju itu keluar dari sela-sela memek bersamaan dengan darah perawan Elsa.

Gomblo memeluk tubuk elsa, tekanan tetek elsa dapat dirasakan di dadanya. Gomlo membiarkan kontolnya mengecil dan terlepas sendiri dari memek elsa.

Irin yang sedari tadi menutup mata tidak tega dengan apa yang dia lihat menjadi lengah dan membiarkan bocah laki-laki yang ada dipelukannya berteriak.

“WWWWAAAA......”

Persembunyian irin ketahuan. Gomblo membuka pintu lemari dan tampak bahagia menemukan hidangan tambahan.

“ehhh..... ada yang paket kecil juga rupanya...”

Gomblo berusaha menyeret irin keluar dari lemari. Irin melawan sekuat tenaga namun percuma. Gomblo berhasil mengeluarkan Irin, tubuh gadis itu terjatuh ke lantai yang penuh genangan darah Rizal. Gomblo perhatikan kembali Irin dengan seksama. Gadis 16 tahun itu memiliki wajah cantik innocent, kulit putih bersih, mengenakan kaus oblong putih kebesaran milik Elsa, dari balik lubang kepala kaos gomblo dapat melihat bra hitam yang membungkus dada ukuran sedang yang lumayan besar untuk gadis seumurnya, celana pendek nya tersingkap memamerkan paha putih halus.

“ASIK.... Daun muda kulitas tinggi nih!!!”

Saat Gomblo bersiap menerkam Irin, tiba-tiba Elsa menerjang dan menancapkan cutter milik Rizal ke perut Gomblo demi menyelamatkan irin.

“LACUR BANGSAT!!!” Secara reflek Gomblo meraih revolvernya dan menembak Elsa.

DOR.. DOR.. DOR..

Tiga peluru bersarang di dada Elsa, membunuhnya seketika, tewas di samping jenazah kekasihnya.

“AAAKKHHHH.... DASAR LACUR!!!” rintih Gomblo, dia tahu tanpa pertolongan medis segera dia juga akan mati.

“BODO AMAT!!! Kita semua mati hari ini.” Gomblo mengacungkan revolvernya ke Irin. Saat gomblo bersiap menarik pelatuknya, tiba-tiba...

DOR...DOR...

Suara dua tembakan terdengar dari arah pintu. Gomblo roboh mati di lantai. Kondisi kamar yang awalnya remang-remang tiba-tiba menjadi terang, rupanya cahaya itu berasal dari flashlight senapan dua prajurit yang berdiri di luar ruangan. Meski silau Irin dapat mengenali bahwa mereka jelas bukan TPR, perlengkapan dan senjata mereka jauh lebih modern, motif loreng seragam yang berbeda, dan yang paling mencolok mereka jelas bukan orang asia.

“Apa jangan-jangan Soviet sudah datang kesini?” Irin bergidik ngeri

“ka.. kalian... siapa?” tanya Irin dengan gugup.

Menyadari orang yang ada di depan mereka hanya gadis remaja, kedua prajurit itu menurunkan senapan Bullpup Austeyr mereka. Dengan bahasa Indonesia terbata-bata menjawab..

“Kami pasukan Zeni Australia, Allied Forces.”

Mendengar ucapan itu Irin menangis haru.

------------

“Jawa sudah tamat!” dengar Irin dari pembicaraan seorang prajurit TPR.

Sudah 3 hari sejak Irin dan korban selamat lain keluar dari bunker, Irin masih dirawat di RS darurat milik sekutu, dia tiak luka parah hanya dehidrasi saja. Kini Surabaya benar-benar rata. Hanya puing-puing bertebaran dimana-mana, tampak tubuh-tubuh hangus juga bertebaran. Beberapa jenazah ketika tertiup angin tubuhnya yang telah jadi arang lapuk dan tergerus, dengan seketika hanya menyisakan tulang-belulang saja. Dibeberapa tempat TPR bersama Allied forces berusaha menyelamatkan orang-orang yang masih terjebak di bunker.

Irin sempat menanyakan tentang bunker 10-09 tempat orangtuanya kemungkinan besar berlindung. Tapi info yang dia dapatkan justru pahit. Disaat-saat genting gerbang bunker tersebut gagal mentup sehingga gelombang panas yang datang masuk dan mengubah bunker itu menjadi tungku raksasa, memanggang semua yang ada di dalamnya. Irin harus menerima kenyataan sekalipun orang tuanya sempat kesana, mereka tidak akan selamat. Irin menangis sejadi-jadinya, kini semua yang dia miliki telah musnah.

RIS benar-benar terpukul telak kali ini. Informasi penting baru saja masuk bahwa President tidak selamat, kini wakilnya telah mengambil alih dan memutuskan membentuk pemerintahan darurat di Bali. Karena serangan nuklir ini TPR dan Allied mengalami kehilangan personel dan materil yang besar sehingga mustahil mempertahankan Jawa, mereka mulai melaksanakan pengunduran strategis ke Bali.

Bagaimana dengan warga sipil? Bali tidak mungkin menampung kedatangan manusia sebanyak itu. Berdasarkan perjanjian dengan Allied Forces, Australia bersedia menampung pengungsi dari RIS namun dalam jumlah yang terbatas dan memenuhi kriteria tertentu, Australia hanya ingin menerima anak-anak sampai orang-orang umur kerja (40an tahun), dengan jumlah yang sangat terbatas. Bagi orang-orang tinggal di negeri jauh yang masyarakatnya “agak” rasis terasa berat dan jauh dari ideal. Tapi mendengarkan rumor tentang apa yang Red Forces lakukan pada rakyat wilayah jajahan, tinggal di negeri orang dan menjadi warga kelas bontot terdengar seperti tinggal di surga. Mereka pun berebut untuk mendapatkan “tiket” ke Australia.

“hai Irin, bagaimana kabarmu? Sehat?” pertanyaan seorang personel medik wanita dari australia mengagetkan. Bahasa indonesianya lancar sekali.

“Sehat Mrs. Burton”

“Daftar gelombang 1 yang diterima oleh Australia baru saja rilis, Coba lihat, ada namamu disini. Apa mau mengambilnya?”

Irin hanya mengangguk lemah. Baginya tidak ada artinya dia tinggal di negeri ini, apa yang tersisa hanya kenangan buruk.

“kalau begitu bersiaplah, kamu berangkat sore ini.

Pukul 4 sore helikopter seahawk yang ditumbangi irin dan pengugsi lain mengudara. Dari atas dapat dia lihat kehancuran terjadi dimana-mana, peradaban yang telah dibangun berabad-abad musnah dalam sehari. Dari atas dapat dia lihat pula kapal-kapal Allied Forces berlayar dengan gagah di laut jawa. Terlihat sepasang F-35B lepas landas dari kapal Induk HMAS Adelaide, menjalankan misi menggempur posisi Red Forces guna memberi waktu TPR untuk mundur. Selain itu terlihat juga kapal-kapal Destroyer milik Amerika. Sementara kapal-kapal RIS tampak kerdil.

Seahawk akhirnya mendarat di kapal angkut HMAS Tobruk untuk segera membawanya ke Australia. Sebelum masuk ke dalam Irin sempat melihat kembali ke arah daratan, mungkin inilah terakhir kalinya dia melihat langsung negeri kelahirannya. Setelah itu dia masuk dengan beberapa tetes air mata mengalir di pipinya.

--------------

Tamat juga Chapter 2...

Bagi orang-orang yang PM ane untuk dibuatin cerita jilboobs tuh udah ane kabulin.

Next chapter: Sinfull Hero
 
Terakhir diubah:
bila ada kritikan kaya kepanjangan ato bagian hotnya kurang, silahkan aja..
 
suhu ada typo dikit tuh nama nya harus nya #lisa kan dan bukan #elsa loh suhu soal gambar mulustrasi pake aja gambar dari anime suhu kayak cerita yg suhu buat di daun muda itu loh
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd