Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT [Remake] Naughty Wife Sarah

Side Story Part 2b






























Sore hari, disuatu tempat...







Mereka sudah dikuasai oleh hawa nafsu mereka yang semakin menjadi-jadi. Yang bisa dilakukan
oleh perempuan cantik yang sedang terbaring lemas itu hanyalah meronta-ronta.









“Perasaan ini...aaaah..”

ucap seseorang dalam hati.







“Tenang aja, pasti suka kok.”
“Iya engga?”







“Bener kok, udah tenang aja!”

“Nikmatin ya..”

seseorang menimpali sahutan temannya.





“Cuma ada satu kok yang kita pengenin...”
“Mengubah tubuh kamu untuk tak akan bisa menolak kesenangan-kesenangan baru.”

ucap seseorang sambil mengelus-elus rambut indah yang sedang tergurai.



“Hehe...”
“Membuat kamu makin ketagihan.”














Meskipun sangat menyukai senang melakukan seks, dia masih cukup waras untuk melakukannya dalam ketidakpaksaan.
Saat ini, yang sedang mereka lakukan adalah sebuah pemerkosaan atau bisa dibilang dilakukan dengan pemaksaan,
sang bidadari pun makin lama makin tak tahan dibuatnya.



Ada rasa takut yang dia rasakan, perasaan khawatir kalau semakin sering di stimulasi seperti ini terus menerus,
tubuhnya akan merekam jelas perbuatan ini dan membuatnya menjadi terbiasa. Didalam hati kecil,
ada perasaan yang tak menginginkan itu terjadi.









“Gawat ini gawat!!”
“Jangan lagi plisss..!”

pikirnya.









“Aaah.. perasaan ini...”
“Perasaan ini gak boleh muncul!!”



Sentuhan-sentuhan itu sangat memabukan untuknya.


“Kalau gini terus, aku bisa menggila.”
“Nanti aku gak bisa berhentiiiii..Aaah...”




Saat ini ada lima orang laki-laki sedang menjarah seluruh tubuhnya secara bersamaan.







“Emang mantap toketnya!”





“Jangannn..”

pinta perempuan itu.







“Apa? Jangannn?!!”
“Bercanda ya?”



“Udah sering dinikmatin juga!!”

ucap salah satu dari mereka.







Nghhhh!!!







Dia merasakan lidah salah satu diantara berputar-putar pada bagian putingnya, dihisap, dan digigit kecil.









“Lo gak liat ekspresinya pas bagian ini diginiin?”
ucap seseorang yang terlihat senang sekali menikmati payudara kiri perempuan ini.







“Cewek kayak lo itu udah gak bisa munafik lagi sama perasaan yang seperti ini!”
“Gak usah pura-pura gak sange deh!!”



“Udah kodratnya cewe untuk ngelayanin laki-laki sejati!!”

ucap seseorang yang saat ini sedang menjilati leher perempuan cantik itu.





“Paling lama-lama juga nanti gak akan ngelawan”
“Sumpah gw udah gak tahan untuk lihat ekspresi yang lo bilang itu!”

timpal seseorang yang sedang menikmati bagian perut yang mulus itu.





“Tenang aja, ini udah banjir kok..hehehe.”
“Bakalan keluar kok ini kalau terus-terusan di goda kayak gini.”

ucap seseorang yang sedang menjilati liang kenikmatan yang sudah mengeluarkan aroma yang khas.





“Tahan-tahan....”
batin bidadari yang sedang bertarung melawan godaan sesaat dari lima orang ini.









Ngghh...Aaahhhhhh..







“Hehe.. makin sange tuh kayaknya..”
“Gw pernah juga nih bikin perempuan sampe kayak gini.”

ucap seseorang yang sedang kembali melahap bagian dada perempuan itu.







Setelah 4 jam bersama menjamah tubuh perempuan itu, dia masih belum menunjukan adanya tanda-tanda akan keluar.
Sebenarnya mereka secara bersamaan, seringkali dengan sengaja menunda sang wanita cantik yang ada dihadapan
mereka ini, terasa tertunda mencapai kenikmatan birahi. Dan perempuan itu sama sekali tidak sadar, yang dia rasakan
hanya lah mengapa perbuatan mereka itu terasa lama.





Hingga munculah sebuah ide lagi oleh salah satu dari mereka,
dia pun kemudian berbisik ke kuping wanita itu...









“Jadi masih belum mau keluar ya?”
“Yaudah kalau gitu..”








Orang yang tadi sedang menjilati lehernya, mengajak teman-teman sepernikmatannya ini untuk melakukan sesuatu.
Mereka semua menggunakan lidah mereka untuk menjilati setiap inci dari tubuh, mengecup juga mengigit.
Terkadang juga diberikan tiup-tiupan pada bagian yang sensitif..







“Aaaaahh..perasaan apa ini????”
“Kenapa ini enak bangett..???”


“Gawat bisa jebol ini... Aduhh..”












Aaaaaaaaaaahhhhhnngggghhhhhhh









“Kita akan buat tubuh kamu mencapai kepuasan tertinggi...”
“Lihat aja nanti hasilnya..”








Kaget dan bercampur rasa khawatir mulai menyelimuti dirinya.







“Apa yang bisa aku lakukan?”
“Bisa gawat kalau begini terus!!”



“Lama-lama aku bisa ketagihan!!!

batinnya yang sudah mulai terlihat frustasi.







“Hehehe ini akan jadi pengalaman yang makin tak terlupakan buat kamu”







Secara bersamaan mereka memasukan lidah mereka ke mulut, kuping, dan juga liang vaginanya.
Dan dua orang lainnya masing-masing mengisap puting payudara....







“DASAR KALIAN GILA!!!!!”





AAAAAAAAAHHHHHHHHHH

akalnya mulai memudar menuju kenikmatan birahi tertinggi..











“Bisa...ahhhhh....bisa....”
batinnya





KELUAR AAAHHHHHHHHHH!!!!!!
Teriak perempuan itu..















Craaattttttssssss















Serr..Serrrrr....












Perempuan itu untuk pertama kalinya mengalami Squirt pertamanya dari seluruh kegiatan seks
yang pernah dia lakukan dengan orang-orang yang sudah pernah menikmatinya.









“HAHAHAHAHAHAHA!!!”
tawa mereka kompak....







“Jadi bagaimana cantik?”



“Mau lagi....?”







Ah ah ah ah....






Perempuan itu terlihat sedang berusaha mengatur nafasnya dengan bersusah payah.











“Kkkaa..lian..ahh..”

“Gg..illaa..”

ucap perempuan itu yang perlahan-lahan mulai kehilangan kesadarannya sambil tersenyum.













Dan perempuan itu pun pingsan...



























Sementara itu di ruang depan...







“Uhuk...uhuk..”
“Mumpung...mereka..lengah..sshh..”









“Tejo..harus lapor ke Tejo...”










***



Bersambung.....



Arrggghhh..makin ga terima ane hu..klo gini caranya....masa sarah balik ke tejo setelah habis digangbang...klo bener dibuat seperti itu,kesannya nanti jadi tejo itu tokoh utama yang cuma dapat AMPAS nya sarah..jadi CUCKOLD abis..asli ga terima ane hu klo dibuat seperti ntuh..tejo harus dibuat sebagai penakluk atas kehausan dan exibis nya sarah....


Btw..ane hanya saran dan masukan aja...apapun hasilnya..tetep ente emang keren hu..
 
Side Story Part 3
(Begin with You)​










(ilustrasi Eliza)​










Sebelum kembali ke ruang Core lantai 2









Oh..ooh...



Mmmmph..





Ohh..




“Makin jago emang lo Za!”

“Sssh...”






Mm..mmpphhh...





“Gw keluar za!!”





Crot..Crotttt...





Mm..mmpphhh...

Mmmmpuahhh...



Glek!





“Hah..ha...”
“Banyak banget sih Ded!”

keluh Eliza..



“Hehehe..”
“Ditelen?”



“Doyan peju ya Za?”








PLAK!!
Eliza memukul paha Dedi.





“Udah tahu pake nanya!”
“Ayo cepetan bentar lagi mulai rapat!”







“Aduh! Iyaa..iyaa!”
“Ngomong-ngomong Kak Dira cantik ya Za?”

ucap Dedi.





“Hmmm”
Eliza tak begitu merespon komentar Dedi.





“Gak cemburu Za?”
tanya Dedi.





Eliza tetap diam tak merespon Dedi, dia sibuk merapihkan dirinya, dan mengecek apakah ada sperma
yang menetes di dagunya. Kemudian dia melangkah keluar pelan-pelan dari kamar mandi itu. Jam segini
memang kamar mandi lantai 6 selalu sepi, dan sudah rahasia umum bagi para quickie untuk melakukan
pelepasan’ disitu. Dan memang beberapa kali Eliza dan Dedi melakukan tak hanya oral seks, namun
juga penyatuan alat kelamin mereka.





“Buruan Ded mumpung sepi!”
melongos Eliza langsung pergi meninggalkan Dedi.







“Duh..Eliza..”
“Sampai kapan sih gw bisa ngeluluhin hati lo?”







***










(ilustrasi Kak Dira)​









“Nah jadi project ini kan bakalan terus berjalan selama 6 bulan kedepan sampe goalsnya.”
“Sebenernya kita itu divisi yang emang bertugas untuk bikin second plannya.”



“Tugas kita adalah memanage seluruh grand design acara dari tahap awal sampai tengah aja.”
“Karna untuk eksekusinya sendiri, itu Bram udah nugasin di kelompok lain.”

“Yah bisa dibilang, kita backup plannya Bram sih hihihi..”

ujar Kak Dira panjang lebar.



“Jadi nanti kalian akan aku rolling.”
“Kadang Tejo sama aku, kadang Eliza, kadang Dedi.”



“Dan pasti nanti juga akan ada split team sih.”
“Yang jelas bakalan tukeran yang cowo.”



“Kadang Tejo sama aku, kadang Dedi sama aku.”
“Nah nanti juga Eliza bisa sama Dedi, bisa juga sama Tejo.”

tambah Kak Dira.







“Oh kenapa gitu Kak?”
tanya Eliza.





“Jadi gini Liz, kalau yang pertama, itu supaya aku bisa memudahkan untuk mengontrol
Pekerjaan kalian masing-masing.”

“Aku gak mau cuma terima laporan hasil kerja.”


“Nah untuk yang kedua, itu bakalan tipe klien yang kita hadapi sih.”
“Yang jelas mana yang bisa melindungi kita dari godaan Oom-Oom mesum..”
“Hihi..”


jawab Kak Dira yang ditanggepi anggukan oleh Eliza





“Emang ada yang suka godain Kak Dira?”
tanya Dedi.



“Ya gak cuma aku aja sih Ded.”
“Beberapa kali yang ditugasin buat megang sponsor juga sering digodain.”



“Ada yang sampai di chat pribadi, diajakin jalan.”
“Huhu kebayang gak sih Oom itu mikirnya apa pas kita dateng?”








Saat Kak Dira memberikan penjelasan, Tejo sebenarnya sedikit agak tidak berkonsentrasi perhatiannya.
Dia masih teringat belahan dada yang dia lihat tadi, apalagi posisi duduknya yang dekat Kak Dira dapat
dengan jelas mencium aroma parfum yang dikenakannya. Tak terasa olehnya, matanya pun selalu
melihat kearah dada Kak Dira, sehingga Dira pun sedikit sadar Tejo sedang memandangan hal lain
yang ada dibagian tubuhnya. Wajahnya memang menghadap Dira, namun matanya fokus ketempat lain.





“Kak Dira memang bohai sih.”
ucap Tejo spontan dan pelan.



Eliza dan Dedi pun memadang Tejo, mereka tahu dari ucapan barusan, adalah ucapan orang yang
sedang tidak fokus, karna sedari tadi mereka sedang dalam diskusi yang cukup serius.







“Apa Jo?”
tanya Dira.



“Dasar anak mesum, emangnya aku gak sadar mata kamu kemana daritadi?”

“Hmmm.. jadi inget Eko..”

batin Dira.



“Ee..e..itu..”





“Hahaha.. Tejo tejo...”
“Kamu naksir kakak ya?”

ucap Dira berkeling mencairkan susana kembali.





“Udah nabrak orang di depan perpustakaan, sekarang malah ngelantur.”
“Fokus dong Pak..haha”

Eliza sedikit tertawa mengejek Tejo.





“Eeeh.. maaf..”







“Hahaha..”

tawa Sarah dan Eliza.

“Itu barusan Kak Dira kayak lagi godain Tejo deh..”
batin Dedi.





“Yaudah sebenarnya hari ini gak perlu banyak yang dibahas sih..”
“Tapi ini tadi Bram ngechat kalau mau ada satu rapat grup lagi.”

“Kalian mau ikut?”



“Ya boleh kak!”

ucap Tejo, Eliza, Dedi bersamaan.







***





Setelah selesai rapat, Jam 11 Malam...







“Tejo!”



“Ya Kak Dira?”



“Minta nomor WA kamu dong.”
“Oya Jo, besok temenin aku ya.”

ucap Kak Dira.





“Oh ngapain Kak?”



“Udah ikut aja!”

jawab Dira.



“Oo..kay kak..”
ucap Tejo sedikit kebingungan dengan permintaan Kak Dira.



“Lucu amat sih kek gitu Jo.”
“Ini nomor kakak ya Jo.”






Ting!
bunyi pesan notifikasi.





“Ok. Aku save ya Kak..”
jawab Tejo



“Iyalah kamu save, masa mau diapus gitu?”
“Jahat banget!”





“Eeh.. enggak kak..”



“Hihi bercanda Tejo..”
“Serius banget sihh!”



“Serius itu tadi mata kamu lihat dada aku terus!”

timpal Kak Dira.






DEGGH





“Eee..ituu..”
respon Tejo yang kaget, kalau Dira tahu apa yang dilakukannya sedari tadi.



“Udah...tandanya kamu normal Jo!”
“Besok pake baju rapih ya!”



“Dah Tejo..”

Kak Dira pun berlalu menuju parkirannya.





Puk!





“Cepet amat akrab bro sama Kak Dira.”
Dedi tiba-tiba menepuk pundak Tejo.





“Anjrit ngagetin aja lo!”
“Engga yang kayak lo pikirin woi!”

ucap Tejo.



“Yaelah kaku amat kayak kanebo kering!”
“Emang lo kira gw gak sadar lo daritadi merhatiin dia terus pas rapat tadi?”




Tejo pun mulai salah tingkah, dia tak tahu sebenarnya yang dia lakukan tadi, saat memperhatikan Kak Dira,
Eliza dan Dedi menyadari kalau Tejo terlihat fokus namun bukan kepada pembahasan yang dilontarkan
Kak Dira, melainkan kepada Kak Dira nya sendiri.





“Hehehe..”
“Primadona tuh dia, banyak yang incer..”

“Denger-denger ada gosip soal dia sih.”



“Tapi gak peduli gw soal begituan.”
“Gas aja Jo kalau suka, siapa tahu dapet..”

jelas Dedi panjang lebar





Tejo pun mulai sedikit kepikiran, apakah dirinya bisa ‘pacaran‘ dengan Kak Dira.
Selama ini Tejo memang belum pernah naksir siapapun selain dengan Tante, Tante Sarah.
Namun kali ini dia merasakan perasaan baru ketika melihat Kak Dira, bahkan mirip seperti dengan Tante Sarah.
Dari perjumpaan pertama dengan Kak Dira, Tejo merasa sedikit berbunga-bunga.





“Dah bareng gw Jo pulang nyok!”
“Kosan lo deket rumah gw..”



“Wah Thanks Ded!”



“Nanti lo tunggu didepan ya.”
“Gw ambil motor dulu diparkiran.”



“Sekalian nyamerin Eliza bentar.”

ucap Dedi.



“Lo berdua pacaran ya?”

tanya Tejo.



“Hehehe..”
“Udah lo tunggu didepan yak!”





“Janga kelamaan lo Ded!”





“Iyak..iyak slow..”







***







“Elizaa!”
teriak Dedi berlari menuju Eliza yang baru saja membuka pintu mobilnya.



“Apaan sih Ded berisik bangett!!”

“Udah malem nih!”

ucap Eliza yang agak risih dengan kelakukan Dedi.





“Hehehe..”
“Gw mau balik sama Tejo ya Za..”



“Tapi cium dulu dong..”

ucap Dedi yang makin mendekati Eliza.





“Ish apaan sih!”
“Sana-sana!!”



Tanpa menghiraukan Eliza, Dedi pun menarik tengkuk lehernya,





Mhhhmmmhhpp!





“Mmpuh.. ish Dedi!!!”



“Hehehe..”
“Hati-hati ya..”



Dedi pun langsung berbalik arah dan segera menuju motornya,





“Eliza!”
teriak Dedi sambil menengok sekali lagi kearah Eliza





“Apa lagi?”



“Hehehe..”
“Gw sayang elo Za..”




Dedi pun makin jauh dari Eliza.









***









Sekilas cerita soal apa yang terjadi dengan Eliza dan Dedi.





Saat itu Eliza sedang tak enak badan, selain karna pesta seks yang dilakukan sampai tengah
malam oleh pejantan-pejantan di rumahnya, karna Eliza hampir dua minggu menginap di rumah
sepupunya, Eliza pun sedang mengalami hari-hari menuju menstruasinya. Sehingga dia meminta
izin untuk ke ke ruang kesehatan.. Tak mau kecolongan lagi, dia pun berpikiran untuk mengunci pintu ruangannya nanti.



Disaat yang bersamaan, hari itu Dedi dan Pandu sedang berantem, sejak kemarin mereka tak saling
bicara akibat Pandu kalah taruhan klub sepak bola dengan Dedi. Pandu sama sekali tak mau membayar
uang taruhannya itu, sehingga hal itu membuat Dedi marah. Sempat terjadi adu pukul-pukulan yang
kemudian dilerai oleh Bapak-bapak tempat tongkrongan mereka.



Pandu dari kejauhan melihat Eliza jalan sendirian menuju ruang kesehatan pun langsung berencana untuk menggarap Eliza
sebagai pelampiasan.




“Liat aja Ded! Perek kesayangan lo itu bakalan gw jadiin milik gw!”
ucapnya.





Eliza yang baru aja akan menutup pintu tak menyadari Pandu sedang berlari menuju kearahnya,
sehingga kemudian Eliza terdorong kebelakang karna Pandu mendorong pintu itu dengan kencang.
Eliza yang masih mencerna apa yang barusan terjadi, langsung shock dengan adanya kedua tangan
yang memaksanya untuk berdiri. Pandu pun menutup pintu tanpa menguncinnya.



“Hai Perek, gw mau ngentot!”




BREK!




Pandu langsung membuka paksa seragam yang dikenakan oleh Eliza, sehingga kancing-kancing bajunya terlepas.



“PANDUU.. APAAN-APA..hekkk..”
Pandu langsung mencegah Eliza yang sedikit berteriak dengan mencekek lehernya.



“Layanin gw atau lo mati!”




Eliza yang masih shock atas perbuatan Pandu yang tiba-tiba mendorong pintu, dan kemudian
saat ini sedang mencekek lehernya benar-benar membuat perasaan Eliza campur aduk.
Eliza merasa takut terhadap Pandu, dia yakin kalau Pandu tidak dituruti akan berlaku
kasar kepadanya. Terlihat dari setiap kali Eliza digarap oleh Pandu dan Dedi, Pandu lah yang
paling sering menyiksa dan kasar kepada dirinya.



“Awas lo teriak!”





PLAK!

PLAK!

PLAK!




Pandu pun mulai menampar pipi Eliza.





“Ampun Pandu.. Ampun.. hiks!”
“Iya gak bakal teriak ndu..hiks!”





Eliza pun mulai mengeluarkan air matanya,



“Ya Tuhan cobaan apa lagi ini.”
sekilas diapun teringat akan pemerkosaannya oleh beberapa anak motor kala itu.



Pandu pun langsung membuka paksa kedua paha Eliza, entah kapan Pandu membuka celananya,
saat ini dia sudah akan menusukan kejantanannya. Dia kesampingkan celana dalam Eliza dan langsung
memasukan batang penisnya.



Rasa perih muncul pada diri Eliza, karna vaginanya belum basah.



“Pelan ndu..hikss”
“Sakit...hiks.hikss..”



“Diem perek!”
“Nanti juga memek lo basah kayak biasa!”






Pandu pun mulai memompa dengan cepat penisnya





PLOK!

PLOK!

PLOK!

PLOK!

PLOK!

PLOK!

PLOK!






“Hehe tuh basah kan!”
“Dasar Amoy Perek!”



“Mulai sekarang lo itu perek gw!!”
“Ngerti!”



Eliza hanya terdiam tak menanggapi, dia masih terus menangis juga merasakan rasa perih
pada vaginannya. Pandu pun makin cepat menggenjot Eliza dan diiringin oleh hentakan
kuat-kuat, seakan-akan penisnya ingin melubangi lebih dalam liang vagina Eliza.

Saat ini yang diharapkan Eliza akan ada datangnya pertolongan.



Pandu sudah beberapa kali membolak-balikan Eliza, sampai akhirnya Eliza mencoba untuk menerima
apa yang sedang terjadi kepada dirinya. Dia tak ingin tersiksa, meskipun rasa perih masih berkelanjutan
di vaginanya. Dia sama sekali tak merasakan akan ada datangnya orgasme pada dirinya.



Pemerkosaan itu sudah berjalan hampir satu jam sampai tiba-tiba..





“Eliza..”
“Aku denger kamu sakit ya?”






Andi mendengar dari Jenny, kalau Eliza sedang tidak sehat dan sedang berbaring di ruang kesehatan.
Memang beberapa hari kebelakang, Andi dan Eliza sudah semakin berdekatan, bahkan teman-temannya
mereka pun merasa kalau mereka sudah jadian. Niatnya Andi hari ini memang ingin menyatakan cintanya
kepada Eliza, namun sepertinya rencana hari ini harus kandas saat dia melihat perempuan yang disukainya
itu sedang melakukan hubungan intim dengan entah siapa.





“Enak kan gw entot?”
“Enak kan?”



“Jawab!”

tanya Pandu sambil menjabak rambut Eliza





“Ampun ndu hikss...”
“Iya.. enak..nduu”

ucap Eliza





Eliza dan Pandu sama sekali tidak sadar kalau sudah ada orang lain didalam ruang itu.

Memang posisi mereka tak terlihat dari depan karna terhalang tirai yang sempat ditarik oleh Pandu
untuk menutupi dirinya dan Eliza, apalagi posisi Pandu saat ini sedang mendoggie Eliza dari atas kasur.
Dia tidak menyadari kehadiran Andi dibelakangnya. Suara hentakan antara paha Pandu dan pantat
Eliza yang terlalu keras, sedikit menyamarkan suara pelan Andi.



Andi masih tak percaya apa yang sedang dilihat dan mencoba untuk memukul Pandu. Ada rasa tak terima
melihat Eliza disetubuhi dan terbesit pikirannya bahwa Eliza sedang diperkosa. Pandu yang terkejut ada yang
memukulnya langsung berbalik badan. Dan saat yang dilihat bahwa ada seseorang yang melihat aksinya,
terlebih lagi orangnya bertampang biasa-biasa, membuat Pandu langsung kalap.





“Mau mati lo ya ganggu orang lagi enak-enak!”
ucap Pandu ke Andi.



Pandu langsung turun dari kasur dan menghajar Andi habis-habisan. Andi yang memang pada
dasarnya anak rumahan dan tidak pernah berkelahi jelas tak bisa menahan dan mengimbangi pukulan Pandu.







BUK!! BUK!! BUKK!!





“Udah Pandu jangan pukul Andi!”
“Stoppp!”

“Pliss Pandu!!”

ucap Eliza memohon.





PLAK!!!





“Hekkk..”



Diem Amoy Perek!”
“Urusan lo sama gw belum selesai!”



“Abis ini anak pingsan, kita lanjutin lagi ngentotnya!”

“Gw belum puas!”

ucap Pandu sambil menampar dan mencekik leher Eliza.





Terlihat darah sudah keluar dari hidung Andi, dan dia sudah tak kuat lagi bangkit menghadapi Pandu.

Tak jauh dari situ Dedi sedang berjalan menuju gudang belakang untuk ngerokok, yang pastinya akan
melewati ruang kesehatan. Saat persis didepan pintu ruang kesehatan yang sedang terbuka, Dedi tak
menoleh kesamping dan melihat ke arah ruang kesehatan. Terlihat olehnya ada seeorang tergeletak di lantai
dengan hidung berdarah juga Pandu yang berdiri dihadapannya.



Yang membuatnya kaget adalah saat Pandu bilang dia masih ingin melanjutkan ngentotnya dengan Eliza.



“Ada Eliza?”
batinnya.



Tak lama Pandu terlihat menarik wajah seseorang dan mencium bibirnya..





“WOY BANGSAT!!”
teriak Dedi.



Dedi berlari kearah Pandu dan melompat memukul wajahnya.





BUKKK!!





“ANJING!”
teriak Pandu yang tiba-tiba ada seseorang yang memukulnya lagi





BUKKK!!

BUKKK!!

BUKKK!!





“Udah gw bilang jangan sentuh Eliza!”

“Dia milik gw!!”

Dedi memukul Pandu dengan membabi buta.





“Eliza cepet keluar dari sini!”
tegas Dedi




Eliza tidak menduga kalau Dedi akan menyelamatkannya, namun sebelum dia sempat menyelamatkan diri,
Pandu sudah menendang Dedi jatuh.





“Haha!”
“Semua yang milik lo bakalan gw rebut bangsat!”



“Termasuk Amoy Perek lo ini!”

ucap Pandu sambil menendang Dedi.





BUK!





“Ugh!”
desis Dedi.





“Gak usah sok jagoan lo anjing!”
“Lo juga biasa make ini perek!”
“Gak usah kayak sok-sok an nyelametin!”




Pandu pun mulai melancarkan pukulan-pukulan kepada Dedi.





BUKK!



“Auhhh bangsat!!”
keluh Pandu yang penisnya dipukul Andi yang berada di bawahnya.



Melihat Pandu lengah, Dedi pun melancarkan lagi serangannya kepada Pandu, sampai akhirnya
entah darimana sumber tenaga Pandu, dia langsung membanting badan Dedi.





Eliza masih shock dengan situasi ini sampai sebuah bunyi membuat matanya melotot.





PRANG!





Pandu mengambil botol akohol kaca yang ada diatas lemari samping kasur dimana Eliza berada.
Dia pukul kan kearah Dedi tepat dikepalanya, lalu pecahan botol itu dia tusuk ke arah perut Dedi.
Dedi sempat menahan tangan Pandu namun karna pegangannya yang agak lemah, tak dapat menahan tusukan pecahan botol itu.



Melihat hal itu, Eliza langsung berteriak dengan keras.





“KYAAAAAAAAAAAAAAAA!”





Suara teriakan yang cukup keras itu membuat Pandu sadar akan perbuatannya.
Dia langsung berlari kabur dari ruang itu melewati jendela.





Tak lama ada beberapa orang berkumpul diruangan itu.



Dedi dan Andi dibawa ke klinik terdekat, dan kejadian pemerkosaan oleh Eliza itu cukup jadi bahan
pembicaraan. Kejadian itu tentu saja membawa dampak pada sekeliling Eliza, diantaranya adalah
Pak Edy yang tak lagi melakukan pencabulan, Girno yang mengundurkan diri dari tugasnya
sebagai satpam, dan juga pembantu-pembantunya yang makin menjaga sikap dan tak lagi
menuntut jatah kepada majikannya itu. Karna kasus ini mengakibatkan turunnya Polisi.

Mereka mencari keberadaan Pandu yang menghilang sejak saat itu.



Tentu saja, orang tua Eliza makin memperketat pengawasannya terhadap Eliza. Bahkan sampai akhirnya
di hari kelulusan. Hubungan Eliza dengan Andi pun kandas semenjak kejadian itu, Andi menjauhin Eliza karna
dia sudah tidak perawan, apalagi setelah mendengar ucapan Pandu yang mengatakan Eliza sudah sering
‘dipakai’ oleh Pandu dan Dedi. Hal itu membuat Eliza benar-benar patah hati. Segala kumpulan kejadian-kejadian
itu membuat luka di hatinya. Orang yang dia harapkan menyayangi dirinya, dan terbayang akan menikah
hidup bersama, malah menjauh darinya.



Soal Dedi pun akhirnya Eliza memaafkan, karna dia menyelamatkan dirinya. Bahkan saat dimintai
keterangan oleh Polisi, Eliza melindungi Dedi, karna tanpa adanya Dedi, entah akan jadi
seperti apa Eliza nanti. Ada rasa berterimakasih dari Eliza kepada Dedi. Pak Edy pun tutup
mulut soal Dedi, karna dia tahu dia pun akan terseret kalau sampai dia membocorkan
soal hubungan Dedi dengan Eliza. Saat Dedi sudah sembuh pun, Eliza sempat menjenguk
Dedi di rumahnya, dan Dedi mengucapkan terimakasih, kalau tidak dia sudah berakhir di penjara,
karna bisa saja Eliza melaporkan Dedi juga.



Seiring berjalannya menuju kelulusan, Dedi sering menempel ke Eliza, dia mencoba
untuk membalas budi dan perbuatannya kepada Eliza dengan hal baik yang bisa dia lakukan.
Dia berusaha melindungi Eliza dari laki-laki yang mencoba memanfaatkan situasinya Eliza.
Tentu saja Eliza tak ambil pusing, dia pun berpikiran sama, kalau apa yang dilakukan Dedi hanyalah
sekedar balas budi. Teman-teman Eliza pun sering kali agak risih dengan adanya Dedi yang suka
muncul dan mengawasi Eliza. Namun Eliza tak pernah menggubrisnya. Sampai pada acara perpisahan,
Dedi tak bisa mempungkiri dia jatuh cinta kepada Eliza. Dia pun akhirnya menyatakan perasaannya kepada Eliza.



Eliza tentu saja kaget, dan dia tidak terpikirkan untuk jatuh cinta kepada Dedi. Sehingga
dia sama sekali tak bisa menjawab pertanyaan Dedi. Namun Dedi paham akan segala
perbuatannya yang pernah dia lakukan kepada Eliza, dia pun masih berpikiran bahwa
Eliza tak mungkin dengan cepat bisa memaafkan dirinya sepenuhnya, seutuhnya, setulusnya.







“Kamu gak perlu jawab sekarang Za.”
“Pokoknya aku tunggu sampe kapanpun.”





Mendengar hal itu Eliza sedikit luluh, hatinya yang masih terluka karna momen jatuh cintanya
yang gagal dan kandas, merasa sedikit ada kenyamanan ketika Dedi tiba-tiba memeluknya.
Saat itu mereka sedang berjalan di pantai berduaan. Eliza memang memilih untuk extend
sendiri tanpa mengajak teman-temannya. Dia memang lagi ingin menyediri, namun memang
dasar Dedi yang merasa berhutang pada Eliza, dia pun ikut-ikutan untuk menambah liburannya disini,
ingin menemani Eliza.



Sempat membuat Eliza tertawa, saat Dedi bilang boleh tidak meminjam uang Eliza terlebih dahulu
untuk mengisi hari-hari sambil menemani Eliza, bahkan Dedi menawarkan dirinya sebagai penyedia
jasa bodyguard untuk Eliza. Yang hanya perlu diberi upah makan saja.





“Aku sayang kamu pokoknya za.”



Eliza masih tak menjawab Dedi, dan hanya tersenyum mendengar itu.
Eliza merasa ucapan Dedi barusan itu sangatlah hangat, namun dia tak bisa membalasnya.





Mata mereka saling bertatap dalam-dalam, saling menerka pikiran masing-masing, dan tak lama..





CUP!




Sontak Eliza dan Dedi kaget, mereka tak menyangka kalau barusan mereka berciuman, dan terlebih lagi Eliza yang memulai. Wajah Eliza dan Dedi sama-sama memerah..





“Ded yang barusan itu...mmp”





Dedi pun kembali mencium Eliza, dan tak lama mereka sudah saling berpangutan dan bertukar lidah.
Eliza pun sedikit kebingungan atas perasaannya dan mengapa dia tidak merasa terpaksa melakukan ciuman ini dengan Dedi.





“Hah...”
“Ded.. Aku..”





“Sssstt.. Jawabnya nanti aja ya, Za”
“Pulang yuk udah malem..”





Eliza pun mengangguk.









***





Saat sudah sampai di villa kecil yang disewa oleh Eliza, Eliza pun terpikirkan untuk mandi malam.

Tubuhnya terasa lengket karna angin pantai. Dia pun masuk ke kamar mandi, membuka dan mengatur
keran agar air showernya cukup hangat. Saat sedang membuka bajunya, dia pun mulai memikirkan
kejadian barusan di pantai, saat dia berciuman dengan Dedi.



Jari telunjuknya pun mengeluh bibir manisnya itu..





“Rasanya hangat..”







DEGH!





Perasaan Eliza tiba-tiba terasa kacau, ada perasaan kasih dan juga..





“Apa yang lo pikirkan Liz?”
“Sshhh.. sekali ini aja..”







***







“Ded..”


Dedi yang sedang ditiduran di sofa pun berdiri kearah suara





“Kenapa Za?”
tanya Dedi



Eliza pun membuka kaitan bath robenya, dan pemandangan selanjutnya membuat mata Dedi melotot.





“Mandiin aku mau?”
ucap Eliza sambil tersenyum





Malam itu malam dimana pertama kalinya lagi Eliza melakukan hubungan seks lagi, dan tanpa paksaan.
Eliza merasa entah kenapa dia bisa merasakan kenyamanan yang cukup tinggi kepada Dedi.

Tapi untuk jatuh cinta dia belum bisa membuka hatinya. Karna itu dia ingin membuat sesuatu komitmen kepada Dedi.





“Sshh..oohh.. Ded..ssh”
“Aku..sshh belum bisa bales perasaan kamu..sshh”

“Tapi..ohhh..aku mau jadi teman mesra kamu...aahhh..”
“Aku mau aja ngelakuin ini, kalau momennya pas..”

“Jadi jangan pernah paksa aku ya..”

ucap Eliza ditengah genjotan penis Dedi di vaginanya.





Dedi sedikit kecewa dengan ungkapan Eliza, soal dirinya malah menawarkan untuk
jadi teman mesra. Namun dia cukup mengerti kalau Eliza saat ini masih ada kekecewaan,
terutama soal Andi. Ya, Dedi tahu soal Andi dari Jenny, saat dia memarahi Dedi setelah
kejadian di ruang kesehatan, sekaligus berterima kasih sudah menyelematkan Eliza.
Pertemuan itu tentu saja terjadi tanpa sepengetahuan Eliza.



Dari sinilah hubungan baru Eliza dan Dedi dimulai. Kemana pun Eliza pergi,
Dedi berusaha untuk selalu didekatnya. Karna yang ada pada dirinya ke Eliza bukan perasaan nafsu lagi, namun cinta.









***





Jangan lupa besok ya Tejo :)) - Kak Dira.

Satu pesan teks yang membuat hati Tejo sedikit berbunga-bunga.



Oh gini ya rasanya di chat cewek.
pikirnya.



Ting!



“Pake baju yang bagus, yang ganteng ya!”



“Emang mau diajak kemana sih kak?”



Ting!



“Surprise pokoknya!”
“Jangan sampe nyesel kalau engga ganteng!”



“Ok”







Pikiran Tejo sudah kemana-mana, dia bahkan berpikiran bahwa Kak Dira akan mengajaknya kencan.
Namun dia tepis lagi pikiran itu, karna hampir tidak mungkin baru kenal sehari sudah langsung
mengajak kencan pikirnya. Akhirnya Tejo memilih untuk tidur.



Saat sudah sedikit lagi menuju alam mimpi...





Ting!





“Tejo kapan ke rumah?”
“Tante kangen.. :* ”



Dengan mata yang sudah benar-benar lelah, Tejo pun terlelap tanpa membalas isi pesan tersebut.









***




Bersambung....
 
ngumpul semua..waw..
eliza tejo..

tapi dira dari cerita yang mana ya?
yang penting lanjut ya suhu..
mulustrasinya yummy..
gaya bahasa remake tante sarah nya juga beda..
lajuuut..
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd