REMBULAN BERSINAR
BAB 33
Diversity in Harmony
Kali ini aku memutuskan tak hanya sekedar mengelus elus saja….
Tapi tanganku sudah meremas menekan mencubit
Mulutku sudah mulai mengecup, menjilat, menggigit dan menyedot kencang….
Jari2ku aktif bermain dibawa sana….
Membelai sampaipun menggosok memek Wanda….
Jelas saja Wanda mulai menjerit jerit kencang….
Tak lagi sekedar mendesah….
Wanda yang biasa sudah hilang…
Yang ada Wanda yang liar…..
Seliar2nya….
Tak mau kalah dengan keaktifanku….
Wanda memutar tubuhnya sehingga mulutnya bisa menggapai kontolku yang sudah tegang berurat keras bak pentungan satpam….
Dielus2nya kontolku dengan dua jarinya…
Mulutnya didekatkan ke kepala kontolku…
Mula2 diajukan lidahnya menjilati pelan2…
Lama2 mulai mengecup pelah…
Makin kesana makin kencang kocokannya…
Makin keras sedotannya….
Aku yang disuguhi memek Wanda yang gundul bersih seolah diwax…
Tak tinggal diam begitu saja….
Tanganku mulai merabai bibir memeknya yang sudah basah kuyup...
Lidahku sudah mulai mencari2 klitorisnya…
Lama2 jari2 ku mulai menekan keras….
Mulutku menyedot bibir bawahnya…
Kadang mengulum klitorisnya….
Wanda jelas semakin blingsatan….
Tak kuat menahan godaan…
Wanda bangun dan mengatur diri untuk duduk diatas kontolku….
Blessshhh
Sekaligus masuk kontolku ke dalam memeknya…
Habis tandas….
Rasanya ….
Beuuuh luar biasa…
Wanda kelapanya terdongak….
Mulutnya menganga….
“Aaaaccchhhh eeesshshhhhhhhhh”
Aku membelai pantatnya, sesekali meremasnya….
Mulutku mengulum puting susunya yang tegak mengacung….
Sesekali kugigiti…
Wanda mulai menggerakkan pinggul dan pantatnya….
Kadang naik turun….
Kadang goyang kedepan kebelakang….
Kadang berputaar….
Semakin lama semakin cepat….
Kemudian melambat….
Cepat lagi….
Luar biasa cara dia mengatur tempo….
Aku ikut saja maunya kemana….
Mulai dengan mengenali ilmu rasanya Wanda….
Rupanya...
Persis seperti gerakan tarian…
Ada tempo disana…
Wanda mampu mengatur hentakan pantatnya secara berirama…
Ada olah gerak disana…
Wanda mampu mengatur gerakan tubuhnya dengan gemulai penuh cita rasa….
Susunya mengayun indah seolah tangannya dengan putingnya seolah jemarinya
Ada sentuhan disana….
Bagian dalam memeknya serasa hidup…
Kadang menyedot kencang
Kadang henya meremas pelan…
Luar biasa…
Aku mencoba mengimbangi dengan irama dan rasa yang sama….
Kugunakan semuanya untuk menjawab gerakan Wanda….
Kontolku bergetar2 sesuai dengan irama yang sama…
Kurojok2 sesuai dengan hentakan yang sama…
Mulutku kugunakan menjawab gerakan susunya…
Gigiku ludahku bekerja dengan irama putingnya…
Tanganku kadang meremas pantat kadang hanya membelai punggungnya semuanya kuselaraskan dengan irama yang sama….
Semakin lama semakin naik temponya…
Namun kadang lemas lembut mendayu2….
Luar biasa rasanya….
Ketika hampir mencapai puncak tiba2 melemah….
Keras lagi melemah lagi….
Keras lagi…
Sampai akhirnya kami bergerak luar biasa cepat keras dan beringas seolah tarian yang hampir mendekati endingnya…..
“Aaaaaaaaahhhhh maaassssssssssshhhhhh”
“Aaaarrrgggghh”
Kami mengalami Orgasme bersamaan yang sangat intens…. Lamaaaa sekali….
Selama gerakan tubuh Wanda yang seolah akhir dari sebuah tarian…..
Terakhir kudekap Wanda…
Keselusupkan kepalaku di dadanya
Merasakan seluruh getaran jiwa ruh rasa dan raganya…..
Damainya ……
Begitu damai….
Sehingga aku tak tahu bahwa telah tertidur dengan iringan tembang yang dilagukan Wanda….
Lir ilir lir ilir…
Mmm mmm mmm mmmmm
Mmmmm mmm mmmm mmmm
Aku terlelap……
***
Aku terbangun di kamarku setelah mendengar dobrakan pintu oleh Tase….
“Maasss Banguuunnn woooi…. banguun molor we si mas mah….. Wooi bangun”
“Gubrak…..”
Tak sekedar membangunkan biasa….
Kali ini Tase berhasil melompat dan mendarat diatas dadaku….
Aseeemmm….
Gimana ga bangun coba….
Tase memang kok jagonya kalau mbangunin orang…
“Mas…. Bangun dan mandi ya….
Habis ini antar ke Ubud ya…..
Ayo cepet….
Ga pake lama….
MAASSSSSSS”
“Iya iya…… duh ngapain sih bangunin kaya begini…
Kuping mas masih sehat kali dek….
Nih…
Aduuuh…. Sakit tahu… meuni menyiksa sekali pake nyubit segala sih…”
“Hi hi hi hi, Tase bener2 jagoan deh kalau bangunin mas Gara….”
Eh…
Tiara… Wanda
Eh semua gadisku sudah pada cantik2
Kok aku ga sadar ya….?
“Lhoo masih pagi khan ini ?”
“PAGI GIMANA ? TUH LIHAT MATAHARINYA”
“Eh… iya deh mas kesiangan, iya mas buru2 deh mandi…. Sebentar, mas ambil baju dulu”
“Hi hi hi, sudah Tase sayang, kasihan mas Buas, tuh mas Buas mandi sono gih, baju dan semuanya dah dari tadi disiapin ma Clara kok”
“Ya ya…. Semua keluar dulu gih…
Ga enak banget mandi ditungguin soalnya…”
“CEPEEETTTT”
“Duh…. Siap komandan”
“Hi hi hi hi”
Semua wanitaku tertawa melihatku dijajah belanda… Eh nenek lampir…
Duh sengsaranya diriku….
“Nitaaa…. Sini bantu ibu beberes tas, Santi, Sinta Renata kemari ayo siapin sarapan
Tiara dan Wanda kamu coba masukin semua tas ke mobil…”
“Baik bu…..”
Eh… kok ga semua dipanggil ya…?
Clara senyum2 dikulum memandangku….
“Hi hi hi, ayo mas mandi…. Sini Clara bantuin deh”
Rupanya karena Clara belum pernah mandi bareng aku, dia diprioritaskan menemaniku sekarang…
Tobaaaattt…..
Bujubuneng….
Itu susu atau bola basket ya….
Besaar dan mengiurkan untuk diremas….
“Hussss mas jangan mesum, Clara sudah mandi, mas nya cepat mandi sono. Nanti diteriakin Tase baru tahu…. Hi hi hi
Nih pemandangan sambil mandi”
Alamak….
Clara membuka semua kancingnya….
Melihatku mandi….
Sambil tangannya meremas2 susunya sendiri….
Cepat2 aku mandi kepalaku kuguyur dengan air dingin agar tak panas mencerna pemandangan di waktu mandi….
Cukup 5 menit aku mandi…
Buru2 mengenakan pakaian…
Clara membantuku…
Duh rasanya pengen kawin saja….
Pake baju saja dipakeiin…
Ha ha ha…
Bukan masalah dipakeiin bajunya…
Usahaku meremas dan mengecup dadanyalah yang asyik
Ha ha ha…
Dasar aku mulai mesum…
Edan banget mesumku…
Rasanya sudah sampai skala paling dahsyat…
***
Perjalanan ke Ubud ternyata ramai sekali….
Bukan lalulintasnya….
Tapi teriakan2 Clara dan Tase memenuhi mobil sewaan…
Busyet deh…
Aku berkali2 minta maaf ke pak sopirnya akibat keributan ini….
Ibu menowel pundakku, dan aku menoleh...
Ibu melihatku seolah berkata dengan gerakan Bahunya dan tersenyum….
Biarlah semuanya senang….
Ha ha ha
Aku mulai menikmati liburan ini….
Selama Ibu menikmati…
Akupun bisa menikmati….
Ubud memang magnet tersendiri….
Ada banyak yang bisa kita lihat disini….
Atau kita beli sebagai oleh2…
Tapi…
Suasana pedesaan yang tradisionil merupakan magnet terbesar nya.
Semua pengunjung disini berbeda dengan di Kuta…
Nyaris hampir semuanya bajunya bener2 deh…
Terbuka juga ada tapi ditutupi entah dengan slayer atau apalah… dan itu satu dua saja…
Kami bersenda gurau bersama2, dan topiknya ga akan jauh dari bullyan terhadapku. Apalagi dari Tase… beuuh luar biasa dia kalau membully kakaknya.
Ibu juga seolah sepakat pokoknya aku harus terima dibully…
Aku tabik saja lah pokoknya…
Da ibu yang minta…
Rombongan ramai2 begini jelas mengundang perhatian orang, apalagi wanitanya semuanya cantik2 luar biasa.
Bak rombongan bintang film atau artis sedang berkunjung.
Entah sudah biasa atau karena posisi saat ini terbiasa menghadapi orang lain, para wanitaku seolah tak keberatan jadi bahan perhatian…
Tase yang memang sejak kecil centil jelas cuek lah dia tuh ga peduli pendapat orang…
Ibu single parent selama puluhan tahun juga sama sekali cuek dengan perhatian orang lain, karena sejatinya ibuku sudah kebal dengan omongan orang. Melulu soal namaku saja ibu sudah digunjing banyak orang.
Wanitaku lainnya ?
Beuh jangan tanya lah….
Prestasi mereka melangit selama ini tentunya banyak yang kepoin lah…
Dari sekedar ingin kenalan atau apalah…
Itu juga yang membuat mereka jadi kagok kala aku bantu dulu…
Bukan apa, sama sekali ga nyangka ada orang yang ngilang begitu saja setelah bantu2 cewek yang banyak diuber2 cowok…
Ada kheki juga harusnya soalnya ga dianggap menarik kali untuk sekedar kenalan…
Ha ha ha….
Wanitaku memang tak ada yang sama…
Baik bentuk wajahnya ataupun sikapnya….
Cantik2 iya…
Cuma sukar dicari yang paling cantik…
Ha ha ha ha….
Nyombong dikit kan ga papa…
Lha memang begitu kok…
Cuma...
Kala mereka berjalan bersama kayak begini, seollah lagi di panggung catwalk lah…
Bak peragawati yang tampil bareng dengan segala kemegahannya…
Semuanya cantik namun semuanya indah dalam harmony….
Jalan2 di Ubud memang menawan…
Ya lihat kesenian tarinya….
Ya lihat kerajinannya
Ya lihat kera nya
Ya lihat air terjunnya
Kolam pemandiannya…
Macam2 pokoknya…
Semuanya menawan….
Gadisnya ?
Eh….
Mana berani aku lirik2 kesana kemari….
Ini sudah ada 6 calon istri yang rela dimadu….
Ha ha ha….
***
Ha ha ha….
Coba nih, ada ternyata cowok yang berani nggodain Renata, ternyata sama Renata dijawab bagaimana ?
“Hi hi hi hi, saya tuh mas istrinya tuh orangnya, kalau berani godain saya mah, saya nya takut mas besok hilang tinggal nama saja mas……”
Jelas leleki yang godain Renata bingung mencoba hitung diri kira2 mampu tidak ngalahin aku…
Renatanya sih cuek2 saja jalan terus lagi…
Ha ha ha…
Ampun wanitaku itu gitu deh…
Ternyata caranya manjur juga, ga lama kemudian sepilah daerah dimana kami singgah…
Ga ada yang berani ganggu sedikitpun….
Rupanya ada isyu2 yang berhembus kencang kalau aku ini boss Mafia kelas kakap yang punya istri bejibun lagi jalan2 saja ke Bali….
Kalau ada yang ganggu, bakalan di dor sama pengawalnya yang sembunyi entah dimana sambil ngamanin…
Geblek bener orang2 imajinasinya soalnya macem2 bin luar biasa…
Belanja jadi luar biasa betulan….
Entah bagaimana ceritanya, semua pedagang buka harga dasar semua kepada kami dan mempersilahkan kami membayar sekehendak hati...
Pernah sekali aku tawar bayar ½ dari harga dasar…
Yang artinya rugi gedhe tuh pedagang…
Lha dalah tahunya diterima juga sambil nyembah2 gitu…
Ha ha ha ha
Ya aku mana tega mengambil keuntungan dengan cara begini….
“Ha ha ha…..
Bapak hitung semua deh pake harga dasar berpa pak ?”
“Sebentar pak, semuanya Rp. 25.250.000 juta pak”
Aaaaseeemmmmm
Bujubuneng, ini wanitaku belanja apa saja sih sebenarnya sampai 25 jutaan gini…
Hadeew….
Gila bener nih liburan….
Cuma untuk kesenangan dan kebahagiaan para Wanitaku, terutama Ibunda dan Adekku….
Harga segitu mah cukup pantas lah….
“Ha ha ha aduuh ya sudah pak sini bapak ketik angka ini di EDC bapak deh….”
“Segini pak… duh ga berani sayanya”
“Lha mau dibayar ga pak ?”
“Iya pak duh…. Makasih pak makasih….”
Buru2 bapak itu mengetik sejumlah angka yang kutulis dikertas tadi…
Kugesek deh pake kartuku….
Untung limitasinya memang tak terbatas….
“Duhhh makasiiih paaak makasiiih “
Si bapak penjual sampai membungkuk2 kepadaku…
Ada kelegaaan disana…
Ada kegembiraan disana….
Luar biasa rasanya hatiku….
***
Rupanya ini semua bukannya tanpa sebab….
Disebuah tanah lapang yang asri karena banyaknya pepohonan disana…
Ditempat kami beristirahat, di sebuah balai2 besar yang bersih menantikan acara berikutnya yakni menonton tarian2 khas Bali…
Datang segerombolan orang yang sekilas memang bukanlah orang sembarangan…
Eh ada Mang Ajum juga…
“Ha ha ha, kiranya kang Ajum ingin jalan2 juga ya, ha ha ha”
“Ha ha ha, lha gimana boss, ini perintah bu Renata buat ngamanin si Boss kalau ada apa2, soalnya si boss bawa banyak orang, ibu si boss ikut pula…”
“Hadewww…. Repot deh kalau urusan beginian bini sudah ikut2an…
Ha ha ha ha…. Hampura nya kang, tos ngarepotkeun”
“Kwkwkwkw kalem we atuh boss…. Apan sambil jalan2 jeung nganter barang boss”
“Antar barang ke mana ?”
“Lha apan barang2 ini sebagian dikirim dari bandung pak boss….?”
“Lha dalah…. Apa iya ?”
“Ha ha ha…. Kalau semua produksi sini mana bisa pak boss, yang beli lebih banyak dari yang buat soalnya…. Yang kualitas pasaran di bandung dan jogja lah buatnya….”
“Eh kang, tadi di pasar sampai ga ada yang berani nongol tuh kenapa sih”
“Habisnya ada yang iseng godain calon istri si boss tadi, sama kawan2 disini sudah dibereskan kok, kalem saja….”
“Ha ha ha dibereskan bagaimana kang ?”
“Dikasih pengertian dikit lah kaga pake kekerasan fisik kok boss, beneran ane jamin boss”
Waduh….
Dikasih pengertian itu sedikitnya diancam pake macem2 cara intimidasi soalnya…
Mana ini tanah orang lagi…
Hadeeewww….
***
Mmmmm… beneran deh, ada yang datang kemari…
Banyakan lagi…
Kaya mau ontrok2an…
Beuh….
Cilaka ini….
Waduh……
****
Sabar jangan komen dulu ya....
nanti saja komengnya
ok boss ?
ha ha ha ha salam edan e