Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG (REPOST) Istriku dan Mang Tukang Sayur

Status
Please reply by conversation.
Part 31

Ayah untuk anakku

Setelah selesai mengunci pagar rumahku, akupun bergegas masuk ke dalam rumah menyusul mang Dedi dan Tasya yang sudah ada dalam rumah.

"Sudah di tutup dek pagar nya"

"Sudah kok mas"

"Gak sekalian di kunci aja dek"

"Sudah mas sudah aku kunci juga kok"

"Baguslah dek kalau gitu"

"Hmmm, kenapa mas takut ada yang ganggu ya" hehe

"Hehhehe," mang Dedipun hanya tertawa mesum sambil melihatku.

"Oh ya mas mau minum apa"

"Apa aja lah dek, air putih juga gak apa apa"

"Yaudah sebentar ya mas Liya ambilkan dulu, eh iya gak mau buat kopi mas"

"Kalau ada boleh dek, kopi hitam ya"

"Kalau Kopi ga ada si mas paling sebentar ya mas Liya beli dulu ke toko yang di depan"

"Yaudah dek Beli aja dulu, biar semangat ni mas mu"

"li dasar, iya iya mas sebentar ya"

"Iya dek Liya sayang"

"li kok om panggil umi sayang si" sambung Tasya

"Ga boleh ya nak"

"Gak tau om baik, emang boleh ya om"

"Boleh dong nak, kan om sekarang gantiin Abi kamu"

"Oh iya iya om tadi umi udah cerita juga sama Tasya"

"Cerita apa hayo umi mu"

"Katanya om mau buatin Tasya adik baru, bener kan om"

"Iyalah bener Tasya mau om buatin adik baru buat Tasya"

"Mau banget om"

"Tapi Tasya janji ya sama om"

"Janji apalagi om"

"Janji Tasya jangan bilang siapa siapa Sama Tasya juga jangan bilang sama Abi yaa"

"Siap om Tasya udah tau kok, kan umi udah kasih tau Tasya"

"Bagus kalau gitu, Tasya pinter deh"

"Iya dong om baik, siapa dulu umi dan Abi nya juga pinter" hehehe

"Yaudah selama om disini terus Abi Tasya ga ada Tasya panggil om dengan panggilan ayah yaa"

"Hah, kok ayah si om"

"Iya kan om sekarang gantiin Abi jadi Tasya panggil om dengan sebutan ayah yaa"

"Ohh gtu, iya iya deh om, tapi om janji ya mau kasih adik baru buat Tasya"

"Iya dong kan sekarang om lagi mau bikin dulu adik baru nya buat Tasya"

Disela sela obrolan mang Dedi,

akupun datang membawa segelas kopi dan cemilan untuk di suguhkan ke mang Dedi.

"Hayooooo, Tasya Sama om baik lagi ngobrol apa" sambungku memotong obrolan mereka berdua

"Gak kok mi Tasya cuma ngobrol biasa sama ayah"

"Hah ayah, oh ya mas ini kopi nya"

"Iya umi, kan kata om baik selama Abi ga ada di rumah om baik jadi ayah Tasya, jadi mulai sekarang Tasya panggil om baik sama sebutan Ayah umi"

"Makasih istriku sayang" sambung mang Dedi

"Oh gitu ya, tapi kalau nanti Abi pulang Tasya manggil om baik sama sebutan om baik lagi ya"

"Iya umi siap, om baik udah kasih tau kok mi"

"Sama sama mas, mas ii apaan si ngajarin Tasya kok gitu" hehe

"Emang kenapa sayang, kan aku sekarang suamimu juga"

"Iya iya mas gimana kamu aja deh" hehe entah kenapa dalam hati ku begitu bahagia saat Tasya mau memanggil mang Dedi dengan sebutan AYAH apakah begitu cintanya aku kepada mang Dedi.

"Umi umi kapan umi sama ayah mau buatin adik baru buat Tasya"

"Sebentar lagi anakku sayang" jawab mang Dedi

"Beneran yah, cepetan ya yah"

"Iya Tasya sayang"
"Oh iya mas mau makan, biar Liya siapin"

"Nanti aja deh sayang, mas mu ini masih kenyang"

"Oh gitu ya mas, yaudah nanti kalau mas laper bilang ke Liya ya"

"Pasti sayang"

"Umi umi kok umi panggil ayah mas si mi, panggil ayah juga dong mi biar samaan Sama Tasya"

"Hah, ayah !!", Seruku Dalam hatiku.

"Iya iya umi panggil om baik Ayah juga ya nak"

"Nah gitu dong mi"

"Pinter nya anak ayah ini" sambung mang Dedi kepada Tasya.

"Yaudah sekarang Tasya bobo siang
dulu ya, ayah sama umi Tasya mau bikin adik baru dulu buat Tasya"

"Emang Tasya ga boleh liat ya yah"

"Gak boleh kan Tasya masih kecil, jadi Tasya bobo siang aja biar umi Anterin Tasya ke kamar ya"

"Oke umi, yaudah ayah semangat ya bikin adik baru nya buat Tasya"

"Iya pasti dong nak ayah pasti semangat terus"

"Makasih ayah, yaudah yah Tasya mau bobo siang dulu ya, yuk mi anterin Tasya ke kamar"

"Sama sama anakku sayang" sambung mang Dedi

"Iya ayo, mas sebentar ya nganterin Tasya ke kamarnya dulu"

"Iya sayang mas tunggu disini yaa"

"Iya mas"

Akupun bergegas mengantarkan Tasya ke kamarnya terlebih dahulu, setelah mengantarkan Tasya ke kamar akupun segera menemui mang Dedi yang masih duduk di sofa ruang tamu.

"Udah sayang"

"Udah mas, oh ya mas Giman tadi jualannya"

"Lumayan lah sayang seperti biasa aja masih ada sisa sisa sedikit"

"Oh gitu ya mas"

"Iya dek Liya sayang, oh ya katanya kmu mau jelasin sama mas soal tadi pagi"

"Oh iya mas, maafin Liya ya mas tadi pagi Liya gak sempet kasih kabar sama mas"

100

"Iya gak apa apa dek, emang kenapa bisa gitu dek"

"Iya mas tadi pagi suami Liya ada telpon masuk dari atasannya mengabarkan bawasanya suami liya harus membereskan proyek di Kalimantan"

"Oh ya, terus terus dek"

"Iya jadi otomatis dengan kabar dadakan itu Liya lupa kasih tau mas soalnya Liya harus bantu dulu mempersiapkan kebutuhan suami Liya untuk ke Kalimantan mas"

"Wah wah wah dek kalau Seperti ini" kabar baik dong

"Hmmm, mau nya" hehe

"Emang berapa lama dek suamimu di kali mantan"

"Sekitar 2 bulan mas"

"Lama juga ya dek, asyik dong bisa berduan terus kita dek"

"Hemmmm, iya iya bisa mas"

"Berarti mas bisa nginep dong di rumah kamu dek"

"Iya mas bisa, tapi gak setiap hari juga ya mas"

"Kenapa emang nya dek"

"Takut tetangga curiga atau gimana gitu mas"

"Aelah dek jangan mikirin tetangga kan tau sendiri tetangga hidup nya masing masing kalau disini, paling ngobrol juga cukup di tepat mas jualan aja kan"

"Iya mas tapi ga enak juga kalau nanti diliat tetangga mas"

"Yaudah dek seminggu 3 kali ya"

"Hmmmm, iya iya boleh mas" hehe

Setelah selesai menjelaskan soal tadi pagi mang Dedi pun begitu senang dan bahagianya saat mendengar kabar suamiku pergi tugas ke luar pulau, tetapi bukan hanya mang Dedi melainkan akupun begitu senang karena aku bisa berduan terus bersama mang Dedi.

Akhir nya mang dedipun mulai menatap wajahku dan terus mendekatkan mulut nya ke mulut mungilku ini.
 
Part 32 Suami gelapku

Akhir nya mang dedipun menempatkan bibir nya di bibir mungil ku, sambil melumat bibirku tangan mang Dedi pun tak tinggal diam dengan meraba raba payudaraku dibalik baju ku ini, begitupun dengan diriku yang tak kalah diam dan semakin berani untuk segera membalas ciuman mang Dedi dan juga meraba raba penis mang Dedi dibalik celana nya.

Saat mang Dedi berbisik kepadaku dan berkata !!!

"Dek Liya sayang mas buka ya baju mu"

Akupun mengangguk kan kepala dan berkata berkata !!!

"Ahhhh iya mas"

Sambil mencoba membuka bajuku tak hentinya mang Dedi terus melumat mulut mungilku ini yang membuat diriku semakin hanyut dalam kenikmatan saat mulut mang Dedi mulai menjilat leherku, akhir nya baju tidur yang ku kenakan telah berhasil mang Dedi buka sehingga saat ini aku hanya memakai bara celana dalam dan celana tidurku.

"Ahhhh mass enak banget" sambil tanganku tak henti hentinya memainkan penis mang Dedi yang mulai mengeras dibalik celana nya itu.

"Oh dek Liya sayang begitu indahnya payudara mu dibalik baramu itu dek"

"Hmmm, ah iya mas"

"Oh ya dek dibuka dong celana mas mu ini jangan hanya di Elus Elus dari luar saja"
"Ohh iya mas baiklah Liya Buka ya mas"

"Ya dek"

"Akupun segera mencoba membuka celana mang Dedi sambil merasakan nikmatnya jilatan jilatan mulut mang Dedi pada leherku ini"

"Ahhh mas penis mu udang keras banget ni"

"Iya dek kamu suka kan sama penis mas mu ini"

"Iya mas liya suka banget sama penis mu yang hitam gede dan berurat itu mas"

Akhir nya akupun berhasil membuka kancing celana yang dipakai mang Dedi sambil menurunkan resleting celana mang Dedi tanganku pun akhirnya menyentuh penis yang sudah mengeras dibalik celana dalam mang Dedi.

"Hangat ya mas, keras banget"

"Iya dong dek, kamu suka kan sayang"

"Suka banget mass"

"Sebentar dek biar mas berdiri dulu biar kmu leluasa untuk memainkan penis kesukaanmu ini dek"

"ahhh iya mas"

Mang dedipun segera melepaskan lumatan bibir nya di leherku dan berhenti sejenak memainkan payudaraku di balik baraku ini. Saat mang Dedi berdiri akupun mencoba untuk membuka semua pakaian yang melekat pada tubuh mang Dedi.

mulai celana mang Dedi yang sudah melorot, Celana dalam nya dan baju kaos putih nya.

"Dek Liya mas pengen tubuh mas mu

ini kau jilati sampai basah ya dek"

"Ah iya mas"

Sambil telanjang bulat dengan penis yang panjang hitam gede dan berurat itu ingin sekali rasanya aku menjilati dan memasukan penis nya itu kedalam mulut mungilku ini meski terasa sesak dan tak muat masuk semua ke mulutku tetapi aku sangat suka sekali mengulum penis mang Dedi si suami gelapku ini.

Mang dedipun kembali mendaratkan mulut nya itu di mulut mungilku ini dan akupun segara membalas lumatan Mulut mang Dedi dan mencoba mengimbangi nya, Takunjung lama mang dedipun melepaskan bibirnya itu dan segera menyuruhku untuk menjilati seluruh badan mang Dedi.

Perlahan kujilati leher mang Dedi sampai ke dadanya dan tak lupa juga ku

jilat jilat puting mang Dedi dengan lidah ku ini sehingga mang dedipun tak kuasa menahan kenikmatan jilatan lidahku di puting nya mang Dedi "ohh dek Liya jilatan lidahmu itu begitu wenak sekali, terus dek buat mas mu ini bener bener menikmati persetubuhan ini".

sampai akhir nya lidahku pun mendarat di penis mang Dedi yang sudah sangat mengeras sehingga urat urat nya pun terlihat begitu menonjol. Meski Terasa sedikit bau di badan mang Dedi akupun tak menghiraukan dan terus menjilati seluruh badan mang Dedi dengan jilatan jilatan yang membuat mang Dedi bener bener ke enakan terutama jilatan lidahku pada puting mang Dedi.

"Uhhh mas gede banget"

"Iya dong kalau gak gede mana mau kau dek" haha, sambil sedikit tersenyum.


Akupun mulai memainkan penis mang Dedi dengan kocokan kocokan tanganku sambil sesekali menjilati kepala penis mang Dedi. sebelum ku masukan penis mang Dedi ke dalam mulut mungilku ini tak hentinya ku mainkan penis mang Dedi dengan tanganku ini.

Sampai akhir nya ku mulai memasukan penis mang Dedi kedalam mulut mungilku ini, "oh ya ampun begitu gede penis mu mas sampe sampe mulut mungil ku ini terasa penuh sekali tapi begitu enak sekali penis mu ini mas" racauku dalam hati.

Meski terasa sedikit bau, penuh dan ga muat penis mang Dedi di mulutku, akupun mencoba untuk mengimbangi nya saat mang Dedi mulai memaju mundurkan penis nya di mulutku ini.

Hampir saja aku muntah dibuat mang

Dedi karena mang Dedi mencoba memasukan semua penis nya itu kedalam mulut mungilku ini sambil menjambak rambutku ini mang Dedi terus menekan kepalaku memaksa memasukan semua penis mang Dedi.

"Ayo Dek masukan semua penis ini dimulut mu"

"Hmmmmmm" aku hanya bisa mencoba memasukan semua penis mang Dedi meski terasa begitu mustahil bisa masuk semua yang mengakibatkan mulutku tersendat dibuatnya.

"Sebelum ku setubuhi Vagina mu itu dek biarkan ku setubuhi mulut manis mu ini dek" Racau mang Dedi sambil menahan ke enakan.

"Uhhh dek Liya mulutmu begitu wenak sekali sayang"
Akupun sangat kewalahan saat mang Dedi mempercepat kocokan penis nya di mulutku ini, oh kenapa penis mang Dedi ini kok berdenyut kencang sekali, seruku dalam hati.

"Ahhhh dek akan ku keluarkan sperma ku ini di mulutmu dek, kau telan semua ya jangan ada yang di keluarkan sperma ku ini Kau telan semua dek, ahhhhh uhhhhh keluar dekkkkk ahhhhh"

Aku hanya bisa mengangguk kan kepala ku sebari ku terus mengulum penis mang Dedi yang terasa begitu sesak di mulutku, dengan denyutan denyutan penis mang Dedi begitu kencang di mulutku.

Begitulah racauan mang Dedi saat mang Dedi mengeluarkan sperma nya dimulut mungil ku ini sambil menekan kepalaku dan tak memberikan ruang sedkitpun padaku mang Dedi pun terus
memuntahkan spermanya di dalam mulut mungilku ini.

"AHHHHHH, Telen sayang jangan kau keluarkan sedikitpun sperma mas mu ini"

Akupun mencoba menelan semua sperma mang Dedi yang begitu aneh sekali rasanya dan beberapa kali aku ingin muntah karena sperma mang Dedi yang begitu banyak dimulutku yang harus aku telan semuanya.

"Bagus dek udah kau telan semuakan sperma ku ini"

"Ahhhhh, udah mas"

"Gimana dek, enak kan"

"Ahhh iya mas enak sekali"

"Yaudah dek sekarang, tolong tunjukan kamarmu sebelah mana dek"

"Sebelah sana mas"

"Yaudah sekarang kita ke kamar mu dek, kita lanjutkan permainan ini di kamar mu"

"Iya mas"

Aku dan mang Dedi pun melangkah ke kamar ku yang biasa di pake tidur bersama suamiku, awalnya aku tidak mau melayani mang Dedi di kamar tempat diriku dan suamiku tidur karena di kamarku terdapat foto foto suami ku. "Tetapikan mang Dedi juga suami ku meski suami gelap ku apa salah nya jika diriku bermain di kamar ku juga" gurauku dalam hati.

Tiba tiba mang Dedi menghentikan langkahku dan berkata kepadaku yang membuatku sedikit kaget mendengarnya.

"Dek Liya sebentar dek"

"Iya mas kenapa"

"Lebih baik BH celana dan celana
dalammu dibuka disini dek"

"Hah, ga sekalian di kamar aja mas"

"Udah dek disini aja"

"Hmmmm, ah iya mas"

"Yaudah dek cepetan dibuka"

"Iya iya mas aku buka sekarang ya mas"

Akupun segera melepaskan Semua pakaian yang masih melekat di badanku seperti BH celana dalama dan celana tidurku.

"Nah gtu kan lebih cantik dek keliatan nya"

"Ih mass apaan si" akupun melempar pakaian yang baru saja aku buka ke sofa di belakangku.

"Sini dek"

"Pasti mau mas gendong lagi ya" hehehe, Sambil sedikit tersenyum malu"

Engga ah dek males gendong kamu sambil mas gandeng aja ya"

"Uhhh kirian mau mas gendong lagi, ahh iya iya mas gak apa apa" akupun balik menggandeng mang Dedi.

Sambil tanganku menggandeng pinggang mang Dedi aku dan mang Dedi pun melangkah kembali menuju kamarku sambil sesekali mang Dedi melumat bibirku serta memainkan payudaraku dengan tangan nya yang juga menggandeng di bahuku.

"Yang ini kamar nya dek"

"Iya mas yang ini, yaudah yuk mas masuk"

"Iya iya ayo dek, kok beda sama kamar yang waktu itu dek"

"Kamar yang itu udah di tempatin Tasha mas"

"Ohh gitu ya dek"

"Iya massss"

"Gede juga ni kamar dek, mana kasur nya juga empuk"

"Engga ah mas biasa aja kok"

"Widiiihhh dek itu foto mu bersama Tasha dan suamimu ya dek" ada foto suamimu yang lagi sendiri juga tuh"

"Iya mas itu ada foto aku Tasha sama suamiku juga terus ada foto sendiri sendiri juga mas aku Tasha sama suamiku"

"Mas mau dong dek di foto bareng kmu dan Tasha juga terus di foto sendiri juga"

"Iya hayu aja mas tp di foto nya di
studio aja kali ya mas"

"Iya dong biar bagus dek, nantikan bisa di pajang juga di kontrakan mas hehe"

"Iya boleh mas"

Mang dedipun langsung tiduran di kasurku sambil mengomentari kamarku, foto dan kasur ku yang empuk, tiba tiba mang Dedi melangkah mendekati foto suamiku yang lagi sendiri dan mengambil nya terus dibawa ke kasur terus di sandarkan tempat di atas kepala nya.

"Mas ngapain kok foto suamiku di bawa bawa gitu"

"Nanti dek Liya sayang juga tau kok" hahaha sambil tertawa

"Hmmm, yaudah terserah mas aja"

"Yaudah sini dek ko malah terdiam begitu"

"Iya iya mas" Akupun segera naik dan tiduran sebelah mang Dedi.

"Masih kecil ya dek penis mas nya"

"Iya mas kok jadi kecil lagi" hehe

"Ya makannya dek bikin gede lagi

dong"

"Iya iya mas"

Akupun segera menempatkan tubuhku sedikit dibawah tubuh mang Dedi dengan kepala sedikit menunduk di depan penis mang Dedi dan siap siap untuk menjilati dan mengulum kembali penis mang Dedi.

Saat mau aku jilati penis mang serta akan ku masukan penis nya ke dalam mulutku, tiba tiba mang Dedi berkata.

"jangan dulu dek, sebentar"

Sambil membawa foto suamiku yang ada di atas kepala mang Dedi dan menatapnya seakan mau bicara dengan foto suamiku mang dedipun berkata yang membuat diriku sedikit kaget dengan perkataan mang Dedi terhadap suamiku.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd