Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Roda Kehidupan

Hingga part 21 ini, siapa tokoh yg paling agan suka? *kalo udh vote boleh lho posting alasannya juga

  • Bella

    Votes: 11 5,9%
  • Novi

    Votes: 96 51,3%
  • Siska

    Votes: 17 9,1%
  • Fara

    Votes: 12 6,4%
  • Laras

    Votes: 34 18,2%
  • Vita

    Votes: 4 2,1%
  • Fitria

    Votes: 3 1,6%
  • Gatot

    Votes: 3 1,6%
  • Prapto

    Votes: 3 1,6%
  • Gk ada alias bodo amat

    Votes: 4 2,1%

  • Total voters
    187
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
menghanyuuttkann critane..sisippin mulustrasi tmbh josss bngtt
 
13. Oh Bella

Sore hari usai tidur panjang setelah study tour ke Bali, aku mengunjungi anak-anak kampung untuk membagikan oleh-oleh. Gatot, Kipli, Angga, dan yg lain tengah berada di pos kamling. Wah kebetulan lagi pada kumpul.

"Woe yg habis pulang haji..." Sapa Gatot dengan koplaknya. :hammer:

"Pie aman to Indonesia tak tinggal naik haji..." Balasku kemudian.

"Aman su tenang wae!" Oceh Kipli.

"Mana ini air zam-zam nya?" Tanya Gatot asal. Emang asu mulut si Gatot ini.

"Zamzam gundulmu!" Seru Angga lalu noyor kepala Gatot, "modar koe su!" Imbuhku.

"Nih ini aku beli 4 liter..." Kataku seraya mengelurkan botol-botol aqua ukuran satu literan.

"Woh iso nggo adus iki su! (Wah bisa buat mandi ini njing!)" Oceh Gatot lagi. :bata:

"Wah banyak banget cuk..." Kata Kipli.

"Ini yg sebotol titip buat Mas Tono sama Mas Budi yo Pli..." Ucapku ke Kipli titip buat rekan kerjaku di pasar. Haha rekan kerja. :cool:

"Yo siap!"

"Yawes ayo diminum, keburu jadi racun nanti!" Oceh Gatot.

"Ini udah racun su!" Timpal Angga.

"Yaudah dihabisin ya..." Kataku.

"Lho mau kemana kowe su?" Tanya Gatot.

"Ada perlu su, pinjem motormu yo su..."

"Oke... Bensin ojo lali!" Ucap Gatot.

"Tenang!"

"Lha ini pie? Siapa yg ngabisin?" Tanya Angga.

"Ya kalian lah, aku udah enek liatnya!" Kataku lalu menstarter motor Gatot.

"Ah sial kowe su! Bisa mampus kita ngabisin ini semua!" Keluh Kipli.

"Bodo amat!"

Kemudian aku pergi meninggalkan demit-demit kampung itu ke rumah Fara. Iya, aku gk enak karena dia sudah bela-belain jemput aku pagi tadi meski aku telah sampai rumah.

Baru sekali ini aku kerumah Fara, walaupun gk tau dimana letak persis rumahnya, tapi cukup mudah buatku menemukan rumah cewek macam Fara. Masih sedaerah juga masalahnya.

"Assalmualaikum... Fara nya ada Pak?" Sapaku sopan ketika melihat seorang Bapak-bapak yg membukakan pintu rumah yg cukup besar.

"Oh adek ini siapa?"

"Saya Adit Pak temennya Fara..." Jawabku ke orang itu yg aku taksir adalah Ayahnya.

"Silahkan duduk, Bapak panggilkan..." Kata Ayah Fara mempersilahkanku duduk di kursi yg ada di teras.

Beberapa saat kemudian Fara muncul dari dalam rumahya. Njiir seksi abis dia pakai celana pendek gitu.

"Lhoh Adit..."

"Hehe..."

"Kok gk ngabarin dulu?"

"Kehabisan pulsa tadi Far, maaf..."

"Iya... Tau rumahku dari mana?"

"Tanya tadi, gampang kok..."

"Oh... Mau minum apa nih?"

"Gk usah Far gk usah repot-repot... Aku bentar aja kok cuma mau ngasih ini..." Kataku lalu mengeluarkan kresek putih dari dalam tas yg aku bawa.

Aku sengaja memberi Fara sarung pantai yg rencananya buat Mbak Laras. Gk enak aja rasanya kalo cuma ngasih gelang, orang dia udah 'kecelik' jemput aku. Besok Mbak Laras tak kasih semua aksesoris yg aku beli aja lah.

"Wah... Makasih Dit..."

"Hehe... Sama-sama Far, Maaf ya tadi aku tadi turun di jalan, gk ikut sampe sekolah..."

"Iya gk papa kok, lagian aku juga yg salah gk ngabarin dulu, hehe..."

Lalu kami ngobrol sedikit seputar study tour kemarin. Tak lama aku pun pamit pulang. Fara suka banget sama sarungnya, udah gk kehitung dia mencium tu sarung. Wah kenapa gk aku aja yg dicium... :hammer:

---

Hari pun berganti hari. Aku masih libur tiga hari setelah study tour itu. Selama libur itu, aku habiskan waktu untuk bantu Ibu jaga warung pagi sampai siang lalu kerja di pasar siang sampai sorenya. Aku gk mau terlalu membebani Ibu. Biar bagaimanapun aku harus belajar mandiri.

Banyak pelajaran yg aku ambil selama kerja sebagai kuli panggul di pasar. Aku pun jadi banyak mengenal orang-orang pasar, termasuk preman-premannya juga. Ternyata kehidupan Preman pun juga keras, siapa kuat dia menang. Dan yg aku salut adalah kebersamaan mereka satu sama lain, rasa solidaritas mereka sangat tinggi.

Satu rahasia yg baru aku tahu ketika aku mengenal mereka. Ternyata mereka semua teman akrab kakakku dulu. Aku mempunyai seorang kakak laki-laki yg sangat perhatian dan sayang padaku. Dia selalu membelaku benar ataupun salah saat aku dimarahi Ayah Ibu waktu aku kecil. Namun sayang ketika aku kelas 4 SD, Mas Satria meninggal karena kecelakaan atau lebih tepatnya ditabrak mobil saat mau berangkat sekolah, Mas Satria meninggal karena mengalami pendarahan hebat di kepalanya. Aku terpukul banget waktu itu. Aku masih ingat betul kala itu aku sampai tidur di atas makam Mas Satria saking kangen nya. Bapak Ibu juga sangat terpukul dengan kepergian Mas Satria. Namun Bapak mencoba tetap tegar, Beliau terlihat kuat di depan semua orang walaupun aku yakin hatinya hancur berkeping-keping saat itu. Aku ingat dimana Ibu pingsan saat mendengar Bapak melantunkan adzan di telinga Mas Satria di dalam liang lahat. Semua kejadian itu masih tergambar jelas di ingatanku. Aku pun masih ingat saat malam sebelum Mas Satria pergi, aku ngeyel maksa minta dibelikan eskrim wols ke Ibu gara-gara Gatot suka pamer hadiah dari eskrim itu. Dan Mas Satria langsung bergegas membelikan apa yg aku mau tersebut karena Ibu gk mau beliin karena takut kalo aku pilek. Dan setelahnya malah Mas Satria yg dimarahin Ibu. Aku kangen sampean Mas, Al-fatihah...

Oke cukup.

Para preman-preman ini dulu teman dekat Mas Satria. Salah satu preman yg mempunyai nama Mas Galih bilang, kalo dulu dia dibelain Mas Satria habis-habisan di sekolah saat dituduh mencuri duit teman sekelasnya. Semua menuduhnya tapi hanya Mas Satria yg percaya dan membela Mas Galih bahkan sampai ruang BK. Dan ternyata beberapa hari setelahnya ditemukan amplop yg telah berada di tempat sampah, setelah dibuka ternyata ada duit yg nominalnya sama, entah itu terjatuh atau ada yg usil dia juga gk tau. Setelah dilihat ternyata itu memang amplop berisi duit yg hilang itu. Dan masih banyak lagi cerita-cerita mereka semua tentang Mas Satria.

---

Sabtu siang, hari itu tanggal merah. Aku kerumah Bella meminjam motor Gatot untuk memberikan oleh-oleh yg aku beli dari Bali kemarin. Kubuka pintu gerbang rumahnya. Bella kaget saat melihatku datang. Dia sedang duduk di teras. Kali ini ada yang berbeda dari raut wajahnya, Bella terlihat lesu. Kami saling tersenyum ketika aku memandangnya, tapi ada yg beda dengan senyumnya itu. Senyuman yg tak seperti biasanya.

"Apa kabar?" Kataku menyapa Bella lalu duduk di dekatnya.

Kulihat wajahnya yg merona, ia menatapku dengan senyuman yg ia paksakan

"Baik..." Jawab Bella singkat.

Mendadak jantungku berdebar kencang mendengar suara yg lama tak aku dengar itu, apalagi melihat raut wajah Bella yg terlihat murung.

"Maaf..." Kataku lirih, pasrah.

"Buat?"

"Buat kebohonganku waktu itu..."

"Maksudnya?"

"Perasaanku gk pernah biasa aja sama kamu..."

"...."

"Aku bilang biasa aja kayak kemarin karena aku kaget dan emosi mendengar kamu mau pindah ke Surabaya..." Kataku menjelaskan.

"Lalu?"

"Aku sayang kamu Bell..." Kataku mantap, kali ini tanpa keraguan. "Ya walaupun kamu bakal pindah ke Surabaya dan gk bisa menjalani hubungan jarak jauh, setidaknya kamu tau aku sayang sama kamu..."

Romantis kan aku? Diajarin Mbak Laras tuh! :beer:

Bella menundukkan kepalanya, ia mengambil nafas panjang lalu mengeluarkannya, "Aku tau..." Kata Bella lirih "Yg aku kecewa, kenapa kamu gk jujur sama perasaanmu sendiri..." Imbuh Bella kemudian.

"Sekali lagi maafin aku Bell, aku terlalu kaget karena denger kamu mau pindah..." Kataku pelan lalu kupandang wajahnya yang masih tertunduk.

"...." Bella masih tertunduk lesu, lalu ia tampak akan mengucapkan sesuatu. "Kenapa baru bilang sekarang kalo kamu juga sayang sama aku?" Tanya Bella kali ini ia menatapku tajam.

"...."

"Kenapa diem aja?" Tanya Bella.

"Karena aku ternyata gk sekuat yg aku kira... Aku pikir aku akan terus menyembunyikan rasa ini dari kamu, ternyata aku gk bisa..." Kataku menjelaskan. Ini juga diajarin Mbak Laras. Makasih ya Mbak... :)

"Hhhmmm... Lalu mau kamu apa?" Tanya Bella dengan senyuman yg nampak dipaksa.

"Aku harap kita tetap bisa seperti kemarin..." Kataku penuh harapan.

"Maksudnya?"

"Walaupun kamu gk sanggup untuk hubungan jarak jauh, aku harap kita tetap bisa deket..."

"Tanpa hubungan yg jelas?"

"Aku pengennya kita pacaran Bell... Aku sayang kamu!"

"Aku tau kok Dit... Aku tau..." Ucap Bella lalu menitihkan air matanya.

"Terus Bell?"

"Maafin aku Dit..." Ucap Bella dengan nada yg bergetar. "Aku gk..."

"Iya... Gk papa kok, aku paham Bell..." Kataku mencegah apa yg akan Bella katakan selanjutnya yg sepertinya berat aku dengar.

"Aku gk bisa jauh dari kamu..." Kata Bella meneruskan ucapannya yg tadi aku potong dengan suara yg sesenggukan, kini tangisnya makin pecah.

"..." Jujur Hatiku sedikit lega, tapi jadi merasa sedikit aneh. Aku tak tau bagaimana perasaan Bella saat ini.

"Diitt..." Panggil Bella lirih, tangannya mulai bergerak lalu menggenggam jemariku.

"Iya Bell..."

"Jangan sakiti aku ya... Aku percaya sama kamu..." Kata Bella tersenyum tipis.

Lalu perlahan ia dekatkan wajahnya ke wajahku, semakin dekat hingga hanya beberapa mili saja. Kulihat Bella memejamkan matanya. Terasa hembusan nafasnya yg hangat di wajahku. Wajahnya sudah sangat dekat denganku. Lalu entah bagaimana bibir kita saling menempel setelahnya. Bella menciumku dengan penuh perasaan. Kubalas ciuman itu dengan lembut.

Beberapa saat setelah itu Bella melepaskan ciumannya dan mengusap air mata yg ada di pipinya.

"..."

"Bell..."

"Iya..."

"Terus kita?"

"Terus apanya?" Tanya Bella mengkerenyitkan dahinya.

"Kita pacaran kan ini?" Tanyaku dengan polosnya.

"ENGGAK!"

"..." Aku kaget mendengar Bella mengucapkan enggak.

"Bell..."

"...."

Bella masih dalam diamnya, aku gk tau apa yg sedang dia pikirkan. Tatapan matanya tajam menusukku. Kutatap balas matanya yg tajam itu. Kami saling bertatapan lama.

Dalam pikiranku saat ini siap menerima apapun yg Bella katakan.

"BREEGG" sebuah pelukan mendekap ke tubuhku. Bella memelukku erat, perlahan tanganku pun melingkar ditubuhnya untuk membalas pelukannya. Hangat. Deru nafasnya terasa lembut berhembus melewati telinga kiriku.

"Bodoh..." Ucap Bella pelan dalam pelukanku.

"...."

"Kamu daridulu emang gk sensitif, kalo cewek nyium cowok kayak tadi itu tandanya apa??" Seru Bella seraya melepas pelukannya.

"....."

"Mari sama-sama kita menantang keadaan... Kita jalani aja hubungan ini..." Ucap Bella dengan senyum manisnya. Njir ini kalimat paling keren yg diucapkan Bella.

Aku cuma bisa memandang matanya yg masih lembab itu, kami kembali saling memandang. Aku juga gk tau harus ngomong apa lagi, jantungku berdetak lebih kencang dari biasanya.

"Makasih Bell..."

"Iya Dit... Maaf jika setelah lulus besok kita jadi jarang ketemu..."

"Liburan aku pasti selalu nemuin kamu kok..."

"..." Bella mengangguk dan tersenyum manis. Benar-benar manis.

"Diiitt..."

"Iya Bell..."

"Jangan sakitin aku ya... Selama kita jauh besok, jangan coba-coba untuk dekat dengan cewek lain..." Kata Bella pelan.

"Iya..." Ucapku singkat meyakinkan Bella.

"Janji?" Tanya Bella seraya melentikkan jari kelingking kecilnya.

"Janji..." Jawabku seraya melingkarkan jari kelingkingku ke jari kelingking Bella.

Kami pun tersenyum bahagia saat itu. Aku tak pernah tau takdir Tuhan seperti apa nanti, yg aku tau hanyalah sebuah jalan yg telah Tuhan beri dan aku harus melaluinya, sesederhana itu. Benar sesederhana itu.

"Aku ambilin minum dulu ya..."

"Iya sayang..." Ucapku mesra dan Bella tersipu malu. Njiir imut banget dia.

Setelah mengambil dua gelas es sirup, kami ngobrol banyak banget tentang permasalahan keluargaku, seputar sekolah dan lain-lain. Aku sengaja gk cerita pekerjaan sambilanku di pasar. Aku juga cerita kalo aku habis study tour dan membelikanny oleh-oleh.

"Ini Bell aku ada sesuatu buat kamu..." Kataku seraya mengeluarkan sesuatu dari tas yg aku bawa.

"Kok repot-repot sih Dit, cuma satu aja nih?" Sindir Bella tersenyum.

"Hmmm..."

"Haha... Gitu aja cemberut, aku buka ya..." Kata Bella lalu membuka perlahan kertas kadonya, "kok dibungkus segala sih Dit... Jangan-jangan bom!" Imbuhnya.

Entah kenapa aku kembali bisa merasakan Bella yg dulu, Bella yg konyol, dan Bella yg selalu ceria.

"Hehe... Biar romantis Bell..."

"Yeyyy... Asikkk..." Kata Bella girang memeluk polo shirt itu.

"Hehe... Kamu suka Bell?"

"Suka lah... Makasih ya Adiiit sayaaang..." Ucap Bella kini manja.

"Cobain dong..."

"Nanti ah... Sekalian kita keluar aja yuk, aku juga pengen jalan-jalan tauk!" Ucap Bella cemberut, bibirnya dimonyong-monyonin. Njiir imut banget.

"Hehe... Iya Bell, mau kemana nih?"

"Emmm kemana ya... Ketep aja yuk!" Ajak Bella.

"Oke sayang!"

Kemudian kami melanjutkan ngobrol di teras rumahnya. Obrolan yg malah membuat Bella menjadi jengkel karena aku terus menerus menceritakan liburanku ke Bali kemarin, minus kejadian sama Vita tentunya, hehe maaf ya Bell.

"Hhmmm... Yaudah yuk Dit sekarang aja, keburu sore!"

"Oke..."

"Bentar aku ganti dulu..." Kata Bella kemudian berjalan menuju dalam rumahnya.

Selang beberapa saat kemudian Bella keluar dari kamarnya dan menuju teras menghampiriku.

"Wuih..." Ucapku terpesona melihat Bella sangat cantik memakai polo shirt yg aku beli di Bali itu.

Polo shirt warna pink dipadu putih membuat bentuk tubuh Bella semakin indah. Dengan rambut yg ia kucir kuda membuat kesan casual lebih terasa, jaket hitam miliknya pun hanya diikat dipinggangnya menutupi sebagian celana jins hitam ketat yg ia pakai, Sempurna!

"Hehe... Udah yuk berangkat!"

"Oke let's go!" Ucapku lalu berjalan ke arah motor Gatot aku parkir di depan rumahnya.

"Makasih ya Bell..."

"Buat?"

"Semuanya..."

"..."

Ketep adalah salah satu tempat wisata yg dimiliki oleh Kabupaten Magelang. Di tempat ini kita bisa melihat gagahnya gunung merapi dan merbabu dari sisi selatan secara dekat. Keren kan Magelang, banyak tempat keren disini.

"Diiit, makan jagung bakar yuk..." Kata Bella ketika kami sampai di ketep.

"Oke... Disitu yuk, sepi tuh!"

Kemudian kami menuju sebuah warung di area penjual jagung bakar yg berjejeran di sepanjang jalan.

"Buk... Jagunge kaleh kalian coklate kaleh nggeh... (Bu.. Beli jagung bakarnya dua dan coklat panasnya satu ya.)".

Kamipun duduk di tikar bambu yg ada di warung ini, dari sini terlihat jelas gunung merapi dan merbabu berdiri gagah berjejeran.

"Bell... Semoga kita kayak gunung itu ya..."

"Maksudnya?"

"Ya selalu bersama menjadi satu apapun yg terjadi..."

"Orang pisah gitu kok menjadi satu!" Sanggah Bella.

"Hmm... Maksudnya selalu sama-sama..."

"Oh... Amin..."

"Emmm... Kamu jadi gunung merapi, aku merbabu..." Kataku.

"Lhoh... Kok aku yg merapi sih?" Ucap Bella protes.

"Ya kan kamu suka berapi-api gitu, kalo aku sih kalem-kalem aja kayak gunung merbabu..."

"Iya kalem orang merbabu, jadi babu deh! Hahahaha..." Celetuk Bella. (Dalam bahasa jawa, Merbabu mempunyai makna melayani atau menjadi pelayan).

"Suka-suka kamu aja deh Bell..." Kataku pasrah.

Sore hari di Ketep itu udaranya sangat dingin, bener-bener dingin bahkan sampai menusuk ke tulang. Banyak pula pasangan yg memadu kasih ditempat ini. Begitu pula aku dan Bella, kami berdua ada di warung lesehan yg terbuat dari bambu. Bella merebahkan tubuhnya, kepalanya bertumpu pada pahaku. Pandangannya sangat tajam mentapku yang sedang terduduk menopang kepalanya. Njiir jadi keinget Mbak Laras kalo Bella tidur dipangkuanku gini. :hammer:

"Dittt..."

"Hemm..."

"Makasih ya..."

"Buat?"

"Semuanya... Bajunya, buat hari ini, dan yg jelas buat kejujuran kamu..."

"..." Aku hanya terasenyum memandang Bella. Njiir kenapa bisa cantik banget sih tu muka.

"Dit..."

"Iya..."

"Kamu janji ya sering maen ke Surabaya besok kalo aku jadi pindah..."

"Iya Bell janji..." Kataku meyakinkan Bella. Padahal aku gk tau jarak Magelang-Surabaya itu jauh buanget.

"..." Bella pun tersenyum lalu mengarahkan jagung bakar miliknya ke mulutku. "Nih enak Dit... Coba deh..." Ucap Bella.

Bella mulai menyuapiku dari tidurnya. Jika ada survey siapa pasangan yg paling romantis di tempat ini, maka kami pasti ada di peringkat atas.

Sekitar pukul 17.00 kami kembali pulang. Bella nampak sangat senang sekali sore ini. Kupandang wajahnya dari spion, sepanjang perjalanan ia senyam-senyum melihat pemandangan sekitar, wajah polosnya saat memandang pemandangan sangat menggemaskan. Akhirnya, sekitar pukul 18.00 kami tiba di rumah Bella.

"Yauda aku pulang dulu ya Bell..."

"Gk mampir dulu?"

"Gk deh udah maghrib, gk enak juga pinjem motornya kelamaan..."

"Bener? Rumahku masih sepi lho..." Goda Bella.

"Oke aku mampir dulu!"

"Hahaha dasar!"

"...."

"Sana pulang!"

"Lhah..." Keluhku singkat melihat raut muka Bella yg jadi serem.

"..."

"Iya deh aku pulang..."

"Hehe... Hati-hati ya pokoknya, emmm... Makasih ya Dit kadonya, aku suka banget!" Ucap Bella yg berubah manis lagi.

"Duluan ya, love you Bella..."

"Love you too..." Ucap Bella tersenyum manis. Sangat manis, benar-benar manis, dan terlalu manis.

---

Hari-hari pun lewat dengan cepatnya. Kini Bella makin manja kepadaku, walaupun kadang dia marah karena gk bisa ketemu aku, Namun setelah lebih dalam mengenalnya ternyata dibalik tingkah konyol dan manjanya, Bella adalah seorang cewek SMP yg sangat dewasa.

Hari ini setelah pulang sekolah aku sama Novi berjalan santai menuju kos Prapto. Dia gk masuk hari ini karena bangun kesiangan, dasar. Emang dasar males tuh anak. Aku paham dia menghindar dari pelajaran Bahasa Mandarin, si cunguk ini lemah di pelajaran itu.

Sambil berjalan kulihat ada bekas kaleng soft drink yg berada tepat di depanku. Iseng kutendang kaleng itu dengan gaya Captain Tsubasa yg akhir-akhir ini sering aku tonton.

"BRUGH KLONTANG!" Suara kaleng yg kutendang tak sengaja mengenai seseorang yg memakai jaket dan celana osis panjang warna abu-abu.

"Duuh... Maaf mas maaf, aku gk sengaja..."

"Asu! Mau jadi jagoan???" Seru seseorang itu.

"Maaf Maaf... Maaf aku gk sengaja mas..." Kataku meminta maaf.

Tak lama kemudian, seseorang itu datang ke arahku dengan tatapan yg sangat sinis. Aku bersiap jika dia tiba-tiba menyerang.

"BUGGHH!" Dia tiba-tiba melancarkan pukulan. Untung pukulannya hanya menyerempet pipi kananku.

"BAGGGGH!" Tak pikir panjang aku membalasnya. Pukulan balasanku ternyata tepat mengenai sekitar hidung atau mulutnya yg jelas dia tersungkur jatuh kebelakang. Bocor bocor deh tu muka.

Kulihat ada darah yg keluar dari hidung pecundang itu.

"Asu! Aku udah minta maaf! Kamu malah nyolot! Mau jadi jagoan???" Ucapku menirukan gayanya tadi.

Kulihat Novi berdiri dengan kaki yg gemetar melihat kejadian di depannya. Walaupun dia tomboy dan galak abis, tapi pasti ada sisi perempuannya yg membuatnya takut.

Belum sempat ia bangun, aku melangkah ke arahnya menarik kerah baju osis yg juga ia kenakan.

"Jangan mentang-mentang udah SMA jadi sok! Kalo gk terima cari aku, sekolahku disitu!" Ancamku padanya.

Kemudian kamipun meninggalkan pecundang itu dengan darah yg masih bercucuran. Modar kowe su! :cool:

Sesampainya di kos Prapto, Novi menceritakan kejadian itu pada Prapto. Sesekali ia juga memegang halus bekas pukulan yg ada di pipiku.

"Sakit ya Dit?" Begitulah kata Novi yg sudah gk kehitung berapa kali saat menyentuh pipiku.

"Ah kamu Nov... Bukannya ngebantuin malah ngeliatin doang, haha..." Kataku.

"Yeeee... Emang harus ya aku bantu? Kalo kamu kalah baru aku yg ngadepin... Haha..." Jawab Novi pongah.

"Haha... Eh itu anak SMA 69 to su?" Tanya Prapto sambil mencari sesuatu.

"Iyo Su... Biasalah mereka sok belagu..."

"Awas aja kalo dia balik bawa temen-temennya, aku pites-pites kepala mereka satu-satu..." Sahut Novi.

"Haha... Nih diobatin dulu su!" Ucap Prapto sambil ngasih obat merah dan plester.

"Emang luka ya pipiku?"

"Bukan pipinya kali... Lihat tuh tanganmu sampai sobek gitu!" Seru Novi.

Lalu aku melihat jariku yg kulitnya ternyata sobek dan ada darah di sekitarnya. Mendadak jadi terasa sakit. Duh pasti keras banget deh aku mukulnya sampai bisa sobek gini.

Tak lama kemudian Novi membantu untuk membersihkan bekas luka itu, gk mungkin juga minta tolong ke si kunyuk yg tak selembut Novi mengusap luka yg sangat perih saat terkena obat merah itu.

Usai mengobati luka ditanganku, kami sempetin ngobrol bentar. Aku ceritakan kalo aku sudah jadian sama Bella. Mereka ngeyel pengen cepet dikenalin sama Bella. Eh aku jadian gk sih? Bodo ah yg penting kan kita saling sayang, toh Bella juga makin manja aja sama aku. ;)

Beberapa saat kemudian kita pamit pulang, karena Novi masih takut dia nyuruh sopir dirumahnya untuk menjemputnya. Aku ditawarin bareng tapi aku tolak karena gk enak karena muter-muter.

Setelah Novi dijemput, aku juga cabut dari kos Prapto. Prapto nganter sampai jalan raya sekalian beli rokok katanya. Saat aku nunggu angkot ada beberapa anak SMA jalan kearah kami. Feelingku udah gk enak aja. Aku perhatikan ada pecundang yg aku bocorin tadi hidungnya.

"Modar sekarang kita Su!" Ucap Prapto melihat rombongan anak SMA itu jalan kearah kami.

"Berani gk kowe su?" Tanyaku ke Prapto memastikan.

"Pantang mundur cuk!" Seru Prapto mantap.

Mereka ada sekitar 15-an anak. Semua lengkap membawa kayu balok ditangannya. Pikiranku saat itu maju modar, mundur mati. Kulihat Prapto mencari sesuatu disekitarnya.

"Su bilangin Bapakku kalo hari ini aku mati suruh mereka ngubur aku di samping kuburan Pak Karno yo!" Celetuk Prapto yg masih bisa bercanda.

"Asu kowe!"

Tak lama kemudian tibalah mereka didepan kami. Prapto terlihat tenang saat mereka datang. Aku pun juga harus tenang ngadepin gerombolan berseragam SMA ini.

"Keroyokan nih?" Seruku mencoba tenang saat mereka berhenti di depan kami.

"Braggghhhhh..."
"Brrugghhh..."
"Asu kabeh!"
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Kepingkel pingkel aku suhu,Prapto koplak mosok mau dikuburin di samping makam pak Karno
 
Koplak tenan dabb ,,,, :peace:
akhire ketep pass mlebu :tegang:
Kapan gelut e karo yudhakarya dabb ??
opo SMK GEMPOL :semangat:
 
ane sakjane pengen ngomen, tapi ono curut11 ga sido ngomen wes =))
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd