Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY Runner (Chapter 45: Happy Ending, featuring Chelsea Islan (The Final Chapter))

Status
Please reply by conversation.
Chapter 38: Sivia Azizah: The Naughty Ukhti.
*Update Edisi Libur PSBB*

Note: Cerita ini saya siapkan bersamaan dengan side story Maya Septha dan Vanesha Prescilla, makanya bisa update agak cepat.



Sivia Azizah adalah seorang aktris dan penyanyi. Dia adalah mantan anggota girlband yang bernama Blink. Sivia juga adalah teman dari pesinetron Febby Rastanty yang juga sama-sama mantan anggota girlband yang sama. Sejak mengenakan hijab, karir Sivia langsung menanjak, lagu-lagunya pun mulai dikenal masyarakat luas. Pak Tono menugaskan Fahmi untuk mewawancara Sivia untuk sebuah konser online. Fahmi sangat tertarik melihat penampilan Sivia, bagaimana tidak? Sivia memiliki tubuh dan wajah yang indah. Bahkan Sivia terlihat semakin seksi setelah memutuskan untuk berhijab.

Tentu saja untuk hari ini Fahmi sudah menyiapkan senjata andalannya: obat perangsang. Sejak keberhasilannya mencicipi tubuh Laura Basuki, Mikha Tambayong, dan Dinda Kirana, Fahmi membeli lagi obat perangsang dari toko yang sama tapi dengan dosis yang lebih tinggi lagi. Fahmi benar-benar sudah tidak sabar ingin mencicipi tubuh seorang Sivia Azizah.

Rumah Sivia.




Rumah Sivia cukup besar, ya namanya juga rumah Artis. Rumah ini dia beli menggunakan uang yang dia kumpulkan dari sinetron-sinetron yang dia bintangi serta hasil penjualan album-albumnya. Dia sengaja membeli rumah ini agar tidak jauh dari Rumah kedua orangtuanya.

Fahmi menghampiri Sivia yang sedang menyiram tanaman koleksinya dan memperkenalkan diri.

"Permisi Mbak, nama saya Fahmi, saya dari kantor Pak Tono, yang punya janji wawancara hari ini" ucap Fahmi.

Sivia agak kaget mendengar suara Fahmi yang tiba-tiba muncul seperti itu.

"Salam kenal mbak." lanjut Fahmi sambil mengulurkan tangannya.

Sivia tersenyum dengan manis.

"Salam kenal juga mas. Silahkan masuk ya, Mohon maaf rumahnya agak berantakan" ucap Sivia Azizah sambil tersenyum dan menjabat tangan Fahmi.

Fahmi dan Sivia masuk ke dalam rumah. Rumahnya terlihat nyaman dan sederhana.

"Dimana saya bisa nyiapin alat untuk wawancaranya mbak?" tanya Fahmi.
"Di ruang tamu aja mas" jawab Sivia.

Fahmi sibuk menyiapkan sendiri keperluan untuk mewawancarai Sivia Azizah. Sesi wawancara ini dilakukan untuk mendokumentasikan artis-artis yang sudah pernah bekerjasama dengan production house tempat Fahmi bekerja. Di tengah-tengah memasang Kamera dan lighting, Fahmi dikejutkan dengan sebuah suara.

"Gimana mas, udah siap?" tanya Sivia.

Sivia hanya mengenakan Jilbab, kaos dan celana jeans, tapi entah kenapa terlihat cantik sekali.

"Sebentar ya mbak" ucap Fahmi sambil kembali menyetting peralatan.

Setelah membawakan minum untuk mereka berdua, Sivia pun duduk di sofa pojok ruang tamu. Sivia sibuk memainkan handphonenya dan Fahmi sibuk menyiapkan alat-alat untuk sesi wawancara. Ketika Sivia tidak memperhatikan, Fahmi memasukan obat perangsang ke dalam minuman Sivia.

"Mbak udah siap nih." Ucap Fahmi.

Sivia meminum syrup yang sudah tercampur obat perangsang itu lalu menuju ke depan kamera.

"Udah siap?" tanya Fahmi.
"Siap!" jawab Sivia Azizah dengan singkat.
"Action!" teriak Fahmi setelah menyalakan kameranya.

Fahmi mulai mengajukan beberapa pertanyaan pada Sivia. Sesi wawancara berjalan lancar selama beberapa menit hingga akhirnya Sivia merasa ada sesuatu yang salah dalam tubuhnya.

"Damn, kok kayaknya udaranya tiba-tiba panas ya? Kok udaranya jadi gerah gini ya?" Tanya Sivia dalam hati.

Sivia merasa jantungnya berdetak kencang. Darahnya serasa mengalir lebih kencang, wajahnya pun tiba-tiba memerah semu, dirasakannya selangkangannya pun mulai mengeluarkan cairan tanpa bisa ia kendalikan.

"Damn, kenapa gue tiba-tiba jadi horny gini sih???" Sivia bertanya-tanya dalam hatinya.

Sivia memang sudah bukan lagi seorang perawan, tapi sejak mengenakan hijab Sivia memang menghindari hubungan seks bebas. Tapi entah mengapa kini nafsu yang biasanya dengan mudah bisa dikendalikan oleh Sivia malah berbalik mengendalikan Sivia.

"Mas.... Gue ke kamar mandi dulu ya.." Ucap Sivia sambil beranjak dari kursinya.

Fahmi dalam hati sudah tau apa yang dialami Sivia sekarang.

"Oh iya, silahkan." Jawab Fahmi.

Sivia mencoba menutupi birahi yang melandanya. Memang Sivia memang berniat ke toilet untuk melakukan masturbasi. Fahmi menunggu di depan kamar mandi, tetapi Fahmi tapi tidak bisa menahan rasa penasaran dan nafsunya.

"Duh, buruan kelar deh. Biar cepet keluar terus gue kelarin interviewnya." Ucap Sivia.

Fahmi diam-diam mengintip Sivia lewat sebuah celah yang tidak diketahui keberadaannya oleh Sivia. Nafsu Fahmi pun semakin tinggi melihat tubuh mungil Sivia yang tidak terbungkus apapun kecuali hijabnya. Perlahan Sivia memasukan sebuah botol ke vaginanya sendiri. Ya, Sivia menggunakan botol shampoo untuk bermasturbasi, merk shampoo yang juga suka diendorse oleh Sivia. Sivia mulai mendesah keenakan.

"Aaaaahhh..." Sivia mulai merasakan vaginanya terisi oleh botol besar itu.

Kocokan Sivia di vaginanya sendiri terasa semakin cepat dan intense, desahan Sivia juga semakin kencang. Akhirnya Sivia mengalami orgasme. Botol Shampoo Sivia kini basah oleh cairan orgasmenya sendiri dan Sivia mengarahkan ujung botol yang basah itu ke mulutnya sendiri.

Sivia beranjak dari dudukan toilet dan berniat untuk berpakaian. Tapi sebelum sempat mengenakan pakaiannya, Fahmi menerobos masuk ke dalam kamar mandi itu.

“Mas.. Lepasin!!! Lepasin gue!!!” Wanita berusia 23 tahun itu terus meronta-ronta, tapi Fahmi menahannya dengan kuat.

Sivia merasa ada yang salah dengan tubuhnya karena entah mengapa perbuatan Fahmi ini malah semakin membangkitkan nafsu Sivia. Sivia justru semakin penasaran apa yang akan terjadi berikutnya.

“Yeaaahhh… Ooohhh… Enaaakkkk…” Perlawanan Sivia sudah mulai melemah, dia membiarkan Fahmi yang kini asik memainkan payudaranya.

Fahmi yang memang lebih tinggi agak kesulitan menciumi tengkuk leher Sivia sehingga Fahmi harus memposisikan ulang dirinya. Sivia pun makin terbuai dalam kenikmatan dari rangsangan Fahmi. Nafsu Fahmi pun semakin menggelora menghirup aroma tubuh Sivia Azizah yang wangi. Sivia hanya bisa terduduk dengan pasrah di atas toilet itu dan membiarkan kedua buah payudaranya menjadi sasaran empuk bagi tangan dan mulut Fahmi.

“Ini sangat… Sial… Ini salah… Ooohhhh… Bangsat, tapi ini enak bangettt....” ucap Sivia dalam hati.

Suaranya yang keluar sangat pelan, nyaris tidak terdengar di tengah suara keras erangan dan kulit yang menampar kulit yang meresap ke kamar mandi, Sivia Azizah harus mempertanyakan dirinya sendiri bagaimana dia bisa sampai di posisi ini. Melihat tubuh telanjang Sivia, Fahmi malah semakin 'on' lagi. Bibir Fahmi mulai memagut bibir Sivis dengan liar dan Sivia pun membalas dengan penuh nafsu dan tanpa paksaan. Fahmi mulai menyenderkan tubuh Sivia ke pinggir toilet itu. Sivia terkejut melihat ukuran penis Fahmi yang besar itu.

"Tenang ya, engga sakit kok." Ucap Fahmi sambil mengelus-elus pipi gembul Sivia Azizah.
"Ayo mas... Ga usah banyak omong! Cepetan masukin.... Pleaseeee....." Ucap Sivia dengan nada memohon.
"Wah, ternyata bener kata Febby, cewe ini aslinya emang binal." Ujar Fahmi dalam hati.

Penis Fahmi mulai menyusup masuk ke dalam vagina Sivia. Sivia Azizah, seorang penyanyi berhijab terkenal itu, kini sedang digarap oleh Fahmi di dalam kamar mandinya sendiri. Selang waktu berlalu, ‘sodokan’ penis Fahmi terhadap vagina Brisia semakin cepat. Ekspresi wajah Sivia yang tadi terlihat menahan rasa pedih yang amat sangat karena ukuran penis Fahmi, kini terlihat lebih rileks malah terlihat semakin menikmatinya.

“Eemmhhh… Hhmmm…” Desahan lembut mulai keluar dari mulut mungil seorang Sivia Azizah.
“Tee… Ruuuss… hhh..” desah Sivia pelan dan lembut.

Melihat ekspresi Sivia dan desahannya, nafsu Fahmi semakin meledak. Fahmi menyodokkan penisnya kuat-kuat sampai mentok di dalam liang vagina Sivia.

"Oh... Terus mas.... Aku mau pipis enak...." Ucap Sivia dengan lesu.

Mendengar itu, Fahmi semakin mempercepat gerakannya dan kembali mencium bibirnya sehingga akhirnya Sivia orgasme untuk pertama kalinya hari itu. Kini giliran Fahmi yang akan mendapat orgasmenya. Fahmi buru-buru melepaskan penisnya dari vagina penyanyi cantik itu.

Sivia Azizah paham apa yang diinginkan oleh Fahmi. Sivia malah bangkit dari duduknya lalu membalik tubuh Fahmi sehingga kini Fahmi terduduk di toilet itu. Dengan segera, Fahmi mengarahkan penisnya ke wajah Sivia dan terus mengocok penisnya. Sivia berlutut di lantai kamar mandinya dan menyedot penis Fahmi dengan kencang dan akhirnya Fahmi menyemburkan seluruh spermanya kedalam mulut seorang Sivia Azizah. Ya, Sivia Azizah si aktris dan penyanyi berhijab itu kini sedang menyedot penis Fahmi dengan liar.

"Aahhhh!!!" teriak Fahmi saat menembakkan seluruh isi spermanya ke wajah dan mulut Sivia.

Sivia memejamkan matanya agar matanya tidak terkena semburan sperma Fahmi, lalu Sivia menelan semua sperma Fahmi dan menjulurkan lidahnnya untuk memperlihatkan pada Fahmi bahwa dia telah meminum seluruh sperma Fahmi. Sivia menjilati sisa sperma Fahmi yang masih menempel di penisnya dan di akhir Sivia memberikan kejutan dengan mengecup ujung penis Fahmi.

"Hah... Hah... Hah..." Fahmi berusaha mengatur nafasnya karena kelelahan.

Belum selesai Fahmi mengambil nafas, Sivia menarik Fahmi keluar dan kamar mandi itu. Fahmi yang lemah hanya bisa mengikuti kemana Sivia menariknya. Tanpa basa basi, Sivia langsung menghempaskan tubuh Fahmi ke atas ranjangnya.

"Eeeehhhh....." Fahmi hanya bisa keheranan melihat perbuatan Sivia.
"Apa gue pakai dosisnya kebanyakan ya???" Fahmi mulai bertanya-tanya dalam hati.

Fahmi merasa dipecundangi karena diperlakukan oleh Sivia seperti ini. Tanpa babibu, Sivia langsung duduk di atas wajah Fahmi sehingga mau tidak mau Fahmi mulai mencium dan menjilati vagina Sivia. Secara tiba-tiba, Sivia langsung melumat penis Fahmi. Fahmi menjilat dan menciumi labia luar memeknya tanpa henti seakan tak mau kalah dengan kenikmatan sepongan Sivia. Hampir lima menitan saling memberikan rasa surgawi, saatnya Fahmi memasuki pintu surga tersebut. Sivia sepertinya faham akan keinginan Fahmi.

"Ayo Fahmi, buruan! Entotin gue!" Sivia mulai memerintahkan Fahmi.

Fahmi semakin bernafsu melihat tubuh telanjang Sivia, apalagi dia hanya mengenakan hijab. Perlahan Fahmi memasukan penisnya ke dalam vagina Sivia Azizah. Vagina Sivia terasa sempit, mungkin ini karena sudah lama Sivia tidak bercinta. Sivia merasa penis Fahmi lebih besar dari milik mantan pacarnya.

"Ini dosa... Ini ga boleh... dosaaa.. Tapi gue udah ga tahan lagiiii...." Ucap Sivia sambil mendesah.

Tanpa membiarkan vagina Sivia beradaptasi dengan penis Fahmi, Fahmi langsung menggerakan penisnya keluar masuk vagina Sivia dengan liar. Sivia dan Fahmi sama-sama mendesah. Agar desahan Sivia tidak terdengar oleh para tetangga rumahnya, Fahmi mencium bibir Sivia, dan Sivia malah membalas ciuman Fahmi dengan liar.

"Gueee... mau... keluar... Fahmiiii" ucap Sivia sambil terbata-bata.

Gerakan Fahmi sangat liar hingga Sivia sudah pasrah saja diperlakukan seperti pelacur seperti itu. Tubuh mereka berdua sudah dipenuhi keringat. Genggaman penyanyi berhijab itu di punggung Fahmi semakin keras hingga kukunya menusuk punggung Fahmi hingga akhirnya Sivia orgasme untuk kedua kalinya hari itu.

"Aaaahhhh... Shiiittt... Enak bangeeettt!!!" Teriak Sivia keenakan.

Kini giliran Fahmi yang akan mendapat orgasmenya.

"Ah..... damn.... Siviaaaa.... Gue mau keluaaaar!!!" Teriak Fahmi.
"Bangsaaat... Ayo pejuin gueee!!!" Sivia berteriak pada Fahmi.

Sperma Fahmi menyembur deras hingga sebagian meleleh keluar dari celah persetubuhan mereka. Fahmi ambruk di atas tubuh Sivia. Fahmi dan Sivia saling berciuman dengan mesra.

"Lo gila ya? Kontol lo enak banget, tau ga???" Ucap Sivia sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Jujur, udah lama gue ga dientot gini." Lanjut Sivia lagi sambil ngos-ngosan.
"Lo juga gila, gue engga nyangka ternyata lo bisa seliar ini!" Balas Fahmi sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Gue suka banget ngentot, gue udah lama engga dientot." Jawab Sivia lagi.

Tidak lama kemudian, Penis Fahmi kembali berdiri saat melihat tubuh telanjang Sivia.

"Hah, udah berdiri lagi itu kontol?" Tanya Sivia sambil tertawa kecil.

Fahmi hanya tersenyum dan mencium Sivia dengan penuh nafsu. Lidah mereka beradu dalam sebuah permainan panas dan penuh nafsu. Sivia kini benar-benar bekerjasama dengan Fahmi, mengikuti permainan panasnya. Fahmi tiba-tiba melepaskan ciumannya.

"Coba, sekarang lo nungging deh, Siv!" Perintah Fahmi ke Sivia.

Sivia tersenyum sebagai mengerti maksud Fahmi. Sivia akhirnya menungging sambil bertumpu ke tempat tidur dan mengarahkan pantatnya ke atas. Tanpa permisi, Fahmi memasukan penisnya kembali ke dalam vagina Sivia

"Oooohhh... Yeaaaah..." Sivia mulai mendesah saat merasakan penis Fahmi masuk ke dalam vaginanya.
"Siap?" Fahmi bertanya pada Sivia.
"Fuck me!" Sivia menjawab dengan singkat.

Fahmi mulai menggerakan pinggulnya dan Sivia hanya bisa menggeram dan mendesah menerima perlakuan dari Fahmi yang sembarangan itu. Fahmi memainkan penisnya dengan kasar sehingga Sivia berteriak sejadi-jadinya dengan puas. Fahmi tiba-tiba menarik hijab Sivia kebelakang. Fahmi meraih wajah Sivia dan menciumnya dengan liar dari belakang. Sivia membalas ciuman Fahmi dengan tidak kalah liarnya.

"Anjing.... Kontol lo enak banget!!! Fuck me!!!" Sivia berteriak keenakan setelah melepas ciumannya dari Fahmi.

Sivia terus mendesah dan berteriak karena permainan Fahmi. Fahmi juga sesekali menampari pantat Sivia sehingga ada bekas telapak tangan di pantat seorang Sivia Azizah. Tidak hanya itu, Fahmi juga menyabet pantat Sivia dengan celana dalamnya dengan kencang. Tak diduga, rasa sakit yang Sivia alami malah membuat Sivia semakin bernafsu.

"Teee... Russss... Entotin gue bangsat!!!" ucap Sivia sambil keenakan.

Fahmi tersenyum melihat lawan mainnya itu. Fahmi semakin bergerak dengan liar, bahkan terkesan seperti Sivia dipakai asal-asalan.

"Aaahhh... Gueee... Mau... Keluar... Lagi... Bangsaaat loooo!!!" Teriak Sivia sambil terbata-bata

Benar saja, Sivia mengalami orgasme lagi. Fahmi melepaskan penisnya dari vagina Sivia. Fahmi mengocok penisnya tepat di depan wajah Sivia. Sivia mengambil alih penis Fahmi dari genggamannya. Sivia kini meletakkan penis Fahmi di antara belahan dadanya. Fahmi tidak percaya kalau dirinya sedang mendapat titfuck dari penyanyi berhijab itu.

Sivia sesekali juga menjilati dan menciumi ujung penis Fahmi. Tanpa peringatan atau aba-aba, Fahmi menembakkan seisi spemanya ke wajah Sivia. Kening, mata, hidung, bibir, pipi, dan dagu, semua terkena semprotan sperma Fahmi. Sivia tidak protes, malah Sivia terlihat sangat bahagia menerima semprotan sperma di wajahnya.

"Ini yang gue udah tunggu-tunggu, peju!!!" Ucap mantan anggota girlband Blink itu dengan nada yang terdengar penuh kepuasan.

Fahmi tersungkur lemas di pojok kasur, begitu juga dengan Sivia. Mereka berdua terlihat kehabisan nafas dan wajah mereka semakin memerah dan berkeringat.

"Febby pernah cerita waktu lo orgy bareng dia, Yuki, Jessica Mila, and Enzy. Tapi gue kira dia bercandaan aja." Sivia memulai percakapan dengan Fahmi.
"Engga lah, beneran itu!" Fahmi menjawab dengan nada bangga.

Sivia dan Fahmi tertawa masih dalam keadaan telanjang dan berpelukan di atas ranjang Sivia.

"Lain kali lo bisa threesome bareng gue sama Febby dong?" Sivia bertanya pada Fahmi.
"Oh ya bisa lah. Lo atur aja hehehe." Jawab Fahmi sambil terkekeh-kekeh.

Setelah beberapa saat beristirahat, Fahmi mengelap keringatnya dengan seadanya lalu kembali mengenakan pakaiannya. Sivia juga membersihkan wajah dan tubuhnya dari semprotan sperma Fahmi lalu kembali berpakaian. Tidak lupa Sivia mengganti hijabnya karena hijab yang dikenakannya kini basah dengan keringat dan sperma Fahmi.

"Jadi, sekarang kita lanjutin interviewnya?" Sivia bertanya pada Fahmi.

Fahmi tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan itu.

"Iyalah, nanti gue dipecat kalau interviewnya engga kelar." Fahmi menjawab.

Jawaban Fahmi itu disambut oleh gelak tawa oleh keduanya. Lagi-lagi Sivia dan Fahmi berciuman dengan liar. Lidah mereka saling beradu dan mereka saling bertukar cairan saliva. Sivia mendadak melepaskan ciuman itu.

"Yok, lanjutin interviewnya." Ucap Sivia sambil tersenyum.
"Ayok!" Fahmi menjawab Sivia juga sambil tersenyum.

Sivia dan Fahmi melanjutkan interview mereka dengan lancar dan tanpa hambatan. Fahmi terus memperhatikan wajah cantik Sivia.

"Hebat bener Sivia ini, bener-bener naughty ukhti yang berbakat." Ujar Fahmi dalam hati.




To Be Continued....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd