Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Saat Cemburu Berkubang Nafsu

Status
Please reply by conversation.
Agan Agan tercinta....
Maaf Ane terlambat Update...
Dan ini lagi mengupdate cerita Bu guru Lala. Update kali ini adalah lanjutan dari Part-3 yang kentang.
Terima kasih untuk semua apresiasi yang telah diberikan kepada Ane...
Keep semprot... He he heeee
 
Agan Agan tercinta....
Maaf Ane terlambat Update...
Dan ini lagi mengupdate cerita Bu guru Lala. Update kali ini adalah lanjutan dari Part-3 yang kentang.
Terima kasih untuk semua apresiasi yang telah diberikan kepada Ane...
Keep semprot... He he heeee
Ngga apa apa hu semoga urusan nya dilancarkan
 
Lanjutan part-3 (Persekongkolan Mesum)

Dengus nafas Beny semakin berat, matanya melotat dan seakan ingin melompat keluar ketika melihat gunung kembar Lala yang saat ini terpampang bebas didepan mata nya..
Untuk sesaat Aku membiarkan Beny menatap nanar ke payudara Lala yang menggantung bebas tersebut.

Aku bergidik dan bergetar melihat ekspresi Beny yang terlihat seperti monster itu. Tatapannya seakan menyiratkan ingin untuk segera mencaplok dan mempermainkan payudara putih dan montok Bu Guru Lala yang cantk.

Bu Guru yang cantik ini tidak lain adalah istriku yang tercinta. Bahkan saat ini Lala sudah setengah telanjang, dan Aku sebagai suaminya sendiri yang menelanjangi disaat Dia tidur didepan laki laki asing. Aku tahu, mungkin belum ada laki laki lain yang melihat payudaranya selain Aku suaminya. Hal ini karena Aku tahu pasti pergaulan Lala yang tidak pernah membuat orang tuanya malu. Masa remaja Lala lebih banyak dirumah, beribadah dan berkumpul dengan keluarga.
Bahkan dulu…Sebelum menikah jangankan untuk pacaran, pergi berduaan jalan jalan saja tidak diizinkan oleh ayahnya.

Payudara Lala tidaklah terlalu besar, namun tidak juga kecil, Aku tak tahu pasti berapa ukurannya. Tapi yang pasti montok dan kenyal. Kalau Aku genggam dengan tangan, masih ada tersisa beberapa bagian., artinya lebih dari segenggam tanganku.

Walaupun Lala telah melahirkan dan menyusui Refan putraku, namun Lala sungguh pintar menjaga kebugaran tubuhnya. Apalagi satu tahun terakhir Lala ikut program senam kebugaran bersama dengan Mbak Rika, janda sebelah rumah. Sehingga payudara Lala terlihat seperti masih gadis, montok, putih dan kenyal . Ditambah dengan konsumsi jamu dan rempah rempah yang biasa diminum oleh Lala secara rutin, hal ini membuat tubuhnya selalu terlihat segar, sekel, kencang dan keringatnya juga mengeluarkan aroma khas yang merangsang.

Karena kulit Lala memang putih bersih, sehingga kalau diperhatikan dengan seksama, akan terlihat secara samar guratan pembuluh darah halus di sepanjang permukaan payudaranya itu. Satu hal lagi yang Aku suka dari payudara Lala adalah putingnya yang tergolong kecil dengan aerola yang juga kecil, sehingga menambah keindahan dan membuatku tak pernah bosan untuk meraba, mencium dan menyusu kepadanya.

Payudara Lala sekarang terlihat naik turun seirama dengan nafasnya yang halus dan panjang.
Untuk beberapa saat Aku dan Beny terdiam dan hanya bengong melihat Lala yang sedang tertidur namun dengan kondisi setengah telanjang tersebut.

Karena ini merupakan pengalaman pertama bagiku, sehingga membuatku seperti terhipnotis oleh keadaan. Aku hanya diam dan gemetar disamping kanan Lala yang sedang tertidur itu. Detik demi detik begitu mencekam yang Aku rasakan. Tapi yang pasti Aku terangsang hebat saat memperlihatkan payudara Lala kepada Beny.
Tiba tiba Beny menggeser duduknya mendekat ke samping Lala.

Sekarang tidak ada lagi jarak diantara tubuh mereka.
Aku makin menahan nafas melihat Beny dengan kurang ajarnya menempelkan dadanya ke tubuh Lala.
Sementara itu tangan kiri Beny mulai sibuk menggosok selangkangannya. Aku yakin celananya terasa sempit olehnya saat ini.
Untunglah posisi tidur Lala dalam keadaan miring ke arahku, sehingga tubuh Lala bagian atas lebih mudah untuk disentuh olehku dibandingkan dengan Beny.

Sebenarnya dilubuk hatiku yang paling dalam, ada rasa takut melihat seringai aneh dan mengerikan diwajah Beny. Aku takut jika tiba tiba Lala terbangun dan mendapati dirinya sedang bugi didepan Beny. Disamping itu Aku sendiri pun masih bingung dengan perasaanku sendiri. Aku takut rasa cemburu yang Aku rasakan dikalahkan oleh nafsu yang menggelegak , sehingga menjadi gelap mata dan mengizinkan Beny untuk menikmati tubuh Lala sepuasnya.

Tak dapat Aku bayangkan mungkinkah memek Lala yang imut ini dapat menampung kontol Beny yang jumbo dan mengerikan itu.
Aku takut nantinya memek Lala akan robek oleh kontol monster tak bersunat Beny tersebut.
Akankah saat ini Lala Aku persembahkan untuk dinikmati oleh Beny…?

Tidak…! Aku menggeleng berulang ulang berusaha bersikap tenang dan berfikir jernih.
Namun….saat Aku masih bingung dengan perasaanku antara cemburu dan nafsu, tiba tiba tangan kanan Beny Aku lihat sudah menyentuh dan meremas payudara kanan Lala…!

Spontan saja Aku tepis tangan kurang ajar Beny itu..
“Hei Ben…Aku bilang jangan sentuh…Kamu hanya boleh melihat aja…!” Hardikku dengan cepat.

Beny terlihat sedikit gelagapan ketika tangannya Aku tepis .

“Sorry Pul…Aku…Aku tak dapat menahan diri…Payudara ini begitu indah dan menggoda…Tolonglah Pul, ijinkan Aku menyentuhnya dikit aja…Tolong lah ya…pliiiis…Jangan siksa Aku seperti ini…” Kata Beny memelas sambil mempelototi payudara Lala lebih dekat lagi.
Terlihat sekali kalau Dia sedang berjuang mati matian menahan nafsu yang sudah sangat memuncak.

Aku tak menghiraukan Beny yang merengek rengek untuk diizinkan menyentuh payudara Lala yang berada didepan matanya itu.
Dengan cepat Aku menutupi payudara indah itu dengan jilbab Lala yang masih terpasang.
Beny terlihat sangat kecewa…Dan Dia pun memandangku dengan gusar.

Aku melihat Beny menjadi geli sendiri, karena Dia terlihat tidak seperti pria dewasa cerdas dan sableng yang Aku kenal.
Tampangnya Nampak seperti anak kecil yang merajuk karena tidak jadi dibelikan mainan oleh ibunya.
Dia hanya duduk mematung agak menjauh dari Lala sambil mengepalkan tinjunya dengan kuat.
Akupun menjadi kasihan melihat Beny seperti itu.
Selain itu, sebenarnya Aku hanya separoh hati untuk menghentikan aksinya tadi.

Tadi Aku menepis tangan Beny karena ingin menenangkan diri sejenak dan memastikan perasaan cemburu dan nafsu yang Aku rasakan.

Setelah menenangkan diri sejenak, aku telah mengambil keputusan…!
Walau dengan keraguan, dan dengan tubuh gemetar Aku memberikan kode kepada Beny untuk kembali mendekat.
“Ben..Lo harus janji…Kamu hanya boleh sentuh dikit dan sebentar aja, tidak lebih…!” Kataku dengan suara yang semakin parau karena nafsu.

Beny kembali bersemangat, wajahnya kembali berseri.
Dia memandangku dan Lala bergantian seakan memastikan ucapanku.
‘Benarkah…? Wah terimakasih Bro…Kamu memang teman sejati…Aku janji akan lakuin apapun untukmu asal Kau berikan kesempatan kepadaku untuk menikmati Bu guru ini…” Kata Beny penuh semangat seperti mendapatkan energy baru.

Aku tidak menjawab, tapi hanya tersenyum sambil mengangguk pelan.

Secepat Kilat Beny kembali merapat, tangan kanannya terlihat bergetar hebat saat menyentuh payudara Lala yang masih tertutup oleh jilbab putihnya.

Sekarang…
Beny tidak lagi minta izin kepadaku untuk meremas dengan lembut kedua bongkahan payudara Lala yang masih tertutup jilbab putihnya secara bergantian.
Beny mendesis dan terlihat bergetar hebat saat melakukan aksinya itu.
Bahkan bukan satu tangan, sekarang kedua tangan Beny sudah bergerilya dan menyelinap kebalik Jilbab putih Lala….!

Aku masih berusaha menutupi payudara itu dengan menahan ujung jilbab putih Lala agar tidak terbuka secara langsung didepan Beny. Padahal kedua tangan Beny sekarang sudah berada di balik jilbab putih dan bersentuhan langsung dengan payudara Lala….!

“Ben…Elo mau mencium mulut dan payudara Lala nggak…?” kataku secara spontan.

Aku tak dapat berfikir jernih lagi, nafsuku sudah diambang batas.
Namun sepertinya Aku semakin haus…Semakin haus oleh nafsu yang berkuasa. Haus dengan keinginan untuk membiarkan Beny berbuat lebih jauh lagi.

Beny menatapku sesaat. Mungkin Dia ingin memastikan kalau Aku tidak bercanda dan mengizinkannya untuk mencium mulut dan payudara Lala.

“He ehhh…Benarkah…? Iya yaaaa…Mau… mau…” Kata Beny sambil mengangguk berulang ulang.

Aku merasa sudah kepalang basah dengan semua ini…Akalku tiba tiba menjadi tumpul karena nafsu. Akupun sangat berhasrat ingin melihat aksi Beny mencumbu tubuh Lala dengan penuh nafsu.
Aku beralasan, toh tadi malam Beny juga sudah mencium mulut dan payudara Lala.

Saking girangnya, dengan semangat yang menggebu gebu Beny langsung menubruk tubuh Lala yang masih tertidur dalam posisi miring kekanan.
Tentu saja karena dorongan itu menyebabkan kepala Lala bergeser dari dua bantal yang menopangnya. Sehingga kepala Bu guru Lala istriku tercinta yang sedang tidur itupun jatuh dipangkuan paha kiriku.

Sekarang semuanya terjadi…
Beny seperti kerasukan langsung menyambar mulut mungil Lala yang masih tertidur dengan kepalanya berbantalkan paha kiriku.

Beny tak mempedulikanku lagi…
Jilbab putih yang dipakai Lala pun tersibak sudah…
Dengan rakus mulutnya terus menyusuri wajah, leher dan payudara Lala dengan kasar bergantian.

Tangan Beny juga tak tinggal diam selalu saja meremas dan memelintir payudara Lala yang terlihat menjadi imut didalam genggamannya.
Aku sampai menahan nafas karena nafsu melihat tubuh setengah bugil istriku tercinta yang sedang tertidur, saat ini di cumbu oleh Beny didepanku, bahkan di atas pangkuanku…!

Yang terdengar sekarang hanyalah suara lenguhan nafas dan hisapan mulut Beny yang tak pernah mengenal lelah terus menjelajahi mulut, leher dan payudara Lala…

Kembali Aku tak dapat mencegah saat Beny tiba tiba melepaskan ciuman liarnya dimulut Lala…
Kedua tangan Beny yang besar dan berbulu tersebut dengan cepat memaksa mulut Lala untuk terbuka…
Dan…Aku terkejut melihat aksi yang diperagakan olehnya…

Aku tak dapat mencegah karena shock…
Kejadiannya begitu cepat…
Mataku seakan berkunang kunang, ada perasaan cemburu, marah dan jijik begitu mengetahui mulut Lala yang mungil itu tiba tiba terisi oleh cairan lain yang terlihat sedikit berbuih..
Cairan tersebut kemudian segera menghilang. Mungkin cairan tersebut ditelan oleh Lala…!
Ya….Cairan itu adalah air ludah Beny yang dimasukkannya ke mulut Lala dalam jarak dekat..!

Spontan saja Aku coba mendorong Beny agar tidak melakukan hal itu…
“Ben…App..Apa yang kau lakukan…?” bentakku sambil tetap mendorongnya untuk memisahkan mulut mereka yang kembali menyatu.
Tapi Beny tak menjawab…
Malah Berny sekarang semakin rakus mempermainkan mulut mungil Lala dengan kepala nya yang masih berada di atas pangkuanku…..
Terkadang lidah Beny menyapu bersih mata dan hidung Lala, disaat lain bibir Beny menghisap dengan kuat bibir dan lidah Lala…

Sekarang Aku benar benar marah…!
Dengan kasar Aku dorong tubuh Beny untuk menyingkir dari tubuh Lala yang masih tertidur itu.
Karena mungkin tidak siap dengan dorongan yang Aku berikan, sehingga membuat mulut mereka terlepas dan tubuh Beny terguling kelantai.

“Cukup Ben…Waktunya sudah habis…Jangan lakuin hal hal aneh seperti tadi…Aku tak suka…!” hardikku dengan wajah terlihat marah dan cemburu.
Jujur, Aku masih belum terima melihat Lala diludahi dan dilecehkan seperti itu.

Dengan cepat Aku kembali menutupi payudara Lala dengan jilbab putihnya yang masih terpasang.

Akan tetapi…
Sekilas mataku masih dapat melihat ada tanda merah di payudara kiri Lala..Perasaanku mengatakan tadi tanda itu tidak ada. Terpaksa jilbab putih itu kembali Aku sibakkan untuk memastikan.
Saat Aku lihat dengan seksama…Ternyata tanda merah itu bukan satu tapi ada dua buah lagi di leher Lala…
Tanda merah itu adalah bekas cipokan dan gigitan mulut Beny…!

Aku menjadi geram…
Beny benar benar kurang ajar dengan meninggalkan bekas ditubuh Lala istriku yang sangat kucinta.

Beny hanya menyeringai kecut..
Mungkin Dia merasa bersalah karena melanggar kesepakatan yang Aku berikan.
“Sorry Pul…Mulut dan tubuh Bu Guru Lala benar benar harum dan membuatku lupa diri..Aku tak tahan..Aku benar benar terangsang…” Kata Beny sambil kembali memandang Lala dengan seringai mesumnya.

“Cukup…! Aku kecewa padamu Ben…Kamu sudah mengingkari kesepakatan dan kesempatan yang Aku berikan.” Pungkasku dengan intonasi yang mulai melunak.
Sebenarnya Aku melunak karena melihat beberapa tanda merah ditubuh Lala bekas gigitan Beny . Hal itu kembali membuatku terangsang dan bernafsu..
Nafsu yang menginginkan Beny berbuat lebih jauh lagi dengan tubuh Lala istriku tercinta.

“Enggak…Untuk saat ini cukup sampai disini dulu…Sorry Bro…” Kataku cepat untuk melihat seberapa kuat keinginan Beny untuk kembali mencumbu Lala yang masih tidur.

“Eh…Pul…Jangan gitu dong…Maafkan Aku, jangan buat Aku kentang gini…Ayolah…Beri Aku kesempatan sekali lagi, Aku janji tak akan melakukan hal hal aneh seperti tadi…” jawab Beny sambil menampilkan wajah yang memelas.

“Maksud lo…?” Tanyaku dengan cepat

“Aku akan lakuin apapun untukmu asalkan Kau izinkan Aku melihat dan menyentuh tubuh Lala yang lain…Boleh yaaa…”

“Enaknya di Lo…sementara Gue tak dapat apa apa…Akh…Aku tak mau…!” jawabku kembali menggodanya.
Sebenarnya Aku hanya ingin menggoda untuk melihat seberapa besar hasrat Beny untuk mencumbu Lala istriku.
Aku sendiri bingung…Kenapa rasa cemburu yang Aku rasakan selama ini begitu besar saat melihat atau mendengar Lala digoda laki laki lain.

Tapi sekarang…Perasaan cemburu itu sudah tertutup oleh nafsu yang menggelegak, rasa ingin membagi tubuh Lala kepada laki laki lain…Aku menginginkan tubuh indah Lala dilihat, disentuh dan dicumbu oleh Beny.
Namun tentu saja perasaan horny ini tak Aku perlihatkan kepada nya.

“Pul…Lo dapat nikmati istriku Alin kapanpun Kamu mau…Aku akan atur semuanya…” rayu Beny kemudian.
Aku tak menjawab seakan kurang tertarik dengan tawaran yang diberikan olehnya.

‘Kapan perlu nanti Aku akan bayar asalkan Kau izinkan Aku menyentuh Bu Guru…Boleh ya…Pliiiis…” rengek Beny kemudian.

Sekarang Aku senang , bersemangat dan semakin bernafsu mendengar hasrat Beny yang sangat besar untuk dapat menyentuh dan mencumbu tubuh Lala yang sedang tidur ini.
Aku jadi berkhayal seandainya Beny benar benar dapat menikmati Lala, Akupun akan dapat ngentot dengan Alin istrinya…Disamping itu Beny juga bersedia mambayar untuk menikmati tubuh Lala istriku yang membuatnya penasaran.

Tapi sebenarnya yang paling Aku nantikan dan membuatku panas dingin penuh nafsu adalah saat membayangkan beny nantinya berhasil melihat, menyentuh bahkan menikmati memek Lala yang Aku banggakan..
Perasaan ini Aku rasakan begitu instan terjadi pada diriku, namun mampu membuatku gelap mata dan bermuara kepada nafsu yang telah mengalahkan rasa cemburu yang ada.

Aku menarik nafas dalam dalam berusaha menenangkan fikiranku yang sudah diliputi fikiran mesum untuk mempersembahkan Lala kepada Beny..
Beberapa saat kemudian perasaan nafsu ini semakin besar sehingga Aku menjadi tidak sabar dan tidak tahan dengan perasaan ini…Nafsuku sudah diubun ubun..

“Baiklah…Seperti yang Aku katakan tadi, karena Kamu telah menolong istriku tadi malam..itung itung sebagai tanda terima kasih, Kamu boleh lihat dan pegang tubuh Lala…Tapi hanya dilihat dan elus elus dikit aja yaaa…Dan ingat harus dengan kelembutan, jangan sampai Dia terbangun…!” ucapku dengan suara yang terdengar serak dan parau menahan perasaan galau dan terangsang tingkat tinggi.

Beny hanya mengangguk berulang ulang pertanda setuju dengan tawaran yang Aku berikan.
“Oke Pul…Terima kasih sobat…Jadi tak sabar he heee…” Kata Beny kegirangan sambil bersiap siap untuk membuka rok panjang yang terpasang ditubuh Lala.

“Hei…Minggir, biar Aku yang buka…” kataku yang tak ingin menyerahkan tugas menelanjangi istriku yang sedang tidur ini.

Kemudian aku memberikan isyarat kepada Beny untuk menjauh dari tubuh Lala.
Beny nampaknya tak punya pilihan…Dia berdiri dan menjauh.

Setelah Beny berdiri menjauh dari Lala, Aku bangkit dan meletakkan kepala Lala kembali di bantal yang ada disampingku.
Kemudian kaki Lala yang masih dilantai segera Aku naikkan, sehingga sekarang Lala total terlentang di sofa kursi tamu yang besar dan empuk.
Tubuh bagian atas Lala sudah telanjang, walau jilbab putihnya masih menutupi sebagian dada dan perut Lala seadanya.

Aku melirik sesaat kepada Beny…
Terlihat ekspresi Beny yang tidak sabaran dan Aku dengar dengus nafasnya yang semakin tidak teratur, bahkan beberapa kali Dia terlihat menelan ludahnya seperti kehausan.

Akupun tak kalah berdebar penuh nafsu melakukan semua ini didepan Beny..
Sebentar lagi, istriku yang sedang tidur ini akan telanjang….Aku suaminya yang akan menelanjanginya didepan Beny…

Walau dengan bergetar hebat, tangankupun meraih rok panjang seragam guru yang sedang dipakai oleh Lala.
Mungkin karena nafsu yang menyesak, sehingga tanganku terasa kesemutan dan seperti hilang tenaga saat mencoba membuka rok panjang itu.

Cleps…Sreeet…!
Ikat pinggang dan resleting panjang yang terpasang di bagian belakang rok Lala berhasil Aku buka.
Tubuh Lala terpaksa aku gulingkan ke kiri atau kekanan hingga ikat pinggang dan resleting tersebut berhasil Aku buka.

Sekarang saatnya untuk melorotkan rok panjang tersebut…!

Karena posisi yang sempit, ditambah perasaan yang semakin kalut karena nafsu ,menyebabkan Aku mengalami kesulitan saat berusaha meloloskan rok panjang tersebut melewati pinggang Lala.

Tiba tiba ada sepasang tangan besar dan kekar berada disamping kiriku.
Tangan itu masuk kebawah punggung Lala dan dengan mudahnya Dia mengangkat perut dan pinggang Lala yang sedang tertidur telentang didepanku.
Ternyata sepasang tangan itu adalah milik Beny yang kembali menyeringai mesum kepadaku.

Sebenarnya Aku mau menghardiknya karena Dia sudah lancang mengangkat tubuh istriku, namun…
“Udah Pul…Biar Aku bantu, ayo silahkan tarik dan loloskan rok itu dari tubuhnya..” Kata Beny berbisik didekat telingaku.

Aku hanya mendelik gusar kepadanya sesaat…Namun kemudian Aku pun tak berdaya dan entah kenapa malah mengikuti kata katanya.
Langsung saja Aku bergeser kedekat lutut Lala, tanganku kembali memegang rok yang sudah sampai di pinggang itu.

Sambil menahan nafas mulailah rok panjang itu aku tarik…

Wajah Beny terlihat mulai memerah seperti menahan sesuatu…
Dia lalu bersimpuh dan mendekatkan wajahnya ke pinggang Lala, mungkin karena tidak sabaran dan ingin cepat melihat gundukan memek Lala yang sekarang terlihat semakin menggembul karena terangkat oleh tangan Beny.

Sssreeeet…
Rok panjang Lala sekarang telah berhasil lolos dari pinggang….!
Namun Kami harus kecewa karena dibalik rok panjang tersebut masih ada sebuah pengaman lagi yaitu rok dalam pendek berwarna putih. Walau celana dalam hitam yang dipakai oleh Lala mulai membayang dan terlihat samar dibalik rok dalam pendek putih yang tipis itu.

Nafsuku sudah diubun ubun…
Aku tak peduli lagi dengan apapun…
Yang ada sekarang adalah ingin secepatnya menelanjangi istriku disaat tidur dan mempertontonkan bahkan mempersilahkan Beny untuk menikmatinya….!

Slaps…Slaps…
Rok panjang Lala sekarang sudah terbebas dari tubuh Lala.
Tinggallah rok dalam pendek putih selutut yang masih dipakai olehnya.

Tangan Beny sampai saat ini masih menopang punggung bagian perut Lala..
Aku bersiap untuk kembali mengeksekusi rok dalam pendek itu agar dapat segera membuat Lala telanjang…

Aku kembali menahan nafas karena nafsu saat menarik dengan hati hati rok dalam pendek tersebut.

Criiiits…
Karena dibantu oleh Beny yang menopang tubuh Lala sehingga dengan mudah rok dalam pendek itu berhasil Aku tarik dan loloskan dari pinggangnya.

sekarang menyembullah celana dalam hitam lembut yang dipakai Lala… !

Saat rok dalam pendek sudah terbebas dari tubuh Lala, aku kemudian memberikan isyarat kepada Beny agar kembali menyingkir..
Terlihat sekali Beny berat untuk melepaskan tangannya.
Bahkan Aku dapat melihat dengan jelas tangan Beny bergerak kearah pantat Lala yang sedang terangkat itu..

Walau masih memakai celana dalam hitam lembut, namun Aku lihat Pantat Lala diremas berulang ulang oleh Beny dari bawah…

Aku pura pura tidak melihat.
Hal ini malah membuatku semakin gila oleh nafsuku sendiri.
Setelah membiarkan sesaat, Aku kembali mengingatkan Beny untuk menyingkir…
“Ben…Elo beneran mau lihat bu guru ini telanjang…?

“He ehhh…Iya iya…” Jawab Beny cepat.
“”Kalau begitu silahkan menyingkir dulu…” ucapku memberikan perintah

Dengan berat hati akhirnya Beny kembali berdiri dan menjauh.
“Sekaranglah saatnya..” gumamku dalam hati bergetar karena nafsu.

Tetap dengan tangan yang bergetar, mulailah celana hitam lembut itu Aku tarik untuk melorotkannya dari pinggang Lala…

Sedikit demi sedikit celana dalam lembut hitam itu mulai bergerak turun…

Plug…
Dihadapan Kami sekarang mulai mengintip rambut rambut halus sedikit keriting…
Rambut itu tersusun secara rapi berukuran pendek…
Yah…Rambut itulah bulu bulu halus kemaluan Lala yang selalu dirawat dan dijaga olehnya selama ini.
Memang Lala rajin dan selalu disiplin menjaga kebersihan alat vitalnya tersebut. Bahkan Seminggu sekali Lala selalu mencukur bulu bulu kemaluannya tersebut.
Tapi Aku tidak suka kemaluan Lala botak…Jadi Lala hanya mencukur untuk merapikan saja.

Melihat gundukan memek Lala sudah menyembul separoh, Beny tiba tiba sudah berada disampingku untuk melihat lebih dekat…
Aku hanya tersenyum bergetar melihat ekspresi Beny yang kembali melambungkanku ke kubangan nafsu…

Aku memandang Lala sesaat, Dia masih tidur dengan nyenyaknya. Padahal, sebentar lagi tubuhnya akan Aku telanjangi didepan Beny..

Shaaaps…
Celana dalam hitam lembut sebagai pengaman terakhir kemaluan Lala pun telah lepas…
Sekarang celana itu sudah Aku lemparkan ke lantai…!

Beny tercekat…Dia hanya mematung beberapa saat sambil melotot melihat memek Lala yang sekarang sudah terkangkag menggoda didepan Kami.

Aku tak dapat dikata lagi, amburadul perasaan yang Aku rasakan…Ada rasa cemburu, dan malu. Namun rasa nafsu yang menggelegak paling dominan yang Aku rasakan.

Aku ambil tangan Beny, kemudian Aku dekatkan, bahkan Aku tempelkan di atas gundukan Memek Lala yang terekspos itu.
Beny hanya menurut dan mendiamkan tangannya sesaat sambil bergetar, seakan Dia tidak percaya kalau Aku mengizinkannya untuk menjamah Memek Lala.

“Terima kasih Pul…Memek istrimu begitu menggoda, imut dan seksi…Aku…Aku ingin menciumnya,,,Boleh yaaa…” Racau Beny sambil tangan kanannya mulai mengelus permukaan memek Lala yang sekarang tertutup oleh tangannya.
Memek indah itu sekarang terlihat imut dibandingkan dengan tangan Beny yang besar.

Aku tak dapat menjawab karena terbawa suasana nafsu…
Sebelum Aku menjawab, tiba tiba Kami dikejutkan oleh ketukan dipintu berulang ulang…

Tok tok tok..
“Assalamualaikum…Lala….Lala…” terdengar suara seorang perempuan memanggil nama Lala istriku.

Tentu saja Aku dan beny menjadi panik…
Terlebih Aku…Sudah pasti Aku tak ingin ketahuan oleh orang lain dalam kondisi seperti ini. Apalagi ada Beny didepan tubuh Lala yang sudah telanjang sedang tertidur.

Saat Aku bingung dan tidak tahu apa yang harus Aku lakukan…

“Pul…Nanti setelah Aku membawa istrimu kedalam kamar kalian, baru Kamu bukakan pintunya…!” Kata Beny tiba tiba sambil membopong tubuh bugil Lala.
Aku masih belum dapat menentukan sikap...
Aku hanya diam dan melongo melihat Beny dengan perkasanya membopong istriku yang telah bugil itu kedalam kamar…!

Krek…
Pintu kamar Kami terdengar sudah ditutup.
Mungkin Beny sudah menutup atau bahkan telah mengunci pintu itu dari dalam…!

Tapi Aku tak dapat berfikir lebih lama karena kembali mendengar ketukan di pintu.
Aku tersadar bahwa ada tamu yang sedang mencari Lala…
Degan tergesa gesa Aku menuju pintu depan untuk melihat siapa yang datang.

Kreeiiit…
Pintu depan Aku buka dengan kuat disaat ketukan dipintu kembali Aku dengar.
Akibatnya seseorang yang mungkin sedang bersandar dipintu tersebut saat itu jadi ikut terjerembab langsung bertabrakan denganku.

Refleks Aku menangkap tubuh yang jatuh ke arahku tersebut sambil memegang dan memeluknya kuat kuat.
Aku baru menyadari bahwa orang yang tiba tiba jatuh dan menubrukku itu adalah seorang wanita…
Saat wanita itu masih berada dalam pelukanku, Aku semakin kaget begitu mengetahui bahwa wanita itu adalah Mbak Rika, Janda sebelah…!

Aku kaget bercampur malu karena tangan kananku secara tidak sengaja sedang memegang dadanya.
Aku takut jangan jangan Mbak Rika menilaiku sebagai laki laki yang tidak sopan dan memanfaatkan situasi dengan curi curi kesempatan.

“Eh…Mbak..Mmmh…Maaf …” Kataku gagap karena malu begitu merasakan payudara Mbak Rika yang besar dan montok berada dalam gengganman tangan kananku.
Memang dada Mbak Rika lebih montok dari Lala…Mungkin dengan dua tangan baru tergengagm olehku payudaranya.
Setelah menenangkan diri sesaat, barulah kemudian Aku berusaha melepaskan diri agar Mbak Rika tidak berfikir negatif tentangku.

Namun…
Usahaku untuk melepaskan diri menjadi sia sia karena tiba tiba Mbak Rika memelukku dengan erat.
Tentu saja Aku menjadi gelagapan dan bertambah malu dengan situasi ini.

“Eh…Mbak…Mmmmh…Maaf..Maaf..”Hanya kata kata itu yang dapat Aku ucapkan disaat dadaku ditekan oleh sepasang daging kembar lembut yang membusung milik Mbak Rika..

Aku baru bernafas lega kemudian disaat Mbak Rika melepaskan pelukannya..
Namun Aku kembali malu dan gelisah begitu Dia melihat pakaian seragam Lala berserakan diruang tamu.

Kemudian Dia menatapku tersenyum penuh arti sambil mengangguk angguk…
“Maaf Mas…Rupanya Aku telah mengganggu kegiatan kalian…Maaf ya…Silahkan dilanjutkan, ha ha haaa…” Kata Mbak Rika menggodaku.

Aku yang ingin Dia secepatnya pergi hanya tersenyum getir.
Tapi kemudian sesuatu pun terjadi diluar kendaliku…

Mmmmuuuuach…
Mbak Rika mengecup bibirku dengan lembut, dan selanjutnya Dia keluar sambil mengerling ke arahku penuh arti…
Kejadiannya begitu cepat sehingga Aku hanya diam, pasrah dan tidak dapat berbuat apa apa.

Sampai Mbak Rika menghilang, Aku masih terpaku sambil menyapu bibirku yang telah dikecup dan dicium oleh bibir indah nya.
Bibir Mbak Rika Aku rasakan harum dengan lipstick yang agak tebal, bahkan ada aroma manis yang masih Aku rasakan.

Tiba tiba Aku teringat Lala…!
Bagai tersengat listrik ribuan Volt Aku tersentak dan segera mengunci pintu depan untuk melihat keadaan Lala yang digendong oleh Beny.

Kreeek…
Dhuaaaar…!
Kepalaku seakan dihantam dengan palu besar saat melihat keadaan didalam kamar.
Kakiku terasa lemas, lututku bergetar, kepalaku berat dan Aku harus memegang pintu agar tidak jatuh.
Betapa tidak, saat ini Aku melihat Lala sudah telanjang total…!

Bahkan jilbabnyapun sudah tidak terpasang lagi.
Lala sekarang berada di pinggir tempat tidur, namun kedua kakinya dikangkangkan serta diangkat tinggi tinggi oleh Beny.
Aku dapat dengan jelas melihat semua aktifitas Beny karena posisi mereka menyamping dari posisiku berada.

Dan yang lebih mengejutkanku adalah Beny saat ini juga sudah telanjang bulat.
Terlihat Beny berusaha sekuat tenaga menekan berulang ulang kontol tak bersunatnya di bibir memek Lala yang sudah terkangkang itu.

Aku lihat Beny meludahi kepala kontolnya sambil mengusap usap memek Lala dengan tangan kirinya.
Aku menahan nafas melihat kegagalan demi kegagalan yang dilakukan oleh Beny untuk mencoba menerobos memek Lala dengan kontol jumbonya itu.

Aku memaki diriku yang hanya menonton dan menikmati bahkan merasa tidak sabar dan bernafsu untuk melihat aksi Beny terhadap istriku.
Dua kali hentakan kemudian, terlihat badan Lala berguncang sedikit…

Aku tak kalah kaget begitu mengetahui bahwa kepala kontol Beny rupanya berhasil masuk ke memek Lala yang imut itu…
Memek itu terlihat menggembung lucu saat kepala kontol itu tertanam disana.

Sedangkan Aku yang dari tadi sudah sangat terangsang hebat…
Tanpa dapat Aku tahan tiba tiba….

Crot crot croooot….!
Aku orgasme dan menembakkan peju yang banyak didalam celanaku…

Setelah mengatur nafas sesaat dan sambil memulihkan stamina, Aku kembali melihat aksi Beny yang masih mendiamkan kepala kontolnya didalam memek Lala.

Tidak…!
Beny sudah bertindak terlalu jauh…Aku harus mencegahnya…!
Walau dengan lutut yang goyah dan lemas Aku mendekat ke arah pembaringan.

“Ben…Apa yang Kau lakukan…?” Bentakku bergetar karena rasa cemburuku kembali muncul.
Mungkin karena Aku telah mencapai puncak orgasmeku tadi didalam celana, sehingga kembali fikiran jernih muncul didalam fikiranku.

Beny terkejut dan dengan cepat mencabut kontolnya yang sudah tertanam sebagian di memek Lala.
“Maaf Pul…Aku tak tahan, tadi Aku mencoba menggesek gesek sebentar…Maaf ya..He he heee..Hanya gesek gesek aja kok..” Kata Beny dengan gugup.

“Ya sudah…Waktunya habis, silahkan keluar Ben..” kataku memerintah
“Eh Pul…tolonglah Aku…Aku kentang nih…Aku coli ya…” rengek Beny sambil mengocok kontolnya dengan cepat sambil memandang tubuh bugil Lala dengan pandangan mesum.

Karena Aku diam sehingga Beny mungkin mangartikan Aku setuju dengan permintaanya.
Sehingga tanpa menoleh kepadaku Beny mengangkat tubuh Lala ketengah ranjang, selanjutnya Dia tetap mengocok dengan cepat kontol jumbonya.
Aku kembali terangsang saat melihat Beny dengan kurang ajarnya kembali menggesek memek Lala dengan kontolnya itu.

Kontol jumbo itu bahkan berpindah pindah..
Terkadang menggesek memek, payudara bahkan bibir Lala yang dipaksanya untuk terbuka.
Tanpa ampun kontol itupun terkadang merangsek mulut mungil Lala berulang ulang.Kemudian kedua payudara Lala pun tak luput dari gesekan kontol jumbo nya…
Dimana kedua tangan Beny merapatkan sepasang payudara lala, dan dengan gerakan cepat kontol Beny terjepit dan bergesek dengan kedua payuda tersebut.

Puas dengan aksi tersebut, Beny mengganti pula dengan aksi aksi lain yang tetap melecehkan tubuh bugil Lala yang terlihat masih tertidur dengan pulas.
Melihat aksi Beny yang mempermainkandan melecehkan tubuh Lala seenaknya,membuatku kembali bergairah dan terangsang hebat.
Bahkan sebentar lagi mungkin Aku akan kembali mencapai puncak didalam celana.

Tapi sebelum itu terjadi Aku kembali menyaksikan Beny naik mengangkangi tubuh bugil Lala..
Terlihat Beny seperti sedang menyetubuhi istriku yang sedang tidur itu.
Mulut , payudara dan memek Lala tidak pernah henti diraba, diremas dan diperlakukan sesuka hati olehnya.

Aku semakin terangsang dalam kepasrahan..
Dan…
Crot croot crooot…
Kembali pejuku menyembur dengan deras didalam celana.
Dan saat bersamaan , saat itu Aku melihat Beny turun dari tubuh Lala.
Saat ini dia memposisikan kontolnya dekat dengan memek Lala.
Tangannya kembali mengocok kontolnya dengan cepat. Setelah beberapa menit kemudian tiba tiba Beny menggerung kasar…
Arghhh….Setan…Aku sampai…Aughrrrgh…

Aku yang lemas hanya terdiam melihat semburan sperma Beny yang begitu banyak disekujur tubuh Lala.
Sperma Beny berceceran sampai ke rambut, mata, mulut dan leher serta dada Lala.
Semburan terakhir terlihat Beny mengarahkan ke memek Lala yang terkangkang tersebut.

Aku tak dapat berbuat apa apa lagi…Aku lemas dan hanya memandang pasrah saat dengan cekatan tangan Beny memasukkan lelehan spermanya disekitar pinggang dan paha kedalam memek Lala.
Tidak lupa mulutmungil Lala pun dijejali dengan spermanya yang berceceran diwajah..

Setelah puas Beny turun dari pembaringan dan menghampiriku…
“Terima kasih pren…Istrimu sungguh nikmat, Aku mengaku kalah…” Katanya sambil menyeringai sambil memasang pakaian dan tanpa mempedulikanku Dia segera keluar.

“O ya jangan lupa rencana Kita nanti malam…Nanti Aku telpon lagi ya…”
Aku hanya tersenyum dan mengangguk lemah sambil mulutku bergumam kecil..
“Terima kasih kembali Ben…Terima kasih…”

Setelah Beny pergi Aku segera mengunci pintu.
Aku yang sudah dua kali mencapai puncak kenikmatan didalam celana, merasakan nafsuku kembali naik begitu menyaksikan kondisi Lala sekarang yang berantakan..

Sisa sisa sperma Beny masih berceceran disekujur tubuhnya…
Bahkan bekas gigitan kecil Beny terlihat bertambah banyak disekujur tubuhnya.

Melihat semua itu, menyebabkan Aku mulai nafsu lagi…
Dengan cepat Aku buka pakaianku, dan dengan tergesa gesa segera naik mengangkangi tubuh Lala persis seperti yang dilakukan oleh Beny.

Mataku melihat tisyu di meja kecil dekat pembaringan…Sambil membersihkan lelehan sperma disekujur tubuhnya kembali Aku cumbu tubuh Lala yang masih tertidur itu.
Aku makin tak sabar…
Dan Aku segera memposisikan kontolku dekat dengan memek Lala..
Tapi sebelum itu terjadi…

Tiba tiba Lala menggeliat pelan..
Rupanya Dia terbangun…!
“Abang…Ih Abang nakal Ahhh…Apa yang Abang lakukan….?” Tanya Lala histeris.

Aku yang terkejut melihat Lala terbangun segera saja menyambar dan mencium mulut mungilnya dengan ganas.
Aku tak pedulikan mulut Lala yang masih menyisakan sperma Beny.
Mulut itu Aku sumpal dengan mulutku melalui ciuman panjang. Dan memang masih Aku rasakan aroma sperma dimulutnya.
Mulut ini sudah diperlakukan seenaknya oleh Beny ….
Bukan hanya mulut, tapi setiap inchi tubuh Lala telah dinikmati dan dipermainkan sesukanya oleh Beny…

Lala pasrah dan terlihat berusaha mengimbangi permainanku.
Tapi Aku yakin…Pasti banyak pertanyaan yang ada dikepalanya saat ini…
Tapi persetan semuanya…Hari ini Aku telah berobah menjadi seorang suami yang bangga berbagi tubuh Lala istriku yang cantik kepada Beny…
Aku tak menyesal…Bahkan Aku merasakan sensasi baru penuh nafsu.

Hmmmm…Aku semakin haus dan haus untuk mencoba hal hal baru dengan tubuh istriku nanti…Tapi yang pasti, Aku semakin cinta dengan bu Guru Lala…Istriku ini.


BERSAMBUNG
Next: Part-4. Selingkuh Yang di Izinkan
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd