Sesungguhnya, penghambat dan penjegal hubungan itu adalah ego. Kalau ente masih besar egonya, ya berarti ente belum siap menjalin hubungan; kalau si mantan masih kuat ego-nya, ya berarti si doi belum siap menjalin hubungan. Ini maksudnya adalah hubungan yang permanen, berjangka panjang, di mana masing-masing pihak akan "mempertaruhkan modalnya", entah harta, keturunan, atau martabat di masyarakat; hubungan yang bukan sekedar silaturahmi antar alat kelamin. Kalau mau menjalin hubungan, syaratnya kedua belah pihak mesti bisa menurunkan ego-nya, bukan sekedar mau atau nggak mau. Kalau ego tinggi, sekarang bisa bilang mau, tapi lusa bisa emosi tinggi dan minta putus.