Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Ketika anda menemukan topeng & jaket milik V , Siapakah gadis yang akan sering kalian nikmati ?


  • Total voters
    496
  • Poll closed .
Status
Please reply by conversation.
CHAPTER 7

VISION

Orang yang paling menyedihkan di dunia ini adalah orang yang mempunyai penglihatan namun tidak memiliki visi.
~ Helen Keller

Dalam keadaan gelap yang mencekam, ia mencoba berlari menjauh dari kejaran seseorang. Keringat turun membasahi wajahnya, nafasnya mulai terengah - engah dan wajahnya begitu ketakutan khawatir apabila orang itu berhasil menangkapnya. Berulang kali ia menoleh ke belakang tiap kali dirinya berlari menyusuri lorong demi lorong yang ada di gedung perkuliahan ini.

“Tolongggg akuuu…. Tolongggg….. !!!” ucapnya.

Tubuhnya yang montok terbalut sebuah tanktop mini berwarna putih membuat pusarnya yang bening pun terlihat mengintip sedikit. Celana jeans panjang berwarna biru gelap melengkapi penampilannya untuk menutupi kaki jenjangnya yang indah. Jaketnya yang berguna untuk melindungi dirinya dari hawa dingin telah tertinggal di belakang. Ia kini kedinginan, ketakutan dan dipenuhi oleh kekhawatiran.

“Mau kemana kamu sayang… Hahahaha” terdengar suara seseorang dari belakang.

“Apa ? Tidakk…. Tolong jangan lakukan hal ini lagi padaku !” katanya.

Ia pun memasuki sebuah ruangan kelas. Sebisa mungkin nafasnya ia tahan demi mengurangi frekuensi suara yang bisa terdengar oleh orang yang mengejarnya. Terlihat lesung pipi melekat di wajah arabnya. Ia pun menunduk bersembunyi di bawah meja dosen. Tak berselang lama kemudian terdengar suara langkah kaki mendekat. Ia memejamkan mata sambil berharap orang itu tidak menemukannya disini.

“Kamu dimana sayang ? Aku tahu kok kamu ada disini” kata orang itu menakutinya.

Tolong… Tolong… Jangan kemari… Please tolong aku !!!

“Ketemuuuu !!!!” kata orang itu mengagetkannya.

Meja dosen itu pun terguling, orang yang bersembunyi di bawahnya mulai berlari kencang kembali. Namun naas ia terlambat satu langkah sehingga orang yang mengejarnya telah berhasil menangkapnya.

“Ahhh lepaskkann !! Lepaskan aku V !!!” katanya ketika orang bertopeng itu telah berhasil menggrepenya.

“Ada apa Vika sayang ? Bukankah kamu penasaran untuk melanjutkan kisah indah kita ?”

“Ahhhhhhhhh singkirkan tanganmu itu !!!” teriak Vika dengan lantang.

V menggrepe Vika di dalam ruangan kelas ketika malam semakin gelap. Vika dapat merasakan remasan kuat itu di payudaranya. Vika merinding, tubuhnya menggelinjang dan matanya memejam sambil menengadahkan wajahnya ke atas. Remasannya terasa nikmat sehingga Vika hampir lupa kalau dirinya saai ini sedang dilecehkan olehnya.

“Tolongg… Jangannn !!!” teriak Vika ketika tanktop mini beserta branya mulai diangkat.

Payudara Vika sudah menggantung bebas disana membuat V semakin nikmat dalam mencengkramnya kuat.

“Ouhhh ahhh tolonggg hentikann !!”

“Loh kenapa ? Bukankah kamu menikmatinya ?”

Vika menggigit bibir bawahnya ketika puting payudaranya dipermainkan. Kadang jemari V menggeseknya pelan, kadang juga jemarinya mencubitnya kuat. Tempo remasan yang tak menentu justru membuat gairah birahi Vika semakin menjadi - jadi.

“Aku mohonnn V hentikann semua ini !!!” pinta Vika dengan raut wajah memelas.

V tersenyum di balik topeng yang ia kenakan. Tangannya mulai turun meraba sisi samping pinggang Vika. Rabaannya naik dengan perlahan membuat pemiliknya memejam penuh nikmat. Kini tangan V sudah tiba di sebuah lembah mulus di dekat titik pendakian menuju puncak gunung kembar.

“Ahhhhhhh” desah Vika ketika gunung kembarnya mulai didaki oleh V.

Pelan tapi pasti tangan V semakin naik menggesek tiap titik sensitif yang dimiliki oleh mahasiswi montok itu. Kadang V juga melakukannya dengan sedikit remasan kecil yang membuat Vika semakin merinding dibuatnya. Saat V nyaris tiba di puncak gunung tertinggi, rabaannya pun berhenti membuat Vika kebingungan dibuatnya.

“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh” Teriak Vika dengan tiba - tiba disaat V mencengkram kuat payudara Vika selama 7 detik tanpa henti.

Vika ambruk ke lantai setelah menerima serangan itu. Dalam posisi menungging, ia merasakan sesuatu di belakang sana bahwa V sedang menarik celananya hingga nyaris terlepas. Tangan Vika mendekat berusaha menahan V agar tidak meloloskan celana jeansnya dari kaki jenjangnya.

“Tolongg jangann V !! Jangan !!!!” teriak Vika.

Bongkahan pantatnya mulai terlihat. Ukurannya besar, montok membuat V gemas langsung menamparnya tanpa henti.

“Ahwwwwwww… Ahhhhhh… Sakittt V… Awwwwww !!!” teriak Vika.

Celana Vika pun lolos menyisakan tanktop mininya saja yang masih menyangkut diatas payudaranya.

“Jaa…. Janggann….” Teriak Vika sambil menutupi liang kewanitaannya.

“Hehehe” tawa V terkekeh - kekeh.

Vika menoleh ke belakang dan ia melihat sesuatu yang membuatnya bergidik ngeri. Vika merangkak menjauh sebisanya namun tak lama kemudian ia berhasil ditangkap kembali oleh V.

“Gimana ? Siap untuk melepaskan keperawananmu ?” tanya V yang membuat Vika semakin ketakutan. Ia melihat ke sekeliling dan menemukan sebatang sapu yang tergeletak disana. Tanpa pikir panjang, ia langsung meraihnya dan menghantamkannya tepat ke arah wajah V sehingga memecahkan sebagian kecil dari topeng tersebut.

“Aahhhhhhhhh” teriak V. Mata Vika terbelalak disaat melihat sisi kiri dari wajah V yang terekspos.

Tungguu !!! Mata itu ? Sepertinya aku pernah melihatnya, dimana yah ?

“Berani sekali kamu melakukan hal itu padaku !” teriak V menghampiri Vika.

“Ahhh tidak… Tolonggg !!! Jangann lakukan hal itu… ahhh ahhhhhh” teriak Vika.

Dengan penuh nafsu, V yang dilanda amarah langsung memasukan batang kontolnya yang sudah mengeras ke tepi bibir liang kewanitaannya.

“Jangannn… Tolonggg jangan lakukan itu V !!! Tolongg !!!” pinta Vika memelas hingga air matanya pun menetes jatuh.

“SUDAH TERLAMBAT !!!!” Teriak V sambil memundurkan pinggulnya untuk berancang - ancang dan menghempaskannya maju menembus titik terdalam dari liang kesenggamaan Vika.

“AAAAHHHHHHHHHH !!!!!!!” teriak Vika terbangun dari mimpi buruknya.

Vika terbangun dalam keadaan berkeringat yang amat sangat. Nafasnya terasa berat, kemudian ia memejamkan mata sambil mengusap rambutnya ke belakang.

“Huffttt syukurlah cuma mimpi !” kata Vika terengah - engah. Reflek Vika pun menyentuh liang kewanitaannya menggunakan jemarinya sendiri untuk mengecek.

“Awww apa ini ?” Jemari Vika terasa basah ketika liang kewanitaannya dibanjiri oleh cairan cintanya.

“Mimpi basah ?” kata Vika melenguh.

Vika pun bangkit dalam posisi duduk di tepi ranjang tidurnya. Vika menggeleng - gelengkan kepalanya tak menyangka. 10 hari sudah berlalu semenjak dirinya dipaksa untuk mengulum batang kemaluan V di dalam kelasnya. Entah kenapa semenjak kejadian itu, dirinya seperti dihantui oleh bayang - bayang V di dalam mimpinya. Ia tak tahu sudah berapa kali dirinya mimpi seperti semalam.

“Aneh sekali… Kenapa aku terus mimpi hal yang sama akhir - akhir ini ? Semoga itu cuma mimpi buruk saja !” lirih Vika.

Ia melihat ke arah jam sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi. Ia pun bersegera memasuki kamar mandi untuk bersiap - siap menuju kelas sekaligus membersihkan cairan cinta yang menggenang di dalam vaginanya.

Dalam pancuran air shower ia mulai membilas tubuh kotornya menggunakan sebuah sabun cair beraroma melati. Ia pun dapat merasakan kesegaran disana. Rasanya lebih rileks membuat beberapa masalah yang dideritanya akhir - akhir ini mulai terlupakan. Saat dirinya mulai membersihkan liang kewanitaannya, tiba - tiba ia mulai teringat sesuatu.

“Siapa yah orang itu ? Aku seperti pernah melihatnya… Siapa sebenarnya pelaku yang telah melakukan hal ini kepada diriku dan Tasya ?” lirih Vika bertanya - tanya.

Setelah selesai mandi, ia pun menuju almari pakaiannya untuk memilih baju yang akan ia kenakan ketika ngampus nanti. Saat jemarinya hendak mengambil tanktop mini berwarna putih, ia pun menarik tangannya kembali ketika teringat mimpi semalam.

“Tidak… Aku tidak boleh mengenakan tanktop ini” ujarnya. Kemudian setelah ia selesai memilih pakaian ngampusnya, ia pun beranjak ke arah motornya untuk bergegas pergi menuju kampus untuk menemui teman satu genknya.

Walau seminggu telah berlalu tanpa adanya teror dari V lagi. Entah kenapa rasa kekhawatiran selalu muncul di dalam benak Vika. Terutama dari mimpi - mimpi yang selalu ia alami akhir - akhir ini. Ia merasa ketakutan khawatir kalau mimpi itu merupakan petunjuk bahwa sebentar lagi dirinya akan diperawani oleh pria bertopeng itu.

“Jangan sampai deh… Semoga aku bisa terhindar dari kejaran orang itu !” katanya dalam perjalanan ke kampus.

Sesampainya di kelas, ia mengikuti sesi perkuliahan seperti biasa. Kadang ia mengantuk, kadang ia memperhatikan dan kadang ia memainkan hapenya untuk mengecek apakah ada tawaran masuk untuk memintanya melakukan sesi perfotoan lagi.

“Huffttt membosankan !” kata Vika melenguh.

“Sabar aja kak… 10 menit lagi juga selesai kok” kata Tasya yang berada di sampingnya juga merasa lelah.

“Ahahahha bosenin banget yah… Pengin banget rasanya bisa lulus dari kampus ini" kata Vika menatap wajah Tasya.

“Hihihihi setahun lagi kok sabar aja yah kak” kata Tasya tertawa.

Tepat saat itu Vika melihat ke arah bangku yang ditempati oleh Agnes di ujung baris duduknya yang berada tepat disamping dinding kelas. Wajah Agnes terlihat suram dengan matanya yang agak sembap

“Eh itu Agnes kenapa yah… Kok kayaknya habis terjadi sesuatu deh” bisik Vika pada Tasya.

“Ohh kak Agnes ? Kurang tau yah kak… Dari pagi dia jadi pendiem gitu… Tau deh mungkin ada masalah sama pacarnya… Tau sendiri kan kalau kak Agnes lagi ada masalah gimana ? Nanti tunggu kabar dari kak Dea aja deh… kan biasanya kak Agnes suka curhat ke dia kalau terjadi apa - apa padanya” kata Tasya.

“Hmmm iya juga yah” kata Vika merasa aneh.

Agnes kenapa sih ? kok tangannya gitu. Batin Vika melihat tingkah laku Agnes yang terlihat resah.

Tepat saat kelas usai. Mereka berempat pun berjalan bersama untuk menuju tempat parkir guna mengambil kendaraan masing - masing. Vika kembali melihat ke arah Agnes. Vika mengernyitkan dahinya merasa heran dengan cara berjalan Agnes yang terlihat berbeda dari biasanya. Kakinya yang terbungkus celana jeans pendek itu hanya mampu melangkah sedikit demi sedikit. Vika juga merasa kalau tanktop yang tersembunyi dibalik kemeja yang dikenakan oleh Agnes terlihat lebih ketat dari biasanya. Andai Vika lebih teliti lagi, ia pasti dapat melihat bentuk dari ukuran payudara yang tercetak jelas dibalik tanktop berwarna merah muda itu. Vika melihat ke arah sekitar, terlihat beberapa wajah laki - laki mupeng yang begitu bernafsu melihat mereka berempat berjalan bersama. Entah kenapa Vika memiliki firasat buruk karenanya, Ia pun meminta teman - temannya untuk bergegas pergi dari lorong yang sedang mereka lewati ini.

SESAMPAINYA DI PARKIRAN

“Ada apa Ka ? Kok tadi nyuruh buru - buru sih ?” tanya Dea yang penasaran.

“Iya deh… Kaya lagi ngejar maling aja” kata Tasya bercanda.

“Hehehe maaf yah… Aku ada job mendadak soalnya… Jadi pengen kita buru - buru pergi dari sini gitu !” jawab Vika menyembunyikan alasan sebenarnya.

“Huffttt dasar… Repot yah kalau anak kuliahan udah pintar nyari rezeki !” sindir Dea becanda.

“Hhihihi maaf… Maaf… Gak lagi - lagi deh” jawab Vika. Agnes yang sedari tadi diam pun akhirnya dapat mengeluarkan senyum kecilnya yang hanya mampu dilihat oleh Tasya disampingnya.

Karena sedang asyik berbincang, mereka berempat tiba - tiba dikejutkan dengan adanya sebuah motor yang melaju kencang ke arah mereka berempat. Sontak mereka semua pun berteriak takut sebelum akhirnya pengendara motor yang sedang terburu - buru itu mengerem mendadak membuat roda belakang motor itu terangkat sejenak karena saking makemnya rem yang berada di bagian depan motor itu.

“Ma… Maafff Kak.. Maffff !!!” ujar sang pengendara motor. Dengan sangat menyesal ia pun turun dari motornya dan berlutut tepat dihadapan mereka berempat. Ia nampaknya tahu kalau sampai berurusan dengan mereka semua, ia akan terlibat suatu masalah yang akan menyulitkan dirinya.

“Siapa kamu ? Berani banget kamu mau menabrak kita yah ? Hahhh ?” ujar Vika yang langsung melepas helm yang dikenakan oleh pengendara motor itu. Tangan kanan Vika mencengkram kedua pipi orang itu dan mengangkat wajahnya agar mampu dilihat olehnya.

Mata Vika terbuka lebar karena terkejut, ia pun refleks melepaskan cengkramannya dan melangkah mundur karena terkejut.

“Ka…. Kammuuu ?” kata Vika sambil menutupi mulutnya yang menganga.

“Hahhh ? Si Kurus waktu itu yah ?” kata Tasya butuh waktu cukup lama untuk mengingatnya. Dea terkejut karena tiba - tiba bertemu seorang maba yang dulu pernah mereka bully habis - habisan di kantin kampus. Tapi ia lebih terkejut lagi ketika melihat sikap Vika yang terlihat shock.

“Kamu kenapa Ka ?” tanya Dea.

Orang ini ? Tidak salah lagi… Dia yang waktu itu ada di mimpiku ! Orang yang bersembunyi di balik topeng itu !!!

Rizal melihat satu persatu wajah mereka berempat dengan wajah memelasnya. Dea yang kebingungan dengan situasi yang terjadi pun membiarkan Rizal dan memintanya untuk pergi melanjutkan perjalanan sebelum dirinya berubah pikiran.

“Makasih yah kak… Maaf tadi aku gak sengaja… Sekali lagi terima kasih yah kak” kata Rizal buru - buru pergi menjauh dari mereka berempat menaiki motornya. Rizal tersenyum ketika melihat raut wajah mereka semua yang tidak terlihat bahagia lagi. Terutama wajah dari Agnes yang terlihat paling murung diantara mereka semua. Sambil memacu motornya, tangannya masuk ke dalam saku celananya untuk mengecek apakah barang itu masih berada disana.

“Hahahha dibilangin jangan pakai daleman malah dipake aja… Akhirnya kan aku sita juga !” tawa Rizal.

Namun ia masih merasa belum puas terutama dari sikap Vika yang tiba - tiba shock melihat keberadaannya. Mungkinkah Vika sudah menyadarinya ?

“Kalau benar iya… Aku harus merekayasa keadaan untuk meragukan tebakan Vika yang menduga aku lah dalang dari semuanya !” kata Rizal tersenyum.

Sementara itu di tempat parkir,

“Kamu kenapa Ka ? Kok tadi kayak kaget gitu sewaktu melihatnya ?” tanya Dea yang sedang bersama Vika berdua di parkiran kampus. Tasya dan juga Agnes sudah terlebih dahulu pergi meninggalkan mereka karena suatu alasan. Tasya ada janji dengan Ilham sementara Agnes merasa tidak enak badan. Alhasil tersisa Dea yang telah dibuat penasaran oleh sikap shock Vika ketika melihat Rizal.

“Gapapa kok De… Bener aku gapapa !” kata Vika berkelit.

“Hehhh jangan bilang gitu Ka… Aku lihat jelas banget loh… Bahkan Tasya juga tadi bilang begitu kok sewaktu ngeliat kamu mundur menjauh dari si kurus itu” kata Dea.

“Iya aku Cuma kaget aja kok… Serius aku gak nyangka kalau harus ketemu maba yang pernah kita bully waktu itu… Hehehhee…. Udah yah, aku ada sesi perfotoan lagi soalnya… Terima kasih sudah memperhatikanku yah De” kata Vika pergi terburu - buru manaiki motornya.

Dea pun hanya diam menatap kepergian Vika yang menurutnya telah bersikap mencurigakan dihadapannya.

“Pertama Agnes… Sekarang Vika ? Apa sih yang sebenarnya terjadi disini ?” tanya Dea kebingungan.

Apa mungkin ada hubungannya dengan pemilik email bernama V itu ? Batin Dea masih belum terlalu yakin.


*-*-*-*


Keesokan paginya,

Agnes berlari dengan terburu - buru menuju suatu tempat. Padahal jam baru menunjukan pukul setengah delapan pagi. Masih ada jeda waktu setengah jam lagi sebelum sesi perkuliahan pagi dimulai. Dengan berhati - hati Agnes menutupi bagian dada tanktop polos yang sedang dikenakannya. Ia melihat ke arah sekitar, terkadang disaat ia berpapasan dengan orang lain, ia langsung menunduk menyembunyikan sesuatu yang selama ini menganggu dirinya.

Pagi itu Agnes mengenakan tanktop berwarna putih polos yang ia sembunyikan dibalik kemeja bermotif kotak - kotak. Sementara bagian bawahnya, ia hanya bisa mengenakan celana jeans panjang untuk menutupi kaki indahnya yang jenjang. Agnes merasa risih tiap kali dirinya harus melangkah. Bagian selangkangannya yang ketat menggesek bibir liang kewanitaannya membuat ia harus mendesah pelan merasakan sesuatu yang nikmat dibawah sana.

"Ini semua demi teman - temanku... Maaf kalau aku begitu egois dengan mengorbankan diriku sendiri... Aku mencintai kalian dan aku tak ingin melibatkan kalian" Lirih Agnes.

Setibanya dibelakang gedung X, Agnes langsung melirik ke arah sekitar untuk mencari seseorang. Ia pun membuka hapenya untuk mengabari kalau dirinya sudah sampai di tempat yang telah disepakati sebelumnya. Agnes melenguh sebal meratapi nasib buruk yang harus ia terima, berulang kali selama dirinya menunggu, ia selalu melihat ke arah sekitar khawatir apabila ada orang lain yang melihatnya kemudian mencurigainya melakukan sesuatu yang aneh disini.

Maklum saja, tempat ini merupakan tempat yang jarang untuk dikunjungi orang - orang. Gedung X sendiri merupakan gedung baru yang masih berada dalam tahap pembangunan. Rencananya gedung ini akan dipersiapkan untuk penambahan kelas sebagai antisipasi tahun ajaran berikutnya yang makin lama makin dipenuhi oleh mahasiswa yang berniat menimba ilmu disini.

Selain itu letak gedung X juga cukup jauh dari letak gedung utama dimana dirinya berkuliah. Mungkin membutuhkan waktu sekitar 15 menit bagi dirinya untuk sampai disini.

"Mana sih orang itu ?" Kata Agnes merasa kesal.

Cukup lama dirinya menunggu, kesabarannya pun nyaris habis demi menanti seseorang yang telah memaksanya untuk berpakaian seperti ini.

Klappp… klappp… klappppp… klapppp

Terdengar suara langkah kaki mendekat dari arah belakang. Saat Agnes menoleh ke asal suara tersebut, dirinya langsung menunduk karena takut orang yang sedari tadi ditunggu sedang mendekat ke arahnya. Bahu Agnes disentuh, payudaranya pun dipegang dari arah belakang, suara desahan kecil pun terucap dari mulut manisnya merasakan remasan kuat yang menggetarkan birahinya.

“Ahhhhh... Akk... Akku sudah melakukan apa yang kamu inginkan… Sekarang biarkan aku pergi” bisik Agnes dengan pelan.

Orang itupun tersenyum dibalik topeng yang ia kenakan. Jemarinya mendekap kedua pipi Agnes memaksanya berbalik untuk menatap mata yang tersembunyi dibalik topeng putih polos itu.

“Jangan terburu - buru… Mari kita bermain - main dahulu… Bagaimana ?” katanya.

“Bermain - main ? V tolong… Jangan lakukan ini lagi !” pinta Agnes memelas.

“Keberatan ?” tanya V yang membuat Agnes melenguh pelan. Agnes tahu kalau ia tak memiliki pilihan lain selain menuruti semua kata yang terucap dari pria bertopeng itu.

“Tidak” jawab Agnes pelan.

“Bagus !” kata V tersenyum.

“Sekarang aku ingin mengeceknya sendiri… Coba satu persatu lepas semua pakaian yang kamu kenakan saat ini !” kata V berkecak pinggang. Salah satu tangannya pun menggesek dagunya sendiri menanti pembugilan yang akan dilakukan oleh mahasiswi cantik berambut pendek itu dihadapannya.

Agnes menghela nafasnya sejenak sebelum dirinya dipaksa untuk menelanjangi dirinya sendiri. Kemeja nya ia lepaskan sehingga sesuatu yang bulat tercetak jelas dibalik tanktop putih yang sedang ia kenakan. Tidak hanya itu, sesuatu yang menonjol di pusat bulatan itu juga terlihat memanjakan mata V yang terpesona menatap keindahannya. V tersenyum melihat lekuk tubuh Agnes yang tercetak sempurna. Walau belum melihatnya telanjang, batang kemaluan V sudah tegak sempurna menatap tubuh indahnya yang menggoda.

Dengan memasang wajah tak rela, Agnes mengangkat naik tanktop putih miliknya, perut ratanya kembali terlihat membuat V tak sabar ingin segera menjilat pusarnya yang berada di pusat. Kedua bola bulat yang menggantung nampak dihadapan V. Makin teganglah batang kemaluan V membuat celana yang sedang dikenakan olehnya semakin sempit melihat pemandangan indah nan menggoda disana.

Agnes terdiam sejenak sambil malu - malu menutupi tubuh sempurnanya. V yang menatapnya berhasil dibuat gemas ingin segera mencengkram dua payudara indah miliknya.

“Akkku… Akuu sudahh melakukannya… Tolong biarkan aku pergiii V… Ini memalukan !” kata Agnes dengan lirih.

“Kamu belum melakukannya… Celanamu masih menempel disana” kata V mencoba kuat untuk tidak terpengaruh oleh hawa nafsunya. Dalam hati ia sangat ingin datang dan meremasi kedua buah dada indah yang menggantung disana akan tetapi ia memutuskan untuk lebih bersabar lagi agar dapat melihat gadis cantik itu telanjang bulat di alam terbuka seperti ini.

“Tapi V…. Tolongggg…. Nanti kalau ada yang lihat bagaimana ? Aku malu V… Aku malu !!!” pinta Agnes memelas.

“Kalau gitu cepat lakukan sebelum ada yang melihatnya ! Gimana sih katanya malu tapi kok gak buru - buru ! Cepat lakukan atau kamu ingin berpakaian seperti ini hingga sore nanti ?” kata V yang membuat Agnes terkejut.

Terpaksa Agnes kembali menuruti perkataan tuannya. Ia tak dapat membayangkan bagaimana kalau dirinya sampai bertelanjang dada hingga sore tiba. Bahkan ia pun tak ingin membayangkan itu semua.

Ini gila ! Orang itu sudah gila ! Kenapa aku harus melakukan aksi nekat seperti ini ?

Resleting celana sudah turun memperlihatkan bentuk pinggulnya yang sempurna. Bulu - bulu jarang disekitar kemaluan Agnes kembali terlihat. Kembali, berulang kali Agnes melihat ke arah sekitar sambil menurunkan celananya perlahan demi perlahan karena ketakutan. Sikap Agnes yang ragu - ragu seperti ini justru membuat V semakin gemas tak sabar ingin segera menikmatinya.

Diam - diam V mengusap - ngusap batang kontolnya yang sudah semakin tegak nyaris mendekati sempurna.

Ayo cepatlah ! cepat ! buka semuanya ! batin V tak tahan.

Kini celana jeans berwarna biru itu berhasil lolos melewati kaki jenjangnya. Agnes malu - malu menutupi ketelanjangan dirinya di belakang gedung baru ini. Berulang kali ia melihat kearah sekitar dengan perasaan khawatir kalau ketahuan. V dapat melihatnya dengan jelas dari raut wajah kepanikan yang nampak .

“Aku sudah melakukannyaa… Tolong biarkan aku pergi !” pinta Agnes.

V melangkah mendekat sambil mengeluarkan batang kontolnya yang mengeras dari balik resletingnya. Agnes terkejut ketika melihat benda tumpul berbentuk panjang mirip silinder itu keluar. Ia panik menatap topeng yang melekat di wajahnya.

“Tolong V jangan lakukan ini lagi… Tolong V… Tolong !!!!” pinta Agnes. Kakinya lemas membuatnya berlutut seketika tak peduli dengan keadaan tanah yang kotor dibawah sana.

“Lakukan dengan segera dan kita akan sudahi semuanya !” kata V mendekatkan batang kemaluannya ke wajah Agnes.

Agnes menatap sejenak batang kontol V dihadapan wajahnya. Ia menenggak ludah, ia tak percaya kalau pagi ini dirinya harus memuaskan batang kontol ini lagi. Sambil menitikan air mata, mulutnya pun terbuka mencaplok batang kemaluan V yang berukuran raksasa. Dengan berat hati mahasiswi cantik itu mulai memaju mundurkan kepalanya dengan perlahan. Ia memejamkan mata ketika lidahnya mulai merasakan berbagai rasa di dalam sana. Ada rasa pahit, asin, kecut mirip rasa permen nano - nano lah pokoknya. Semakin lama Agnes mengulum batang kontol itu, semakin jijik pula dirinya yang membuatnya mual ingin memuntahkan isi perutnya.

“Ahhhhh bagusss sayanggg… Baguss… Lakukan itu dengan perlahan” desah V sambil mengusap - ngusap rambut Agnes.

Kemudian V semakin merasakan nikmat yang amat sangat membuat tangannya reflek menjambak rambut pendek Agnes dengan kuat. Agnes mengerang merasakan sakit akibat dari jambakannya itu. Si cantik berambut pendek itu dapat merasakan batang kemaluan yang sedang disepongnya itu berdenyut pelan. Cairan precum mulai keluar mengenai lidah Agnes yang membuatnya semakin jijik ingin lepas sejenak agar dapat menghirup udara segar. Namun tangan V menahannya. Disaat Agnes melirik ke atas, V justru menekan kepala Agnes semakin dalam kearah selangkangannya hingga batang kemaluan miliknya tertelan seluruhnya didalam mulut kecil Agnes. Agnes terkejut membuat tangannya mengepak - ngepak bagai anak burung yang jatuh dari ketinggian. Agnes merasa tercekik ketika kerongkongannya tertusuk oleh batang kemaluan V yang sangat keras.

“Ahhhhh nikmattnyyaaa !!!” desah V.

Agnes berusaha tuk berontak melepaskan diri, tapi tangan V begitu kuat menahan kepalanya agar tidak dapat kabur darinya. Kemudian V melemaskan cengkramannya dalam menahan kepala Agnes membuatnya dapat merasakan angin segar sejenak dibawah sana. Naas, karena sebentar kemudian tiba - tiba saja kepala Agnes kembali didorong maju oleh V memaksanya kembali untuk menelan seluruh batang kontolnya. V semakin kuat membenamkan wajahnya membuat Agnes berulang kali memukul - mukul paha V dengan kuat karena merasa sesak. V pun melepaskan cengkramannya hingga Agnes pun terbebas dari siksaan yang mencekiknya.

“Uhhuukkkk…. Uhhukkkk… Uhhuukkkk” Agnes terbatuk - batuk hingga liurnya menetes keluar dari dalam mulutnya. Sementara V tampak bangga dengan batang kemaluan tegak yang sudah terselimuti oleh air liur Agnes secara merata.

Angin pagi pun bertiup menyapa ketelanjangan Agnes yang membuatnya merinding kedinginan. Agnes pun menggigil dalam keadaan bugil. Ia menatap wajah V dengan tatapan iba. Ia ingin siksaan yang harus ia alami di pagi hari ini segera diakhiri. Namun sikap yang ditunjukan V mengejutkan diri Agnes. V mengangkat tubuh Agnes memaksanya bangun dari posisi duduknya. Dalam posisi berdiri membelakangi. Payudara Agnes diremasnya dengan kuat sambil menggiringnya hingga sampai disamping dinding bagunan baru tersebut.

Agnes menungging, tangannya bertumpu pada dinding yang masih berbentuk bata yang telah disemen. Ia bertanya - tanya mau apalagi yang diinginkan V darinya. Saat ia menoleh, matanya terbelalak ketika batang kemaluan itu didekatkan ke arah liang wanitanya.

“Aahhhhhhhhhhh” desah Agnes dikala liang kewanitaannya yang sempit mencoba dimasuki oleh batang kontol berukuran raksasa itu kembali

Agnes melirik ke belakang, ia pun mendesah kuat ketika jemari V mulai bergerak menyusuri keindahan tubuhnya. Tubuh Agnes diraba, punggung polosnya diusap, pinggangnya dicengkram kemudian tangan V bergerak naik menyusuri sisi bagian bawah Agnes yang menggantung hingga mengenai payudaranya..

“Aahhhhhhhhhhhh” desah Agnes hingga mulutnya menganga terbuka.

Payudara itu diremas, putingnya ditekan sambil batang kontol V berpenetrasi berusaha memasuki liang kewanitaannya yang sempit. Agnes pun heran dengan perasaan yang sedang dialami oleh tubuhnya. Perasaan nikmat yang sedang melanda membuatnya sulit untuk memberontak, tiap rabaan yang diterima di tubuhnya hanya membuatnya melenguh pelan. Ia seolah lupa kalau saat ini dirinya sedang diperkosa oleh seseorang. Terkadang ia sampai berfikir seperti ini.

Haruskah aku mendesah menikmati semuanya atau justru berteriak meminta tolong karena sedang diperkosa.

Ia dilema karena tubuhnya sedang mengkhianati perasaannya. Sebagai wanita yang sudah memiliki pacar, ia tak ingin harga dirinya diinjak - injak dengan setiap sodokan yang menggesek dinding vaginanya. Namun rasa nikmat yang harus ia rasakan benar - benar mengacaukan pikirannya. Agnes melirik ke belakang, ia ketakutan, ia kebingungan dan ia pun mendesah dengan kuat dikala batang kemaluan itu berhasil masuk seluruhnya menembus seluruh pertahanan yang dimilikinya.

“Ahhhhhhh V !!!!!!!!” desah Agnes hingga lemas.

Bagaimana dengan rumahku ? Cukup luas bukan ? Dibiasakan yah karena kamu akan tinggal di rumah ini suatu hari nanti !

Mata Agnes terbuka ketika teringat kata - kata yang terucap dari mulut pacarnya ketika pertama kali mendatangi rumahnya. Agnes pun menangis ketika batang kontol yang berada di dalam memeknya mulai bergerak maju mundur. Agnes menyesal, Ia sangat menyesal karena telah merelakan keperawanannya pada pria asing yang selalu mengenakan topeng ini.

Kakak sayang… Gimana penampilan aku sekarang ?

Wahhhh kamu luar biasa sayang… Kamu semakin cantik dengan rambut barumu itu !

Beneran ? Makasih yah sudah mau memujiku.

Sama - sama itu sudah menjadi keharusan kok kalau aku memiliki pacar cantik sepertimu.


Kata demi kata yang pernah terucap dari lisan pacarnya hadir di dalam benaknya. Agnes menangis, tubuhnya terguncang - guncang dengan kencang ketika pinggul V semakin cepat menyodok - nyodok lubang kewanitaan Agnes yang semakin becek karenanya.

Agnes merasa terhina ketika dirinya harus pasrah menerima tiap sodokan yang menghujami memeknya. Air matanya tak mampu berhenti turun membasahi wajahnya. Payudaranya diremas, punggungnya terus dirangsang dengan usapan pelan yang membuatnya menggelinjang perlahan. Ia pun hanya bisa memejam dan mulutnya pun terkunci diam berusaha menahan tiap erangan yang nyaris terucap dari setiap sodokan yang hanya membuat hatinya terluka.

Maafkan aku kak… Maafkan aku yang sudah menodai prinsipku sendiri… Aku bukan gadis yang perawan lagi kak… Aku saat ini hanyalah gadis terhina yang telah ternoda karena menuruti tiap kata yang terucap dari pria yang sedang menyetubuhiku sekarang... Sekali lagi maafkan aku kak !!!!

Agnes meringis memejamkan matanya. Berulang kali ia menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri ketika pinggul V melesat masuk membenamkan kontolnya semakin dalam. Sodokan V yang terlampau kuat menggetarkan jiwa raganya. Agnes membuka mulutnya, rasa nikmat yang sedari tadi ia tahan mulai terucap dari mulut manisnya.

“Ahhhhh ahhhhhh ahhhhhhhh” desah Agnes yang membuat V semakin bersemangat untuk memuaskannya.

Agnes mendesah kencang tak memperdulikan keadaan sekitar lagi. Teriakannya ia puaskan dan seluruh tubuhnya ia pasrahkan pada lelaki bertopeng yang terus bersemangat menggagahi dirinya. Agnes mendesah dan terus mendesah menerima tiap hujaman yang diarahkan di memeknya.

“Ahhh V !!! Ahhhhahhhh ahhhhhh” desah Agnes pasrah.

Tiap desahannya yang terucap seolah menggiring V menuju kepuasan seksual yang telah dinanti. V menarik batang kontolnya hingga ke tepi, kemudian ia melirik ke bawah melihat ujung gundul kemaluannya yang nyaris terlepas dari lubang memek Agnes. Agnes melirik ke belakang penasaran, kenapa kenikmatan yang sedang ia rasakan tiba - tiba berhenti ?

Memek Agnes yang sempit dan elastis itu seolah tak ingin melepas kepergian batang kontol V. Terlihat saat V menarik kemaluannya, bibir liang kewanitaan Agnes seperti tertarik mengikuti batang kemaluan V.

“Ahhhhhhh…. Ahhhhhhh… Ahhhh V… Uhhhhhh” desah Agnes kembali secara berkala.

Dengan satu sodokan yang mantap, V melesakan seluruh batang kemaluannya masuk ke dalam memek Agnes hingga mentok membuat pemiliknya pun mendesah keenakan. Kemudian V menarik lagi dan menghentakannya kembali dengan kuat membuat pemiliknya kembali mendesah penuh nikmat. Berulang kali V menimpuk - nimpuk lubang kemaluan Agnes berkali - kali pula Agnes sampai mendesah dibuatnya.

Tepat saat itu Agnes merasakan sesuatu yang akan meledak dari dalam tubuhnya. Nafasnya terasa sesak dan kakinya mulai terasa lemas ketika V tak henti - hentinya menyodok liang kesenggamaannya.

Aku gak kuat lagi…. Aku mau keluarrr…. Aku ouhhhh mau keluarrrr….. batin Agnes.

Dengan satu hentakan kuat, V menancapkan keseluruhan batang kontolnya masuk hingga mendekati rahim Agnes. Rahim Agnes pun bergetar, ia memejamkan matanya, mulutnya pun menganga lebar dan lalu ia pun menaikan wajahnya ke atas sambil menatap langit cerah diatas sana.

“Ahhhhhhhhhhhhhhhhhh !!!” desah Agnes penuh kepuasan.

Tubuh Agnes lemas, berulang kali tubuhnya kelojotan merasakan sisa - sisa orgasme yang masih terlampau dahsyat di dalam sana. Andai saja dirinya tak dipegangi oleh V sudah pasti ia saat ini sedang jatuh bersimpuh ke tanah.

"Ouhhhh ahhhh... Ahhhhhhh... Ahhhhh" Desah Agnes merasakan sisa orgasmenya.

Saat Agnes membuka matanya, kesadarannya mulai kembali ia dapatkan, tubuhnya yang telanjang di sebuah ruangan terbuka dan tepat dibelakangnya ada seorang pria bertopeng yang sedang memeluk pinggangnya. Agnes mulai menangis , ia merasa sangat kotor terlebih dengan lelehnya cairan yang keluar disela - sela lubang memeknya yang masih tersumpal batang kemaluan V.

Maafkan aku kak… Aku sudah menjadi gadis yang kotor….

“Nikmat bukan ? Mari kita akhiri yah !” bisik V di telinganya.

Tubuh langsing Agnes dipeluk erat, tubuhnya kembali terguncang maju mundur seiring pergerakan pinggul V dibelakang sana. Rasa nikmat yang dirasakan oleh V membuat tangannya tak dapat berhenti meremasi payudara Agnes. Semakin lama waktu yang berjalan, sodokan yang V berikan semakin kuat. Jepitan memek Agnes begitu terasa menghimpit batang kontol V yang berpacu semakin cepat. Sempitnya lubang kewanitaan Agnes membuat V merasakan kenikmatan yang luar biasa dibawah sana.

“Uhhhhh uhhhh uhhhhh” desah V tak karuan.

Mata V terbelalak ketika cairan spermanya mulai berkumpul ingin menyembur dari lubang saluran kencingnya. Tubuh V merinding merasakan kenikmatan yang luar biasa yang disediakan oleh lubang sempit Agnes. Berulang kali tangannya bergerak naik meremasi payudaranya, tapi terkadang tangannya pun turun memegangi pinggul Agnes untuk menariknya ke belakang agar batang kemaluan V semakin dalam menusuk rahimnya. V geleng - geleng kepala, ia sampai merem melek dalam menikmati keindahan tubuh si cantik berambut pendek ini. Ia pun dapat merasakan bahwa spermanya akan meledak sebentar lagi.

“Akuuu mauu keluarrr… Aku mau keluarrr… ahhh ahhh hahhhhh” desah V. Agnes menangis mendengarnya ketika tahu bahwa tubuhnya akan dipejuhi lagi oleh sperma kotor orang tersebut.

“Ahhhh ahhhh ahhhhh… Cepat duduk dihadapanku… Cepat… !!!” teriak V disaat dirinya menarik lepas batang kemaluannya dari dalam lubang kewanitaan Agnes.

“Buka mulutmu !” pinta V yang melihat Agnes sudah berlutut.

“Ahhhhhhhhhhhh”

Agnes memejamkan matanya dikala mulutnya dipenuhi oleh cairan sperma yang meluber. Air matanya turun membasahi wajahnya. Untuk kali kedua ia kembali disetubuhi oleh orang yang sama. Terlihat tubuh V kelojotan merasakan kehangatan yang didapat di dalam mulut Agnes.

“Mantapppp… Ahhhh ouhhh yahhhh… Ouhhhhhh” desah V mengeluarkan semua isi spermanya hingga tetes terakhir.

Agnes menatap wajah V. Mulutnya sudah dipenuhi oleh cairan sperma pria bertopeng itu. Ketelanjangan yang sedang dialaminya membuat rasa ketakutan kembali hadir menguasai dirinya. Rambut Agnes diusap, wajahnya yang cantik itu pun dibelai. Ia begitu gugup dikala V ikut berlutut hingga wajah mereka semakin dekat berhadapan.

“Telan semuanya yah !” kata V meletakan salah satu tangannya di pundak Agnes.

Gllleeeekkkkkk !

Agnes menelannya, rasanya sangat aneh ketika cairan kental dan beraroma tak sedap itu harus ia telan bulat - bulat. Agnes memejamkan matanya dan bergidik jijik ketika cairan kental itu tiba menyusuri kerongkongannya.

“Anak baik… Sekarang pakai kembali pakaianmu dan selamat menikmati hari - hari indahmu yah !” kata V meninggalkan Agnes sendirian dalam keadaan telanjang bulat.

Tatapan Agnes kosong menatap ke arah bawah. Ia heran dan ia benar - benar kebingungan dengan situasi tadi yang baru saja ia alami. Ia memang tak memiliki sebuah pilihan selain menuruti perkataan orang itu. Tetapi entah kenapa disaat dirinya disetubuhi ia sempat menikmati perlakuannya ? Agnes memeluk dirinya sendiri merasa merinding disaat bayangan kenikmatan itu kembali hadir ke dalam pikirannya.

Ia segera membuang jauh - jauh pikiran tersebut. Satu demi satu pakaian yang tadi dikenakannya pun ia pakai kembali. Wajahnya terlihat sembap karena menangisi keadaan yang harus dilaluinya. Ia pun melangkah dengan hati - hati menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.

Dalam setiap langkah yang ia tuju, para pria yang kebetulan bertemu dengannya terpana menatap lekuk tubuh Agnes yang tercetak sempurna dibalik pakaiannya. Agnes seperti telanjang walau dirinya sedang berpakaian. Andai kemeja kotak - kotaknya dilepas sudah pasti para pria itu dapat melihat dengan jelas lekuk tubuh sempurnanya. Agnes tak memperdulikan, sebaliknya ia hanya berjalan cepat demi menghindari semua tatapan mesum yang seolah ingin menelanjangi dirinya.

Sesampainya dikamar mandi ia menuju salah satu bilik kemudian melepas celana jeans yang dikenakannya. Agnes memejam merasakan nikmat dikala dirinya menyemprot liang kewanitaaannya menggunakan semprotan shower yang biasa ada di dekat wc duduk.

“Ahhhhhhhhhh” tanpa sedar desahan keluar dari dalam mulutnya.

Iya kok sayang… Aku paham dengan prinsip yang sudah kamu pegang teguh itu… Aku justru mendukung pilihanmu... Semoga kamu bisa melakukannya yah !

“Kak Galang !!!” kata Agnes kembali tersadar.

Agnes pun menyudahi semprot menyemprotnya. Ia menangis, air matanya leleh jatuh membasahi wajahnya. Disaat dirinya tiba disebuah wastafel, ia dapat melihat betapa sembapnya wajah yang dimilikinya. Air keran ia nyalakan dan tangannya pun dalam posisi meminta hingga air segar itu mengalir jatuh menggenangi telapak tangannya. Agnes membasuh wajahnya berulang kali untuk menghilangkan bekas sembap dimatanya.

Sayang coba kemari… Coba berdiri didekat bunga mawar itu….

Ihhh kenapa sih… Aku kan lagi memfoto objek cantik disana….

Udah datang aja dulu… Bersiap yah… Satu… Dua… Tiga !!! Cekrekkkkk !

Peaceeee !!!!

Nah kan... Kamu gak ada bedanya dengan bunga mawar ini… Justru kamu lebih cantik daripada keindahan mawar yang ada disampingmu.
Agnes tersenyum malu mendengar pujian yang dilayangkan oleh kekasihnya kala itu.

“Kenapa ?”

“Kenapa… ???”

“Kenapa aku harus bernasib seperti ini ??? KENAPAAA ???”

Air mata kembali jatuh membasahi pelupuk matanya. Kali ini lebih deras, air mata itu mudah jatuh bagaikan hujan lebat yang mengguyur wajahnya. Mulutnya ia tutupi menggunakan tangannya. Tubuhnya bergetar dan kakinya lemas tak berdaya ketika teringat akan pengorbanan pacarnya yang begitu setia dalam melindunginya.

Maaf sayang aku gagal menangkapnya… Lain kali kalau dia mengganggumu lagi aku pasti akan membuatnya jera !

“Benar juga !! Haruskah aku melaporkannya pada kak Galang ?” kata Agnes ditengah tangisannya.

“Mana mungkin aku melakukannya !!! Aku tak ingin kak Galang tahu kalau diriku telah ternoda olehnya… Aku juga tak ingin membayahakan teman - temanku oleh ancaman V itu… V Siapa sebenarnya dirimu ? Kenapa kamu tega melakukan hal ini padaku ?"

Pagi itu disebuah kamar mandi tepatnya di dalam salah satu bilik yang ada. Terdengar suara tangisan yang cukup kuat. Entah berapa lama ia menangis didalam sana. Sepertinya ia sangat terpukul dengan kejadian yang baru saja menimpanya.


*-*-*-*

Sore hari sekitar pukul 16.30

Bono, Bagas, Andre dan Dino sedang berada dirumah Bono untuk mengerjakan tugas kelompok sekolahnya. Mereka bosan tiap kali menatap lembaran soal yang menurut mereka sangat sulit untuk dikerjakan. Matematika memang pelajaran yang membosankan, mengesalkan dan menurut mereka tidak akan berguna dikehidupan sehari - hari. Siapa yang butuh matematika ketika dirimu hanya duduk menjual daganganmu di warung ? Apa gunanya rumus segitiga di kehidupan nyata ? Apa fungsinya persamaan linear di kehidupan nyata ? Tiap angka yang mereka lihat pada lembaran soal hanya membuat mereka pusing tak bersemangat. Alih - alih mengerjakan soal, mereka berempat justru ambruk berbaring diatas lantai sambil memainkan hape mereka masing - masing.

“Membosankan yah bro… Kenapa harus ada matematika sih di dunia ini ? Siapa juga sebenarnya penemu matematika ? Kenapa orang itu menciptakan sebuah rumus yang hanya menyulitkan orang - orang setelahnya” Ucap Bono kesal.

“Bener tuh Bon… Andai penemu matematikanya tahu kalau penemuannya hanya akan menyulitkan orang - orang… Pasti ia akan menyesal seumur hidup” balas Bagas.

“Hahaha busyet gak sampai nyesel seumur hidup juga kali…” sahut Dino.

“Hahhhh pengen cepet - cepet kuliah deh rasanya kalau kaya gini terus… Bosen di SMA kerjaannya gini - gini mulu” kata Andre.

“Ngapain juga mau kuliah ndre ? Palingan juga sama akan ada banyak PR yang diberikan disana” jawab Bono.

“Setidaknya kan di kampus bisa cuci mata ngelihat kakak kelas yang cantik - cantik… Daripada sekarang di SMA yang ada cuma cabe - cabean gak mutu… Yakali masih 1 SMA pakaiannya udah ngepress gitu… Mending toge… Udah itunya kecil… Orangnya pendek lagi…. Haihhhhh Loli !!” kata Andre melenguh.

“Dasar OMES !!! Gak dimana - mana pikiranmu cuma cewek aja ndre !” balas Dino.

“Tapi di kampus gak seindah itu loh Ndre ! Kakakku bilang katanya ia lebih suka pas masa - masa SMA” kata Bagas.

“Kakakmu yah ? Yang cantik manis seksi itu ? pengen banget deh rasanya muah muah !” kata Andre sambil memejamkan mata memanyunkan bibirnya.

“Hehh apa maksudmu ?” kata Bagas tersinggung.

“Oh iya… Lain kali kita kerumahmu aja yah Gas… Biar bisa ada yang ngajarin PR kita… Sekalian kita bisa cuci mata juga” timpal Bono tertawa.

“Nah iya bener… Kali aja ada kenangan indah yang bisa kita buat disana… Iya gak ?” balas Dino menatap mata masing - masing dari ketiganya.

“Hahahaha bener juga… Kali aja ada kejadian indah tak terduga yang terjadi disana” balas Bono yang membuat Bagas semakin kesal.

“Hati - hati yah kalau ngomong ! Jangan macem - macem sama kakakku !” ancam Bagas kesal.

“Aku pernah baca sebuah cerita bersambung di sebuah forum… Tentang kakak yang manjain adeknya gitu sampai rela segala permintaannya diturutin… Diakhir cerita sebelum tamat ketiga temannya berhasil loh dapet enak - enak bareng temennya hahahha… Duh jadi kotor pikiranku !” kata Andre.

“Oh cerita itu yah… yang ada bapak - bapak minta bantuan untuk panti asuhan tapi kakaknya malah sengaja menggoda adiknya dengan cara telanjang dibalik dinding pagar rumahnya” balas Dino yang disambut tawa oleh mereka bertiga.

“Hahahah fantasy kalian ini aneh - aneh aja… Tapi bagus lah buat merefreshkan pikiran kita kembali… Tapi kalau kejadian di cerita itu bener - bener terjadi dikehidupan kita kayaknya bakal asyik banget deh” kata Bono yang membuat Bagas semakin naik pitam.

Tanpa mengucapkan kata - kata. Tiba - tiba Bagas pergi dengan nada kesal karena kakak tercintanya sedang dilecehkan seperti itu. Andre dan Dino yang melihatnya pun merasa tidak enak dibuatnya.

“Apa omongan kita tadi kelewatan yah bro ?” tanya Andre yang mulai menyadari perbuatannya.

“Ahh enggak kok… Tadi kan cuma intermezzo aja… Gak mungkin juga kita melakukan hal itu pada kakak teman kita sendiri kan… Dasar Bagasnya aja kali yang baperan… Dah biarin aja besok paling udah baikan !” kata Bono menenangkan.

“Hmm Semoga aja !” kata Dino menatap kepergian Bagas.

Keesokan paginya,

Disebuah ruang kelas para siswa belajar seperti biasanya. Para guru saling mengajar dengan penuh semangat menyalurkan semua ilmu yang sudah dimiliknya kepada sang murid. Tapi dasar murid ada yang mengantuk, ada yang memperhatikan dan ada juga yang pura - pura tak peduli dengan memainkan layar ponselnya. Mereka tak begitu memperhatikan guru yang sudah berteriak susah payah demi memahamkan murid - muridnya.

Tetttttt… Tetttttt…. Tettttttttt !

Tiba - tiba suara bel pun berbunyi membuat para siswa berlarian keluar untuk menuju kantin sebagai salah satu destinasi favorit mereka untuk mengistirahatkan diri sekaligus mengisi perut mereka dengan jajanan kantin yang murah meriah dan hemat lagi enak.

“Eh Gas… Ke Kantin yuk kaya biasa” ajak Bono.

Namun Bagas terlebih dahulu pergi tanpa mengindahkan ucapan teman - temannya. Dino yang duduk disamping Bono pun membisikan sesuatu.

“Kayaknya masalah kemarin serius deh ! Apa lebih baik kita minta maaf aja” bisik Dino.

“Masa sih ? Masa gitu doang ngambek… Coba deh nanti kita ajak bicara lagi” jawab Bono.


*-*-*-*

Diwaktu yang sama dan tempat yang berbeda,

Dea merasa lega setelah dirinya dapat melihat senyum kembali dari sang ketua yang bernama Agnes. Walau masih belum mau bercerita setidaknya senyum yang mengembang diwajahnya sudah cukup bagi Dea untuk melegakan hatinya. Pagi menjelang siang itu mereka berempat sedang berkumpul di kantin kampus sambil menikmati segelas minuman segar mereka masing - masing. Obrolan hangat kembali tercipta ditengah ancaman teror yang kembali mereka rasakan. Terutama bagi Agnes yang sudah merasakan betapa sakitnya kehilangan sesuatu yang sangat ingin ia jaga. Diam - diam ia berusaha untuk menjaga rahasianya agar kelak dirinya tidak menanggung malu andai ketiga temannya tahu kalau saat ini dirinya tidak mengenakan dalaman apapun karena suatu alasan tertentu.

“Nes…. Mumpung kita semua lagi kumpul disini… Kamu gak mau menceritakan sesuatu ke kita ?” tanya Dea.

“Ehhh cerita apa yah ? Hehehhe gak ada kok… Aku baik - baik aja selama ini” jawab Agnes dengan senyum yang dipaksakan. Dea pun melenguh karena Agnes masih ragu untuk bercerita kepadanya.

“Vika… Kamu juga kenapa kok kaget waktu kita bertemu sama si maba kurus di tempat parkir waktu itu ?” tanya Dea.

“Ehh ngapain ditanyain lagi sih… Bener gak ada apa - apa kok ! Aku baik - baik aja selama ini serius deh” jawab Vika dengan canggung. Sementara itu, Tasya sang maknae hanya diam memperhatikan gerak - gerik kakak - kakaknya yang terlihat aneh.

“Hmmmm ayolah kita sudah lama menjalani persahabatan ini loh… Aku tahu ada yang kalian sembunyikan selama ini… Aku sebagai perwakilan geng ini ingin membantu kalian setidaknya kita bisa saling membantu kalau ada salah satu dari kita yang sedang mengalami masalah” kata Dea mengutarakan isi hatinya.

“Agnes… Vika… Kenapa kalian masih ragu untuk menceritakannya ke kita semua ? Apa sih yang sebenarnya terjadi pada kalian ?” lanjut Dea.

“Dibilangin gak ada apa - apa kok De… Kenapa ngotot sih ? Serius aku gak kenapa - napa kok ! Kenapa kamu malah membesar - besarkan semuanya !” kata Vika dengan nada tinggi.

“Vikaaaa !!!” kata Dea.

“Kak Dea sudah hentikan !” pinta Tasya memegangi tangan Dea.

“Maaf… Maafkan aku semuanya… Aku butuh waktu sendiri dulu !” kata Vika yang tiba - tiba pergi meninggalkan mereka bertiga.

Agnes terus menatap kepergian Vika yang terlihat kesal. Sebagai ketua ia merasa gagal karena tak dapat menolong permasalahan kawan - kawannya. Sebaliknya ia merasa menjadi beban karena menciptakan sebuah masalah yang membuat Dea penasaran hingga memaksa dirinya dan Vika untuk menceritakan semuanya.

“Vika kenapa sih… Kok malah gitu deh” kata Dea sedih.

“Udah gapapa kak… Kak Vika mungkin lagi butuh waktu sendiri dulu… Lain kali ia pasti akan cerita kok” kata Tasya menenangkan.

“Makasih yah dek” jawab Dea pada Tasya.

“Maaf yah temen - temen… Aku juga mau pergi dulu… Mau ketemu kak Galang hehehe…. Dadaahhhh !” kata Agnes berpura - pura ceria.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Vika ? V pasti akan menepati janjinya kan ? Batin Agnes mulai curiga.

Vika melangkah pergi dengan sesekali menyeka air matanya. Ia merasa sedih karena sudah menaikan nada suaranya pada Dea kawan terdekatnya. Vika merasa pasti Dea sedang terluka karena sikapnya.

Mau gimana lagi ? Dia terus menekanku kok !

Tepat saat itu sebuah notifikasi berbunyi menandakan ada pesan masuk di hapenya. Ia pun membuka hapenya dan menemukan sebuah pesan yang dikirim dari nomor yang tak ia kenal.

Miss me ? temui aku di ruang kelas 209 sore nanti !” kata Vika membaca pesan masuknya.

“Siapa ini ? Pasti ini nomor V... Berani sekali ia muncul dihadapanku lagi… Sudah cukup baginya karena telah menghantuiku bahkan didalam mimpi - mimpiku tiap malam… Aku tak akan pernah memaafkanmu V !!!” kata Vika.

SORENYA,

Sore harinya sekitar pukul 17.00 sesuai janji, Vika datang mengendarai motornya untuk bertemu dengan seseorang yang telah mengacaukan hidupnya. Sebuah tanktop berwarna putih melekat di tubuh montoknya. Tanktop itu terlihat ketat bahkan siapapun yang melihatnya dapat menerka - nerka bagaimana bentuk rupa dari payudara indah yang tersembunyi di dalamnya. Dua bola yang menggantung di dada itu terlihat begitu bulat sehingga beberapa mahasiswa yang baru pulang dari kuliahnya pun terpana menatap keindahannya. Rambutnya yang panjang ia gerai kesamping dengan ujungnya yang bergelombang. Selain itu celana jeans panjang turut melengkapi penampilan sexynya sore itu. Sebagai seorang model sudah pasti setiap penampilan yang ia tampilkan akan menarik perhatian orang - orang. Termasuk penampilan santainya di sore hari ini.



Sebenarnya tidak ada niatan sedikitpun bagi Vika untuk menarik perhatian orang - orang. Sebaliknya ia hanya memilih pakaian yang menurutnya sangat sederhana namun bagi mereka penampilannya kali ini sangatlah wow sekali.

Diam - diam Vika melangkah menuju ruangan yang telah ditentukan. Tangannya menyilang didada mengangkat dua buah gunung kembar yang terlihat sangat berat itu. Sesekali dirinya melirik ke belakang khawatir ada orang lain yang mengikutinya secara diam - diam.

Sesampainya disana, Vika tak menemukan adanya satu orang pun menunggunya. Vika terlihat kesal, ia pun membuka kembali pesan yang didapatkannya darinya.

“Mana orang itu… Katanya aku harus menemuinya disini… Tapi kenapa orang itu yang gak ada” kata Vika sambil mengusap - ngusap telapak tangannya. Ia sudah gatal, telapak tangannya sudah sangat gatal ingin segera menampar seseorang yang telah membuatnya kesal.

“Awas kau yah kalau sampai batang hidungmu keliatan dihadapanku !” kata Vika.

Tak berselang lama terdengar suara langkah kaki seseorang yang perlahan semakin dekat ke arahnya. Vika tersenyum, ia pun berdiri didepan pintu masuk sambil menyenderkan pinggulnya pada meja dosen yang berada di ujung yang berseberangan dari arah pintu masuk itu.

“Ayolah kemari ! Aku sudah tak sabar ingin menghajarmu V !” kata Vika geram ingin segera menamparnya.

Diluar dugaan, seseorang yang memasuki ruang kelas ini dari arah pintu masuk itu mengejutkan Vika hingga membuat mulutnya menganga lebar. Wajah pria itu tampak polos, posturnya tinggi kurus cungkring dan berkulit putih pucat. Ia mengenakan kaus polo yang dipadukan dengan celana jeans panjang berwarna gelap.

“Kamu !!! Sudah kuduga pasti kamulah penyebab semua ini !!!!” teriak Vika mendekatinya dengan penuh emosi.

“Ahhh jangann kakk… Jangannn !!!!” teriaknya melihat Vika mendatanginya bersiap untuk menamparnya.

Plakkkkkkkkkk !!!!!

Vika menamparnya dengan sangat keras hingga membuat pipi mahasiswa itu pun memerah. Vika mencengkram kerah pakaian mahasiswa itu dan mendorongnya hingga menempel ke arah dinding.

“Kamu !!! Berani - beraninya yah kamu melakukan hal ini kepadaku ! Kamu juga kan yang telah meneror Tasya hingga membuatnya ketakutan ?” kata Vika.

“Maaf kakkk… Tapi tolong dengarkan aku dulu… Itu semua bukan aku yang melakukannya… Aku diminta oleh seseorang untuk datang kesini !” kata Rizal terlihat panik.

“Hahhh ? Apa maksudmu ?” tanya Vika terheran - heran. Perlahan cengkraman Vika pada kerah Rizal pun melemah. Ia memberikan kesempatan pada Rizal untuk menceritakan semua alasannya. Vika masih terlihat marah dengan memasang wajah judes yang membuat Rizal terlihat begitu ketakutan.

“Bener kak serius… Aku diminta oleh seseorang untuk datang ke ruangan ini… Aku juga gak tau kalau kakak ada disini… Serius kak… Aku gak boong !” kata Rizal menjelaskan semuanya.

“Gak usah mengada - ngada lah yah… Apa buktinya kamu disuruh oleh seseorang ? Dan kenapa juga kamu mau menuruti perkataan orang yang telah memerintahmu itu ?” tanya Vika mengintrogasinya.

“Aku punya alasan dan itu sangat memalukan… Maaf aku gak bisa bilang !” jawab Rizal yang justru membuat Vika curiga.

Plakkkkkk !!!!

“Pembohong !!! Ketahuan kan sekarang kalau kamu pelakunya ? Kalau kamu punya alasan ya pasti kamu akan mengatakannya… Kenapa juga kamu harus ragu - ragu seperti itu ?” tanya Vika.

“Kakak sendiri ngapain disini ? Pasti punya alasan kan ? Apa kakak bisa menyebutkan alasannya itu ?” tanya balik Rizal sambil memegangi pipinya yang memerah.

“Itu… Itu….” jawab Vika ragu. Ia tak mungkin mengatakan kalau dirinya ingin menuntut balas karena telah dilecehkan oleh V beberapa hari yang lalu.

“Begitu juga padaku ! Ini buktinya !” kata Rizal menunjukan bukti kalau dirinya pun disuruh oleh seseorang melalui pesan rahasia di aplikasi what$app nya.

Temui aku di ruang kelas 209, karena kalau tidak aku akan menyebarkan video yang kuambil di sebuah kamar mandi kampus beberapa hari yang lalu.

Setelah membaca isi pesan di hape milik Rizal, Vika pun semakin bingung dengan keadaan yang sedang terjadi dihadapannya. Tepat saat itu tiba - tiba layar proyektor menyala menampilkan seseorang yang sedang melakukan siaran. Orang itu mengenakan topeng berwarna putih polos yang ia padukan dengan jaket hoodie berwarna hitam.

Tidak salah lagi… Itu adalah V !!!

“Halo kalian berdua ! Apa kalian merindukanku ? Maaf akhir - akhir ini kita tak bisa bertemu karena kesibukan yang kumiliki belakangan ini… Tapi berita bagusnya… Kesibukan itu sudah berakhir membuatku bisa bermain - main lagi dengan kalian sore ini… Khususnya denganmu… Vika sayang !!!” kata V berbicara melalui siaran yang dilakukan oleh proyektor itu yang dipantulkan ke arah papan tulis sehingga mereka berdua menatapnya kesana.

Vika mengernyitkan dahi menatap siaran yang dilakukan oleh V itu. Sementara Rizal pun memasang raut wajah kebingungan disampingnya.

“Apa yang sebenarnya terjadi ? Kalian saling kenal ?” Tanya Rizal bingung.

“Diam kau gak usss…. !!!” belum sempat Vika menyelesaikan perkataannya tiba - tiba V memotong pembicaraannnya.

“Ssstttt gak usah ribut kalian berdua !!! Oh yah siapa namamu ?” tanya V menatap ke arah Rizal.

“Akkkuuu… Aku Rizal kak !” jawab Rizal.

Tunggu sebentar… Dimana V sekarang ? Apa ada kamera tersembunyi disekitar sini yang sedang merekam keadaan kami ? Kenapa V bisa tahu posisi si kurus ini berada ? Ini aneh… Gak mungkin ini sebuah rekaman ulang… Pasti V sedang melakukan siaran langsung disuatu tempat !

Vika melihat ke arah sekitar, kemudian ia pun memutuskan untuk pergi keluar ruangan sebelum suara V menghentikan langkah kakinya.

“Tunggu…. Tungguuu… Mau kemana dirimu ? coba kamu, tutup pintunya atau aku akan menyebarkan rekaman video ini ke orang - orang !” kata V.

Vika semakin yakin kalau V pasti sedang bersembunyi disuatu tempat mengawasi keadaannya di ruangan ini. Rizal yang berada di dekat pintu masuk pun menutup pintunya rapat dan menguncinya dari dalam.

Tak berselang lama sebuah video pun muncul dihadapan mereka berdua. Rizal terkejut ketika video aibnya yang sedang melakukan onani di dalam kamar mandi muncul dihadapannya. Vika yang melihatnya langsung berpaling karena tak sanggup melihat pemandangan yang sangat menyakitkan matanya.

“Apa kau gila !!! Jangan dilihat !!! Hentikan tayangan video ini !” kata Rizal merasa malu.

Tak berselang lama muncul kembali tayangan video yang menunjukan Vika yang sedang terikat duduk disebuah kursi dipaksa untuk mengulum batang kemaluan seseorang yang sedang mengenakan topeng disana. Mata Vika terbelalak melihat tayangan itu. Ia pun malu, wajahnya memerah dan ia berteriak sama seperti Rizal untuk menghentikan tayangan video itu. Wajah Vika semakin memerah disaat wajahnya yang jelita dipenuhi oleh lelehan sperma yang memuncrat membasahi wajahnya.

“Ohh wauw” lirih Rizal terpukau.

“Hentikan tayangan ini !!! Apa maumu lagi mengganggu hidupku V !!! Apa yang sebenarnya kau inginkan dariku ? Aku akan memberikan semuanya !! Tapi tolong hapus video itu dan jangan pernah ganggu hidupku lagi !” kata Vika dengan penuh emosi.

“Haahahahahahahah…. Hahahahhaha… Bagaimana kalau aku menginginkan keperawananmu ? Apa kamu masih mau memberikannya ? Secara cuma - cuma ?” kata V yang membuat Vika terdiam.

“Tepat sekali ! Pasti dirimu tidak akan pernah bisa melakukannya kan ? Maka dari itu… Aku mempunyai permainan untuk kalian berdua karena telah menodai kampus ini dengan perbuatan kotor kalian !!!” kata V.

“Perbuatan kotor apa maksudmu ? Justru kamu yang telah melakukan hal itu padaku ! Kamu yang telah mengotoriku dan kamulah yang telah menodai kampus ini !” kata Vika dengan penuh kekesalannya hingga matanya pun berkaca - kaca, V tak menjawab.

“Hey kamu Rizal… Sekarang pergi ke bawah meja dosen… Disana aku meninggalkan sebuah tali yang sangat kuat kemudian ikat tangan Vika dan letakan tangan Vika dibelakang punggungnya” kata V yang langsung dijalankan oleh Rizal tanpa banyak protes.

Saat Rizal sudah menemukannya, ia pun bergegas ke arah Vika. Namun keraguan muncul diwajah Rizal karena harus mengikat salah satu kakak tingkatnya.

“Maaf kak tolong… Aku gak punya pilihan lagi dan akupun gak mau kalau sampai video aibku tersebar” pinta Rizal yang akhirnya terpaksa dituruti oleh Vika yang juga tak mau video asusilanya tersebar.

“Bagus sekali… Ikatannya sangat kuat… Sekarang dengarkan aku !!!” kata V

Rizal yang baru mulai mengikat talinya pun melirih tajam ke arah V. Dengan terburu - buru ia pun menyelesaikan ikatannya dengan menaruh tangan Vika ke belakang punggungnya.

“Aku tahu kalian pasti sedang dalam masa pertumbuhan kan ? Sekarang aku ingin menonton pertunjukan kalian berdua di dalam ruangan ini… Rizal sekarang cium Vika dan puaskan semua hasratmu padanya !” kata V yang membuat baik itu Rizal maupun Vika tercengang mendengar kata - katanya.

“Apa maksudmu melakukan hal ini padaku ? Apa kamu sudah gila hah ? Dimana kamu sekarang ! Aku lelah mendengar semua perkataan yang tak masuk akal darimu !” kata Vika kesal.

“Apa kamu berani melawan ? Apa kamu ingin video ini tersebar ?” kata V mengingatkannya yang membuat Vika pasrah tak berdaya.

“Sekarang lakukan seperti apa yang kuperintahkan barusan !” lanjut V.

“Maaf kak… Aku terpaksa melakukan ini” kata Rizal yang langsung mendekap tubuh Vika dan mencumbunya dengan penuh nafsu.

“Ehh tungguu… Uhmmmm uhhmmmmm” desah Vika menerima cumbuan Rizal.

“Hahahahhahhhhh… Ciumm terusss… Ciummm terussss hahahahha” tawa V yang membuat Vika jengkel mendengarnya.

Vika terpaksa tak bisa melawan. Selain karena tangannya yang sedang terikat ke belakang juga dengan adanya rekaman video itu membuat Vika khawatir kalau sampai V nekat dan menyebarkan aibnya ke orang - orang. Ia tak ingin terlibat skandal yang bisa membuat sekolah dan karirnya hancur secara bersamaan. Ia pun mengalah membiarkan mahasiswa kurus itu terus menciuminya dengan penuh nafsu.

Perlahan Rizal mulai dikuasai oleh hawa nafsu. Tangan Rizal mulai meraba - raba tubuh indah Vika. Dadanya diremas, perutnya diraba dan rabaannya pun naik hingga sampai di leher jenjangnya yang indah. Rizal tak berhenti sampai disitu, perlahan rabaannya mulai turun kembali menikmati pinggang ramping yang memiliki kelokan yang menakjubkan, kemudian tangannya kembali naik meremas dadanya yang kencang menggiurkan, kemudian rabaannya kembali turun memasuki celana jeans ketatnya untuk menyelami selangkangan mulus Vika.

Resleting Vika telah terbuka membuat tangan Rizal terbebas untuk melakukan apa saja didalam sana. Jemarinya mulai bergerak memasuki celana dalam Vika. Vika pun mendesah geli ketika lubang vaginanya diraba dan dimasuki jemari Rizal yang kurus dan panjang - panjang.

“Ahhhhhh uhhmmmmm uhhmmmmm… Hentikan…. Uhmmmm jangan sentuh itu” desah Vika tanpa bisa melakukan apa - apa. Pinggulnya bergoyang tatkala liang kewanitaannya diraba oleh Rizal. Nafasnya pun berhembus hangat menerpa wajah penikmatnya. Liur segera memenuhi rongga mulutnya, beberapa ada yang menetes keluar dari tepi mulutnya. Vika memejam, ia tak percaya kalau sore ini dirinya akan kembali dilecehkan oleh orang lain lagi.

Rizal melepas cumbuannya sejenak untuk menatap keindahan wajah Vika. Sungguh manis, wajah kearab - arabannya sangat cantik dengan tatapan sayu yang dimiliki oleh mahasiswi model itu. Pipinya yang chubby dengan lesung pipi yang terbentuk disana menambah keindahan yang dimilikinya. Juga dengan kulit putih mulus nan halus membuat Rizal terpukau dan tak tahan ingin kembali mencumbunya.

“Uhhhhhhmmmmmm” desah mereka berdua.

Vika bukannya tanpa perlawanan, Berulangkali wajahnya berontak ke kanan dan ke kiri agar bisa terbebas dari cumbuan Rizal. Namun semuanya tampak percuma karena terbatasnya gerakan yang bisa dilakukan oleh Vika. Ia tak mengira kalau Rizal yang memiliki postur cungkring seperti ini memiliki tenaga yang cukup kuat dalam menahan beban dirinya yang terlihat sangat montok nan menggoda. Rizal memeluk tubuh Vika, Tangan satunya merabai bongkahan pantat Vika dan tangan satunya lagi memegangi sisi belakang kepalanya agar menahan wajah Vika agar tak kabur dari cumbuannya.

“Uhhmmm hentikann !!! Hentikannn jangan lakukan ini lagi !” kata Vika yang akhirnya dapat berbicara setelah berulang kali mulutnya tersumbat terkena cumbuan Rizal. Namun sebentar kemudian mulut Rizal kembali mencumbuinya membuat Vika hanya bisa mendesah, mengerang dan menerima semua itu dengan pasrah.

Kenapa si kurus bisa sekuat ini ? apakah ia rajin berolahraga ?

Berulangkali dalam setiap cumbuannya. Rizal selalu menatap ke arah jam dinding yang menempel di sisi belakang Vika. Ia tampak serius dalam mengamatinya sebelum dirinya kembali fokus menikmati keindahan tubuh Vika.

Cukup lama Rizal mencumbui bibir manis Vika. Cumbuannya yang awalnya bertempo pelan lama - lama semakin cepat bahkan semakin menuntut hingga kepala Vika nyaris terdorong ke belakang andai tak dipegangi dengan tangan kirinya. Rizal mencium tanpa ampun. Lidahnya bekerja keras di dalam rongga mulut Vika. Namun Rizal masih belum puas dalam mencumbui bibir Vika karena baginya bibir indah Vika terlalu sayang untuk dilewatkan.

Rizal kembali melirik sejenak ke arah jam sebelum dirinya mengeluarkan batang kontolnya dari balik resleting celananya. Ia mengurutnya ditengah cumbuan yang ia lakukan pada sang model itu.

“Hahahahah kasian dirimu Zal…. Zalll… cuma bisa onani aja dari kemarin!!!” ejek V yang melihatnya.

“Vika ! Sekarang duduk dan sepong kontolnya !” perintah V yang membuat mereka berdua pasrah tak bisa melawan. Rizal melepas cumbuannya, ia pun berdiri tegak membiarkan Vika berjongkok dihadapannya sambil menatap batang kemaluannya yang sedang tegak maksimal dibawah sana.

“Maaf kak… Aku terpaksa melakukannya !” kata Rizal sambil menatap Vika. Vika tak menjawabnya, ia tahu kalau Rizal tak sepenuhnya salah karena dirinya juga berada di posisi yang sama dengannya yakni berada dibawah ancaman V. Akan tetapi melayani batang kemaluannya ? Disini ? Vika merasa jijik kalau sampai harus memasukan batang kemaluan yang menjijikan itu ke dalam mulutnya.

“Jangan dilihat aja ! hisap kontolnya !!!” kata V yang membuat Vika terkejut dan terpaksa memasukan penis Rizal ke mulutnya.

“Ahhhh kakkkk… Ahhhh yahhh… Ouhhhhhh” desah Rizal mengerang nikmat.

Apa - apaan ini ? Kenapa juga aku harus menuruti permainan gila ini ? Kenapa juga aku harus memasukan benda menjijikan ini ke dalam mulutku ?

“Hey V dimana dirimu sekarang ? Jangan coba - coba mempermainkanku yah !” kata Vika merasa jengah dipermainkan seperti ini terus. Namun tak ada jawaban yang terucap dari mulut V. Rizal pun menatapnya dengan tajam.

“Uhmmmmm uhmmmmmm” desah Vika terkejut ketika tangan Rizal memegangi kepala Vika dan mendorongnya masuk ke dalam selangkangannya.

“Maafkan aku kak… Aku harus menuruti perkataannya… Maafkan kau kak !!” desah Rizal kembali menghujami mulut Vika.

Sial !! nyaris saja !

Nafas Rizal kian berat ketika berulang kali batang kontolnya menghujami mulut kecil Vika. Berulang kali pula ia merasakan bahwa ujung gundul miliknya mentok di tebing kerongkongannya. Vika pasrah memejamkan mata, air liur semakin menetes membasahi tanktop putihnya, Rasanya sangat sakit ketika kerongkongannya disodok - sodok menggunakan batang tumpul yang berbentuk sangat keras itu.

Glekkk gleekkk glekkkk glekkkkk !!

Terdengar suara sodokan Rizal yang berulang kali menghujami mulut kecil Vika. Vika tersiksa, Vika teraniaya dan Vika ternoda oleh perbuatan maba kurus berusia 18 tahun lebih sedikit itu. Kedua tangannya yang terikat di belakang punggungnya itu menggenggam. Matanya semakin memejam dan mulutnya semakin menganga menerima tiap sodokan yang menyodok kerongkonganya itu. Tak sadar matanya kembali tergenang oleh air mata yang nyaris jatuh karena tak sanggup menerima siksaan birahi ini lagi.

“V tolong hentikan ! Aku tak sanggup melakukan perbuatan ini ke kak Vika lagi” kata Rizal yang membuat Vika terkejut.

“Hentikan ? Bukankah kamu menikmatinya ?” kata V yang membuat Rizal terdiam.

“Gak usah munafik dengan diri sendiri… Sekarang lepaskan celananya dan nikmati setiap senti tubuh indahnya !” perintah V selanjutnya. Rizal pun manut ketika harus menjadi avatar V dalam menghukum sikap Vika yang keterlaluan. Celana Vika telah melorot dan tanktopnya telah naik menampakan payudaranya yang bulat, indah, kencang dan mempesona.

Rizal terpana ketika melihat ukurannya. Tubuh Vika pun diangkat naik olehnya sehingga ia kini terduduk ditepi meja dosen. Mulut Rizal terbuka mendekat ke arah puting indah yang mengacung tegak itu. Wajah Vika yang kearab - araban kembali mendesah, raut wajahnya terlihat menikmati cumbuan Rizal di pentilnya. Berulang - kali Vika meringis, memejamkan mata dan menggeleng - gelengkan kepalanya terutama disaat Rizal gemas menggigit puting lancipnya dengan penuh nafsu”

“Ahhhhhh ahhhhhhhhhhhh” desah Vika dengan keras.

Sementara itu jemari Rizal tak ingin tinggal diam, ia mengocok vagina Vika yang rupanya sudah basah dibanjiri oleh cairan precumnya. Rizal semakin bersemangat, jemari tangannya mengobok - ngobok liang kewanitaan Vika, Pemiliknya pun mendesah hebat. Dan seseorang pun tertawa melihat sikap Vika yang terlihat keenakan.

“Aku suka ekspresimu itu Vika sayang !!!” tawa V mengejeknya.

Rizal memejamkan mata dalam mencumbui bulatan indahnya… Dalam hati ia begitu fokus kurang bisa menikmati perbuatannya.

Lima… Empat… Tiga… Dua… Satu….

Rizal semakin bernafsu dalam mencumbui payudaranya. Rizal gemas, tangannya tanpa ampun meremas kuat bulatan indah yang menggoda itu. kedua tangannya naik mencengkram kuat payudara indah Vika sehingga pemiliknya pun mendesah kuat tatkala dirinya merinding menerima remasan Rizal.

“Ahhhhhhhhhhhh”

“Hahaha jangan bernafsu gitu dong… Aku tau apa yang sedang kamu rasakan… Yasudah kalau gitu aku akan memberikanmu sesuatu yang spesial untukmu Zal… Silahkan renggut keperawanannya sekarang !” kata V.

“Benarkah ? Aku boleh melakukannya ?” kata Rizal yang sudah terbawa oleh arus birahi.

“Apa ? Pleasee !! jangan lakukan ! Tolong jangan ambil itu dariku !” kata Vika yang tercengang dengan apa yang baru saja didengarnya.

Berulang kali Vika menggelengkan kepala ketika tangan Rizal mengarahkan batang kemaluannya semakin dekat ke arah lubang vaginanya.

“Tolong jangan lakukan itu !!!!” teriak Vika ketika penis Rizal sudah bersiap - siap di ujung bibir kemaluannya.

“Ahhh ahhhhhh” desah Vika berkaca - kaca ketika baru ujung gundul milik Rizal yang masuk ke dalam lubang vaginanya.

“Maaf kakk… Aku udah gak kuat lagi…. Aku gak kuat lagi kak !!!” kata Rizal dengan penuh nafsu.

“Ahhh tolong jangan lakukan !! Jangan lakukan !!!” kata Vika mulai menangis ketakutan.

Sore itu disaat matahari mulai turun tenggelam dimana langit sudah berubah menjadi warna keoranyean. Seorang mahasiswi cantik tengah berteriak meminta tolong karena ketakutan yang amat sangat. Sesuatu yang sangat berharga miliknya akan segera terenggut sebentar lagi. Vika menggelengkan kepala, berteriak meminta tolong tapi apa daya keadaan di kampus sudah sangat sepi sekarang.

“Tolongggg… Jangannn… Ahhhhhhhhhh !!!!” desah Vika menangisi keadaannya.

Vika merasa bahwa batang kemaluan itu semakin masuk ke dalam vaginanya. Rasanya mulai terasa perih ketika batang kemaluan itu semakin mendorong masuk memaksa menembus pertahanan kuat yang dimilikinya.

“Aaaawwwww sakiitttt” desah Vika dikala Rizal terus mendorong pinggulnya masuk.

Dalam keadaan duduk di meja dosen, mahasiswi cantik itu terus berteriak meminta pertolongan demi menyelamatkan keperawanannya.

“Ahhhhhhhhhh dikit lagi… dikit lagi….” Kata Rizal.

Rizal menarik mundur pinggulnya kemudian dengan sekuat tenaga ia mendorongnya masuk dengan kuat membuat Vika berteriak kesakitan. Karena belum berhasil ia pun mengulangi lagi langkah yang sama. Sekuat tenaga Rizal pun mendobrak masuk untuk memecahkan selaput dara yang menghalangi perbuatannya untuk merasakan sesuatu yang nikmat di dalam sana.

“Ahhhhhh dikit lagi… Ughhhhhhhhh iyahhhhhhh”

“Aaahhhhhhhhh sakkiiitttttttt !!!! Hentikann !!! Tolonggg !!!”

Vika membuka matanya lebar - lebar merasakan rasa sakit yang amat sangat. Air matanya sudah meleleh sedari tadi. Ia telah ternoda dengan lepasnya segel perawan yang dimilikinya. Seketika ia menatap wajah Rizal yang terlihat begitu puas menjebol memek miliknya. Mata Vika berubah, ia kembali terkejut setelah menyadari sesuatu.

Wajah itu ! Tanktop putih ini ?

Vika menangisi keadaannya yang sudah tidak perawan lagi. Ia Merinding ketika menyadari kalau kejadian yang sedang dialaminya sekarang sangat mirip dengan mimpi yang dilaluinya akhir - akhir ini. Ia menyesal karena telah gagal menghindari peringatan yang didapat di mimpinya.

Mungkin si kurus ini bukan V tapi tetaplah ia yang telah menjebol keperawananku ! Batin Vika sambil melihat lelehan cairan kental berwarna merah keluar dari lubang kemaluannya.

“Ahhh ahhhh ahhhhh” desah Rizal mulai menghujami vagina Vika.

Nikmatnya rasa sempit yang dirasakan olehnya. Himpitan memek Vika sangat terasa. Sangat rapat, sangat sempit membuat batang kemaluan Rizal seperti sedang dipijit - pijit. Berulang kali Rizal memejamkan matanya sambil bergeleng - geleng menikmati tiap gesekan yang menembus liang kewanitaannya.

Vika menangis dan terus menangis merasakan dirinya sedang dilecehkan oleh si kurus ini. Dengan kesal ia pun menatap V. Ia sangat marah namun tak bisa apa - apa. Ia sangat kesal dengan sikapnya yang membuatnya harus kehilangan keperawannya.

“Tega sekali kamu melakukan hal ini padaku V ! Apa maumu sebenarnya ? Kenapa kamu harus melakukan hal ini padaku !” kata Vika sambil menatap V. Lagi - lagi V tak menjawab membuat Rizal melirik ke arahnya dengan tajam. Ia pun memperkuat temponya hingga tubuh Vika semakin kuat tersentak - sentak maju mundur.

“Ahhhh ahhhhh ahhhhhh” desah Vika dalam tangisannya.

Payudaranya bergoyang indah. Rizal pun gemas sehingga tak tahan untuk mencumbunya. Puting susunya ia jilat & bulatannya yang besar ia caplok walau ia tahu, ia tak akan bisa untuk memasukan keseluruhan payudaranya di dalam mulutnya.

“Tolongggg hentikannn ini… Tolonggg hentikannn” pinta Vika tak kuat lagi.

Rizal justru semakin bernafsu setelah mendengar rengekan Vika. Kedua tangannya bertumpu pada sisi pinggang Vika. Mulutnya terbuka menghempaskan nafas yang beraroma tak sedap ke wajah Vika. Kemudian ia menutup mulutnya, mengertakan giginya, menarik nafas dalam - dalam dan mempercepat hentakan pinggulnya membuat Vika semakin lemas tak berdaya.

“Ahhhhhhh ahhhhhhh sakittt ahhhhh cukuppp !” desah Vika.

2 menit lagi

Lagi - lagi Rizal melirik ke arah jam dinding, ia pun memejamkan mata mencoba kembali berkonsentrasi untuk menghujami liang kewanitaan Vika yang tak berdaya.

1 menit lagi

Berulang kali Rizal menghujami liang kewanitaan Vika sambil melirik ke arah jam dinding dihadapannya. Rizal mengatur nafasnya, mengatur ulang temponya agar tidak terlalu bernafsu namun masih menikmati tiap himpitan memek Vika yang begitu erat menjepit batang kemaluannya.

Sekarang !!

“Ouhhhhhhhh” desah Vika lemas.

Rizal menghempaskan keseluruhan batang penisnya hingga mentok menembus lubang vaginanya. Terlihat raut wajah kelelahan di wajah Vika. Vika pun pasrah membiarkan Rizal menarik tubuhnya dan memaksanya berdiri sambil membawanya tepat menghadap ke arah papan tulis.

“Ouhh mau ganti gaya yah ? Menarik !!” kata V menatap wajah Vika yang terlihat pasrah tak berdaya. Tubuhnya sedang berdiri agak sedikit menungging, tanktop putihnya sudah naik menampakan payudaranya, sementara sisi bawahnya sudah tidak mengenakan apa - apa lagi, kedua tangannya terikat ke belakang sedangkan Rizal berada dibelakangnya memeluk pinggang Vika bersiap - siap untuk menghujami lubang kewanitaan Vika lagi.

“Ahhhh ahhhhh ahhhhhhh” desah Vika merasakan sodokan nikmat Rizal dibelakang sana.

Vika linglung, pikirannya pergi entah kemana ketika tubuhnya terhentak - hentak maju mundur akibat menerima sodokan kuat Rizal, ia meringis ketika merasakan perih dibawah sana, tangisannya memang sudah berhenti akan tetapi rasa sakit yang ia derita di hati tak akan pernah terobati.

Tangan Rizal merangkak naik meremas dua buah bulat yang menggantung disana. Sodokan kuat Rizal memaksa kedua payudara itu untuk bergerak terus tanpa pernah berhenti. Berulang kali suara lenguhan dan desahan Vika berasa seperti background music yang memperindah suasana disini. Suara Vika sangat merdu, sangat menggairahkan membuat Rizal semakin bernafsu dalam menikmati tubuh montoknya.

Sebentar lagi !!! Aku harus segera mengakhirinya !

Rizal mempercepat temponya setelah melirik ke arah jam dinding lagi. Ia memejam merasakan rasa nikmat yang mengalir di dalam tubuhnya. Berulangkali ia mengatur nafasnya untuk segera memanggil gairah birahinya agar segera meledak mengeluarkan semua Hasrat yang dimilikinya dalam menyenggamai tubuh Vika.

“Ahhhh ahhhhh toolonnggggg !!! Ahhhhh” desah Vika tak karuan ketika Rizal mempercepat temponya.

Rizal meremas kuat payudara Vika, putingnya ditekan, dicubit dan dipermainkan sedemikian rupa membuat pemiliknya blingsatan tak karuan. Belum dengan rasa nikmat yang didapat dari genjotan Rizal membuat birahinya pun memuncak tanpa ia duga.

Kenapa ini ? Apa yang sedang terjadi pada tubuhku ? Kenapa tiba - tiba aku merasakan sesuatu yang nikmat dibawah sana ?

“Ahhhhh ahhh hiyahhhhhh” desah Vika sambil menggigit bibir bawahnya.

Ia pun memejam, wajahnya mendongak ke atas dan tubuhnya ia lemaskan membiarkan Rizal bebas menghujami tubuh montoknya tanpa ampun. Tak berselang lama kemudian ditengah genjotan Rizal, Vika pun mendesah kuat mendapatkan orgasmenya hari ini.

“Ahhhhhhhhhhhhhhhh !!!!” desah Vika menikmati orgasmenya. Penis besar Rizal yang menyumbat lubang kewanitaannya pun semakin nikmat ketika ujung gundul miliknya tersemprot suatu cairan yang amat deras dibawah sana.

Baik Rizal maupun Vika sama - sama menikmati keadaan mereka sore ini. Terutama Vika yang baru saja mendapatkan orgasme untuk pertama kalinya. Ia lemas, kakinya nyaris jatuh, beberapa kali ia kelojotan menikmati sisa orgasmenya, tubuhnya mengejang hebat, ia tak mengira bisa merasakan sesuatu yang nikmat seperti ini, bahkan disaat dirinya sedang disetubuhi oleh seseorang yang tak ia duga.

Itu benar… Aku sedang disetubuhi oleh orang asing… Kenapa aku justru menikmati ini semua ? Batin Vika mulai mendapatkan kesadarannya kembali. Belum sempat Vika menyesali semua perbuatannya, ia merasakan tubuhnya mulai terguncang - guncang lagi, gesekan penis Rizal di dalam vaginanya membuatnya menjerit pelan merasakan sesuatu yang nikmat dibawah sana.

Aku harus cepat mengeluarkannya ! Sebelum terlambat !

Rizal memompa kuat tubuh Vika sedemikian rupa. Berulang kali tangannya menampar - nampar bongkahan pantat Vika, kadang ia meremasnya, kadang ia merabanya hingga naik ke punggung. Segala upaya ia lakukan agar dapat mendapatkan orgasme dalam menikmati tubuh montok Vika.

Vika terguncang maju mundur dengan kuat ketika tempo dinaikan semakin cepat. Rizal mendesah, ia mulai merasakan tanda bahwa sebentar lagi ia akan mendapatkan bagiannya dalam menikmati tubuh Vika. Nafas Rizal terasa sesak, ia pun melepaskan semua nafsu birahinya pada seorang mahasiswi yang telah menumpahkan sepiring mie instan ke atas rambutnya tempo hari.

Rasanya sangat nikmat, itunya menjepit kuat dan membuat Rizal semakin mendesah hebat.

“Ahhh ahhhhhhh kak Vika sebentar lagi !!! Ahhhh ahhhhhhhh” desah Rizal memuaskan semua nafsunya.

“Ahhhhh tolongggg jangan kuat - kuat !!! Rasanya sakittt… SAkittt sekalii ahhhhh” desah Vika merasa perih dibawah sana.

Rizal akhirnya tak sanggup menahannya lagi, ia memegangi pinggul Vika, ia pun mencengkram kuat kulit mulus mahasiswi montok itu.

“Ahhhhhh yahhhhhhhhhhhhhhh” desah Rizal melepaskan batang kemaluannya dan menumpahkan isinya ke atas punggung mulus Vika.

Satu, dua, tiga dan empat semprotan keluar begitu deras membasahi punggung Vika, Sebagian ada yang tertumpah di bongkahan pantat montoknya itu. Saking nikmatnya orgasme yang didapat dalam menyetubuhi Vika, Rizal berulang kali sampai merem melek dibuatnya. Rasanya begitu nikmat hingga membuat Rizal ambruk ke lantai tak sanggup untuk berdiri lagi.

Begitupula dengan Vika. Kakinya pun lemas membuatnya harus berlutut membelakangi Rizal dengan tangan yang masih terikat dibelakang sana. Vika menangis, ia merasa sangat malu sekali karena berhasil disetubuhi oleh seseorang yang pernah ia bully tempo hari. Tidak hanya itu, keperawanannya pun telah diambil oleh mahasiswa kurus itu. Saking malunya Vika sampai tak berani menatap wajah Rizal yang terlihat semakin jelek karena terlampau lelah dan berkeringat itu.

“Hahahahhaha…. Hahahhaha bagus sekali… Bagus sekali…. Aku suka penampilan kalian berdua… Baiklah kalau gitu… Aku tidak akan menyebarkan video kalian berdua lagi… Kalau gitu selamat bersenang - senang ! Nikmati hari indah kalian berdua yah ! sampai jumpa !!!” kata V.

“Tunggu… Hahhh hahhhh… Kamu ada dimana ! Tolong hapus video yang kau miliki itu !!!” kata Vika berteriak. Namun sayang layar proyektor itu telah menghentikan siarannya. Vika merasa lemas, ia merasa kalah dengan permainan yang dilakukan oleh V dibalik layar itu.

“Maafff Kak !” lirih Rizal. Rizal yang sudah mendapatkan kekuatannya kembali mulai mendekat melepas ikatan tangan Vika. Tepat saat tangannya berhasil terlepas dari simpul tali itu, Vika meluapkan seluruh kekesalannya dengan menampar pipi Rizal sekuat tenaga.

Plakkkkkk !!!!

Rizal terhempas jatuh ketika merasakan tamparan luar biasa dari Vika. Wajah Vika terlihat sembap dan terlihat juga raut wajah kesedihan, kekesalan dan kemarahan yang bercampur menjadi satu. Karena ketakutan Rizal pun diam tak melakukan apa - apa padanya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Vika mengambil pakaiannya kembali dan mengenakannya sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan Rizal sendiri dalam keadaan kekecewaan yang amat sangat. Air mata kembali jatuh membasahi wajah Vika. Vika pun pergi dengan terburu - buru menjauhi ruangan kelas itu. Ia berlari secepat mungkin dalam keadaan menangis menebarkan butiran air mata yang jatuh di setiap langkahnya.

Sementara itu didalam ruangan kelas,

Rizal tersenyum sambil menyenderkan tubuhnya yang lelah ke arah dinding. Ia terlihat puas sambil mengusap - ngusap batang kemaluannya yang terlihat lemas tak berdaya. Ia pun memasukannya kembali ke dalam sarangnya untuk beristirahat sejenak sebelum menghadapi jadwal padat yang akan dihadapannya.

“Masih ada Dea yang belum kamu sentuh sama sekali… Untuk sekarang istirahat dulu yah… !!!” kata Rizal mengusap - ngusap batang penisnya.

Rizal melirih ke arah jam dinding, ia tak mengira kalau rencana nekatnya akan sukses besar seperti ini. Walau harus ia akui kalau rencananya masih memiliki banyak kekurangan yang dapat membuatnya ketahuan.

“Ini cuma masalah ketepatan waktu dan rasa percaya diri yang tinggi !” kata Rizal mantap.

Ia berdiri kembali, tangannya meraih hapenya dan menekan tombol on sambil mengarahkannya ke proyektor kelas tersebut. Kembali terlihat wajah V yang tertutupi topeng seolah sedang melakukan siaran langsung disana. Sambil tersenyum ia pun berjalan ke pojokan ruangan tepatnya menuju ke arah bawah meja dosen, ia menemukan sebuah laptop yang ia sembunyikan disana. Ia mengeluarkannya dan meletakannya diatas meja dosen. Kemudian ia menekan tombol play sehingga video itu kembali berputar

“Hahahah nyaris saja ! Sudah kubilang semuanya tentang masalah ketepatan waktu kan ! Menurutmu mudah untuk menghafalkan tiap detik waktu yang berjalan agar diriku bisa tepat waktu menanyakan sesuatu kepadanya sehingga seolah kami berdua sedang mengobrol pada waktu yang sama ? Aku beruntung saat Vika tiba - tiba ingin pergi keluar ruangan… Seharusnya aku yang melakukannya… Tapi karena Vika yang melakukannya dan kebetulan waktunya tepat membuat V pun menegur Vika disaat yang pas ketika gadis itu hendak kabur dari ruangan ini !” kata Rizal merasa bangga akan kesuksesan rencananya.

“Ya walau hampir ketahuan juga sih seperti saat diriku yang belum mengikat kuat tangannya tapi sudah dibilang kuat oleh V melalui rekaman video ini… Tapi secara keseluruhan semua rencanaku bisa dibilang sukses lah dalam menipu Vika.” Lanjut Rizal terus mengomentari aksinya.

“Menurutmu apakah meretas itu mudah dengan hanya diam duduk menunggu semuanya berjalan sesuai keinginanmu ? Tentu tidak ! Kau tahu ? Terkadang meretas itu seperti sihir, keduanya sama yakni tentang menipu orang lain” kata Rizal menutup laptopnya dan memasukannya ke dalam tas yang ada di bawah meja dosen itu.

“Ada sebuah kutipan terkenal yang kudapat dari sebuah film bertema peretasan, Kutipan dari seorang tokoh terkenal bernama M.R.X yang menjadi idola para hackers di film tersebut” kata Rizal mulai berjalan santai menuju ke arah pintu keluar dari ruangan ini.

“Bersenang - senanglah di dunia maya dan juga di dunia nyata ! maka jangan bangga apabila dirimu dapat meretas sebuah sistem yang terlihat paling aman di dunia ini… Tapi banggalah apabila dirimu dapat meretas sebuah pemikiran yang menciptakan semua sistem di dunia ini !” lanjut Rizal melirik ke arah sekitar untuk melihat keadaan di lorong kampus ini.

“Yaitu manusia ! Banggalah apabila dirimu dapat meretas sebuah pemikiran manusia dengan cara meyakinkan mereka kalau apa yang kau hendaki benar - benar terjadi, walau faktanya semua itu adalah kebohongan belaka !” kata Rizal sambil berjalan santai menikmati langit gelap yang tercipta diluar sana.

“Selayaknya Max yang dapat meyakinkan penjual donat itu dikala donat yang dibelinya masih kurang dua, begitu pula yang dilakukan oleh Ben dengan meyakinkan wanita interpol di film itu kalau dirinya memiliki kepribadian ganda sehingga dirinya terbebas dari hukuman yang menjeratnya maka akupun juga harus bangga pada diriku sendiri karena berhasil meyakinkan Vika bahwa aku dan V merupakan satu dari dua orang yang berbeda.” Lanjut Rizal tersenyum.

Who am i ?

I’m V… I’m Vision dan aku dapat melihat segalanya” kata Rizal tersenyum senang.

“Oh iya… Kayaknya besok aku harus mengunjungi rumah Dea deh untuk bersilaturahmi” lanjut Rizal melangkah dengan kaki ringan seolah dirinya tak memiliki beban kehidupan lagi yang menimpa bahunya.


*-*-*-*

Tutttt… tutttt… Tuttttt !!

Terdengar suara sambungan telpon berbunyi. Bono sedang berada di dalam rumahnya mencoba untuk menghubungi Bagas karena merasa bersalah telah melecehkan kakak perempuannya. Namun lima kali sudah dirinya mencoba menghubungi Bagas dan tak ada satupun yang diangkat oleh kawan baiknya itu.

“Sepertinya memang serius deh masalah kemarin… Oke deh besok mumpung hari minggu, aku akan menemui Bagas di rumahnya” kata Bono.


Bersambung.
Gw penasaran ke kakaknya Bagas....
Masih keinget story "Kak Ochi" :genit:
 
Masukan aja bro..
Kalau boleh adegan sex ke geng awar boleh dikasih peran yg lain..bagi saya pribadi klo cuma rizal aja yg dpt,kayaknya ada yg kurang..kesan kisahb nya saya blum dpt..awalnya saya pikir, agnes akan dikerjain yg lain,tp ternyata rizal..dan vika juga..
Mgkin untuk dea,biar variasi lbh baik.klo rizal mgkin sekali2 salah dan malah yg dpt enak2 tmn adik2nya..rizal keenakan dpt semua

Saran aja bro,maaf klo jd merusak ide cerita..
Selalu dinanti kelanjutanya..
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd