Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - SANG PENJAJAH -

Status
Please reply by conversation.

Bab Tiga​

---


Zulaika (Ika)

Sudah seminggu aku tinggal di Cicilok. Bagai pengantin baru, hampir setiap hari Ika tidur di kasurku. Tentu tidak hanya tidur, janda muda itu begitu jago membuat gairah ku terbang melayang. Permintaan Ika supaya aku menambah pembantu baru masih aku pending. Aku masih mau berbulan madu dulu dengan Ika sampai puas. Baru kucari yang baru hehehe..

Bangun tidur, aku langsung mencari keberadaan Ika.

Seharian kemarin aku bahkan aku menggauli Ika sampai aku 3 kali klimaks. Entah berapa kali orgasme yang dirasakan Ika seharian. Yang jelas, ketika persetubuhan kami yang terakhir, Ika sampai pingsan saking letih nya.

Pagi ini, torpedo ku kembali sudah berdiri tegak segera minta diluncurkan ke sasarannya.

Setelah keluar kamar, kulihat Ika sedang sibuk memasak di dapur.

“Akhh…” Ika terpekik kaget ketika aku mendekapnya dari belakang dan langsung meremas tetek mungil nya.

“Ih tega Ika mah.. akang ditinggal tidur..” aku merajuk manja sambil memeluknya. Seminggu ini aku memang sudah tidak jaim untuk bermanjaan dengannya seperti orang yang pacaran. Halah.. penjajah darimana manja begini..

“Ada yang nyariin Ika nih..” godaku sambil menempelkan selangkangan ku ke sela pantatnya yang masih terbungkus hotpants merah. Ika terlihat begitu seksi menampilkan paha dan betisnya yang kecoklatan.

“Ihh masih pagi atuh kang.. udah ada yang nyundul ajahh..” Ika menimpali ku dengan manja. Ika pasti sudah merasakan cetakan penisku yang sudah tegang minta disarungkan ke memek Ika yang legit itu.

Melihat respon manja dari Ika, aku yang sudah sangat gemas ini langsung memagut bibir tipisnya sambil tetap meremas-remas teteknya.

“Ssshhh… kanghhh.. bentar…” desis Ika mencoba melepaskan diri dari pagutanku. Ah, bisa aja Ika sok-sok menolak ajakkan ku. Pasti ini sengaja memancing supaya aku makin bergairah. Kulanjutkan terus cumbuan ku tanpa kendor.

“Shhhh… tunggu… ihhh…” Ika semakin berontak dari dekapanku seakan memang sedang tidak ingin dicumbu. Aku pun langsung melepaskan cumbuan ku heran.

“Kenapa ga mau ih?” ujarku protes. Sudah seminggu aku menggauli Ika, tidak pernah sekali pun Ika menolak.

“Mmmm.. itu kang.. masih perih..”

“Yahhhh…” aku langsung memelas karena roman-roman nya torpedoku gagal meluncur ke sasaran pagi ini.

Melihat muka ku yang kecewa, Ika langsung buru-buru mematikan kompor. Tangannya kemudian meremas penisku dari luar celana boxerku.

“Ika isepin aja yah kang.. jangan bete atuh..”

Duhh.. bete ku langsung lumer melihat Ika sepertinya tidak ingin membuatku kentang. Aku pun langsung luluh dan mengangguk senang.

Lumayan lah ga dapet memek, bibir pun jadi..

Slebbb..

Dengan lihai, Ika menurunkan celana boxer ku dan langsung melahap habis penisku yang sudah tegang sejak bangun tidur tadi.

“Ihhkaa.. ghhanti.. ihniii yahh kangghhh…” ucapnya tak jelas karena mulut nya penuh dengan penisku. Mulut dan tangan nya langsung aktif bergerilya memainkan penis dan bola zakar ku.

“Grookkk… Groghhh… hoekkk..” lagi-lagi Ika memberikan kenikmatan kepada kepala penisku yang kini asyik menyundul-nyundul ujung kerongkongannya.

Rambut Ika sudah acak-acakkan akibat jambakan ku memaju mundurkan kepala nya menghisap penisku. Jago betul memang hisapan janda kembang ini…

Beberapa belas menit kemudian kurasakan ujung penisku sudah mulai gatal akibat hisapan Ika.

Ika yang sepertinya sadar kalau batang penis ku makin menggembung malah makin mempercepat kocokan dan hisapannya di penisku.

Entah Ika belajar darimana. Ilmu sepong Ika benar-benar luar biasa.

Tidak perlu lama akhirnya kurasakan rambatan kenikmatan dari penisku menjalar ke seluruh tubuhku.

Crooott… crot.. crot..

Beberapa semburan sperma ku langsung tertelan oleh Ika. Sebagian lagi muncrat ke muka nya yang terliat polos tapi sebenarnya binal itu.

Sambil tersenyum memamerkan wajah cantiknya yang berlumuran dengan sperma ku, Ika dengan telaten membersihkan sisa-sisa pejuh yang ada di penisku.

Ughhh.. Nikmatnya…

Selesai sudah sarapan bibir Ika hari ini.

Aku mengecup dahi Ika mesra yang masih menjilati sisa sperma ku di jemari tangannya dengan gerakan nakal.

Duhhh.. puas banget aku bisa dapat janda kembang seperti Ika..

Tapi tetep ga mungkin nih aku puasa Ika udah ga kuat ngelayanin. Kayaknya aku emang harus cari pemain pengganti…

---

“Halo.. kenapa Ron?"
"Hmm.. gue harus kesana langsung?"
"Lo ga perlu ikut berarti?"
"Cuman tanda tangan aja kan?"
"Yaudah nanti gue nyetir sendiri aja."
"Gampang lah, elo tinggal shareloc aja."
"Iya nanti gue minta di temenin si Ika aja."
"Yaudah."
"Bye.” kututup telfon dari Roni kepala kantorku.

Karena perusahaan ku secara legal baru berdiri, maka masih banyak administrasi yang perlu diurus.

Roni barusan mengabariku kalau ada surat yang perlu di tandatangani di salah satu instansi di Kecamatan. Sekalian mengajak Ika berjalan-jalan, aku pun menolak ajakan Roni untuk mengantarkan ku kesana.

Sekarang aku dan Ika sudah berangkat ke pusat kecamatan. Letaknya hampir 30 menit dari desa Cicilok. Ika terlihat rapi dengan setelan yang baru kubelikan kemarin.

Kayaknya emang kalo Ika kudandani sedikit saja aura kecantikan Ika bisa meningkat dratis. Mirip-mirip artis Amanda Manopo lah minimal..

Mobil ku sudah sampai di instansi yang dimaksud Roni. Tidak sulit menemukan kantor ini karena ada petunjuk nya di google maps.

Ika yang sangat senang pertama kali aku ajak jalan-jalan naik mobil ku berjalan mengikuti langkahku. Semenjak Ika tinggal di rumah ku memang dia belum sempat ku ajak berkeliling menggunakan Fortuner milik ku.

“Enakkan naik ini yah kang daripada naik Carry..” ujarnya polos ketika baru berangkat tadi.

Kami lumayan lama berputar-putar mencari Pusat Informasi. Maklum, kantor instansi ini lumayan ramai dengan warga yang mau mencairkan bantuan uang dari pemerintah.

“Maaf kang, numpang nanya, saya dari Cicilok. Katanya ada dokumen yang kurang tandatangani buat PT Pekerti Juara ya?” tanyaku ke petugas administrasi yang sedang bertugas.

“Ohh.. Kang Japran ya?” Kembali namaku diperkosa oleh warga disini…

“Iya kang, saya harus kemana ya?” tanyaku lagi malas membetulkan cara baca namaku yang salah itu. Zafran woy, bukan Japran.

“Ke ruangan itu aja kang. Ada yang jaga disitu, nanti dibantu. Bilang aja mau tanda tangan dokumen PT PEJU gitu kang..” Kali ini nama perusahaan ku yang diperkosa oleh nya. Pekerti Juara kenapa disingkat PEJU sih kang...

“Nuhun..” aku buru-buru pergi sebelum makin emosi dibuat nya.

Ketika kami berada di depan ruangan itu, kulihat ada satu petugas yang sedang berjaga.

Duh.. geulis cuy..

Sepertinya umur nya sudah masuk 30 tahunan. Badan nya terlihat bohay karena memang agak gemuk tapi tetap terlihat seksi.

Apalagi seragam nya yang ketat membuat lekuk tubuh sintal nya menjadi tercetak jelas. Suguhan pemandangan itu langsung membuat ku menelan ludah.

Duhh.. sasaran baru torpedo ku kayaknya nih..

Baru mau aku mau melangkah masuk ke ruangan itu, Ika dengan cepat menarik tanganku.

“Kenapa Ka?” tanyaku heran.

“Itu…” sambil melirik ke arah petugas bahenol yang masih belum sadar kehadiran kami.

“Itu istri nya mantan suami Ika, Kang..” raut muka Ika terlihat begitu benci kepadanya. Seperti nya masih ada dendam dan amarah karena dia pernah membawa pergi suami Ika. Yah, walau pun secara teknis Ika yang menjadi pelakor nya, tapi tetap saja Ika sepertinya begitu benci kepadanya.

Setelah berbisik-bisik dengan Ika, akhirnya aku menginstruksikan Ika supaya pulang duluan ke rumah.

“Pokok nya siapin yang akang suruh ya Ka..” ujar ku kepada Ika dengan senyum jahat.

“Siap kang.. Pokoknya biar tau rasa dia..” Ika pun langsung pergi tak sabar melakukan rencana kami.

Lumayan lah dapat mainan baru..

Selepas Ika tampak menghilang pulang. Aku pun melangkah masuk dengan gagah ke ruangannya

“Siang teh.. Kenalin, saya Zafran..” dengan memberikan senyum terbaikku, aku langsung menyapa nya.

“Ehh.. siang..” petugas itu agak terkejut melihatku masuk. Matanya langsung memindai wajah dan tubuh ku. Tak lama, ia pun tersenyum ramah..

“Masuk kang Zafran, udah Ratna tungguin daritadi. Mau minum apa kang? Pasti capek yah jauh-jauh dari Cicilok. Duduk dulu atuh di sofa Ratna siapin minum dulu..”

Ramah betul perempuan ini? Atau kelewat ramah?

“Ratna teh udah denger katanya bos besar dari Jakarta dateng ke Cicilok. Masih muda. Ganteng. Eh beneran si akang kasep (ganteng) pisan.. Maap yah kang Ratna cuman ada teh manis..” Ratna seperti salah tingkah dan beberapa tertangkap melirik-lirik ke arahku.

Hmm si Ratna ini ternyata sudah tau siapa aku. Meskipun daerah kecamatan bukan daerah jajahanku seperti Cicilok, tapi nama ku ternyata sudah sampai kemari..



Ratnasari

Meskipun aku mencoba fokus, tetap saja ujung mata ku tidak bisa lepas dari dada Ratna yang besar. Kalau Ika bisa kubandingkan dengan centong, Ratna pasti sudah kubandingkan dengan baskom. Duh.. apa rasanya kalau dijepit pakai tetek gede itu..

Menyadari lirikan mataku ke tetek nya yang besar, seperti sengaja Ratna makin membusungkan dadanya. Kancing kemejanya yang ketat seperti hampir lepas tak kuat menahan gunung kembar milik Ratna.

Aku dan Ratna saling tersenyum penuh arti..

AHHH GAMPANG INI MAH….
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd