Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - SANG PENJAJAH -

Status
Please reply by conversation.
Bab Sebelas
---


Bu Eneng



Devi


“Ambilin lingerie kamu buat lonte ini Dev..” ujarku pada Devi. Dengan ragu, Devi pun akhirnya melangkah ke arah kamar untuk mengambil lingerie nya.

Rachmat dan Pak Kades sudah bugil karena kusuruh tadi. Bu Eneng tampak panik sambil tangannya masih berusaha menutupi tetek nya yang besar itu.

“Nih pake..” ujarku sambil melemparkan sepotong babydoll berwarna hitam ke arah Bu Eneng. Kain sutera yang menerawang itu jatuh tepat di muka Bu Eneng.

“CEPETAN…” bentakku lagi membuat Bu Eneng dengan pasrah berdiri dan melepas gamis nya yang sudah compang camping itu.

Bu Eneng tampak tergesa-gesa mengenakan babydoll hitam itu. Selain aku, Rachmat dan suami nya juga ikut melirik Bu Eneng yang kini terlihat sangat seksi. Hmm.. bagus juga badan Bu Eneng..

Walaupun usia nya seumuran dengan Bu Ainun, tubuh Bu Eneng memang lebih seksi dan mulus terawat. Tidak terlihat ada lemak yang berlebihan di perut maupun paha nya. Kecuali tetek nya yang besar, semua bagian tubuh Bu Eneng masih terlihat proporsional.

Kulit tubuh nya yang agak kecoklatan membuat tubuh nya terlihat lebih eksotis. Sayang, kacamata nya sudah terlepas sejak tadi. Pasti Bu Eneng bakalan terlihat lebih hot dan menggairahkan kalau pakai kacamata.

“Jilbab nya ga usah dilepas dulu..” larang ku. Bu Eneng tertunduk malu menyadari tubuhnya kini hanya tertutup selembar kain yang menerawang membiarkan tubuhnya yang masih seksi itu terpampang dengan jelas.

Jangan kan aku dan Rachmat, suami nya sendiri saja sekarang menelan ludah melihat istri nya begitu seksi dan binal.

“Wah.. kayaknya saya ga salah milih lonte ya?" ujar ku sinis ke arah Bu Eneng yang sudah pasrah dihina dan direndahkan olehku. Rachmat menilik ke arahku seakan protes tapi tak berani.

"Tetek nya bagusan mana sama punya Devi Pak?” ujarku ke Pak Jaelani daritadi melirik-lirik tubuh bugil Devi. Rejeki banget nih tua bangka bisa ngintip body calon mantu..

“Eh.. gimana Mas Bos?” Pak Jaelani kaget dan karena tidak fokus memandangi tetek Devi yang penuh dengan cupangan ku.

“Punya lonte saya itu, tetek nya bagus mana sama yang ini..” aku meremas tetek Devi hingga ia mendesah. Devi mencoba melepaskan remasan ku karena merasa risih ditonton oleh kedua calon mertua nya serta calon suami nya itu.

Rachmat terlihat mendengus menahan cemburu, sedangkan penis Pak Jaelani sudah mulai mendongak akibat memandangi tubuh seksi milik Devi. Dasar mertua mesum..

“Bagusan Devi Mas Bos..” ujar Pak Jaelani tak fokus. Bu Eneng menatap suami nya sinis karena sange memandangi tubuh Devi. Badan aku juga masih bagus loh Pak...

“Masih bisa berdiri Pak?” ledek ku padanya. Pak Kades lantas menutupi penis nya dengan malu-malu.

Bapak sama anak sama-sama bertitit kecil rupanya. Calon mantu nya aja udah ketagihan sama kontol ku, harusnya sih istri nya juga bakalan senasib..

Andai saja bibir nya itu tidak nyinyir, sebetulnya mau saja aku menjadi kan nya salah satu gundik yang kusayangi...

“Duduk di situ mat.. lonte nungging.. kepala nya ngarah ke kontol nya si Rachmat.. iya gitu.. terus Pak Kades langsung masukin dari belakang ya..” aku mengarahkan mereka seperti sutradara film porno. Mereka semua hanya pasrah ke posisi masing-masing.

“Ayo dong di mulai” tanpa menunggu dibentak, mereka pun dengan pasrah menjalankan peran nya. Entah apa yang ada dipikiran mereka..

Bu Kades tampak ragu mulai mengelus dan meremas penis Rachmat, anak kandung nya sendiri. Penis Rachmat sudah berdiri daritadi karena terangsang melihat tubuh sintal ibu nya sendiri.

"Sshhh... Ibu..." Rachmat melenguh pelan sambil memejamkan mata menikmati kehangatan mulut ibu nya. Dengan ragu, Bu Eneng mulai menghisap penis anak kesayangannya itu.

Tak pernah terbayangkan dalam fantasi terliar nya kalau sang Ibu tersayang mengulum penis nya dengan nikmat. Enak banget sih Bu... duhh....

Ada rasa bersalah terbesit di hati Rachmat, namun gairah nya sudah kepalang terpancing ketika gamis Bu Eneng terkoyak tadi. Apalagi sepanjang malam ini, Rachmat hanya bisa memandangi tubuh bugil Devi yang seksi.

Oughhh... makasih Mas Bos..

Pak Jaelani seakan tak mau kalah. Dengan semangat 45, dia langsung menancapkan penisnya masuk ke dalam memek Bu Eneng. Jarang-jarang penis tua ini bisa berdiri pikirnya. Lagipula juga dia tidak sepenuhnya fokus menikmati tubuh istri nya itu.

Meskipun pinggul nya masih tertancap di memek milik Bu Eneng, tapi sudut mata nya tak bisa lepas untuk menjelajahi jengkal demi jengkal tubuh telanjang Devi. Mungkin bandot tua itu sedang membayangkan kalau memek yang ia sodok sekarang adalah memek Devi.

Duh.. enak banget jadi Mas Bos..

Sambil menungging, gairah Bu Eneng benar-benar sangat terpancing. Wanita terhormat ini kini tak lebih rendah dari budak seks. Sambil ditonton pemuda yang menghina nya habis-habisan, tubuhnya kini digauli oleh keluarga nya sendiri.

Seperti tusuk sate, tubuhnya kini ditancap oleh dua batang penis yang mengisi memek dan mulutnya. Penis suami nya yang sudah lama tak bisa berdiri kini mampu menyodok memek nya dengan nikmat.

Memek Bu Eneng memang sudah basah meskipun dipenetrasi tanpa foreplay. Penghinaan dari Mas Bos tadi sebenarnya sudah membuat memek nya sangat gatal.

Ditambah lagi kini dia merasakan kontol kedua seumur hidupnya selain kontol milik Pak Kades. Kontol yang dulu ia cebokin sewaktu kecil, kini dengan kurang ajar nya menyodok-nyodok rongga mulut Bu Eneng dengan liar.

Anak durhaka... bisa-bisanya bikin Ibu jadi sange kaya gini Nak..

“Mmmmhhh… enakhhh Bu.. mmmhh… oughhh....mmhhh..” desahan mereka bertiga sudah menggema di ruang tamu ini. Aku sungguh bahagia bisa menyatukan keluarga mereka dengan erat. Terlewat erat bahkan hehehe..

“Kang…”

Dengan tatapan sayu, Devi mulai menggerayangi tubuh ku. Adegan incest di depan mata nya itu berhasil memancing gairah Devi untuk naik kembali.

Ditambah lagi ada sensasi tersendiri yang Devi rasakan ketika kekasihnya dan calon mertua nya berkali-kali memandangi tubuhnya dengan wajah penuh nafsu.

"Devi juga pengen kang.. mmmhhhh...."

Aku pun tak segan langsung mencium bibir manis Devi. Dengan gemas, kembali tetek Devi kujamah dan ku remas. Devi mulai mendesis akibat rangsangan yang kuberikan.

“Eeengghhh… mmmhhhh… ahhhh…. Shhhhh…. Oughhh….” keriuhan di ruang tamu ini semakin menjadi-jadi. Hampir tengah malam, ada lima orang yang sibuk memuaskan hasrat mereka masing-masing.

"Langsung ya kanghh.. Devi ga tahanh.." ujar Devi sambil menungging di samping sofa.

"Ouuuughhhhh... enakhh kanghhh..." pekik Devi ketika penisku sudah membelah liang memek nya. Memeknya terasa masih sangat becek. Mungkin masih ada sperma ku yang belum mengering di dalam sana.

"Memekhh kamu enakhh Devvhhh.." racau ku keenakan akibat goyangan Devi yang memutar serta maju mundur meremasi kontol ku.

Plakkk... plakkk... plakkk....

Sambil terus menggenjotnya, kutampar pantat seksi Devi hingga memerah. Devi mendongak begitu seksi menikmati sodokan kontolku dalam memeknya. Dadanya membusung memamerkan teteknya yang sangat indah.

Bulat. Padat. Warna kulitnya yang putih sudah penuh dengan bercak merah cupanganku.

Pak Kades sampai bergetar karena sangat bernafsu memandangi wajah Devi yang terlihat sangat binal karena keenakan di entot oleh ku. Tak ada lekuk tubuh Devi yang bisa lepas dari mata penuh nafsu tua bangka itu.

Wajah cantik Devi yang merona merah, mendesis keenakan.

Bibirnya yang dikulum manis membuatnya tambah menggairahkan.

Dada nya yang membusung. Perutnya yang rata. Pantat nya yang sintal.

Hingga ke selangkangannya terlihat penuh disodok penisku yang besar.

"Ouuuughhhhhh.... bapak teu kuattt...." Pak Kades mengejang menyemprotkan sperma ke dalam memek Bu Kades. Pak Kades langsung terhuyung lemas karena sudah lama dia tidak klimaks sehebat itu.

Badan bu Kades juga masih mengejang dan bergetar.

Sepertinya dia juga mencapai klimaksnya berbarengan dengan sang suami. Babydoll nya sudah awut-awutan karena gerayangan tangan sang suami serta anaknya.

Jilbab nya sudah tergeletak di lantai. Entah kapan Rachmat melepas jilbab ibunda nya itu.

"Devi mo nyampeh kanghhh...." teriak Devi keras dengan goyangannya yang makin liar.

"Bentar dev... akang juga bentar lagi.." gerakan ku juga makin liar mengimbangi goyang pinggul erotis Devi. Suara aduan paha ku dengan pantat nya makin riuh mengisi ruangan.

Pak Kades sampai tak berkedip menonton calon mantu nya dientot dengan begitu liar oleh ku. Tangannya mengocok penis nya sendiri. Sayang, penisnya sudah kadaluwarsa. Meskipun melihat Devi yang kini begitu sensual, kontol tua itu tetap tidak bisa berdiri lagi.

"Ga kuathhh kanghhh... Deviii pipishhhh...." Devi mengejang hebat hingga ambruk ke sofa. Nafasnya tersengal akibat klimaks nya yang entah ke berapa kali malam ini akibat sodokan torpedu ku ini.

Ploppp...

Sial... sebentar lagi aku keluar tapi Devi sudah ambruk hingga penisku terlepas. Devi sudah terpejam kelelahan.

Rachmat semakin bernafsu akibat menonton adegan kekasihnya itu di entot dengan hebat. Tangan nya menjambak kasar rambut Bu Eneng supaya makin kencang memaju mundurkan kepala nya mengocok penis kecil itu keluar masuk.

Bu Eneng hanya bisa pasrah ketika mulutnya di entot oleh anaknya dengan kasar.

"Minggir mat.." usirku dari mulut Bu Eneng. Rachmat seperti mau protes tapi tak berani. Akhirnya dia melepaskan kontolnya dari mulut sang ibunda.

Brughhh...

Be Eneng akhirnya bisa rebahan karena letih menungging daritadi. Baru saja selesai mengambil nafas akibat mulut nya tersumpal penis Rachmat, dia langsung terkaget ketika aku sudah berada di sebelahnya.

"Mau apa kang.." sambil bergidik, Bu Eneng melirik ke arah penisku yang kini masih tegang sempurna. Kalau mulutnya disodok sekasar Rachmat tadi, bisa robek bibir Bu Kades ini..

"Jepit yang kenceng.." titah ku ketika kutaruh penisku di tengah dada nya.

Aku memang sudah ingin merasakan tetek besar milik Bu Eneng ini. Ukurannya lebih besar dari Devi dan Ratna, tapi masih lebih kecil dari Bu Hajah. Beda nya, tetek Bu Eneng masih kencang ga beda jauh sama milik Ratna.

"Mmhhh... iya gitu.. kepala nya isepin.." ujar ku keenakan ketika Bu Eneng mulai mengerti mau ku.

Jepitan tetek nya terasa begitu nikmat. Kulit tetek nya yang halus memberikan rasa geli bercampur enak di kontol ku. Aku pun sudah tak ragu menggoyangkan pinggul ku maju mundur. Mulut Bu Eneng tampak gelagapan akibat tersodok kontol ku.

Melihat tempat nya sudah diisi oleh ku, Rachmat berjalan ke arah Devi.

Mungkin dia pikir kalau Mas Bos mau tukeran sama ibu nya. Dia pun tersenyum senang akhirnya kontolnya bisa masuk ke lobang memek setelah 2 kali bucat karena kocokan tangannya sendiri.

Baru saja ia menyentuh paha Devi..

"Awas lo kalo berani ganggu Devi.." ancamku mengagetkan Rachmat.

Dia langsung menggaruk kepala nya karena frustasi. Masa harus ngocok sendiri lagi sih Mas Bos? Tegaaaaaa.....

Ia pun tertunduk lemas. Akhirnya tangannya mulai mengocok pelan penis nya sendiri. Pandangan nya bolak balik menatap tubuh seksi Devi yang sepertinya sudah tertidur kecapean dan ke arah Ibu nya yang kini hanya bisa pasrah melayani lelaki lain selain Bapak nya.

“Mat, ga bosen coli mulu?” sindir ku ketika Rachmat terlihat frustasi mengocok penis nya sendiri.

"Tuh ada lubang nganggur.." ujarku padanya sambil melirik ke belakang, ke arah selangkangan Bu Eneng yang kini membuka lebar.

Rachmat menelan ludah melihat memek ibu nya sendiri. Lelehan sperma bapaknya terlihat mengering disela selangkangan itu. Memek tempat ia lahir, kini menjadi satu-satunya tempat pelampiasan kontolnya selain tangannya sendiri. Rachmat terlihat makin galau.

“Emang boleh kang?” tanya nya memastikan.

Sebetulnya aku pengen nyicip memek berjembut tebal milik Bu Eneng, tapi karena si tua bangka itu nyemprot di dalem. Males banget harus kena pejuh Pak Jaelani di dalem situ. Iyuhhhh....

"Bebas.. kan memek ibu lo sendiri hahaha" jawabku sambil kembali fokus menuntaskan klimaks ku. Jepitan tetek Bu Eneng serta jilatan dan hisapan bibirnya sudah kembali memancing klimaks ku lagi.

Cepet juga lonte ini belajarnya.. Bu Eneng memang sudah bisa meladeni ku dengan baik.

"Ngggghhhh..." lenguh Bu Eneng tertahan penisku.

Ternyata Rachmat menyodok memek ibu nya sendiri. Setelah termenung ragu-ragu, sepertinya nafsu Rachmat mengalahkan akal sehatnya. Pak Jaelani sampai terkaget melihat anaknya menyetubuhi ibu nya sendiri. Mantappp...

"Nghhh... nghhh.. nghhhh..." lenguhan Bu Eneng makin menambah nikmat sedotan bibirnya di kepala penisku. Muka nya sudah memerah karena kembali terpancing nafsu. Memeknya keenakan diobok-obok oleh kontol milik Rachmat.

Merasakan klimaks ku makin dekat, aku pun makin bernafsu menyodokkan kontol ku melewati celah tetek nya Bu Eneng.

"AAAWWWWW..." jerit Bu Eneng ketika puting nya kutarik kasar sambil menekan dadanya mengapit kontolku makin rapat.

"Gue keluar Buhhhhh..... AARGGHHH..." aku pun menyodok penisku dalam-dalam ketika kurasakan sperma ku sudah hampir muncrat. Aku menyodokkan kontol ku hingga masuk ke dalam mulutnya. Ahhh.. hangatnya bibir lonte ku ini..

"OOGHHHH..." Bu Eneng gelagapan ketika mulutnya penuh oleh kontol besar ku.

Crooottt.. crotttt. crooootttttt... 3 semprotan terakhir sperma ku langsung masuk ke rongga kerongkongannya.

"Uhuukkk ghuuuukkkk huuukkk..." Bu Eneng sampai terbatuk karena tersedak semprotan sperma ku.

Aku pun langsung berdiri selesai mengelapkan penisku di pipi dan tetek nya. Kulit pipi dan tetek Bu Eneng sudah mengkilap akibat basah keringat serta sperma ku.

Baru saja aku selesai minum dari dapur, kedua ibu dan anak itu sudah berpelukan dan berciuman mesra.

Kedua insan ini menghentak-hentakkan pinggul mereka menikmati persetubuhan sedarah ini. Kontol Rachmat terlihat sudah begitu basah keluar masuk ke dalam memek Bu Eneng. Bibir memek Bu Eneng terlihat merekah lebar membiarkan kontol anaknya tercinta menyodok nya dengan liar.

Pak Jaelani masih saja mengocok penisnya itu sambil duduk di sofa. Penis nya masih mengkerut tak mau berdiri. Kasian..

"Devi.. pindah ke kamar yuk.." ujar ku membangunkan nya. Dengan malas ia membuka mata nya terbangun oleh elusan ku.

"Mmmhhh.. gendong.." ujar nya manja sambil menggeliat di sofa. Tubuh seksi nya meliuk dengan indah sambil tangannya membuka lebar menunggu aku gendong. Duh si seksi manja banget..

Huppp..

Aku pun menggendong nya masuk ke kamar. Pak Jaelani sempat melirik ku sebentar. Bu Eneng dan Rachmat masih asik bergoyang di lantai.

Setelah ku kunci pintu kamar, kami pun langsung mengambil posisi tidur di kasur. Devi merebahkan kepala nya di dadaku bersiap tidur.

Ahh.. nikmat nya hari ini.. udah dapet biduan seksi.. dapet pula budak semok..

"Cuppp.. ayo bobo.." ujar manja Devi sambil mengecup pipi ku. Ia kembali merangsek ke tubuhnya dan melanjutkan tidur.

"RACHMAT MAU KELUAR BUUU...."

"IYA SAYANGGGHHHH.. IBU JUGAHHHH...."

"AAARGHHH...."

Sayup desahan dan lenguhan di ruang tamu masuk sampai ke kamar.

"Di entot bertiga gitu kayaknya seru deh kang.."
Mantul suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd