Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - SANG PENJAJAH -

Status
Please reply by conversation.
Bab Dua Belas
---



Zulaika (Ika)


Ratnasari (Ratna)


POV Ratna

“Akhirnya si Ika mau pulang juga ya kang..” ujarku senang karena Ika sudah menelfon untuk minta dijemput pulang ke rumah kang Zafran. Aku pun langsung dijemput Kang Zafran pergi bersama menjemput Ika.

“Dasar si Ika, pake kabur-kaburan segala deh bikin repot aja..” gumam Kang Zafran sambil menyetir. Meskipun Kang Zafran bergumam seperti protes, sebenarnya dia begitu senang ketika mendengar telfon dari Ika minta dijemput pulang. Jaim ih si akang.. Hihihi..

Setelah 1 jam menyetir, akhirnya aku dan Kang Zafran sampai juga di tempat kerabat jauh Ika. Ika sudah menunggu kami dengan membawa 2 gembolan besar berisi pakaiannya. Ika terlihat sumringah ketika mobil Kang Zafran sudah berhenti di depan gubuk itu.

“Akang.. Tetehh… maafin Ika ya.. Huhuhu…” Ika pun langsung menghambur ke kami ketika kami turun dari mobil. Ika langsung menangis dan minta maaf karena sudah kabur dari Cicilok. Kami pun memeluknya bergantian menenangkan Ika.

“Jangan kabur-kaburan lagi ya kamu.. Akang ampe kurus nih ga ada yang ngurusin..” canda Kang Zafran menghibur Ika. Ika pun mulai tersenyum dan mengelap air mata nya.

Sepanjang perjalanan pulang ke rumah Kang Zafran, kami bertiga tidak henti-henti nya bercanda dan tertawa riang. Kembali nya Ika seakan memudarkan rasa kangen Kang Zafran kepadanya. Ika pun sudah meminta maaf atas perlakuannya waktu itu kepadaku, dia sepertinya akhirnya berhasil memaafkan dirinya sendiri.

"Gapapa Ka.. kamu teh udah teteh anggep kaya adik teteh sendiri.." jawabku tadi yang membuatnya kembali menangis terharu dan memelukku kencang. Duh kayaknya aku punya adik yang kolokkan banget nih..

Perjalanan pulang untungnya tidak begitu macet. Belum sampai tengah hari bolong, kami sudah sampai kembali ke rumah. Sesampainya di rumah, aku dan Kang Zafran hanya bisa tersenyum geli melihat Ika yang mengomeli kami karena rumah tidak terurus.

“Ya ampun akanggg… ih ini lantai meni lengket pisan.. Cucian juga ini aduhhh.. Ika bisa lembur 2 hari ini mah ngeberesin rumah..” Ika mencak-mencak melihat keadaan rumah seperti kapal pecah. Aku dan Kang Zafran lirik-lirikkan sambil pura-pura tak bersalah. Maafin ya ka.. hihihi...

“Yee.. pulang-pulang malah ngomel.. Ga mau ngelonin akang dulu? Akang kangen nihhh..” rayu Kang Zafran mengajak Ika untuk ke kamarnya. Selain biar ga kena omel, kayaknya Kang Zafran udah kangen berat sama Ika. Ihh ada yang kebelet ngerasai memem sempit lagi nih kayaknya hihihi..

“Embung ah kang.. Ika ngeberesin ini dulu biar tenang. Kalo ngelonin akang dulu yang ada nanti Ika ga ada tenaga buat beres-beres rumah” tolak Ika sambil mengangkat piring kotor di meja ke cucian piring. Semua peralatan perang untuk bersih-bersih rumah sudah Ika keluarkan.

“Oohh gitu yaaa? Yaudah akang ngelonin Ratna aja atuh..” ujar Kang Zafran sambil mencoba menarik tanganku ke kamar. Ihh akang…

“Ratna bantuin Ika dulu atuh kang.. Kasian dia pulang-pulang masa ngebersihin rumah sendirian..” ujarku menolak Kang Zafran.

Juragan desa ini hanya bisa manyun karena aku dan Ika tidak mau menemani nya bobo. Hihihi.. Siapa suruh bikin aku kecapekan kalo abis ngelonin akang..

Kang Zafran hanya bisa menggerutu melihat aku dan Ika mulai menyapu sekeliling rumah.

Tringgg… tringg….

“Halo Ron.. kenapa?” Kang Zafran mengangat telfon dari Kang Roni, kepala kantor nya.

“Duh dadakan amat sih si Papah? Yaudah gue langsung ke kantor deh ini. Tunggu gue setengah jam lagi ya..” ujar Kang Zafran menutup telfon dengan bete.

“Akang ke kantor dulu ya.. Papah nya akang ngajak meeting nanti sore nih dadakan..” ujarnya kepada kami. Ada raut kekecewaan dari Kang Zafran gagal melepas rindunya pada Ikah siang ini.

“Ratna siapin baju nya dulu atuh ya kang?” ujarku ketika dia sudah bersiap mau berangkat.

“Ga usah lah, akang pake baju ini aja. Akang langsung berangkat ya.. Kalian yang akur di rumah, jangan kabur-kaburan lagi hahaha” pamit Kang Zafran sambil meledek Ika. Ika yang sebal langsung mencubit pinggang Kang Zafran sebal.

“Tiati kang..” salam kami setelah mencium tangan Kang Zafran masuk ke mobil. Ih si akang udah kaya punya 2 istri aja nih, mau pergi kantor yang cium tangan nya ada 2 orang hihihi

“Lanjut beberes dulu yuk Teh” sahut Ika setelah mobil Kang Zafran pergi menjauh. Kami pun langsung melanjutkan bersih-bersih rumah Kang Zafran. Biar nanti kalo suami kami pulang, rumah nya udah bersih hihihi

Lumayan banyak juga yang harus dibersihkan. Hampir jam 4 sore baru aku dan Ika bisa rebahan dengan tenang di sofa. Tangan dan pinggang kami langsung pegal-pegal gara-gara kecapekan habis mengepel, mencuci, hingga menyikat kamar mandi.

“Duh Teh, Ika udah lemes pisan ini mah kalo nanti malem Kang Zafran minta jatah..” ujar Ika sambil tergolek lemah di sofa panjang. Tubuh mungil Ika kini sudah basah akibat keringat nya.

“Yaudah teteh mah pasrah aja Ka.. Kan tinggal ngangkang aja hihihi” kekeh ku membayangkan kontol panjang nya Mas Bos disodok ke dalam memek ku. Duh.. pasti nikmathhh… hampir seminggu ini memang aku tidak dapat jatah dari Kang Zafran karena sibuk mengurus surat cerai ku.

“Teh Ratna ngebayangin apaaaa? Kok pipi nya merahhh?” sungut Ika memandang wajahku yang merona. Aku pun tersipu malu karena ketahuan sama Ika.

“Hihihi… emang nya kamu ga kangen apa sama kontol nya Kang Zafran?” godaku padaku. Pipi Ika pun langsung ikutan memerah. Hih dasar, sama aja kayaknya si Ika juga lagi ngebayangin kontol Kang Zafran..

“Kangen atuh tehh.. Memek Ika sampe harus dipakein timun biar berasa mirip sama punya nya Kang Zafran.. Duh kangen deh..” ujarnya sambil mulai senyum-senyum bandel membayangkannya.

“Ohh.. jadinya ada yang suka masturbasi nih bayangin Kang Zafran?” ujarku makin menggodanya. Aku beringsut ke sofa panjang tempat Ika duduk. Masih kucium aroma parfum Ika yang kini sudah bercampur dengan aroma keringat nya.

“Iya atuh.. Ngebayangin Kang Zafran ewean sama teh Ratna.. Kang Zafran doyan banget kan sama ini..” tangan Ika mulai nakal mengelus payudara ku yang masih tertutup baju. Bandel...

“Tapi kata Kang Zafran, memek kamu ga ada yang ngalahin ka..” ujarku membalasnya sambil mengelus selangkangan Ika di balik celana pendeknya. Ika langsung bergetar ketika memeknya tersentuh tanganku.

“Aduh.. Teh..” Ika mengaduh ketika tanganku makin menekan ke area sensitif miliknya.

“Mmmmhhhh…” Ika tiba-tiba langsung nyosor mencium bibirku. Ada sensasi tersendiri ketika dicium Ika. Duh.. udah lama ga ciuman sama Ika, nafsu ku langsung berdesir menikmati lumatan bibir Ika yang tipis.

“Oughhh.. Ika bandel ihhh…” aku mulai mendesah ketika tetek ku mulai diremas remas oleh tangannya yang kecil itu. Remasan tangan Ika begitu lembut, seakan sudah hafal bagaimana wanita senang di rangsang.

“Jangan dijilatin teh… Ika keringetan… mmmhhhh…” protes Ika ketika bibir ku mulai menyapu lehernya yang mulus itu. Ika menengadah menahan geli akibat cumbuan bibirku.

“Uhhh.. iya tehhh.. gelihhh.. Bibir teteh tebel bangethhh ih seksiihhh…” Ika makin mengaduh ketika mulutku menghisap titik dibawah telinga nya. Sepertinya titik ini yang jadi titik rangsang Ika. Remasan tangan nya makin kencang bermain di tetek ku.

“Buka tehh..” ujar Ika dengan muka penuh nafsu memintaku untuk membuka baju ku.

“Kamu juga yahh..” jawabku juga sudah bernafsu dengan rangsangan dari Ika tadi. Kami pun berdua langsung membuka baju kami hingga bugil.

“Achhh….” baru saja beha ku terlepas, bibir Ika langsung mencaplok puting ku.

Lidah nya berputar-putar menari menggoda puting ku. Ujung saraf di puting ku langsung bereaksi ketika gerinjal lidah Ika bergesekkan dengan puting ku yang mungil ini. Oughh… geli bangethh ka…

“Kok udah basah ka?” tanya ku ketika kubalas rangsangan Ika dengan memainkan jemari ku ke area vagina nya. Memek Ika yang sempit itu sudah lembab akibat pemanasan kami ini.

“MMhhh… iyahhh teh.. lagi subur..” pantes aja cairan memek Ika agak lengket ketika ku sentuh. Wah.. Ika lagi sange banget nih berarti..

“Achh… tetehhh… oughhh… ampunfhhh…” aku pun langsung mengocok memeknya dengan cepat. Ika langsung blingsatan dengan kocokan jemari ku di memeknya. Mulutnya kini mengaduh dan mendesah keenakan. Bibir nya tak lagi mencaplok tetek ku.

Merasa bebas, aku pun langsung nafsu menjilati payudara mungil milik Ika. Hihihi kecilnya.. Ini mah ukurannya sama kaya pas aku masih SMP..

“Gelihh tehhh.. Uhhh… ampunhhh tetehh… oushhhh…” Ika makin blingsatan dengan kocokan di memeknya serta ciuman ku di tetek nya. Pinggulnya mulai mengayun menyambut kocokan tangan ku.

Clokk.. Clok… clokkk… suara kocokan jemari ku di dalam memek Ika yang sudah becek itu membuat gaduh rumah Kang Zafran. Badan Ika makin menegang menikmati memeknya disodok-sodok dengan jemari ku ini. Hihihi… seksi banget sih dia kalo lagi sange gini..

“OUGHHH… TETEHHH… IKAHHH KELUARGHHH…”

Sretttt…. Sret…. Sret… semprotan kecil di dalam memek Ika menandakan dia sudah mencapai klimaks nya. Ika terengah-engah merasakan nikmat klimaks yang menjalar ke seluruh tubuh nya. Puting nya menegang sampai keras saking bernafsu nya Ika saat ini.

“Teteh curanghh… nanti malem Ika keburu lemes Teh kalo disodok Kang Zafran..” protes Ika kepadaku dengan wajah yang kini sudah lemas.

“Gantian…” Ika melepas pelukanku dan mengatur tubuhku menjadi duduk mengangkang di sofa ini. Tangannya menahan pahaku membuka lebar menampilkan selangkanganku di depan muka Ika.

Ika langsung bersimpuh di depan memek ku. Deru nafasnya yang masih tersengal terasa hingga ke area selangkanganku. Ada rasa geli yang menjalar disitu. Duh.. Ika mau ngapain sih…

Slurppp… lidah Ika menyapu sepanjang bibir memek ku. Celah memek ku terasa dibelah oleh lidahnya yang menyapu dari ujung klitoris ku hingga ke bawah dekat dengan lubang pantat ku.

“OUGHHHH….” aku langsung melenguh keras tidak kuat menahan geli dari sapuan lidah Ika.

Slurp.. Slurpp.. Slurppppp… tanpa ampun Ika melanjutkan sapuan lidahnya di memek ku. Ughh.. gelihh ka....

“Oughh…. Oughhh… oughhhhhhhh… kamu ngapain kahhh… oughhh.. Memek teteh gatel kahhh…” aku mulai meracau tak sanggup menahan nikmat di area memek ku. Kaki ku sampai bergetar tak kuasa untuk menikmati permainan lidah Ika.

“IKHAAA…” pekik ku ketika jemari Ika ikut menyeruak mengobel lubang memek ku. Ditambah dengan jilatan lidahnya yang kini menari-nari di klitoris ku, selangkanganku langsung terasa tersetrum oleh rangsangan-rangsangan ini. Nikmat bangethh kaaa…

'Mmhhh.. terushh ka... uhhhh...." aku terus meracau tanpa henti menikmati permainan Ika. Aku sudah pasrah menunggu klimaks ku datang. Pinggulku menghentak dengan kencang mengimbangi tempo kocokan jemari Ika.

Aku memandang nanar ke bawah. Kepala Ika masih sibuk bergoyang memberikan rangsangan padaku. Pandanganku ke bawah terhalang tetek ku yang besar ini. Tetek kesukaan kang zafran kata ika. Duh.. senangnya kalau ternyata Kang Zafran doyan dengan aset ku ini.. Tetek aku punya kamu kanghh...

“Sshhhhhhh….” tanganku yang menganggur pun kini mulai meremasi tetek ku sendiri. Duhhh.. gede banget ya tetek akuhh..

Andai saja tangan kekar milik Kang Zafran yang sedang meremas liar tetek ku ini.. Ughh.. pasti nikmatnya makin bertambah..

Sentuhan dan remasan di tetekku sendiri semakin memancing gairah ku makin tak terkendali. Badan ku makin terasa panas dingin dengan kenikmatan yang sudah semakin mengumpul. Ikahh... Memek teteh udah gatel bangetthhhhh…

“Teheh bentar lagi kahhh…” ujarku sambil memejam kan mata menikmati sensasi klimaks yang hampir tiba. Kocokan jari dan hisapan bibir Ika semakin liar ketika tahu aku sudah hampir sampai.

“Ouughhghhhh Ikahhh…. Tetehhhh gakuathhhhh….” pahaku yang sintal ini menjepit kepala Ika supaya tak lepas dari memek ku. Ika sampai gelagapan tak bisa bernafas.

Pinggul ku refleks menghentak-hentak ke atas mengikuti semprotan demi semprotan cairan orgasme yang makin membuat memek ku becek. Mmmhhh… nikmathhh…

“Hahhhhhh.. hahhhh… hahh… enak ga teh?” ujar Ika tersengal dengan bibir nya mengkilap belepotan oleh cairan liurnya dan cairan memek ku. Wajah polosnya jadi terlihat bandel seperti ini

“Iyahh..” ujarku sambil menariknya naik dan langsung memeluknya. Tubuh mungil Ika terasa hangat didekapanku.

“Kamu jangan pergi lagi yahh.. Kasian kang zafran ga ada yang nemenin” ujarku pelan kepadanya. Ika mengangguk dalam pelukanku.

Selesai imbang 1 ronde, kami pun langsung mandi dan buru-buru berdandan. Ika mencukur habis bulu jembutnya. Aku sibuk mengeringkan rambut sambil memilih daleman yang seksi buat menyambut Kang Zafran pulang.

Hihihi... pasti Kang Zafran kesenengan nih disambut sama aku sama Ika..

Selesai berdandan dan berpakaian, kami pun rebahan di kasur Kang Zafran menunggunya pulang.

Ika sudah cantik sekali dengan tanktop hitam dan hotpants pendek. Di dalam nya ia mengenakan 1 set dalaman berenda yang pastinya bakal seksi banget pas dibuka oleh Kang Zafran nanti.

Aku sekarang mengenakan tanktop yang sama seperti Ika. Bedanya, aku sengaja tidak mengenakan bra supaya tetekku yang besar ini tercetak jelas dari balik tanktop ku. Hihihi.. Pasti nanti Kang Zafran langsung nafsu deh kalau ngeliat tetek ku ini...

Di bawah sana aku pakai rok pendek di atas lutut. Celana dalam ku bermodel g-string menutupi pintu memek ku. Aku kegelian sendiri menggunakan celana dalam ini karena garis benang itu menggesek gesek bibir memek ku yang tembem. Duhhh.. Kang Zafran buruan pulang.. Ratna udah ga tahan nungguin kontol akang...

Tok..Tokk.Tokk..

Suara pintu depan tiba-tiba terketuk. Yesss.. Kang Zafran pulang sepertinya. Ika langsung meloncat keluar untuk membukakan pintu.

“AAAAAAAHHHHH…..” jerit Ika dari ruang tamu.

Aku langsung terbangun kaget mendengar jeritannya. Ika kenapa??

Ketika aku baru mau keluar kamar, ada 4 orang pria yang berdiri sedang mendekap mulut Ika agar tidak teriak.

“CECEP!”
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd