Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - SANG PENJAJAH -

Status
Please reply by conversation.
Bab 16
---


Enam bulan.

Enam bulan yang begitu kelabu semenjak kejadian laknat itu terjadi.

Kejadian yang tidak perlu kuceritakan ulang tentang bagaimana kalap nya aku akibat ulah orang-orang bodoh yang mengusik kekuasaanku.

Kejadian yang menyadarkan diriku kalau ternyata ada iblis yang begitu berbahaya dan tersembunyi selama ini di dalam diriku. Iblis yang kemudian mencabut nyawa empat sampah masyarakat dengan begitu ngeri nya tanpa pernah kubayangkan sebelumnya.

Bahkan hingga kini aku masih suka bergidik sendiri kalau terbersit tentang apa yang kulakukan malam itu.

"Jaga emosi mu.."

Pesan yang begitu singkat tapi sangat mengena dari Papah ketika dia mengerahkan semua kaki tangannya untuk membersihkan kekacauan yang telah aku perbuat.

Tidak ada amarah maupun rasa kecewa dari sikapnya ketika bertemu pertama kali denganku setelah kejadian malam itu. Papah hanya memelukku dengan begitu erat sebelum langsung menggantikan posisi ku sebagai jendral yang mengatur koordinasi di Cicilok ketika dia sampai disini.

Dari yang kutahu dari Mamah beberapa bulan setelahnya, ternyata saat itu Papah merasakan rasa penyesalan hebat kepada dirinya sendiri karena gagal untuk menyadari kalau aku memiliki sikap dan tempramen yang sama dengan nya ketika waktu muda dulu.

Setelah eksekusi itu, situasi di Cicilok memang menjadi amat chaos. Warga sontak geger begitu tahu kalau ucapanku ke Pak Haji sebelum pergi itu ternyata bukan sebuah isapan jempol belaka.

Malam itu juga, para santri Pak Haji langsung bergotong royong menguburkan empat mayat sekaligus di liang lahat yang sudah disiapkan. Mungkin dari mereka lah rumor terkait luka-luka tidak wajar di tubuh begundal-begundal itu tersebar.

Dari rumor itu lah, warga Cicilok yang awalnya hanya sekadar segan kepadaku, kini malah menjadi takut dan ngeri kepadaku.

Pak Dadang dan para anggotanya bahkan harus kerja ekstra keras untuk menyiasati agar berita ini tidak sampai tercium ke wartawan dengan langsung mendatangi rumah-rumah begundal itu supaya keluarga mereka tutup mulut. Beberapa polisi berpakaian preman pun sering terlihat lalu lalang lebih pasca kejadian itu untuk mendeteksi rumor-rumor yang tersebar di warga agar tidak semakin meluas.

Luar biasa memang power yang dimiliki Papah.

Dari rilis resmi aparat, kematian empat orang begundal itu diberitakan akibat perlawanan mereka terhadap aparat sehingga diperlukan tindakan terukur dari mereka. Entah berapa banyak uang Papah yang habis digunakan hanya untup menyuap orang-orang itu.

Tanpa terasa, sudah enam bulan ini aku belum lagi menginjakkan kakiku di Cicilok.

Segera setelah Ika dan Ratna berhasil diselamatkan, mereka berdua memang langsung dibawa ke ibukota kabupaten supaya dapat dirawat dengan intensif.

Beruntung tidak ada luka fisik yang mengkhawatirkan nyawa mereka. Dari hasil pemeriksaan dokter, memar di sekujur tubuh dan luka di kemaluan dan anus mereka untungnya semua bisa tertangani dengan baik.

Ika pulih lebih cepat. Setelah selesai diobservasi dan diobati, Ika memang menolak untuk ditempatkan di rawat inap VVIP sendirian. Dia bersikeras untuk dapat sekamar dengan Ratna yang sempat pingsan pasca pemerkosaan itu. Tak henti-hentinya dia menangis menengok kondisi wanita yang kini sudah dianggapnya sebagai kakak kandungnya sendiri terkulai dengan kondisi yang begitu menyedihkan.

Ratna sendiri yang sempat pingsan hampir sehari penuh, dirawat dengan intensif oleh dokter terbaik yang ada di rumah sakit itu. Setelah siuman, Ratna ternyata langsung menjerit histeris dan menangis meraung-raung tanpa henti. Khawatir kondisi kejiwaannya terganggu, kami pun langunsg membawa Ratna di bawa ke ibukota untuk dirawat oleh kerabatku yang berprofesi sebagai ahli kejiwaan terkenal di negeri ini.

Dari hasil diagnosis, ternyata penyebab Ratna terus meraung hebat sampai-sampai ketakutan yang luar biasa setiap melihat pria mendekat ke arahnya adalah akibat trauma psikologis yang terlampau menyakitkan untuk psikis nya.

Butuh waktu hampir tiga bulan sebelum Ratna kembali mengenaliku dan dapat diajak berbicara seperti orang normal.

Selama masa itu, Ika selalu tidur sekamar dengan Ratna di rumahku dan tanpa lelah merawat Ratna hingga kembali normal. Setelah Ratna dapat berinteraksi dengan normal, mereka berdua pun sepakat untuk tidak akan kembali ke Cicilok akibat rasa trauma mereka yang begitu melekat dengan Desa Cicilok.

Akhirnya Mamah pun mengusulkan supaya mereka bisa tinggal di rumah kami dan membiarkan mereka memilih pekerjaan yang mereka inginkan ketika mereka merasa sudah mampu kembali.

Mereka pun dengan cepat menyetujui ide Mamah itu. Aku pun mendukung ide tersebut meskipun ada rasa berat untuk meninggalkan mereka berdua di ibukota.

Tak terasa sudah enam bulan aku tinggal di ibukota. Selama itu pula aku menjauh dan memutus hubungan dengan Desa Cicilok.

Sebelum aku pergi, aku memang sudah menitipkan Roni untuk mengurus urusan kantor dan kebun serta menitipkan pesan kepada Pak Jaelani supaya tidak ada warga yang berani menggangguku selama aku pergi.

Meskipun sudah kupesankan seperti itu, masih saja beberapa kali kuterima chat dari Ainun, Bu Eneng maupun Devi yang menanyai kabarku.

Nisa?

Entah kemana dia pergi. Enam bulan ini, tidak ada sekalipun dia menghubungiku. Padahal selama ini malah aku yang sering melamunkan dia. Melamunkan rencana-rencana indah yang sudah aku khayalkan untuknya sebelum dibuyarkan oleh ketololan para begundal itu.

Pokoknya aku harus menemui Nisa segera setelah aku sampai nanti!

Meskipun tak ada update yang mereka laporkan langsung kepadaku, aku tetap masih tahu tentang apa yang terjadi di Cicilok dari Ujang. Selama enam bulan ini memang hanya Ujang yang kubawa ke ibukota untuk menemaniku mengurus Ika dan Ratna.

Ujang kini sudah menjadi asisten pribadiku yang selalu menempelku kemana pun aku pergi. Kerjanya pun merangkap supir, pembantu rumah tangga, hingga teman curhat. Kalau dibandingkan dengan Rachmat, Ujang ternyata jauh lebih bisa ku andalkan. Dari Ujang lah kuterima berita dari Cicilok.

Tidak banyak yang berubah disana semenjak aku pergi. Selain kini, aku tidak perlu lagi untuk repot-repot keluar uang membiayai Rachmat mencalonkan diri menjadi kades.

Rachmat memang seakan menerima rejeki nomplok dari insiden malam itu. Semua calon lain yang ingin merebut posisi kades langsung mundur seketika begitu menyadari ada aku di belakang Rachmat. Tanpa susah payah akhirnya Rachmat kini menjadi kepala desa menggantikan Pak Jaelani, bapaknya yang bahlul itu.

Selain itu, kabar yang mengejutkan lainnya adalah kepergian Ainun ke kabupaten sebelah.

Berawal dari permintaan Papah kepada Pak Haji untuk mengurus tanah kami yang lumayan luas namun tidak terpakai di kabupaten sebelah, akhirnya Papah memutuskan untuk membangun pesantren disitu dengan Pak Haji sebagai pemimpinnya.

Tanpa pikir panjang, Pak Haji pun mengiyakan tawaran Papah dan langsung bedol desa untuk pindah kesana dengan mengajak Ainun dan para santri nya.

Ainun sempat memintaku untuk membujuk Papah untuk membatalkan rencana itu. Tapi belum apa-apa, Papah sudah bilang kalau pembangunan pesantren itu adalah 'proyek surga' untuk kami. Proyek spesial yang dibuat khusus untuk sedikit demi sedikit mengurangi dosa yang keluarga kami.

Sebuah kode keras kalau Papah sudah tau penjajahan ku di Cicilok selama ini.

Hmm.. penjajahan..

Apakah yang terjadi kemarin adalah karma dari apa yang kulakukan selama di Cicilok?

Apakah aku harus berubah?

Apakah aku harus berhenti menjadi penjajah?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd