Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - SANG PENJAJAH -

Status
Please reply by conversation.
Bab 17
---


“Mas Bos, ini kita mau langsung pulang apa ke rumah Pak Kades dulu ya?” tanya Ujang memastikan arah tujuan kami selepas melewati batas Desa Cicilok.

“Hmm.. pulang aja deh Jang, capek banget nih gue.. Besok aja ya ke rumah Nisa nya..” badanku memang sudah remuk sedari tadi duduk di mobil karena perjalanan ke Cicilok memang lumayan jauh.

“Saya mah ngikut Mas Boss aja lah pokoknya…” seru Ujang menuruti instruksi ku dan makin mempercepat laju mobil biar cepat sampai ke rumah. Deretan rumah yang mulai berdempetan menunjukkan kalau kami sudah makin memasuki pusat pemukiman di desa ini. Kayaknya aku mulai ingat deh sama daerah sekitaran sini.

“Eh Jang, ini tuh jalan ngelewatin rumah nya si Devi bukan sih?”

“Iya Mas Bos, ga jauh kok rumahnya Teh Devi. Mas Bos mau mampir dulu?”

“Boleh deh Jang kita mampir bentar aja, biar sekalian ngasih oleh-oleh”


***


Tak sampai lima menit kemudian sampai lah kami di rumah Devi.

Rumah penuh kenangan meskipun sebetulnya aku baru sekali berkunjung kesini. Pengalaman pertama dan terakhir yang sungguh mengesankan.

Gimana engga berkesan? Rumah ini lah yang menjadi saksi bisu dari kelakuanku 'mengerjai' keluarga Pak Jaelani habis-habisan hehe

Aku pun turun dan langsung berjalan santai memasuki pekarangan rumah Devi. Rumah Devi memang tidak memiliki pagar. Taman yang tidak begitu luas namun cukup asri menyambut langkah kaki ku bertamu ke rumah ini.

Entah kenapa malam ini sekitaran rumah Devi tampak begitu sepi. Begitu pun dengan ruma Devi, pintu depan sudah tertutup rapat tanpa ada tanda-tanda kalau penghuni nya masih terjaga.

Hmm.. apa Devi udah tidur ya?

Aku pun melirik ke arah jendela kamarnya yang untungnya lampu kamar Devi terlihat masih menyala dengan terang. Seengganya ini pertanda kalau ada orang di rumah.

Aku pun bergegas menuju jendela kaca yang juga tertutup rapat itu. Harusnya kalau Devi ada di kamar, pasti dia bakal mendengar ketukan di jendelanya dibandingkan aku mengetuk pintu depan rumahnya.

Beberapa langkah sebelum aku mencapai ke depan jendela itu tiba-tiba kudengar ada rintihan erotis dari dalam kamar Devi..

“Mmmmhh.. Iya terus Dev… oughhh…”

Anjrit suara siapa tuh!

Sayup-sayup suara rintihan yang begitu familiar keluar dari dalam kamar Devi. Rintihan seorang wanita yang pastinya sedang menikmati surga dunia.

Eh bentar..

Kok tadi yang meracau keenakan barusan itu suara cewek ya? Dan lagi yang disebut sedari tadi itu adalah nama Devi. Kalau bukan Devi yang sedang digarap.. terus yang barusan suara siapa dong??!

Rasa penasaran ku makin membuncah mengetahui kalau ada wanita lain di kamar itu selain Devi. Imaji liar makin berseliweran di kepala ku.

Hmm.. apa Rachmat ngajak Devi main bertiga sama cewek lain ya? atau jangan-jangan Devi lagi indehoi sama cewek? Apa iya Devi ternyata lesbi sih???!!!

Duhhh... aku makin penasaran pengen tahu live show apa yang tersaji di kamar Devi saat ini. Tapi gimana caranya ya?

Sambil terus mengendap-endap makin mendekati depan kamar Devi, kuperhatikan dengan seksama jendela besar itu berharap menemukan celah yang pas buat aku bisa mengintip ke dalam.

Nah ketemu!

Kutemui sedikit celah dari gorden yang sedikit tersibak di pinggir jendela. Jantung ku berdebar tak karuan saking terpacunya adrenalin ku tak sabar dapat melihat dengan jelas siapa lawan main Devi malam ini.

Hup! Akhirnya sampai juga di posisi dengan sudut mengintip paling pas. Segera kupicingkan sebelah mata ku supaya pandanganku bisa fokus menangkap adegan yang sedang berlangsung di dalam.




Sretttt... batang ku langsung menggeliat ketika aku mendapati Devi sedang asyik menjilati vagina seorang wanita yang kini tengah pasrah melebarkan paha nya di pinggir kasur.

Dari sisi ini aku dapat melihat dengan jelas paras cantik Devi yang fokus memberikan kenikmatan di memek wanita itu.




Devi terlihat asyik menjilat dengan terus melirik nakal ke arah muka wanita yang tidak dapat kulihat parasnya. Posisi wanita itu memang kini membelakangi arahku sehingga hanya paha mulus serta kemaluan nya yang bersih tanpa bulu terpampang begitu menggoda.

Rambut hitam nan tebal milik Devi terus menerus dielus sambil wanita itu mendesah keenakan menikmati permainan lidah Devi yang terlihat sangat lihai.

Suara keciplak dari kocokan jari Devi di memek wanita itu samar-samar juga terdengar menembus dinding kamar ini. Riuh erangan dan suara erotis yang begitu memancing syahwat sahut menyahut dari kamar Devi.

Tanpa sadar aku mulai mengelus-elus kemaluanku yang makin menegang dari luar celana ku. Untungnya ada pohon lumayan lebat yang menghalangi pandangan Ujang ke arahku sehingga aku dapat dengan bebas menikmati tontonan ini tanpa khawatir dikagetkan kalau Ujang tiba-tiba muncul.

"Mmmhhh... Cepetinh Devhh..." dengan makin tersengal, wanita itu tampaknya makin tak kuasa menikmati oral yang Devi berikan kepadanya. Tanda-tanda orgasme makin ketara dari wanita itu. Pinggulnya yang daritadi pasif kini mulai menggeliat tak karuan kesana kemari.

Gila! Paha mulus perempuan itu ditambah muka sange Devi di bawah sana terlihat sungguh menggairahkan. Kalau saja aku jahil, pasti sudah kuketuk jendela ini supaya bisa ikut memasuki gelanggang pertempuran.

Sabar ya tong.. bentar lagi mereka kelar kok.. ucapku dalam hati sambil mengelus batang ku yang makin tak sabar ingin menerkam kedua betina di dalam rumah ini.

Benar saja, tidak sampai semenit wanita itu mengaduh makin kencang hingga akhirnya..

“Deviiihhh… akuhhh mau keluarhhhhhh…. oughhhhh......” lolongan lumayan kencang menandakan klimaks nikmat mengakhiri pertempuran lendir mereka. Devi akhirnya menampakkan parasnya yang cantik sambil tersenyum puas telah berhasil memberikan orgasme yang hebat kepada pasangannya itu.

"Enak gak sayang?" tanya Devi diiringi senyum nya yang nakal seperti biasa.

Wanita yang kini terkapar itu terlihat mengangguk ringan sambil berusaha menggapai Devi dan langsung mengecup bibir sensual milik Devi. Akhirnya muka wanita itu terlihat jelas ketika dia mengecup bibir Devi dari arah samping pandanganku.

Ini gue ga salah lihat kan?

Aku sampai harus mengerjapkan mataku beberapa kali karena tidak percaya dengan apa yang kulihat. Wanita cantik yang daritadi terlihat selangkangan dan pahanya itu ternyata wanita yang selama ini kukenali..

Atau lebih tepatnya kudambakan..


"Nisa sampe lemes banget loh Dev..."



Nisa
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd