Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SANG PEWARIS

Status
Please reply by conversation.
Lembaran 8. KANDIDAT


**POV KANDIDAT TRAH RAKUBUMI**
“Bajjiiiingggaaannn aarrgghhhhh praaangggg”
Terlihat barang barang berserakan karena ulahku menyambar semua benda yang ada didepan ku, bagaimana aku tidak geram setelah berlatih dengan sekuat tenaga dan resiko yang tinggi ternyata aku masih kalah hebat dengan kroco dari trah Aryajiwo yang bernama Bagus sajiwo, jika seperti ini terus posisiku sebagai kandidat utama penerus trah Rakubumi bisa bisa diambil alih oleh orang lain.
“Kenapa kamu to” ucap raden Sudapati
“Aku tidak habis pikir, apa kurangku saat ini, kenapa aku masih terlalu mudah dikalah oleh orang bernama Bagus sajiwo itu” ucapku
“padahal aku sudah diwarisi ajian sukma kedaton, tetapi kekuatanku masih kalah jauh dan menjadi bulan bulanan bagus sajiwo” tambahku
“oalaahh to, ternyata masih mikirin itu kamu ya, kamu tau si bagus sajiwo itu merupakan salah satu panglima di kelompok mereka, kamu bisa membuat dia menggunakan semua kekuatannya berarti ilmu kanuraganmu sudah diatas rata rata, bahkam dia sempat mengeluarkan pusakanya berarti kamu itu sudah berkembang pesat”ucap sudapati
“ciihh aku tidak sudi harus kalah dari orang tua seperti dia” ucapku
“wis ora usah dipikir,saiki kowe istirahat wae ben awakmu ndang mari, eling rong minggu meneh persembahan kedua dimulai” ( sudah tidak usah dipikir, sekarang kamu istirahat saja biar badanmu cepat sembuh, ingat dua minggu lagi persembahan kedua dimulai) ucap sudapati
“weehh cepet tenan kangmas, padahal perawan sik wingi wae jepitane tesih kroso, iki wis arep nggolet getih prawan meneh” (waaahh cepat sekali kangmas, padahal perawan yang kemarin jepitannya aja masih terasa, ini sudah mau mencari darah perawan lagi) ucapku
“Hahahaha dasar wong mesum, nek wis mbahas prawan wae kowe dadi seger buger” ( hahahah dasar orang mesum, kalo sudah mbahas perawan aja kamu jadi segar bugar) ucap sudapati
“piye meneh kang, rasane kuwi lho kang ngilu ngilu sedeppp hahahahah” ( gimana lagi kang, rasanya itu lho kang ngilu ngilu sedap hahahaha) selorohku
“wis ora usah mrangas, eling kowe iki kandidat utama kudu bisa njaga, aja nganti kalah karo kandidat liyane” ( sudah tidak usah berseloroh, ingat kamu ini kandidat utama harus bisa menjaga, jangan sampai kalah dengan kandidat lainnya) ucap sudapati
Setelah mendengar ucapan kangmas sudapati perasaanku kembali bergejolak, darahku yang yadi sempat mendingin sekarang mulai memanas kembali. Perasaan aneh itu kembali menyelimuti tubuhku, perasaan ingin segera menghabisi kandidat lainnya agar aku menjadi kandidat tunggal sehingga nantinya Raden Rakubumi akan mewariskan semuanya kepadaku.
Segera kami meninggalkan kamarku dan menuju ke aula tengah, memang sudah hampir seminggu ini aku tidak kembali kerumahku dan tinggal di markas dari trah rakubumi untuk memulihkan luka dalam akibat pertarunganku dengan bagus sajiwo, Raden Rakubumi pun sekarang tinggal di sini, markas dari trah rakubumi ini berada di sebuah goa yang berada di kota parwirorejo, orang sekitar menyebut goa ini dengan sebutan goa slawean, goa ini memiliki cabang sangat banyak dan sangat besar dan salah satu cabang dari goa ini menembus langsung ke pantai selatan pulau waja, sebuah tempat yang sangat strategis dan juga dipenuhi dengan aura mistis tentunya. Sesuai namanya goa ini memiliki cabang 25 (selawe dalam bahasa waja) dan hanya 1 cabang yang bisa digunakan untuk obyek wisata dan ke 24 cabang lainnya tidak ada yang berani untuk dijadikan obyek wisata.
Saat ini luka dalamku sudah sembuh karena setiap malam aku diberikan aliran prana murni oleh ki gesing, sehingga lukaku sembuh dengan cepat. Hari ini aku akan kembali kerumahku uang berada di daerah ploasan kota parwirorejo karena aku harus melanjutkan kuliahku yang tertunda karena luka yang aku alami.
“bu kunto pun wangsul” ( bu kunto sudah pulang) ucapku saat sampai didepan rumah dan membuka pintu rumah
“Wis mari awakmu le” ( sudah sembuh kamu nak) ucap mamakku yang keluar dari dalam kamar tidur dengan hanya mengenakan daster tipis
“sampun bu, ki gesing ingkang nambani kunto” ( sudah bu, ki gesing yang menyembuhkan kunto) ucapku sambil salim ke ibuku
“yo wis koe sarapan sik kae ibu wis masak lele goreng sambel trasi senenganmu” ( ya sudah kamu sarapan dulu, itu ibu sudah masak lele goreng sambel trasi kesukaanmu) ucap ibuku sambil berlalu ke ruang makan
Terlihat bokong indah dari ibu tiriku ini bergoyang goyang mengikuti irama langkahnya. Aku pun mengikutinya dari belakang ke ruang makan, terlihat menu makan lele goreng, sambel terasi tersaji di meja makan, mungkin bagi sebagian orang menu itu sangat sederhana tapi bagiku itu adalah menu spesial dan bisa dipastikan jika menu makanya adalah lele goreng aku sehari bisa sampai 5 x makan.
“tumben bu niki lelene ageng ageng” ( tumben bu, ini lelenya besar besar) tanyaku sambil makan
“sengaja ibu nggolek sik gede to, ben akeh endoke” ( sengaja ibu cari yang besar to, biar banyak telornya) ucap ibuku
Memang benar telor ikan lele adalah favoritku rasanya yang gurih dan enak selalu habis dengan cepat,
“aaaaa bu niki” ucapku sambil menyodorkan telur lele goreng ke mulut ibuku
Ketika telur lele itu sudah didepan mulut ibuku, beliau tidak langsung memakannya justru dia menjulurkan lidahnya dan menjilati telur goreng itu sambil melirikku, setelah itu dia mencaplok telur itu dan menjilati jari jariku,
“ Mmmhhhhhh” desahan dari ibuku
“bu kunto sarapan riyin nggeh, ibu sampun dahar nopo dereng” ( bu, kunto sarapan dulu ya, ibu sudah makan atau belum) tanyaku
Ibuku yang sedang menjilati jariku kemudian berhenti dan melepaskan emutannya
“belum to, wis kowe maem disik ibu tak ngemut iki wae”( belum to, sudah kamu makan dulu ibu tak ngemut ini saja) ucap ibuku sambil meremas kuntulku dari luar celana.
“Ehhh ibu” ucapku kaget
“Triiiiinngggg triiiingggg triiingggg” terdengar suara telepon yang membuatku terbangun dari tidurku, kulihat sekitar ternyata aku berada dikamarku.
“trriiiinnggggg” segera aku cari handphoneku dan mengangkat nya
“mosi mosi” ucapku
“ohaiyo gosaimas” ucap seseornag di seberang telp dengan gaya kejepang jepangan
“kimochi kimoci” jawabku
“kampreeeeeettttt, isuk isuk wis omes” ((kampret pagi pagi dah omes)) ucap seseorang diseberang telp
“ono opo toh dab isuk isuk wis brisik” ( ada apa toh dab pagi pagi dah berisik) ucapku
“ daabb koe mlebu kuliahe pak bejo po ra” ( dabbb kamu masuk kuliahnya pak bejo apa tidak) ucap kentrung di seberang telepon
“males aku dab, awakku pegel kabeh” ( malas aku dab, badanku pegal semua) ucapku
“makane ojo coli wae, marai kopong dengkulmu” (makanya jangan coli saja, bikin kosong lututmu) ucap kentrung
“eh dab koe ora lali kan, saiki wayahe pak bedjo UTS”(eh dab kamu ga lupa kan, sekarang saatnya pak bedjo UTS) ucap kentrung lagi
“weddduuuusss kok kowe ora ngomong ket mau?” ( wedussss kok kamu ga bilang dsri tadi) ucapku yang segera ke kamar mandi siap siap berangkat kuliah
“daabbb halo halo dab, ooow kampret malah ditinggal lungo” ( dabb halo halo dab, oww kampret malah ditinggal pergi) ucap kentrung ditelp
Setelah mandi kucing hanya sikat gigi dan cuci muka aku ganti pakaian dan segera menuju kampus yang hanya berjarak 200 meter dari rumahku.
“daab neng gedung piro lhe UTS pak bedjo?” ( dabb di gedung berapa UTSnya pak bedjo) ucapku lewat telp
“4.1.2 ndang ki wis rep mulai” ( 4.1.2 cepet ini dah mau mulai)
Segera aku berlari menuju ke gedung 4.1.2. Yang dikatakan oleh si kentrung.
“Bruaaaakkkk” saat di tangga lantai 2 gedung A4 aku menabrak seseorang.
“Adududududhhh”
Terlihat seorang wanita merintih kesakitan wanita berhijab itu memegangi tangannya.
“Mba ga papa mba?” tanyaku
“ga papa mas Cuma pergelangan tanganku agak pegel” ucapnya
“mana coba mba aku lihat” ucapku sambil memegang tangannya
Dia berusaha menarik tangannya tetapi aku dengan sigap menahannya dan segera ku alirkan prana untuk membantu menyembuhkan tangannya
“eehhh kok bisa” sontak wanita tadi kaget merasakan aliran energi prana yang masuk ke tubuhnya.
“udah mba coba digerakan” ucapku
“iya mas udah ga sakit, kok bisa mas??” tanyanya
“Udah ya mba aku mau UTS pak bedjo, kalo ga masuk bisa bisa dapet D aku,” ucapku
“lho pak bedjo khan hari ini ga masuk mas, aku juga jadwalnya UTS pak bedjo tapi kosong hari ini” ucapnya
“oh mba nya prodi bahasa waja juga ya?” tanyaku
“iya mas aku semester 2, mas nya” tanyanya
“ aku semester 4 mba, eh iya belum kenalan, aku kunto, kunto wijaya” ucapku sambil menjulurkan tanganku.
“Putri, putri setyaningsih” ucapnya
“cantik seperti orangnya” ucapku
“eeehhhh baru ketemu dah nggombal” ucapnya
“ooooooo weduussss ditunggu tunggu neng ruangan malah jebul macet neng tangga” (ooooo weduss ditunggu tunggu di ruangan malah ternyata macet di tangga) ucap kentrung dari arah atas tangga.
“Siro ki sik kampret,,, wong ra ono pak bedjo yo lhe kondo arep mulai UTSe”(kamu itu yang kampret,,, wong ga ada pak bedjo ya bilangnya mau mulai UTS nya) ucapku geram ke kentrung
“mas aku pergi dulu ya mas, sudah ditunggu teman didepan” ucap putri sambil berdiri dan meninggalkanku yang masih “ndeprok” di tangga.
“oh iya put, hati hati dijalan takutnya ada yang nabrak hatimu” godaku
“hueeeekkksss hueeekkksss hueekkksss, rahwono ngoda dewi sinta” ( hueeekkkss hhuueeeekkkss huuueekkkss, rahwana menggoda dewi sinta) ledek kentrung
“Rene siro dab, tak uyele” ( sini kamu dab, tak sikat) ucapku smabil berdiri
“hahahahahahaha” tawa si kentrung sambil berlari ke bawah yang kemudian aku kejar.
“Dab mangan yuh neng mieayam panthok” ( dab makan yuh di mie ayam panthok) ucap kentrung
“oya waelah aku, siro traktir yo” (ayo ajalah aku, kamu traktir yaa) ucapku
“siiipppp cuusss meluncur” ucap kentrung
Tak lama aku dan kentrung telah sampai di depan sebuah warung mie ayam pinggir jalan yang sudah terkenal rasanya dikkalangan para mahasiswa,
“Mas kunto!”panggil seseorang saat aku masuk ke tenda mie ayam itu
“ehhh ketemu lagi, ssepertinya memang semesta sengaja mempertemukan kita kembali untuk memberitahu kita bahwa aku dan kamu berjodoh” ucapku sambil duduk di samping putri
“gombal lagi” ucapnya
“heeleeehhh rahwana kok nggombali shinta” ucap kentrung
“luwweeeehhhh” (terseraah) ucapku dengan cueknya
“sering makan disini juga ya dek?” tanyaku ke putri
“iya mas,putri kalo makan mie ayam disini terus kok” ucap putri
“kok bisa” ucapku
“Kok bisa kenapa mas” tanya putri
“kok bisa dewi shinta yang cantik jelita mau makan ditempat yang sederhana ini” gombalku
“apasih lah mas kunto nich” ucap putri sambil memukul tanganku pelan
Selama makan mie ayam kita berdua sering bercanda dan menjadi lebih dekat, entah kenapa aku merasa sangat cocok ngobrol dengan putri,. Padahal baru hari ini kita bertemu dan berkenalan. Obrolan kita berdua seperti mengalir saja tanpa dibuat buat.
“Terus terusss dunyo koyo nggone wong loro liyane ngekost” (teruuss terusss dunia seperti milik berdua yang lain ngekost) ucap kentrung
“hehehehe” semua yang disitu menjadi tertawa dan membuat putri tersipu malu.
“Dab uwis yuh, kae dipendeliki neng kang ujo wwis kesuwen siro neng kene,, melas sik arep tuku do ra sido mlebu” ( dab udah yuh, itu di pelototi sama mas ujo sudah kelamaan kamu disini, kasihan yang mau beli jadi ga jadi masuk) ucapku
“wis marem lhe pacaran po dab” ( sudah puas pacarannya ya dab) ucap kentrung
“arep neng ngendi ki dab” ( mau kemana nih dab) tanya kentrung
“meng sumungari yuh dab nggolek duren” ( ke sumungari yuh dab nyari durian) ucapku
“eehh lagi akeh duit tow siro dab, ngopo mau mie ayam njaluk traktir aku nek siro nduwe duit akeh” ( ehh lagi banyak uang ternyata kamu dab, kenapa tadi mie ayam minta traktir aku kalo kamu punya uang banyak) ucap kentrung
“Wiss ra usah kakean omong siro trrung, gelem po ra nduren” ( dah ga usah kebanyakan bicara kamu trung, mau ga kita makan durian) ucapku
“gaspooolll boskuuhh” ucap kentrung
Sambil membetot gas motornya menuju ke sumungari. Sebuah daerah penghasil buah durian di kota parwirorejo, tidak hanya durian didaerah situ juga banyak buah buahan segar lainnya. Setelah 20 menit naik motor aku dan kentrung memasuki daerah sumungari sepanjang perjalanan aku di suguhi pemandangan hutan pinus dikanan kiri jalan.
“nah trung pertigaan ngarep kae belok kanan” ( nah trung pertigaan depan itu belok kanan) ucapku mengarahkan kentrung
“rebeess dab, arep neng nggone sopo nggolek durene” ( beress dab, mau ditempat siapa nyari duriannya) ucap kentrung
“neng koncoku dab, kayane sih nek jam semene de’e nembe bali ko alas njipuk duren” ( ditempat temenku dab, sepertinya sih kalo jam segini dia baru balik dari hutan ambil durian)
“nah kae omahe dab” ( nah itu rumahnya dab) ucapku sambil menunjuk rumah khas dari kota ini dengan pelataran yang luas.
“sugeng sonten mbah” (selamat sore mbah) ucapku ssletelah turun dari motor dan melihat ssorang nenek nenek sedang duduk di teras rumah
“Tumben le, siro mrene sore sore” ( tumben nak, kamu kesini sore sore) ucap nenek tadi
Terlihat diteras rumah itu sudah berjajar buah durian, manggis dan duku, sepertinya nenek tadi sedang menunggu pemborong untuk mengambil buah duriannya
“kathah niki mbah durene, kadose taun niki durene rendel njeh mbah” (banyak ini mbah duriannya, sepertinya taun ini duriannya lebat ya mbah) tanyaku sambil duduk di samping mbah sariyem di bale bale teras rumahnya
“iyo le, uwohe taun iki ndadi tenan tur yo ora akeh hama” ( iya nak, buahnya taun ini jadi sekali dan juga tidak banyak hama) ucap mbah sariyem
“eh mbah lha mas sudapati teng pundi mboten ketingal niki, nopo teseh teng alas mbah?” ( eh mbah lha mas sudapati dimana kok tidak kelihatan ini, apa masih dihutan mbah) ucapku
“iyo teseh neng alas awit mau awan, palingan sedelo engkas balik” ( iya masih di hutan dari tadi siang, paling sebentar lagi sampai rumah) ucapnya
“dab, kapan lhe mbelah duren, wis kemlecer ki aku dab”( dab, kapan kita belah duriannya, udah kepengen nich aku dab) bisik kentrung kepadaku
“oallaahhh le, mbah nganti lali ora nawani siro kabeh, wis milih o sduren sik arep mbok belah, mbah tak nggawe teh disik” ( oallaaahh nak, mbahsampai lupa tidak menawarkan ke kamu semua, sudah pilih saja durian yang mau kalian belah, mbah mau bikin teh dulu) ucap mbah sariyem sambil berlalu ke dalam rumah
“ehh dab kok mbahe krungu sik tak omongke nembe, padahal khan aku mung mbisiki siro” ( ehh dab kok mbah sariyem dengar yang aku omongkan tadi, padahal khan aku Cuma membisik ke kamu) ucap kentrung
“mulane siro ati ati nek ngomong neng kene, ojo o siro mbisik wong sik neng pikiranmu wae mbah sariyem mesti ngerti kok” (makanya kamu hati hati kalo bicara disini, jangankan kamu berbisik lha wong yang ada di pikiranmu saja mbah sariyem pasti tau kok) ucapku
“serius siro dab” ( serius kamu dab) ucap kentrung terkejut
“heeee’ehhh” ( iyo) jawabku sambil mengangguk
Saat aku dan kentrung sedang memilih durian yang mau dibelah kangmas sudapati balik dari hutan membawa buah durian menggunakan pikulan.
“Wah wah wah ngimpi opo ki denbagus kunto wijaya nganti sowan marang gubug hamba yang reot ini” ( wah wah wah mimpi apa ini denbagus kinto wijaya sampai datang kerumah hamba yang reot ini) ucap kangmas sudapati
“hahahaha istana megah seperti ini kok dianggap reot” balasku
Kemudian kangmas sudapati meletakan duriannya dan aku mendekatinya
“wehh apik apik ki durene, wis pesenan wong durung kang” ( wah bagus bagus nih duriannya, sudah dipesan orang belum kangmas) ucapku
“kagem denbagus kunto walaupun sampun dipun pesen kulo batalaken” ( untuk denbagus kunto wijaya walaupun sudah dipesan orang akan aku batalkan) ledek kangmas sudapati
“hahaha bisa aja nich kangmas” ucapku
“piye ada angin apa sampai kamu datang kemari” tanya sudapati
“ga ada apa apa aku hanya ingin merasakan durian sumungari” ucapku
“silahkan puaskan makan duriannya, gratis untuk den bagus kunto” ucapnya
“pilihkan yang juoss ya kang, aku belum pengalaman mbelah duren” ucapku
“ehhh beneran gratis nih mas?” sela si kentrung
“hahahaha koncomu jujur tenan iki” ( hahaha temanmu jujur sekali ini) ucap kang sudapati
“dab ojo ngisin ngisini aku lah dab, moso wis entek 2 wae teseh mbelah meneh” ( dab jangan malu maluin aku lah dab, masa udah habis ddua masih mbelah lagi) ucapku
“sedep tenan dab durene, bedo karo sik neng pasar Balidino” ( sedap banget dab duriannya, beda dengan yang di pasar balidino) ucap kentrung sambil memakan duriannya
“Hahaah biso wae ki mas kentrung” ( haha bisa aja nich mas kentrung) ucap kang sudapati
Setelah obrolan itu kami melanjutkan menikmati buah durian yang baru diambil dari hutan oleh kangmas sudapati, hingga tak terasa hari sudah mulai gelap dan aku berpamitan kepada nenek sariyem dan kangmas sudapati, sebelumnya aku sudah memilih beberapa buah durian untuk oleh oleh ibu dan juga rencana aku mau mampir ke kost putri untuk memberikan durian kepadanya.
“mbah kulo wangsul riyin nggeh mbah, matur nuwun niki durene maknyuuss tenan, niki mbah kagem tumbas kinang”( mbah saya pulang dulu ya mbah, terimakasih banget duriannya maknyuusss banget, ini mbah buat beli kinang) ucapku sambil menyalim dan menyelipkan beberapa lembar uang lima puluhribuan
“opo iki le, ora usah repot repot, kowe ki wis tak anggep adine sudapati dadi wis tak anggep keluargaku dewe” ( apa ini nak, tidak usah repot repot, kamu ini sudah mbah anggap adiknya sudapati jadi sudah mbah anggap keluarga sendiri) ucap mbah sariyem
“Njeh mbah niki kagem duren sik dibeto teng rencang kulo niko” ( iya mbah ini untuk durian yang dibawa sama teman saya itu) ucapku sambil menunjuk kentrung yang sudah mengendarai motornya,
Terlihat kentrung membawa durian yang diletakkan didepan jok motornya ada sekitar 10 buah durian ukuran sedang,
“ayo dab cuss, wis wengi iki dab” (ayo dab cuuss, sudah malam ini dab) ajak kentrung kepadaku
“yo dab” ucapku
Kami mulai membelah jalan sumungari saat melewati hutan kurasakan sebuah energi asing yang belum pernah ku rasakan, sepertinya kentrung sudah masuk kedalam pengaruh energi itu, karena tanpa sadar kentrung justru membelokan motornya ke jalan setapak menuju hutan sumungari, aku menyadari itu dan aku ingin mencoba sampai dimana kemampuan makhluk ini. Terlihat sebuah pendopo di ujung jalan setapak yang aku lalui, setelah sampai di depan pendopo itu kentrung langsung tertidur diatas motornya
“selamat datang Raden Kunto wijaya” terdengar suara berat menggema di area situ
Aku memejamkan mataku dan merapalkan mantra ajian socamenggala agar dapat melihat mahkluk lain dimensi
“eehhhh” ucapku kaget saat membuka mataku karena ternyata didepanku sudah banyak mahkluk lain dimensi yan berbeda beda bentuk.
Para mahluk itu berdiri mengelilingiku dan ditengah pendopo kulihat sebuah mahkluk mirip kuda dengan postur seperti manusia,
“Sini raden, silahkan duduk disampingku” ajak mahkluk itu
“terima kasih kisanak” aku segera melangkah mendekat dan duduk disamping mahkkluk tadi
“maaf lancang bertanya, siapakah gerangan kisanak ini?” tanyaku
“perkenalkan namaku adalah ki jaran jundal, aku adalah pemimpin dari mahkluk di wilayah sumungari, aku sudah mendengar tentang raden kunto wijaya, seorang kandidat dari trah raden rakubumi yang pernah malang melintang didunia persilatan 500th silam” ucapnya
“salam kenal ki, maaf cucu lancang tidak mengenali sesepuh” ucapku
“tidak perlu sungkan seperti itu raden, kami semua yang berada disini telah menjadi pengawal raden rakubumi sejak dulu, dan ketika kabar mengatakan bahwa kandidat dari raden rakubumi akan segera ditentukan saat itu pulalah kami senang, karena kami akan segera memiliki pemimpin lagi” ucapnya
“maksud ki jaran bagaimana?”
“pertempuran dua trah yang telah terjadi selama 500th lebih sudah akan mencapai klimaknya, karena menurut kabar angin yang berhembus trah Aryajiwo telah menemukan sang pewarisnya dan trah rakubumi telah menentukan para kandidatnya, hanya tinggal mematangkan para kandidat untuk memulai pertempuran terakhir dengan sang pewaris” ucap ki jaran
“saya memanglah salah satu kandidat dari trah rakubumi eyang, tapi belum tentu juga nantinya ajian PANGLIMUN SUKMA SEJATI dan pusaka miilik raden rakubumi akan diwariskan kepadaku karena masih ada dua kandidat lagi selain diriku” ucapku
“Betul sekali raden, untuk menentukan siapa kandidat yang layak menjadi seorang penerus memanglah menjadi rahasia raden rakubumi sendiri, sampai sekarangpun kami tidak mengetahui kriteria yang harus dimiliki oleh kandidat trah Rakubumi” ucapnya
“betul sekali eyang, apalagi belum lama ini aku kalah oleh salah satu pengawal dari trah aryajiwo, mungkin kesempatanku untuk menjadi penerus raden rakubumi semakin menipis”ucapku
“belum tentu raden, walaupun aku hanya sebagai penguasa wilayah di daerah terpencil ini aku selalu mengikuti perkembangan dari perseteruan dua trah ini, seperti halnya Sang pewaris dari trah aryajiwo harus memiliki beberapa syarat sehingga dia memiliki keistimewaan yang dia bawa sejak lahir, sedangkan untuk kandidat dari trah rakubumi merupakan sosok yang memiliki bakat alam yang dapat berkembang tanpa ada batasan batasan” icap ki jaran
“maksud eyang?” ucapku heran
“seorang pewaris dari trah aryajiwo memiliki keistimewaan bawaan berupa 3 inti prana sehingga dia akan menjadi sosok yang sakti mandraguna jika ke tiga inti prana itu aktif, tetapi untuk mengaktifkan inti prana itu sang pewaris pun akan berkorban dan memerlukan para kunci. Sedangkan kandidat dari trah rakubumi dia hanya memiliki 1 inti prana tetapi jika inti prana itu dilatih dan disempurnakan maka akan menjadi kekuatan yang luar biasa” ucapnya
“tunggu ki, benarkah sang pewaris memiliki 3 inti prana?” ucapku heran
“benar sekali raden, itulah keistimewaan sang pewaris” ucapnya
“Busseeetttt bagaimana aku bisa mengalahkan orang dengan 3 inti prana” gumamku
“raden tidak usah risau, inilah alasan kenapa aku memanggil raden ketempat ini” ucap ki jaran
“aku masih belum mengerti eyang?”
“saya akan menunggu raden hari jum’at legi, silahkan raden datang kesini nanti akan aku beritahu sesuatu yang sangat penting” ucap ki jaran
“kenapa tidak sekarang saja eyang?” ucapku
“belum saatnya”ucap ki jaran
Setelah berkata seeprti itu aku kembali ke dimensi awal dan kulihat kentrung menggeliat mulai sadar dari tidurnya,
“”eehhh daabb kok biso neng kene awake dewe dab?” (eehh dabb kok bisa disini kita dab) ucapnya heran
“lha mbooh yo kan siro sik neng ngarep, aku yo nembe sadar iki” ( lhaa ga tau ya kan kamu yang didepan, aku ya barusan sadar ini) icapku sedikit berbohong
“Oalaahhh dabb, wos yooh balik kanan aku kok dadi mronding ngene yo”(oalah dab, sudah yuh balik kanan aku kok jadi merinding gini ya) ucap kentrung
Segera kami meninggalkan tempat itu dan menuju ke arah kota parwirorejo sepanjang jalan tak jarang kulihat mahkluk lain dimensi menpakan dirinya dan entah kentrung dapat melihatnya atau tidak, kuhitungpun picing terlihat 4 kali berdiri dijembatan yang kami lalui terus ada mbak kintu yang bersenandung diatas pohon asem dan juga mbah genderuwi yang dengan santainya berjongkok di tengah jalan sehingga mau tidak mau kami harus melewati selangkangannya.
Kulihat jam sudah menunjukan jam 11 malam ketika sampai di rumahku, kutawarkan kentrung untuk menginap dirumahku lagian besok kita tidak ada jadwal kuliah, aku masuk kerumah dan segera beristirahat setelah perjalanan yang menyenangkan hari ini.
“grroooooklkl hroooookkkk roooooolkkkk” terdengar suara dengkuran si kentrung yang membuatku terbangun, dan sinar mataharipun sudah menyusup lewat celah tirai kamarku menandakan hari yang sudah pagi. Aku bangun dari tidurku dan keluar kamar, saat aku melewati dapur kulihat ibuku sedang memasak sarapan
“ssugeng enjing bu”( selamat pagi bu) ucapku sambil memeluknya dari belakang dan mencium pipinya
“ bali jam piro mau bengi le” ( pulang jam berapa tadi malam nak) ucapnya
“jam sewelas bu” (jam sebelas bu) ucapku
“kayane kok mambu duren yo le, bar maem duren neng ngendi?” ( kayaknya kok bau durian ya nnak, habis makan durian dimana?” ucapnya
“teng sumungari bu, teng daleme mbah sariyem” ( disumungari bu, di rumahnya mbah sariyem) ucapku
“piye kabare mbah sariyem, teseh sugeng tow le” ( gimana kabarnya mbah sariyem, masih sehat kan nak) ucap ibuku
“njeh bu, taseh sehat seger buger bu, bu niko kulo betake duren saking mbah sariyem kagem ibu” ( iya bu, masih sehat segar bugar bu, bu itu saya bawakan durian dari mbah sariyem untuk ibu) ucapku
“matur nuwun yo le, ndang adus njuk sarapan diajak kae nak kentrung kon sarapan sisan” ( makasih ya nak , sana mandi terus sarapan diajak itu nak kentrung untuk saraapn sekalian) ucap ibuku
“ njeh bu” ( iya bu) ucapku terus ke kamar mandi
Setelah selesai sarapan bersama ibu dan kentrung saat ini aku dan kentrung sedang menikmati teh hangat didepan terasku, tidak lupa kita juga menikkmati durian yang kemarin kita bawa dari sumungari.
“Dab aku teseh bingung kok biso mau bengi dewe nyampe neng kono tow” ( dab aku masih bingung, kok bisa tadi malam kota sampae disana ya) ucap kentrung mulai obrolan kita
“wis ora usah dibahas” ( dah ga usah dibahas). Ucapku
“siro ki yo aku serius dab, opo meneh sepanjang jalan aki mrinding dab, njuk pas neng pengkolan sumungari mambu kembang kantil nyampe pantok teseh mambu kembang” ( kamu iniya, kau serius dab, apa lagi sepanajng jalan aku merinding dab, terus pas di timungan sumungari bau kembang kantil sampe pantok masih bau kembang) ucap kentrung
“ojo ojo ono sik ngetutke siro dab” ( jangan jangan ada yang mengikuti kamu dab)) ledekku
“ojo asal ngomong siro dab” ( jangan asal bicara kamu dab) ucap kentrung
“hahahahahah”
“kampret malah mrangas siro dab, wis ahh aku arep mulih wae, mumet aku lah” ( kampret malah ketawa kamu dab, dah ahh aku mau pulang aja, pusing aku lah) ucap kentrung
“wis ndang muleh rono lah, aku go arep ono perlu” ( dah sana pulang lah, aku ya mau ada acara) ucapku
“ooo malah ngusir, wis muleh sik aku dab” ( ooo malah ngusir, dah pulang dulu aku dab) ucapnya sambil berjalan menuju ke motornya dan langsung menggeber gas nya
Akhirnya pulang juga setan satu itu, setelah kepergian kentrung aku kemudian masuk ke kamar dan mengambil handphoneku, kulihat ada beberapa pesan dari nomor baru, aku mulai membaca pesan yang masuk di HPku, ada dari jaringan komunikasi kelas mengabarkan beberapa info tentang kuliah, terakhir kubuka pesan dari nomor baru
“hai mas kunto, ini nomorku putri”
“Mas kunto kok tidak dibalas”
Setelah membaca pesan itu aku segera menelpon nomor si Putri
“haloo mas kunto” jawab suara di seberang telp
“aduhh suaramu put” jawabku
“kenapa dengan suaraku mas” tanyanya
“merdu sekali jadi pengen ketemu orangnya” ucapku
“heheh mas kunto bisa aja dech” ucap putri
“ lagi apa dek putri” tanyaku
“ lagi nyantai aja mas dikost kebetulan hari ini ga ada jadwal kuliah jadi bisa nyantai di kost”
“ehh emang putri ngekost diman” ucapku
“di daerah keptihan mas” ucapnya
“ owhh ditempat mba tenik ya” ucapku
“ kok mas kunto tau sih” tanyanya
“ eehhh put udah dulu ya ada perlu sebentar” ucapku segera aku langsung menutup telp
Setelah menutup telp aku segera bersiap siap untuk pergi dan tidak lupa juga untuk membawa durian dari sumungari, dan segera aku stater motorku menuju ke suatu tempat, saat aku lewat kampus terlihat beberapa temenku lagi nongkrong segera aku klakson saja karena aku tidak bisa ikut nongkrong, setelah 5 menit aku sampai ke tempat yang aku tuju tadi dan segera aku mengucap salam. Terlihat seorang wanita keluar dari gerbang kost kostan.
“iya mas ada yang bisa dibantu” icapnya
“mba tenik nya ada ga ya” tanyaki
“oh ada mas sebentar ya” ucapnya kemudian masuk
Tidak lama setelah itu terlihat wanita muda dengan pakaian tanktop menemuiku dan berbincang sebentar setelah itu aku masuk ke area kost yang khisus untuk wanita, sebetulnya laki laki tidak diperbolehkan masuk tetapi karena aku kenal dengan pemilik kostnya jadi diperbolehkan masuk dan langsung menuju kamar yang aku tuju, sampai didepan kamar aku mengetuk pintunya.
“tok tok tok”
“ya sebentar” jawab dari dalam
“krieeeeekkkk siapa yaaa?” ketika pintu kost terbuka terlihat seorang wanita. Cantik dengan rambut tergerai panjang.
“astaga mas kunto jebreeeeetft” segera si putri membanting pintunya dan masuk kembali ke kamar tapi tidak lama kemudian pintu kost terbuka. Kembali sekarang putri sidah memakai jilbabnya,,
“Kok mas kunto bisa masuk sih” tanyanya
“hehehe mna tenik itu masih sepupukku dan kost putri di wwilayah ini ya Cuma.punya mba tenik aja” ucapku
“ooowwwhh pantesan. Bikin kaget aja tadi mas kunto nich” ucapnya
“ hehejeheheh ini aku bawain durian sumungari, kamu ga alergi durian khan?” ucapku
“ihhhh serius mas,,, aku suka banget tau sama durian” ucapnya senang
Setelah itu aku dan putri ngobrol dan bercanda didepan kamar kostnya, aku jadi tau ternyata putri berasal dari kota kabumian yang terletak disebelah dari kota parwirorejo, hingga tak terasa hari sudah mulai petang dan aku pamit untuk pulang, kita berdua berjanji akan pergi ke pantai Jatilawang dihari sabtu besok karena dia tidak pulang ke kabumian.
“Ehhh hampir lupa aku khan ada janji dengan ki jaran jundal” batinku
Segera aku bersiap siap lembali untuk pergi ke hutan sumungari sendirian, karena aku akan menemui ki jaran jundal aku tidak menggunakan motor tetapi aku akan menggunakan ajian tapak sewu agar segera sampai di sana.
“Bu, kunto medal riyin njih” ( bu kunto keluar dulu ya) ucapku
“ya ati ati ya le” ucap ibuku
“wuuusssshhhhh taaapp wuusshhh”
Dwngan sekejap aku sudah melayang menuju ke sumungari sesuai dengan janjiku dengan ki jaran
“sugeng rawuh raden kunto wijaya” ( selamat datang raden kunto wijaya) ucap ki jaran
“terima kasih ki sudah menerima kedatanganku” ucapku
“ silahkan ikuti aku raden, sesuai janjiku kepadamu,, aku akan memebrikan sebuah rahasia kepadamu, dan aku harap raden tidak membocorkan rahasia ini ke orang lain” ucap ki jaran sambil berjalan menuju sebuah goa
“ baiklah eyang” ucapku
Setelah berjalan cukup lama sampailah aku dan ki jaran disebuah tempat tertutup, dan hanya ada satu pintu masuk dan keluar dari ruangan itu. Ki jaran segera duduk di sebuah bale bale.
“Silahkan duduk didepanku raden”
Segera aku mengikuti perintah dari ki jaran jundal.
“sudah siap raden” ucap ki jaran
“siap eyang” ucapku
“Baiklah raden akan aku mulai ya raden” ucap ki jaran
Setelah mengucapkan itu ki jaran jundal segera mengucapkan mantra yang menbuat aku dan ki jaran sekarang berpindah menjadi di area persawahan yang sangat asri sedangkan aku dan ki jaran jundal duduk di bale bale di tengah sawah.
“disini kita tidak akan ada yang mengganggu raden” ucap ki jaran jundal
“jadi apa yang akan eyang katakan kepadaku saat ini” ucapku
“baiklah raden, aku mulai ceritaku dari waktu 500th yang lalu setelah raden rakubumi mengalami kekalahan oleh wirodikromo, setelah kepala Raden rakubumi terpenggal oleh wirodikromo, putra semata wayang raden wirodikromo yang bernama Raden Menggala menyimpan tubuh raden rakubumi disuatu tempat yang snagat tersembunyi, tidak ada yang tau dimana tubuh raden rakubumi disimpan, karena tubuh raden rakubumi saat itu menjadi sebuah harta karun bagi kami para makhluk beda dimensi, bagi kami memakan daging raden rakubumi saat itu akan menjadikan kami makhluk siluman yang memiliki kemampuan sempurna, kita dapat menjadi makhluk abadi dan akan menjadi kebal” ucap ki jaran jundal
“bagaimana bisa memakan tubuh raden rakubumi menjadikan eyang menajdi abadi, bukankah mahkluk seperti kalian memang sudah abadi?”ucapku
“tidak raden, kami tidak abadi, umur panajng kami itu berasal dari hasil persembahan manusia yang diberikan kepada kami dengan cara tumbal, dan kenapa bisa abadi jika memakan tubuh raden rakubumi karena saat itu hanya ada dua orang yang menguasai ajian PANGLIMUN SUKMA SEJATI, pasti raden tau jika seseorang menguasai ajian itu akan menjadi abadi. Walaupun ilmu yang dikuasai oleh raden rakubumi belum sempurna tetapi sudah memiliki efek yang sangat besar bagi kami.” Ucap ki jaran
“jadi apa hubungannya denganku” ucaapku
“sabar raden akan aku lanjutkan lagi, setelah mengetahui bahwa kepala raden rakubumi terpenggal para mahkluk siluman yang ada ditanah waja banyak yang mencari raden menggala dengan tujuan dapat mengalahkan raden menggala dan mendapatkan tubuh raden rakubumi, tapi perkiraan kami salah ternyata raden menggala memiliki ilmu kanuragan yang tinggi dan banyak mahluk siluman yang musnah, tetapi dari sekian banyak siluman yang dikalahkan oleh raden menggala ada satu yang berhasil selamat dan mendapatkan informasi penting lain. Selain membuat kita abadi ternyata dengan memakan daging raden rakubumi akan membuat manusia biasa menjadi spesial” ucap ki jaran jundal
“spesial bagaimana ki” ucapku antusias
“spesial karena manusia itu akan berevolusi dan meningkat secara drastis kemampuannya, dan yang paling penting semakin banyak manusia memakan tubuh raden rakubumi maka kemampuan ajian panglimun sukma sejati juga akan berpindaah ke orang yang memakannya sehingga akan menjadi abadi, dan satu lagi raden jika seseorang memakan tubuh raden rakubumi dan menghisap prananya maka dia akan dapat meningkatkan kemampuan prananya dan bahkan jika orang itu memang yang terpilih dia akan dapat menggunakan semua elemen prana” ucap ki jaran jundal
“maksud eyang, jika aku dapat memakan tubuh raden rakubumi aku akan menjadi abadi dan bisa menguasai kemampuan kelima inti prana?” ucapku
“iya betul sekali raden, tapi untuk mendapatkan itu raden harus menguasai ajian lintang ngalih” ucapk ki jaran jundal
“ajian lintang ngalih? Aku belum pernah dengar ajian itu eyang” ucapku
“ajian itu adalah ajian kuno yang sudah lama menghilang dan hanya ada satu orang yang pernah menguasainya” ucap ki jaran jundal
“siapa eyang” ucapku
“wirodikromo” ucapnya
“mustahil eyang, tidak mungkin aku bisa mendapatkannya” ucapku
“tidak ada hal yang mustahil didunia ini raden, selama raden mau berusaha pasti akan ada jalan menuju impian raden” ucapnya
“kalo raden mau aku bisa membantu raden untuk mewujudkan impian raden” ucapnya lagi
“kita lihat bagaimana nanti saja eyang” ucapku
“baiklah raden sudah saatnya kita kembali ke dimensi manusia” ucapnya
Sriiinggggggg
Dan saat membuka mata aku sudah berada didalam kamarku.

__** BERSAMBUNG**__

Next lembar
Apakah yang akan Kunto lakukan selanjutnya, apakah dia percaya dengan apa yang disampaikan oleh ki Jaran jundal? Dan bagaimanakah keadaan sang pewaris dari trah aryajiwo setelah kehilangan gesi sang kunci??
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd