Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG SANG PEWARIS

Status
Please reply by conversation.
Lembaran 2 LUKA LAMA






ANGGRA DIPTA SAPUTRA




WAHYUWATI PUSPASARI (MAMAK WATI)


Pagi ini aku sudah berada ditengah-tengah hamparan area persawahan yang menghijau menikmati kesejukan udara pagi yang bebas polusi, ya saat ini aku sedang berolahraga pagi dengan rute dari rumahku ke utara melewati jalur rel kereta api terus ke utara melewati pemukiman penduduk setelah melewati jalanan yang berliku dan naik turun sampailah sekarang aku di sebuah area persawahan yang begitu indah dikelilingi perbukitan di sisi utara dan barat sedangkan ketika melihat ke arah timur hanya hamparan pagi yang hijau yang tersaji didepan mata.

Kebiasaan baruku di kota ini adalah olah raga pagi yang hampir tidak pernah aku lakukan ketika berada di pulau permata dulu, entah kenapa sejak saat itu aku selalu bangun sebelum adzan subuh hingga membuat mamak wati pun terheran-heran aku bisa bangun dan ikut berjamaah sholat subuh di musholla dekat rumah. Saat itu adalah saat pertama kali aku mengalami dan bertemu “dengannya”, sesosok aki-aki tua dengan memakai blangkon berwana coklat dan memakai jarit yang menegurku saat aku bermain gitar.

Suaramu bagus le” ucap aki-aki tua itu

terima kasih mbah” balasku

Kemudian aki-aki itu mendekatiku dan mengusap kepalaku anehnya setelah itu aku tidak ingat apa apa lagi dan saat terbangun aku sudah berada di kamarku. Sayup sayup kudengar suara adzan subuh dengan segera aku bangun dan aneh kurasakan di kedua kakiku terasa sangat ringan ketika aku berjalan,

ah mungkin hanya perasaanku saja”batinku

Aku mengambil air wudhu kemudian membuka lemari pakaian mencari baju koko dan sarung setelah keduanya aku gunakan aku melangkah ke pintu depan dan membuka pintu, mamak yang mendengar suara pintu terbuka menengok dan terbengong melihat anaknya melangkah keluar rumah memakai baju koko dan sarung untuk sholat subuh dimasjid. Itulah kejadian yang membuatku sekarang rajin untuk berolahraga pagi.

Lari ya de” sapa seorang ibu-ibu yang melewatiku di tengah sawah

Aku tersadar dari lamunan dan membalas dengan tersenyum ke ibu itu yang kemudian berlalu meninggalkanku ditengah sawah ini, aku melihat jam tangan menunjukan pukul 06.00 dan segera aku berlari kembali kerumahku. Sesampainya dirumah kulihat waktu baru menunjukan pukul 06.05 berarti aku hanya menempuh waktu 5 menit saja untuk sampai kerumah, padahal aku yakin jarak antara area persawahan dengan rumahku lebih dari 5 km tapi kenapa hanya 5 menit waktu yang aku butuhkan untuk kembali kerumahku,, sebuah tanda tanya besar dalam benakku atas kejadian barusan yang aku alami.

Saat aku sarapan bareng mamak wati beliau bertanya kepadaku

Angg joging sampai mana tadi angg?”ucapnya

“sampai area persawahan disebelah utara mak” jawabku



“uhuk......uhuk yang bener aja kamu ang?”balas mamak wati sambil menahan tersedak karena jawabanku dan kemudian beliau mengambil air minum

“i iya mak emang Anggra sampe sana kok jogingnya” ucapku

“angg kamu kalo bercanda jangan kelewatan lah angg, area persawahan itu hampir 5km dari rumah kita lho ga mungkin kamu sampe situ, mamak tadi tau kamu berangkat jam 05.30 dan pulang sampe rumah jam 06.00 lebih sedikit khan,” ucapnya

“Emang kamu tidak istirahat disana angg?” lanjutnya

Aku yang mendengar penjelasan mamak wati jadi ikut tersedak makan ku

“uhuuukkk yang bener mak, masa sih 5 km” balasku

Padahal aku merasa tadi aku juga ada sekitar 15 menit menikmati pemandangan di sana sambil mengambil foto menggunakan hpku yang mempunyai bentuk seperti ketupat yang memanjang, hp yang sangat hits pada masa itu. Ahhh semakin membuat aku bingung aja nich...

Selesai makan pagi aku salim ke mamak wati dan bersiap-siap untuk berangkat sekolah menggunakan “sipit”.

Selama perjalanan berangkat sekolah kembali aku mengingat perkataan mamak wati dan kejadian-kejadian aneh yang aku alami akhir-akhir ini masuk dalam memory kepalaku mulai dari aku bertemu aki-aki yang mengusap kepalaku, kemudian kejadian ketika aku joging akhir-akhir ini dan juga kejadian waktu aku mencium punggung tangan Gesi waktu berkenalan kemarin membuat aku semakin pusing memikirkannya ditambah lagi pertemuanku “dengannya” waktu aku mendengar suara gamelan itu, peristiwa itu yang membuatku semakin bertanya-tanya ada apa dengan diriku ini kenapa waktu itu pemain gamelan itu seperti sangat hormat kepadaku,,,

“aaaahhhhhhhh” aku berteriak diatas motorku dan tanpa terasa ternyata aku sudah sampai di gerbang sekolahku

“lhoo kok sudah sampai” gumamku

Kulihat jam tanganku baru menunjukan jam 06.35 berarti aku Cuma 5 menit mengendarai “sipit” untuk sampai di sekolah, kembali aku merasa heran padahal tadi aku naik motor dengan kecepatan siput kenapa Cuma 5 menit...masih dalam keadaan bingung aku memarkirkan motorku ke tempat parkir siswa yang berada di disebelah kiri sekolahan, aku ga mau seperti kemarin gara-gara aku parkir di tempat parkir tamu “sipit” jadi kena getahnya dan aku harus mendorong sipit sampai ketemu bengkel terdekat, kalo aku ingat kejadian kemarin ada rasa dongkol tapi terselip rasa bahagia karena kejadian kemarin,,,



“kenapa motornya?” ucap seorang wanita ketika aku mengecek ban “sipit” waktu pulang sekolah kemarin

“ehh ga tau nich padahal tadi pagi ga bocor dan ga kempes tapi sekarang udah kempes semua” balasku sambil menoleh ke arah suara itu dan ternyata kak ratih berada di belakangku sambil menyunggingkan senyum manisnya

“itu ban ga bocor kok paling Cuma kempes aja biasa kerjaan pak didin tuch kalo liat ada motor siswa yang parkir diarea sini pasti dia kayagitu,” lanjutnya

“oh gitu ya” balasku sambil mendorong motorku keluar gerbang sekolah dan sesampainya digerbang kulihat pak didin sedang mengatur lalu lintas didepan sekolah kemudian beliau menyapaku

“kenapa motornya bro? Bocor ya hehehehehe...uppsss”setelah melontarkan kalimat itu kulihat pak didin seperti segan dan memalingkan mukanya padaku,

Aku yang merasa aneh menyadari ada seseorang dibelakangku dan kulihat kak Ratih masih berada di belakangku memandang ke pak didin sehingga aku tau apa yang membuat pak didin tadi merasa segan setelah mengatakan hal itu padaku, aku lanjutkan mendorong motorku sesuai omongan si Panji dan Edhyan, kalo bengkel terdekat disebelah timur sekolah berjarak 200m. Baru sekitar 10 meter aku berjalan sambil mendorong motor aku melewati kumpulan anak sekolah STM BERKKARYA yang memandangku sambil terbengong-bengong aku yang merasa ada yang aneh kemudian aku menoleh ke belakang dan astaga ternyata kak Ratih berjalan dibelakangku sambil membantuku mendorong motor makanya aku merasa kug motorku enteng sekali hari ini, setelah aku melewati gerombolan anak STM tadi aku menghentikan langkahku kemudian menstandar motorku dan menjulurkan tanganku ke kak ratih mengajak dia berkenalan, itulah momen yang paling membuat aku berdebar debar, seorang wanita yang sangat cantik dengan kulit putih bak pualam, tinggi semampai dan merupakan cewek idola disekolahanku berada didepanku yang entah dengan alasan apa, dia ikut membantuku mendorong motorku yang kempes, ga mungkin kalo dia pulang berjalan kaki atau ga mungkin pula kalo dia kebetulan searah denganku pulangnya, pasti ini karena kejadian tadi siang waktu dikantin yang aku mencuekinya, saat aku berjabat tangan dengan kak ratih kulihat trio PEA (PANJI, EDHYAN, ADIT) melewatiku dengan senyum yang entah dan sangat membangsatkan, bukannya membantuku mendorong motor mereka malah dengan sengaja seperti tidak mengenalku,,, aaahhh wedusss weduss. Akhirnya siang itu aku berkenalan dengan wanita yang membuatku terpesona dihari pertamaku sekolah.



“Pletak pletak pletak” aku merasakan tiga jitakan mengenai kepalaku dan membuatku tersadar dari lamunanku tentang kejadian hari pertamaku sekolah kemarin,

“ooo Wedus gemblung,,, isuk isuk neng parkiran dewe, prengas prenges dewe, ojo ojo koe kesambet setan parkiran yo hur?” (ooo kambing gila,,, pagi pagi diparkiran sendirian, ketawa-ketawa sendiri, jangan-jangan kamu kemasukan setan parkiran ya huur?) ucap Edhyan

“ehhh asem tenan teko teko malah jitak aku”
(ehhh asem sekali, datang datang malah jitak aku) ucapku

Yups walaupun aku lahir dan besar di pulau seberang aku juga bisa bahasa tanah kelahiran bapak ibuku ini, karena setiap hari aku diajari oleh bapak ibuku menggunakan bahasa itu sehingga aku fasih dan malahan aku juga bisa bahasa “krama alus” yang digunakan untuk berbicara dengan orang yang lebih tua sebagai tanda bahwa kita menghormatinya, ya walaupun hanya sedikit-sedikit tapi bisa laahh.

“cie cie cie yang kemarin habis ditemenin cewek cantik dorong motor” ucap Edhyan

“edan tenan koe hurr, nembe sedina mangkat sekolah cewek paling ayu neng sekolahan iki langsung klepek-klepek meng koe” (Gila bener kamu hurr, baru sehari berangkat sekolah cewek paling cantik disekolahan ini langsung klepek klepek ke kamu) lanjut Panji

“ah apa sich kalian ini hurr ada ada aja, yuk ke kelas” ajakku ke mereka semua

Saat keluar dari parkiran sekolah aku kembali berpapasan dengan kak Ratih dan yang tidak aku duga dia langsung berhenti dan menyalimku, ya menyalim berjabat tangan kemudian punggung tanganku ditempelkan dikeningnya,

“Selamat pagi Putra” ucapnya sambil menyunggingkan senyum yang sangat manis dibibir tipisnya itu

“ehh selamat pagi kak Ratih” balasku

Kedua temenku hanya terbengong melihat kejadian didepan mata mereka, seorang cewek idola sekolah yang terkenal sangat cuek dengan yang namanya laki-laki 2 hari ini terlihat 180 derajat didepan teman baru mereka, dia berubah menjadi manis dan sangat ramah tetapi hanya dengan satu orang laki-laki dia bersikap seperti itu.

“nanti istirahat pertama aku tunggu dikantin ya Putra” ucap kak Ratih

“i ya kak nanti aku kesitu kak”balasku

“tapi kamu sendiri ya jangan sama temen-temenmu ini” lanjut kak ratih sambil melirik ketiga temanku.

“ he ‘eh”dengan cepat aku mengangguk yang kemudian kak ratih pergi ke kelasnya dan aku lanjut berjalan masuk kelasku tapi aku merasa seperti berjalan sendiri dan ketika aku menoleh kebelakang ternyata temanku sudah tidak ada entah pergi kemana mereka dan ketika aku mencari mereka ternyata mereka ngumpet sengaja mengerjaiku...kampret kampret.

Sesampainya dikelas aku langsung duduk sebangku dengan panji, baru aku meletakan tas ku panji langsung menanyaiku

“Hurr kok bisa kak ratih jadi kayak gitu ma kamu?”

“ga tau lah aku hurr”
jawabku



“kak ratih tuh ga pernah bersikap kayagitu lho hurr” lanjutnya

“jangan-jangan kemarin kalian sudah....”sengaja menggantungkan ucapannya panji sambil memperagakan kedua tangannya seperti orang ciuman didepan mukaku

“Matamu hurr, ga lah ngawur aja kamu ini” ucapku sambil menepis tangannya

Tak berselang lama pelajarnpun dimulai dengan pelajaran Olah raga, kami segera berganti dengan kaos olahraga dan berbaris di lapangan sekolah, kulihat seragam olahragaku berbeda sendiri karena memang aku belum mendapatkan kaos olahraga sekolah ini sehingga pak Suryanto menegurku, dan kemudian beliau maklum karena aku anak pindahan.

Setelah berdoa dan mendapatkan intruksi dari pak Suryanto, kami bersama-sama menuju ke alun-alun kota ini yang hanya berjarak 50 meter disebelah barat sekolah ini. Sesampainya di alun-alun pak suryanto membagi dua kelompok besar untuk pelaksanaan kegiatan olahraga ini, kebetulan untuk pertemuan kali ini pak suryanto ingin mengetes kemampuan fisik kita dengan lari jarak menengah, kita diberikan waktu 12 menit untuk melakukan lari dengan jarak minimal yang ditempuh adalah 2km itu artinya minimal dalam 12 menit kami harus bisa mengelilingi alun-alun ini sebanyak 2x, dimulai dari rombongan cewek-cewek mulai mereka berbaris di lintasan lari

“bersedia, siaappp, yaaa” ucap pak suryanto sambil memencet tombol pada stopwatchnya

Kulihat Gesi berada dibarisan belakang dari kelompok wanita itu, para cowok berbisik-bisik seperti sedang asik mengamati, kemudian ada yang menyenggol lengannku ternyata Edhyan

“Huur pandeng kae Gesi Hurr, susune mantul mantul hurr” (Hurr lihat tuch Gesi Huur, Payudaranya mantul mantul hurr) bisik Edhyan.





GESI ASDA PUTRI

Seperti dikomando kami para cowo sedikit menjauh dari pak suryanto dan lebih merapat kesamping lintasan lari ketika melihat rombongan cewek-cewek akan melewati kami dan benar saja ketika cewek-cewek mulai melewati kami para cowok mulai tersenyum dan fokus pada arah yang sama ke dada para cewek yang lewat ke kami, kita seperti mendapatkan tontonan gratis dimasa-masa puber kami ini, aku hanya fokus ke Gesi yang ternyata dia sudah berada dibarisan terdepan, ya memang aku akui dada Gesi diatas rata-rata untuk cewek seumuran dia, Gesi seperti tersadar ketika aku melihatnya dan segera menutupi kedua dadanya dengan tangannya, aku pun merasa malu akan hal itu. Dari hasil cewek-cewek Gesi menempati urutan pertama dengan 4x putaran total waktu 15 menit, waow hasil yang sangat hebat untuk cewek seumuran kita, padahal yang lain hanya bisa 2x putaran saja itu dengan waktu 12 menitan.

Sekarang giliran kami para cowok untuk memulai lari, aku berada diurutan belakang dan setelah pak suryanto mengucapkan kata ya” langsung teman temanku yang lain berebut untuk maju terlebih dahulu, aku hanya santai saja memulai lari jarak menegah ini karena hanya cukup minimal 2 kali putaran saja pikirku, disaat sudah mempuh setengah dari lintasan alun alun kulihat teman temanku sudah tidak terlihat didepan sehingga aku mulai mempercepat lariku dan akhirnya 12 menit sudah dilalui dan betapa kagetnya aku setelah pak suryanto mengumumkan hasil dari kegiatan lari jarak menengah itu, beliau bilang aku mengelilingi 8x lintasan alun alun sehingga total jarak total yang aku tempuh mencapai 6,4km selama 12menit,,dan yang membuatku lebih heran lagi aku tidak merasakan kelelahan sedikitpun baik itu kaki maupun nafasku.

Setelah jam pelajaran olahraga selesai aku kembali mengikuti pelajaran selanjutnya sampai bel tanda waktu istirahat berbunyi, saat panji mengajakku untuk ke perpus aku menolak karena aku ingat janjiku tadi waktu ketemu kak ratih. Tetapi teman-temanku yang lain secepat kilat mengintrogasiku tentang kejadian waktu kegiatan olahraga tadi, aku jadi tidak bisa pergi dan dengan terpaksa aku meladeni obrolan teman-temanku.

“Hufttt... akhirnya bisa keluar kelas juga” batinku sambil segera menuju ke kantin sekolah.

Kulihat kak ratih sudah menungguku di depan kantin sekolah tempat pertama kali kita bertemu, seorang wanita yang telah membuatku jatuh cinta untuk pertama kalinya.





RATIH PRAMESWARI

“Hai kak ratih, udah lama nunggu ya kak”ucapku sambil aku duduk di bangku depannya

“Eh Put belum kok, nich minum put” diserahkannya susu kotak rasa coklat kepadaku

Aku memandang heran ke kak ratih bagaimana dia bisa tau minuman kesukaanku, ya lucu memang seorang cowok kelas XI SMA masih meminum susu kotak, tapi memang itulah minuman kesukaanku...minuman yang mengingatkanku pada seorang wanita yang membuatku merasakan kesedihan yang luar biasa.

“ehh makasih kak, kakak minum susu kotak juga pow kak”tanyaku

“iya nich rasa stroberi, yang coklat buat kamu,, kamu masih suka susu kotak khan?”ucap kak ratih

“iya kak, bagaimana kakak tau aku suka susu kotak, padahal kita khan lagi pertama ketemu hari kemarin?”” tanyaku

Kulihat kak ratih memejamkan mata sebentar sambil menarik nafas panjang yang kemudian ketika dia membuka mata kulihat pupil mata kak ratih merubah agak kebiruan dan seketika itu pula aura disekitarku menjadi sangat mendamaikan dan kurasakan hembusan angin dibelakang tengkukku yg membuatku merinding.

“Put, kamu masih ingat dengan kejadian dimana seorang anak kecil menangis di bandara sekitar 13th yang silam”ucapnya



Aku membelalakan mataku serasa tak percaya kak ratih mengucapkan hal itu kepadaku, kejadian yang membuat aku begitu menyukai susu kotak, pada saat itu aku bersama kedua orangtuaku tiba di bandara kota pelajar untuk mengunjungi kakek nenekku di kota ini, pas keluar dari terminal kedatangan domestik bapakku ijin untuk ke toilet sebentar, mamak dan aku menunggu sebentar didepan stan makanan untuk membeli cemilan, saat mamak Wati sedang membeli aku melihat seorang anak kecil bermain dengan balonnya dia terlihat begitu senang dan bahagia kemudian tanpa sadar aku mendekati perempuan kecil itu dan ikut bermain balon dengannya, saking asiknya main aku jadi terpisah dengan mamakku dan ketika sadar kalo aq terpisah dengan mamak aku mulai menangis, perempuan kecil itu kemudian memberikanku susu kotak rasa coklat kemudian aku diajak ke orang tuanya sambil menunggu bapak dan mamakku mencari, tak berselang lama kulihat mamak Wati berlari ke arahku dan segera memelukku, terlihat mamak Wati begitu khawatir kepadaku. Aku melihat bapak dan ayah dari perempuan kecil tadi sedang berbincang dan sepertinya mereka sudah kenal akrab.

“enak ga susu kotaknya?”ucap gadis itu

“iya enak banget”balasku. Karena memang aq jarang sekali minum susu kotak ketika dipulau seberang.

“Aku kalo lagi sedih suka minum susu kotak, bisa bikin sedihku hilang,,, coba deh kamu minum susu kotak kalo kamu sedih pasti sedihnya ilang”lanjutnya

“oh iya nama aku ai, nama kamu siapa”?

“aku putra”
balasku

Kemudian kami bercanda bersama sampai sebuah mobil berhenti didepan kami untuk menjemput keluargaku , aku berjanji kepada ai akan segera menemuinya lagi dan kedua orang tuaku hanya tersenyum melihat tingkahku saat itu.



“Putra....”ucap kak Ratih membuyarkan kenanganku tentang kejadian itu

“jadi kak ratih adalah Ai?”tanyaku seakan tak percaya

Kak ratih hanya tersenyum menanggapi keterkejutanku atas hal ini

“tapi bagaimana kakak tau kalo aku sekolah disini, kita khan .....”ucapku tertahan tidak mampu melanjutkan kata-kataku karena kulihat kak ratih meneteskan air mata didepanku

“kak kenapa kakak menangis?” tanyaku

“gpp put aku hanya bahagia bisa ketemu kamu lagi, 10 tahun aku terus mencari informasi tentangmu dan keluargamu, aku tanya ke ayah bunda pun aku tidak mendapatkan informasi apapun, sejak kita lostcontact aku sedih put, aku kehilangan teman, sahabat dan....”jelas kak Ratih tetapi dia tidak melanjutkan omongannya

“dan apa kak?”tanyaku heran

Kulihat kak ratih menundukan kepalanya sambil berucap

“cinta pertamaku”ucapnya lirih, sangat lirih tapi aku masih bisa mendengarnya..

Ketika aku mau memegang tangan kak ratih ku dengar bel tanda masuk sekolah telah berbunyi seketika itu juga kak ratih bangkit dan meninggalkanku yang masih bingung dengan apa yang terjadi.

Aku berjalan gontai menuju kelas XI IPA III masih belum percaya dengan apa yang tadi aku dengar, wanita yang cantik, pintar, baik mengucapkan hal itu kepadaku.

“masa sih kak ratih mencintaiku?, itu khan perasaan kak ratih dulu waktu kita masih kecil”batinku

“ga mungkin lah kak ratih sekarang masih memiliki rasa itu, tapi dari sikap dia mulai dari pertama kita bertemu, kemudian saat kemarin “sipit” ban nya kempes dan tadi waktu di kantin. Tatapan matanya menunjukan bahwa kak ratih masih memendam rasa itu untukku”gumamku

“Ge er sekali kamu Anggra dipta saputra, masih banyak cowok yang lebih segalanya dari kamu, tapi kalo cinta sudah bicara dunia seakan milik berdua”sambil bergumam aku senyum-senyum sendiri

“buuuggghhhhh”

“adudududuuhhhhh”
erangku menahan sakit akibat benturan di bokongku karenaa aku jatuh terduduk.

Dengan cepat aku mendongakkan kepala dan terlihat wanita yang anggun kepala sekolah SMA N 1 KABUMIAN “ndeprok” sambil memegangi bokongnya yang membulat dibalut rok panjang seragam kerjanya




Dra. OKTA ARDAWATI, M.Pd

“Maaf maaf bu saya ga lihat ada ibu didepan saya” ucapku sambil membantu beliau untuk berdiri

“Putra ikut keruangan ibu sebentar” ucap beliau tanpa melihatku beliau bangkit dan melangkah keruangannya

“tapi bu saya ada pelajaran” ucapku

Beliau langsung berbalik dan menatapku tajam tanpa berkata apa apa dan kulihat ada sinar kekuningan yang muncul dari matanya yang seketika menghilang saat beliau mengerdipkan mata, beliau langsung berbalik dan melanjutkan jalannya.

Aku yang melihat itu semua seperti tersihir untuk segera mengikuti langkahnya ke ruang kepala sekolah, aneh memang kenapa kakiku seperti melangkah sendiri mengikuti beliau seperti kerbau dicucuk hidungnya, selama jalan di belakang beliau mataku tidak terlepas dari bemper bulat yang bergoyang goyang mengikuti symphony yang tercipta dari langkah kaki beliau

“ouuhhh indahnya ciptaanmu ya Tuhan”batinku

“kanan,,,,kiri,,,kanan,,,,,kiri,,,kanan, kiiiii ehh kok berhenti”gumamku dan aku pun ikut berhenti mengikuti beliau

Kulihat beliau sudah menatapku tajam sambil menyilangkan kedua tangannya didepan dadanya membuat dua buah bukit itu semakin membusung, dan tanpa berkata-kata beliau melanjutkan langkah beliau. Sesampainya di ruang kepala sekolah beliau duduk di sofa tamu seperti waktu pertama aku kesekolah ini.

“Put duduk sini disamping ibu” ucapnya sambil menepuk sofa disampingnya

“i iyaaa bu” ucapku malu malu

Setelah aku duduk disampingnya terasa sekali harum parfumnya yang begitu lembut, membuat sang inti menggeliat dari tidur siangnya...aku yang merasakan itu menempatkan tanganku untuk menutupinya agar bu Okta tidak melihatnya, tidak lucu kalo bu Okta sampai tau ada yang menggembung di celanaku.

“bagaimana sekolahmu put, bisa mengikuti khan?”ucap bu okta mengawali pembicaraan ini

“iya bu bisa”jawabku seadanya karena masih grogi berdekatan dengan bu okta

“kemarin pak djarot sudah laporan ke ibu kamu bisa mengikuti pelajaran matematika dengan baik dan malah pak Djarot mengusulkan sesuatu pada ibu”ucapnya

“mengusulkan apa bu” ucapku sambil menoleh ke beliau

Lama sekali bu okta tidak menjawab pertanyaanku, mata kamu saling memandang tanpa berkedip pelan-pelan kurasakan sang inti dibawah semakin menggeliat sehingga membuat posisinya terselip tidak pas dengan posisi seharusnya dan reflek tanganku membetulkan posisinya.

cupppppp........”bu okta mengecup lembut bibirku kemudian melepasnya dan kulihat matanya menjadi sayu dengan bibir sedikit membuka, bibir merah yang dipoles lipstik untuk mempertegas garis bibirnya yang sensual, kulihat bu okta kembali memajukan bibirnya dan kusambut dengan bibirku,,,hemmm manis kurasakan ketika kedua bibir kami saling bertemu dan melumat dengan lembut seperti mengikuti alunan irama tanpa nada kedua bibir kami saling membelit, lidah kami saling beradu dan saat lumatan demi lumatan itu berlangsung kurasakan sebuah hawa hangat masuk kedalam tenggorokan kemudian mengalir kedada dan didada hawa hangat itu seperti berputar-putar membuat nafasku semakin menggebu tak berapa lama kurasakan hawa hangat itu kembali bergerak , kali ini hawa hangat itu berpencar ke lima arah berbeda didalam tubuhku dan kurasakan kedua tanganku sudah teraliri hawa hangat itu yang membuat tanganku secara reflek mendekap pinggang bu Okta dan kemudian mengelus bokongnya yang membulat itu

ehhhhmmmppppphh”lenguh bu okta ketika tanganku meremas kedua bokongnya

Hawa hangat yang berada didalam tubuhku seperti semakin membesar dan yang kurasakan hawa hangat itu juga mengalir ke “sanginti” yang kurasakan semakin membuatnya menegang dan memperlihatkan tonjolan yang sangat besar di selangkanganku. Kurasakan ada sesuatu yang membelai lembut “sanginti” ketika aku melirik ternyata tangan bu Okta sudah berada di tonjolan celanaku mengelus-elus “sanginti” dari luar celanaku

“ehmmmmpphhhh”lenguhku merasakan belaian lembut tangan bu okta pada sang inti

Dan dua hawa hangat yang lain kurasakan menuju ke kedua kakiku tapi tanpa diduga saat kedua kaki menuju ke lututku kurasakan ada benturan hawa hangat lain yang membuat kakiku reflek menendang ke depan dan membentur meja yang ada di depanku membuat kaget bu Okta dan kemudian melepaskan ciuman kami berdua.

“kenapa Put?”tanya bu Okta

“mmmm itu bu tadi ada semut”ucapku seadanya

“hihihi, kamu lucu put”ucap bu okta

Kulihat tidak ada penyesalan diwajah bu okta dan justru terlihat wajah yang sumringah setelah apa yang terjadi pada kami tadi, sebuah kejadian yang diluar dugaanku seorang kepala sekolah yang begitu cantik dan anggun berciuman dengan muridnya di dalam ruang kepala sekolah,,,

“kamu kaget ya kenapa tadi ibu mencium kamu” ucapnya

“eee itu anuuu iya buu, kenapa tadi kita bisa ciuman bu?”balasku

“heheh kamu mirip sekali dengan dia put?”ucapku

“dia...dia siapa bu?”tanyaku

“SAPUTRA DWI LAKSANA”jawabnya

Aku yang mendengar jawaban ibu Okta tercekat seakan tak percaya kenapa bu Okta tau nama itu dan sepertinya mereka sangat mengenal karena tadi bu okta bilang aku sangat mirip dengannya.

“iya Bapakmu put, Mas Saputra seorang lelaki yang sangat baik, ingin melindungi semua orang yang dia sayangi, setiap orang didekatnya ada masalah dia lah sosok yang pertama kali akan menghadapi masalah itu, tanpa pamrih hanya keikhlasan dari semua tindakannya dan itulah yang membuat ibu sampai seperti ini”jelasnya

“Maksud ibu?”tanyaku

“karena kejadian saat itulah ibu mulai mengenal ayahmu, saat itu sekitar 20 tahun yang lalu ketika ibu masih begitu muda dan saat itu ibu menjadi salah satu primadona di kota ini, banyak laki-laki yang begitu tertarik padaku hampir setiap hari pasti ada saja lelaki yang bertamu kerumahku mulai dari anak SMA hingga pejabat pemerintahan kota ini, banyak alasan mereka mulai dari ingin kenalan denganku, hingga ada yang dengan terang-terangan ingin melamarku tetapi romo selalu beralasan bahwa ibu saat itu masih terlalu muda untuk menikah , ya memang saat itu ibu masih kelas 3 SMA dan romo ingin ibu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hingga suatu hari bupati dari kota Parwirorejo datang kerumah membawa rombongan dan seserahan yang sangat banyak pada saat itu dan ingin melamarku untuk dijodohkan dengan anaknya yang bernama Raden Joyo Sumpeno, tetapi dengan halus romo kembali menolaknya sehingga membuat bupati itu murka karena menganggap telah mempermalukannya dihadapan orang-orang yang ada saat itu dan tanpa romo sadari ternyata mas Joyo pun sangat mendendam dan ingin sekali memilikiku.” Jelas bu Okta

“kemudian saat ibu pulang sekolah hari berikutnya, kebetulan hari itu ibu ada kegiatan ekstrakulikuler sehingga membuat ibu harus pulang sekolah sore hari dan kebetulan teman-teman ibu yang searah dengan ibu pun sudah pulang semua sehinggga ibu sendirian pulangnya ketika ibu melewati sebuah area persawahan yang berada disebelah selatan saat itu hari sudah mulai gelap ibu mengayuh sepeda ibu dengan segera agar lebih cepat tapi tanpa ibu sadari ternyata disitu ibu sudah di hadang oleh segerombolan pemuda yang ibu tidak tau siapa mereka, ibu dibawa ke sebuah pondok pondok di area persawahan tersebut dan ternyata disitu sudah ada mas Joyo sumpeno, barulah ibu tau bahwa mereka orang suruhan mas joyo, mereka memegangi kedua tangan dan kaki ibu dan ibu ditelentangkan di pondok itu dengan cepat mas joyo merobek pakaian yang ibu kenakan, ibu sempat berontak dengan menggigit tangan yang menutup mulut ibu dan kemudian ibu minta tolong tapi dengan segera juga mereka kembali membekap mulut ibu, saat ibu sudah pasrah dengan posisi mas joyo sudah siap untuk memperkosaku ibu pingsan karena tidak kuasa menahan itu semua hingga tersadar ternyata ibu sudah berada di dalam kamar ibu dan pakaian ibu sudah diganti”lanjutnya

Sejenak bu Okta terlihat menghela nafas kemudian ketika akan melanjutkan ceritanya terdengar bunyi bel yang menandakan pergantian jam sehingga menyadarkanku bahwa aku masih disekolahan dan harusnya aku masuk di pelajaran Kimia,

“kenapa kamu mau masuk ke kelas ya”ucap bu Okta

“iya bu”jawabku

“pelajaran apa sekarang kamu put?”tanya bu okta

“Kimia dan Mulok bu”

“owh nanti ibu yang bilang ke bu Nita kamu ijin tidak mengikuti pelajaran Kimia, nanti setelah jam berikutnya kamu boleh kembali ke kelas masih ada sesuatu yang akan ibu beritahu ke kamu”
ucap bu Okta

“Baik Bu, jadi bagaimana lanjutannya cerita tadi bu” tanyaku

“ya intinya itulah momen ibu kenal ddengan ayahmu put, dan mulai saat itulah ibu merasakan suatu perasaan yang belum pernah ibu rasakan tapi sayangnya rasa itu harus ibu pendam karena mas Saputra ternyata sudah memiliki tambatan hati lain” ucap bu Okta

“wah jadi ibu patah hati dong sama bapak”ledekku

“iya awal-awalnya put, tapi seiring berjalan waktu ibu menyadari bahwa sekeras apapun ibu berusaha mendapatkan cinta bapakmu ibu tidak akan bisa melawan takdir yang sudah digariskan sehingga ibu berpikir dengan hanya mengenal bapakmu saja ibu sudah bahagia kok put”ucapnya

Kulihat bu okta menyeka air mata yang menetes di pipinya

“gitu ya bu, maafin saya bu sudah membuat ibu menitikan air mata”ucapku

“gpp kok put, ibu saja yang tidak bisa menahan keinginan itu tadi sehingga ibu mencium kamu dan memang cepat atau lambat kita pasti akan berciuman bibir seperti tadi, jika tidak hari ini mungkin besok atau lusa karena ibu hanya bertugas sebagai “kunci” untuk membuka simpul takdir dari sang pewaris”jelasnya

“saya tidak mengerti apa maksud ibu”ucapku

“nanti kamu akan mengerti dengan sendirinya put dan ingat semua kekuatan yang kamu miliki, semua kelebihan yang ada pada dirimu jangan membuatmu menjadi sosok yang adigang adigung adiguna, paham maksud ibu?”jelas bu Okta

“sedikit paham bu”ucapku

“kekuatan dan kelebihan yang ada pada dirimu jangan sampai membuat dirimu menjadi sombong jangan pernah beranggapan “ojo dumeh” karena sifat itu sangat dibenci oleh sang kuasa”lanjut bu Okta

“dan satu lagi, kamu nanti jangan heran kalo akan banyak hal-hal yang diluar nalar yang kamu hadapi karena itulah takdir dari sang pewaris dan semoga mas Saputra sudah mempersiapkanmu untuk semua itu” ucap bu Okta

“ii iiiya bu”jawabku walaupun aku masih bingung dengan apa yang diucapkan bu okta

“dan bu dari tadi ibu bilang “Sang pewaris” maksudnya apa ya bu?”tanyaku

Tetapi sebelum bu Okta menjawab pertanyaanku bel tanda pergantian jam berbunyi sehingga bu okta menyuruhku kembali ke kelasku.

Sesampainya didalam kelas aku kembali mengikuti pelajaran Mulok yang mengajarkan bahasa asli dari kota ini, setelah mengikuti sebentar ternyata bahasa krama alus yang aku dapatkan selama ini hanya kulitnya saja masih banyak hal yang belum aku ketahui tentang bahasa daerah ini, sehingga aku sangat memperhatikan setiap penjelasan dan ucapan dari bu Ningsih. Ternyata struktur bahasa daerah di negeri ini sungguh beragam ada bermacam-macam tingkatan, sebagai contoh ketika kita ngobrol dengan sesama teman kita menggunakan bahasa “ngoko” atau bahasa sehari-hari tapi ketika kita bicara dengan orang yang lebih tua kita tidak boleh menggunakan bahasa “ngoko” karena dianggap tidak sopan dan harus menggunakan bahasa “krama alus” untuk menunjukan kalo kita menghormati lawan bicara kita, bahkan jika lebih sopan lagi kita harus menggunakan “Krama Inggil”. aku yang kurang paham, banyak bertanya kepada bu ningsih tentang bahasa daerah ini dan bu ningsih sangat senang dengan keaktifanku dalam pembelajaran ini sampai-sampai aku meminta no hp bu Ningsih jikalau sewaktu-waktu aku mau bertanya kepada beliau tentang struktur bahasa daerah ini.

Waktu istirahat kedua teman-temanku mengajakku ke perpus untuk membaca buku dan aku mengiyakan ajakan mereka karena disamping aku ingin mendaftar menjadi anggota perpus aku juga ingin mencari buku tentang bahasa daerah sehingga aku bisa cepat menguasai struktur bahasa daerah ini. Sesampainya di perpus terlihat sudah banyak siswa yang membaca buku, ada yang dikursi ada yang di bawah rak buku yang berjajar dan saat aku masuk aku melihat sesosok wanita cantik yang selama 2 hari ini menghantui pikiranku, ya itu ada kak ratih sedang mencari buku dan sepertinya dia tidak menyadari kehadiranku

“hai ai, lagi cari buku apa?”bisikku didekat telinga kak ratih, sengaja aku memanggilnya ai

“ehhh pu putt....traa”jawabnya tergagap karena kaget dan tak percaya aku sudah berada dibelakangnya

“i ini put buku tentang bahasa daerah, aku suka dengan bahasa daerah karena menunjukan sopan santun ketika kita bicara dengan seseorang” lanjutnya

“ehh kug bisa, aku kesini juga mau nyari buku bahasa daerah soalnya aku di provinsi seberang tidak diajarkan bahasa daerah, jadi aku pengen belajar”ucapku

“jadi kamu bisa dong ngajari aku bahasa daerah ai?”tanyaku lagi

“ehhmmmm gimana ya, sebenernya aku juga lagi belajar put soalnya bopo menyuruhku mempelajari itu untuk melestarikan budaya daerah kita dan menunjukan tata krama sebagai orang sini”ucapnya

“ok deh nanti aku minta ajari kamu aja ya ai, eh kamu punya nomor hape ga ai aku minta ya biar kita komunikasi lagi, aku ga mau kehilangan kamu untuk kedua kalinya ai? ucapku

“puuttraaaaa”ucapnya sambil menutupkan mulutnya seakan terkejut dengan apa yang aku ucapkan barusan.

“mana nomor hp kamu?”tanyaku

“eh iya 08**********” dia menyebutkkan nomor kartu remi

“wah kebetulan nich aku juga pake no dari kartu remi jadi kita bisa smsan sepuasnya dong ai” ucapku

“hee eeh put”angguknya semangatt

Setelah itu kami larut dalam bacaan kita masing masing sambil duduk dilorong rak buku sambil berdampingan sampai sampi kurasakan ada sesuatu yang mengenai kepalaku dan aku menegok ke arah datangnya benda itu terlihat Edhyan, Panji dan Adit sedang mengintipku bareng kak Ratih.

Ketika aku melihat mereka Edhyan kemudian memperagakan memeluk panji dan ingin menciumnya sambil tertawa kepadaku, aku yang tau maksud mereka hanya melotot ke arah mereka, dikiranya aku dan ratih sudah jadian sehingga mereka menyuruhku untuk mencium ratih disitu. “Dasar wong edan kabeh”(Dasar orang gila semua).

Aku bersiap-siap mengeluarkan “sipit”dari parkiran dan berhenti didepan gerbang menunggu seseorang yang tadi berjanji akan aku antarkan pulang kerumahnya, yaps tadi sebelum kembali ke kelas aku sempat menawarkan ke Ratih untuk mengantarkannya pulang dan dia menyetujuinya,

Ehh Huurr ngopo koe mandek neng kene gawe liyane angel metu wae” (Ehh Hurr ngapain kamu berhenti disini bikin yang lain susah keluar saja) Ucap Pak Didin

walaah ngapunten pak didin niki kulo saweg nenggo bidadari kulo sik ayu dewe” (waaalaahh Maaf pak didin, ini saya sedang menunggu bidadariku yang cantik sekali) ucapku

ojo ngomong kowe arep ngeterke mba ratih bali ngomah” (jangan bilang kalo kamu mau mengantark kak ratih pulang kerumah) ucap pak didin

hehehe ngertos wae niki pak didin” (hehehe tau aja ini pak didin) balasku sambil tersenyum kuda dan memainkan kedua alisku

oooo dasar bandot peyot, lagi rong ndino sekolah wis wani nggawa mba ratih, perlu di smackdown disik ki bocah siji” ( oooo dasar kambing jantan peyot, baru 2 hari sekolah sudah berani bawa mba ratih, perlu di smackdown dulu ini anak satu) ucap pak didin sambil melingkarkan tangannya ke leherku tapi hanya untuk bercanda

Dan ketika aku ngobrol dengan pak didin kak ratih datang menghampiri kami yang berada di depan gerbang kulihat di tergopoh-gopoh seperti habis lari dan kulihat dia tidak membawa tas.

“hoooohh hooohh hoohh Put maaf ya, sepertinya hari ini Ai ga jadi diantar kamu dech soalnya tadi mendadak bu Nita pembina Osis memanggilku untuk rapat persiapan pemilihan ketua osis baru, ini juga aku ijin keluar sebentar karena ingat kalo ai janji mau dianter kamu pulang” ucapnya sambil mengatur nafas

“ehhh Ga papa ai, santai aja dong ga usah panik gitu. Emang sampai jam berapa kamu rapatnya ai, terus nanti kamu pulangnya bagaimana?aku tunggu kamu selesai rapat aja ya ai,?”ucapku

“ga usah put, ai juga belum tau rapat osis ini sampai jam berapa soalnya banyak yang harus dibahas, nanti aku pulangnya minta jemput bopo aja put, kamu pulang dulu aja ya, nanti kalo kesorean kamu dicari mamak kamu lagi” ucapnya

“yaudah kalo gitu aku pulang dulu ya ai”ucapku sambil mengulurkan tangan

“iya hati-hati dijalan ya jangan ngebut-ngebut” ucapnya sambil menjabat tanganku dan menyalimnya

Pak didin yang melihat itu semua melongo seakan tak percaya apa yang dilihatnya seorang anak baru yang baru 2 hari masuk sekolah sudah bisa dekat dengan mayoret utama sekolahan ini sekaligus ketua osis dan idola semua laki-laki disini, kemudian aku memperhatikan ketika kak ratih berlari kedalam sekolah terlihat rambut panjangnya bergoyang terkena angin dan bokongnya yang mulai sekal turun naik menikuti irama kakinya.

“pletak heeehhh kucing garong, koe nganggo pelet apa nganti mba ratih bisa salim karo koe” (Pletak heeeh kucing garong, kamu pake pelet apa sampai mba ratih bisa salim sama kamu) ucap pak didin sambil menjitak kepalaku

“mboten pareng ngagem pelet pak, sik alami mawon, nek katresnan sampun mlebet teng njero ati dunyo niku rosone koyo duweke dewe, liyone mung ngontrak hahahaha” didin (Ga boleh pake pelet pak, yang alami saja, ketika cinta sudah masuk kedalam hati, dunia serasa milik berdua, yang lain ngontrak hahahah) balasku sambil menarik gas “sipit”menjauhi pak Didin

Sesampai dirumah kulihat ada beberapa mobil yang sedang terparkir di depan rumahku dan terlihat beberapa orang pria berpakaian serba hitam menjaga di sekeliling rumahku. Kulihat mamak sedang berbincang dengan seorang kakek tua yang tidak kukenal tetapi sepertinya mamak sangat mengenal kakek tua itu dan mamak juga terlihat sangat menghormati kakek tua itu, bersama mereka juga ada 2 wanita muda yang cantik dan sepertinya mereka juga saling mengenal satu sama yang lain.

“Sugeng siang mak”Ucapku (Selamat Siang mak)

Mamak yang mendengar ucapanku barusan sedikit terkejut karena aku tidak pernah menggunakan bahasa Krama Alus ketika bicara dengan mamak.

“Angg sudah pulang, dah pinter kromo alus nich Anggra”ucap mamakku

Aku tidak menjawab mamakku tapi langsung menyalim mereka yang ada disitu mulai dari kakek tua kemudian mamak dan kedua wanita muda setelah itu aku masuk kedalam kamar untuk berganti pakaian. Saat aku berada dikamar kembali aku teringat dengan wajah kakek tua itu, sepertinya aku pernah bertemu dengan kakek tua itu tapi dimana ya?

“Siapa gerangan kakek tua itu, aku seperti tidak asing dengan beliau”gumamku

“Apa aku keluar dan ikut bergabung dengan mereka, tapi nanti aku dikira ga sopan mau ikut campur urusan orang tua”lanjutku

Saat aku sedang asik dalam pikiranku ku dengar suara mamak wati memanggilku, segera aku menuju ke sumber suara itu, kulihat mamak wati duduk sendiri di pendopo, ternyata tamu yang tadi sudah pergi semua.

“Sini duduk angg?”ucap mamak wati

“injih mak” balasku seraya duduk di samping mamak wati

“Lagi 2 hari kamu sekolah disini dan bahasa krama mu sudah bagus ya angg”ucap mamak wati

“ah kulo njeh teseh belajar kok mak, wong wau trng sekolah wonten pelajaran bahasa daerah trus anggra seneng dadose anggra wau ngampil buku bahasa daerah teng perpus mak” (ah saya juga masih belajar kok mak, tadi di sekolah ada pelajaran bahasa daerah trus anggra suka jadi anggra tadi pinjam buku bahasa daerah di perpus mak) jawabku

“Baguslah kalo kamu suka bahasa daerah angg,”ucap mamak

“emmm mak,,, wau tamu saking pundi mak??” (emm mak,,, tadi tamu dari mana mak) tanyaku

“itu tadi mbah Kromo mau mencarikan kost-kostan untuk kedua putrinya ang kebetulan beliau teman dekat dari kakekmu dulu”ucap mamakku

“Oh dados gadis siik teng samping wau putunipun mbah Kromo njeh mak, tapi kok kadose kulo niku mboten asing kaliyan mbah mbah sik wau niku njeh mak” (oh jadi perempuan yang disamping tadi itu cucunya mbah Kromo ya mak, tapi kok sepertinya saya itu tidak asing dengan kakek kakek yang tadi itu ya mak) jawabku

“kamu pernah ketemu mbah Kromo angg?” tanya mamak dengan sedikit nada terkejut

“anggra juga lupa ketemu dimana mak Cuma sepertinya anggra pernah ketemu sama mbah mbah tadi”ucapku

“sepertinya takdirmu akan segera dimulai angg, dan jika takdirmu memang tidak dapat dihindari lagi mamak ga mau luka lama itu kembali terjadi”ucap mamakku

“takdirku??maksud mamak apa mak, kok kata kata mamak seperti ucapan bu okta tadi siang sewaktu di sekolah mak”tanyaku

“Okta sudah menemui kamu angg?trus kamu sudah dicium oleh bu okta?apa yang kamu rasakan setelah dicium bu okta”selidik mamak wati

“Eeehhh mamak kug tau”balasku malu karena ketahuan mamak apa yang aku lakukan dengan bu okta tadi siang disekolah

“tidak kusangka Okta akan secepat ini melakukan hal itu ke kamu, udah jawab aja apa yang mamak tanyakan”ucap mamakku

“iya mak tadi aku dipanggil sama bu okta untuk ikut keruangan beliau dan saat didalam ruangan bu okta menciumku dan kurasakan ada aliran hawa hangat yang masuk kedalam tubuhku mak, saat hawa itu masuk ke tangan secara reflek tanganku langsung meremas pantat bu okta, dan ada juga hawa panas yang mengalir ke sang inti dan membuat intiku jadi bangun tapi yang aku herankan ketika hawa itu mau mengalir ke kakiku seperti terjadi benturan di dengkulku dan hawa itu kembali keluar lewat bibirku, setelah itu kemudian bu okta cerita tentang bapak mak dan membicarakan tentang “sang kunci” juga bilang tentang takdirku disini...aku kok semakin bingung ya mak”jelasku ke mamak

“Kamu jangan berpikir bu okta sebagai wanita murahan, semua yang dia lakukan ke kamu adalah bagian dari takdir “sang kunci” untuk menyiapkan rangkaian takdir dari “sang pewaris””ucap mamakku

“aduuhhh maakk aku jadi semakin bingung denger penjelasan mamak ini makkk”ucapku

“kamu akan segera mengerti akan takdirmu disini anakku”ucap mamak sambil memelukku



____^^^^ Bersambung ^^^^____



# takdir adalah sebuah misteri illahi, semua peristiwa yang kita alami hanya sebuah kunci untuk membuka simpul-simpul takdir yang masih tertutup, selalu ingatlah kepada “sang kunci” yang bertugas untuk membuka simpul takdir kita yang sering kita lupakan dan sering kita tidak menyadari kehadirannya. Walau kadang ketika satu simpul takdir terbuka akan juga membuka kembali lembaran lembaran luka lama, percayalah bahwa lembaran baru itu akan menutup dan menggantikan luka lama dengan sebuah kenyataan takdir yang indah. _LittleAnt_
 
Lembaran 2 dari Sang pewaris telah terbuka, selamat membaca suhu semua...

Nubie tetap masih menunggu kritik dan saran dari para suhu semua untuk berkembangnya cerita ini ke depan
Kalau saya sebagai warga semprot penikmat cerita bernuansa masa lalu dan bernuansa ilmu kanuragan sangat senang dengan hadirnya cerita2 seperti ini suhu...ditunggu update nya kembali suhu dan tetap semangat jangan sampai kalau nanti ada OOT yang protes di diemin aja suhu...mereka ga bakalan mengerti betapa susahnya membuat sebuah cerita apalagi cerbung...ngebayangin nya aja ane udah puyeng..cukup menikmati dan komen yang baik2 ajalah kalau ane...tetap semangat suhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd