Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Saskia Istri yang Menggoda

Status
Please reply by conversation.
Bagian 2 : Majikan dan Bawahan

Mataku terpejam menikmati hasrat birahiku. Jariku tidak ada hentinya aku kocokan ke dalam lubang vaginaku dan memilin pelan putingku yang sudah mengeras dengan tangan lainnya.

“Aahh sayang.. sayang.. ahh..”

Desahanku semakin jelas terdengar keluar dari mulutku seolah melupakan dunia di sampingku. Bayangan keperkasaan suamiku terbayang-bayang di benakku.

Hasrat birahiku meningkat seolah-olah aku menuju klimaks orgasme. Tubuhku menegang dengan semakin cepat aku pijat perlahan klistorisku dengan jempol dan telunjuk sementara jari tengah yang keluar masuk di dalam tubuhku.

“Alex.. sayang.. aahh..”

Tubuhku bergetar menahan kenikmatan ini. Semakin panas, seolah-olah tubuhku ingin meleleh merasakan kenikmatan yang belum aku terima dari suamiku dalam beberapa hari.

Suara jejak kaki dan nafas tersenggal aku tidak pedulikan apapun di sekitarku. Sekarang aku hanya menikmati masturbasiku sampai aku pada puncaknya. Namun…

“Aahh.. sayang.. masukin.. ahh, EHH?”

Mata terbuka lebar melihat apa yang terjadi di depanku. Kita saling bertukar padang dan tidak bergerak sedikitpun. Seolah-olah pikiranku kosong dan membiarkan tubuhku bermasturbasi dengan sendirinya.

“Ah, Pak Jono keluar!”

Teriakanku yang memekakan telinga. Tubuhku langsung lemas dan kehilangan tenaga dan menjatuhkan diriku di atas genangan air. Dengan kesadaran terakhirku aku menutup dada dan tubuh bawahku dengan tangan yang mustahil menutupi ketelanjanganku.

“Aduh maaf Bu, ada Pak RT dibawah.”

“Hah, iya keluar dulu Pak Jono.”

Ucapan terakhir kali dan bersamaan itu pula Pak Jono meninggalkanku diriku. Baru saja tubuhku telanjangku dilihat oleh Pak Jono, sungguh memalukan. Apa yang akan terjadi nanti?”

Segera aku mematikan shower dan menutup pintu kamarku yang terbuka, kenapa aku membiarkan ini terjadi. Ditambah ucapan Pak Jono yang mengatakan ada Pak RT dibawah membuatku kembali sadar dan segera memakai pakaian.

Pilihanku pakaianku terbatas. Aku tidak membawa cukup banyak pilihan pakaian yang dapat digunakan untuk menjamu tamu karena villa ini merupakan rumah berliburku.

Aku memutuskan untuk menggunakan kaos putih dan celana jeans panjang. Meskipun tidak sopan setidaknya tidak terlalu menunjukan tubuhku.

Menarik napas secara perlahan, aku keluar dari kamarku dan berjalan menuruni tangga. Di ruang tamu terlihat Pak Jono sedang berbincang dengan seseorang yang mungkin dia adalah Pak RT yang dia bicarakan.

Pak RT yang sedang mengobrol bertatapan dengan wajahku seolah-olah terkejut memperhatikan kecantikanku. Begitupun pandangan Pak Jono ke arahku yang baru saja dia lihat dalam keadaan telanjang bulat.

“S-selamat Pagi Bu Alex.”

‘Pagi Pak, panggil aja Bu Saskia.”

“Baik Bu Saskia. K-kulit ibu m-mulus banget, putih, bersih, gak kayak istriku.”

“Ahh makasih pak, padahal saya belum make up-an.”

“Oh iya, maaf namanya saja Pak Supri, saya Pak RT disini.”

Tanganku dan Pak Supri saling berjabat tangan. Entah kenapa dia mengayun tanganku sedikit lama dan ikut membelai punggung tanganku yang mulus dan memperhatikan wajahku penuh nafsu.

Aku meminta Pak Jono menyiapkan kopi instan dan aku melanjutkan pembicaraan dengan Pak Supri. Dia bertanya seputar berkas-berkas yang aku tidak mengerti dan memang hanya suamiku yang tahu.

“Ngomong-ngomong Pak Alex kapan kemari?”

“Kalau tidak ada halangan besok pak.”

“Waduh sayang banget istrinya cantik gini dianggurin, duhduh..”

Aku hanya dapat meresponnya dengan tawa kecil. Obrolan itu menjadi berjalan sedikit lama karena dia bertanya mengenai pernikahanku dan hal pribadi lainnya. Ya, namanya juga tetangga.

Akhirnya Pak Supri selesai bertamu dan akan kembali ketika Alex, suamiku datang kemari sambil membawa berkas-berkas yang ada.

“Ini saya titip nomor telepon. Mana tau Ibu Saskia kangen sama saya.”

“Haha, bisa aja Pak.”

Aku mengantarkan Pak Supri keluar pagar dan membiarkannya kembali pulang. Sementara aku menyadari Pak Jono disampingku sedang memperhatikan ketiakku ketika tanganku angkat saat melambaikan tangan.

Aku tidak ambil pusing, lagian sebelumnya dia sudah melihatku dengan tanpa busana. Lantas aku kembali naik ke arah kamarku dan Pak Jono memiliki kesibukan untuk membersihkan area kolam renang pribadi yang mungkin aku pakai besok.

Kembali ke kamarku aku mengirim pesan ke suamiku terkait berkas-berkas dan dia akan membawanya besok. Saat ini aku menikmati waktuku untuk melakukan perawatan tubuhku dengan membaluri lotion dan produk skincare lain.

Waktu berjalan cepat dan hari sudah menunjukan pukul 12.00. Istri Pak Jono datang membawakan makan siang untuk kami berdua selagi Pak Jono membersihkan kolam renang.

Namun istrinya kembali pulang setelah mengantarkan makanan karena masih harus menjaga warungnya. Menyisakan aku dan Pak Jono berdua.

“Pak, makan dulu!”

“Iya bu, nanti aja. Lagian saya masih kerja”

“Makan dulu aja Pak, nanti dilanjut lagi.”

Mendengar izin dariku Pak Jono berjalan ke arah meja makan dan berdua kami memakan makan siang ini. Perasaan canggung datang dari Pak Jono dan diriku, aku mencoba melupakan apa yang terjadi sebelumnya.

Kita tidak mengobrol, hanya makan dan selesai. Pak Jono kembali membersihkan kolam dan aku mencuci piring makan dan kembali ke dalam kamar.

Kebosanan datang ke dalam diriku. Aku membuka hpku dan melihat isi feed instagram ku dan menyibukkan diri. Namun birahiku yang belum tercapai masih terasa dari diriku.

Tubuhku yang belum dibelai dan diriku yang belum tuntas bermasturbasi membuatku harus menyelesaikannya. Aku melupakan apa yang terjadi dengan diriku dan Pak Jono.

Aku perlahan memasukkan tanganku ke sela-sela jeans dan cd ku dan perlahan membelai bibir vaginaku. Sementara tanganku yang lain masuk ke dalam kaosku dan meremas pelan dadaku.

Dadaku yang cukup sesak membuatku melepas bra dan membiarkan dadaku terbuka hanya ditutupi kaos putihku. Tanganku sekarang dapat bebas memberikan rangsangan.

Jari tengahku bermain di bibir vaginaku dan dadaku aku remas perlahan. Putingku yang mengeras teracung indah di balik kaos ini. Gesekan antara ujung puting dan kaos yang lembut ini semakin membuatku terangsang.

“Mphhh.. mphh..”

Menutupi desahanku dengan menggigit bibirku. Aku terus memberikan rangsangan birahi ke titik sensitif tubuhku. Terasa vaginaku mulai basah.

Celana jeans yang ketat membuatku kesulitan untuk bergerak bebas dan aku menurunkan celana itu sampai setengah pahaku dan membiarkan vaginaku terbuka dan memudahkanku untuk bermasturbasi.

Bayangan suamiku kembali masuk ke dalam pikiranku. Tubuh suamiku, keperkasaannya..

Aku lebih berani dengan membiarkan jariku keluar masuk ke dalam lubang di vaginaku. Kaosku terangkat menunjukan dua buah melon besar yang menggendo dengan puting yang teracung indah.

“Ahh.. sayang.. ahh.. Pak Jonoo.. ahh..”

Entah kenapa pikiranku membayangkan Pak Jono melihat tubuhku telanjang. Pikiran orang selain suamiku melihat tubuhku secara langsung membuatku semakin bernafsu membayangkan hal-hal gila.

“Ahh.. Pak Jonoo.. aku mau lihat batang muu.. ahh”

Gigitan ke dalam bibirku terlepas seolah membiarkan desahanku didengar orang lain. Bayangan suamiku perlahan pudar digantikan dengan bayanganku tentang fantasi bersama Pak Jono.

“Aahh.. ahh..”

Tubuhku bergetar dan terangkat seiring rangsanganku. Birahiku seolah-olah ingin meledak dan mencapai klimaks.

“Aahh.. ahh..ahhh..”

Perasaan ingin pipis terasa di tubuhku. Aahh, tidak-tidak.. ini tidak benar. Aku tidak bisa membayangkan bercinta dengan selain suamiku. Namun kenapa aku semakin terangsang memikirkan orang lain menjamah tubuhku.

Desahanku semakin kencang terdengar dan tubuhku bergetar perlahan seolah-olah ingin mencapai puncaknya. Tidak, aku sudah tidak tahan.

Tubuhku sudah mencapai klimaksnya, semakin cepat aku mengocok jariku di vaginaku, saat itulah..

currr… curr…

Cairan bening keluar dari tubuhku. Tubuhku bergetar hebat merasakan orgasme yang kurasakan dan membasahi ranjang dan pantatku.

Tubuhku menjadi lemas dan lemas dan aku jatuh tertidur.



Menjaring daun-daun yang berjatuhan di atas kolam renang pribadinya. Pikiranku terpenuhi oleh pemandangan keindahan lekuk tubuh Bu Saskia.

Susunya yang montok dan bodinya, duh merinding dari memikirkannya. Apalagi pemandangan Bu Saskia sedang colmek dan mendesah keenakan.

“Duh, sudah cukup pikirannya,” ucapku dalam hati.

Bu Saskia adalah istri Pak Alex, otomatis dia adalah majikanku. Sekarang saya harus fokus untuk membersihkan villa ini biar Pak Alex dan Bu Saskia puas dan saya bisa terus bekerja.

Berjalan ke dalam bangunan untuk meneguk segelas air minum. Pikiran menjadi kacau seolah penasaran apa yang terjadi dengan Bu Saskia. Awalnya aku menolak memikirkan itu namun aku menjadi semakin penasaran.

Mengendap-ngendap menaiki tangga. Saya berjalan menuju kamar tidur yang dipakai Bu Saskia. Tidak terdengar suara sedikitpun, mungkin Ibu sedang tidur. Tapi ngintip gak masalahkan?

Dengan berani saya membuka perlahan pintu kamarnya. Mataku terbelalak melihat pemandangan ini. Tubuh Saskia yang terbuka dimana paha dan selangkangannya terbuka dan kaosnya terangkat menunjukan dua melonnya.

Dengan berani saya menyalakan kamera hp dan tidak menyia-nyiakan pemandangan ini dan memfotonya. Duh, mantap sekali tubuhnya.

Mata saya fokus ke arah selangkangannya yang mulus tanpa bulu. Terdapat cairan mengkilat dari bibir memeknya dan.. ranjangnya basah. Jangan-jangan Bu Saskia melanjutkan colmeknya.

Saya tidak berhenti dengan diam mematung, saya mengeluarkan batang saya dan mulai mengocok batangku. Pikiranku menghayal dengan memperhatikan pose vulgar Bu Saskia.

“Duh, memeknya Bu Saskia.. susunya.. ekhh..”

Semakin cepat batangku dinaik turunkan. Fantasiku semakin liar memikirkan apa yang terjadi apabila aku dapat menyetubuhi tubuh indahnya.

“Ekhh.. ekhh..”

Racauku menahan kenikmatan onaniku di depan tubuh Bu Saskia yang menggoda.

“Mphh? Hah Pak Jono.”

Sial, saya terlalu berisik. Bu Saskia terbangun dan terkejut dan diam mematung. Disisi lain, saya tidak berhenti mengocok kontol saya yang sudah tegang maksimal.

“Kyahh..”

Teriaknya menyadarkanku dan membuat saya ketakutan. Saya memutuskan untuk kabur dengan Bu Saskia yang menarik selimutnya menutupi tubuh telanjangnya.

Aduh, kenapa jadi begini. Mau enak-enak malah kena sial.. tunggu dulu. Saya masih punya kartu agar saya dapat memuaskan nafsu birahi saya. Saya memutuskan kembali masuk ke kamarnya.

“Pak Jono keluar!”

“Gak mau, kalau Ibu maksa saya bakal sebar ini..”

“A-apa?!”

Foto yang menunjukan ketelanjangan Bu Saskia bisa menjadi cara jitu agar Bu Saskia bisa menurut kepada saya. Bu Saskia yang melihat foto di hp jadul saya semakin ketakutan memikirkan apa yang terjadi.

“Pak please, hapus fotonya.”

“Engga mau sebelum Ibu menurut kepada saya.”

“Tapi janji jangan di sebar apalagi ketahuan suamiku.”

Saya perlahan mendekati tubuh Bu Saskia yang gemetar ketakutan. Membelai pipi lembutnya, duh, cewek kota memang enggak ada duanya.

“Foto ini saya hapus kalau ibu mau ngentot sama saya.”

“A-apa? Mana mau saya begituan sama kamu!”

“Ibu mau ini di sebar? Engga mau kan? Makanya ibu nurut.”

Selayaknya kehabisan akal, Bu Saskia menyerah dan mengikuti apa yang saya minta. Tanpa basa-basi saya membuka celana dan membiarkan kontol saya yang menegang kepadanya.

Wajahnya menghindari kontolku yang hitam legam itu ke arah mulutnya. Namun demi harga dirinya Bu Saskia menolak. Sekali lagi saya beri peringatan agar foto ini tidak tersebar.

“Mphhh.. mphhh.. ughk.. pelan-pelan.. mphh..”

Kontolku dengan paksa ku dorong masuk dan membiarkan mulutnya melakukan tugasnya. Mulutnya yang hangat dan lembut. Eghh, enak banget.

Semakin cepat aku menggenjot batangku di mulutnya dan dia kesulitan menjaga napasnya. Tidak peduli, yang penting saya menikmati ini.
“Mphh.. mphh..”

Lidahnya yang terampil menjilati kontol di mulutnya, sungguh nikmat. Saya yang belum pernah merasakan ini menjadi tidak tahan dan ingin segera keluar.

“Ughh, Saskia.. saskiaa.. bapak mau keluar… telen yaa.”

“MPHH.. MPHH.. MPHH..”

Seolah teriakannya samar terdengar karena kontolku. Semakin cepat saya meningkatkan tempo ini dan tak berapa lama.,

“Akhh.. Bapak keluarr!”

Saya sudah tidak kuat. Saya mengeluarkan peju saya di dalam mulutnya. Bu Saskia yang terkejut menelan semua pejunya dimulutnya.

“Hueekk.. ughkk..ughkk.. menjijikan.”

“Haha enak kan sama Bapak.”

Dia sedikit membuang peju yang terkumpul di lidahnya dengan sisanya sudah masuk kerongkongannya. Seolah-olah dia tidak menyukai pejuku. Dasar wanita ini.

“Sekarang waktunya hidangan utama.”

“Hah belum selesai pak? Aahh..”

Celana jeansnya saya tarik paksa dan membiarkan celana itu lolos dari kaki jenjangnya. Meskipun kurus saya memiliki tenaga yang luar biasa.

Sekarang terlihat kaki jenjang putihnya tanpa pakaian sedikitpun. Saya langsung melompat dan menjilati kakiku itu dari jempol dan menyusuri kulit mulusnya sampai ke lembah wanitanya.

Memeknya yang pink bersih dan cairan mengkilat yang tersisa dari colmeknya. Dengan satu gerakan, lidah saya menyapu bersih memek itu.

“Aahhh.. Pakk!.. ahh”

Enak, gurih, dan nikmat. Saya menjilati lubang memeknya dan sedikit memijat bibir labia mayoranya. Bu Saskia yang kenikmatan hanya bisa memegang erat spreinya.

Klistoris mungil saya jilati dan emut perlahan. Tubuhnya menggelinjang hebat, keringat membasahi tubuhnya, dan perlahan cairan bening keluar dari memeknya.

“Gini-gini ibu nikmati juga lho.”

Tanpa basa-basi saya semakin ganas menjilati lubang kewanitaannya. Klistorisnya yang saya emut perlahan saya gigit ringan.

“Ahhh.. ahh.. AHH PAK jangan! Ahh..”

Tubuhnya bergetar hebat dan beberapa saat kemudian..

Cuurrr…

Cairan bening keluar dari lubang memeknya dan tak lupa aku jilati.

“Sekarang ibu udah enak. Gantian saya ya bu..”

“Aahh.. pelan.. pelan pak.. ahh. AHHH..”

Kepala kontolku ku arahkan ke bibir memeknya dan kugunakan cairannya sebagai pelumas. Dalam satu hentakan, heughh..

“Akhhh.. memek Ibu enak bangett.. ahhh sempit..”

“Ahh.. pelaan.. pelaan pak..”

Kontolku kesulitan masuk. Sempit, namun nikmat. Setiap bagian kontol menikmati pijatan dari memeknya. Langsung saja aku gempuri tubuh indah Bu Saskia.

Bu Saskia hanya bisa pasrah yang mana membuat saya semakin cepat memacu tempo durasi saya. Selangkangan saya terus saya gerakan ke arah selangkangannya.

Plok.. plok.. plok..

Bunyi hentakan kami berdua jelas terdengar diiringi lirih desahannya Bu Saskia yang ditahan. Tangan saya tak lupa bermain di area susunya. Duh lembutnya, saya semakin keras meremas kedua gunung kembar itu.

“Ahh.. ahh..ahh..”

Kedua desahan kami saling bersahutan. Saya menarik tubuh Bu Saskia ke arah saya dan melepas kaosnya yang masih menempel dan melemparnya sembarangan.

Wajahnya kita salin bertemu. Rona merah terpancar dari wajahnya, sungguh binal. Langsung saya caplok bibir itu dan lidah saya bermain di mulutnya.

“Aahh.. ahh.. enak.. ahh enak..”

“Ughkk.. enak kan.. bapak cepetin yaa..”

Tubuhku semakin cepat menggenjot Bu Saskia. Tubuhnya ikut terlempar menahan kenikmatan ini dan membuat saya memegang erat susunya agar selalu dekat.

“Ughh.. bapak mau.. keluaar..

“Ahh.. jangan.. jangan di dalem..”

Tidak mendengar ucapannya, saya semakin bersemangat menggempur istri majikanku. Saya sudah tidak kuat lagi, satu hentakan mengakhiri semua.

“Akhh.. saya keluar!”

“Ahhh…”

Cairan pejuku masuk ke dalam lubang memeknya. Dengan tenaga terakhir saya masih menggenjot lubang memeknya yang sedikit kemerahan. Sudah berakhir, saya terkulai lemas di sebelahnya..

Sungguh kepuasan yang tiada tara.

Kami tidur sejenak dan waktu berjalan hingga malam tiba. Makan sudah dibawakan istriku tadi siang. Sekarang saya dan Bu Saskia sedang menikmati makan siang ini. Ada pemandangan berbeda.

Saya dan Bu Saskia makan dalam kondisi telanjang bulat. Bu Saskia yang sudah pasrah mengikuti ucapanku. Makan malam berlalu, saya beristirahat sementara Bu Saskia mencuci piring.

Pantatnya yang sekal bergetar seiring gerakan mencucinya yang membuat nafsu birahi setiap pria meningkat. Seharusnya saya sudah dirumah sekarang. Setidaknya satu ronde lagi lah.

Dalam keadaan berdiri saya mendekat ke arah Bu Saskia dan memasukkan kontolku di memeknya. Bu Saskia memohon berhenti namun saya memaksanya.

Saya menggenjot Bu Saskia dalam keadaan berdiri dengan dirinya yang menahan tangannya di kitchen set dan dari arah belakang saya terus gempuri dan susunya yang menggantung indah saya remas.

RING* RING*

Suara telepon terdengar dari area kamar. Bu Saskia menaiki tangga perlahan dengan saya yang masih bercinta dengannya. Meskipun kesulitan akhirnya kita sampai..

A : Sayang, aku berangkat besok pagi butai. Jam 07.00 nyampe kalau enggak macet

S : Aah.. i-iyaa.. hati-hati di j-jalan yaa.. ahh..

A : Kamu sakit? Perlu dibawain obat enggak?

S : E-enggak kok.. suaranya, p-putus.. ahh.. putus..

A : Oh yaudah jaga kesehatan ya, oh gimana Pak Jono kerjanya

S : Kuat.. aah.. maksudnya bisa bersihin villa sendiri..

A : Oke, good night sayang..

S : Good night..

A : Alex

S : Saskia

Mendengar pembicaraan selesai saya semakin cepat menyodok batang saya ke memeknya. Bu Saskia yang sudah kelelahan pasrah dan mengikuti percintaan ini. Sayang saya sudah kelelahan dan hanya bisa menggempurinya sebentar dan keluar tidak lama kemudian.

Menurunkan Bu Saskia ke atas ranjangnya dan menyelimutinya. Saya kembali pulang ke rumah. Besok saya tidak bisa menikmati lagi Bu Saskia.

Bersambung...
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd