Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 69 21,2%
  • Indah

    Votes: 42 12,9%
  • Vera

    Votes: 20 6,2%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,5%
  • Azizah

    Votes: 125 38,5%
  • Natsu

    Votes: 9 2,8%

  • Total voters
    325
Pilih b karena kalau a terlalu sempit prediksinya kalau b cerita bisa eksansi ke punishment aa yg dilandanya.. misal punishmentnya bisa jadi dia harus melepaskan salah satu budaknya jadi bikin dia galau atau bikin dia lemah selama sebulan jd bikin bingun car muasin istri dan budak2nya gimana
 
B sih ini mah. Reza mungkin maunya nolak, tapi system sudah berjalan...



Btw tiba2 ada kebayang nih. Kalo misalnya ternyata reza ga sendirian di sistem ini. Jadi ternyata ini slavery game multiplayer, ada pemain lain yg pada satu waktu bisa bersinggungan berebut target. Hmmmm...
 
SG 48 – The Savior’s Talk



Aku sekuat tenaga mempertahankan rasionalitasku yang saat ini sedang dikikis oleh pikiran-pikiran mesum tentang istri Nuha Paredan Ini.

Saat ini aku merasa seolah sedang didoktrin oleh bisikan sesat yang datang secara tidak wajar. Seperti ada sebuah dorongan dari dalam benakku untuk segera pasrah dan mengikuti hawa nafsu iblis yang mulai menghancurkan prinsip-prinsip moral yang sampai dengan saat ini masih kupegang teguh.

Sensasi yang kurasakan saat ini mirip dengan apa yang kualami pada saat sistem menghukumku karena kegagalan salah satu misiku waktu itu.

Yang membedakan adalah hukuman dari sistem waktu itu, langsung menyerang gairah dan birahiku sehingga membuatku tidak bisa mengontrol hawa nafsu yang meluap-luap.

Sedangkan saat ini, yang kurasakan perlahan mulai berubah adalah greed dan pikiran-pikiran kotor yang sedang dimunculkan dengan paksa sehingga hampir mengambil alih kesadaranku dan mengubah jati diriku yang sebenarnya.

Kalau aku tidak berhasil menghalau pemikiran-pemikiran sesat ini dan akhirnya kalah oleh dorongan yang menggebu-gebu untuk menaklukkan istri Nuha ini, aku merasa tidak akan menjadi diriku lagi. Aku hanyalah tubuh hampa yang dikendalikan dan disetir oleh sistem.

Dengan sisa-sisa kesadaran yang mulai semakin menipis, aku berfikir ekstra keras untuk keluar dari situasi ini. Dan tiba-tiba tercetus sebuah ide sederhana yang dulu juga sudah sering terlintas dalam pikiranku.

Seketika aku melirik ke arah jam tangan yang kupakai. Jam saat ini sudah menunjukkan pukul 5 lewat 10. Dengan perasaan cemas aku langsung buru-buru memejamkan mata dan mengaktifkan perintah ‘ring’ lalu segera berlari ke arah dream room.

“Please..please.. my pure soul”, batinku memelas.

Hanya ada 1 orang yang sangat kuharapkan bisa membantuku saat ini. Tapi aku cemas karena ini sudah menjelang pagi, sehingga aku takut dia sudah terbangun. Namun aku masih berharap kebiasaan ngebangkong yang sering aku omeli kepada orang itu, saat ini masih tetap dilakukannya.

Dream connection “, ujarku tergesa.

Lalu diiringi dengan aku menghela nafas lega, sosok yang kuharapkan bisa membantuku itu seketika muncul terbaring di ranjang di tengah dream room ini.

Aku berlari ke arah Indah yang masih memejamkan mata, menaiki ranjang lalu dengan tergesa membangunkannya. Perlahan mata Indah terbuka dan seketika langsung menyadari keberadaanku di sampingnya yang sedang terengah-engah.

“Indah cepet bangun. Mas butuh bantuan kamu kayak waktu itu lagi sekarang.. please cepet”, kataku memburu-burunya.

Indah menatapku heran sesaat sebelum bangkit duduk lalu melakukan apa yang kuperintahkan. Kedua pipiku dipegang oleh telapak tangannya. Lalu bibirnya mengecup bibirku lembut.

Aku langsung memejamkan mata tapi bukan untuk meresapi cumbuannya. Perlahan kurasakan nafasku berangsur melambat dan pikiran-pikiran sesat yang tadinya mencoba untuk mengambil alih kesadaranku seketika menghilang.

Aku sudah bisa berfikir lebih jernih. Ide-ide gila yang dari tadi menggerogoti hati nuraniku, yang terus mendorongku untuk berusaha menjadikan Azizah, istri Nuha itu, sebagai budakku selanjutnya, seketika pergi tanpa bekas.

Aku membuka mataku lalu bergerak menjauh dari Indah. Indah masih menatapku dengan heran.

“Makasih.. nanti mas cerita..mas harus segera kembali”, ujarku. Lalu tanpa menunggu jawaban Indah, aku langsung keluar dari dream room dan membuka mataku di dunia nyata.

Kesadaranku saat ini sudah kembali di ruang tamu rumah Nuha Paredan. Aku menemukan diriku sedang duduk menatap lantai. Kurasakan punggungku basah oleh keringat.

Aku juga menyadari bahwa istri Nuha sudah tidak ada lagi di ruang tamu ini. Mungkin ia sudah masuk lagi ke dalam rumah pada saat aku tadi berjuang mengembalikan rasionalitasku.

Seketika aku juga teringat misi yang diberikan oleh sistem, tapi aku langsung tidak mempedulikannya. Aku juga tidak peduli kalau sistem sampai menghukumku akibat keputusanku ini.

Lagipula aku yakin, sistem tidak akan langsung menghukumku. Misi penaklukan seperti ini, biasanya memakan waktu yang lama. Bahkan terkadang misi seperti ini bisa di-overlap oleh misi setelahnya yang tau-tau tanpa sadar kuselesaikan.

Aku berharap, dengan target slave ku yang lain, aku bisa mengoverlap misi ini atau bahkan bisa menghilangkan misi gila dari sistem sekarang ini.

Aku menegakkan kepalaku dan melihat Nuha yang sedang tersenyum lebar menatapku.

“Ehh??”, batinku tersadar.

Dengan cepat aku menganalisa kondisiku saat ini. Tatapan dan senyuman Nuha itu membuatku tersadar satu hal. Pria di depanku ini adalah seorang yang cerdas dan setipe denganku.

Nuha Paredan selalu memiliki motif dan strategi dari setiap tindakan yang dilakukannya. Dia selalu memikirkan beberapa langkah ke depan.

Maka tidak heran ia sukses mengungkap beberapa kasus korupsi di negri ini. Lawan-lawannya, musuh negara terdakwa korupsi, seolah dibuat menari dalam genggamannya. Lalu tanpa sadar menyeret semua yang terlibat dan menjebloskan mereka ke penjara.

Dan saat ini, aku merasa Nuha sedang mencoba membuatku menari di tangannya. Selain untuk menilai karakterku, aku yakin dia tadi menyuruh istrinya untuk muncul di depanku sehingga membuat pikiranku jadi tidak stabil. Lalu dalam kondisi seperti itu, Nuha akan dengan mudah memenangkan negoisasi denganku.

“Fck.. pria licik!”, batinku mencibir.

Aku juga entah kenapa merasa senyuman Nuha sekarang ini seperti sedang mengejekku. Apa dia mau pamer karena istrinya memiliki kecantikan yang bisa mengguncangkan dunia?..

Cih!! Apa harus aku beritahu dia bahwa aku juga memiliki 2 budak yang tidak kalah cantik?? Aku yakin pria seperti Nuha Paredan ini belum pernah merasakan sensasi kenikmatan threesome dan dilayani oleh 2 wanita cantik..hehehe..

PIkiran seperti itu terlintas seketika di benakku, karena aku tidak mau harga diriku dipermainkan dan kalah saing dengan pria ini. Namun buru-buru aku membuang pemikiran kekanak-kanakan itu.

Aku menghela nafas panjang dan menatap Nuha tajam. Aku tidak boleh kalah posisi dalam negoisasi dengan Nuha ini. Aku harus mengubah posisiku yang saat ini berada di bawah angin, lalu mengendalikan arah negoisasi kami.

Aku membalas senyuman Nuha tak kalah lebar. Lalu aku mengambil sebuah flash disc dari saku celanaku dan meletakkannya di atas meja.

“Apa ini mas?”, tanya Nuha dengan raut wajah heran.

“Sesuatu yang anda dan tim anda butuhkan saat ini”, jawabku santai.

Kulihat Nuha seketika menatapku tajam. Senyum mengejeknya tadi sudah menghilang dari wajahnya.

“Gotcha..”, batinku mencibir.

Kemudian aku melihat Nuha menoleh ke arah pengawalnya. Pengawal itu mengerti apa yang Nuha inginkan, lalu ia berjalan memasuki area dalam rumah.

“Tolong sekalian bawa headset”, kataku santai ketika pengawal itu sudah berjalan di depan tirai. Pengawal itu terlihat berhenti sesaat sebelum melanjutkan jalannya.

Setelah beberapa saat, pengawal itu kembali dengan membawa sebuah laptop dan headphone. Lalu ia menyerahkannya kepada Nuha.

Nuha menyalakan laptopnya lalu memasukkan flash disc yang kuberikan. Di dalam flash disc itu hanya terdapat 1 folder yang berisi 1 file audio dan 1 file ms word.

Pertama, Nuha membuka file audio tersebut lalu memakai headphone-nya. Tak lama kemudian, kulihat mata Nuha terbelalak.

“I-ini..”, ujarnya terbata. Lalu dengan tergesa, ia membuka satu file lainnya. Nuha terlihat semakin kaget melihat isi dari file itu.

Beberapa saat kemudian terlihat Nuha berusaha mengontrol emosinya. Lalu ia melepas headphonenya, menyenderkan punggungnya santai ke sandaran sofa lalu menatapku tajam sambil berkata,

“Aku tidak bisa menggunakan barang bukti seperti ini. Barang bukti yang diperoleh dari..”

“Saya tahu..”, ujarku memotong perkataannya lalu melanjutkan,

“Tapi saya juga tau dengan kecerdasan yang bapak miliki, bapak bisa dengan mudah membuat strategi dan menggunakan hadiah yang saya berikan untuk menjerat semua yang terlibat.”

Nuha terlihat mengernyitkan sedikit dahinya sambil masih menatapku tajam. Setelah beberapa saat ia berkata,

“Apa maumu?”, ujarnya dengan nada sedikit pasrah.

“Kami tau BPK saat ini sedang mencurigai keterlibatan seorang konglomerat negri ini dalam kasus ini. Kami mau, BPK untuk sementara waktu membiarkan konglomerat itu”, kataku dengan nada menuntut. Aku sengaja menggunakan kata ‘Kami’, untuk membuat kesan bahwa hal ini adalah keputusan dari organisasi yang memiliki otoritas di atasku.

“Hehh.. Mas pasti tau aku tidak akan bisa melakukan itu”, ujar Nuha sinis.

Aku tersenyum semakin lebar mendengar jawaban Nuha. Lalu aku melanjutkan negoisasiku,

“Seperti yang tadi saya bilang, kita ada di pihak yang sama, pak Nuha. Tapi walaupun kita di pihak yang sama, role dan tanggung jawab kita berbeda. Tugas bapak adalah menjerat tikus-tikus dalam negri dan menjebloskan mereka ke penjara. Sedangkan role kami berbeda”, jawabku santai.

“Huh? Maksud mas?”, tanyanya skeptis.

Aku menghela nafas sebelum menjawab pertanyaannya,

“Saya yakin bapak pernah mendengar rumor tentang hubungan antara konglomerat ini dengan pihak dari luar. Mafia asing kalo boleh saya perjelas. Konglomerat ini saat ini sudah dalam kendali kami. Kami akan menggunakannya untuk menjerat tikus yang jauh lebih besar.”

Nuha terlihat semakin terkejut dengan penjelasanku. Namun belum sempat ia berkata apa-apa, aku melanjutkan usaha negoisasiku.

“Untuk itu kami harap BPK bisa membiarkan dulu konglomerat ini. Setelah rencana kami selesai, kami akan memberikan bukti-bukti yang lebih kuat yang bisa digunakan BPK untuk menjerat konglomerat ini. Dan sebagai gantinya..”, aku menjelaskan kepada Nuha lalu berhenti sesaat untuk membuatnya penasaran.

“Sebagai gantinya, kami akan memberitahu bapak beberapa informasi lain mengenai indikasi korupsi yang terjadi di negri ini, yang bisa tim bapak selidiki”, ujarku memancing lebih jauh rasa penasarannya.

Dan memang terlihat jelas kini di mata Nuha, rasa penasaran itu dan tertarik dengan penawaran yang kuberikan. Lalu dengan sedikit tergesa ia bertanya,

“Contohnya??”

Aku kembali tersenyum kepadanya lalu menjawab dengan memasang muka serius,

“Proyek Gembeleng..”

Mata Nuha seketika terbelalak mendengar 2 kata yang kuucapkan…

..

20 menit kemudian..

Aku dan mas Teguh saat ini sedang mengendarai mobil kami untuk kembali ke kota B. Aku duduk di kursi penumpang depan sambil menatap jauh ke luar kaca mobil.

Dalam pikiranku sekarang, aku masih mengingat kejadian pagi ini dan proses negoisasiku dengan Nuha Paredan. Setelah aku menjelaskan ‘proposal’-ku padanya, ia berfikir beberapa saat lalu menyetujui penawaranku. Aku dan Nuha berjabat tangan lalu aku mengatakan akan menghubunginya dalam waktu dekat.

Aku juga berjanji akan mengiriminya beberapa barang bukti dari kasus korupsi baru yang kuberitahukan kepadanya tadi. Terlihat Nuha memang menjadi lebih bersemangat dibanding sebelumnya. Karena kasus korupsi yang kubocorkan kepadanya itu, melibatkan banyak pihak dan bisa menjerat banyak pejabat tinggi negara yang terlibat.

Aku masih larut dalam lamunanku ketika tiba-tiba mas Teguh berkata di sebelahku,

“Istri Nuha tadi cantik sekali”, ujarnya memancingku.

Aku menoleh ke arahnya sebentar sebelum kembali menatap kaca jendela mobilku dan menghela nafas sambil berkata,

“Ya.. kecantikan yang bisa membuat kekacauan di dunia”, ujarku menyetujui perkataan mas Teguh.

“Kau tidak berniat menggunakan kekuatanmu untuk mendapatkan wanita itu?”, kata mas Teguh masih meledekku.

“Hahh.. mas kira aku sebejat itu merebut istri orang”, kataku sinis.

“Hmm? Istri Bramono?”, tanyanya sambil memasang raut wajah pura-pura heran.

“eh i-itu berbeda..”, jawabku sedikit terbata. Aku sudah mulai kesal mas Teguh meledekku seperti ini. Dia tidak tahu aku tadi berjuang mati-matian melawan pikiran-pikiran kotorku tadi terhadap istri Nuha itu.

“Hoo gituu..”, jawabnya tak tulus.

Aku menoleh ke arahnya dan melihatnya sedang tersenyum menyeringai.

“Fck.. harga diri slave masterku”, batinku mengeluh.

Lalu mas Teguh melanjutkan,

“Kalau aku tau istri Nuha secantik itu, aku akan membiarkan Nuha terbunuh. Lalu istrinya akan menjadi janda, lalu kau bisa mulai menggunakan kekuatanmu”, canda mas Teguh lagi.

“Hah.. aku baru sadar sampai saat ini mas Teguh belum pernah ngerasain apa yang dirasakan oleh Bramono. Mau coba? 1 detik? 2 detik?”, kataku mengancam mas Teguh tapi dengan nada bercanda pula.

“Haha.. kalau kau menghukumku saat ini, paling juga kita berdua sama-sama mati masuk jurang”, kekehnya.

“Hehe..”, aku juga terkekeh mendengar jawabannya. Setelah itu kami sama-sama terdiam beberapa saat. Kemudian aku berkata,

“Ternyata begini obrolan batman dan robin setelah selesai menyelamatkan gotham city”, kataku kepada mas Teguh.

“Hahaha”

“Hehehehe”

Kami berdua tertawa terbahak karena leluconku itu. Lalu dengan suasana hati yang puas dan bahagia seperti ini, mobil yang kami kendarai melaju kencang menuju kota B..



….

….

….
 
Terakhir diubah:
Ok.. jawaban quiznya udah ketauan ya.. sebenernya sih ane ngarepin jawaban E trus sebutin soal kekuatan indah, tapi ane juga sadar jawaban B juga bener. Ane aja yg salah bikin opsi2nya.. maklum lah ya namanya juga kuis abal2..
So... yg menang adalah 2 komentar yg jawab B pertama.. tapi juga ane bakal menangin jawaban @Denatavolunter dan @Scz33 karena ane suka sama konsepnya..

Gitu gans.. dan yg seperti pernah ane bilang sebelumnya, kuis kaya gini bukan nyari benar/salah atau seru/ga seru, tapi cm soal selera.

Makasih yg udah berpartisipasi ya.. saran2 dan ide2 agan2 selalu ane harapkan hehehe..

😎😈
 
Terakhir diubah:
B sih ini mah. Reza mungkin maunya nolak, tapi system sudah berjalan...



Btw tiba2 ada kebayang nih. Kalo misalnya ternyata reza ga sendirian di sistem ini. Jadi ternyata ini slavery game multiplayer, ada pemain lain yg pada satu waktu bisa bersinggungan berebut target. Hmmmm...
Seru ya gan, bisa byk kemungkinan yang bs terjadi.. stay tune aja ya gan, semoga tetap setia memantau series ini 😁🙏
 
wah terlambat ane.
Pas baca quiznya ane lebih seneng klo B. Krn sepanjang cerita lebih ke A, nanti malah bosen.
Mesti dispin-off ke B biar Reza gak keenakan melulu dan alur ceritanya jalan.
Ane gak inget sih klo ada Indah. wkwkwk.

Terima kasih updatenya hu.
 
Akhirnya Reza disiksa 👍
Ane punya banyak bahan suhu, mau apa nih tinggal pilih. Bulu kemoceng, balsem geliga, minyak tawon, mini electrik shock atau mau suntik hormon biar gak ngaceng sebulan 😁😁

Btw itu Proyek Gembeleng 😂😂
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd