Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG [Season 1 & 2] - Slavery Game

Tim siapakah anda?

  • Lia

    Votes: 65 20,4%
  • Indah

    Votes: 40 12,6%
  • Vera

    Votes: 20 6,3%
  • Yolanda

    Votes: 60 18,9%
  • Azizah

    Votes: 123 38,7%
  • Natsu

    Votes: 10 3,1%

  • Total voters
    318
SG 86 – Abnormal State of Affairs


Kali ini, aku cepat tersadar dari lamunanku dan langsung berjalan menghampiri Vera yang wajahnya terlihat masih sedikit pucat dan cemas.

“Hey.. Kok wajahnya lesu gitu?”, sapaku lembut kepadanya.

“Mas.. Vera..”, Vera menjawab ragu karena sepertinya ia cemas dengan reaksiku.

“Kamu sedang mengandung calon buah hati kita?”, ujarku meneruskan kata-katanya yang tak terucapkan olehnya.

Vera mengangguk lemah dan menatapku semakin cemas.

“Mas gak marah?”, Vera bertanya pelan.

“Kenapa harus marah? Justru mas seneng banget.. Ini berita yang sangat membahagiakan, bukan?”, jawabku penuh kelembutan lalu memeluknya hangat.

“Vera takut mas..”, ujarnya lirih.

“Gak ada yang perlu ditakutkan.. Kita akan menjalani ini bersama-sama. Kamu akan menjadi seorang ibu yang luar biasa untuk anak kita nanti”, kataku berusaha meyakinkannya.

“Bukan mas.. Vera takut mas jadi malah ga izinin Vera untuk ikut ke HK. Vera harus ikut mas ke HK pokoknya”, ujarnya bersikeras.

“Eh soal itu..”, aku melepaskan pelukanku dan menatapnya khawatir.

“Tuh kan..”, katanya dengan memasang wajah cemberut.

Aku menghela nafas lalu berkata,

“Akan berbahaya untukmu dan janin yang ada di kandunganmu kalau kamu ikut bepergian sejauh itu denganku. Lagipula keadaan di HK nanti juga tidak aman untuk keselamatanmu”, aku berusaha membujuknya.

Namun tiba-tiba Lia berkata di belakangku,

“Za.. Apa kamu masih belum sadar? Vera itu lagi ngidam..”

Perkataan Lia itu langsung membuatku tersadar. Aku menatap Vera yang sedang menatapku dengan raut wajah memelasnya. Kemudian mas Teguh yang dari tadi diam saja tiba-tiba menyahut,

“Aku rasa Vera tidak apa-apa ikut. Aku kemarin dengar dari Kolonel Bagus bahwa ia akan memerintahkan Letnan Geri dan Kopral Lusi untuk ikut kita juga ke HK. Vera akan aman berada di hotel ditemani Kopral Lusi”, ujarnya.

Aku langsung menoleh ke arah mas Teguh yang sedang duduk di tangga yang menuju lantai atas. Ia menganggukkan kepalanya kepadaku tanda ia setuju dengan Vera yang mau ikut dengan kami ke HK.

Aku kembali menghela nafas dan menoleh ke arah Vera lagi.

“Baiklah.. Mas izinin kamu ikut. Tapi kamu harus menuruti semua perkataan mas nanti ketika di HK, ya? Dan jangan jauh-jauh dari Kopral Lusi..”, kataku menyerah dengan keinginan Vera itu.

“Benarkah mas? Makasih mas.. Iya Vera akan menuruti semua perintah mas nanti..”, ucapnya terlihat sangat senang dengan aku yang akhirnya membolehkannya untuk ikut denganku.

Aku tersenyum kepadanya lalu mengajak Vera untuk duduk lagi di sofa. Keempat wanitaku yang lain langsung menghampiri Vera dan memeluknya seraya mengucapkan selamat atas kehamilannya.

Beberapa saat kemudian, mereka pun kembali duduk ke sofanya masing-masing. Lia lalu berkata,

“Ok sudah diputuskan ya, hanya Vera yang ikut dengan Reza . Yang lain tetap tinggal disini dan membantuku menyiapkan pesta pernikahan kalian nanti setelah Reza kembali dari HK”, kata Lia tegas.

“Ok.. Tapi aku yang akan menentukan tempat pernikahannya”, jawab Yollie kepada Lia. Lia menoleh ke arahnya sesaat, lalu mengangguk.

Azizah pun mengiyakan keputusan Lia itu. Namun Indah masih belum mau menyerah.

“Mbak Li.. Please izinin Indah ikut mas Reza ke HK. Biarkan Indah membantu mas Reza untuk terakhir kalinya”, pinta Indah memelas.

“Nggak, ndah. Kamu tetap ga mba izinin untuk ikut Reza ke HK”, kata Lia tegas melarangnya.

Terlihat Indah sangat kecewa dengan keputusan kakaknya itu. Wajahnya kulihat menampakkan jelas kesedihan dan kekecewaannya. Matanya sudah mulai berkaca-kaca, tapi ia sekuat tenaga bertahan untuk tidak menangis. Indah lalu berkata,

“Baiklah kalau begitu..”, ujar Indah sambil berdiri. Lalu ia menoleh ke arahku dan berkata,

“Mas.. Indah ikut merasa bahagia hari ini karena akhirnya mas Reza bisa mendapatkan kebahagiaannya lagi. Dan Indah yakin, rencana mas di HK nanti akan berhasil. Mas Reza sekarang udah memiliki orang-orang di sekitar mas yang sangat mencintai mas dan pasti akan selalu men-support mas. Jadi mas udah gak butuh bantuan Indah lagi. “, ujarnya sambil berusaha untuk menunjukkan senyum terbaiknya untukku.

Aku hanya bisa menatapnya miris, tanpa bisa berkata apa-apa. Seketika kenangan-kenanganku bersama Indah di dalam dream room terbayang dalam pikiranku. Momen kebersamaan kami di dalam dream room itu, sudah menumbuhkan suatu perasaan spesial pada diriku terhadap Indah. Dan aku juga yakin, Indah merasakan hal yang sama sepertiku.

Walaupun aku tau, mungkin perasaan itu hanyalah manipulasi dari sistem, tapi perasaan itu terasa sangat nyata bagiku dan Indah. Ketika sedang bersamanya, aku sejenak bisa melupakan dendamku dan beban yang sedang kupikul.

Benih cinta yang mulai tumbuh di antara kami, membuat hari-hariku selama ini terasa lebih indah dan menyenangkan. Tapi kami juga tau, benih cinta kami itu tidak akan bisa mekar pada akhirnya. Kami sadar hubungan kami itu adalah hubungan yang tak mungkin bisa berlanjut. Aku sudah memberikan cintaku pada Lia, sehingga aku sudah tidak mungkin bisa membagi cintaku untuk Indah, adiknya.

Kudengar Indah berkata lagi padaku,

“Mas.. Beberapa waktu yang lalu, Indah mendapatkan tawaran beasiswa untuk melanjutkan studi S1 Indah di negri jiran. Dan Indah sudah memutuskan untuk mengambil tawaran itu. Bulan depan, Indah akan berangkat kesana”, ujarnya lembut kepadaku.

“Oh, jadi ini rencananya”, batinku menyadari apa yang sudah direncanakan oleh Indah. Beberapa hari ini, aku memang merasakan perubahan sikap Indah kepadaku.

Aku menatap mata Indah dalam-dalam. Indah juga menatapku seolah berusaha menunjukkan perasaan cintanya padaku. Dan aku juga yakin, Indah bisa melihat dari balik mataku, bahwa aku juga mencintainya.

Aku sudah bisa menduga bahwa cepat atau lambat, ini akan terjadi. Dan aku sudah mempersiapkan rencanaku untuk mengakhiri hubunganku dengan Indah tanpa melukai perasaannya. Cukup aku saja yang menanggung beban itu, karena semua ini berawal dari kekhilafan dan kebodohanku.

Sebelum pertemuan hari ini, aku sudah bisa mengaktifkan kembali skill [Ultimate Mind Control]-ku, karena aku telah mencapai 60 poin str-ku setelah sesi farming-ku yang dibantu oleh Vera dan Yollie. Aku berencana menggunakan skillku itu untuk menghapus semua ingatan pada kelima wanitaku, bahwa aku pernah memiliki hubungan dengan Indah.

Dengan begitu, tidak akan ada perasaan yang terluka dan Indah akan bisa melanjutkan hidupnya dengan normal. Awalnya, dengan menggunakan skill [Lull], aku akan membuat kelima wanitaku ini tertidur, kemudian dengan skill mindcontrol-ku, aku akan memanipulasi ingatan mereka tentang Indah.

Sehingga mereka tidak akan pernah tau bahwa Indah sebenarnya adalah budakku dan hanyalah adik dari Lia yang tidak pernah ada hubungannya dengan rencana balas dendamku. Setelah itu, aku akan mengantarkan Indah pulang ke rumah mertuaku dan semuanya akan berjalan normal seolah tidak pernah terjadi apa-apa antara aku dan Indah.

Aku menoleh ke arah mas Teguh dan menatapnya sesaat. Aku yakin mas Teguh tau apa maksud dari tatapanku itu. Aku membutuhkan bantuannya untuk menjelaskan kepada istri-istriku, ketika mereka terbangun nanti. Dalam ingatan mereka, orang yang pertama menjadi budakku adalah Vera. Dan Indah tidak pernah ada sangkut pautnya dengan kekuatan yang kumiliki.

Lalu kudengar Indah melanjutkan perkataannya,

“Mas dan mba-mba semua. Izinkan Indah yang pertama kali mengucapkan selamat atas pernikahan kalian nanti. Dan mba Vera, selamat atas kehamilannya. Indah sungguh berharap, kebahagiaan selalu menyertai keluarga kalian.”, Indah berhenti sesaat lalu meneruskan,

“Indah juga minta, tolong jangan salahkan mas Reza atas apa yang terjadi antara Indah dan mas Reza selama ini. Selain karena keadaan yang memaksanya, kalian juga pasti paham bagaimana sistem yang dimiliki oleh mas Reza mengakibatkan semuanya jadi seperti ini.. Indah mohon maaf, Indah sudah merusak kebahagiaan kalian hari ini. Indah janji, mulai saat ini, Indah gak akan berhubungan dengan mas Reza lagi.. Indah pulang dulu”, kata Indah dengan suara bergetar lalu membalik badannya dan berjalan menuju pintu depan.

Aku menghela nafas panjang dan sudah mau berdiri untuk menjalankan rencanaku. Namun tiba-tiba, Lia berkata dengan suara yang terdengar sedikit keras,

“Tunggu dulu.. Siapa yang bolehin kamu pulang? Kamu harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kamu lakukan”, ujar Lia ketus. Indah seketika menghentikan langkahnya lalu menundukkan kepalanya tanpa membalikkan badan.

Lia menghela nafas lalu berkata dengan intonasi suara yang lebih pelan dan lembut kali ini,

“Vera, mba Yollie dan mba Azizah.. Seperti yang kalian liat, sudah ada perasaan spesial dan hubungan yang terjadi antara suami kita dan adikku ini. Aku sudah menduganya dari awal. Setelah Reza menceritakan semuanya kepadaku, karena aku memang sudah mengizinkannya untuk berpoligami, jadi aku sudah siap menerima keberadaan kalian. Tapi untuk soal hubungan Indah dan Reza ini, aku masih belum bisa memutuskan apa-apa”, kata Lia menceritakan dilemanya. Lalu ia melanjutkan,

“Sekarang, karena sebentar lagi kalian akan menjadi istrinya Reza, aku rasa kalian juga punya hak untuk memutuskan persoalan ini. Jadi kita putuskan saja dengan suara terbanyak. Dimulai dari kamu saja Ver..”, ujar Lia.

“Kalau Vera sih dari awal gak ada masalah. Vera seneng bisa temenan sama Indah juga. Dan Vera dari dulu gak peduli kata orang gimana”, kata Lia sambil tersenyum lalu mengerling kepadaku.

Aku membalas senyumannya itu untuk mengungkapkan terima kasihku atas pengertiannya. Harapan mulai muncul di hatiku. Mungkin saja.. Ini akan berakhir jauh lebih baik dibanding ekspektasiku sebelumnya.

“Mba Yollie?”, tanya Lia kemudian untuk mendengarkan pendapat Yollie soal hal ini.

“Aku tidak setuju dengan hubungan Indah dan Reza. Kalau aku nanti sudah sah menjadi istri Reza, aku akan melarang mereka melanjutkan lagi hubungan mereka, baik di dalam dream room ataupun dunia nyata”, jawab Yollie lugas. Aku mengerti dan menghargai pendapat Yollie. Itu adalah haknya sebagai seseorang yang akan menjadi istriku. Harapanku tadi perlahan mulai memudar.

Namun kemudian ia melanjutkan,

“Tapi kalau itu dalam kondisi normal. Sedangkan saat ini, situasi yang sedang kita jalani, sama sekali tidak pernah aku bayangkan akan terjadi di dunia ini ada kondisi seperti ini. Aku yakin, hanya keluarga kita yang mengalami keadaan seperti ini akibat dari kekuatan sistem yang Reza miliki. Jadi menurutku, norma-norma moral maupun agama yang kita pegang saat ini, tidak berlaku dalam keadaan kita sekarang. Oleh sebab itu, aku akan mengizinkan mereka untuk tetap berhubungan..”, kata Yollie di sampingku.

“Eh?”, aku terkejut mendengarkan perkataan Yollie itu dan langsung menoleh ke arahnya sambil memasang wajah heran sekaligus senang. Yollie hanya mendengus mencibirku setelah melihat reaksiku itu.

“ OK.. mba Azizah?”, tanya Lia kepada Azizah kali ini untuk memberikan pendapatnya.

“Hmmm… Zizah sebenernya juga setuju dengan mba Yollie. Tapi Zizah berharap, Indah dan mas Reza hanya akan tetap berhubungan di dalam dream room saja dan jangan sampai keluar ke kehidupan nyata”, jawab Azizah sambil menundukkan kepalanya dan tidak berani menatapku.

Mungkin Azizah mengira aku akan kecewa dengan keputusannya itu. Tapi justru itu sangat berkebalikan dengan apa yang ia pikirkan. Aku justru merasa sangat senang dan tidak menduga wanita-wanitaku akan memutuskan seperti ini dan mengizinkan aku tetap berhubungan dengan Indah. Dan dari awal, aku memang sudah bertekad untuk menjaga hubunganku dengan Indah hanya di dalam dream room saja.

Aku mengira, hari ini aku akan memutuskan hubunganku dengan Indah. Tapi kalau wanita-wanitaku sudah memutuskan seperti ini.. Eh.. Aku langsung menoleh ke arah Lia lagi, karena Lia belum memberikan keputusannya.

“Kamu kelihatan senang sekali, suamiku”, kata Lia mencibirku.

“Pikiran mesum laki-laki ini memang sudah diluar batas normal”, sahut Yollie meledekku.

“Tapi justru sifat mas Reza itu kan yang buat kita semua mencintainya..”, kata Vera sambil menatapku dengan tatapannya yang menggoda.

“….”, Azizah hanya diam saja namun ia kemudian menoleh kepadaku dan tersenyum manis.

Lia terdengar menghela nafas lagi,

“Baiklah.. Aku juga setuju dengan pendapat mba Azizah dan mengambil keputusan yang sama dengannya. Kamu sudah puas, sayang?”, tanya Lia dengan nada meledeknya.

“Aku…”, bibirku tersenyum lebar namun aku tidak tau harus mengatakan apa. Terima kasih? Aku rasa itu cukup norak untuk kuucapkan.

Kemudian Lia berkata lagi,

“Ya udah tunggu apa lagi. Kamu gak mau mencegah ‘pacar mimpi basah’-mu itu pergi?”, kata Lia kepadaku sambil menunjuk ke arah Indah.

Aku langsung menoleh ke arah Indah dan melihatnya masih berdiri mematung sambil menunduk. Tubuhnya terlihat gemetar dalam tangisannya yang tersedu-sedu. Sejak mendengar perkataan Yollie, Indah sudah tidak kuasa lagi menahan air matanya.

Aku berdiri dan perlahan berjalan menghampirinya. Kemudian aku memeluk Indah dari belakang. Bibirku mengecup pundaknya sekali lalu berbisik lirih,

“Mbak-mbakmu udah nyuruh kamu duduk tuh.. Kamu masih berani ngelawan?”, ujarku penuh kelembutan kepadanya.

Indah melepaskan tanganku yang merangkulnya. Lalu ia membalik badannya dan langsung memelukku. Wajahnya dibenamkan ke dadaku. Tangisannya langsung pecah.

“Mass.. huuuu.. hiks”

Aku membelai rambut Indah yang halus dan membiarkannya meluapkan semua emosinya di dalam pelukanku.

Setelah kurasakan tangisan Indah mereda, aku berkata,

“Shh.. shh.. Udah jangan nangis lagi.. duduk lagi yuk. Kamu gak mau ngucapin terima kasih sama kakak-kakakmu?”

Indah pun perlahan mengangkat wajahnya dan melepaskan pelukannya. Aku memegang pipinya seraya menghapus sisa-sisa air matanya. Lalu sesaat kemudian, Indah secara bergantian menghampiri dan memeluk Lia, Vera, Yollie lalu Azizah.

Aku pun berjalan kembali untuk duduk di sofaku. Kulirik sesaat ke arah mas Teguh yang tersenyum lebar. Ia terlihat ikut senang dengan kebahagiaan yang kurasakan saat ini.

Setelah aku duduk, beberapa saat kemudian aku berkata,

“Aku sangat berterima kasih pada kalian. Sungguh aku tidak menyangka kalian akan memutuskan seperti ini. Saat ini aku merasa menjadi orang yang paling beruntung dan paling bahagia di dunia”, kataku sambil melihat satu-satu ke arah kelima wanitaku.

Lalu aku mengarahkan pandanganku menuju Indah dan berujar,

“Indah.. Mas tetap akan menyuruhmu untuk mengambil tawaran beasiswa itu. Mas mau kamu bersungguh-sungguh berusaha menggapai cita-cita dan mimpimu..”, kataku padanya yang dibalas Indah dengan mengangguk. Kemudian aku berkata kepada keempat wanitaku yang lain,

“Begitu juga dengan kalian. Aku mengizinkan kalau kalian memiliki passion atau mimpi. Aku akan selalu mendukung passion kalian itu sepenuhnya. Aku lebih menyukai wanita yang memiliki kesibukan masing-masing, diluar dari tanggung jawabnya sebagai seorang istri”, kataku.

Setelah mendengarkan perkataanku itu, aku melihat Azizah seperti ingin mengutarakan sesuatu. Namun ia terlihat masih ragu atau malu untuk mengatakannya. Aku bertanya dengan lembut kepadanya,

“Apa kamu punya mimpi yang mau kamu raih, sayang?”, tanyaku sambil menatapnya.

“Ehmm.. Dari dulu Zizah pengen punya usaha butik baju muslimah. Tapi mas Nuha gak izinin…”, jawabnya dengan suara pelan.

“Eh? Mbak juga punya passion di fashion juga? Boleh Vera ikut bantu gak mba? Aku juga dari dulu pernah kepikiran pengen punya usaha seperti itu. Nanti modalnya tinggal kita minta ke mas Reza. Ya kan mas?”, tanya Vera terlihat sangat antusias.

“Iya”, jawabku sambil tersenyum.

Lia juga tiba-tiba menyahut,

“Aku punya teman yang punya bisnis seperti ini juga. Mungkin kapan-kapan…….”

..

Kalau para wanita sudah mengobrol dan menggosip seperti ini, entah kenapa pikiranku langsung blank. Aku tidak berniat ikut dalam obrolan mereka dan menyenderkan punggungku ke sandaran sofa sambil menutup mataku.

Kejadian hari ini sama sekali tidak bisa kuduga. Emosiku dibuat naik turun dan bergoyang ke kiri dan ke kanan bak sedang menaiki roller coaster. Yang jelas aku sangat bersyukur, semuanya benar-benar terjadi di luar ekspektasiku, dan berakhir dengan baik..



….

….

….
 
Prelude dl ya gans, biar alurnya tetap mengalir..
Tadinya sih awalnya ane pengen bikin chapter ini jd chaper terakhir Indah punya peran di season 2 ini. Jadi Lia ga setuju dgn hub Indah dan Reza. Akhirnya reza ngejalanin rencananya. Ingatan kelima wanitanya dirubah sama Reza. Tapi trus Reza akhirnya kena hukum sama sistem gara2 melepaskan budaknya..

Dan berhubung votenya kemarin para pemirsa pada pengen ngeliat terjadi fivesome, jd harus diubah seprti ini plotnya. Ya 2-2 nya sama2 ok sih.. yg plot ini happy ending semua berarti.. Ada yg berniat nulis ss di ch selanjutnya??

😁😁
 
Hmm... akhirnya Indah g jadi dilepas nih om? Tapi cuma buat di Dream aja ya jadinya hehehe.
Ga sabar nunggu adegan brutal sekaligus sadis dan kejam balas dendam Reza cs di HK nih hehehe
 
makasih updatenya om...

setelah liat update terakhir yg akan terjadinya plot 5some, ini jadi flashback ke tahun 2018 dengan cerita LIR om nf4, cuma bedanya disini ada system mungkin om ts terinspirasi dari manhwa solo leveling.. :pandaketawa: :pandaketawa:

.
.
.
cuma mau nungguin arc HK apakah ada drama yg bisa nguras emosi pembaca, karena setelah beberapa rentetan kejadian rudy zhao di negeriny reza pasti di HK sedang chaos petinggi2nya, terlebih hanya vera yang akan ikut ke HK, sedangkan 4 lainnya tidak ikut
apalagi reza belum tau kekuatan tempur musuh mungkin level boss,atau bisa berhadapan dengan level wakil master dulu sebelum bertarung dengan level boss, hanya om ts yang tau alur ceritanya wkwk:haha::haha:

mungkin agak banyak masukin bumbu drama sih di arc HK, saya lupa sih di chapter sebelumnya si reza udah pernah ngabaikan system apa belum yang bisa memberikan effect punishment atau konsekuensi akibat pilihannya atau mengabaikan system...

segitu dulu om mungkin kebanyakan ya coret coretnya wkkwk...

makasih sekali lagi buat updatenya dan semangat!!!! @Cikouna
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd