Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Up Up Up hari Jumat pagi,, nunggu update malem nya sambil baca koran
 
hari jumat menunggu update an,
moga update nya banyak, ga se upil upil
 
Chap 06


819e17543663572.jpg

Nakula Andreas


3f23a0534401800.jpg

Nadya Clara Navista


POV CLARA

“Hei lo mau bawa gw kemana. stop...stop? Lo pinggirin mobilnya, nggak!” teriakku.


Dia langsung menepikan mobilku. “ Silahkan kalau kamu mau berhenti disini, biar aku lanjutkan sendiri ketempat itu, lumayanlah 500 meter lagi dengan jalan kaki ” katanya yang sudah membuka pintu mobil.


“O ya. hampir lupa! aku ingin mengatakan daerah ini sudah sangat jauh dari kota. Kamu bisa lihat sisi kanan kirimu hanya perkebunan dan hutan kecil. Apa kmu tidak takut untuk mengemudi sendirian ke kota.” kata dia sambil menatapku tajam.

Huh... tidak ada pilihan lagi, selain mengikuti i cowo gendut mesum ini. Aku nggak mau nyetir mobil sendirian ke kota di jam malam kayak gini.

“Iya iya gue ngikut lo!” kataku pasrah.

“Nah gitu kan enak. Kamu duduk manis tidak usah banyak komentar.” ujarnya sambil memerintah seenak udelnya.


“iya....lo fokus nyupir aja, gak usah bawel!”


Mobil kembali melaju menembus pekatnya malam. Sekitar 10menit melewati jalan tanjakan panjang dan lurus, kami sampai di daerah yang berbukit. Deru angin berhembus cukup kencang, suasananya tidak dingin namun sejuk. Dia keluar dari mobil, berjalan menatap lurus ke depan.


“Keluarlah, kau akan menyesal tidak melihat ini.” ujarnya sedikit memaksa.


Seenaknya sendiri dia memerintahku. Dengan perasaan dongkol aku terpaksa turun mengikutinya.

Oh my good, amazing? ” umpatku.

Aku bisa melihat view lampu kota yang menyala terang dari ketinggian. Ditambah lagi dengan kelap-kelip bintang-bintang di angkasa yang terlihat banyak dan jelas. Perfect. Kombinasi sempurna, pemandangan alam yang indah dan aku belum pernah melihat ini sebelumnya. Jika pemandangan lampu kota saja aku sudah sering melihatnya ketika sedang melakukan penerbangan, tetapi tidak dengan kombinasi seperti ini.
Tempat ini begitu sunyi dan tenang, angin berhembus pelan membuat hatiku begitu damai.

“Gimana indah bukan?” timpalnya.

“Iya, ini keren banget, perfect.” aku duduk dengan tangan memeluk kedua lututku.


“Disinilah aku mencari ketenangan diri, dan kamu orang kedua yang ku beri tahu tempat ini selain Sandra. Ditempat ini aku bisa melihat indahnya malam yang dipenuhi bintang kumintang.” imbuhnya penuh arti.


“Rasanya begitu damai hati gw yang tadi sempat panas langsung adem.” manik mataku melirik kearahnya. Terlihat jelas wajah kebingungannya.

“ Hatimu panas!” dia menatapku.

“Ya, sedari kemarin dan sampai sekarang, gw harus memendam rasa kesal sama lo?” tukasku sedikit jengkel.


“Harusnya kamu nggak usah pendam, to the point?” jawabnya santai.

“Ogah gw ngomong sama lo!” kataku.


“Ya ya ya. aku juga percuma ngotot sama orang kekeh dengan gengsinya yang selangit. Apalagi dia terlihat seperti orang yang lagi banyak masalah?” sindirnya.


“Gimana lo tau, kalau gw lagi banyak masalah? ” tanyaku dengan muka penasaran mencoba menerka-nerka perkataannya.

“Terlihat dari matamu, tidak terlihat sedikitpun wajah bersahabat semenjak kita pertama kali bertemu.” katanya santai.


“Sotoy” dia malah tertawa terbahak-bahak.

“Apa yang lucu”, tawanya seperti mengejekku. Padahal aku menanyakan hal yang kuanggap dia bisa merasakan apa yang tengah kurasakan saat ini. Hatiku jadi makin dongkol dengannya.


Sorry” dia duduk di sebelahku. “Aku tidak bermaksud mentertawakanmu , sebenarnya aku hanya ingin berbagi rasa bersamamu, tidak lebih” lirihnya nyaris tak terdengar. Mungkin dia ragu dan takut denganku.


Aku hanya mengangguk. “Benar adanya, apa yang lo maksudkan itu!” kataku hampir putus asa.

Aku menghembuskan nafasku dalam-dalam, entahlah apa yang dipikirkannya, setelah aku jujur tentang apa yang sedang sedang aku rasakan saat ini.

“gw kehilangan banyak waktu karena pekerjaan gw sebagai pramugari, jadwal terbang gw padat, gw bahkan jarang ketemuan sama pacar dan imbasnya dia selingkuh dengan salah satu teman kantornya di Singapura. Bahkan dia menuduhku. Seolah-olah semua itu salahku dan dia terpaksa mencari hati yang mau mengerti dan menerima dia.” aku pejamkan mataku untuk menahan agar air mataku tidak menetes.


Kurasakan punggungku seperti ada yang mengusap-usap lembut. Tak ada penolakan, maupun ucapan yang keluar dari mulutku. Karena aku yakin dia bisa mengerti bahasa tubuhku, apa yang dibutuhkan saat ini. Aku merasa pria didekatku ini sangat berbeda dari laki-laki yang pernah kukenal. Walau secara fisik sebenarnya cukup tampan, ideal tidak gemuk-gemuk banget. Dia terlihat begitu perhatian dan lembut, aku juga tidak menyangka dia seorang workaholic tapi sangat piawai urusan memasak, masakannya enak tidak kalah dengan yang ada resto.


Tidak heran kalo Sandra begitu betah nginap di apartementnya. Sandra yang kukenal paling anti makan banyak-banyak dan menjaga ketat dietnya namun sekarang tidak ada pantang lagi untuk memakan masakan pria disampingku ini.

“Akhhh...kok gue jdi muji-muji nih cowok? Akh.. nggak-nggak, gw masih jengkel, belum bisa maafin dia yang mesum. Baru juga kenal dia kemarin masa aku udah langsung move on. Sama mantanku aja butuh proses lama untuk bisa jadian. Please hapus ingatan tentang pria ini” gumamku lirih



------------


Sudah hampir 15 menit kami saling terdiam, menikmati pemandangan indah di depanku.

“Makasih, udah mengajak aku kesini. Ini hal indah yang belum pernah aku lihat” kataku untuk memecahkan keheningan.


“Iya, aku juga senang bisa berbagi denganmu” aku hanya mengangguk.

“Yang terpenting bagiku sekarang, kamu bisa melupakan mantan kekasihmu, jadikan semua itu pelajaran Clar! Jangan pernah menyalahkan dirimu sendiri. Mungkin takdir tidak berpihak pada kalian.” tuturnya sambil terus mengusap lembut punggungku.


Hemm... kata-katanya cukup dewasa dan bijak juga, tapi menurut cerita dari Sandra kemarin, Andre ini sangat polos, belum pernah mengenal apa itu cinta. Tapi kata-katanya itu-! “ah biarlah, mungkin hanya kebetulan saja”. Batinku.


”Satu hal yang perlu kamu ingat Clar? Kamu harus menemukan apa yang membuat kamu dapat menangis karena cinta, Clar. Sebab jika kamu belum menemukan itu, kamu belum benar-benar mencintainya.” imbuhnya dengan nadanya yang terdengar begitu serius.


Aku terkejut mendengar ucapannya itu seakan dia benar-benar tahu semua tentang percintaan.

“Apa maksud lo itu?” aku terbelalak menatap manik matanya yang hitam itu.
Mengisyaratkan tanda penasaranku.

“Cinta sarat akan makna yang mendalam Clar? Jika kamu belum mencintainya setulus hatimu? Suatu saatnya nanti ketika dia mengecewakanmu yg akan terjadi adalah kamu akan merasakan sakit hati tetapi sesudahnya seperti tidak terjadi apa-apa. Dan di dalam hatimu akan hanya ada kebencian dan emosi yang tidak terkontrol atas perbuatannya, bukan begitu Clar, seperti yang sedang kamu rasakan saat ini? bukan kesedihan kehilangan.” Ujarnya panjang lebar.

“Cinta yang sesungguhnya, seperti cinta yang ingin kamu rasakan itu adalah cinta yang hanya memiliki sebuah ingatan atau sesuatu yang tidak bisa dilupakan bagi dia maupun kamu Clar ” tambahnya lagi.

Aku hanya diam tanpa bisa membalas lagi penuturannya. Dia sepertinya lebih tau banyak tentang cinta, daripada aku.
Apa Sandra berbohong tentang dia, yang katanya tidak pernah menjalin hubungan cinta dengan wanita manapun.

“Entahlah, saat ini aku merasakan nyaman berada didekatnya tapi aku tidak mau terlalu buru-buru mengartikan perasaan ku terhadap lelaki ini. Mungkin ini hanya ‘care’ aja tidak lebih. Aku ingin menikmati kesendirianku saat ini. Dan aku juga tidak yakin jika dia suka denganku. Aku rasa cowok manapun jengah jika di jutekin apalagi di kasari olehku, pasti tidak akan nyaman, mungkin akan lebih memilih selingkuh dengan wanita lain. Tetapi aku heran dengan pria disampingku ini, walau aku kasar dan jutek masih kekeh, santai menanggapinya. “ Cowok aneh” pikirku.


“Sejuknya malam ini ya ndre?” aku memejamkan mataku.

“Iya, Clar?” balasnya singkat.


Tiba-tiba aku merasakan daging yang lembut menempel di bibirku. Aku terkejut saat membuka mata, Andre menciumku. Kedua tangannya berada ditengkuk kepalaku sekarang.


Ini ciuman sangat hangat, aku merindukan ciuman semacam ini, aku mulai terbuai dengan ciumannya. Ciumannya itu sangat lembut dan penuh perasaan. “ah tidak , aku bisa jatuh cinta dengannya!” batinku terus bergejolak.


“Ndre...” aku mulai memejamkan mataku meresapi ciumannya itu. Aku mulai membuka mulutku untuk memberikan jalan untuk lidahnya masuk ke dalam rongga mulutku.

Oouuuhhh....nnddreee....

Aku mulai menikmati ciumannya itu, tanpa canggung kedua tanganku memeluk tengkuk kepalanya. Ciuman ini membuatku semakin terlena, ciuman semakin panas dan lama. Kesadaranku kembali, aku langsung melepaskan bibirnya, kalau tidak aku bisa makin terbakar nafsuku oleh ciumannya. Dia mengambil nafas pelan masih menatapku tapi aku nggak berani ngeliat matanya itu.


Apa maksud dia menciumku? Apa dia menyukainyaku? No...no, mungkin hanya terbawa suasana. Tapi, sepertinya dia sangat lihai dalam berciuman. Apa Andre hanya alim di depan Sandra sedang dibelakangnya dia memiliki seorang wanita. Uhh sangat sakit jika benar, berarti ciuman yang kurasa hanya permainannya.
Apa dia mengingat ciumannya ya?
Ah bodo amat yang penting aku bisa merasakan ciumannya.” batinku terus bergejolak mempertanyakan semua apa yang terjadi dan yang telah diperbuatnya padaku.

“Ahh.. otak gue kok jadi kepikiran tentang dia terus. Nggak...nggak... Lo mesti jaga gengsi lo?” umpatku lagi


“Aku ingin pulang” pintaku sambil menundukkan kepala.

“Eh... iya Clar!” jawabnya lirih dan mengangguk pelan kepalanya.


********
POV ANDREAS


Jalanan malam ini sudah sangat sepi, bahkan para pedagang kaki lima di pinggir jalan sudah bersiap-siap merapikan dagangannya. Jam di tanganku sudah menunjukkan pukul 01.30 dini hari. Cukup lumayan lama di bukit itu.


“Dia tertidur begitu tenang dan sangat nyenyak sekali, hanya terdengar dengkuran halusnya” desisku.

Aku kembali mengingat kejadian pertemuanku dengannya sungguh tak disangka, sepertinya Tuhan sedang merencanakan sesuatu padaku. Aku bahkan tak menyangka juga, jika pertolongan yang kuberikan pada seorang wanita paruh baya membawaku, pada kepingan puzzle. Kemarin aku bertemu anaknya sedang sebelumnya aku menolong mamanya. Duniaku terasa sempit?


Mampukah aku menjaga dan mencintainya. Apa aku bisa menepati janji yang diberikan Tante Meri untuk menjaga gadis cantik ini?

Kembali ku teringat ciumanku dengan ciumannya tadi, seperti oase di padang tandus begitu nikmat dan melegakan dahagaku. Sangat beda sekali ciumannya dengan ciumanku ke Tante Meri. Sepertinya aku merasakan ada perasaan yang berbeda di dalam benak jiwaku, sudah sekian lama tidak pernah aku rasa.

“Apa aku mulai jatuh cinta pada dia?”


Aku terlihat canggung tadi , tidak berani menatap matanya. Jantungku berdetak lebih kencang saat masih di bukit itu. Ciuman dia juga masih terasa, bibirnya begitu lembut, lidah kami saling beradu didalam mulut kami benar-benar ‘good kisser’.


********

Tak berapa lama mobil yang ku kemudikan tiba di ruang pelataran parkir basement apartementku.


“Uhh...gimana ini dia tertidur pulas? Nggak mungkin dong ku bawa pulang bolak-balik kerumahnya.” gumamku

“Ah bodo...mending kuangkat pelan-pelan aja! Biar kugendong sampai lantai atas apartementku” aku sedikit tergopoh-gopoh saat menaiki anak tangga lantai ini. Ternyata tubuhnya berat juga, tapi tak apa mumpung ada kesempatan menggendongnya. Bila dipikir aku juga sudah melihatnya ‘naked’ dan malam ini aku sungguh beruntung dapat mencium bibir si wanita iblis ini. Pikiran kotorku muncul ketika menelanjangi lekuk-lekuk tubuhnya yang sedang ku gendong dari depan.

“Ah, tidak aku sudah berjanji untuk menjaganya baik-baik, walau dia tak menyukaiku” teriakku dalam hati.


Kutidurkan tubuh Clara di kamar pribadiku yg berada di dalam apartemen milikku. Biar aku mengalah untuknya, aku aka tidur di sofa. Untuk kamar satunya lagi, kubiarkan kosong. Siapa tau besok Sandra udah pulang dari Bandung.

Sebelum beranjak aku masih menatap wajah cantik milik Clara dan nyelimuti badannya! Sungguh disayangkan mengapa kamu begitu galak dan bengis Clar? Aku memandangi wajahnya dengan jarak yang cukup dekat hanya 30 cm. Aku merasakan kalau dia mulai menggeliat.


“akhhhhhh” teriaknya keras. Aku langsung menutup cupingku.

“Duh, bisa nggak sih! Kamu nggak teriak-teriak gitu?” aku masih memegang telingaku, sedang dia menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.


“Hei gw dimana? Lo mau apa? Lo pengen perkosa gw ya?” ungkapnya dengan berbagai pertanyaan.


“Barusan tuh. Aku cuma nyelimuti badan kamu Clar. Nggak ngapa-ngapain kok?” kataku sedikit neurvous.


“ Alesan aja lo, pasti lo bohong? Ngaku deh” katanya seolah apa yang di tuduhkannya benar.


“Terserah, aku mau tidur udah ngantuk. Mending kamu tidur ini sudah mau pagi. Aku butuh istirahat besok sudah mesti ke kantor lagi.” jawabku sedikit sinis. “Aku nggak mau berdebat.” aku melangkah keluar kamar tanpa peduli dengan dia yang terus ngedumel.


“Dasar cewek aneh” gumamku lirih ketika sudah asik tidur-tiduran di sofa ruang TV. Mataku sudah benar-benar sayu dan ngantuk berat. Aku tak bisa menahan lebih lama lagi.


**********


“Hangat sangat hangat. Uhh... seperti ada yang membelai lembut wajahku? Apa aku bermimpi?” kataku dalam hati, dengan mata yang masih terpejam dan perlahan mulai mengerjapkan mataku. aku terkejut melihat siapa sosok yang membangunkanku.

“Hahh....!!!”



[Next chap]>>>>
 
Terakhir diubah:
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd