Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.
Chap 03


819e17543663572.jpg

Nakula Andreas


3f23a0534401800.jpg

Nadya Clara Navista


008a4d534401793.jpg

Tante Meriska

Aku tertawa dalam hati melihat ekspresi paniknya, sebelum aku keluar dari kamar mandi. Apalagi aku telah melihat tubuh polosnya itu. Uh... payudaranya bulet menonjol, tubuhnya begitu seksi, serta vaginanya ditumbuhi bulu-bulu halus dan terawat.

“Ah...sial! Ko aku jadi berfikir mesum seperti ini. Tidak-tidak aku masih jngkel dengannya.”


“ARRGH..” tak terasa aku membayangkan tubuh seksi dan indahnya si Clara sampai kebablasan udah jam setengah tujuh. Aku mesti segera siap-siap berangkat ke kantor, Sandra belum bangun dari tidurnya, dan si cewek gila masih lama pula mandinya. Terpaksa mandi coboy, cukup cuci muka dan membasahi sedikit rambutku, biar bisa di beri minyak rambut. Tak lupa kusemprot parfum BVLGARI Bonia Cristal, eh itu prfum cewe. Ah bodo, mungkin parfum si Sandra yang tertinggal di kamarku. Yang terpenting terlihat fresh dan harum.


Setelah siap aku pergi begitu saja, tanpa pamit pada mereka yang asik dengan dunianya. Bahkan pagi ini aku tidak menyiapkan sarapan untuk Sandra.


“Semoga Sandra mengerti alasanku nanti!”

======


Tak terasa begitu cepat hari sudah sore dan cukup melelahkan. Aku duduk di halte untuk menunggu bus, halte ini tidak jauh dari gedung kantorku berada. Aku ingin segera cepat pulang. Perutku kempes, cacing diperutku sudah meronta-ronta minta diisi dengan makanan.


Bu Liana sungguh tidak bisa membuatku beristirahat hari ini. Aku harus melewatkan jam makan siangku, hanya demi mengejar laporan yang belum kubuat kemarin malam. Ini gara-gara cewek yang bernama Clara itu.


Aku tidak tahu sehabis dari kamar apartemenku, ia pergi kemana. Jika Sandra mungkin setadi pagi pasti sudah berangkat ke kota kembang Bandung.


Setelah insiden di kamar mandi itu pikiran dan otakku jadi mesum gini setiap melihat cewek-cewek. Saat ngerjain tugas laporan, aku tidak bisa konsentrasi akhirnya laporan sempat berantakan. Bu Liana sempat juga mengomel-ngomel kesal dan membuatku meminta maaf berulang-ulang hingga kupingku panas mendengarkannya. Dan aku harus lembur untuk menyelesaikannya. Namun bayanganku masih teringat tubuh polos si Clara.

Kakinya yang jenjang, pahanya yang mulus putih tanpa ada cacat sedikitpun dan pantatnya yang bulat dan montok,uhh..! Bodinya sangat seksi menggoda bak gitar spanyol, tubuhnya sungguh indah dan sempurna untuk ukuran cewek sepertinya dan sangat cocok dengannya yang berprofesi sebagai seorang pramugari.

“Ah. Shith! Kenapa bayangan kotor semacam itu terus terngiang di pikiranku.”


Melihat keindahan seperti itu adalah sebuah keberuntungan bagiku. Tubuh Clara sungguh menggairahkan. Apalagi vaginanya begitu merah dan rapet, masih perawan dan dihiasi bulu-bulu halus di sekitar gundukan vaginanya.
” uhh... membuatku ingin merasakannya”
“sial... kontolku jadi mengeras bayangin tubuh sintal si Clara.”


kruk...krukk...krukk’... Suara perutku saling bersahutan sampai terdengar. Aku sudah sangat lapar, mana bus belum ada yang datang, lengkap sudah penderitaanku.


Tinnnn... Tinnnn....

Suara Klakson mobil mengagetkanku. Mobil sedan hitam berhenti tepat didepan halte tempatku duduk. Kaca pintu mobil belakangnya terbuka.


“Hei apa kamu masih mengingatku?” sahutnya.


Seorang wanita paruh baya sangat cantik berbicara, sepertinya di tujukan ke arahku. Karena tidak ada orang lain lagi selain aku sendiri.

“Eemm...siapa ya? Sok kenal ni ibu-ibu.” gumamku.


“Masih ingat denganku, kita pernah bertemu di supermarket ” ujarnya.

“Haduh!” supermarket yang mana. Kan supermarket di Jakarta yang pernah ku kunjungi banyak ” batinku. Aku tidak bisa berfikir sesuatu secara jelas kalau sedang kelaparan seperti ini.


“Kamu yang memberikan saya daging tempo hari itu.” katanya mencoba mengingatkanku.


“Oww yang daging! Iya, saya baru ingat. Maaf saya hampir tidak mengingatnya, Bu?”


“Kamu mau kemana?” senyumnya melebar menatapku dan terlihat barisan gigi putihnya yang rapi.


“Saya mau pulang ,ini sedang menunggu bus!” kataku santai.

“masuklah biar aku yang akan mengantarmu pulang.” pintanya.


“Ti..tidak, usah Bu! Saya sudah terbiasa naik bus, Bu?” jawabku.


“Sudahhh.... Ayo masuk!” paksanya dan aku tidak bisa mengelak lagi permintaannya.


Sopir ibu itu membukakan pintu mobil belakang untukku. Aku dengan malu-malu masuk dan duduk tepat disebelah ibu itu. Wanita paruh baya yang berada di sampingku kira-kira berumur 45 tahun namun masih terlihat masih sangat muda seperti wanita berumur 28 tahun. Tubuhnya terlihat sintal, montok dan payudaranya membusung besar sepertinya dia sangat merawat penampilan dan tubuhnya.


“Apa kabarnya ibu?” tanyaku mencoba memecahkan keheningan di dalam mobil. Ibu itu merapatkan duduknya dan memeluk tangan kiriku payudara yang besarnya terasa kenyel menekan tanganku.


“Kabar saya baik, beberapa hari ini saya mencarimu untuk membayar daging itu”


“Tidak usah Bu, saya ikhlas kok?”. timpalku.


“Kamu jangan panggil aku sebutan ibu, berasa tua banget ya saya! Panggil aja tante Merisska atau tante Meri.” dia mencubit pipiku dengan gemas dan menciumi bahuku. Sedikit risih tapi hangat, saat dia membuka lenganku dan tubuhnya kini bersandar di dadaku.

“Peluk tante ” bisiknya sambil mendesah.

“I-iya...bu! Eh..ee...maaf maksudnya tante.

Akhirnya aku memeluknya, tangan kiriku memeluk pinggangnya yang ramping. Sedang dia merebahkan kepalanya di dalam dadaku, seraya kedua tangannya memeluk tubuhku.

“ Nama kamu siapa?”

“ Nama saya Nakula Andreas panggil aja Andre, tant? ” jawabku.


“Emm... Ndre, biar tante bayar dagingnya waktu itu ya, tante tidak ingin berhutang.” katanya


“Tidak usah tante sekali lagi saya ikhlas. Kalau anak tante senang saya juga senang. Pasti masakan Tante lezat ” kataku.


“Kamu bisa aja ndre! By the way, kamu setelah ini ada acara?” tanya Tante Meri.

“Tidak ada, tant ?”


“Kalau begitu kamu ikut tante ke rumah. Kebetulan tante sebelum menemui kamu disana, Tante sempat memasak banyak, tapi belum selesai. Mau kan kamu makan malam bareng tante dan anak gadis tante. Itung-itung sebagai penggantinya membayar daging itu” tuturnya.


“Tidak perlu repot-repot tante,” elakku padahal mau aja, perutku juga sudah sangat lapar tapi ini hanya sekedar basa-basi aja.


No...no..! Kamu harus ikut tante. Tante juga ingin memberikan sesuatu yang spesial untuk kamu ndre?” bisiknya


Aku enggak bisa menolaknya lagi, kulihat si sopir dari sepion di tengah. Dia tersenyum renyah melihat majikannya tertidur di pelukanku.

“Kenapa mas, senyum-senyum?” tanyaku pelan pada si sopir

“ Senang aja lihat Nyonya Meri, begitu bahagia sekarang? Sepertinya Nyonya Meri merasa nyaman dekat dengan aden?”

“Saya tidak tahu mas!”

Setelah 30 menit perjalanan mobil pun berhenti didepan sebuah rumah mewah dengan desain gaya Victoria, dengan halaman luas,rumahnya sejuk karena banyak bunga-bunga dan tanaman hijau.

“Tant, kita sudah sampai.” tegurku. Dia terbangun kemudian keluar dari mobilnya.

Aku berjalan mengikuti dibelakang Tante Meri, aku hanya menengguk ludah saat melihat geolan pantatnya yang bulet padat itu bergoyang-goyang seirama dengan langkah kakinya.
“uhh... jadi tegang ini kontolku.” kataku membatin.

Aku terpana ketika sudah masuk kedalam rumahnya yang tersusun rapi . Dan aku diantaranya menuju ruang makan.

“Wah rumah tante sangat besar dan indah.”
Maaf kalau boleh tau tante tinggal disini berapa orang?” sambungku lagi.


“Terim kasih ndre? Tante tinggal sendiri bersama seorang pembantu dan sopir. Anak Tante dia sering tugas keluar negeri, dia juga memiliki apartement di luar negeri, jadi dia jarang sekali untuk pulang. Sekalinya pulang itu jika mendapatkan liburan panjang dari pihak maskapai ” jawabnya.


“Ngomong-ngomong suami tante mana ya ,,maaf kalau saya lancang?”


“ Suami tante sudah lama meninggal, saat anak tante masih duduk di bangku ” katanya mata indahnya sedikit berkaca-kaca.


“ Maaf tante, bukan bermaksud menyinggung perasaan tante.”


“Ah...tidak juga kok, ndre! santai hehehe.”
Kulihat tangannya sedang menyeka air mata yang hendak keluar.


“Ndre sini, ayo bantu tante" teriaknya pelan aku mengangguk menyetujui.


Tas ransel dan tas slempanga yang berisi laptopku, kutaruh di sisi sofa ruang tengah.


“Lah kemana pembantu, tant?”

“oh, dia sedang cuti beberapa minggu, kata dia anaknya di kampung sedang sakit. Ya terpaksa tante mengurus semuanya sendiri.” ujarnya sambil memasak.


“Sekarang kan ada Andre tant, yang bakal ngebantuin nih, hehehe?” kataku sambil terkekeh.


“ Memangnya kamu bisa memasak?” tantnya tante Meri.


“Wehh...bisa dong tant, jangan meremehkan cowok. Cowok juga harus pintar memasak, contohnya aku.” kataku sambil menyombongkan diri. Kami berdua cepat sekali akrab, dia seperti ibuku,yang supel, periang, pintar memasak dan seksi lagi. Akhirnya aku membantunya memasak beberapa olahan daging yang akan dihidangkan. Sedangkan tante mengolah sayuran menjadi aneka tumis-tumisan.

“Umm...baunya harum sekali tercium sampai di luar” suara seorang wanita cantik masuk kedalam dapur, aku menundukkan kepalaku.


“Nak! ini lho cowok yang mamah ceritakan waktu itu, yang menolong mamah.” Tante Meri berjalan mendekati gadis itu yang ternyata adalah anaknya.


“Oh... Terimakasih atas bantuannya, mamahku memang kadang suka pelupa” ujar gadis itu sambil mencubit pipi milik ibunya.


“ Ndre bisa kau lanjutkan sendiri memasaknya” kata Tante Meri sedikit berteriak.

“I..iya Tante.”

“Tunggu... Mamah bilang tadi sebut siapa dia?”

“Andre, Nakula Andreas tepatnya,itu namanya nak?” jawab tante Meri.

“ah..shit! Heii...cowok gendut?” serunya.

Aku baru tersadar , sedari tadi aku mendengar suaranya seperti mengenalinya. Dan tanpa menyapa terlebih dahulu, dia yang menegurku dahulu,dengan tatapan tak bersahabat.


“Apes aku ketemu elo lagi dan sekarang menjadi pahlawan kesiangan buat nyokapku.” anak ini sedari kemarin malam mulutnya pedes banget, pengen aku sumpelin cabe sekilo.


“Clara.”

“Mah...” dia menghampiri ibunya kembali dan memeluknya.

“Hemm... jadi si Clara anaknya Tante Meri. Dunia seakan sempit, ibunya bagai seorang Dewi, dan anaknya seperti putri iblis.” gumamku dalam hati.

“Kamu mengenal Andre, Clara?” tanya Tante Meri pada anaknya itu. Clara memandangiku tajam seperti seekor elang yang hendak menerkam mangsanya.


“iya mah dia temannya Sandra?”

“Oh.. jadi kamu temen sekantornya Sandra, ya ndre?”

“Bukan mah, dia itu..!”

“Iya saya temennya Sandra dan kami juga tetanggaan di apartemennya.” kataku memotong pembicaraan si Clara.


Masakan yang tadi aku masak kuhidangkan di atas meja. Tante Meri berada diseberang tepat di depanku dan Clara tepat berada disebelahku.

“wah..enak sekali mah ” Clara tiba-tiba menimpali masakan yang kubuat.

“ Andre sangat pintar memasak, harusnya kamu sebagai seorang wanita juga harus bisa memasak jangan mau kalah dengan laki-laki seperti Andre!” ujar tante Meri menimpali.


“ini sangat asin dan pedas.”kata Clara lagi.

Aku dan Tante Meri mencoba satu gigitan,rasanya pas malah sangat enak dan tekstur dagingnya juga empuknya pas. Aku dan Tante Meri melirik ke arah Clara sepertinya dia menikmati masakanku. “Kurang asem nih cewek, cari gegara aja.” umpatku.


“Kalau menurutmu asin dan pedas biar untukku saja” aku mengambil separuh masakan yang berada di depan si Clara.


“Eits...daging itu milikku” cegahnya.

“ Katanya tidak enak?” protesku.

“Aku kan tidak bilang kalau ini tidak enak, hanya asin dan pedas.” ujarnya beralibi. Tante Meri hanya tertawa renyah melihat pertengkaran kami.


“Kalian sangat cocok dan serasi” ucap Tante Meri pada kami.

“Ogah, jadi pasangan dia, mah?” gumam Clara.

”Kamu tinggal dekat dengan sandra,ndre?”

“ Tetangga-an tante.”

“Apa kamu dan Sandra berpacaran.” tanya dia lagi makin kepo.

“ Saya dan Sandra hanya berteman saja Tante?” kataku.

“Jadi kamu sudah punya pacar?”

“Saya belum punya pacar?”

“Mamah kepo deh!” Clara menimpali.


“Bagus. Bagaimana kalau kalian berdua yang berpacaran.” ujarnya santai.

Huk...hukkk.... Aku tersedak mendengar perkataan Tante Meri barusan.

“No...no! Emang ini jaman Siti Nurbaya main jodoh- jodohin aja. Aku berpacaran sama cowok gendut, enggak deh.” Clara terus menggerutu.

“Clara... tidak boleh bilang kayak begitu, Andre orangnya baik kok! Kali aja kalian berjodoh.” tante Meri membelaku.

“Kayak enggak ada cowok lain aja?” gumamnya.

”Sabar ndre, sabar! ngadepin si cewe mulut iblis ini.” umpatku membatin.
Dasar cewek gila. Aku tak merespon percakapan mereka hanya fokus menghabiskan makanan ku.


========


Setelah acara makan malam selesai, aku dan Tante Meri berkumpul di ruang tengah lebih tepatnya ruang tv. Sedang Clara beranjak menuju ke kamarnya yang berada di lantai atas.


Sambil menikmati acara di TV, kami juga bercerita dan bercanda. Tanpa sadar kedekatan kami berdua itu seperti sepasang kekasih. Tante Meri juga tidak merasa risih bermanja-manja denganku, seperti meja di dalam mobil tadi. Bahkan ia tidak sungkan lagi duduk di pangkuanku dan aku memeluknya dari belakang.


“ Kenapa waktu cepat sekali, padahal aku masih ingin mengobrol denganmu lebih lama lagi denganmu ndre? Tante merasa nyaman berada di pelukanmu, kehadiranmu juga merindukan akan belaian kasih sayang seorang laki-laki.” tuturnya. Sambil memandangi wajahku dan kedua tangannya ia sandarkan di kedua bahuku.


“ah... tante bisa saja!” kataku sedikit gugup, ini kali pertamanya aku bermesraan dengan seorang wanita.


“Ndre ”. Tante Meri menatap tajam ke arahku, tubuhnya makin condong ke depan jarak kami begitu dekat.
Entah siapa yang dulu memulai, bibir kami menempel. Kami mulai saling berpanggutan, aku mulai menghisap dan menggigit kecil bibir bagian bawahnya dan kami berdua juga saling bertukar air saliva kami.


“ahh... Slurrrrrpph...cplakk....

Suara desahan dan decapan bibir kami saling melumat dan menghisap. Ini french kiss pertama ku, sungguh nikmat dan tidak bisa dijelaskan dengan kata-kata.
Aku melepaskan panggutan bibir kami, bahkan bibir sensual Tante Meri masih mencari bibirku. Aku mengelus lembut pipinya, wajahnya begitu sayu karena sudah begitu sangat terangsang.

“ Ndre, kita pindah ke kamar Tante.”

“Tapi tant...”

“ Clara pasti sudah tidur , sayang!”

“Eh...

“Malam ini tante milikmu, hayu tante udah tidak tahan lagi...”



[Bersambung]
 
Terakhir diubah:
wah...nyoba rasa indukan dulu kayaknya...baru lanjut ke anaknya...ahahahahaha
 
Tante mau comblangin ke anaknya tapi ditest dulu.....
 
mulai ada asiknya...dan jd pacaran asik ma tante meri nih...sekaligus dicomblangin ke clara...wkek...bikin andre jg dpt dandra...liana jg hu...sukur tambsh cewek lain..
 
Duh.. Kalo ketahuan sama clara tambah berabe tuch..
Bakalan tambah pedes omongan nya..
Tolak aja ndre, atau seret ke hotel..
Cari aman aja dech..
 
Mesti dipantau terus nih...titip tiker dulu
 
Wah kental sekali percakapannya bukan gaya melayu kita ya suhu, so ane tebak ini cerita dari novel terjemahan luar negeri..mulustrasinya si cowok gak pas juga dgn anak golongan miskin dari batam ..hanya sedikit kripik jika berkenan
 
Wah kental sekali percakapannya bukan gaya melayu kita ya suhu, so ane tebak ini cerita dari novel terjemahan luar negeri..mulustrasinya si cowok gak pas juga dgn anak golongan miskin dari batam ..hanya sedikit kripik jika berkenan

Untuk percakapan saya menggunakan bahasa Indonesia umum aja suhu. Saya orang Jawa Medan suhu. Orang tua (ibu) asli batam, saya sama sekali blum bisa paham bahasa Melayu sepenuhnya. Kalau bahasa yg biasa saya pakai bahasa Jawa Medan. Bukan Jawa pada umumnya.

Ini cerita murni karya saya sendiri. Kalau sebuah novel luar negeri itu terlihat bahasanya lebih lugas, novel luar negeri itu juga butuh editing bahasa dan alurnya juga suhu, makan waktu lama. Cerita saya ini masih masih butuh bimbingan suhu sekalian. Saya saja masih bingung mau menentukan alurnya seperti apa kedepannya nanti.

Dan suhu bisa baca sendiri ketikan saya masih amburadul bahasa nya.

Mulustrasi miskin tpi foto ganteng bebaskan suhu.
Mulustrasi orang kaya foto jelek bebaskan suhu.

Terimakasih masukannya suhu kepada tulisan saya yg masih jauh dari kata bagus...
Kalian semua luar biasa.
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd