Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Sebuah Kesalahan__ versi BHyunjin

Sebuah Kesalahan 2



MEE3CX_t.jpg

Aku yang tak sampai hati pun mengejar pak sitor yang sudah berada di luar rumah. Saat berada di luar aku rasakan angin berhembus sangat kencang, hujan sangat deras dan petir menyambar nyamar di daerah itu
" pak hujannya deres banget... Mending nunggu dirumah dulu sampai hujannya reda" ajak ku
" ngga usah dek reni bapak pulang aja... Ngga enak malem2 dirumah ini" ucap pak sitor
" ngga apa2 kok pak.... Aku khawatir bapak kenapa napa kalau pulang sekarang" ajak ku pada pak sitor. Akhirnya pak sitor pun masuk lagi ke rumah, namun aku baru sadar ternyata baju pak sitor sudah basah oleh air hujan tadi.

Aku pun masuk ke kamar untuk mengambil baju ganti untuk pak sitor. Aku ambil kan kaos dan celana pendek yang biasanya dipakai bang Ikhsan jika kesini
" ini pak baju ganti buat bapak.... Itu baju bapak basah... Nanti masuk angin" ucap ku pada pak sitor
" terimakasih dek reni......" ucap pak sitor kemudian ia masuk ke kamar mandi untuk ganti pakaian. Aku pun melanjutkan kegiatan ku mencuci piring. Sesat kemudian saat sedang mencuci piring tiba2

Duaarrrrrrr..............

Suara petir begitu kencang dan padamnya listrik mengagetkan ku saat itu yang membuat gelas yang aku cuci terlepas dan pecah. Tanpa sadar tanganku meraih pecahan gelas yang tajam itu dan menggores tanganku cukup dalam. Bebrapa saat kemudian munculah pak sitor sambil membawa korek api sebagai penerangan. Pak Sitor bertanya dimana letak lilin dirumah ini, aku pun menunjukan nya diatas lemari ruang tengah.

Kondisi malam itu terasa cukup menyeramkan dimana didalam rumah terasa singup dan sesak, sedangkan diluar rumah terjadi hujan yang sangat deras diikuti angin kencang serta petir yang menyambar nyamar daerah itu. Selesai menyalakan lilin pak sitor pun pamit untuk pulang
" dek reni.... Ini lilin nya" sambil memberikan lilin ysng akan aku pasang di kamarku. Saat aku hendak mengambil lilin itu tiba-tiba, pak tanba menarik tanganku. Aku pun kaget dan coba meronta. Tapi pak sitor menahan tanganku. Lalu
" dek reni... Ini tangan nya kok bisa berdarah?" ucap pak sitor
Aku pun baru sadar ternyata tanganku berdarah saat mengambil gelas pecah tadi.
" duduk dulu dik reni... Biar bapak obati" ucap pak sitor menyuruh ku untuk duduk disofa rumah dinas ku.

Bebrapa saat kemudian pak tanba datang kembali dengan kotak p3k ku yang memang aku taruh didekat pintu masuk. Pak Sitor kemudian langsung mengobati lukaku dan bilang padaku untuk berhati hati dan jangan sampai melukai diriku sendiri karena aku adalah orang yang berharga, begitulah kata pak sitor yang aku tak tau apa maksudnya itu. Selesai mengobati lukaku aku pun masuk ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku masih mendengar suara hujan menggebu gebu dari luar. Aku tau jika hujan deras masih terjadi diluar, setelah selesai gosok gigi, dll. Aku pun keluar kamar mandi dan melihat pak sitor sedang duduk melamun di sofa

Karena situasi di luar masih hujan deras, aku pun berjalan ke arah pak sitor, Lalu aku tawarkan agar ia tidur saja disini tepatnya di ruang tamuku saja. Akhirnya meskipun tadi tidak mau pada akhirnya karena terpaksa ia menerima tawaranku. Aku pun masuk ke kamar dan mencari beberapa barang yang bisa dipakai pak sitor untuk tifur, aku pun memberinya sebuah bantal dan selimut karena cuaca sangat dingin saat itu. Apalagi ia tidur di ruang tengah. Setelah itu aku pun masuk ke kamar tidurku untuk mencoba tidur malam ini

Setelah menyelimuti tubuhku sendiri aku berusaha untuk tidur namun ternyata tidak bisa. Ada rasa khawatir yang tidak aku ketahui sebab petir berbunyi begitu kerasnya hingga akhirnya karena masih belum bisa tidur aku putuskan ke ruang tamu saja. Hitung-hitung memancing kantuk dengan ngobrol bareng Pak Sitor. Rasa khawatirku jadi berkurang sebab aku merasa ada yang melindungi.

Sesampainya di ruang tamu, aku kaget lihat Pak Sitor masih berbaring namun matanya belum tidur. Ia pun Juga kaget, disangkanya aku telah tidur. Aku lalu duduk di depannya dan bilang nggak bisa tidur.
" lho dek reni belum tidur?" tanya pak sitor
" saya ngga bisa tidur pak..... Apalagi lihat hujan deras diluar"! Jawabku, kulihat pak sitor hanya senyum sendiri
Ia cuma tersenyum dan bilang mungkin aku ingat suamiku. Padahal saat itu aku masih sebal dengan kelakuan suamiku. Tanpa sengaja kucurahkan kekesalanku. Pak Sitor dengan kemampuan komunikasi yang tinggi berhasil membuatku mengatakan masalah keluarga yang kualalami dengan bang Ikhsan.

Dengan cara bijaksana dan kebapakan ia menasehati aku yang belum merasakan asam garam perkawinan. Ia menceritakan pengalaman hidupnya selama 60 tahun ini, ia pun menceritakan tentang istri dan anak anaknya. Aku pun hanya terdiam mendengarkan tutur kata pak sitor dengan seksama. Saat sedang larut dalam kisah hidup pak sitor didalam suasana temaram cahaya lampu saat itu aku tidak menyadari kapan Pak Sitor yang sebelumnya duduk dihadapan ku kini pindah kesampingku. Sesaat kemudian pak sitor menarik tanganku dan menggengam jari ku, Aku kurang tahu kenapa aku membiarkannya meraih jemariku yang masih melingkar cincin berlian perkawinanku kemudian ia mulai meremasi jariku dengan jarinya dengan erat, lalu entah mengapa aku biarkan saat ia merebahkan kepalaku didadanya yang meski kurus namun terlihat bidang dan terasa kokoh itu

Untuk beberapa saat aku merasa pikiran ku tenang, terlindungi dan merasa ada yang menampung beban pikiranku selama ini. Saat aku dalam kondisi yang sangat rapuh tiba-tiba Pak Sitor pun membelai rambutku dengan halus seolah aku adalah istrinya. Sesaat kemudian ia dekatkan wajahnya ke kepala ku, lalu Bibirnya pun terus bergerak ke balik telingaku dan menghembuskan nafasnya yang hangat. Aku nyaman, terlena, kemudian saat aku mulai terbawa suasana dan membiarkannya berbuat seperti itu. Perlahan ia lalu mulai menciumi telingaku dengan sangat halus yang membuat bulu kuduk ku berdiri semuanya. Aku yang seharusnya menghentikan pak sitor berbuat seperti ini justru terlihat ikut dalam arus yang dibawa pria 60 tahun itu.

Aku sudah seperti orang yang terhipnotis. Entah mengapa aku terhipnotis oleh apa yang dilakukan pak sitor pada diriku. Aku sudah seperti tak peduli bahwa yang mencumbuku saat itu adalah orang lain yang bukan suamiku. Mungkin aku telah salah langkah dan salah menilai orang. Aku yang selama ini menilai pak sitor adalah sosok pria baik yang sering membantu ku, bahkan sosok itu sudah kuanggap ayahku sendiri selama dipulau itu, kini justru terlihat Jelas bahwa Pak Sitor sama sekali tak merasa sungkan memperlakukanku seperti itu. Segala tindakan yang ia lakukan Seolah-olah ia telah menyimpan hasrat yang mendalam terhadap diriku selama ini, sebuah hasrat seorang pria dewasa yang sudah lama tidak mendapat kehangatan seorang wanita kini sudah menantiku didalam diri pak sitor.

Malam ini adalah kesempatan yang telah ditunggu-tunggunya untuk menuntaskan hasrat itu pada tubuhku . Anehnya, aku seperti tak kuasa menahan sepak terjangnya. Pak sitor mulai menciumi dan menjilati balik telingaku, ciumannya kini sudah berpindah di tengkuk bagian samping ku, dengan perlahan ia mulai menciumi daerah sensitif di tubuhku. Padahal yang pantas berbuat itu terhadapku hanyalah suamiku tercinta. Namun mengapa aku malah cenderung membiarkan pria tua itu mengerayangi ku seperti itu. Sepertinya tubuhku telah tertutup nafsu, begitupun mata hatiku juga sudah tertutup nafsu birahi yang mulai melanda ku serta gairahku sebagai wanita dewasa yang sudah ditinggal suami ber bulan bulan yang juga menuntut pelampiasan dari seorang pria dewasa, tak berapa lama Pak Sitor menghentikan aksinya di leher ku setelah ia meninggalkan bebrapa bekas cupangan bibir nya di leher ku.

Ia lalu meraih wajahku dan memandang nya, saat itu kami pun saling bertatapan satu sama lain. Kemudian ia langsung bergerak cepat dan mencium kening ku, sebuah ciuman hangat yang cukup lama. Aku yang seharusnya memberontak justru malah membiarkan pria itu melakukan nya, justru hati dan pikiran ku terasa hangat dan tenang, ciumannya pun berpindah kini ke pipi ku, baik kanan maupun kiri ia cium keduanya perlahan. Setelah menciumi pipi ku pak sitor kembali memandangi ku, aku pun sudah paham hal apa yang akan terjadi setelah ini..
" dek reni..... Alangkah cantiknya dirimu.... Terimakasih dek" ucap pak sitor, saat kepala nya mulai mendekati wajahku secara spontan aku menutup kedua mataku dan bibir Oak Sitor pun sudah menempel erat di bibirku, bebrapa saat kemudian ia mulsi mengulum bibirku cukup lama. Aku yang masih memjamkan mata mencoba sekuat tenaga menutup mulutku. Namun dengan pengalaman nya ia mulai kembali merangsang i ku dengan menciumi balik telinga ku, sontak aku pun membuka mulutku dan langsung tanpa ampun pak sitor menyumpal mulutku dengan mulutnya. Lidahnya mulai mengejar Lidahku didalam mulutku, hingga kedua lidah kami terlibat pertikaian panas di dalam mulutku. Saat itu aku merasakan rasa dan bau tak enak dari mulut pak sitor, aku yakin jika ia adalah seorang perokok berat.

Sesaat kemudian ciuman kami semakin panas dan menggebu tak kalah dengan deras nya hujan diluar rumah. Liur kami sudah menetes di pipiku, pak sitor melepas ciumannya dan menjilati sisa liur yang menetes di pipiku itu, kemudian ia lumat lagi bibirku dengan rakusnya. Kemudian ia tiba-tiba mengangkat tubuhku dan membopong nya sambil posisi mulut kami masih menyatu. Aku pun melingkarkan tangan ku di leher pria yang lebih tua dari ayahku itu.

Aku lalu dibimbingnya ke kamar tidur dan direbahkannya di ranjang yang biasa aku gunakan untuk bercinta dengan suamiku, namun ironis nya kini yang berada di sini, di sampingku, bukanlah suamiku melainkan seorang laki-laki tukang ojek yang lebih tua dari ayahku yang notabene tidak pantas untukku. Aku telah terlarut dalam gairah yang menghentak dan butuh sebuah pelampiasan untuk mengobati seluruh gairah nafsu dalam tubuhku.

Aku tahu dan sangat paham jika akan terjadi sesuatu yang TERLARANG yang akan terjadi di antara kami berdua malam ini. Namun pikiran pikiran Itulah yang justru menyihirku. dan entah bagaimana caranya, membuat aku ingin memasrahkan tubuhku pada laki-laki tua ini. Dan aku yakin jika saat pak sitor kembali menatap mataku ini ia tahu apa yang ku inginkan saat ini.

Pak Sitor kemudian melepaskan ciumannya dan berjalan menutup pintu kamar dan menguncinya dari dalam. Sedangkan lilin yang tadi dinyalakan di luar telah ia matikan tadi sambil membopong diriku. Aku pun hanya bisa diam saja menanti apa yang akan diperbuatnya padaku. Aku yang seorang yang sangat menjaga kehormatan wanita, seorang wanita yang sangat menjaga pernikahan ku, agama ku, dan norma norma masyarakat yang diajarkan kekuarga ku, Sekarang semua itu musnah oleh keangkuhanku sendiri. Aku sudah terbaring tak berdaya di ranjang kamar ku bersama seorang pria tukang ojek parubaya yang bahkan lebih tua dari ayahku itu.

Bibir pak sitor kembali memcumbui bibirku sedangkan tangan2 tua Pak Sitor mulai melepaskan pakaianku satu persatu, mulai dari piyama lalu celana panjang dan akhirnya bra dan celana dalam kremku semua telah lepas dan terlempar ke bawah lantai. Aku hanya bisa memejamkan mataku sambil menikmati ciuman panas pak sitor . Aku pun semakin buta oleh nafsuku yang mulai menggebu-gebu merasuki jiwa dan tubuhku. Bahkan seakan terlihat jika aku tak sabar menanti tindakan Pak Sitor kepadaku selanjutnya.

Selesai menelanjangi aku, sambil terus berciuman dengan panas pak sitor pun mulai melepaskan pakaiannya hingga lapis terakhir. Seluruh pakaian yang kami kenakan kini sudah berserakan di lantai. Aku berdebar-debar karena kini kami sudah sama-sama bugil. Kuperhatikan tubuhnya yang hitam dan kurus itu. Meskipun sudah berusia 60 tahun namun pak sitor mempunyai tubuh yang kekar meski terlihat kurus jika dari luar . Pak Sitor pun juga memiliki gambar tattoo tengkorak di lengannya, yang aku yakin dia bukanlah orang baik2 di masa muda dulu.

Setelah kami sama-sama telanjang, Aku tersentak ketika Ia mulai memelukku dan menciumiku, mulai dari leher, ia tinggalkan bebrapa cupangan di leher dan tengkuk ku, kemudian beralih ke belahan dadaku, pak sitor mulai meremasinya dengan kasar. Rabaan tangannya yang kasar membuatku tak hanya kesakitan, melainkan juga terangsang. Tindakan yang dilakukan pak sitor amat sangat berbeda dengan suamiku, Suamiku jika merabaiku cukup hati-hati, namun pak sitor merabai ku dengan sangat jantan dan kasar. Hal ini menunjukan wajah asli Pak Sitor yang keras wataknya. Dari tindakan yang ia lakukan tampaknya ia sudah lama tidak berhubungan badan dengan wanita, mungkin setelah meninggalnya sang istri, maka akulah yang menjadi sarana pelampiasan nafsunya.

Aku merasa tak kuasa melawan bahkan melakukan apa pun atas tindakannya. Spontan air mataku terasa menetes karena tersirat penyesalan telah menodai perkawinanku, namun percuma saja. Sekarang semuanya sudah terlambat. Pak Sitor semakin asyik dengan tindakannya. Kini pak sitor mulai menyusu di payudara bulat ku, ia tak henti henti nya menghisap i dadaku baik yang kanan atau kiri semua sudah menjadi merah2 karena memang hisapannya yang kasar. Kini Tiap jengkal tubuhku dijamahnya tanpa terlewatkan seinci pun, pak sitor bergerak dari dadaku, lidahnya Melata dan menjilati seluruh bagian tubuhku tanpa terkecuali.

Kekuatan dan kejantanan Pak Sitor telah menguasai diriku.
Lalu mulutnya turun ke selangkanganku. Ia sibakkan kedua kakiku yang putih bersih itu. Di situ lidahnya bermain menjilati klitorisku. Lidah nya terus mengobok obok liang vagina ku, diikuti dengan sedotan nya di bibir vagina ku. Kepalaku miring ke kiri dan ke kanan menahan gejolak yang melandaku, Rasa gatal luar biasa menerpa bagian selangkangan ku. Peganganku hanya kain sprei yang aku tarik karena desakan itu. Kedua kakiku pun menerjang dan menghentak tidak tahan atas gairah yang melandaku. Sementara itu pak sitor masih asyik bermain di liang kemaluan ku.

Beberapa menit kemudian tubuhku mulai mengejang, tanganku meremas sprei kasur ku, dan kakiku menjepit kepala pak sitor di selangkangan ku, dan akhirnya aku mengalami orgasme pertama ku dan mulut pak sitor langsung menelan air orgasmeku itu. Badanku lemas tak bertenaga, mataku pun terpejam menikmati orgasme pertama ku ini. Hanya bebrapa menit nafsu ku kembali dibangkitkan oleh Pak Sitor, ia dengan liarnya meciumi balik telingaku, memcumbui bibirku hingga liang kembali bergerak ke Liang kehormatanku. Di sana jarinya ia masukkan dan mulai mengacak-acak liang kewanitaanku lalu mempermainkan celahnya.

Aku semakin sadar dan paham jika Pak Sitor telah lama merencanakan hal ini. Bisa jadi sudah telah lama ia berobsesi untuk meniduriku karena sama sekali tak nampak keraguan dalam seluruh tindakannya yang sedang mencabuliku ini. Berarti ia memang telah berencana melanggar amanat suamiku untuk menjaga ku dan menjadi pelindung ku dari apapun, dan ia malah sekarang mencoba menguasaiku. Akupun akhirnya orgasme untuk yang kedua kalinya oleh tangan Pak Sitor. Pak Sitor lalu mencabut jemari nya dari vagina ku, dan ia pun menuju kearah ku. Ia jilati jarinya itu tepat dihadapan ku
" dek reni.... Pipis nya gurih banget.... Bapak suka" ucap pak sitor, lalu kembali membungkam mulutku dengan mulutnya

Badanku kini sudah basah oleh keringat kami berdua. Aku benar-benar merasa lemas karena orgasme dua kali tadi. Masih sambil memcumbui dadaku, kemudian Pak Sitor lalu minta izin padaku untuk memasukkan penisnya ke lubang kehormatanku.
" dek reni.... Bapak boleh masukin kontol bapak?"
" bapak pengen kawinin dek reni sekarang....."
" bapak bakal tanggung jawab" ucap pak sitor

" pak... Janganhhhh... Pakkkhhh"
" ini semua salahhh... Pakkkhhh" ucap ku yang tentunya menggeleng dan tidak setuju, sebab aku tahu konsekuensinya. Jika aku perbolehkan batang pak sitor memasuki vagina ku, maka nanti Liang kehormatanku akan tercemar oleh cairan sprema laki-laki lain yang bukan suamiku. Aku merasa terlalu jauh berkhianat pada suamiku jika aku membiarkan pak sitor memasuki ku.

" baik dek reni.... Kalau ngga boleh ngga apa2" ucapnya dengan nada kecewa, ia pun mau menerima keputusan ku. Akan tetapi, aku bisa melihat ada rasa kecewa di matanya. Aku bisa bayangkan dirinya yang telah terobsesi untuk menyenggamaiku sejak lama, namun saat sudah dalam posisi seperti ini malah rencana nya gagal, aku tau pak sitor amatlah kecewa. Dalam temaran cahaya dari lilin ku lihat penis jumbo hitam dan tak disunat miliknya telah siap memasuki Liang kehormatan ku jika aku izinkan. Jika ku perhatikan lebih seksama kemaluan pak sitor panjangnya jauh melebihi milik suamiku dan agak bengkok dengan diameter yang melebar. Mungkin jika ku taksir sekitar 25cm atau lebih dengan warna hitam, dikelilingi bulu2 yang tak terurus dan bagian kepalanya terlihat kulup yang menandakan ia memang tidak disunat..

Masih dalam posisi menciumi wajah ku, Pak Sitor minta aku untuk membantunya klimaks dengan mengulum penisnya.
" dek reni.... Tolong bantu bapak... Sekali ini saja" ucapnya memelas
" bantu apa pak...??" tanyaku pada pak sitor
" tolong bantu bapak crot sekali aja........" ucapnya dengan tegas
" maksudnya gimana pak...??? Aku ngga mau kalau pakai penetrasi" ucap ku marah
" bantu pakai mulut dek reni aja..... SEPONGIN KONTOL BAPAK" ucap pak sitor sambil berharap
Aku kembali menggeleng karena aku dan suamiku selama ini tidak pernah melakukan oral sex baik suami kepadaku dan juga sebaliknya meskipun kami selalu menjaga kebersihan wilayah sensitif kami. Selain itu aku yakin pak sitor tidak pernah menjaga kebersihan bagian kemaluannya, aku pun jelas menolaknya. Namun Pak Sitor terus memohon padaku sebab ia merasa tersiksa karena belum klimaks.

" dek reni.... Tolong bapak sekali ini ajjjaaa..... " ucap pak sitor dengan putus asa.
Akhirnya dengan pertimbangan kebaikan yang sudah dilakukan pak sitor selama aku disini aku pun setuju untuk membantu nya
" baik pak.... Tapi pelan2 ya... Reni belum pernah " ucapku sambil menatap matanya, ekspresi pak sitor lamgsung berubah, yang awalnya Murung kini nampak bahagia
" Terimakasih..... Terimakasih... Dek reni" ucap pak sitor. Lalu aku beranikan diri mengulumnya. Perlahan aku menyentuh batang kemaluan pak sitor yang raksasa itu, bahkan genggaman tangan ku tak bisa menggengam batang kemaluan pak sitor dengan sepenuhnya. Aku pun merasakan getaran aneh saat menyentuh batang berurat itu. Dengan sedikit jijik aku buka mulutku, namun tidak muat seluruhnya dan hanya sampai batangnya saja. Mulutku serasa mau robek karena besarnya penis Pak Sitor. Baru beberapa kali kulum aku serasa mual dan mau muntah oleh aroma kelamin Pak Sitor itu. Aku maklum saja karena ia kurang bersih dan seperti kebiasaan laki-laki asal Kota M, baunya benar-benar menjijikkan, bau pesing bercampur busuk itu benar-benar membuat ku hampir muntah, apalagi penisnya tidak ia sunat hingga membuatnya agak kotor. Setelah bebrapa kuluman aku pun menyerah.
" pak tolong.... Reni ngga sanggup" ucap ku padanya.

Aku heran meski sudah aku kulum Pak Sitor ini sampai sekian lama kok tidak juga klimaks. Aku salut akan staminanya walau sudah tua tapi masih sangat kuat, sangat berbeda dengan Suamiku. Aku juga salut atas sikapnya yang menghargai wanita dengan tidak memaksakan kehendak. Padahal dalam keadaan seperti ini, aku bisa saja dipaksanya dan ia Bisa langsung memperkosa ku tanpa ampun. namun tidak ia lakukan. Aku pun kemudian merasa bersalah pada diriku dan ingin membantunya saat itu juga. Karena pak sitor sudah memberiku 2x orgasme yang sudah cukup lama aku tak rasakan.

Di dalam pikiranku berperang antara birahi dan moral yang harus kujunjung. Akhirnya, kupikir karena sudah terlanjur basah. Di samping itu, aku tidak ingin menambah masalah antara aku dan Pak Sitor. Jika aku larang terus nantinya Pak Sitor bisa saja memperkosaku. Seorang laki-laki yang telah berbirahi di ubun-ubun sering bertindak nekad dan lagi pula aku sendirian dirumah itu, bisa saja pak sitor memperkosa dan membunuh ku nantinya.... Akhirnya aku pun mengambil keputusan yang sangat berat

" Pak Sitor......."

END PART 2
..............................
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd